PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keperawatan sebagai profesi adalah unik karena keperawatan ditujukan ke berbagai respon
individu dan keluarga terhadap masalah kesehatan yang dihadapinya. Perawat memiliki
berbagai peran seperti pemberi perawatan, sebagai perawat primer, pengambil keputusan
klinik, advokat, peneliti dan pendidik. Perawat seringkali harus melakukan berbagai peran
lebih dari satu dalam waktu yang bersamaan, sehingga dalam menjalankan tugas tersebut
perawat harus mempunyai kerangka berpikir yang sama.
Salah satu ahli dalam keperawatan adalah Pamela G. Reed yang termasuk ke dalam teori
Middle Range dengan teorinya self transedensi. Teorinya mengatakan bahwa pengembangan
konsep diri dibatasi secara mulitidimensi yaitu Inwardly (batiniah), Outwardly (lahiriah)
dan Temporally (duniawi). Berdasarkan teori transendensi diri, terdapat dua poin
intervensi. Tindakan keperawatan secara langsung berfokus pada sumber-sumber yang
berasal dari dalam diri seseorang terhadap transendensi atau berfokus pada beberapa faktor
personal dan kontekstual yang mempengaruhi hubungan antara transendensi diri dan
vulnerable, hubungan antar transendensi diri dan keadaan baik/sehat.
B. Tujuan penulisan
Tujuan penulisan makalah ini untuk memahami hal-hal yang berkaitan dengan teori Self
Transcendense oleh Pamela G. Reed.
TINJAUAN TEORI
I. SEJARAH TEORI
Pamela G. Reed lahir di Detroit, Michigan. Kemudian menikah dengan suaminya Gary di
tahun 1973, dan mereka mempunyai 2 orang putri. Reed lulus sarjana dari Wayne State
University di Detroit, Michigan pada tahun 1974 dan mendapatkan gelar M.S.N di kesehatan
mental –psikiatri pada anak dan remaja dan pendidikan keperawatan pada tahun 1976. Dia
memulai program doktornya di Institusi pada tahun 1979 dan mendapatkan gelar Ph.D pada
tahun 1982 dengan kekhususan di teori keperawatan dan riset. Riset disertasinya dibimbing
oleh Joyce J. Fitzpatrick yang berfokus pada hubungan antara well- being dan perspektif
spiritual hidup dan mati pada penyakit terminal dan individu yang sehat.
Reed bekerja di fakultas keperawatan Universitas Arizona di Tucson, dimana dia mengajar,
mengelola penelitian dan mempunyai peran administrasi termasuk Dean Asscociate untuk
urusan akademik sejak Januari 1983. Reed juga mendapatkan banyak penghargaan atas
prestasi mengajarnya terhadap pengembangan teori keperawatan dan metateori. Lingkup
penelitian utamanya meliputi well-being dan aging. Dia menjadi pioneer pada penelitian
keperawatan ke dalam kepercayaan. Dia mengembangkan instrument penelitian secara luas
antara lain skala perspektif spiritual dan skala self transcendence. Reed menjadi co editor
pada buku perspektif pada teori keperawatan edisi 4 dan 5.
Reed merupakan anggota Akademi Keperawatan Amerika dan juga anggota beberapa
organisasi professional, meliputi Sigma Theta Tau International, the American Nurses
Association, and the International Society of Rogerian Scholars. Dia juga bertindak sebagai
review editorial pada beberapa jurnal dan sebagai editor pada kolom ilmu keperawatan
triwulanan, dialog ilmiah.
1. VULNERABILITY
2. SELF TRANSCENDENCE
Bernard Lonergan, filsuf dan teolog, dalam bukunya Method in Theology (1975) menulis
bahwa manusia mencapai keotentikannya dalam transendensi diri (self-transcendence).
Transendensi diri berarti suatu gerak melampaui apa yang telah dicapai. Suatu gerak dari
yang kurang baik menjadi baik dan dari yang baik menjadi lebih baik.
3. WELL-BEING
Didefiniskan sebagai perasaan sehat secara menyeluruh baik fisik, psikologis, sosial, budaya
dan spiritual yang menunjukkan suatu kesejahteraan dan keadan yang baik.
4. MODERATING-MEDIATING FACTORS
5. POINT OF INTERVENTION
III. ASUMSI MAYOR :
1. HEALTH
Sehat, merupakan awal proses model, yang didefinisikan secara mutlak sebagai proses
kehidupan dari dua hal yaitu pengalaman negatif dan positif dimana individu menciptakan
lingkungan dan nilai-nilai yang unik yang mendukung kesejahteraan (well-being).
2. NURSING
Peran keperawatan adalah untuk mendampingi orang-orang (persons) (melalui proses
interpersonal dan manajemen terapeutik pada lingkungannya) dengan membutuhkan
keterampilan untuk mendukung kesehatan (health) dan kesejahteraan (well-being).
3. PERSON
4. ENVIRONMENT
Keluarga, jaringan sosial, lingkungan fisik dan komunitas adalah lingkungan yang secara
signifikan berkontribusi pada proses kesehatan dimana perawat mempengaruhinya
dengan mengatur interaksi yang terapeutik antara orang-orang, objek dan aktivitas
keperawatan.
IV. PERNYATAAN TEORITIS
Sebagaimana yang telah dikemukakan di atas, bahwa ada tiga konsep utama dari teori self
transcendence yaitu vulnerabel, transendens diri, dan kesejahteraan. Ada 3 dalil yang
berkembang menggunakan tiga konsep dasar di atas. Pertama, self transcendence merupakan
kehebatan seseorang saat menghadapi akhir dari kehidupan dibanding ia tidak
mengalaminya. Isu dari akhir kehidupan diinterpretasikan secara luas, dimana timbul dengan
adanya kejadian dalam kehidupan, kondisi sakit, penuaan dan pengalaman-pengalaman lain
yang meningkatkan kesadaran akan kematian.
Dalil yang kedua yaitu batasan-batasan konseptual yang dihubungkan dengan kesejahteraan
(well-being). Batasan-batasan konseptual dan fluktuasi yang mempengaruhi secara positif
atau negatif kesejahteraan/well being sepanjang masa kehidupan. Misalnya, peningkatan
penampilan dan perilaku self transcendence diharapkan berkaitan secara positif dengan
kesehatan mental sebagai indicator kesejateraan/well-being pada seseorang yang sedang
menghadapi isu akhir dari kehidupan. Contoh khusus tentang pengaruh negatif yaitu
inabilitas/ketidakmampuan untuk mencapai atau menerima orang lain (berteman) yang akan
mengarah pada depresi sebagai indicator kesehatan mental.
Dalil yang ketiga adalah proses person dengan lingkungan. Faktor personal dan lingkungan
berfungsi sebagai korelasi, moderator, atau mediator yang menghubungkan
antara vulnerable, transendensi diri dan keadaan sejahtera (well being).
6. Inklusif
9. Memiliki hubungan yang kuat dengan riset dan praktik (Robert Merton (1968)).
11. Mudah diaplikasikan ke dalam praktik, dan bagian yang abstrak merupakan hal ilmiah
yang menarik (Walker and Avant (1995)).
12. Middle range theory berfokus pada hal-hal yang menjadi perhatian perawat. Sama halnya
dengan nyeri, hal yang lainnya termasuk martabat, empati, harga diri, duka cita, harapan,
kenyamanan, dan kualitas hidup.
13. Beberapa di antaranya memiliki dasar dari grand teori, misalnya : middle range
theory dari “self care deficit” diturunkan dari grand theory “self care” oleh Orem (1980).
15. Chinn and Kramer (1995) menyatakan bahwa ada 8 mid-range theory yaitu teori
perawatan mentruasi, teori “family care-giving”, theory of relapse among ex-
smokers (kekambuhan di antara mantan perokok), a theory of uncertainty in
illness (ketidakpastian saat sakit), a theory of the peri-menopausal process (proses
menopause), a theory of self-transcendence, a theory of personal risking and a theory of
illness trajectory.
2. Mudah diterapkan
Menurut Nolan & Grant (1992), ada dua kriteria sebuah teori bisa diterapkan ke dalam
praktik yaitu :
2. Seharusnya berorientasi pada hasil yang akan diperoleh untuk kepentingan pasien, bukan
hanya menggambarkan apa yang dilakukan perawat.