Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

I. Latar Belakang
Sekitar 28,5% penderita stroke di Indonesia meninggal dunia. Penelitian menunjukkan,
stroke menyerang pria 30% lebih tinggi katimbang wanita.Ya mungkin menurut anda penyakit
stroke adalah penyakit yang di alami oleh orang tua, akan tetapi fakta di Amerika Serikat sekitar
15 ribu pria di bawah usia 45 tahun yang terkena stroke.
Stroke adalah kerusakan jaringan otak yang dikarenakan berkurangnya atau terhentinya
suplai darah secara tiba-tiba. Jaringan otak yang mengalami hal ini akan mati dan tidak dapat
berfungsi lagi. Kadang pula stroke disebut CVA (cerbrovascular accident). Orang awam
cenderung menganggap stroke sebagai penyakit. Sebaliknya, para dokter justru menyebutnya
sebagai gejala klinis yang muncul akibat pembuluh darah jantung (cardiovascular) yang
bermasalah,penyakit jantung,atau keduanya secara bersamaan.
Stroke merupakan masalah bagi negara-negara berkembang. Di dunia penyakit stroke
meningkat seiring dengan modernisasi. Di Amerika Serikat, stroke menjadi penyebab kematian
yang ketiga setelah penyakit jantung dan kanker. Diperkirakan ada 700.000 kasus stroke di
Amerika Serikat setiap tahunnya, dan 200.000 diantaranya dengan serangan berulang. Menurut
WHO, ada 15 juta populasi terserang stroke setiap tahun di seluruh dunia dan terbanyak adalah
usia tua dengan kematian rata-rata setiap 10 tahun antara 55 dan 85 tahun. (Goldstein,dkk 2006;
Kollen,dkk 2006; Lyoyd-Jones dkk,2009).
Jumlah penderita stroke di Indonesia kini kian meningkat dari tahun ke tahun. Stroke
merupakan penyakit nomor tiga yang mematikan setelah jantung dan kanker. Disamping itu,
stroke juga merupakan penyebab kecatatan. Sehingga keadaan tersebut menempatkan stroke
sebagai masalah kesehatan yang serius.
Rendahnya kesadaran akan faktor risiko stroke, kurang dikenalinya gejala stroke, belum
optimalnya pelayanan stroke dan ketaatan terhadap program terapi untuk pencegahan stroke
ulang yang rendah merupakan permasalahan yang muncul pada pelayanan stroke di Indonesia.
Keempat hal tersebut berkontribusi terhadap peningkatan kejadian stroke baru, tingginya angka
kematian akibat stroke, dan tingginya kejadian stroke ulang di Indonesia (Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia, 2008).

1
II. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat diidentifikasikan masalah sebagai
berikut :
A. Apa itu stroke?
B. Apa saja klasifikasi dari stroke?
C. Apa penyebab stroke?
D. Bagaimana patofisiologi dari stroke?
E. Bagaimana tanda dan gejala penderita stroke?
F. Bagaimana cara mendiagnosa stroke?
G. Apa saja komplikasi yang bias terjadi pada penderita stroke?
H. Bagaimana cara menangani stroke?
I. Bagaimana tips agar terhindar dari bahaya stroke?

III. Tujuan
Makalah ini di susun untuk memberikan pengetahuan kepada pembaca tentang penyakit stroke
agar dapat mengenalinya dan cara menangani penyakit stroke.

IV. Manfaat
Makalah ini diharapkan dapat memberi manfaat khususnya memberi pengetahuan kepada
pembaca mengenai penyakit stroke dan cara menanganinya.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

I. Pengertian Stroke
Menurut WHO stroke adalah adanya tanda-tanda klinik yang berkembang cepat akibat
gangguan fungsi otak fokal (atau global) dengan gejala-gejala yang berlangsung selama 24 jam
atau lebih yang menyebabkan kematian tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain vaskuler.
Stroke merupakan gangguan sirkulasi serebral dan merupakan satu gangguan neurologik
pokal yang dapat timbul sekunder dari suatu proses patologik pada pembuluh darah serebral
misalnya trombosis, embolus, ruptura dinding pembuluh atau penyakit vaskuler dasar, misalnya
arterosklerosis arteritis trauma aneurisma dan kelainan perkembangan (Price, 1995).

II. Klasifikasi Stroke


Secara garis besar, stroke dibagi menjadi 2 yaitu :
A. Stroke bukan karena pendarahan (Non Haemorragic/ Iskemik)
Pada Stroke Iskemik, aliran darah ke otak terhenti karena atheroklerosis (penumpukan
kolesterol pada dinding pembuluh darah) atau bekuan darah yang telah menyumbat suatu
pembuluh darah ke otak. Hampir sebagian besar pasien atau sebesar 83% mengalami
stroke jenis ini. Stroke Hemoragik yaitu penyakit stroke yang terjadi oleh karena pecahnya
pembuluh darah di otak terdiri dari perdarahan intraserebral, perdarahan subarakhnoid.
B. Stroke karena pendarahan (Haemorragic)
Pada stroke haemorragic pembuluh darah pecah sehingga menghambat aliran darah yang
normal dan darah merembes kedalam suatu daerah diotak dan merusaknya. Hampir 70%
kasus stroke ini terjadi pada penderita hipertensi.
Stroke Iskemik yaitu penyakit stroke yang terjadi oleh karena suplai darah ke otak terhambat
atau berhenti. Terdiri dari: Transient Ischemic Attack (TIA), trombosis serebri, emboli serebri.

III. Etiologi
Penyebab utama dari stroke diurutkan dari yang paling penting adalah aterosklerosis
(trombosis), embolisme, hipertensi yang menimbulkan perdarahan intraserebral dan ruptur
aneurisme sakular. Stroke biasanya disertai satu atau beberapa penyakit lain seperti hipertensi,
penyakit jantung, peningkatan lemak dalam darah, diabetes mellitus atau penyakit vascular
perifer.

3
IV. Patofisiologi
Hipertensi kronik menyebabkan pembuluh arteriola yang berdiameter 100-400 cm,
mengalami perubahan patologik pada dinding pembuluh darah tersebut berupa hipohialinosis,
nekrosis fibrinoid serta timbulnya aneurisma tipe Bouchard. Arteriol-arteriol dari cabang-cabang
lentikulostriata, cabang tembus arterio talamus (talamo perforate arteries) dan cabang-cabang
paramedian arteria vertebro-basilaris mengalami perubahan-perubahan degenaratif yang sama.
kenaikan dalam jumlah yang secara mencolok dapat menginduksi pecahnya pembuluh darah
terutama pada pagi hari dan sore hari. Jika pembuluh darah tersebut pecah, maka perdarahan
dapat berlanjut sampai dengan 6 jam dan jika volumenya besar akan merusak struktur anatomi
otak dan menimbulkan gejala klinik.
Jika perdarahan yang timbul kecil ukurannya, maka massa darah hanya dapat merasuk dan
menyela di antara selaput akson massa putih tanpa merusaknya. Pada keadaan ini absorbsi
darah akan di ikuti oleh pulihnya fungsi-fungsi neurologi. Sedangkan pada perdarahan yang luas
terjadi destruksi massa otak, peninggian tekanan intrakranial dan yang lebih berat dapat
menyebabkan herniasi otak pada falk serebri atau lewat foramen magnum.

V. Tanda dan Gejala


Stoke menyebabkan defisit neurologik, bergantung pada lokasi lesi (pembuluh darah mana
yang tersumbat), ukuran area yang perfungsinya tidak adequat dan jumlah aliran darah kolateral.
Stroke akan meninggalkan gejala sisa karena fungsi otak tidak akan membaik sepenuhnya.
A. Kelumpuhan pada salah satu sisi tubuh (hemiparese atau hemiplegia)
B. Lumpuh pada salah satu sisi wajah “Bell’s Palsy”
C. Tonus otot lemah atau kaku
D. Menurun atau hilangnya rasa
E. Gangguan lapang pandang “Homonimus Hemianopsia”
F. Gangguan bahasa (Disatria: kesulitan dalam membentuk kata; afhasia atau disfasia:
bicara defeksif/kehilangan bicara)
G. Gangguan persepsi
H. Gangguan status mental

Sebagian kasus stroke bisa terjadi secara mendadak, sangat cepat, dan menyebabkan
kerusakan jaringan otak dalm beberapa menit (completed stroke). Kemudian stroke menjadi
bertambah buruk dalam beberapa jam sampai 1-2 hari akibat bertambah luasnya jaringan otak
yang mati (stroke in evolution). Perkembangan penyakit biasanya (tetapi tidak selalu) diselingi

4
dengan periode stabil, dimana perluasan jaringan yang mati berhenti sementara atau terjadi
beberapa perbaikan. Gejala stroke yang muncul pun tergantung dari bagian otak yang terkena.
Membaca isyarat stroke dapat dilakukan dengan mengamati beberapa gejala stroke berikut.

A. Kelemahan atau kelumpuhan lengan atau tungkai atau salah satu sisi tubuh.
B. Hilangnya sebagian penglihatan atau pendengaran.
C. Penglihatan ganda.
D. Pusing.
E. Bicara tidak jelas (rero)
F. Sulit memikirkan atau mengucapkan kata-kata yang tepat.
G. Tidak mampu mengenali bagian dari tubuh.
H. Pergerakan yang tidak biasa.
I. Hilangnya pengendalian terhadap kandung kemih
J. Ketidak keseimbangan dan terjatuh.
K. Pingsan.

Kelainan neurologis yang terjadi akibat serangan stroke bisa lebih berat atau lebih luas,
berhubungan dengan koma atau stupor dan sifatnya menetap. Selain itu, stroke bisa
menyebabkan depresi atau ketidakmampuan untuk mengendalikan emosi.

VI. Diagnosis stroke


Diagnose stroke biasanya ditegakkan berdasarkan perjalan penyakit dan hasil pemeriksaan
fisik. Pemeriksaan fisik dapat membantu menentukan lokasi kerusakan pada otak. Ada dua jenis
teknik pemeriksaan imaging (pencitraan) untuk mengevaluasi kasus stroke atau penyakit
pembuluh untuk mengevaluasi kasus stroke atau penyakit pembuluh darah otak
(Cerebrovascular Disease/CVD), yaitu Computed Temography (CT scan) dan Magnetic
Resonance Imaging (MRI).
Cara kerja CT scan adalah dengan menggunakan sinar-X. Sinar X adalah yang pertama
digunakan untuk melihat otak hidup. Walaupun beberapa detail kelihatan, sifat dasar otak secara
khusus menjadikannya bukan subjek yang bagus untuk sinar-X. CT scan ( computer
tomography) atau CAT scan mencakup pengambilan rentetan gambar sinar-X dari berbagai
sudut pandang, dan selanjutnya mengkombinasikannya menjadi potret tiga dimensi di komputer.
Gabar itu bisa ditampilkan dan dimanipulasikan di layar komputer.
Adapun cara kerja MRI (magnetic resonance imaging) adalah Anda menciptakan medan
magnet kuat yang beredar di seluruh tubuh orang itu dari kepala hingga ujung kaki. Ini

5
menyebabkan perputaran atom-atom hidrogen dalam tubuh orang itu menyejejerkan dengan
bidang tersebut. Selanjutnya, Anda mengirim sinyal radio pada frekuensi khusus yang
menyebabkan proton-proton hidrogen berputar ke arah yang berbeda. Ketika anda mematikan
sinyal radio, proton-protonitu akan kembali sejajar dengan medan magnet, dan melepaskan
energi ekstra yang mmereka terima dari sinyal radio. Energi itu diterima oleh kumparan yang
sama yang menghasilkan energi itu, yang kini berfungsi seperti antena tiga dimensi. Karena
jaringan yang berbeda memiliki jumlah hidrogen yang relatif berbeda di dalamnya, jaringan itu
memberi kepadatan sinyal energi yang berbeda, yang disusun komputer dalam gambar tiga
dimensi yang mendetail. Gambar ini hampir sama detailnya dengan sebuah foto anatomis.
CT scan diketahui sebagai pendeteksi imaging yang paling mudah, cepat dan relatif murah
untuk kasus stroke. Namun dalam beberapa hal, CT scan kurang sensitif dibanding dengan MRI,
misalnya pada kasus stroke hiperakut.
Untuk memperkuat diagnosis biasanya dilakukan pemeriksaan CT scan atau MRI. Kedua
pemeriksaan tersebut juga bisa membantu menentukan penyebab dari stroke, apakah
perdarahan atau tumor otak. Kadang dilakukan angiografi, yaitu penentuan susunan pembuluh
darah/getah bening melalui kapilaroskopi atau fluoroskopi.
Selain itu, dalam mendiagnosis stroke, dokter akan menanyakan gejala-gejala yang
dirasakan serta melakukan pemeriksaan fisik untuk mendapatkan diagnosa stroke. Selain itu
diperlukan pemeriksaan tambahan seperti:
A. Tes laboratorium darah untuk mendeteksi adanya masalah lain yang menghambat proses
pemulihan seperti penyakit ginjal, penyakit hati, diabetes, infeksi atau dehidrasi.
B. EKG ( Elektrokardiogram) untuk mengetahui apakah jantung masih bekerja dengan baik
atau tidak
C. Rontgen dada

VII. Komplikasi Stroke


Serangan stroke tidak berakhir dengan akibat pada otak saja. Gangguan emosional dan
fisik akibat terbaring lama tanpa bergerak di tempat tidur adalah bonus yang tak dapat di hindari.
A. Depresi
Inilah dampak yang paling menyulitkan penderita dan orang orang yang berada di
sekitarnya. Oleh karena keterbatasan akibat lumpuh, sulit berkomunikasi dan sebagainya,
penderita stroke sering mengalami depresi.

6
B. Darah Beku
Darah beku mudah terbentuk pada jaringan yang lumpuh terutama pada kaki sehingga
menyebabkan pembengakakan yang mengganggu. Selain itu, pembekuan darah juga dapat
terjadi pada arteri yang mengalirkan darah ke paru-paru sehingga penderita sulit bernafas
dalam beberapa kasus mengalami kematian.
C. Memar
Jika penderita stroke lumpuh, tidak maslah seberapa parah, penderita harus sering di
pindahkan dan di gerakkan secara teratur agaar bagian pinggul, panata, sendi kaki, dan
tumit tidak terluka akibat terhimpit alas tempat tidur. Nila luka luka tidak di rwat bisa terjadi
infeksi.
D. Otot mengerut dan sendi kaku
Kurang gerak dapat menyebabkan sendi menjadi kaku dan nyeri, jika otot otot betis
mengkerut, kaki terasa sakit ketika berdiri dengan tumit menyentuh lantai, Hal ini biasanay di
tangani oleh tenaga fisioterapy.
E. Pneumonia ( radang paru- paru )
Ketidakmampuan untuk bergerak setelah mengalami srtoke membuat pasien mungkin
mengalami kesulitan menelan dengan sempurna atau sering terbatu-batuk sehingga cairan
terkumpul di paru paru dan selanjutnya terjadi pnumonia.
F. Nyeri Pundak
Otot-otot di sekitar pundak yang mengontrol sendi-sendi pundak akan mudah cedera pada
waktu penderita diganti pakaiannya, di angkat, atau di tolong untuk berdiri. Untuk
mencegahnya, biasanya tangan yang terkulai di tahan dengan sebilah papan atau kain
khusus di kaitkan ke pundak, atau leher agar bertahan pada posisi yang benar. Jadi, bila
anada menolong penderita stroke untuk berdiri, Lakukan dengan cara yang benar agar tidak
membuat otot-otot dareah tersebut terbebani terlalu berat.
AKIBAT / DAMPAK STROKE
Akibat stroke di tentukan oleh bagian otak mana yang cerdera, tetapi perubahan-perubahan
yang terjadi setelah stroke, baik yang mempengaruhi bagian kanan atau kiri otak pada umumnya
adalah sebgai berikut :
A. Lumpuh
Kelumpuhan sebelah bagian tubuh ( hemiplegia ) adalah cacat yang paling umum akibat
stroke. Bila stroke menyerang bagian kiri otak, terjadi hemiplegia kanan. Kelumpuhan terjadi
dari wajah bagian kanan hingga kaki sebelah kanan termasuk tenggorokan dan lidah. Bila
dampaknya lebih ringan, biasanya yang terkena di rasakan tidak bertenaga ( hemiparesis

7
kanan ). Bila yang terserang bagian kanan otak, yang terjadi adalah hemiplegia kiri dan
yang lebih ringan di sebut HEMIPARESIS KIRI. Bagaimana pun, pasien stroke hemiplegia
atau hemiparesis akan mengalami kesulitan melaksanakan kegitan sehari- hari seperti
berjalan, berpakaian, dsb.. Ada juga pasien yang mengalami kesulitan untuk melakukan
makan dan menelan di sebut DISAFAGIA Karena bagian otak yang menegndalikan otot oto
yang telah rusak dan tidak berfungsi,
B. Perubahan Mental
Stroke tidak selalu membuat mental penderita menjadi merosot dan beberapa perubahan
biasanya bersifat sementara. Setelah stroke memang dapat terjadi gangguan pada daya
pikir , kesadaran, kosentrasi, kemampuan belajar dan fungsi intelektualnya lainnya. Semua
hal tersebut dengan sendirinya mempengaruhi penderita. Marah, sedih sering kali
menurunkan semanagt hidupnyasehingga muncul dampak emosional yang lebih
berbahaya. Ini terutama juga di sebabkan kini penderita kehilangan kemampuan tertentu
yang sebelumya fasih di lakukannnya misalnya :
1. Agnosia adalah kehilanagn kemampuan untuk menegnali orang atau benda
2. Anosonia adalah tidak mengenali bagian tubuhnya sendiri
3. Apraksia adalah tidak mampu melakukan suatu gerakan atau menyusun kalimat yang
di inginkannya. Bahkan kehilangan kemampuan untuk melaksanakan langkah-langkah
pemikiran dalam urutan yang benar
4. Distosi Spasial adalah tidak mampu mengukur jarak atau ruang yang ingin di
jangkaunya

C. Gangguan Komunikasi
Paling tidak sperempat dari semua pasien stroke mengalami gangguan komunikasi, yang
berhubungan dengan mendengar, berbicara, membaca dan bahkan isyarat dengan gerak
tangan. Ketidakberdayaan ini membingungkan orang yang merawatnya.
1. Disartia adalah melemahnya otot otot muka, lidah, dan tenggorokan yang membuat
sulit bicara, walaupun penderita memahami bahasa verbal maupun tulisan
2. Afasia adalah ada beberapa jenis Afasia...Afasia Ekspresif adalah kesulitan
menyapaikan pikiran melalui kata kata maupun tulisa. Afasia Global adalah yang di
sebabkan kerusakan di beberapa bagian terkait dengan fungsi bahasa.

8
D. Gangguan Emosional
Oleh karena umumnyapasien stroke tidak mampunmendiri sendiri, sebagian besar
mengalami kesulitan mengendalikan emosi. Penderita mudah merasa takut, gelisah, marah
dan sedih. Penderitaan yang sangat umum pada pasien adalah depresi .
E. Kehilangan indera perasa
Pasien strike mungkin kehilangan kemampuan indera yaitu rangsang sentuh atau jarak.
Cacat sensori dapat mengganggu kemapmpuan pasien mengenal benda yang di
pegangnya

VIII. Cara Menangani Stroke


Pertolongan Pertama pada Stroke
Mencegah lebih baik dari pada mengobati. Meskipun demikian, bila seseorang mengalami
gejala-gejala seperti yang telah disebutkan di atas, inilah beberapa tips yang barangkali dapat
menolong penderita sebelum sampai ke rumah sakit terdekat :
A. Bila penderita pingsan, atau mengorok, segera bawa ke rumah sakit terdekat. Saat dibawa
ke rumah sakit, perhatikan jalan nafas penderita agar tetap lancar. Misalnya, bila mulut atau
hidung penderita mengeluarkan busa, segera dibersihkan. Kadang-kadang penderita
muntah. Segera sisa muntahannya dibersihkan dari mulut maupun hidungnya, sambil posisi
tubuh berbaring tubuhnya dibuat miring. Hal ini penting untuk menghindarkan agar sisa
muntahannya tidak masuk ke jalan napas yang dapat mengakibatkan komplikasi infeksi
saluran nafas bahkan dapat menyumbat jalan nafas sehingga menyebabkan kematian.
B. Hindari memberi minuman atau makanan pada penderita yang pingsan, atau kesadarannya
tampak menurun dibanding dengan orang normal. Hal ini untuk mencegah air atau makanan
yang diberi tidak mengganggu jalan nafas penderita tersebut.
C. Bila penderita mengalami salah satu atau beberapa gejala seperti di sebutkan di atas,
namun penderit tetap sadar, penderita sebaiknya tetap dibawa ke rumah sakit. Agak
berbeda dengan penderita yang tidak sadar dapat dibawa dalam posisi atau berbaring,
tergantung kenyamanan penderita.
D. Sebaiknya tidak panik bila menemukan seseorang terserang stroke. Bila serangan stroke
cepat ditangani,kemungkinan hasilnya akan lebih baik daripada kita panik dan akhirnya tidak
melakukan apa-apa.
Orang yang mendapat serangan stroke, seluruh darah di tubuhnya akan mengalir dengan
sangat kencang menuju pembuluh darah di otak. Apabila pertolongan diberikan terlambat sedikit

9
saja, maka pembuluh darah pada otak tidak akan kuat menahan aliran darah yang mengalir
dengan deras dan akan segera pecah sedikit demi sedikit.
Biasanaya stroke hemorrhagic lebih berat kondisinya dibandingkan dengan stroke
infark/iskemik. Penangan pertama tergantung pada kondisi pertama kali kita temukan pada
penderita. Bila penderita sudah didapatkan dalam kondisi tidaka sadar bahkan sudah
mendengkur, maka tindakan pertama yang dilakukan :
A. Cek kesadaran, jika tidak sadar hubungi RS terdekat
B. Cek jalan nafas, bila sudah muncul dengkuran, segera terlentangkan penderita dan kepala
didongokkan (teknik angkat dagu dengan dahi) atau leher diganjal bantal kecil dan
sejenisnya.
C. Cek nafas, dengan cara lihat naik turunnya dada, dengar suara nafas dan rasakan
hembusan nafas. Jika tidak ada nafas, kasih nafas buatan (CPR). Jika nafas masih ada,
pasang selang oksigen saja (jika ada).
D. Cek nadi di leher, jika tidak berdenyut lakukan pijat jantung (bagi yang sudah terlatih).
E. Segera di bawa ke RS terdekat
.
IX. Tips Menghindari Bahaya Stroke
A. Turunkan tekanan darah tinggi Anda, Tekanan darah tinggi ibarat lampu merah, suatu
peringatan yang jelas bahwa Anda berisiko terkena stroke. Tekanan darah yang tinggi
sangat kuat dianggap sebagai penyebab stroke, sebab mengakselerasi penyumbatan arteri
dan dapat membuat salah satu pembuluh darah kecil di otak meletus. Turunkan tekanan
darah hingga ukuran normal ( di bawah 140/90).
B. Makan pisang setiap hari. Berdasarkan suatu penelitian, memakan pisang satu buah cukup
untuk membantu menyelamatkan diri dari stroke. Alasannya: potasium. Potasium mencegah
bertumbuhnya plaque pada dinding arteri. Jika tidak suka pisang buah dan sayuran yang lain
yang mengandung mineral berharga antara lain: jeruk, jenis semangka, fig(ara), kentang dan
jenis talas.
C. Diet tinggi beta karoten, vitamin yang terdapat di dalam wortel, membantu menurunkan risiko
terkena stroke. Beta karoten menyerang molekul oksigen perusak yang membantu plak
pelekat pada dinding arteri. Anda juga bisa mendapatkan manfaat beta karoten pada
sayuran atau buah-buahan bewarna orange seperti semangka dan labu.
D. Telan aspirin. Aspirin merupakan pengencer darah yang membantu agar darah tidak
mengental dan membentuk gumpalan penyebab stroke. Pembuktian keunggulan aspirin ini
begitu kuat sehingga menjadi standar pencegahan bagi mereka yang berisiko terkena stroke

10
dan serangan jantung. Bbeberapa dokter memberikan resep dengan dosis orang dewasa
(325 miligram) per hari. Tapi kebanyakan ahli merekomendasikan asupan sebutir baby
aspirin 81 miligram per hari.Berhenti merokok. Kita sudah biasa mendengar tentang kaitan
merokok dengan kanker paru-paru, tetapi merokok juga mempercepat penyumbatan arteri
karotis (carotid), pembuluh besar yang terdapat di kedua sisi leher Anda. Membuang
sampah ke dalam pembuluh-pembuluh penting itu, membuat darah tidak sampai ke otak.
E. Olahraga meski Cuma sedikit. Para pria yang aktif lebih sedikit kemungkinan terkena stroke
daripada pria yang program latihan tubuhnya mengangkut camilan ke meja kerja. Pada
salah satu studi, para peneliti di Inggris mengikuti selama 10 tahun 7.700 pria berusia 40
sampai 59 tahun. Ternyata pria yang gemar melakukan aktivitas moderat (jalan kaki teratur
atau aktivitas rekreasi lainnya) menunjukkan resiko terkena stroke berkurang 50% daripada
pria yang malas.
Perhatikan detak jantung tak teratur. Diperkirakan sekitar satu juta orang Amerika
mengalami atrial fibrillation. Ini adalah kondisi dimana jantung tidak berdenyut dan memompa
darah, jantung hanya bergetar. Akibatnya, darah mengumpul di bilik-bilik jantung sehingga
menimbulkan penggumpalan. Gumpalan darah ini kemudia dipompa secara acak ke seluruh
tubuh dan bisa mengendap di dinding artreri yang menuju otak. Lima percobaan klinis
menunjukkan, warfarin mengurangi resiko stroke sampai 80% bagi mereka yang mengalami
problem atrial fibrillation ini. Selain warfarin,obat yang kini populer di Indonesia adalah Plavix

11
BAB III
PENUTUP

I. Kesimpulan
Penyakit Stroke adalah penyakit pembuluh darah otak yang ditandai dengan rusaknya
jaringan otak . Ada 2 macam penyakit stroke, yaitu kerusakan jaringan otak akibat
penyumbatan / penyempitan ( infark ) dan akibat perdarahan pembuluh darah otak ( bleeding ).
Penyakit ini ditandai dengan adanya gejala gejala menurunnya fungsi susunan saraf bisa
dibagi 2 jenis yaitu Stroke iskemik ( infark ) dan Stroke hemoragik.
Dengan cara pola hidup yang sehat dapat mencegah penyakit stroke tersebut. Hidup terasa
lebih nyaman dan indah dengan melakukan pencegahan terhadap penyakit stroke ini, daripada
kita sudah terkena dampaknya.

II. Saran
Mencegah lebih baik daripada mengobati.Istilah ini sudah sangat lumrah di kalangan kita. Oleh
karena itu, untuk mencegah terjadinya stroke, maka yang harus kita ubah mulai sekarang
adalah pola hidup dan pola makan yang sehat dan teratur, dengan memperhatikan gizi yang
seimbang. Jika kita membiasakan hidup sehat, maka kita tidak akan mudah terserang
penyakit.

12
DAFTAR PUSTAKA

Adib, Muhammad . 2009. Cara Mudah Memahami dan Menghindari Hipertensi Jantung dan
Stroke.Yogyakarta : Rineka Cipta
Carpenito, 1995 . Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan. Jakarta : EGC

Kapitaselekta Kedokteran. 1982. Jakarta : Media Aeskulapius FKUI

Askep Pada Klien dengan Gangguan Sistem Persyarafan. 1996. Jakarta : Depkes

13

Anda mungkin juga menyukai