id
LAPORAN UMUM
Oleh :
Asepti Linda Januarti
NIM.R0007109
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
PENGESAHAN
dengan peneliti :
Pembimbing I Pembimbing II
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Dengan penulis :
Oleh :
Pembimbing Lapangan
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmannirrahim
Yang Maha Esa atas karunia dan rahnat yang dilimpahkan-Nya sehingga penulis
Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja di PT. Bina Guna Kimia Ungaran
Tujuan penulisan laporan ini adalah sebagai tugas akhir dan syarat dalam
Keberhasilan penulisan laporan ini tidak lepas dari bimbingan, do’a, dan
dukungan dari berbagai pihak yang bersifat spiritual maupun material, oleh karena
itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
2. Bapak Putu Suriyasa, dr, MS. PKK, Sp. Ok, selaku Ketua Program
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
5. Bapak Indra Ari Kurniawan, selaku Proces safety office di PT. Bina Guna
Kimia.
6. Bapak Muchlisin, selaku Occupational Health & Safety di PT. Bina Guna
Kimia.
8. Bapak Tachril, Bapak Yoyok Sudiro, Bapak Yuli, Bapak Munir dan Bapak
9. Bapak Hendras Setyawan, selaku dokter Poliklinik, Mbak Fajar dan Mas
10. Mas Syafirudin, Mbak Yuli dan segenap staft PT. Bina Guna Kimia yang
11. Ayah,Ibu, dan Adikku tercinta beserta seluruh keluarga yang telah banyak
berkorban dan memberikan kasih sayang serta do’a dan dukungan baik
dan Nugroho Edi Kurniawan yang selalu memberi motivasi dan kerjasam
yang baik.
13. Dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Akhir kata penulis mohon maaf apabila dalam penulisan laporan ini
banyak kekurangan baik isi maupun penulisan. Untuk itu kritik dan saran untuk
perbaikan dan kesempurnaan laporan ini sangat penulis harapkan. dan penulis
berharap semoga laporan ini bermanfaat bagi kita semua, khususnya mahasiswa
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Surakarta,
Penulis
commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ ii
C. Manfaat ..................................................................................... 3
C. Pelaksanaan ............................................................................... 6
vii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
G. Ergonomi .................................................................................... 31
BAB IV PEMBAHASAN.............................................................................. 39
D. Ergonomi ................................................................................... 51
BAB V PENUTUP......................................................................................... 59
A. Kesimpulan ................................................................................ 59
B. Saran ........................................................................................... 63
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
commit to user
viii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
commit to user
ix
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Kebijakan K3
Lampiran 18 : Form Check List Inspeksi Peralatan P3K System dan Alat Mitigasi
commit to user
x
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB I
PENDAHULUAN
semakin maju dan semakin berbahaya pula akibatnya yang menimbulkan berbagai
dari sebagian besar masyarakat perusahaan, baik pengusaha maupun tenaga kerja
commit to user
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
2
masyarakat umum dari akses yang mungkin dapat ditimbulkan oleh kegiatan-
PT. Bina Guna Kimia Ungaran merupakan salah satu perusahaan penghasil
petisida di Indonesia yang menggunakan bahan kimia dan bahan atau alat yang
akibat kerja, serta terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif
dengan melibatkan unsur manajemen, tenaga kerja, kondisi dan lingkungan yang
terintegrasi. Salah satu usaha dalam pengendalian potensi bahaya yang ada di PT.
Bina Guna Kimia yaitu dengan pemakaian Alat Pelindung Diri. Maka dari itu pula
B. Tujuan Magang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
3
3. Untuk mengetahui potensi bahaya dan faktor bahaya di tempat kerja PT. Bina
C. Manfaat
1. Bagi Penulis
b. Dapat mengetahui hambatan atau kendala dalam penerapan Hiperkes dan KK.
perusahaan.
kerja.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
4
3. Bagi Perusahaan
Dapat memberikan masukan bagi PT. Bina Guna Kimia Ungaran tentang
kondisi kerja yang berbahaya dan usaha penerapan Keselamatan dan Kesehatan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB II
METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
Lokasi yang digunakan untuk penelitian ini adalah di perusahaan PT. Bina
Guna Kimia Ungaran yang merupakan Pabrik Penanaman Modal Asing (PMA)
dan FMC untuk pengolahan bahan baku pestisida yang beralamatkan di Jl. Raya
B. Sumber Data
1. Wawancara
Yaitu teknik pengambilan data dengan melakukan Tanya jawab kepada pihak-
2. Observasi
3. Studi Kepustakaan
commit to user
5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
6
C. Pelaksanaan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB III
HASIL MAGANG
1. Sejarah Perusahaan
dan kegunaan dari pestisida dalam setiap kehidupan, karena pestisida digunakan
Guna Kimia bernama Parama Bina Tani, berdasarkan surat ijin usaha tetap dari
pada awal bulan maret 1983. Seiring dengan kemajuan perekonomian dan
adanya kebijakan pemerintah dalam bidang perdagangan, maka PT. Parama Bina
selanjutnya berganti nama menjadi PT. Bina Guna Kimia (a.n. FMC Join Venture
Company). PT. Bina Guna Kimia didirikan pada tanggal 1 Mei 1994 yang
perlindungan tanaman dan produk lain (specialty) serta produk pertanian lainnya.
commit to user
7
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
8
PT. Bina Guna Kimia memproduksi produk pestisida dalam bentuk butiran atau
granular dan tepung atau powder serta cairan (liquid), dimana produk yang
dihasilkan adalah untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri maupun luar negeri.
lingkungan, seiring dengan telah diraihnya ISO 9001:2008, ISO 14001:2004, dan
OSHAS 18001:2007.
PT. Bina Guna Kimia memilki luas lahan ± 6 Ha, dengan status
dibangun pada lokasi yang dipilih berdasarkan beberapa faktor yaitu letak pabrik
terhadap pasar, tersedianya sarana transportasi, adanya tenaga kerja yang murah,
tersedianya sumber air, tenaga listrik dan bahan bakar yang cukup. Dan memiliki
faktor lain yaitu harga tanah dan gedung, kemungkinan perluasan pabrik,
masyarakat daerah setempat, iklim, keadaan geologis. PT. Bina Guna Kimia
Semarang 50552, dengan kantor pusat berada di Wisma Kode Lt. 10, Jl. HR.
Rasuna Said Kav. B-4, Jakarta 12920. Berbataskan daerah administrasi sebagai
berikut :
pestisida ingin secara aktif memberikan arti kepada lingkungan masyarakat sekitar
PT. Bina Guna Kimia yang terdiri dari bagian antara lain :
a. Liquid
b. Granule
yang berbentuk butiran atau granular, dengan jumlah karyawan sekitar 40 orang.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
10
bila ada pesanan saja. Jumlah tenaga kerja diambilkan dari tenaga kerja yang
bekerja di bagian liquid atau granule dengan melihat jumlah pesanan produksi.
dengan liquid, namun telah diadakan pembangunan untuk proses herbisida yang
berada di dekat maintenance dan saat ini sedang dalam proses pembangunan.
d. Ware House
yang terdiri dari WH II, WH III, WH IV untuk bahan baku dan WH I untuk
finishing good.
e. Work Shop
Work shop atau maintenance adalah tempat untuk proses perbaikan, dan
perawatan mesin dan peralatan serta berbagai instalasi yang ada di perusahaan. Di
bagian ini merupakan sarana penunjang produksi untuk perihal teknik, yang
f. Incinerator
terutama limbah B3 yang berasal dari sisa proses produksi, juga sebagai tempat
penyimpanan sementara sisa proses insenerasi yang akan dibuang pihak terkait.
g. Laundry
2. Lokasi Pabrik
Lokasi PT. Bina Guna Kimia yaitu di Jl. Raya Desa Klepu, Kecamatan
Pringapus, Kabupaten Semarang 50552. Luas tanah yang dimiliki oleh PT. Bina
Guna Kimia yaitu sekitar 4 hektar. Alasan yang menjadi dasar pemilihan lokasi
produksinya.
disamping jumlah penduduk yang cukup besar juga penduduk yang berasal dari
berbagai daerah.
3. Ketenagakerjaan
Jumlah tenaga kerja di PT. Bina Guna Kimia Ungaran sekitar 287 orang
yang terdiri dari 129 orang karyawan tetap dan 158 orang karyawan kontrak. PT.
Bina Guna Kimia Ungaran dengan jam kerja yaitu 40 jam / minggu atau 8 jam /
hari dengan 5 hari kerja mulai hari Senin-Jum’at, tetapi apabila ada lemburan
dilakukan pada hari sabtu dan minggu. PT. Bina Guna Kimia Ungaran
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
12
c. Day Shift : 07.30 – 16.00 WIB, jam istirahat 12.00 – 12.30 WIB
B. Bahan Baku
Bahan baku untuk pembuatan pestisida yaitu bahan kimia dari golongan
C. Proses Produksi
Secara umum proses produksi pestisida di PT. Bina Guna Kimia Ungaran
berbentuk cairan.
kerja yaitu menimbang pasir kearah hopper sesuai dengan formula dengan
dekat dumping station dengan mencatat nomor batchnya yang tercantum dalam
dalam muson dengan membuka getah hopper setelah pasir masuk V3 dengan
Setelah itu menyiapkan bahan kimia, pasir dan larutan technical kemudian
visual warna seragam product dapat dikeluarkan dari muson dan ditampung
product hopper dengan cara dipukul dengan palu karet atau menaikkan produk
dari munson ke hopper. Dimana dari Hopper lewat feed conveyor masuk ke dryer
berurutan finished product elevator, shaking screen, burner dan rotary dry.
Apabila panas pada dryer sudah tercapai 100% dengan terbaca pada panel dryer
produk yang telah lolos dari shaking screen ditampung di finished product hopper
Proses persiapan bahan baku untuk liquid dengan proses awal yang
loading bahan aktif yaitu merupakan proses memasukkan bahan aktif ke tangki
formulasi dengan cara menghisap bahan aktif dengan pompa hisap dan
memastikan jumlah yang dihisap sesuai dengan kebutuhan yaitu berat awal
dikurangi berat akhir sebelum dibuang drum bahan aktif yang sudah kosong harus
loading bahan aktif yaitu dengan mencatat jumlah masing-masing bahan yang
telah dimasukkan pada lembar formulasi sisa 25% solvent dimasukkan untuk
membilas pipa dan untuk top up tangki, setelah itu melakukan sirkulasi selama 30
tank. Pada proses packing semua bahan telah dipindahkan ke holding tangki
kemudian dengan memanfaatkan gaya gravitasi jatuh ke filter. Dari filter bahan-
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
15
bahan dihisap dengan piston dan dikeluarkan lewat nozzle dan masuk ke dalam
kaleng.
tahap lanjut dari pembuatan pestisida, dimana pestisida yang sudah dikemas
conveyor dan masuk ke dalam carton sealer untuk disegel kemudian ditimbang
dichek weigher dan diberi sampel check, nomor batch dan tanggal produk.
1) Potensi Bahaya
PT. Bina Guna Kimia kimia terdapat potensi bahaya yang harus
a. Kebakaran
beresiko karena di PT. Bina Guna Kimia merupakan penghasil pestisida dan
bahan baku yang digunakan banyak bahan kimia yang mudah terbakar seperti di
area granule, liquid, gudang B3, laboratorium, dan tank farm misalnya adalah
dengan pengaturan suhu ruangan yang sesuai karakteristik bahan yang mudah
terbakar, ventilasi, penataan saluran listrik yang teratur dan aman serta pemberian
Fire Alarm System, yang berupa heat detector, smoke detector, flame detector,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
16
APAR, hidrant, kereta pemadam kebakaran, emergency exit, dan tangki foam
b. Ledakan
panas pada saat melakukan proses produksi. Di PT. Bina Guna Kimia Ungaran
peralatan yang berpotensi menimbulkan ledakan adalah tabung formulasi dan saat
pengelasan di atas tabung dan area tank farm, untuk itu dilakukan pencegahan
serta pengendalian dengan penataan ruang yang sesuai, dengan suhu yang sesuai,
ventilasi yang cukup, serta sarana tanggap darurat (emergency exit dan lain-lain).
c. Terjepit
disebabkan karena pada saat pengepakan atau packing dengan mesin illapak di
granule dan dengan mesin capping dan filling di liquid yang melewati conveyor,
apabila tidak hati-hati jari tangan bisa terjepit. Pengendalian dan pencegahan yang
dilakukan adalah dengan memberi batas-batas pada mesin dan benda berbahaya,
memakai sarung tangan nitril gloves, dan karyawan telah dilatih untuk teliti dan
d. Terpeleset.
yang tinggi sangat membahayakan bagi tenaga kerja yang dapat menyebabkan
kecacatan bahkan kematian. Salah satu penyebab dari resiko bahaya terpeleset
adalah kondisi lantai yang licin khususnya di ruang produksi dan banyaknya
genangan air seperti di mesin formulasi di bagian liquid serta di sepanjang jalan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
17
yang di lewati forklift dimana ada oli yang tercecer di jalan. Untuk itu pencegahan
tempat-tempat yang tinggi, agar tidak terjatuh saat terpleset, memakai sepatu
safety yang anti licin (sepatu boot), dan pembersihan secara rutin air serta zat-zat
yang menimbulkan lantai atau area licin, serta diberi tanda (poster) pada tempat
e. Tertimpa
bahan jadi yang ada di area ware house, bahan jadi di area finishing goods.
dalam penataan yang tidak melebihi standar ketinggian dan jumlah tumpukan,
serta dengan pemakaian APD safety shoes dan helmet untuk mengurangi bahaya
tertimpa benda.
Potensi bahaya terpercik bahan kimia di PT. Bina guna Kimia sangat
mudah terjadi karena bentuknya yang cair dan granular, dapat dengan mudah
dapat menimbulkan iritasi kulit dan bahaya pada organ luar tubuh yang terkena.
mantenance, pada saat penuangan bahan formulasi, pembersihan mesin dan bahan
pencegahan yang dilakukan adalah dengan penerapan SOP perlakuan bahan kimia
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
18
yang benar serta memakai APD kaca mata, tameng, sarung tangan, apron atau
Keracunan bahan kimia B3 di PT. Bina Guna Kimia dapat terjadi karena
paparan dari bahan kimia berbahaya terutama oleh bahan golongan organofosfat
dan karbamat yang digunakan dalam proses produksi maupun kegiatan lain di area
perusahaan yang bersifat toksik. Keracunan terjadi karena paparan yang melalui
pernapasan, kulit, dan pencernaan (tertelan), yaitu pada saat packing, penuangan
WWT, yang banyak terjadi pada proses produksi dan proses insenerasi. Maka
minum dan merokok pada area yang ditentukan, penerapan industrial hygiene,
keracunan organofosfat dan karbamat, serta perlengkapan sarana eyes wash, body
1. Faktor Bahaya
ditimbulkan di tempat kerja terdiri dari 2 faktor bahaya yaitu faktor bahaya fisik
Di PT. Bina Guna Kimia Ungaran faktor fisik terdiri atas kebisingan,
1) Kebisingan
dan kelelahan. Kebisingan di PT. Bina Guna Kimia Ungaran yang dihasilkan oleh
tinggi sehingga melebihi nilai NAB atau diatas 85 dB. Mesin-mesin lainnya yang
misalnya pada mesin illapak, munson dan pada area bag house.
illapak, munson dan forklift terjadi pada saat pekerja sedang melakukan pekerjaan
perusahaan mewajibkan pekerja memakai ear plug yang terbuat dari karet serta
ear muff khusus untuk pekerja di bagian gerinda dalam jumlah yang cukup, hal ini
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
20
2) Getaran
berbagai penyakit akibat kerja dan ketidaknyamanan dalam bekerja. PT. Bina
Guna Kimia telah melakukan pengukuran yang dilakukan pada area granule dan
maintenance, yaitu pada lantai, mesin screen, genzet, gerinda dan mesin potong.
Pengukuran dilakukan 1 tahun sekali bersama faktor kimia fisika dan kimia lain
oleh pihak Balai Hiperkes Semarang. Hasil dari pengukuran tersebut didapat
bahwa getaran yang ada tidak melebihi NAB pada pemajanan 8 jam kerja. Dan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
21
tenaga kerja telah memakai sarung tangan untuk mengurangi atau meredam saat
Hasil
NAB Keterangan dan
No Tempat Pengukuran Pengukuran (m/s2) Rekomendasi
Range m/s2
Area Granule
1 Production
Mesin Screen Furadan 1,2-2,6 1,8 4 Dalam batas normal
Mesin Screen Marshal 1,2-2,7 2,1 4 Dalam batas normal
Packing Granule 0,5-0,7 0,6 4 Dalam batas normal
2 Area Maintenance
Melebihi standar,
melakukan SOP
Pengoperasian Genzet,
memakai sarung
Mesin Genzet 1 8,2-36,3 19,3 4 tangan peredam
Mesin Genzet 2 9,7-36,8 20,6 4
Lantai Genzet 1 0,4-0,6 0,5 4 Dalam batas normal
Melebihi NAB,
dilengkapi dengan
Masin potong Mactec 30,5-97,2 42,1 4 peredam getaran pada
Mesin Gerinda Makita 39,1-41,3 40,4 4 Pegangan
3) Penerangan
Penerangan merupakan faktor bahaya fisik yang ada di PT. Bina Guna
Kimia Ungaran yang bersumber dari penerangan alami dan penerangan buatan.
Semarang pada area granule, liquid, mantenance, ware house dan laboratorium
lain penerangan sudah cukup karena pada bagian yang lain membutuhkan
Hasil Standar
Tempat Rekomendasi
No Pengukuran (LUX)
Pengukuran
Range Lux
1 Area Granule
Penambahan lampu,
administrasi mengganti lampu
granule 92,2-178,9 141,5 300 yang mati/redup
atau penambahan
Produksi granule 19,9-167,2 61,1 100 sumber cahaya alami
2 Area Liquid
Penambahan lampu,
administrasi mengganti lampu
Liquid 92,2-178,9 141,5 300 yang mati/redup
atau penambahan
produksi 22,6-461,6 108,8 100 sumber cahaya alami
3 Maintenance
Work shop 69,9-367,7 158,8 100 Dalam batas normal
4 Area WH
WH 1 540,2-986,4 782,8 50 Dalam batas normal
WH 2 13,6-859,9 135,5 50 Dalam batas normal
WH 3 8,2-972,8 201,6 50 Dalam batas normal
WH 4 31,7-1207,6 194,6 50 Dalam batas normal
5 Area QC
Penambahan lampu,
118,4- mengganti lampu
Administrasi 1266,4 360,2 300 yang mati/redup
atau penambahan
Ruang Analisa 92,2-1484,9 373 500 sumber cahaya alami
R. Gas 186,1-
Chromatografi 1596,0 488,0 500
4) Iklim kerja
pengukuran ISBB yang dilakukan oleh Balai Hiperkes Semarang dengan area
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
23
meliputi liquid production, work shop dan WH 3. ternyata hasilnya tidak melebihi
NAB.
ISBB (°C )
No Tempat Pengukuran KETERANGAN
Hasil NAB
1 Area Granule Production
Area packing 26,4 28,0 Dalam batas normal
Area Formulasi 26 28,0 Dalam batas normal
2 Area Liquid Production
Area packing 26,5 28,0 Dalam batas normal
Area Formulasi 25,9 28,0 Dalam batas normal
3 Area Maintenance
Work shop 26,8 28,0 Dalam batas normal
4 Area WH
WH 3 27,4 28,0 Dalam batas normal
1) Bahan B3
Dalam proses produksi di PT. Bina Guna Kimia Ungaran bahan kimia
yang dipakai dan memiliki tingkat resiko yang tinggi antaranya yaitu golongan
organophospate dan carbamat. Bahan kimia itu digunakan untuk bahan baku
pembuatan pestisida, dan bahan tersebut mempunyai sifat berbahaya dan beracun
pengukuran yatu kadar cypermethrin dan carbofuran. Bahan kimia yang berada di
tempat kerja atau tempat produk harus sudah diberi tanda atau label bahan kimia
dan terdapat Material Safety Data Sheet (MSDS) untuk setiap bahan kimia yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
24
2) Limbah
diperhatikan, apabila limbah tidak segera ditangani dengan tepat maka limbah
tersebut akan mencemari lingkungan, baik itu berasal dari limbah padat, limbah
Limbah padat di PT. Bina Guna Kimia Ungaran terdiri dari limbah padat
yang non B3 dan limbah padat yang B3. Penanganan untuk limbah padat yang
sementara dengan tempat sampah berwarna hijau. Sedangkan limbah pada yang
temperatur 7000C – 9000 C. abu sisa dari pembakaran dikemas dalam drum dan
limbah cair di PT. Bina Guna Kimia Ungaran dengan metode tersebut maka hasil
limbah juga dilakukan pemeriksaan oleh pihak yang bersertifikasi PT. Sucofindo.
2) Air Sampling
Udara Lingkungan kerja atau air sampling di PT. Bina Guna Kimia
mengandung beberapa bahan kimia atau zat berbahaya yang dapat mengganggu
commit
kesehatan tenaga kerja. Zat tersebut to user CO, cypermethrin, carbofuran
diantaranya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
25
dan debu. Konsentrasi zat tersebut di udara telah dilakukan pengukuran Air
Sampling Monitoring oleh PT. Bina Guna Kimia yang bekerja sama dengan Balai
Hiperkes Semarang.
a) Pengukuran CO
berupa CO, seperti forklift, truck, dan mesin-mesin lain. Pengukuran dilakukan di
area ware house yang banyak kegiatan forklift dan banyak tenaga kerja di
Kadar bahan kimia di udara lingkungan kerja yang ada di PT. Bina Guna
formulasi granule, packing dan filling granule. Hasil pengukuran didapat tidak
dilakukan pengukuran di area liquid bagian filling dan hasilnya dinyatakan tidak
melebihi NAB.
pengelolaan bahan pestisida berupa powder. Bahan kimia tersebut adalah bahan
penunjang dari kegiatan produksi atau kandungan dari bahan baku pabrik. Dari
hasil pengukuran konsentrasi debu selama 8 jam pemaparan tidak melebihi NAB
monitoring
Carbofuran 0,0029 IH secara
commit to user
Data Calculation 0,00295 0,1 mg Periodik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
27
4 QC
Analisa Tetap
Kimia Carbofuran 0,0093 dilakukan
monitoring
Carbofuran 0,012 IH secara
E. Pelayanan Kesehatan
Dalam peningkatan derajat kesehatan tenaga kerja, PT. Bina Guna Kimia
Ungaran mengadakan pelayanan kesehatan, hal ini dilakukan untuk mencegah dan
kecelakaan kerja. Fasilitas-fasilitas yang ada di PT. Bina Guna Kimia Ungaran
yang bertujuan untuk menciptakan derajat kesehatan tenaga kerja dimana fasilitas-
1. Kotak P3K
tourniqued, kassa steril, perban, sarung tangan dan kaca mata safety.
2. Poliklinik
Di Poliklinik PT. Bina Guna Kimia Ungaran dijalankan oleh satu orang
dokter, sebagai dokter umum, satu orang Occupational Healt Officer, dan dua
PT. Bina Guna Kimia Ungaran sudah bekerja sama dengan rumah sakit
umum sebagai rumah sakit rujukan. Dimana rumah sakit rujukan meliputi rumah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
28
sakit Binakasih di Ambarawa, Rumah Sakit Elisabet Semarang dan Rumah Sakit
Umum Ungaran.
4. Mobil Ambulan
Di PT. Bina Guna Kimia Ungaran tidak memiliki mobil ambulan resmi.
5. Jamsostek
meliputi :
yang ditunjuk sebelum tenaga kerja diterima bekerja. Hal ini bertujuan agar
tenaga kerja yang diterima dalam kondisi sehat, tidak menderita penyakit menular,
dan kondisi kesehatan calon pekerja sesuai dengan pekerjaan yang akan
dilakukan. Misalnya pemeriksaan fisik yang meliputi tinggi badan, berat badan,
ditunjuk terhadap tenaga kerja dalam jangka waktu tertentu secara periodik
selama tenaga kerja bekerja diperusahaan. Hal ini bertujuan untuk menjaga dan
kesehatan akibat pekerjaan secara dini dan menghindarkan cacat tubuh akibat
dari pekerjaan tertentu terhadap tenaga kerja. Pemeriksaaan ini dilakukan pada
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
30
memerlukan perawatan lebih dari 2 minggu, tenaga kerja yang berusia lebih dari
40 tahun, tenaga kerja wanita, tenaga kerja cacat, tenaga kerja muda yang
melakukan pekerjaan tertentu dan tenaga kerja yang terdapat dugaan-dugaan kuat
kecelakaan.
F. Gizi Kerja
masyarakat. Gizi kerja yang ada di PT. Bina Guna Kimia Ungaran diserahkan
tidak mengolah makanan sendiri. Dimana kantin PT. Bina Guna Kimia Ungaran
makanan ekstra fooding yang berupa kacang hijau diberikan kepada tenaga kerja
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
31
pada saat siang hari setelah makan siang dan susu yang diberikan kepada tenaga
G. Ergonomi
PT. Bina Guna Kimia Ungaran dalam penerapan ergonomi yang meliputi :
1. Jam Kerja
PT. Bina Guna Kimia Ungaran dalam penerapan jam kerja dalam bentuk
shift kerja yaitu menggunakan 2 shift kerja dan lembur hari sabtu minggu untuk
tenaga kerja. Penggunaan 2 shift kerja di perusahaan ini apabila produksi berjalan
a. Shift 1 : 06.00 – 14.30 WIB dengan jam istirahat 11.00 – 11.30 WIB
b. Shift 2 : 14.30 – 23.30 WIB dengan jam istirahat 18.00 – 18.30 WIB
c. Day Shift : 07.30 – 16.00 WIB dengan jam istirahat 12.00 – 12.30 WIB
Lembur hari sabtu minggu dilakukan dengan jam kerja yang sama.
2. Sikap Kerja
Di bagian produksi pestisida sikap kerja di PT. Bina Guna Kimia Ungaran
kerja yang bekerja. Semua ini dilakukan untuk mengurangi tingkat kelelahan kerja
Bagi tenaga kerja yag bekerja di bagian office pekerjaan yang dilakukan
oleh karyawan dengan sikap kerja duduk, walaupun dominan dalam melakukan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
32
pekerjaan dengan sikap duduk, kursi dan meja yang digunakan oleh tenaga kerja
Ungaran tidak dilakukan dengan manual, tetapi menggunakan alat angkat dan
angkut yang ada di PT. Bina Guna Kimia Ungaran adalah forklift, hand paler, lift
Ungaran meliputi :
Alat pelindung diri yang ada di PT. Bina Guna Kimia Ungaran dibedakan
dan diberikan kepada tenaga kerja secara cuma-cuma dan diwajibkan untuk
Safety shoes merupakan alat pelindung diri untuk melingungi kaki dari
diperuntukkan bagi tenaga kerja yang bekerja di semua bagian produksi dan di
area perusahaan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
33
yang berfungsi untuk melindungi kepala dari kejatuhan benda keras. Helmet
Merupakan salah satu alat pelindung diri, safety belt dipakai tenaga
pernafasan di PT. Bina Guna Kimia Ungaran seperti masker katon, masker
respirator.
melindungi telinga dari kebisingan. Di PT. Bina Guna Kimia Ungaran alat
Merupakan alat pelindung diri yang melindungi mata dari debu. Alat
pelindung mata di PT. Bina Guna Kimia Ungaran berupa safety glass, geogles.
g) Pakaian pelindung
Pakaian pelindung yang dipakai tenaga kerja yaitu wear pack, Appron,
Celemek, Tyvex.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
34
tangan dari kecelakaan kerja. alat pelindung tangan meliputi nitrill gloves,
muka dari percikan api saat pengelasan. Alat pelindung muka seperti tameng
2. Pengaman Mesin
PT. Bina Guna Kimia Ungaran alat pengaman mesin yang dipergunakan
a. Emergency Stop
b. Safety Guard
c. Cover Mesin
3. Penanggulangan Kebakaran
Salah satu faktor bahaya yang dapat terjadi di perusahaan PT. Bina Guna
Kimia yaitu kebakaran yang dapat menimbulkan kerugian yang sangat besar. PT.
Bina Guna Kimia akan melakukan langkah pencegahan adanya bahaya kebakaran
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
35
antara lain heat detector (detektor panas), smoke detector dan flame detector
(detektor api) serta fire alarm system yang dipasang/ditempatkan diseluruh area
perusahaan.
menyediakan alat pemadam kebakaran yang meliputi APAR dan hidrant. Menurut
yang mudah dilihat dengan jelas, mudah dicapai dan diambil disertai dengan
PT. Bina Guna Kimia Ungaran memiliki 8 hydrant kotak dan 12 hydran
pilar serta pemsangannya telah sesuai dengan peraturan yang ada. Pemeriksaan
APAR dan hydrant dilakukan dua minggu sekali untuk memastikan agar tidak ada
yang kadaluarsa atau berkarat yang meliputi pemeriksaan sprayer, noozle, tekanan
air, kondisi hydrant. Untuk penanggulangan kebakaran di PT. Bina Guna Kimia
telah dibentuk tim tanggap darurat ditiap-tiap unit yang telah mendapat training
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
36
Sumber listrik yang digunakan di PT. Bina Guna Kimia Ungaran yaitu genset dan
dilakukan tiga bulan sekali oleh SHE, bagian elektrik alat untuk memeriksa kabel
adalam ohm meter earth meter, multi meter dan eksternal 1 tahun sekali.
Di PT. Bina Guna Kimia bagi tenaga kerja yang bekerja mempunyai
tingkat potensi bahaya dan resiko tinggi, maka tingkat keselamatan akan diri
tenaga kerja tersebut harus benar-benar diperhatikan. Tidak semua tenaga kerja
untuk mengantisipasi terjadinya kecelakaan kerja. Ijin kerja yang telah diterapkan
perusahaan berupa sistem ijin kerja pengelasan, ijin kerja panas, ijin kerja
ketinggian, ijin kerja masuk ruang tertutup, ijin penggunaan api dilokasi mudah
manajemen K3 di PT. Bina Guna Kimia ditangani oleh Departemen Safety Health
and Environment dengan membentuk P2K3 dengan bidang kesehatan kerja adalah
Occupational Health dan bidang keselamatan kerja adalah Safety Process kedua
bidang ini diberikan tempat yang terpisah. Sistem Manajemen Keselamatan dan
pekerjaan.
J. Emergency Respon
Bina Guna Kimia mempunyai team emergency respon (sistem tanggap darurat).
Team tanggap darurat di perusahaan terdiri dari seluruh tenaga kerja yang sudah
darurat kebakaran dan bencana lain, tanggap darurat terhadap keracunan dan
paparan bahan kimia B3, dan tanggap darurat medis serta tanggap darurat
tenaga kerja pada saat terjadi bencana atau adanya tanda sirine bahaya. Area
evakuasi tersebut dipermudah dengan adanya jalur dan rute evakuasi yang diberi
tanda dengan jelas. Dalam pemberian latihan atau training yang bertujuan agar
tenaga kerja di perusahaan akan mengerti apa yang harus mereka lakukan saat
terjadi bahaya. Setiap terjadi adanya bahaya/keadaan darurat maka harus dibuat
laporannya, supaya dapat mengambil langkah pengendalian yang lebih baik pada
yang merupakan salah satu tempat yang dituju tenaga kerja untuk menyelamatkan
akan menghitung tenaga kerja satu-persatu. Apabila keadaan sudah aman dan
tenaga kerja ingin kembali ke tempat kerja, koordinator tanggap darurat memberi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
39
tanda “Semua Beres”, tenaga kerja baru diperbolehkan untuk bekerja kembali.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB IV
PEMBAHASAN
1. Potensi Bahaya
a. Kebakaran
PT. Bina Guna Kimia diklasifikasikan tempat kerja yang beresiko sedang yaitu
kebakaran Sedang 2 adalah tempat kerja yang mempunyai jumlah dan kemudahan
terbakar sedang, menimbun bahan dengan tinggi lebih dari 4 meter, dan apabila
baku/gudang B3. PT. Bina Guna Kimia telah memberikan sarana untuk
kebakaran dan sarana evakuasi serta pengendalian penyebaran asap, panas dan gas
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a, huruf b dan huruf c dilaksanakan
39
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
40
b. Ledakan
pengendalian ledakan, semua tangki kondisinya harus selalu terawat dengan baik
dan tabung dioperasikan sesuai dengan prosedur, dan pengaturan ruang serta suhu
Hal ini sudah sesuai dengan Undang-undang No. 01 tahun 1970 tentang
c. Terjepit
pengaman mesin seprti safety guard, emergency stop, poster tanda bahaya dan
pagar pembatas pada mesin dan benda-benda yang berbahaya. Hal ini sudah
d. Terpeleset
Resiko terpeleset juga sering terjadi, hal ini disebabkan karena keadaan
lingkungan yang kotor dan tidak bersih. Hal tersebut sudah diatasi dengan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
41
genangan air, lantai harus dibersihkan secara continue dari ceceran oli forklift,
juga dengan pemakaian APD safety shoes yang tahan licin. Hal ini sudah sesuai
dengan Peraturan Mentri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per 01/ MEN/1980
ayat 1 yang menyebutkan bahwa pada setiap pekerjaan konsruksi bangunan harus
e. Tertimpa
area gudang atau ware house, tapi semua area terdapat potensi bahaya tertimpa.
Karena tenaga kerja kurang hati-hati dalam membawa barang, dan penempatan
barang yang tidak tertata rapi. Untuk mengatasi hal ini maka dalam penempatan
barang benda harus ditata rapi. Dan pemakaian APD untuk mengurangi resiko
bahaya kecelakaan akibat tertimpa. Hal ini sudah sesuai dengan Peraturan Mentri
Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per 01/ MEN/1980 tentang Keselamatan dan
atau dikurangi terjadinya kecelakaan atau sakit akibat kerja pada tenaga kerjanya.
atau pengolahannya sangat beragam, bahan tersebut dapat terpercik pada tenaga
telah dilakukan sebagai upaya menghilangkan potensi tersebut, yaitu dengan SOP
untuk mengolah bahan kimia tersebut dan pemakaian APD. Yang sesuai dengan
PT. Bina Guna Kimia adalah pabrik pengolah bahan kimia untuk menjadi
tenaga kerja yang terkena. Dan PT. Bina Guna Kimia telah menerapkan upaya
yaitu bahwa “untuk mencegah kecelakaan dan penyakit akibat kerja, akibat
pengendaliannya”.
2. Faktor Bahaya
1) Kebisingan
daya kerja yaitu adanya gangguan konsentrasi, komunikasi, cepat lelah dan
NAB kebisingan yaitu 85 dB untuk pemaparan waktu kerja 8 jam per hari atau 40
jam per minggu. PT. Bina Guna Kimia khususnya dibagian granule dan
85,59 dB, mesin illapak 2 dengan intensitas kebisingan 86,40 dB, mesin illapak 3
kebisingan 90,92 dB, rotary drayer dengan intensitas kebisingan 85,78 dB,
Munson dengan intensitas kebisingan 89,35 dB dan mesin gerinda 100,91 dB.
Hasil tersebut tidak melebihi lagi karena tenaga kerja sudah memakai ear muff
dan ear plug, sehingga sudah sesuai dengan Kep. 51/MEN/1999 tentang NAB
faktor fisika.
2) Penerangan
Penerangan yang ada di PT. Bina Guna Kimia Ungaran bersumber dari
penerangan buatan dan penerangan alami. Penerangan buatan di PT. Bina Guna
yang besar intensitasnya 373 Lux seharusnya 500 Lux. Ruang administrasi
granule dan produksi masing-masing 141,5 dan 61,1 Lux belum memenuhi dan
perlu penambahan intensitas cahaya, karena standar yang diperlukan adalah 300
dan 100 Lux. Sedangkan area administrasi liquid juga perlu penambahan dengan
hasil 141,5 Lux dan standar 300, hal tersebut belum sesuai dengan Peraturan
3) Getaran
Getaran pada mesin dan peralatan yang ada di PT. Bina Guna Kimia
yang menjadi seperti forklift, mesin gerinda, mesin genzet, dan mesin screen
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
44
adalah faktor bahaya yang ada dan telah dilakukan pengukuran oleh Balai
menimbulkan penyakit akibat kerja dan belum memenuhi standar yaitu mesin
genzet, gerinda dan mesin potong yang mempunyai hasil uji getaran di atas NAB
4 m/s2 sedangkan hasilnya adalah 19-42 m/s2. Hasil tersebut tidak sesuai dengan
Namun tenaga kerja sudah memakai sarung tangan yang dapat meredam yaitu
leather gloves untuk penggerinda dan pemotong besi, sedangkan operator genzet
pemajanannya tidak lama atau tidak lebih dari 8 jam per hari.
4) Iklim Kerja
Iklim kerja yang menjadi faktor fisika dalam lingkungan kerja di PT.
Bina Guna Kimia telah dilakukan pengukuran ISBB, dan hasil pengukuran ISBB
yang diadakan di area work shop, WH III, granule dan liquid telah sesuai dengan
1) Bahan B3
Bahan B3 yang dipakai dalam proses produksi di PT. Bina Guna Kimia
Ungaran yaitu golongan organofosfat dan carbamate yang memiliki tingkat resiko
tinggi. Karena bahan kimia tersebut adalah bahan baku yang mempunyai sifat
yang beracun, iritasi dan korosif. Untuk mengendalikan faktor bahaya bahan
kimia yang berada ditempat kerja telah diberi tanda-tanda atau label bahan kimia
dan terdapat MSDS untuk masing bahan kimia berbahaya, sistem penyimpanan
dan pengolahan dengan SOP, juga telah diadakan training tentang faktor kimia
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
45
oleh bahan kimia. Pengendalian bahan kimia yang ada di perusahaan sudah sesuai
Berbahaya di tempat Kerja. Dan dalam bab 2 pasal 4 tentang Penyediaan Lembar
2) Limbah
produksi PT. Bina Guna Kimia, apabila bahan-bahan terbuang atau tidak dipakai
lagi tidak diolah dengan baik dan mencemari lingkungan sekitar. Limbah yang
ada di PT. Bina Guna Kimia Ungaran yang dapat mencemari lingkungan yaitu
limbah B3 dan limbah non B3. Limbah non B3 cair akan dialirkan ke instalasi
pengolahan limbah lebih lanjut sehingga air buangan dapat memenuhi standar
baku mutu yang telah ditetapkan pemerintah. Limbah domestik akan diangkut ke
sisa pembakaran diambil PT. PPLI (Prasadha pamunah Limbah Industri). Dan itu
3) Air Sampling
bahan kimia atau zat berbahaya yang dapat mengganggu kesehatan tenaga kerja
telah dilakukan pengukuran Air Sampling Monitoring oleh PT. Bina Guna Kimia
yang bekerja sama dengan Balai Hiperkes Semarang 3 bulan sekali. Hal ini sesuai
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
46
tidak bergerak meliputi pengawasan terhadap penaatan baku mutu emisi yang
telah ditetapkan, pemantauan emisi yang keluar dari kegiatan dan mutu udara
huruf e yaitu melakukan pemeriksaan dan pengujian faktor kimia yang ada di
Cypermethrin. Hasil pengukuran dari zat tersebut didapat telah memenuhi dan di
bawah NAB, sehingga aman untuk tenaga kerja. Pengukuran kadar CO dilakukan
di ware house I, II, III dan IV dengan hasil berturut-turut 0,317 mg/m²; 0,118
mg/m² ; 0,089 mg/m²; 0,191 mg/m², standar kadar CO adalah 29 mg/m², maka
mg/m³ dengan lama pengukuran 8 jam adalah tidak melebihi NAB yang bernilai
granule dan liquid. Untuk Carbofuran di area granule packing filling, dan
formulasi dengan hasil 0,0018 mg/m³ dan 0,016 mg/m³ dengan NAB 0,1 mg/m³.
dilakukan di area liquid bagian filling dengan hasil 0,002 mg/m³, maka tidak
B. Pelayanan Kesehatan
fisik maupun mental, terutama dalam penyesuaian pekerjaan dengan tenaga kerja.
tenaga kerja.
Dalam penyediaan kotak P3K di PT. Bina Guna Kimia telah terkoordinir
dengan baik, dimana penyediaan kotak P3K yang baik akan bermanfaat dalam
mencegah dan mengurangi akibat kecelakaan kerja. Kotak P3K yang ada di
yang berisi tentang isi P3K. Pemeriksaan kotak P3K dilakukan sebulan sekali
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
48
tanggap darurat yang telah mendapat training P3K. Pengadaan mobil sebagai alat
pertolongan yang dirasa sangat penting. Apabila ada karyawan yang mengalami
kecelakaan di unit kerjanya dapat diantar ke Poliklinik secepatnya dan PT. Bina
Guna Kimia mempunyai empat mobil yang siap siaga yang disediakan oleh
sakit terdekat. Rumah sakit yang bekerja bekerja sama dengan PT. Bina Guna
Hal di atas sudah sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per-
Tenaga Kerja dengan Manfaat Lebih Baik dari Paket Jaminan Pemeliharaan
dalam pasal 1 (4) yaitu : “sarana kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk
yang dilakukan oleh pemerintah atau masyarakat. PT. Bina Guna Kimia
menyediakan sebuah poliklinik sebagai sarana kesehatan bagi karyawan. Hal ini
sudah sesuai dengan Undang-undang No. 23 tahun 1992 tengan Kesehatan pada
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
49
Hiperkes dan KK bagi Tenaga Paramedis, PT. Bina Guna Kimia Ungaran
karyawan PT. Bina Guna Kimia Ungaran. Hal ini bertujuan agar tenaga kerja
penyakit menular, kondisi kesehatan calon pekerja sesuai dengan pekerjaan yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
50
b. Pemeriksaan Berkala
kondisi kesehatan tenaga kerja, menemukan gangguan kesehatan secara dini dan
dini dan menghindari cacat tubuh dan untuk menentukan program pengendalian
lingkungan kerja. Pemeriksaan berkala dilakukan 1 tahun sekali dan PT. Bina
c. Pemeriksaan Khusus
kecelakaan atau penyakit yang memerlukan perawatan lebih dari 2 minggu, tenaga
kerja yang berusia diatas 40 tahun, tenaga kerja wanita, tenaga kerja cacat dan
tenaga kerja muda yang malakukan pekerjaan tertentu dan tenaga kerja yang
Hal tersebut sudah sesuai dengan Peraturan Mentri Tenaga Kerja dan
Kerja.
B. Gizi Kerja
PT. Bina Guna Kimia yang memiliki karyawan ±287 orang sudah
menyediakan kantin dikelola secara catering dari pihak swasta yang dijamin
kebersihannya. Hal ini sudah sesuai dengan Surat Edaran Depnaker dan
Maka dijelaskan bahwa semua perusahaan yang memperkerjakan buruh lebih dari
nantinya akan mengolah dan menyediakan makanan untuk makan bersama pada
jam istirahat. Menu yang disajikan mencakup 4 sehat 5 sempurna yang terdiri dari
nasi, sayur, lauk dan buah. Untuk susu diberikan pada pagi hari dan kacang hijau
diberikan pada siang hari setelah makan siang sebagai makanan ekstra fooding.
Untuk meningkatkan gizi tenaga kerja maka kantin perusahaan melalui pihak
catering akan menyediakan makanan ekstra fooding bagi seluruh tenaga kerja
yang diberikan + 2 jam setelah tenaga kerja tersebut melakukan pekerjaannya. Hal
tersebut sudah sesuai dengan UU No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan yang
menyebutkan bahwa :
kebutuhan gizi.”
salah.”
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
52
C. Ergonomi
1. Jam Kerja
melaksanakan ketentuan waktu kerja 8 jam per hari atau 40 jam per minggu untuk
5 hari kerja dalam 1 minggu. Jam kerja di PT. Bina Guna Kimia sudah sesuai
mulai hari Senin sampai dengan hari Jumat dengan 8 jam per hari dan terbagi
dalam 2 shift. Untuk lembur pada hari libur yaitu hari Sabtu dan hari Minggu.
2. Sikap Kerja
PT. Bina Guna Kimia pada bagian produksi dengan sikap kerja dominan
berdiri, tetapi perusahaan menyediakan kursi untuk setiap tenaga supaya tenaga
dapat berganti posisi pada bekerja. Dengan ini dilakukan supaya tenaga kerja
tidak merasa adanya kelelahan yang berlebih pada saat tenaga menyelesaikan
pekerjaan. Untuk tenaga kerja yang berada di kantor mereka dominan bekerja
dengan sikap kerja duduk walaupun dominan dengan sikap kerja duduk tetapi
kursi yang digunakan adalah kursi yang ergonomi. Hal ini sesuai dengan undang-
undang No. 1 Tahun 1970 pasal 3 ayat 1 huruf m yang menyatakan bahwa,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
53
3. Lingkungan Kerja
Di PT. Bina Guna Kimia kebersihan tempat kerja adalah salah satu faktor
Guna Kimia cukup bersih dan aman sehingga tenaga kerja dapat bekerja dengan
nyaman, secara baik dan produktivitas kerjanya pun dapat tercapai dengan
tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada Kontruksi Bangunan pada Bab II
pasal 6 yang menyatakan bahwa “Kebersihan dan kerapian di tempat kerja harus
masker dan sarung tangan yang tidak dibuang di tempat yang disediakan,
sekitar tempat kerja. Hal ini belum sesuai dengan Peraturan Menteri Perburuhan
Dalam Tempat Kerja pada pasal 3 ayat 1 yang menyebutkan bahwa “Halaman
harus bersih, teratur, rata, dan tidak becek dan cukup luas untuk kemungkinan
perluasan ”.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
54
yaitu :
Pasal 1 (10) pesawat angkat angkut yaitu adalah suatu pesawat/alat yang
barang/orang secara vertikal dan horizontal dalam jarak yang ditentukan. Pasal 4
setiap pesawat angkat dan angkut harus dilayani oleh operator yang mempunyai
kemampuan dan telah memiliki keterampilan khusus tentang pesawat angkat dan
angkut.
Di PT. Bina Guna Kimia Ungaran dalam penyediaan alat pelindung diri
bagi karyawan sesuai dengan jenis pekerjaannya. Alat pelindung diri yang ada di
perusahaan seperti helmet, safety glass, masker katun, masker respirator, tameng
muka, sarung tangan, appron, safety shoes/boot, celemek, welding gloves, medical
oxygen dan dalam menggunakan alat pelindung diri sudah sesuai dengan
Kesehatan Kerja pada pasal 4 ayat 3 yaitu “Perusahaan wajib menyediakan alat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
55
2. Pengaman Mesin
Dalam proses produksi tentunya tidak akan lepas dari penggunaan mesin
yang dapat menimbulkan adanya faktor bahaya dan potensi bahaya yang nantinya
akan ditimbulkan oleh mesin tersebut oleh karenan itu masin harus diberi
yang dilakukan dengan menggunakan mesin. PT. Bina Guna Kimia Ungaran telah
b. Safety guard yaitu sejenis kawat kasa yang digunakan untuk menutup
Hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi
3. Penanggulangan Kebakaran
PT. Bina Guna Kimia sangat rentan sekali dengan bahaya kebakaran.
Maka dari itu telah dipasang sistem/tanda kebakaran di perusahaan meliputi Fire
Alarm System, yang berupa heat detector, smoke detector, flame detector dan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
56
kebakaran yang mungkin terjadi, dan penempatan instalasi juga jelas dan mudah
kebakaran dan sarana evakuasi serta pengendalian penyebaran asap, panas dan gas
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a, huruf b dan huruf c dilaksanakan
diakibatkan oleh petir, PT. Bina Guna Kimia Ungaran melindungi bangunannya
sehingga perlindungan secara mekanis telah memenuhi. PT. Bina Guna Kimia
mempunyai dua sumber listrik yang berasal dari PLN dan genzet. Pemeriksaan
penyalur petir dilakukan setiap 3 bulan sekali oleh Departemen SHE Bagian
elektrik dan pihak lain atau eksternal 1 tahun sekali. Sesuai dengan
pada pasal 12 yang menyatakan bahwa, “Semua bagian bangunan yang terbuat
dari bukan logam yang dipasang menjulang ke atas dengan tinggi lebih dari 1
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
57
PT. Bina Guna Kimia bagi tenaga kerja yang bekerja mempunyai tingkat
potensi bahaya dan resiko tinggi, harus mempunyai/memiliki ijin kerja untuk
PT. Bina Guna Kimia Ungaran telah mempersiapkan formulir ijin kerja,
dimana pengawas safety dapat mengontrol dan meninjau pekerjaan yang beresiko
tinggi yaitu ijin kerja ruang tertutup, ijin kerja tempat bebas, ijin kerja ketinggian,
ijin kerja pengelasan, ijin penggunaan api dilokasi mudah meledak dan terbakar.
Hal ini sudah sesuai dengan Peraturan Mentri Tenaga Kerja No.
Lampiran II bagian 6.1.3 yang menyebutkan bahwa terdapat prosedur kerja yang
di dokumentasikan dan jika diperlukan diterapkan suatu sistem " ijin kerja" untuk
tempat kerja agar tenaga kerja harus waspada dan hati-hati dalam melakukan
suatu pekerjaan. Pemasangan poster K3 cukup efektif dan mengenai pada tenaga
disetiap jalan dan proses kerja agar pekerja selalu bekerja dengan safety. Hal ini
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
58
orang atau lebih dan atau mengandung potensi bahaya yang ditimbulkan oleh
kerja seperti peledakan, kebakaran, pencemaran dan penyakit akibat kerja wajib
harus menentukan tujuan dan sasaran K3, menetapkan kebijakan K3, mengadakan
lingkungan PT. Bina Guna Kimia telah meraih penghargaan atau sertifikasi dari
F. Emergency Respon
yang tidak diinginkan yang dapat menimbulkan kerugian, maka PT. Bina Guna
tanggap darurat emergency respon, dengan adanya area evakuasi beserta rute atau
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
59
jalur evakuasi yang dilengkapi tanda arahnya. Seluruh tenaga kerja mendapat
training tentang sistem tanggap darurat yang dilakukan oleh pihak SHE.
kriteria 6.7 yang menerangkan bahwa "Prosedur keadaan darurat diuji dan ditinjau
ulang secara rutin oleh petugas yang berkompeten, juga instruksi konstruksi
keadaan darurat juga diperlihatkan secara jelas dan diketahui oleh karyawan".
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Penerapan Hiperkes dan Keselamatan Kerja di PT. Bina Guna Kimia Ungaran
2. Potensi bahaya yang ada di PT. Bina Guna Kimia telah diadakan pengendalian
commit to user
59
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
60
f. Potensi bahaya terpercik bahan kimia yang ada di PT. Bina Guna Kimia
3. Faktor bahaya yang ada di PT. Bina Guna Kimia meliputi faktor bahaya fisik
dan kimia.
a. Faktor bahaya fisik yang ada adalah kebisingan, penerangan, getaran dan
iklim kerja. Faktor bahaya fisik tersebut telah dilakukan pengukuran, untuk
kebisingan telah memenuhi NAB dan aman untuk tenaga kerja dengan pemakaian
APD unuk tempat yang melebihi NAB. Pengukuran penerangan area liquid,
granule dan laboratorium didapat belum memenuhi standar dari PMP No. 7 Tahun
Pengukuran getaran telah memenuhi NAB dan aman untuk tenga kerja. Dan untuk
pengukuran iklim kerja ISBB telah dilakukan pengkuran dengan hasil yang
b. Faktor bahaya kimia yang ada adalah bahan kimia B3, limbah dan kadar
bahan berbahaya di udara yang dilakukan air sampling, yang sesuai dengan Kep.
187/MEN/1999 pasal 16 ayat 1 huruf e. Bahan B3 yang ada di PT. Bina Guna
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
61
penanganan dan pengolahan sesuai prosedur, dan telah diberikan MSDS serta
incenerator dan WWT untuk limbah cair limbah yang dibuang ke lingkungan
lingkungan dan bahan B3 yang dipakai dalam proses produksi telah tersimpan di
tempat penyimpanan tersendiri serta diberi label atau Material Safety Data Sheet
(MSDS). Namun masih ada limbah yang belum dilabeli yaitu di QC tempat
limbah cair sementara. Dan untuk air sampling telah dilakukan air sampling kadar
CO, cypermethrin, carbofuran dan kadar debu dengan hasil yang sesuai standar
4. Pelayanan kesehatan yang ada di PT. Bina Guna Kimia Ungaran telah
Occupation Health Officer, dan 2 orang para medis yang belum mengikuti
5. Pemenuhan gizi kerja di PT. Bina Guna Kimia Ungaran sudah diketahui
6. Pelaksanaan ergonomi di tempat kerja telah diusahakan dengan baik, jam kerja
penempatan mesin dan tata cara ergonomi. Untuk lingkungan kerja masih ada
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
62
karyawan yang membuang masker dan sarung tangan bekas tidak pada
pasal 6.
a. Sudah disediakanya APD secara gratis yang sudah lengkap, serta adanya
SHE elektrik.
diberikan training SMK3. P2KP dijalankan oleh safety committee yang tugas
melakukan safety inspect (audit) dan pengisian BBSM (Behavior Based Safety
Managemen).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
63
untuk menanggapi adanya keadaan darurat telah dikoordinasi dengan baik dan
telah diadakan training oleh pihak SHE serta adanya area dan jalur evakuasi..
B. Saran
2. Sebaiknya tempat limbah B3 cair sementara yang ada di QC diberi label agar
kimia, terjadinya reaksi pada saat pencampuran limbah lain karena tidak ada
ada di area produksi cukup besar. Pada hasil form BBSM masih sering
4. Dalam hal lingkungan kerja perlu diadakan training untuk meningkatkan dan
lingkungan, sering terdapat sarung tangan dan masker bekas yang dibuang
sembarangan.
5. Sebaiknya di tempat wastafel kantin diberi kain lap atau serbet agar saat
lantai licin dan penuh air yang dapat menimbulkan potensi bahaya tambahan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
64
terutama tentang SOP dalam proses kerja maupun dalam penanganan instalasi,
karena masih banyak tenaga kerja yang behavior-nya berbahaya dan masih
commit to user