Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN PENDAHULUAN

ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Mata Kuliah Keperawatan Medikal Bedah

Dosen Koordinator : Hikmat Rudyana,S.Kp.,M.Kep

Dosen Pembimbing : Susilawati,M.Kep.,Ns.,Sp.Kep.MB

Disusun Oleh :

Rahmawati Nurdiana

2250321081

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KESEHATAN

UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI

CIMAHI

2022
LAPORAN PENDAHULUAN
ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE
RS : Tgl : Nilai : Tgl : Nilai : Rata-
Dustira rata :
Ruang : Paraf CI : Paraf Dosen :
Dahlia

A. Konsep Teori

1. Definisi

ADHF (Acute Decompensasi Heart Failure) merupakan penyakit gagal

jantung akut dimana serangan nya cepat dari gejala yang diakibatkan oleh

abnormalnya fungsi jantung. Gagal jantung bisa terjadi pada seseorang dengan

serangan baru tanpa kelainan jantung sebelumnya, atau dapat terjadi karena

dekompensasi dari gagal jantung kronik yang telah dialami sebelumnya

(Aaronson 2010 dalam

Decompensasi cordis merupakan suatu kondisi dimana jantung

mengalami penurunan atau kegagalan dalam memompa darah dimana terjadi

penurunan kemampuan kontraktilitas fungsi pompa jantung untuk mencukupi

kebutuhan tubuh akan nutrisi dan oksigen secara adekuat (Alkan et al,2017).

ADHF merupakan penyakit gagal jantung akut dimana jantung gagal

memompa cukup darah untuk mencukupi kebutuhan tubuh serta tidak dapat

mempertahankan sirkulasi yang adekuat dan serangannya dirasakan secara

cepat.
2. Etiologi dan Faktor Resiko
1) Terjadinya gagal jantung dapat disebabkan (Wijaya & Putri, 2013) :
a. Disfungsi Miokard ( Kegagalan Miokardial)
Kegagalan miokard berkontraksi mengakibatkan isi sekuncup dan curah
jantung ( cardiac output) terjadi menurun
b. Beban tekanan berlebihan pembebanan sistolik (systolic overload)
Beban berlebihan pada kemampuan ventrikel menyebabkan pengosongan
ventrikel terhambat.
c. Beban volum berlebihan pembebanan diastolic (diastolic overload)
d. Preload yang berlebihan dan melampaui kapasitas ventrikel (diastolic
overload) akan menyebabkan volum dan tekanan pada akhir diastolic
dalam ventrikel meninggi.
e. Gangguan Pengisian (hambatan input)
Hambatan dalam pengisian ventrikel dikarenakan gangguan pada aliran
masuk ventrikel akan menyebabkan pengeluaran ventrikel yang berkurang
sehingga curah jantung terjadi penurunan.
f. Hipertensi Sistemik / Pulmonal
Peningkatan beban kerja jantung mengakibatkan pengecilan serabut otot
jantung. Efeknya (hipertrofi miokard) sebagai mekanisme kompensasi
karena meningkatkan kontraktilitas jantung.
g. Penyakit Jantung
Penyakit jantung lain seperti stenosis katup semilunar, temponade
perikardium, perikarditis konstruktif, stenosis katup AV
2) Faktor Resiko
Faktor resiko menurt (Proce,2013) :
a. Riwayat hipertensi
b. Obesitas
c. Riwayat gagal jantung
d. Perokok hebat
e. Aktivitas berlebihan dan mengkonsumsi alkohol
3. Manifestasi / tanda dan gejala
Gejala dan tanda umum gagal jantung dekompensasi (Wijaya & Putri, 2013):
a. Dispnea (saat aktivitas, paroxysmal nocturnal dyspnea, orthopnea, atau saat
istirahat) yang ditandai adanya ronci dan efusi paru.
b. Takipnea
c. Batuk
d. Berkurangnya kapasitas aktivitas fisik
e. Nokturia
f. Peningkatan /penurunan berat badan
g. Odema (ektremitas, skrotum atau daerah lainnya)
h. Penurunan nafsu makan atau rasa kenyang yang cepat
i. Nafas Cheyne- stokes
j. Gangguan pada abdomen (kembung, begah atau sulit makan) yang ditandai
dengan asites/lingkar perut bertambah, kuadran kanan atas nyeri/tidak
nyaman, hepatomegaly/splenomegaly, sklera icterus, berat badan bertambah,
tekanan vena jugularis meningkat, bunyi jantung S3 meningkat.
k. Lelah yang ditandai dengan extremitas dingin.
l. Perubahan status mental, mengantuk disiang hari, kebingungan, sulit
berkonsentrasi yang ditandai dengan pucat, kulit agak kelabu, perubahan
warna kulit, hipotensi.
m. Pusing, hampir pingsan, pingsan.
n. Depresi.
o. Gangguan tidur.
p. Palpitasi.
4. Patofisiologi
Menurut (Muttaqin, 2012) bila cadangan jantung untuk berespons
terhadap stress tidak adekuat dalam memenuhi kebutuhan metabolik tubuh,
maka jantung gagal untuk melakukan tugasnya sebagai pompa, akibatnya
terjadilah gagal jantung.
Kelainan fungsi otot jantung disebabkan oleh aterosklerosis koroner,
hipertensi arterial dan penyakit otot degeneratif atau inflamasi. Aterosklerosis
koroner mengakibatkan disfungsi miokardium karena terganggunya aliran darah
ke otot jantung. Terjadi hipoksia dan asidosis (akibat penumpukan asam laktat).
Infark Miokardium biasanya mendahului terjadinya gagal jantung. Hipertensi
sistemik/ pulmonal (peningkatan afterload) meningkatkan beban 19 kerja
jantung dan pada gilirannya mengakibatkan hipertrofi serabut otot jantung. Efek
tersebut (hipertrofi miokard) dapat dianggap sebagai mekanisme kompensasi
karena akan meningkatkan kontraktilitas jantung. Hipertrofi otot jantung
menyebabkan jantung tidak dapat berfungsi secara normal, dan akhirnya terjadi
gagal jantung.
Peradangan dan penyakit miokarium degeneratif berhubungan dengan
gagal jantung karena kondisi ini secara langsung merusak serabut jantung,
menyebabkan kontraktilitas menurun. Ventrikel kanan dan kiri dapat mengalami
kegagalan secara terpisah. Gagal ventrikel kiri murni sinonim dengan edema
paru akut. Karena curah ventrikel berpasangan/ sinkron, maka kegagalan salah
satu ventrikel dapat mengakibatkan penurunan perfusi jaringan.
Gagal jantung dapat dimulai dari sisi kiri atau kanan jantung. Sebagai
contoh, hipertensi sitemik yang kronis akan menyebabkan ventrikel kiri
mengalami hipertrofi dan melemah. Hipertensi paru yang berlangsung lama akan
menyebabkan ventrikel kanan mengalami hipertofi dan melemah. Letak suatu
infark miokardium akan menentukan sisi jantung yang pertama kali terkena
setelah terjadi serangan jantung.
Ventrikel kiri yang melemah akan menyebabkan darah kembali ke
atrium, lalu ke sirkulasi paru, ventrikel kanan dan atrium kanan, maka jelaslah
bahwa gagal jantung kiri akhirnya akan menyebabkan gagal jantung kanan. Pada
kenyataanya, penyebab utama gagal jantung kanan adalah gagal jantung kiri.
Karena tidak dipompa secara optimum keluar dari sisi kanan jantung, maka
darah mulai terkumpul di sistem vena perifer. Hasil akhirnya adalah semakin
berkurangnya volume darah dalam sirkulasi dan menurunnya tekanan darah
serta perburukan siklus gagal jantung.
Menurut (Muttaqin, 2012) keluhan utama pada klien dengan gangguan
system kardiovaskular secara umum antara lain sesak nafas,nafas pendek, batuk,
nyeri dada, pingsan, berdebar-debar, cepat lelah, odema ekstremitas, dan
sebagainya. Dispnea kardiak terjadi secara khas pada pengerahan tenaga dan
disebabkan oleh kenaikan tekanan akhir diastolic dari ventrikel kiri yang
meningkatkan tekanan vena pulmonalis . Hal ini terjadi karena terdapat
kegagalan peningkatan curah darah ventrikel kiri pada waktu melakukan
kegiatan fisik.
5. Pathway

Aterosklerosis Hipertensi Peradangan Penyakit


jantung lain
pada
Terganggunya Peningkatan
aliran darah miokardium Penurunan
tekanan Kerusakan
pengosongan
Suplai O2 Peningkatan pada otot
meningkat atrium
afterload jantung Preload

Hipoksia pada Beban kerja menurun


jantung
jantung

Metabolisme meningkat
anaerob Hipetrofi otot

jantung
Penimbunan

asam laktat

Asidosis
Kontraktilitas otot jantung

menurun

COP menurun

Kebutuhan O2 pada sel Kompensasi tubuh


meningkat

Katekolamin meningkat
Beban kerja jantung
meningkat
Hr meningkat

Jantung bekerja lebih


keras Waktu pengisian ventrikel
& arteri koroner menurun

Injury miokard

Infark miokard

Jantung mengalami
kegagalan dalam
mekanisme
ADHF

Ventrikel tidak Gagal jantung kiri Gagal jantung


mampu kanan
memompa darah Penurunan
Suplai darah Peningkatan aliran darah
sistemik Darah dari
ke jaringan kekuatan
Tekanan venrikel atrium kanan
menurun kontraksi
kiri meningkat tidak dapat
vemtrikel
Supalai O2 ke masuk ke
tubuh menurun ventrikel
Penurunan
Permeabilitas nutrisi dan O2 Cardiac Output
kapiler paru sel menurun
meningkat Tekanan
Dispnea & atrium kanan
Perfusi Penurunan fatigue meningkat
Cairan masuk ke perifer tidak curah jantung
intravaskuler
Intoleran Tekanan vena
aktivitas sistemik
Edema paru meningkat

Edema di
Proses difusi terganggu
ekstremitas

Dyspnes , Ph menurun,CO2 hipervolemia


menurun

Gg. Pertukaran Pola nafas tidak


gas efektif
6. Komplikasi
Komplikasi menurut (Wijaya&Putri, 2013)
a. Edema paru akut dapat terjadi pada gagal jantung kiri
b. Syok kardiogenik akibat penurunan curah jantung sehingga perfusi jaringan
ke organ vital tidak adekuat.
c. Episode trombolitik, trombus terbentuk akibat immobilitas pasien dan
gangguan sirkulasi, trombus dapat menyebabkan penyumbatan pembuluh
darah
d. Efusi perikardial dan tamponade jantung dimana masuknya cairan ke jantung
perikardium, cairan dapat meregangkan pericardium sampai ukuran
maksimal. Cardiac output menurun dan aliran balik vena ke jantung akan
mengakibatkan tamponade jantung.
e. Efusi Pleura Efusi pleura merupakan hasil dari peningkatan tekanan pada
pembuluh kapiler pleura. Peningkatan tekanan menyebabkan cairan
transudate pada pembuluh kapiler pleura berpindah ke dalam pleura. Efusi
pleura menyebabkan pengembangan paru-paru tidak optimal sehingga
oksigen yang diperoleh tidak optimal.
7. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan diagnostik menurut (Aspiani, 2010)
a. Laboratorium: hematologi (Hb, Ht, Leukosit), eritolit ( kalium, natrium,
magnesium), gula darah, analisa gas darah.
b. EKG (elektrokardiogram) dan Ekokardiografi
c. Foto rontgen dada
d. Tes darah BNP: untuk mengukur kadar hormon BNP (B-type natriuretic
peptide) yang pada gagal jantung akan meningkat.
8. Penatalaksanaan Medis
Penatalaksanaan (Amin & Hardi, 2015)
a. Keperawatan
1) Tirah Baring Dimana akan mengurangi kerja jantung yang meningkat
sehingga tenaga jantung menurunkan tekanan darah melalui induksi
diuresis berbaring.
2) Oksigen Pemenuhan oksigen ini akan mengurangi pada demand miokard
yang membantu memenuhi kebutuhan oksigen pada tubuh.
3) Diet Pengaturan diet ini akan membuat ketegangan otot jantung
berkurang. Selain itu pembatasan natrium ditujukan untuk mencegah,
mengatur, atau mengurangi edema.
b. Terapi non farmakologi :
1) Diet rendah garam
2) Pembatasan cairan
3) Mengurangi BB
4) Menghindari alkohol
5) Mengurangi stress
6) Pengaturan aktivitas fisik
c. Medis Terapi farmakologi :
1) Digitalis : untuk meningkatkan kekuatan kontraksi jantung dan
memperlambat frekuensi jantung misal: Digoxin
2) Diuretik : untuk memacu ekskresi natrium dan air melalui ginjal serta
mengurangi edema paru misal : Furosemide (lasix)
3) Vasodilator :untuk mengurani tekanan terhadap penyemburan darah oleh
ventrikel misal : Natriumnitrofusida, nitrogliserin
4) Angiotension Converting Enzyme Inhibitor (ACE INHIBITOR) adalah
agen yang menghambat pembentukan angiotensi II sehingga menutunkan
tekanan darah. Obat ini juga menurunkan beban awal ( preload) dan
beban akhir (afterload) misal: catropil, ramipril, fosinopril
5) Inotropik (dopamin dan dobutamin).
Dopamin untuk meningkatkan tekanan darah, curah jantung dan
produksi urin pada syok kerdiogenik Dobutamin untuk menstimulasi
adrenoreseptor dijantung sehingga menigkatkan penurunan tekanan
darah.
9. Asuhan Keperawatan
A. Wawancara
1) Keadaan Umum : Compos Mentis
2) Riwayat penyakit sekarang : Dapat ditemukan keluhan yang baisanuya
disampaikan pasien ADHF adalah: pasien akan mengeluhkan napas sesak
(dispnea) bagi pasien yang memiliki manifestasi respiratori, edema pada
ekstremitas, dan dingin di daerah ekstremitasnya.
3) Riwayat penyakit dahulu : Biasanya pasien pernah dirawat karena
penyakit yang sama dan adanya riwayat hpertensi.
4) Riwayat penyakit kesehatan keluarga : Hal yang perlu dikaji dalam
keluarga klien, adakah yang menderita penyakit sama dengan klien,
penyakit jantung, gagal jantung, hipertensi.
B. Pemeriksaan Fisik per sistem
1) Sistem Pernafasan :
- Inspeksi : tidak ada kelainanan bentuk hidung, hidung simetris ,
tidak ada perdarahan, terdapat cuping hidung, terpasang oksigen,
napas terlihat cepat
- Palpasi : tidak teraba benjolan pada hidung dan tidak ada
perdarahan pada hidung
- Perkusi :-
- Auskultasi : terdengar suara ronchi
2) Sistem Kardiovaskuler :
- Inspeksi : ictus cordis terlihat, arteri carotis terlihat dengan jelas
dileher
- Palpasi : denyut nadi meningkat, CRT > 3 detik, terdapat edema
di ekstremitas bawah
- Perkusi : terdengar pekak
- Auskultasi : bunyi jantung S3 meningkat
3) Sistem Pencernaan :
- Inspeksi : abdomen tampak datar, tidak ada pembesaran, tidak ada
bekas operasi, dan tidak adanya lesi pada abdomen
- Perkusi : saat diperkusi terdengat bunyi tympani
- Palpasi : tidak teraba adanya massa/ pembengkakan, hepar dan limpa
tidak teraba, tidak ada nyeri tekan dan lepas didaerah abdomen.
4) Sistem Perkemihan :
- Inspeksi : pasien terpasang kateter atau tidak, biasanya pasien
terpasang kateter karena produksi urin banyak
- Palpasi : tidak ada nyeri tekan dibagian ginjal
5) Sistem Persyarafan :
- Inspeksi : tampak kelelahan
- Palpasi : tidak ada keluhan
- Perkusi : tidak ada keluhan
- Auskultasi : tidak ada keluhan
6) Sistem Muskuloskletal :
- Inspeksi : terpasang infus di salah satu ekstremitas atas, tidak ada
kelainan pada dua tangan, tidak ada kelainan pada kedua kaki, akral
teraa hangat, tidak ada edema
- Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada ekstremitas atas dan bawah
7) Sistem Endokrin :
- Inspeksi : posisi leher normal
- Palpasi : tidak ada kelenjar tiroid yang membesar, dan tidak ada
nyeri tekan
8) Sistem Integumen :
- Inspeksi : tidak ada kemerahan pada kulit, tidak ada lesi
- Palpasi : kulit teraba hangat
9) Sistem Persepsi Sensori :
- Inspeksi : penglihatan normal,pendengaran normal, reflek pupil
isokor
- Palpasi : tidak ada nyeri tekan
C. Analisa Data

No. Data Etiologi Masalah

1. DS: ADHF Gangguan

a. Klien mengatakan sesak napas Pertukaran gas

b. Klien mengatakan pusing gagal jantung

c. Klien mengatakan penglihatan sedikit kiri

kabur

ventrikel
DO:
tidak mampu
a. PCO2 meningkat/menurun
memompa
b. PO2 menurun
darah
c. Takikardia

d. Ph arteri menigkat/menurun
tekanan
e. Terdapat bunyi napas tambahan
ventrikel kiri
f. Terdapat sianosis
meningkat
g. Terdapat cuping hidung

h. Pola napas abnormal


permeabilitas
i. Warna kulit abnormal
kapiler paru

meningkat

cairan masuk

ke

intravaskuler
edema paru

proses difusi

terganggu

Gangguan

Pertukaran

gas

2. DS : ADHF Penurunan

- Klien mengatakan lelah Curah Jantung

- Klien mengatakan sesak napas gagal jantung

- Klien mengeluh batuk kiri

DO:
Peningkatan
- Nadi bradikardia/takikardi
kekuatan
- Gambaran EKG aritmia/gangguan
kontraksi
konduksi
ventrikel kiri
- Terdapat edema

- Distensi vena jugularis


cardiac
- CVP meningkat/menurun
output
- Tekanan darah meningkat
- Crt > 3 detik menurun

- Terdengar suara jantung S3 dan/atau

S4 penurunan

- Terdengar suara murmur jantung curah jantung

- Warna kulit pucat/sianosis

3. DS : ADHF Perfusi perifer

- Klien mengatakn sering merasa tidak efektif

kesemutan (Parastesia) Gagal

- Klien mengatakan nyeri bagian jantung kiri

ekstremitas

suplai darah
Do :
ke jaringan
- Crt > 3 detik
menurun
- Nadi menurun atau tidak teraba

- Akral dingin
penurunan
- Warna kulit pucat
nutrisi dan
- Turgor kulit menurun
O2 sel
- Terdapat edema

perfusi

perifer tidak

efektif

4. DS : ADHF Hipervolemia

- Klien mengatakan sesak napas jika


sedang berbaring

- Klien mengatakan merasa sesak napas Gagal

dimalam hari sehingga tidur terganggu jantung

kanan
Do :

- Terdapat edema
darah dari
- Berat badan meningkat
atrium kanan
- Cvp meningkat
tidak dapat
- Distensi vena jugularis
masuk ke
- Terdengar suara napas tambahan
ventrikel
- Terdapat hepatomegali

- Kadar Hb/Ht turun


tekanan
- Intake lebih banyak dari output
atrium kanan
- Kongesti paru
meningkat

tekanan vena

sistemik

meningkat

edema di

ekstremitas
hipervolemia

5. DS: ADHF Intoleran Aktivitas

- Klien mengeluh lelah

- Klien mengeluh sesak Gagal jantung kiri

ketika melakukan

aktivitas Penurunan aliran

- Klien merasa tidak darah sistemik

nyaman setelah

beraktivitas suplai O2 ke

tubuh menurun
DO :

- Frekuensi jantung
dispnea
meningkat

- Tekanan darah meningkat


Intoleran Aktivitas
- Ekg menunjukan aritmia

- Ekg menunjukan iskemia

- Terdapat sianosis

D. Diagnosa
1. Gangguan pertukaran gas b.d. ketidakseimbagan ventilasi-perfusi, d.d.
d.d. Klien mengatakan sesak napas, Klien mengatakan pusing, Klien
mengatakan penglihatan sedikit kabur, PCO2 meningkat/menurun, PO2
menurun, Takikardia, Ph arteri menigkat/menurun, Terdapat bunyi napas
tambahan, Terdapat sianosis, Terdapat cuping hidung, Pola napas
abnormal, Warna kulit abnormal (D.0003)
2. Penurunan curah jantung b.d. perubahan afterload, perubahan

kontraktilitas, perubahan preload d.d. Klien mengatakan lelah, Klien

mengatakan sesak napas, Klien mengeluh batuk, Nadi

bradikardia/takikardi, Gambaran EKG aritmia/gangguan konduksi,

Terdapat edema, Distensi vena jugularis, CVP meningkat/menurun,

Tekanan darah meningkat, Crt > 3 detik, Terdengar suara jantung S3

dan/atau S4, Terdengar suara murmur jantung, Warna kulit

pucat/sianosis, Perfusi perifer tidak efektif (D.0008)

3. Perfusi perifer tidak efektif b.d. penurunan aliran arteri dan atau/vena

d.d. klien mengeluh sering kesemutan, akral dingin, warna kulit pucat,

turgor kulit menurun (D.0009)

4. Hipervolemia b.d. gangguan arah balik vena d.d. sesak ketika tidur , sulit
tidur, adanya edema, oliguria (D.0022)
5. Intoleran aktivitas b.d. kelemahan d.d. klien mengeluh lelah, tekanan
darah berubah ketika melakukan aktivitas, ekg menunjukan aritmia
(D.0058)
E. Perencanaan

N DIAGNOSA HASIL INTERV

O ENSI

1. Gangguan Setelah Pemantau


pertukaran
dilakukan an
gas b.d.
tindakan Respirasi
ketidakseimbag
an ventilasi- keperawatan (I.01014)
perfusi, d.d. d.d.
selama 2x24 Observas
Klien
jam i
mengatakan
sesak napas, diharapkan 1. monitor
Klien
pertukaran frekuensi,
mengatakan pus
gas irama,
ing,
Klien mengatak meningkat kedalaman,
an
dengan dan upaya
penglihatan sedi
kriteria hasil napas
kit kabur, PCO2
meningkat/men (L.01003): 2. monitor
urun,
- Sesak napas pola napas
PO2 menurun,
menurun 3. monitor
Takikardia, Ph
arteri - kemampuan
meniggkat/men
pengelihatan batuk
urun, Terdapat
kabur efektif
bunyi napas
tambahan, menurun 4. auskultasi
Terdapat
- napas
sianosis,
Terdapat cuping cuping bunyi napas
hidung, Pola
hidung 5. monitor
napas abnormal,
menurun saturasi
Warna kulit
abnormal - PO2 oksigen
(D.0003)
membaik 6. monitor

- pola napas hasil

membaik thoraks

- warna kulit
Terapeutik
membaik
1. atur interval
- Nyeri pemantauan
respirasi
ektresmitas sesuai
kondisi
membaik
pasien
1. 2. dokumentas
i hasil
t pemantauan

2. Edukasi
1. jelaskan
tur tujuan dan
prosedur
pamantauan
2. informasika
n hasil
pemantauan
, jika perlu

2. Penurunan Setelah Perawata

curah jantung dilakukan n Jantung

b.d. perubahan tindakan (I.02075)

afterload, keperawatan Observas


perubahan selama 2x24 i:

kontraktilitas, jam 1. Identifikasi

perubahan diharapkan tanda dan

preload d.d. curah jantung gejala

Klien meningkat penurunan

mengatakan dengan curah jantung

lelah, Klien kriteria hasil 2. Monitor

mengatakan (L.02008) : tekanan darah

sesak napas, 1. kekuatan nadi 3. Monitor itake

Klien mengeluh perifer dan output

batuk, Nadi meningkat cairan

bradikardia/taki 2. Edema menurun 4. Monitor

kardi, 3. Sianosis saturasi

Gambaran EKG menurun oksigen

aritmia/ganggua 4. Murmur jantung 5. Monitor EKG

n konduksi, menurun 6. Periksa

Terdapat edema, 5. Crt membaik tekanan darah

Distensi vena dan nadi

jugularis, CVP
Terapeut
meningkat/men
ik
urun, Tekanan
1. Posisikan
darah
pasien smei
meningkat, Crt
> 3 detik, fowler

Terdengar suara 2. Berikan diet

jantung S3 jantung

dan/atau S4, 3. Fasilitasi

Terdengar suara pasien dan

murmur keluarga

jantung, Warna untuk

kulit memodifikasi

pucat/sianosis, lingkungan

Perfusi perifer sehat

tidak efektif 4. Berikan

(D.0008) dukungan

emosional

dan spiritual

5. Berikan

oksigen untuk

mempertahan

kan saturasi

oksigen

Edukasi

1. Anjurkan

beraktiivitas
fisik sesuai

toleransi

2. Anjurkan

berhenti

merokok

3. Anjurkan

pasien

mengukur

intake dan

output cairan

harian

Kolabora

si

1. Kolaborasi

pemberian

antiaritmia,jik

a perlu

2. Rujuk ke

program

rehabilitasi

jantung

3. Perfusi perifer Setelah Perawata

tidak efektif b.d. dilakukan n


penurunan tindakan Sirkulasi

aliran arteri dan keperawatan (I.02079)

atau/vena d.d. selama 2x24 Observas

klien mengeluh jam i

sering diharapkan 1. Periksa


sirkulasi
kesemutan, perfusi perifer
2. Identifikasi
akral dingin, perifer
faktor resiko
warna kulit meningkat gangguan
sirkulasi
pucat, turgor dengan 3. Monitor
panas,
kulit menurun kriteria hasil kemerahan,
nyeri atau
(D.0009) (L.02011)
bengkak pada
1. Warna kulit ektremitas

pucat menurun Terapeut


ik
2. Nyeri 1. Hindari
pemasagan
ekstremitas infus pada
area
menurun keterbatasan
perfusi
3. Kram otot
2. Lakukan
menurun pencegahan
infeksi
4. Akral membaik 3. Lakukan
perawatan
5. Turgor kulit kaki dan
kuku
membaik
4. Lakukan
hidrasi

Edukasi
1. Anjurkan
berhenti
merokok
2. Anjurkan
olahrag arutin
3. Anjurkan
menggunakan
obat penurun
tekanan
darah,
antikoagulan,
dan penurun
kolestrol, jika
perlu

4. Hipervolemia b.d. Setelah Manajem


gangguan arah balik
dilakukan en
vena d.d. sesak ketika
tindakan Hipervol
tidur , sulit tidur,
adanya edema, oliguria keperawatan emia
(D.0022)
selama 2x24 (I.03114)

jam Observas

diharapkan i

keseimbanga 1. Periksa tanda

n cairan dan gejala

meningkat hipervolemia

dengan 2. Identifikasi

kriteria hasil penyebab

(L.03020) hipervolemia

1. Keluaran urin 3. Monitor

menurun status
2. Edema hemodinamik

menurun 4. Monitor

3. Tekanan intake dan

darah output

membaik
Terapeut
4. Turgor kulit
ik
membaik
1. Timbang

berat badan

2. Batasi asupan

cairan dan

garam

3. Tinggikan

kepala tempat

tidur

Edukasi

1. Ajarkan cara
mengukur
dan mencatat
asupan dan
haluaran
cairan
2. Ajarkan cara
membatasi
cairan

Kolabora
si
1. Kolaborasi
pemberian
diuretik
2. Kolaborasi
penggantian
kehilangan
kalium akibat
diuretik

5. Intoleran aktivitas b.d. Setelah Manajem


kelemahan d.d. klien
dilakukan en Energi
mengeluh lelah,
tindakan (I.05178)
tekanan darah berubah
ketika melakukan keperawatan Observas
aktivitas, ekg
selama 2x24 i
menunjukan aritmia
jam 1. Identifikasi
(D.0058)
diharapkan gangguan

toleransi fungsi tubuh

aktivitas yang

meningkat mengakibatka

dengan n kelelahan

kriteria hasil 2. Monitor

(L.05047) kelelahan

1. Keluhan lelah fisik dan

menurun emosional

2. Sesak saat 3. Monitor pola

aktivitas dan jam tidur

menurun
Terapeut
3. Warna kulit
membaik ik

4. Tekanan darah 1. Sediakan

membaik lingkungan

5. Ekg iskemia nyaman dan

membaik rendah

stimulus

2. Lakukan

latihan

rentang

gerak pasif

dan aktif

3. Berikan

aktivitas

distraksi

yang

menyenang

kan

Edukasi

1. Anjurkan

tirah baring

2. Anjurkan

melakukan

aktivitas
secara

bertahap

Kolabora

si

1. Kolaborasi

dengan ahli

gizi tentang

cara

meningkatk

an asupan

makanan
DAFTAR PUSTAKA

SDKI.2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.Jakarta:DPP PPNI

SDKI.2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.Jakarta:DPP PPNI

SDKI.2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia.Jakarta:DPP

Siska , Elviana (2019). Asuhan Keperawatan Pada Tn S Dengan Adhf (Acute

Decompecated Heart Failure ) Melalui Latihan Deep Diafragmatic Breathing

Diruangan Icu/Iccu Rsud Dr Achmad Mochtar Bukittinggi Tahun 2019

Anda mungkin juga menyukai