Anda di halaman 1dari 7

TUGAS KDK

Nama : Tasya aisyah

Kelas : 1B

NIM : 201FK06061

1) Falsafah keperawatan adalah kenyakinan perawat terhadap nilai-nilai keperawatan


yang menjadi pedoman dalam memberikan asuhan keperawatan, baik kepadaindividu,
keluarga, kelompok maupun masyarakat. Keyakinan terhadap nilai keperawatan harus
menjadi pegangan setiap perawat, termasuk Anda sekarang ini. Sebagai seorang
perawat wajib bagi Anda untuk memegang dan menanamkan nilainilai keperawatan
dalam diri Anda ketika bergaul dengan masyarakat atau pada saat anda memberikan
pelanyanan keperawatan pada pasien.
2) Paradigma keperawatan adalah cara pandangan secara global yang dianut atau dipakai
oleh mayoritas kelompok keperawatan atau menghubungkan berbagai teori yang
membentuk suatu susunan yang mengatur hubungan diantara teori guna
mengembangkan model konseptual dan teori-teori keperawatan sebagai kerangka
kerja keperawatan.
3) 4 komponen dari paradigma keperawatan :
 Manusia atau klien sebegai penerimaan asuhan keperawatan (individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat).
 Lingkungan yakni: keadaan internal dan eksternal yang mempengaruhi klien. Hal
ini meliputi lingkungan fisik.
 Kesehatan; meliputi derajat kesehatan dan kesejahteraan klien.
 Keperawatan, atribut, karakteristik dan tindakan dari perawat yang memberikan
asuhan bersama-sama dengan klien
4) Manusia dalam konsep paradigma keperawatan, dipandang sebagai individu yang
utuh dan kompleks (makhluk holistik ) yang terdiri dari bio-psiko-sosio-spiritual:
a) Manusia dipandang sebagai makhluk hidup ( bio), sebagai makhluk hidup
manusia memiliki ciri-ciri sebagai berikut: terdiri atas sekumpulan organ tubuh
yang semuanya mempunyai fungsi yang terintegrasi, berkembang biak melalui
jalan pembuahan, mempertahankan kelangsungan hidup.
b) Manusia sebagai makhluk psiko, manusia mempunyai sifat-sifat yang tidak
dimiliki oleh makhluk lain. Manusia mempunyai kemampuan berpikir, kesadaran
Manusia sebagai makhluk psiko, manusia mempunyai sifat-sifat yang tidak
dimiliki oleh makhluk lain. Manusia mempunyai kemampuan berpikir, kesadaran
pribadi dan kata hati (perasaan).
c) Manusia sebagai makhluk sosial, manusia tidak bisa lepas dari orang lain dan
selalu berinteraksi dengan orang lain.
d) Manusia sebagai makhluk spiritual, manusia mempunyai hubungan dengan
kekuatan di luar dirinya, hubungan dengan Tuhannya, dan mempunyai keyakinan
dalam kehidupannya pribadi dan kata hati (perasaan).
5) Ada lima tingkatan kebutuhan dasar menurut Abraham Maslow yaitu:
a) Kebutuhan Fisiologis (Phisiological Needs) adalah kebututuhan yang memiliki
prioritas tertinggi dalam Hirarki Maslow. Sehingga seseorang yang belum
memenuhi kebutuhan dasar lainnya akan lebih dulu memenuhi kebutuhan
fisiologisnya. Kebutuhan ini memiliki delapan macam seperti: kebutuhan oksigen,
cairan, makanan, eliminasi urin, istirahat, aktivitas, kesehatan temperatur tubuh,
dan seksual (Mubarak & Chayatin 2007).
b) Keselamatan dan Rasa Aman (Safety and Security Needs) adalah kebutuhan yang
perlu mengidentifikasi jenis ancaman yang bisa membahayakan bagi manusia.
Maslow memberi contoh hal-hal yang bisa memuaskan kebutuhan keselamatan
dan keamanan seperti tempat dimana orang dapat merasa aman dari bahaya
misalnya tempat penampungan seperti rumah yang memberikan perlindungan dari
bencana cuaca (Robbert J, et.al2013).
c) Kebutuhan cinta dan dimiliki ( Love and Belonging ) Kebutuhan akan rasa cinta
setelah seseorang memenuhi kebutuhan fisiologis dan keamanan, mereka menjadi
termotivasi oleh kebutuhan akan cinta seperti keinginan untuk berteman,
keinginan untuk mempunyai pasangan dan anak, kebutuhan untuk menjadi bagian
sebuah keluarga, sebuah perkumpulan, dan lingkungan mayarakat. Cinta dan
keberadaan mencakup beberapa aspek dari seksualitas dan hubungan dengan
manusia lain dan juga kebutuhan untuk memeberi dan mendapatkan cinta (Feist
Jess & Feist Gregory 2010).
d) Kebutuhan harga diri ( Self-esteem ) memiliki dua komponen yaitu:
 Menghargai diri sendiri (self respect) adalah kebutuhan yag memiliki
kekuatan, penguasaan, kompetensi, prestasi, kepercayaan diri,
kemandirian, dan kebebasan. Orang membutuhkan pengetahuan tentang
dirinya sendiri, bahwa dirinya berharga mampu mengusai tugas dan
tantangan hidup.
 Mendapat penghargaan dari orang lain (respect from others) adalah
kebutuhan penghargaan dari orang lain, ketenaran, dominasi, menjadi
orang penting, kehormatan dan apresiasi. Kebutuhan harga diri apabila
tidak terpuaskan maka akan menimbulkan canggung, lemah, pasif,
tergantung pada orang lain, penakut, tidak mampu mengatasi tuntutan
hidup dan rendah diri dalam bergaul. Menurut Maslow penghargaan diri
dari orang lain hendaknya diperoleh berdasarkan penghargaan diri kepada
diri sendiri. Orang seharusnya memperoleh harga diri dari kemampuan diri
sendiri, bukan dari ketenaran ekternal yang tidak dapat dikontrolnya, yang
membuatnya tergantung kepada orang lain (Alwisol 2004).
e) Kebutuhan aktualisasi diri adalah keinginan untuk memperoleh kepuasan dengan
diri sendiri (Self fulfiment), untuk menyadari smeua potensi dirinya, untuk
menjadi apa saja yang dia dapat melakukannya dan untuk menjadi kreatif dan
bebas mencapai puncak prestasi potensinya. Kebutuhan aktualisasi diri ini yatitu
kebutuhan untuk ingin berkembang, ingin berubah, ingin mengalami transformasi
menjadi lebih bermakna (Alwisol 2004). Kebutuhan ini merupakan puncak dari
hirarki kebutuhan manusia yaitu perkembangan atau perwujudan potensi dan
kapasitas secara penuh. Maslow berpendapat bahwa manusia dimotivasi untuk
menjadi segala sesuatu yang dia mampu untuk menjadi yang diinginkan.
Walaupun kebutuhan lainnya terpenuhi, namun apabila kebutuhan aktualisasi diri
tidak terpenuhi maka seseorang akan mengalami kegelisahan, ketidaksenagan atau
frustasi (Syamsu & Juntika 2007).
6) Sehat merupakan suatu keadaan yang sempurna baik fisik, mental maupun sosial serta
tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan ( WHO 1947 ).
7) Rentang ini diawali dari status kesehatan sehat normal,sehat sekali dan sejahtera.
Dikatakan sehat bukan hanya bebas dari penyakit akan tetapi juga meliputi aspek
fisik,emosi,sosial dan spiritual. Maka dapat diketahui karakteristik sehat sebenarnya
adalah:
a) pertama, memiliki kemampuan merefleksikan perhatian pada individu sebagai
manusia.
b) kedua,memiliki pandangan terhadap sehat dalam konteks lingkungan; dan ketiga,
memiliki hidup yang kreatif dan produktif keyakinan terhadap kesehatan adalah
pendapat, keyakinan, dan sikap seseorang terhadap sehat dan sakit. Keyakinan
terhadap kesehatan didasarkan informasi yang faktual/kesalahan informasi,
pikiran sehat/mitos, dan kenyataan atau harapan yang salah. Karena keyakinan
terhadap kesehatan biasanya mempengaruhi perilaku sehat, maka keyakinan
tersebut dapat berpengaruh secara positif/negatif terhadap tingkat kesehatan klien.
8) Faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan seseorang :
a) Kesehatan fisik terwujud apabila seseorang tidak merasa dan mengeluh sakit
atau tidak adanya keluhan dan memang secara objektif tidak tampak sakit.
Semua organ tubuh berfungsi normal atau tidak mengalami gangguan.
b) Kesehatan mental (jiwa) mencakup 3 komponen, yakni pikiran, emosional,
dan spiritual. Pikiran sehat tercermin dari cara berpikir atau jalan pikiran.
Emosional sehat tercermin dari kemampuan seseorang untuk mengekspresikan
emosinya, misalnya takut, gembira, kuatir, sedih dan sebagainya. Spiritual
sehat tercermin dari cara seseorang dalam mengekspresikan rasa syukur,
pujian kepada Tuhan Yang Maha Esa.
c) Kesehatan sosial terwujud apabila seseorang mampu berhubungan dengan
orang lain atau kelompok lain secara baik, tanpa membedakan ras, suku,
agama atau kepercayan, status sosial, ekonomi, politik, dan sebagainya, serta
saling toleran dan menghargai.
d) Kesehatan dari aspek ekonomi terlihat bila seseorang (dewasa) produktif,
dalam arti mempunyai kegiatan yang menghasilkan sesuatu yang dapat
menyokong terhadap hidupnya sendiri atau keluarganya secara finansial. Bagi
mereka yang belum dewasa (siswa atau mahasiswa) dan usia lanjut
(pensiunan), dengan sendirinya batasan ini tidak berlaku. Oleh sebab itu, bagi
kelompok tersebut yang berlaku adalah produktif secara sosial, yakni
mempunyai kegiatan yang berguna bagi kehidupan mereka nanti, misalnya
berprestasi bagi siswa atau mahasiswa, dan kegiatan sosial, keagamaan, atau
pelayanan kemasyarakatan lainnya bagi usia lanjut.
9) Sakit merupakan suatu keadaan yang disebabkan oleh bermacam-macam keadaan,
bisa suatu kelainan, kejadian yang dapat menimbulkan gangguan terhadap susunan
jaringan tubuh manusia dari fungsi jaringan itu sendiri maupun fungsi keseluruhan
dari anggota tubuhnya ( WHO 1947 ).
10) Rentang sakit merupakan
Rentang ini dimulai dari keadaan setengah sakit,sakit,sakit kronis dan kematian.
11) Tahapan proses sakit :
1) Tahap gejala
Merupakan tahap awal seseorang mengalami proses sakit dengan ditandai adanya
perasaan tidak nyaman terhadap dirinya karena timbulnya suatu gejala.
2) Tahap asumsi terhadap sakit
Pada tahap ini seseorang akan melakukan interpretasi terhadap sakit yang di
alaminya dan akan merasakan keraguan pada kelainan atau gangguan yang di
rasakan pada tubuhnya.
3) Tahap kontak dengan pelayanan kesehatan
Tahap ini seorang mengadakan hubungan dengan pelayanan kesehatan dengan
meminta nasehat dari profesi kesehatan.
4) Tahap penyembuhan
Tahap ini merupakan tahapan terakhir menuju proses kembalinya kemampuan
untuk beradaptasi,di mana seseorang akan melakukan proses belajar untuk
melepaskan perannya selama sakit dan kembali berperan seperti sebelum sakit.
12) Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan perilaku seseorang ketika sakit :
1) Faktor Internal
a) Persepsi individu terhadap gejala dan sifat sakit yang dialami
Klien akan segera mencari pertolongan jika gejala tersebut dapat mengganggu
rutinitas kegiatan sehari-hari. Akan tetapi, persepsi seperti itu dapat pula
mempunyai akibat yang sebaliknya. Bisa saja orang yang takut mengalami
sakit yang serius akan bereaksi dengan cara menyangkalnya dan tidak mau
mencari bantuan.
b) Asal atau Jenis penyakit
Pada penyakit akut dimana gejala relatif singkat dan berat serta mungkin
mengganggu fungsi pada seluruh dimensi yang ada. Maka klien biasanya akan
segera mencari pertolongan dan mematuhi program terapi yang diberikan.
Sedangkan pada penyakit kronik biasanya berlangsung lama (>6 bulan)
sehingga jelas dapat mengganggu fungsi di seluruh dimensi yang ada. Jika
penyakit kronik itu tidak dapat disembuhkan dan terapi yang diberikan hanya
menghilangkan sebagian gejala yang ada, maka klien mungkin tidak akan
termotivasi untuk memenuhi rencana terapi yang ada.
2) Faktor Eksternal
a) Gejala yang Dapat Dilihat
Gajala yang terlihat dari suatu penyakit dapat mempengaruhi Citra Tubuh dan
Perilaku Sakit.
b) Kelompok Sosial
Kelompok sosial klien akan membantu mengenali ancaman penyakit, atau
justru meyangkal potensi terjadinya suatu penyakit.
c) Latar Belakang Budaya
Latar belakang budaya dan etik mengajarkan sesorang bagaimana menjadi
sehat, mengenal penyakit, dan menjadi sakit. Dengan demikian, perawat perlu
memahami latar belakang budaya yang dimiliki klien.
d) Ekonomi
Semakin tinggi tingkat ekonomi seseorang biasanya ia akan lebih cepat
tanggap terhadap gejala penyakit yang ia rasakan. Sehingga ia akan segera
mencari pertolongan ketika merasa ada gangguan pada kesehatannya.
e) Kemudahan Akses Terhadap Sistem Pelayanan
Dekatnya jarak klien dengan RS, klinik atau tempat pelayanan medis lain
sering mempengaruhi kecepatan mereka dalam memasuki sistem pelayanan
kesehatan. Demikian pula beberapa klien enggan mencari pelayanan yang
kompleks dan besar dan mereka lebih suka untuk mengunjungi Puskesmas
yang tidakmembutuhkan prosedur yang rumit.
13) Tahap-tahap perilaku sakit meliputi :
1) Tahap I (Mengalami Gejala)
Pada tahap ini pasien menyadari bahwa ”ada sesuatu yang salah”. Mereka
mengenali sensasi atau keterbatasan fungsi fisik tetapi belum menduga adanya
diagnosa tertentu.
Persepsi individu terhadap suatu gejala meliputi ;
a) Kesadaran terhadap perubahan fisik (nyeri, benjolan, dll)
b) Evaluasi terhadap perubahan yang terjadi dan memutuskan apakah hal tersebut
merupakan suatu gejala penyakit.)
c) Respon emosional, jika gejala itu dianggap merupakan suatu gejala penyakit
dan dapat mengancam kehidupannya maka ia akan segera mencari pertolongan
2) Tahap II (Asumsi Tentang Peran Sakit)
Terjadi jika gejala menetap atau semakin berat Orang yang sakit akan melakukan
konfirmasi kepada keluarga, orang terdekat atau kelompok sosialnya bahwa ia
benar-benar sakit sehingga harus diistirahatkan dari kewajiban normalnya dan dari
harapan terhadap perannya.
3) Tahap III (Kontak dengan Pelayanan Kesehatan)
Pada tahap ini klien mencari kepastian penyakit dan pengobatan dari seorang ahli,
mencari penjelasan mengenai gejala yang dirasakan, penyebab penyakit, dan
implikasi penyakit terhadap kesehatan dimasa yang akan datang
4) Tahap IV (Peran Klien Dependen)
Pada tahap ini klien menerima keadaan sakitnya, sehingga klien bergantung pada
pada pemberi pelayanan kesehatan untuk menghilangkan gejala yang ada. Klien
menerima perawatan, simpati, atau perlindungan dari berbagai tuntutan dan stress
hidupnya. Secara sosial klien diperbolehkan untuk bebas dari kewajiban dan tugas
normalnya semakin parah sakitnya, semakin bebas. Pada tahap ini klien juga harus
menyesuaikannya dengan perubahan jadwal sehari-hari. Perubahan ini jelas akan
mempengaruhi peran klien di tempat ia bekerja, rumah maupun masyarakat
5) Tahap V (Pemulihan dan Rehabilitasi)
Merupakan tahap akhir dari perilaku sakit, dan dapat terjadi secara tiba-tiba,
misalnya penurunan demam. Penyembuhan yang tidak cepat, menyebabkan
seorang klien butuh perawatan lebih lama sebelum kembali ke fungsi optimal,
misalnya pada penyakit kronis. Tidak semua klien melewati tahapan yang ada,
dan tidak setiap klien melewatinya dengan kecepatan atau dengan sikap yang
sama.
14) Dampak sakit :
1) Terhadap prilaku dan emosi klien
Setiap orang memiliki reaksi yang berbeda-beda tergantung pada asal
penyakit, reaksi orang terhadap penyakit yang di deritanya, dan lain-lain.
Penyakit dengan jangka waktu yang singkat dan tidak mengancam
kehidupanya akan menimbulkan sedikit perubahan prilaku dalam fungsi klien
dan keluarga. Misalnya seorang ayah yang mengalami demam, mungkin akan
mengalami penurunan tenaga atau kesabaran untuk menghabiskan waktunya
dalam kegiatan keluarga dan mungkin dan akan menjadi mudah marah, dan
memilih menyendiri. Sedangkan penyakit berat,apalagi jika mengancam
kehidupanya. Dapat menimbulkan perubahn emosi dan prilaku yang lebih
luas, seperti ansietas, syok, penolakan, marah, dan menarik diri. Perawat
bereran dalam mengembangkan koping klien dan keluarga terhadap setres
karena setres sendiri tidak dapat dihilangkan.
2) Terhadap peran keluarga
Setiap orang memiliki peran dalam kehidupanya, sperti pencari nafkah,
pengambil keputusan, seorang profesional, atau sebagai orang tua. Saa
mengalami penyakit, peran-peran klien tersebut dapat mengalami perubahan.
3) Konsep Sehat Sakit
Perubahn tersebut mungkin tidak terlihat dan berlangsung singkat atau terlihat
secara drastis dan berlangsung lama. Individu / keluarga lebih mudah
beradaptasi dengan perubahan yang berlangsung singkat dan tidak terlihat.
Perubahan jangka pendek klien tidak mengalami tahap penyesuaiian yang
berkepanjangan. Akan tetapi pada perubahan jangka panjang klien
memerlukan proses penyesuaiian yang sama dengan tahap berduka, peran
perawat adalah melibatkan keluarga dalam pembuatan rencana keperawatan.
4) Terhadap citra tubuh
Citra tubuh merupakan konsep subjektif seseorang terhadap penampilan
fisiknya. Beberapa penyakit dapat menimbulkan perubahan dalam penampilan
fisiknya, dan klien/keluarga akan bereaksi dengan cara yang berbeda-beda
terhadap perubahn tersebut. Reaksi klien terhadap perubahan gambaran tubuh
itu tergantung pada : jenis perubahan (misalkan : kehilangan tangan< alat
indra tertentu, atau organ tertentu).
5) Terhadap konsep diri
Konsep diri adalah citar mental seseorang terhadap dirinya sendiri, mencakup
bagaimana mereka melihat kekuatan dan kelemahanya pada seluruh aspek
kepribadiaannya. Konsep diri tidak hanya bergantung pada gambaran tubuh dan
peran yang dimilikinya tetapi juga bergantung pada aspek psikologis dan spiritual
diri. Perubahn konsep diri akibat sakit mungkin bersifat kompleks dan kurang dan
bisa terobservasi dibandingkan perubahn peran. Konsep diri berperan penting
dalam hubungan seseorang dengan anggota keluarga yang lain. Klien yang
mengalami perubahn konsep diri karena mungkin sakitnya tidak mampu lagi
memenuhi harapan keluarganya, yang akhirnya menimbulkan ketegangan dan
konflik. Akibatnya anggota keluarga akan mengubah interaksi mereka dengan
klien. Misal : klien tidak lagi terlibat dalam proses pengambilan keputusan
dikeluarga atau tidak akan merasa mampu dukungan emosi pada anggota
keluarganya yang lain atau kepada teman-temanya.
6) Terhadap dinamika keluarga
Dinamika keluarga merupakan proses dimana keluarga melakukan fungsi,
mengambil keputusan dan memberi dukungan kepada anggota keluarganya, dan
melakukan koping.
15. Host/Pejamu, Agent dan Environtment adalah :
1) Agent merupakan semua unsur atau elemen hidup maupun tidak hidup yang
kehadirannya atau ketidakhadirannya bila diikuti dengan kontak yang efektif
dengan pejamu (host) yang rentan dalam keadaan yang memungkinkan akan
menjadi stimuli untuk menyebabkan terjadinya proses penyakit.
2) Host/Pejamu merupakan organisme, biasanya berupa manusia atau hewan yang
menjadi tempat terjadinya proses alamiah penyakit. Pejamu memberikan tempat
dan penghidupan kepada suatu patogen.
3) Environment
Adalah segala sesuatu yang mengelilingi dan juga kondisi diluar manusia atau
hewan yang menyebabkan atau memungkinkan penularan penyakit.

Anda mungkin juga menyukai