Disusun Oleh:
P1337420217049
1. Pendahuluan
2. Definisi
Sindrom koroner akut (SKA) adalah suatu istilah yang digunakan untuk
merujuk pada sekumpulan keluhan dan tanda klinis yang sesuai dengan iskemia
miokard akut. SKA dapat berupa angina pektoris tidak stabil (UAP), infark
miokard dengan non-ST elevasi (NSTEMI) , infark miokard dengan ST elevasi
(STEMI) dan atau kematian jantung mendadak.
NSTEMI adalah infark miokard akut tanpa elevasi ST yang terjadi dengan
mengembangkan oklusi lengkap arteri koroner kecil atau oklusi parsial arteri
koroner utama yang sebelumnya terkena aterosklerosis. Hal ini menyebabkan
kerusakan ketebalan parsial otot jantung. Jumlah NSTEMI sekitar 30% dari semua
serangan jantung. Pada APTS dan NSTEMI pembuluh darah terlibat tidak
mengalami oklusi total/ oklusi tidak total (patency), sehingga dibutuhkan
stabilisasi plak untuk mencegah progresi, trombosis dan vasokonstriksi. Penentuan
troponin I/T ciri paling sensitif dan spesifik untuk nekrosis miosit dan penentuan
patogenesis dan alur pengobatannya. Sedang kebutuhan miokard tetap
dipengaruhi obat-obat yang bekerja terhadap kerja jantung, beban akhir, status
inotropik, beban awal untuk mengurangi konsumsi O2 miokard. APTS dan
NSTEMI merupakan SKA yang ditandai oleh ketidakseimbangan pasokan dan
kebutuhan oksigen miokard.
3. Etiologi
1) Usia
2) Jenis kelamin
3) Riwayat keluarga
4) Suku bangsa
1) Merokok
2) Hiperlipidemia
3) Diabetes mellitus
5) Obesitas
6) Inaktifitas fisik
c. . Faktor penyebab
a. Keluhan utama klasik : nyeri dada sentral yang berat , seperti rasa terbakar,
ditindih benda berat, seperti ditusuk, rasa diperas, dipelintir, tertekan yang
berlangsung ≥ 20 menit, tidak berkurang dengan pemberian nitrat, gejala yang
menyertai : berkeringat, pucat dan mual, sulit bernapas, cemas, dan lemas.
c. Kelainan lain: di antaranya atrima, henti jantung atau gagal jantung akut.
d. Bisa atipik:
2) Pada pasien diabetes: perburukan status metabolik atau atau gagal jantung
bisa tanpa disertai nyeri dada.
5. Patofisiologi
a. Khas nyeri dada dengan lokasi substernal atau kadang kala diepigastrium
dengan ciriSeperti diperas, perasaan seperti diikat, perasaan terbakar, nyeri
tumpul,rasa penuh, berat atau tertekan
b.Tidak khas seperti: Dispneu, mual, diaphoresis, sinkop, atau nyeri dilengan,
epigastrium, bahu atas atau leher Analisis berdasarkangambaran klinis
menunjukkan bahwa mereka yang memiliki gejala dengan onset baru
angina/terakselerasi memiliki prognosis lebih baikdibandingkan dengan yang
memiliki nyeri padawaktu istirahat
6. Komplikasi
a. Biomarker Jantung
1) Area Gangguan
2) Fraksi Ejeksi
Fraksi ejeksi adalah daya sembur jantung dari ventrikel ke aorta. Freksi
pada prinsipnya adalah presentase dari selisih volume akhir diastolik dengan
volume akhir sistolik dibagi dengan volume akhir diastolik. Nilai normal >
50%. Dan apabila < dari 50% fraksi ejeksi tidak normal.
B. Konsep keperawatan
1. Pengkajian
Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum
b. Airway
c. Breathing
2. Diagnosa keperawatan
b. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan keletihan otot pernafasan (00032)
3. Perencanaan tindakan
8. Evaluasi
a. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam nyeri dapat berkurang
dengan kriteria hasil:
Tingkat Nyeri (1605)
Keterangan:
c. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam pasien dapat menunjukan
keefektifan pompa jantung dengan kriteria hasil:
Keterangan:
Asriani, S. (2016). Infark miokard akut tanpa st elevasi. Laporan Kasus. Kepaniteraan klinik
Bagian ilmu penyakit jantung dan pembuluh darah Fakultas kedokteran universitas riau:
Pekanbaru. (Online) (https://id.scribd.com/document/373810667/335844590-Laporan-
Kasus-NSTEMI-docx Diakses pada 7 Februari pukul 20.00 WIB)
Bulechek, G., M., et all. (2016). Nursing interventions classification (NIC), edisi keenam
indonesia edition. Jakarta: mocomedia
Herdman & Khamitsuru. (2018). Diagnosis keperawatan definisi dan klasifikasi 2018-2020.
Jakarta:EGC
Kiswoyo, T. (2018). Keperawatan gawat darurat dengan pasien nstemi (non st elevasi
miokard infark) di ruang icvcu Rumah sakit umum daerah dr. Moewardi surakarta.
Laporan Pendahuluan. Program Pendidikan Profesi Ners, Fakultas Keperawatan,
Universitas Ngudi Waluyo: Semarang. (Online) (https://id.scribd.com/doc/163710962/
152901576-Lap-Pendahuluan-Stemi Diakses pada 8 Februari pukul 18.00 WIB)
Mohamad, R., A. (2019). Asuhan keperawatan pada tn. P dengan diagnosa medis Nstemi
(non st elevasi myocardial infarction) Ruang perawatan pjt lantai 5 di rs dr. Wahidin
sudirohusodo. Laporan kasus. Program Studi Profesi Ners, Fakultas Keperawatan,
Universitas Hasanuddin: Makassar. (Online) (https://www.academia.edu/40356023/LP
NSTEMI_GITA Diakses pada 9 Februari 2020 pukul 02.08 WIB)
Moorhead, S., et all. (2016). Nursing outcomes classification (NOC), edisi kelima indonesia
edition. Jakarta: mocomedia