id
LAPORAN UMUM
Oleh:
Widyo Nugroho
NIM. R0006159
i
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
PENGES AHAN
dengan peneliti :
Widyo Nugroho
NIM. R0006159
Pembimbing I Pembimbing II
ii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
PENGES AHAN
dengan peneliti :
Pembimbing lapangan
iii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Allah SWT yang senantiasa mencurahkan rahmat dan berkahNya sehingga penulis
tanpa adanya bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini
penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah
dan spiritual kepada penulis. Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan laporan
ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran
dari berbagai pihak, Untuk itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih
kepada:
iv
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
1. Bapak Prof. Dr. dr. H. A.A. Subiyanto selaku Dekan Fakultas Kedoteran
2. Bapak dr Putu Suriyasa, M s, Sp, OK, PKK selaku ketua program D-III
M aret Surakarta.
6. Ibu M aria Paskanita selaku HSE System Support Officer, atas segala bantuan,
7. M r. Bevan Reibel selaku Project manager mining atas segala keramahan dan
bantuannya.
pak Bambang, pak Ahmad Beckham, pak Heri, Cindy M artha, mas Amos, pak
Fred, pak Bakir, pak John, dan yang lainnya, terimakasih atas segala
10. Bapak, Ibu dan Saudariku tercinta yang tidak henti-hentinya memberikan
11. Shinta Kusumastuti, terima kasih atas segala dukungan, pengertian, kasih
12. Dwi dan fita, teman seperjuangan di gunung bayan, terimakasih atas segala
v
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
13. Teman-temanku angkatan 2006 dan pihak-pihak lain yang tidak dapat penulis
sebutkan satu persatu yang telah membantu dan memberikan dukungan baik
Untuk itu, saran dan kritik yang membangun dari semua p ihak sangat penulis
harapkan guna penyempurnaan lebih lanjut. Harapan penulis semoga laporan ini
Surakarta, M ei 2009
Penulis
Widyo Nugroho
vi
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR IS I
HALAM AN JUDUL................................................................................... i
HALAM AN PENGESAHAN..................................................................... ii
KATA PENGANTAR................................................................................. iv
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................... xi
A. Latar Belakang........................................................................ 1
B. Lokasi ..................................................................................... 6
C. Pelaksanaan............................................................................. 6
F. Analisis Data........................................................................... 8
vii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
G. Inspeksi................................................................................... 26
O. Ergonomi ................................................................................ 37
Q. Audit ....................................................................................... 41
E. Inspeksi................................................................................... 63
viii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
M . Ergonomi ................................................................................ 72
O. Audit ....................................................................................... 75
A. Kesimpulan ............................................................................ 77
B. Saran ...................................................................................... 79
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 80
LAM PIRAN
ix
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
x
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
xi
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
semakin pesat. Banyak sekali sektor industri yang bermunculan dan tumbuh
penggunaan alat-alat industri mulai dari paling sederhana sampai yang sangat
canggih.
keselamatan dan kesehatan kerja, maka yang sering terjadi adalah dampak buruk
perusahaan.
kesinambungan proses produksi. Dimana sudah kita ketahui banyak sekali usaha
dan memberikan kesehatan yang memadai. Selain itu, sekarang banyak dari
konsumen yang sudah jeli dalam mencari produk yang mereka kehendaki,
1
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
2
termasuk menuntut produk yang ramah lingkungan dan yang aman baik material
upaya harus dilakukan agar tujuan keselamatan dan kesehatan kerja dapat
tercapai. Tujuan keselamatan kerja tersebut menurut Suma’mur, 1996 dan UU No.
nasional.
diatur dalam UU No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja dan UU No. 13
moral kerja serta perlakuan yang sesuai dengan martabat manusia dan moral
agama.
c. Norma kerja.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
3
kerja.
PT. Petrosea Tbk sebagai salah satu perusahaan yang bernaung di bawah
orang atau badan usaha yang diberi wewenang untuk melaksanakan usaha
Keselamatan Kerja dan Lingkungan (K3L) PT. Petrosea Tbk yang didukung oleh
Kebijakan M engenai M anajemen Risiko. Selain itu juga terwujud dalam target
B. Tujuan Magang
1. Untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan program D.III Hiperkes dan
Kesehatan dan Keselamatan Kerja di PT. Petrosea Tbk Gunung Bayan Project
C. Manfaat Magang
1. Perusahaan
2. Bagi M ahasiswa
Kesehatan dan Keselamatan Kerja di PT. Petrosea Tbk Gunung Bayan Project
d). Dapat mengetahui berbagai masalah keselamatan dan kesehatan kerja di PT.
Perusahaan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja yang terbaru dari PT. Petrosea
Tbk.
BAB II
A. Jenis Penelitian
terjadi pada masa kini tanpa memberikan kesimpulan yang berlaku umum atau
B. Lokasi
Selatan.
Kalimantan Timur.
C. Pelaksanaan
6
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
5. Kegiatan observasi hazard di seluruh area PT. Petrosea Gunung Bayan baik
Safety Analisys).
1. Observasi
operasional tambang dan pengolahan hasil tambang, serta mencari potensi dan
2. Wawancara
3. M etode Kepustakaan
yang sudah ada, dan sumber-sumber lain yang ada kaitannya dengan topik
E. S umber Data
Sumber data ini diperoleh dari observasi tempat kerja dan inspeksi,
wawancara dan diskusi dengan karyawan PT. Petrosea Tbk yang berkaitan dengan
kegiatan magang.
Sumber data ini diperoleh dari data administrasi departemen HSE, HSE
manual hand book, dan dari Portal perusahaan, buku literatur dan standar
F. Analisis Data
BAB III
HAS IL MAGANG
PT. Petrosea Tbk adalah perusahaan swasta modal asing yang merupakan
diakuisisi oleh Indika Ltd pada tahun 2009. Perusahaan ini berdiri pada tahun
sejak awal berdirinya. Selain itu, Petrosea telah tercatat di Bursa Efek Indonesia
sejak tahun 1990 dan merupakan perusahaan terbuka jasa rekayasa dan konstruksi
9
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
10
keselamatan kerja sangat nyata tertera pada visi Petrosea. Visi Petrosea adalah
target zero yaitu mencapai nihil kecelakaan dan melindungi lingkungan juga
Indonesia untuk memenuhi harapan bisnis mereka melalui ketentuan yang dapat
Gunung Bayan Project merupakan salah satu proyek PT. Petrosea, Tbk
sebagai kontraktor dalam bidang pertambangan yang berdiri sejak tahun 2002.
Dengan klien PT. Gunung Bayan Pratama Coal sebagai owner (pemilik lahan).
Ruang lingkup pekerjaan PT. Petrosea dalam proyek ini yaitu melakukan
Dengan lokasi di desa M uara Tae, Kecamatan Jempang, Kabupaten Kutai Barat
dapat ditempuh dengan jalur darat selama 8 jam dari kota Balikp apan. PT.
B. Proses Produksi
pemindahan tanah dari satu tempat ke tempat yang lain untuk mendapatkan
11
ditinggalkan untuk mencari lahan lain. Batubara tersebut akan menjadi milik
1. Survei Lapangan
yaitu untuk menentukan titik-titik mana yang akan dilakukan penggalian tanah
2. Land clearing
telah dirobohkan tersebut dikumpulkan pada tempat tertentu yang telah disediakan
dengan tujuan untuk menjaga keadaan lingkungan dan sebagai wujud kepedulian
terhadap lingkungan.
dilakukan pembersihan lahan dilakukan pengupasan lapisan tanah bagian atas (top
soil) yang banyak mengandung unsur hara tinggi atau humus. Kemudian
dipindahkan ke area disposal (area untuk tempat penimbunan top soil dan over
12
4. Drilling
batubara ditemukan tanah yang keras dan Excavator tidak mampu menggalinya
maka dilakukan drilling, yaitu pengeboran atau pembuatan lubang yang dilakukan
5. Blasting
material keras yang tidak mampu digali menggunakan Excavator menjadi mudah
6. Loading
Loading yaitu kegiatan pemuatan tanah hasil dari pengerukan dan blasting
7. Hauling
6. Dumping
Dump Truck untuk menimbun di area yang telah ditentukan oleh PT. Gunung
13
8. Maintenance
untuk pengeringan tanah serta water spraying (penyiraman jalan) dengan Water
Truck.
1. Workshop
alat-alat berat.
2. Warehouse / gudang
Di setiap tempat kerja pasti terdapat potensi bahaya dan faktor bahaya.
Berdasarkan kegiatan industri dan p roses produksi PT. Petrosea Tbk Gunung
Bayan Project, maka penulis mengidentifikasi adanya faktor bahaya dan potensi
14
1. Faktor Bahaya
a. Kebisingan
Petrposea Tbk Gunung Bayan Project, antara lain terjadi karena benturan 2 obyek,
getaran yang ditimbulkan oleh pergerakan atau percepatan mesin yang terus
menerus atau konstan. Sumber kebisingan ini berasal dari mesin-mesin heavy
Pengukuran Pemajanan
lampiran 6.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
15
b. Debu
Debu yang timbul sebagian besar dari debu proses transportasi karena
kondisi jalan yang berstruktur tanah kering. Selain itu debu ferro oksida yang
dihasilkan pada proses maintenance sangat berbahaya bagi tenaga kerja. Sehingga
pernafasan, juga dapat menghalangi lapang pandang dari pemakai kendaraan yang
Adapun hasil pengukuran kadar debu oleh Balai Hiperkes Samarinda p ada
7 November 2008 menunjukkan hasil pengukuran kadar debu ferro oksida sebesar
3
1,2197 mg/m . Hasil pengukuran secara lengkap terlampir pada lampiran 7.
c. Penerangan
alami yang berasal dari sinar matahari langsung dan penerangan buatan yang
umum (lux)
16
d. Getaran
(vibration). Getaran ini berasal dari pergerakan mesin-mesin unit alat berat, alat
angkat angkut dan sebagainya yang menyebabkan getaran baik getaran seluruh
badan maupun getaran pada lengan. Efek dari getaran ini menyebabkan gangguan
Dalam hal getaran ini, PT. Petrosea Tbk Gunung Bayan Project masih
dengan kelengkapan alat peredam yang terdapat pada jok, lantai kabin, dan
kesehatan secara berkala belum dilakukan. Usaha lain yang dilakukan diantaranya
dengan menginspeksi kelengkapan unit tiap 1 bulan sekali dan merawat serta
memperbaiki unit yang rusak agar tidak menimbulkan getaran yang berlebih.
e. Iklim Kerja
Panas merupakan masalah bagi tenaga kerja PT. Petrosea Tbk Gunung
Bayan Project, terutama bagi pekerja yang berada di lapangan tanpa ada
Salah satu penyakit yang ditimbulkan oleh panas adalah sengatan panas
(heat stress). Sengatan panas terjadi ketika temperatur tubuh naik, keringat keluar
berlebihan dan tubuh kehilangan cairan tubuh dan garam tubuh. Tanda dan gejala
heat stress adalah tubuh terasa panas, lelah dan lemah, sering kali disertai sakit
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
17
kepala, kulit pucat, terasa dingin, lengket dan keringat terus menerus keluar
banyak.
Adapun hasil dari pengukuran iklim kerja dapat dilihat pada tabel 4
berikut:
Room WS
Hasil pengukuran iklim kerja diatas dapat dilihat pada lampiran 10.
kimia baik yang berbentuk padat maupun gas. Bahan kimia hadir dalam berbagai
jenis bahan dan bahaya tergantung pada jenis eksposurnya. Jenis bahan kimia
yang banyak digunakan di PT. Petrposea Tbk Gunung Bayan Project terdiri dari:
1). Bahan kimia cair berupa bahan bakar diesel, cat, solvent oli dan campuran
hidrolik.
2). Bahan kimia dalam bentuk semi cair yaitu grease atau gemuk.
3). Bahan kimia berbentuk aerosol, biasanya dijumpai sebagai uap yang
18
penyimpanannya. Semua bahan kimia diberi label dan tanda pengenal dengan
baik.
tempat dimana bahan kimia digunakan di tempat tersebut (lampiran 11). Lembar
M SDS memuat jenis-jenis bahaya dari setiap jenis bahan kimia dan beberapa cara
2. Potensi Bahaya
peringatan. Selain itu, juga terdapat pada aturan keselamatan kerja listrik PT.
Petrosea Tbk.
Dalam hal potensi bahaya listrik, PT. Petrosea Tbk menerapkan beberapa
(tagging) peralatan listrik dan instalasi listrik yang dilakukan tiap 3 bulan
sekali.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
19
2) Kabel under ground (bawah tanah) dipasang tanda pemasangan dan danger
tag.
3) Penggunaan APD seperti baju panjang, sepatu safety dan safety gloves untuk
Ruang tertutup (Confined Space) adalah ruang terbatas yang tidak dibuat
untuk ditinggali dalam waktu lama dan hanya mempunyai akses keluar terbatas.
Di PT. Petrosea Tbk Gunung Bayan Project, contoh confined space ini adalah
berikut:
untuk masuk.
4) M asuk ruang tertutup minimal 2 orang, 1 orang di dalam dan 1 orang di luar.
5) M asuk ruang tertutup harus memakai APD yang sesuai dan benar
breathing apparatus.
siap dengan peralatan safety yang sesuai, seperti tali penyelamat (life line),
20
berkepentingan saja yang boleh memasukinya. Hal ini karena di ruang tersebut
terdapat potensi bahaya yang dapat mengganggu kesehatan akibat dari kebisingan
dan tekanan panas, selain itu juga dapat menyebabkan kecelakaan seperti
tersengat listrik dan terkena ledakan. Contoh ruang terbatas ini adalah ruang
adalah dengan tanda dan label bahaya dan dilarang masuk bagi orang yang tidak
terlebih dahulu.
d. Bekerja di Ketinggian
di ketinggian di PT. Petrosea Tbk Gunung Bayan Project antara lain bekerja di
perlindungan dengan mengenakan alat atau sistem penahan jatuh bagi siapa saja
yang bekerja di suatu ketinggian atau bila ada kemungkinan terjatuh. Adapun alat
21
terjadi di PT. Petrosea Tbk Gunung Bayan Project terutama pada area workshop.
Dalam hal ini, pencegahan yang dilakukan Petrosea adalah dengan mewajibkan
penggunaan APD seperti safety helmet, sarung tangan, sepatu safety dan
Risiko tabrakan atau tertabrak unit di PT. Petrosea Tbk sangat besar
karena mobilitas kendaran baik light vehicle maupun alat berat di area PT.
Petrosea Tbk Gunung Bayan Project cukup tinggi. Untuk menanggulangi masalah
1) Setiap unit kecil maupun mobil biasa yang memasuki PT. Petrosea Tbk
dapat dilihat oleh operator alat berat (4 m) dan rotary lamp ketika berjalan di
camp.
unit berat di wilayah PT. Petrposea Tbk Gunung Bayan Project harus
4) Untuk alat berat yang telah dilakukan perbaikan dan perawatan dari workshop
22
5) Kendaraan atau unit yang bergerak menggunakan isyarat suara, yaitu pada saat
6) M obil kecil tidak boleh menyalip truck kecuali ada tanda atau truck berjalan
pelan .
M usim hujan memungkinkan keadaan jalan dan tangga licin yang dapat
menimbulkan bahaya terpeleset dan jatuh. Dalam hal ini, PT. Petrosea Tbk
membuat saluran-saluran air yang dapat mengalirkan air sehingga air tidak
menggenang. Sedangkan untuk menghindari pejalan kaki terjatuh, maka tiap anak
Proses operasi PT. Petrosea Tbk banyak menggunakan tenaga bantuan dari
menimbulkan cipratan atau semburan larutan seperti oli, solar, pelumas, dan lain-
lain. Pada tekanan yang berlebih dan release valve (alat pembuang udara secara
otomatis) tidak berfungsi, maka akan terjadi peledakan dan cairan panas akan
tersembur keluar dan bisa mengenai tenaga kerja. Untuk menanggulangi hal ini,
PT. Petrosea Tbk mengharuskan operator atau orang yang yang bertanggung
jawab melakukan prestart check sebelum bekerja. Selain itu, tenaga kerja
memakai APD seperti baju panjang, googles, dan face shield untuk mengurang
risiko semburan.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
23
Kebakaran dan peledakan bahan kimia atau gudang bahan kimia dapat
terjadi jika penempatan bahan kimia tidak sesuai, pengemasan bahan kimia yang
kurang sesuai, serta reaksi dengan bahan kimia lain. Namun, dalam hal ini PT.
Kerja dan Lingkungan (K3L) yang disahkan oleh Direksi PT. Petrosea Tbk, pada
Petrosea dalam mencapai nol cidera dan melindungi lingkungan dan properti
24
4. Budaya belajar.
Kebijakan K3L PT. Petrosea Tbk tersebut didukung oleh 3 kebijakan lain
yang juga disahkan pada April 2005. Kebijakan pendukung tersebut yaitu :
Management).
lampiran 2, 3 dan 4.
aman dan selamat bagi karyawan, klien, masyarakat dan lingkungan dimana
Petrosea beroperasi serta untuk mencapai Target Zero, maka PT. Petrosea Tbk
proyek PT. Petrosea Tbk dan yang meyakinkan bahwa semua isu K3L
25
kunci. Sebelas elemen kunci sistem manajemen ini digunakan untuk menyediakan
penjelasan atas segala tuntutan minimum, sehingga semua proyek dapat berhasil
K3L dan audit K3L untuk semua proyek PT Petrosea Tbk. Sebelas elemen
tersebut adalah:
2. Planning
5. HSE Communication
Untuk eleven (11) key elements dapat dilihat pada lampiran 12.
26
G. Inspeksi
Tbk Gunung Bayan Project dilakukan terhadap semua tempat dan kondisi di
keadaan bahaya di tempat kerja. Dalam rangka mendukung hal tersebut, dilakukan
inspeksi yang bersifat proaktif agar kondisi bahaya atau potensi bahaya yang ada
terjadwal oleh HSE Department. Inspeksi ini ada yang dilakukan tiap hari, 1 kali
seminggu, 2 kali sebulan, sebulan sekali dan sebagainya. Inspeksi ini meliputi:
dan mencakup semua aspek keselamatan kerja dan lingkungan hidup, seperti
tindakan tidak aman, kondisi tidak aman, dan kebersihan lingkungan. Inspeksi ini
27
dipertahankan secara kontinyu. Inspeksi ini meliputi: APD, APAR, light vehicle,
higiene camp dan kantin, heavy equipment. Inspeksi ini dilakukan oleh safety tiap
yang kritis dari suatu mesin atau bangunan y ang diduga dapat menimbulkan
memadai. Contoh inspeksi ini antara lain inspeksi peralatan list rik yang dilakukan
setiap 3 bulan sekali oleh safety, inspeksi terhadap peralatan pemadam kebakaran
yang dilakukan oleh safety, inspeksi chemical mengenai ada tidaknya M SDS,
shower, eye wash, APD yang dilakukan oleh safety dan sebagainya.
c. Inspeksi Sertifikasi
Inspeksi ini dilakukan secara berkala oleh pegawai pengawas atau instansi
izin tetap pemakaian dari instansi yang berwenang seperti Depnaker dan
sebagainya.
Dalam hal ini, peralatan yang memerlukan sertifikasi adalah crane setiap 5
tahun sekali oleh M igas atau Depnaker, rigging dan lifting setiap 3 bulan sekali
oleh Allright, flow meter pada tangki bahan bakar dan APAR setiap 6 bulan sekali
28
2. Inspeksi Informal
secara menyeluruh yang meliputi semua area, baik di dalam ruangan maupun di
luar ruangan. Dan semua aspek K3, yaitu kebersihan lingkungan kerja,
kelengkapan pemakaian APD pada tenaga kerja dan kondisi mesin dan peralat an.
b. Inspeksi M endadak
Inspeksi mendadak dilakukan oleh pihak HSE sendiri yang dilakukan pada
kelengkapan pemakaian APD pada tenaga kerja, kondisi mesin dan kondisi
peralatan kerja.
dalam operasi alat tersebut. Inspeksi ini bertujuan untuk memastikan bahwa
semua kendaraan dan peralatan diinspeksi secara rutin agar kegagalan /kerusakan
upaya pengendalian dampak yang ditimbulkan dari lingkungan kerja. PT. Petrosea
29
kebisingan, penerangan, debu dan iklim kerja panas. Pemantauan dan pengukuran
ini dilakukan oleh Balai Keselamatan dan Kesehatan Samarinda. Akan tetapi,
untuk saat ini PT. Petrosea Gunung Bayan Project belum melakukan pemantauan
dan pengukuran terhadap gelombang mikro, sinar radiasi dan lain-lain dengan
alasan faktor fisik tersebut di Gunung Bayan tidak membahayakan atau masih
atau insiden yang sama tidak terulang lagi. Ketentuan-ketentuan dari investigasi
1. Semua cidera dan insiden, tidak peduli sekecil apapun dampaknya, diminta
tindakan perbaikan yang efektif dan secepat mungkin untuk diterapkan sesuai
sebagai panduan dalam memberi tahu Petrosea jika ada sebuah insiden.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
30
1. Pelayanan Kesehatan
dari subcontraktor dan 1 orang dari PT. Petrosea Tbk yang selalu siap di klinik
untuk shift siang dan untuk shift malam, sedangkan dokter hanya bekerja pada
tempat kerja, baik karyawan PT. Petrosea Tbk maupun klien yang sifatnya
lebih lanjut atau tidak bisa ditangani di klinik, maka dirujuk ke rumah sakit
yang telah ditunjuk oleh Petrosea yaitu Rumah Sakit Pertamina Balikpapan,
31
Selain pelayanan kesehatan yang disebut di atas, PT. Petrosea Tbk Gunung
PT. Petrosea Tbk sebelum tenaga kerja bekerja atau pada saat pertama kali
diterima. Untuk pemeriksaan kesehatan sebelum kerja ini, PT. Petrosea Tbk
Pemeriksaan ini dilakukan untuk tenaga kerja PT. Petrosea Tbk yang
sudah bekerja. Dalam hal ini, PT. Petrosea Tbk mempunyai program pemeriksaan
2. Gizi Kerja
Gizi kerja tenaga kerja PT. Petrosea Tbk Gunung Bayan Project telah
mineral dan vitamin. Dalam hal ini, perusahaan telah menyediakan kantin beserta
tempat mengolah makanan (dapur) dan menu kerja untuk para karyawan yang
menyediakan makan berupa nasi kotak, snack dan buah untuk karyawan lapangan
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
32
biasa. Sedangkan untuk sekelas foreman ke atas dan orang kantor adalah menu
ataupun malam. Waktu jam makan untuk shift siang adalah pada jam istirahat
yaitu pukul 12.00 waktu setempat dan pukul 24.00. Selain menu makan besar dari
Parsmanindo Boga Utama tersebut, perusahaan juga menyiapkan susu, teh, kopi
dan air minum untuk orang kantor yang diletakkan di kitchen kantor dan air putih
kerja, namun karyawan ada yang menguangkan uang makan yang diambil tiap
tanggal 27 bersama uang transport. M ereka membawa makanan dari rumah dan
pemantauan terhadap gizi tidak dilakukan, begitu juga variasi menunya. Berbeda
dengan gizi kerja atau menu makan dari perusahaan yang terjamin nilai gizi dan
variasi menunya karena Prasmanindo Boga Utama mempunyai ahli gizi dalam
penyusunan menu.
K. Pengelolaan Lingkungan
Seluruh unsur terkait yang terlibat dalam aktivitas di PT. Petrosea Tbk
aktivitas PT. Petrosea Tbk Gunung Bayan Project. Pengelolaan lingkungan ini
meliputi pengolahan limbah, baik limbah yang berbahaya maupun limbah yang
33
1. Limbah Domestik
Limbah domestik ini berupa sampah rumah tangga seperti sampah kertas, sisa
makanan, plastik, sampah daun-daunan, kayu, kain dan sejenisnya. Untuk sampah
ini dikumpulkan lalu dikirim ke area tambang dan ditimbun di dumping area.
2. Limbah B3
menjadi 2, yaitu bentuk padat dan bentuk cair. Bentuk padat (solid) seperti kain
lap yang terkena oli (majun), filter oli, accu, baterai, dan drum. Limbah B3 solid
dikumpulkan pada tempat service bag, kemudian ditiriskan sampai kering dan
23 drum akan diambil alih pengolahannya oleh perusahaan yang ditunjuk sebagai
Bentuk cairan (liquid) seperti oli, solar, grease (pelumas), dan sejenisnya.
diambil oleh service truck dan dimasukkan ke dalam oil storage. Selanjutnya,
Limbah ini berupa serbuk besi yang berasal dari proses penggerindaan
pada area workshop. Limbah ini ditampung pada drum berwarna garis-garis hitam
dan kuning. Kemudian akan diambil alih pengolahannya oleh perusahaan yang
34
4. Limbah Karet
Limbah ini berasal dari aktivitas kerja di area workshop seperti ban karet
bekas, bagian-bagian mesin yang terbuat dari karet dan sejenisnya. Limbah ini
3. Pelatihan dan izin pengoperasian alat atau kendaraan di area PT. Petrosea Tbk
KIM PER.
a. Klakson.
c. Rotary lamp.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
35
6. Alat Pelindung Diri (APD) yang sesuai dengan jenis potensi bahaya yang
ditimbulkan.
serta APAR untuk light vehicle, heavy equipment dan lain-lain yang
cm dari lantai.
8. Penerapan sitem LOTO (Lock Out dan Tag Out) berupa Personal Danger Tag
level bawah sampai jajaran manajemen, klien dan semua orang yang
Bayan Project.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
36
10. Sertifikasi terhadap alat berat, alat angkat-angkut dan alat-alat penunjang
baru, klien baru atau orang yang baru berkunjung ke PT. Petrosea Tbk.
2. Safety talk (pre start briefing) setiap sebelum bekerja atau pergantian shift.
3. Toolbox meeting setiap 1 minggu sekali untuk feed back kejadian yang
7. HSE alert atau pembuatan papan informasi K3 di area strategis dan muster
program pelatihan pengamatan terhadap unsafe act dan unsafe condition yaitu
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
37
antara lain:
saham.
6. Surat izin kerja (work permit) dan izin pengoperasian alat (KIM PER).
O. Ergonomi
sikap kerja, peralatan kerja dan lingkungan kerja. Dalam hal ini, ergonomi
1. Jam Kerja
Karyawan PT. Petrosea Tbk Gunung Bayan Project dibagi menjadi 2 shift
yaitu:
38
Shift siang dan malam tersebut digunakan untuk orang lapangan dan
safety dan personel klinik selama 14 hari kerja dengan 1 hari off untuk pergantian
shift. Sedangkan untuk orang kantor hanya satu shift yaitu mulai pukul 08.00 –
18.00 WITA untuk hari Senin sampai M inggu dengan 1 off setelah bekerja selama
14 hari berturut-turut.
PT. Petrosea Tbk memperhatikan karyawan dengan jadwal 2 kali off dalam
1 bulan untuk karyawan staff maupun non staff. Selain itu, setiap 70 hari kerja
diberi jadwal cuti selama 2 minggu (14 hari) untuk karyawan non staff.
Sedangkan untuk karyawan staff setiap 42 hari kerja mendapat cuti selama 2
minggu (14 hari). Setiap tahun untuk semua karyawan baik staff maupun non staff
mendapat cuti tahunan selama 16 hari. Untuk tenaga kerja yang bekerja minimal 5
tahun ada jadwal long service yaitu setiap 1 tahun diberi libur 10 hari.
2. Sikap Kerja
PT. Petrosea Tbk Gunung Bayan Project, secara umum dapat dibagi menjadi:
berbagai pekerjaan kantor lainnya. Dalam hal ini, perusahaan telah menyediakan
tempat duduk yang dinamis yang bisa diatur tinggi rendahnya dan bisa diputar.
Selain itu juga ditemukan pada operator alat berat yang bekerja dengan dominan
duduk.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
39
3. Peralatan Kerja
menggunakan alat angkat angkut atau material handling sehingga beban tenaga
kerja dan kelelahan dapat diminimalisasi. Setiap pintu kendaraan baik light
vehicle, heavy equipment, dan alat angkat angkut seperti forklift diserai tanda garis
warna reflector agar terlihat saat malam hari sehingga tidak terjadi kecelakaan
4. Kondisi Lingkungan
dan kondisi jalan dipengaruhi oleh cuaca. Pada cuaca panas, potensi kadar debu
Pada cuaca hujan, semua aktivitas di area tambang dihentikan sementara sampai
Pekerjaan di dalam ruangan dan daerah yang beratap dapat dilakukan pada
kondisi panas maupun hujan dan tidak terpengaruh oleh cuaca. Untuk ruangan-
40
a. Jalan dan tangga dalam keadaan baik dan tidak ada benda/barang yang
b. Penempatan alat-alat dan perkakas diatur dengan rapi dan diletakkan pada box.
d. Perawatan dan merapikan rumput dan tanaman lain untuk menjaga keindahan.
dihilangkan sama sekali. Hal ini mengingat adanya unsafe act yang menyebabkan
insiden atau kecelakaan sebesar 80%. Oleh karena itu, perusahaan mempunyai
rencana dan persiapan tanggap darurat yang didasarkan atas evaluasi risiko yang
ada.
kejadian/titik yang tiba-tiba pada suatu waktu yang memerlukan tindakan segera
dari orang atau peralatan yang berisiko terhadap serious injury atau kerusakan
atau kerugian (Emegency Respon Procedure). Dalam Emergency Respon Plan PT.
Petrosea Tbk Gunung Bayan Project membagi atas tanggap darurat terhadap:
2. Insiden.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
41
3. Fire (kebakaran).
4. Spill (tumpahan).
PT. Petrosea Tbk Gunung Bayan Project membentuk tim khusus untuk
penanggulangan keadaan darurat. Emergency Respon Team (ERT) terdiri dari ert
adviser (penasehat tim), ert coordinator, team leader (pemimpin tim), rescue
sedang dihadapi.
berkumpul sementara (muster point) untuk keadaan darurat. Dua tempat berada
pada area kerja dan satu tempat berada di area camp. Adapun gambar alur respon
Q. Audit
dijadikan tolok ukur sampai sejauh mana implementasi dari Sistem M anagement
K3 telah dijalankan. Audit ini dilakukan di setiap site PT. Petrosea Tbk yang
tersebar di Indonesia.
Audit yang telah dilakukan jobsite Gunung Bayan adalah audit internal
oleh Head office Jakarta tentang implementasi. Internal audit dilaksanakan setiap
6 bulan sekali. Sedangkan audit eksternal dilakukan oleh badan audit internasional
42
terhadap standar keselamatan dan kesehatan kerja yang ada di PT. Petrosea Tbk
R. Communication System
Salah satu komponen HSE management system PT. Petrosea Tbk adalah
membuka informasi antara semua level dari manajemen dan tenaga kerja. Sistem
1. External Communication
ini dilakukan di proyek dan disebut client meetings. Meeting dilakukan untuk
2. Internal Communication
Salah satu elemen penting dari manajemen HSE adalah komunikasi antara
seluruh level dari manajemen sampai tenaga kerja. Komunikasi ini terdiri dari:
a. Safety Induction
SOP masuk PT. Petrosea Tbk Gunung Bayan Project adalah sesuai dengan
43
Dilakukan untuk setiap orang yang akan bekerja di proyek Petrosea atau
orang yang berkunjung ke Petrosea lebih dari satu hari. Induction yang dilakukan
b. HSE Meeting
Project ada 3 hal yang didiskusikan di meeting ini yaitu feedback insiden (jika
ada), garis besar rencana kerja hari itu, dan membuka pertanyaan dari pekerja.
prosedur K3L yang baru atau perbaikan, inspeksi, berita safety, informasi produk
44
Adalah meeting yang dilakukan HSE committee untuk memberikan ide dan
c. HSE Alert
keselamatan dan kesehatan kerja, pengukuran, inspeksi dan seluruh masalah yang
JSA merupakan salah satu alat komunikasi antara pengawas dan pekerja
untuk menilai hazard yang diidentifikasi. JSA ini digunakan untuk seluruh
pekerjaan atau aktivitas jabatan dan hazard potensial dari pekerjaan yang tidak
rutin. Seluruh tenaga kerja yang terlibat harus mengerti tentang JSA mereka.
e. Hazard Observation
potensi risiko di proyek. Normalnya HAZOB didapat oleh seluruh tenaga kerja
baik Petrosea ataupun klien. HAZOB ini sangat penting karena dapat merespon
hazard yang ada di area kerja. Selain itu, juga dapat membantu departemen HSE.
f. Radio Communication
BAB IV
PEMBAHAS AN
Petrosea Gunung Bayan Project didapatkan hasil bahwa banyak sekali faktor
1. Faktor Bahaya
a. Kebisingan
Hasil pengukuran dengan alat Sound Level Meter pada bulan November
2008, seperti pada lampiran 5 diperoleh data kebisingan yang melebihi NAB
kebisingan 85 dBA untuk 8 jam kerja perhari dan ada yang sesuai dengan NAB.
Kebisingan yang melebihi NAB adalah pada dozer caterpillar dalam kabin
(indoor) sebesar 83,3-90,5 dBA dan luar kabin (outdoor) sebesar 84,3-92,6 dBA.
jam kerja karena jam kerja dari PT. Petrosea Tbk 12 jam kerja dengan 1 jam
istirahat. Waktu paparan ini jika dibandingkan dengan Keputusan M enteri Tenaga
Kerja RI No. 51/M EN/1999 tidak sesuai dengan Nilai Ambang Batas kebisingan
untuk waktu pemajanan lebih dari 8 jam kerja. Dengan nilai intensitas kebisingan
di dalam kabin (indoor) dozer caterpillar sebesar 90,5 dBA. Seharusnya, tenaga
kerja yang mengendarai dozer caterpillar dengan paparan kebisingan sebesar itu
45
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
46
hanya boleh terpapar kebisingan dalam waktu 2 jam kerja. Sedangkan untuk
intensitas kebisingan di luar kabin dozer caterpillar sebesar 92,6 dBA seharusnya,
8 jam 85
4 jam 88
2 jam 91
1 jam 94
30 menit 97
15 menit 100
7,5 menit 103
3,75 menit 106
1,88 menit 109
0,94 menit 112
Sumber : Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI No. 51/MEN/1999
Catatan : Tidak boleh terpajan lebih dari 140 dBA, walaupun sesaat
Seluruh tenaga kerja PT. Petrosea Tbk diwajibkan dan bertanggung jawab
peraturan Petrosea mengenai APD. Hal ini sesuai dengan UU No.1 Tahun 1970
pasal 12 huruf b tentang Kewajiban dan Hak Tenaga Kerja yaitu “M emakai alat -
alat pelindung diri yang diwajibkan”. Akan tetapi, fakta di lapangan menunjukkan
masih terdapat tenaga kerja yang tidak memakai alat pelindung telinga yang
Sealain hal tersebut di atas, PT. Petrosea Tbk Gunung Bayan Project juga
Tahun 1970 pasal 3 ayat 1 huruf g tentang Syarat-Syarat Keselamatan Kerja yaitu
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
47
debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar atau radiasi, suara dan
getaran”.
antara lain:
dan ruangan) serta perawatan dan pemeliharaan peralatan dan mesin agar tidak
menimbulkan kebisingan.
2) M enyediakan alat pelindung pendengaran terdiri dari ear plug yang wajib
kebisingan.
bulan sekali.
b. Debu
bersumber dari kendaraan yang lalu-lalang. Untuk pengukuran debu, PT. Petrosea
Tbk bekerja sama dengan Balai Keselamatan dan Kesehatan Samarinda. Dari
lampiran 6, dapat diketahui bahwa kadar debu ferro oksida yang dapat
membahayakan tenaga kerja di area workshop masih di bawah NAB, yaitu sebesar
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
48
1,297 mg/m3 dengan NAB sebesar 5 mg/m3. Sedangkan di area tambang belum
Tbk Gunung Bayan Project sebagai wujud komitmen Perusahaan dalam hal K3L
dan salah satu wujud dari pemenuhan manajemen lingkungan dari PT. Petrosea
Tbk. Hal ini juga sesuai dengan UU No. 1 Tahun 1970 pasal 3 ayat 1 huruf g
timbul atau menyebar luasnya suhu, kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas,
1) M enyirami jalan dan tanah yang menimbulkan debu setiap pagi, siang dan
2) M elengkapi jendela kaca untuk semua unit kendaraan agar pemakai kendaraan
c. Penerangan
intensitas penerangan pada plan room workshop, baik penerangan lokal maupun
umum dan di warehouse (gudang spare part) untuk penerangan lokal lebih dari
200 Lux. Intensitas ini sesuai dengan standar pada Peraturan M enteri Perburuhan
No. 7 Tahun 1964 tentang Syarat Kesehatan, Kebersihan serta Penerangan dalam
49
sebesar 131 Lux sehingga tidak sesuai dengan standar karena kurang dari 200
hari karena penerangan pada malam hari sangat berpengaruh terhadap proses
kesehatan dan keselamatan kerja. Hal ini sesuai dengan UU No. 1 Tahun 1970
kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar atau radiasi, suara dan
getaran”.
malam hari dengan penerangan buatan berupa tower lamp yang pengerjaannya
HSE Departement.
3) Pengendalian dengan warna cat dinding putih dan jendela diberi tirai untuk
50
d. Getaran
1). Gangguan kenikmatan. Dalam hal ini, pengaruh getaran hanya terbatas pada
M eskipun dalam hal getaran ini PT. Petrosea Tbk Gunung Bayan Project
dengan kelengkapan alat peredam yang terdapat pada jok, pijakan kaki dan handle
pada unit-unit, alat angkat angkut dan peralatan lainnya. Serta dengan
memperbaiki unit yang rusak agar tidak menimbulkan getaran yang berlebih.
Tindakan tersebut juga sesuai dengan UU No. 1 Tahun 1970 pasal 3 ayat 1 huruf
dilakukan.
e. Iklim Kerja
Untuk pengukuran iklim kerja hanya dilakukan pada area workshop yang
sumber panasnya berasal dari mesin peralatan maintenance. Pada lampiran 10,
dapat diketahui hasil pengukuran iklim kerja pada area workshop dan plan room
area workshop sesuai dengan NAB berdasarkan Keputusan M enteri Tenaga Kerja
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
51
dan Transmigrasi No. Kep. 51/M EN/1999, yaitu sebesar 28,8 °C untuk area
workshop dan 27,4 °C untuk area plan room workshop. Dengan beban kerja
sedang dan waktu istirahat 25% Ditetapkan NAB sebesar 28 °C, Sehingga pada
area plan room workshop sudah sesuai dengan standard dan pada area workshop
belum sesuai standar. Sedangkan untuk iklim kerja di area tambang dan area
lingkungan kerja yang nyaman. Hal ini juga sesuai dengan UU No. 1 Tahun 1970
Tahun 1970 pasal 3 ayat 1 huruf j tentang Syarat -Syarat Keselamatan Kerja
1). Untuk semua kendaraan yang beroperasi di area tambang dilengkapi dengan
AC pada kabin untuk mengatur suhu agar sesuai dengan suhu nikmat.
2). M emasang AC untuk mengatur suhu agar sesuai dengan suhu nikmat pada
3). M enyediakan air dan menganjurkan tenaga kerja minum banyak air (sekitar 8-
mempercepat dehidrasi.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
52
4). M elindungi tubuh dari sinar matahari langsung, dengan mengenakan pakaian
panjang yang longgar dan kainnya berpori besar dan memakai helmet.
5). Untuk tugas-tugas manual yang berat, diberi waktu cukup untuk ist irahat
Bahan kimia berbahaya adalah bahan kimia bentuk tunggal atau campuran
yang berdasarkan sifat kimia atau fisika dan atau toksikologi berbahaya terhadap
beberapa bahan kimia, baik yang berbentuk padat maupun gas. Bahan kimia
mempunyai berbagai jenis dan bahaya yang tergantung pada jenis eksposurnya.
Contoh bahan kimia berbahaya di PT. Petrosea Tbk Gunung Bayan Project adalah
kimia berbahaya, mulai dari engineering atau mendesain sampai penanganan dan
Hal ini sesuai dengan Kepmenaker R.I. No. Kep. 187/M EN/1999 tentang
dengan jelas di dalam peraturan PT. Petrosea Tbk yaitu pada lampiran 11.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
53
2. Potensi Bahaya
listrik yang bagus dan sesuai standar, pemasangan kabel-kabel dan stop contact
penangkal petir, inspeksi instalasi listrik selama 1 kali dalam 3 bulan dengan
Hal ini sesuai dengan UU No. 1 Tahun 1970 pasal 3 ayat 1 huruf q tentang Syarat -
1). Pengecekan dan pemberian label informasi sebagai tanda telah dilakukannya
inspeksi (tagging) peralatan listrik dan instalasi listrik yang dilakukan tiap 3
bulan sekali.
2). Kabel under ground (bawah tanah) diberi tanda pemasangan dan danger tag.
3). Penggunaan APD yang sesuai seperti sepatu karet, sarung tangan karet dan
listrik.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
54
terdapat pada aturan keselamatan kerja listrik dan perkakas listrik PT Petrosea
Ruang tertutup (Confined Space) adalah ruang terbatas yang tidak dibuat
untuk ditinggali dalam waktu lama dan hanya mempunyai akses keluar terbatas.
3). Karyawan yang akan memasuki confined space harus mempunyai permit
untuk masuk.
4). M asuk ruang tertutup minimal 2 orang, 1 orang di dalam dan 1 orang di luar.
5). M asuk ruang tertutup harus memakai APD yang sesuai dan benar
breathing apparatus.
6). Sementara karyawan bekerja di ruang tertutup, petugas pembantu harus selalu
siap dengan peralatan safety yang sesuai seperti tali penyelamat (life line),
Hal ini sesuai dengan UU No. 1 tahun 1970 pasal 3 ayat 1 huruf a yaitu
55
sangat efektif karena dalam pekerjaan di ruang tertutup diawasi dengan sangat
ketat.
PT. Petrosea Tbk Gunung Bayan Project mempunyai ruang yang terdapat
potensi bahaya yang dapat mengganggu kesehatan akibat dari kebisingan dan
tekanan panas, selain itu juga dapat menyebabkan kecelakaan seperti tersengat
listrik dan kena ledakan. Contoh ruang ini adalah ruang genzet dan sebagainya.
yang masuk di ruang tersebut dengan syarat-syarat APD dan waktu yang telah
ditentukan, memasang tanda dan label bahaya dan dilarang masuk bagi orang
yang tidak berkepentingan serta orang yang boleh masuk harus melapor ke
Supervisor terlebih dahulu. Hal ini sesuai dengan UU No. 1 tahun 1997 pasal 3
timbulnya penyakit akibat kerja baik physic maupun psychis, keracunan, infeksi,
dan penularan.
d. Bekerja di Ketinggian
pasal 93 menyebutkan bahwa apabila seseorang bekerja pada ketinggian lebih dari
2,5 meter dari lantai, perlindungan terhadap kemungkinan jatuh harus disediakan
dengan cara memberi pagar, pegangan atau tempat pegangan tangan. Apabila cara
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
56
pelindung tersebut tidak praktis, sabuk pengaman dan safety harness harus
dipakai.
perlindungan dengan mengenakan alat atau sistem penahan jatuh bagi siapa saja
yang bekerja di suatu ketinggian atau bila ada kemungkinan terjatuh. Hal ini
sesuai dengan UU No. 1 Tahun 1970 pasal 3 ayat 1 huruf f tentang Syarat -Syarat
2). Sabuk keselamatan (safety belt), akan tetapi penggunaan safety belt sekarang
tidak dipergunakan lagi karena dari penelitian terbaru, safety belt dapat
ketinggian yang aman dan cara memakai alat pelindung diri yang benar dan
sarung tangan, sepatu safety, dan sebagainya. M empekerjakan tenaga kerja yang
57
Pengendalian yang sudah dilakukan oleh PT. Petrosea Tbk sudah sesuai
dengan Kepmentamben No. 555. K/26/M .PE/1995 pasal 468 bahwa “Setiap orang
yang harus memakai topi pengaman apabila berada di dalam tambang bawah
tanah atau di sekitar tambang atau pabrik yang terdapat potensi bahaya kejatuhan
Tbk menggunakan metode antara lain pemasangan rotary lamp dan tiang bendera
Hal ini telah sesuai dengan Kepmentamben No. 555. K/26/M .PE/1995
pasal 136, yaitu pada setiap persimpangan dengan jalan raya atau jalan orang
harus dilengkapi dengan rambu-rambu atau pengaman lainnya yang harus ditutup
apabila angkutan sedang melintas dan tanda peringatan bunyi atau visual harus
Untuk peraturan ini dapat dilihat pada “Golden Safety Rules Petrosea”
Potensi ini dapat disebabkan oleh human error, seperti tenaga kerja yang
berjalan kurang hati-hati dan berjalan tidak pada tempatnya. Tindakan pencegahan
prosedur kerja yang aman bagi tenaga kerja. Selain itu PT. Petrosea Tbk membuat
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
58
saluran-saluran air yang dapat mengalirkan air sehingga air tidak menggenang dan
untuk menghindari pejalan kaki terjatuh maka tiap naikan anak tangga diberi
tanda garis kuning hitam. Pengendalian ini sesuai dengan UU No. 1 tahun 1997
karena release valve yang tidak berfungsi, PT. Petrosea Tbk mengharuskan tenaga
melengkapi tenaga kerja dengan APD berupa baju panjang, googles dan face
shield agar jika terjadi semburan zat atau material berbahaya tubuh masih
terlindungi. Hal ini sesuai dengan UU No. 1 Tahun 1970 pasal 3 ayat 1 huruf r
bertambah tinggi”.
Kebakaran dan peledakan bahan kimia atau gudang bahan kimia dapat
terjadi jika penempatan bahan kimia tidak sesuai, pengemasan bahan kimia yang
kurang sesuai serta reaksi dengan bahan kimia lain. Namun dalam hal ini
59
inspeksi setiap hari untuk memeriksa kondisi kemasan dan penempatannya agar
Keputusan M enteri Pertambangan dan Energi No. 555. K/26/M PE/1993, yaitu
cara penanganan, penyimpanan dan pemasangan label (pasal 86), hygiene dan
kesehatan kerja (pasal 87), pencegahan dan hygiene dan kesehatan (pasal 87),
pencegahan dan penanggulangan (pasal 88), serta alat pelindung diri (pasal 89).
Selain itu, dalam Keputusan M enteri Tenaga Kerja RI No. Kep 187/M EN/199
dan Lampiran I bagian 1 tentang Komitmen dan Kebijakan, PT. Petrosea Tbk
melindungi hak tenaga kerja atas keselamatan dan kesehatan kerja serta menjamin
agar sumber produksi dapat dipergunakan dengan aman dan efisien. Kebijakan
ini menunjukkan visi Petrosea dalam mencapai nol cidera dan melindungi
60
keselamatan kerja dan lingkungan (K3L) ini, menunjukkan adanya kepedulian dan
Tbk. Sebagai wujud tanggung jawabnya, semua tingkat jabatan dalam organisasi
jawab pribadi.
lingkungan akan berjalan dengan baik serta dapat mencapai target tahunan yang
pada seluruh kegiatan operasi Petrosea. Kebijakan ini akan ditinjau kembali setiap
3 bulan.
Dengan adanya kebijakan ini berarti PT. Petrosea Tbk telah mendukung
program pemerintah dalam hal keselamatan dan kesehatan kerja pemerintah yang
61
yang diterapkan oleh perusahaan ini adalah suatu sistem manajemen K3L yang
berlandaskan pada kebijakan dasar PT. Petrosea Tbk. Sistem ini mempunyai latar
pengelolaan Kesehatan, Keselamatan Kerja dan Lingkungan yang baik. M utu K3L
berarti adalah hasil dari keunggulan bisnis yang berarti pelaksanaan proyek
berkelas dunia. Sistem ini juga didasari oleh komitmen bahwa safety adalah yang
kunci. Sebelas elemen kunci sistem manajemen ini digunakan untuk menyediakan
penjelasan atas segala tuntutan minimum sehingga semua proyek dapat berhasil
PT. Petrosea Tbk tersebut pada pokoknya bersumber pada sistem manajemen
1. Implementasi sistem ini menguntungkan dari segi finansial, moral dan legal.
2. Hasil yang terukur menimbulkan partisipasi dan motivasi pada semua tingkat.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
62
3. Resiko tidak dapat dihilangkan tapi dapat direduksi secara proaktif dan secara
hubungan atasan dan bawahan atau antar karyawan, menunjukkan niat yang
Indonesia No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan pasal 87 ayat 1, yaitu setiap
Peraturan M enteri Tenaga Kerja RI No. Per-05/M EN/1996 Bab III pasal 3 ayat 1
tempat kerja yang mempekerjakan tenaga kerja sebanyak seratus orang atau lebih
dan atau mengandung potensi bahaya yang ditimbulkan oleh karakteristik proses
(K3L) di PT. Petrosea Tbk Gunung Bayan Project yang memilki struktur dan
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
63
keanggotaan yang jelas serta memiliki peranan yang penting dalam K3L berarti
keselamatan dan kesehatan kerja dengan baik. Dengan adanya organisasi ini
Organisasi keselamatan dan kesehatan kerja yang ada di PT. Petrosea Tbk
Gunung Bayan Project disebut HSE (Health Safety and Environment). Dalam
tempat penting yang usulannya dapat diterima oleh perusahaan. Dalam hal ini
sesuai dengan Permenaker RI No. Per 05/M EN/1996 Lampiran I bagian satu 1.1
E. Inspeksi
keselamatan kerja secara teratur dan terjadwal, hal ini sesuai dengan Peraturan
M enteri Tenaga Kerja No. 05/M EN/1996 Lampiran II bagian 7 tentang Standar
Pemantauan dinyatakan bahwa, inspeksi tempat kerja dan cara kerja dilakukan
dengan teratur.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
64
yang meliputi intensitas kebisingan, penerangan dan iklim kerja panas. Untuk
intensitas kebisingan, debu, iklim kerja, penerangan dan getaran selain dilakukan
dilakukan oleh Balai Keselamatan dan Kesehatan Samarinda. Hal ini sesuai
dengan Peraturan M enteri Tenaga Kerja No. 05/M EN/1996 Lampiran II bagian 7
tentang Standar Pemantauan dinyatakan bahwa, inspeksi tempat kerja dan cara
Akan tetapi untuk saat ini PT. Petrosea Tbk Gunung Bayan Project belum
dan lain-lain. Alasan perusahaan dalam hal ini karena faktor tersebut dianggap
kurang membahayakan.
Sesuai dengan Peraturan M enteri Tenaga Kerja No. 05/M EN/1996 tentang
Dalam hal tata cara waktu pelaporan sudah sesuai dengan Peraturan
M enteri Tenaga Kerja RI No. Per-04/M EN/1998 tentang Tata Cara Pelaporan dan
Pemeriksaan Kecelakaan pasal 4, yang pada pasal ini disebutkan kecelakaan kerja
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
65
harus dilaporan kepada kantor Depnaker kurang dari 2 kali 24 jam. Pada dasarnya
pertanyaan-pertanyaan berikut:
kembali ? (ILO,1989).
menghindari timbulnya kondisi lingkungan yang berubah dan saksi mata segera
1. Pelayanan Kesehatan
Per-03/M EN/1982 tentang Pelayanan Kesehatan Tenaga Kerja, PT. Petrosea Tbk
66
lain untuk menunjang upaya kesehatan tenaga kerja. Tetapi fasilitas ambulance
belum tersedia, selama ini untuk fasilitas ambulance PT. Petrosea Tbk Gunung
Bayan Project masih bekerja sama dengan PT. Gunung Bayan Pratama Coal.
siap di klinik selama 24 jam. Paramedik yang bertugas untuk satu harinya terbagi
menjadi dua orang, 1 orang untuk shift siang dan 1 orang untuk shift malam. Tiga
dan keselamatan kerja, hal ini sesuai dengan Peraturan M enteri Tenaga Kerja dan
4 ayat 1 menyebutkan bahwa setiap tenaga medis yang telah dapat melaksanakan
Perusahaan.
lanjut atau tidak bisa ditangani di klinik perusahaan, maka dirujuk ke rumah sakit
yang telah ditunjuk oleh perusahaan, yaitu Rumah Sakit Pertamina Balikpapan,
Rumah Sakit Dirgahayu Samarinda dan Rumah Sakit Harapan Insan Sendawar.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
67
Selain pelayanan kesehatan yang disebut di atas, PT. Petrosea Tbk Gunung
pada UU No. 1 tahun 1970 pasal 8 dan Peraturan M enteri Tenaga Kerja dan
Kerja pasal 2 huruf a bahwa, Tugas pokok pelayanan Kesehatan Kerja adalah
sesuai dengan Peraturan M enteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per-
medis yang sangat penting, apalagi dalam keadaan darurat belum terselenggara.
2. Gizi Kerja
energi atau kalori. PT. Petrosea Tbk Gunung Bayan Project telah memenuhi gizi
mineral dan vitamin. Dalam SE M enakertrans No. 01/M EN/1979 pasal 2 yang
berisi bahwa perusahaan wajib menyelenggarakan jasa boga tenaga kerja melalui
kantin apabila tenaga kerja lebih dari 200 orang. Untuk itu, perusahaan
menyediakan kantin beserta tempat mengolah makanan (dapur) dan menu kerja
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
68
Catering.
boga dan mempunyai ahli gizi, sehingga nilai gizi, kebersihan dan kesehatan
makanan yang disediakan terjamin. Tetapi untuk kualitas dan mutu makanan yang
disediakan catering kurang dijaga, sehingga banyak tenaga kerja yang kehilangan
nafsu makannya. Oleh karena itu perlu dilakukan pemantauan dari perusahaan
khususnya ahli gizi untuk memantau kualitas dan mutu makanan yang disediakan.
Perusahaan memenuhi gizi kerja berupa menu makan untuk semua shift,,
baik siang ataupun malam. Waktu jam makan untuk shift siang adalah pada jam
istirahat, yaitu pukul 12.00 waktu setempat dan pukul 24.00 waktu setempat.
Selain menu makan besar, Prasmanindo Boga Utama juga menyiapkan susu, teh,
kopi dan air minum untuk pekerja kantor yang diletakkan di kitchen kantor serta
kenyataannya masih ada tenaga kerja yang mengambil jatah makannya dengan
kerja tidak sesuai dengan kalori yang dibutuhkan (tidak sesuai dengan gizi kerja
yang dibutuhkan).
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
69
I. Pengelolaan Lingkungan
ketertiban Dalam hal ini seluruh unsur terkait yang terlibat dalam aktivitas di
manajemen.
lingkungan ini meliputi pengolahan limbah, baik limbah yang berbahaya maupun
manusia yang kurang hati-hati. M isalnya, dalam proses kerja oli yang seharusnya
dikumpulkan di tempat khusus ada yang tercecer dan hanya dibiarkan saja di
tanah sehingga dalam jangka waktu tertentu akan mempengaruhi kondisi tanah.
Selain itu meskipun tempat sampah untuk jenis sampah tertentu sudah disediakan
namun masih ada tenaga kerja yang membuang sampah sembarang tempat dan
membuang sampah pada tempat sampah yang tidak sesuai dengan peruntukannya.
70
kerja, PT. Petrosea Tbk Gunung Bayan Project telah melakukan berbagai upaya
keselamatan kerja. Berbagai upaya ini selain memenuhi legalitas tetapi juga
keselamatan kerja yang telah dilakukan oleh manajemen perusahaan antara lain
dengan pemasangan rambu-rambu dan tanda simbolik K3, pelatihan dan ijin
Peraturan tersebut dapat dilihat pada lampiran 17. Selain itu PT. Petrosea Tbk
15 meter di setiap bangunan (kantor, klinik, kantin, workshop, ware house, mess,
lapangan sesuai dengan potensi kebakaran yang ada. APAR untuk light vehicle,
heavy equipment, dan lain-lain jumlahnya disesuaikan dengan besarnya alat dan
atas lantai tepat di atas satu atau kelompok alat pemadam api ringan yang
71
penerapan sangsi tegas yang terdapat pada peraturan dasar keselamatan kerja
(Golden Safety Rules). M engenai isi dari ”Golden Safety Rules” PT. Petrosea Tbk
pembinaan keselamatan dan kesehatan kerja seperti yang tertera pada Undang-
keselamatan dan kesehatan kerja. Hal ini bertujuan agar karyawan memahami
72
M. Ergonomi
bahwa salah satu syarat keselamatan kerja adalah memperoleh keserasian antara
tenaga kerja, alat kerja dan proses kerja. Yang dimaksud dalam ayat tersebut
adalah ergonomi. Penerapan ergonomi perusahaan secara garis besar meliputi jam
kerja, sikap kerja, peralatan kerja dan lingkungan kerja. Dalam hal ini, penerapan
1. Jam Kerja
Dalam hal jam kerja sesuai dengan UU. No. 13 tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan pasal 77, dimana disebutkan waktu kerja adalah 7 jam 1 hari atau
40 jam 1 minggu untuk 6 hari kerja dalam 1 minggu. Atau 8 jam 1 hari atau 40
jam 1 minggu untuk 5 hari kerja dalam 1 minggu. Untuk jam lembur menurut UU
No. 13 tahun 2003 pasal 78 disebutkan bahwa jam kerja lembur adalah 3jam
mengizinkan bekerja di area PT. Petrosea Tbk melebihi 14 jam dalam 1 hari dan
untuk karyawan lapangan. Selain itu setiap 70 hari kerja diberi jadwal cuti selama
2 minggu (14 hari) dan untuk tenaga kerja yang bekerja minimal 5 tahun ada
Untuk tenaga kerja yang bekerja seminggu full day tanpa libur 1 hari
dengan jam kerja 12 jam 1 hari atau 84 jam 1 minggu dengan rincian jam kerja 8
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
73
jam 1 hari dan 4 jam untuk jam lembur dalam 1 hari. Dalam hal ini tidak sesuai
dengan UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan pasal 77 dan pasal 78.
2. Sikap Kerja
Sikap kerja di perusahaan ini sangat beragam, tergantung pada jenis dan
karakteristik pekerjaan itu sendiri. Sikap kerja dibagi menjadi 2, yaitu sikap kerja
dominant duduk dan dominant berdiri. Untuk sikap kerja yang dominan duduk
dianjurkan agar karyawan menyediakan waktu relaks kurang lebih 5 menit setelah
duduk yang bisa berputar dan dapat diatur tinggi rendahnya untuk pekerja kantor,
udara. Untuk sikap kerja dominan berdiri disediakan tempat duduk di setiap
tempat kerja, menyesuaikan kondisi tempat kerja. Hal ini telah sesuai dengan UU
No. 1 tahun 1970 tentang Syarat-syarat Keselamatan Kerja pasal 3 ayat 1 huruf m
yaitu syarat keselamatan kerja untuk memperoleh keserasian antara tenaga kerja,
3. Peralatan Kerja
melindungi tenaga kerja dari kelainan faal tubuh karena beban yang berlebih. Hal
ini telah sesuai dengan UU No. 1 tahun 1970 tentang Syarat -syarat Keselamatan
Kerja pasal 3 ayat 1 huruf m, yaitu syarat keselamatan kerja untuk memperoleh
keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan proses kerjanya.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
74
4. Kondisi Lingkungan
seluruh tenaga kerja sehingga tercipta kondisi kerja yang nyaman. Berbagai faktor
bahaya dan potensi bahaya sudah dikendalikan agar tenaga kerja nyaman dalam
melakukan pekerjaannya dan terhindar dari penyakit akibat kerja serta kecelakaan.
Hal ini telah sesuai dengan UU No. 1 tahun 1970 tentang Syarat-syarat
Keselamatan Kerja pasal 3 ayat 1 huruf j, yaitu syarat keselamatan kerja untuk
menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baik. Selain itu kondisi tempat
kerja ini telah ditunjang dengan manajemen house keeping perusahaan yang
sesuai dengan UU No.1 tahun 1970 pasal 3 ayat 1 huruf l yaitu memelihara
jiwa, peralatan, material maupun lingkungan jika terjadi keadaan darurat di tempat
kerja. M enurut Peraturan M enteri Tenaga Kerja No. Per. 05/M EN/1996 pada
lampiran II, mengenai pedoman teknis audit sistem manajemen keselamatan dan
kesehatan kerja, pada kesiap siagaan untuk menangani keadaan darurat, antara lain
disebutkan bahwa:
1. Keadaan darurat yang potensial (di dalam atau di luar tempat kerja) telah
75
2. Tenaga kerja mendapat instruksi dan penelitian prosedur keadaan darurat yang
Project telah mempunyai tim khusus untuk menangani keadaan darurat. Setiap
Project sudah sesuai dengan UU No. 1 tahun 1970 pasal 3 ayat (1) sub b tentang
kebakaran.
O. Audit
Dengan adanya sistem audit yang terdapat dalam safety manajemen sistem
,maka PT. Petrosea Tbk telah melaksanakan Permenaker No. Per. 05/M EN/1996
76
P. Communication System
PT. Petrosea Tbk menerapkan sistem komunikasi sebagai salah satu sistem
Sistem komunikasi ini sesuai dengan Peraturan M enteri Tenaga Kerja No. Per
05/M EN/1996 Lampiran I bagian 3.2.1 tentang Komunikasi pada huruf a, yaitu
ulang manajemen pada semua pihak pada perusahaan yang bertanggung jawab
serta memiliki andil dalam kinerja perusahaan. Pada huruf b, yaitu melakukan
identifikasi dan menerima informasi keselamatan dan kesehatan kerja yang terkait
dari pihak di luar perusahaan. Sedangkan pada huruf c, yaitu menjamin bahwa
yang membutuhkannya.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB V
A. Kesimpulan
standar-standar lainnya.
dan kesehatan kerja yang berdiri sendiri, yaitu departemen HSE (Health Safety
perusahaan dengan adanya manajer HSE sendiri serta memp unyai HSE
77
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
78
rencana kerja walupun masih ada beberapa program kerja yang belum bisa
8. Dari hasil pengukuran faktor bahaya yang telah dilakukan oleh perusahaan
a). Kebisingan dalam kabin (indoor) sebesar 83,3-90,5 dBA dan luar kabin
b). Kadar debu ferro oksida di area workshop masih di bawah NAB, yaitu
c). Penerangan di area workshop sudah sesuai dengan standar 200 lux, yaitu
207 lux. Sedangkan di area warehouse didapatkan hasil 131 lux, sehingga
d). Iklim kerja di area workshop yaitu sebesar 28,8 °C untuk area workshop
dan 27,4 °C untuk area plan room workshop. Dengan beban kerja sedang
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
79
dan waktu istirahat 25% Ditetapkan NAB sebesar 28 °C, Sehingga pada
area plan room workshop sudah sesuai dengan standard dan pada area
B. S aran
Petrosea Tbk Gunung Bayan Project mengenai keselamatan dan kesehatan kerja
sebagai berikut:
perusahaan.
pekerja yang mempunyai jenis pekerjaan yang sarat dengan potensi bahaya.
80
HSE Departement, 2004. Petrosea, 2004. HSE Induction Handbook. Jakarta: PT.
Petrosea Tbk.
HSE Departement, 2004. Policy for Health Safety and Environment. Jakarta: PT.
Petrosea Tbk.
Suma’mur, 1996. Higene perusahaan dan Kesehatan Kerja. Jakarta: PT. Toko
Gunung Agung.