Anda di halaman 1dari 91

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

LAPORAN KHUSUS

MANAJEMEN KELELAHAN KERJA SEBAGAI UPAYA


DALAM PENCEGAHAN KECELAKAAN DI PT. CIPTA
KRIDATAMA SITE GEMA RAHMI PERSADA
KALIMANTAN TIMUR.

Ndeo Yulianto
R.0008122

PROGRAM DIPLOMA III HIPERKES DAN KESELAMATAN KERJA


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
Surakarta
2011
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user
r'l.ii:,i r.,j
=i{-?P@G#ry..gr€€411i*ii,.'r'%$-Yi

,F-.i. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

i;,

it

LEMBAR PENGESAHAN PERUSAHAAIY

$Ing&ngffugls,Akhir denganjudul : Manaiemen Kelelahan Kerja Sebagai


Upaya PcneegahanKecelaknan Keria di Temapat Kerja
PT. Cipta Kridatama sire Gema Rrhmi Persada,
Kalimentan Timur

Ndeo Yulianto, NIM : R.0008122, Tatrun : 70ll


Telah disetujui dan dipertahankan di hadapan
Penguii lfiaganeruugar Akhir

Program D.III Hiperkes danKeselamatan Kerja


Fakultas Kedo*:teran UNS Surakarta

Pada Hari . .€dtv. . ..ranggal . .h .tJ!g r... 20 t(. ... ..

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

ABSTRAK

MANAJEMEN KELELAHAN KERJA SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN


KECELAKAAN DI TEMPAT KERJA PT. CIPTA KRIDATAMA SITE
GEMA RAHMI PERSADA, KALIMANTAN TIMUR

Ndeo Yulianto1, Hardjanto2, Seviana Rinawati3

Tujuan : Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan


manajemen kelelahan kerja PT. Cipta Kridatama site Gema Rahmi Persada, Kota
Bangun, Kalimantan Timur.

Metode : Kerangka pemikiran penelitian ini adalah penggunaan tenaga manusia


dalam perusahaan, disamping tenaga mesin akan menimbulkan suatu daampak
berupa kelelahan. Kelelahan muncul sebagai akibat dari pengaruh faktor-faktor
dalam pekerjaan dan juga kebiasaan sehari-hari. Seiring dengan timbulnya
kelelahan maka potensi untuk terjadinya suatu kecelakaan akan semakin tinggi.
Untuk mencegah terjadinya hal yang demikian maka diterapkanlah manajemen
kelelahan kerja.

Hasil : Memberikan gambaran tentang pelaksanaan manajemen kelelahan kerja.


Pengambilan data mengenai manajemen kelelahan kerja dilakukan melalui
observasi langsung ke lapangan, wawancara kepada karyawan serta studi
kepustakaan. Data yang diperoleh kemudian dibahas dengan cara membandingkan
dengan teori dan peraturan yang berlaku.

Simpulan: Perusahaan telah menerapkan manajemen kelelahan kerja walaupun


progrm-program yang ada didalam lingkup manajemen kelelahan kerja belum
dilakukan dan di evaluasi secara rutin.

Kata kunci: Manajemen Kelalahan Kerja, Pencegahan Kecelakaan

1, 2, 3
. Program Diploma III Hiperkes dan Keselamatan Kerja, Fakultas
Kedokteran, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

commit to user

iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah hirabbil ‘alamin, segala puja dan puji syukur tak henti-
hentinya penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayat-
Nya yang tercurah untuk hamba-Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan laporan
umum: “Manajemen kelelahan kerja sebagai upaya dalam pencegahan
kecelakaan di PT. Cipta Kridatama site Gema Rahmi Persada, Kalimantan
Timur”. Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan kelulusan
pendidikan yang penulis tempuh di Program Studi D. III Hiperkes dan
Keselamatan Kerja Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Penulis menyadari bahwa terselesaikannya penulisan laporan ini tidak
terlepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan
segala kerendahan hati perkenankanlah penulis untuk mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Zainal Arifin Adnan, dr., S.PD-KR-FINASIM, selaku Dekan
Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Bapak Sumardiyono, S.KM., M.Kes, selaku Ketua Program D.III Hiperkes
dan Keselamatan Kerja Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret.
3. Bapak Hardjanto, dr., MS, Sp.Ok, selaku Pembimbing I dalam penyusunan
laporan ini.
4. Ibu Seviana Rinawati, S.KM, selaku Pembimbing II dalam penyusunan
laporan ini.
5. Ibu Ermy Winarjati, selaku HRD Manager Head Office PT. Cipta Kridatama
terima kasih telah memperkenankan penuli melaksanakan magang di PT.
Cipta Kridatama site Gema Rahmi Perada.
6. Bapak Yohanes Simanjuntak, selaku Safety Manager PT. Cipta Kridatama
terimakasih telah memperkenankan penulis melaksanakan magang di PT.
Cipta Kridatama site Gema Rahmi Persada
7. Bapak Arpis Arkam yang telah membimbing dan mengarahkan dalam
penyusunan laporan ini
8. Ibu Ermi Winarjati selaku HRD and GA Manager PT. Cipta Kridatama yang
telah menerima penulis untuk melaksanakan magang di PT. Cipta Kridatama
ini.
9. Bapak Andriyanta Zudisantosa, selaku Deputy Project Manager PT. Cipta
Kridatama site Gema Rahmi Persada yang telah menerima dan
memperkenankan penulis untuk magang selama 3 bulan di PT. Cipta
Kridatama site Gema Rahmi Persada, Kota Bangun, Kalimantan Timur.
10. Bapak Arpis Arkam selaku Safety Supervisor sekaligus pembimbing I di
perusahaan, terimakasih banyak atas bantuan dan bimbingannya.
11. Bapak Siswanto dan Sukamto selaku OSHE Officer PT. Cipta Kridatama site
Gema Rahmi Persada yang telah membantu dan memberikan pengetahuan
kepada penulis.
12. Bapak Suhardiman, I Nyoman S dan Ardiyana selaku Saffety Controle PT.
Cipta Kridatama site Gema Rahmi Persada yang telah membantu dan
memberikan pengetahuan kepada commit to user
penulis.
v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

13. Seluruh keluarga besar PT. Cipta Kridatama site Gema Rahmi Persada, Kota
Bangun, Kalimantan Timur yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu
terimakasih atas bantuan, bimbingan dan sambutan hangat yang diberikan
selama penulis melaksanakan program magang.
14. Ayahanda serta Ibunda dan segenap keluarga besar terimakasih atas segala
doa, dukungan dan curahan kasih sayangnya yang tiada hentinya mengalir
untuk penulis.
15. Segenap keluarga besar angkatan 2008, selalu sukses kedepannya.
16. Semua pihak yang telah membantu dan memberi dukungan hingga laporan ini
bisa terselesaikan.
Penulis menyadari dalam penulisannya laporan ini masih jauh dari
kesempurnaan. Untuk itu, saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan
penulis demi penyempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini bisa bermanfaat
bagi penulis maupun pembaca.

Surakarta, Juni 2011


Penulis,

Ndeo Yulianto

commit to user

vi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN PERUSAHAAN ........................................... iii

ABSTRAK ................................................................................................... iv

KATA PENGANTAR .................................................................................. v

DAFTAR ISI ................................................................................................. vii

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... ix

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. x

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1

A. Latar Belakang ........................................................................ 1

B. Rumusan Masalah................................................................... 4

C. Tujuan Magang ....................................................................... 4

D. Manfaat Magang ..................................................................... 4

BAB II LANDASAN TEORI .................................................................... 6

A. Tinjauan Pustaka..................................................................... 6

B. Kerangka Pemikiran ............................................................... 35

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................. 36

A. Metode Penelitian ................................................................... 36

B. Lokasi Penelitian .................................................................... 36

C. Objek dan Ruang Lingkup Penelitian ..................................... 36

D. Sumber Data ........................................................................... 36


commit to user

vii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

E. Teknik Pengumpulan Data ..................................................... 37

F. Pelaksanaan ............................................................................ 38

G. Analisa Data ........................................................................... 39

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................ 40

A. Hasil Penelitian ....................................................................... 40

B. Pembahasan ............................................................................ 54

BAB V SIMPULAN DAN SARAN .......................................................... 78

A. Simpulan ................................................................................. 78

B. Saran ....................................................................................... 80

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 82

commit to user

viii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 : Kerangka Pemikiran ................................................................... 35

commit to user

ix
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Menu planing bulan April 2011, dengan kandungan kalori pada

masing-masing menu.

Lampiran 2 Form test kesiapan berkendara untuk operator alat berat

commit to user

x
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dengan pesatnya perkembangan jaman, manusia akan selalu dituntut

untuk lebih kompetitif dari sebelumnya. Persaingan akan selalu terjadi dalam

berbagai bidang terutama dalam masalah pemenuhan kebutuhan konsumen.

Demi tercapainya target pemenuhan, manusia akan selalu berusaha untuk

membuat suatu teknologi yang dapat membuat suatu hal menjadi lebih efektif

dan efisien dari pada sebelumnya. Teknologi akan semakin maju seiring

bertambahnya populasi manusia yang berarti semakin tinggi pula kebutuhan

yang harus dipenuhi. Namun, dengan semakin majunya teknologi yang ada

(hampir semua kegiatan atau proses produksi dilakukan oleh mesin) tetap saja

peran manusia tidak dapat terlepas begitu saja. Manusia tetap berperan penting

dalam berlangsungnya proses produksi, baik sebagai operator mesin atau

sebagai control atau pengawas dalam proses produksi.

Dengan diperlukanya tenaga manusia sebagai komponen yang penting di

dalam suatu proses produksi, maka dalam suatu proses tidak dapat terlepas

dari campur tangan manusia. Proses produksi sendiri berlangsung hampir

setiap waktu tergantung dengan pencapaian target dari masing-masing

perusahaan. Pada umumnya suatu perusahaan yang besar berjalan atau

berproduksi dalam waktu dua puluh empat jam. Dengan demikian maka

tenaga manusia dibutuhkan pula dalam kurun waktu dua puluh empat jam
commit to user

1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
2

selama proses produksi berlangsung. Tetapi jam waktu yang diperbolehkan

untuk bekerja menurut Undang-undang Republik Indonesia No.: 13 Tahun

2003, pasal 77, ayat 2 adalah tujuh jam sehari atau empat puluh jam bekerja

dalam waktu satu minggu (enam hari kerja dalam satu minggu), atau delapan

jam sehari atau empat puluh jam seminggu (lima hari kerja dalam satu

minggu). Dengan demikian tenaga kerja tidak boleh bekerja dalam waktu yang

melebihi ketetapan diatas dan apabila waktu kerja melebihi ketentuan diatas

maka harus ada persetujuan atau perjanjian antara pengusaha dan tenaga kerja.

Terkadang ada juga pengusaha tidak terlalu mau peduli dengan waktu

kerja yang sesuai dengan peraturan yang telah ada, mereka hanya

mementingkan target produksi yang ingin dicapai. Untuk mencapai target

tersebut mereka membuat waktu kerja yang tidak sesuai dan juga melebihi

kapasitas atau kemampuan tenaga kerja untuk bekerja. Dengan demikian

tenaga kerja lama kelamaan akan menurun daya kerjanya dan akirnya akan

Kelelahan kerja merupakan masalah yang konkrit dalam suatu proses produksi

di suatu perusahaan. Setiap tenaga kerja pasti akan megalami kelelahan kerja

terutama pada perusahaan yang mempunyai sistem waktu kerja yang lama dan

juga dengan pekerjaan yang melebihi kapasitas kerja. Kelelahan kerja akan

mempunyai dampak yang fatal apabila tidak dilakukan suatu tindakan yang

tepat. Dampak tersebut dapat berupa property damage, injury atau lost time

production, yang semuanya hanya akan menambah cost perusahaan. Tidak

hanya itu saja hal tersebut sesuai dengan teori gunung es dimana dampak yang

terlihat hanya permukaan saja tetapi dampak yang tidak terlihat misalnya
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
3

adalah kerusakan unit operasi yang tentu saja tidak dapat dipakai sebagai

sarana dalam produksi sehingga akan mengakibatkan suatu bentuk kerugian

karena proses produksi sendiri akan terhambat karena berkurangnya sarana

penunjang yang ada. Dan hal tersebut tentu saja akan mengakibatkan kerugian

yang mungkin akan lebih besar dari pada kerugian yang terlihat.

Masalah kelelahan kerja sendiri dapat teratasi bila di suatu perusahaan

menerapkan manajemen kelelahan kerja. Dengan tindakan atau dengan

program-program yang ada di dalam manajemen kerja masalah kelelahan

kerja dapat dicegah serta ditanggulangi dengan bak sehingga tidak terjadi

suatu hal yang dapat mengakibatkan terjadinya kerugian bagi perusahaan.

Manajemen kelelahan kerja meliputi berbagai hal mulai dari pengaturan

sistem jam kerja, pemenuhan gizi kerja, beban kerja, ergonomi dan pola hidup

atau kebiasaan dari tenaga kerja, dimana semua hal tersebut diatur sedemikian

rupa sehingga kelelahan kerja dapat diminimalisir.

PT. Cipta Kridatama site Gema Rahmi Persada, Kota Bangun, Kalimantan

Timur merupakan suatu perusahaan yang bergerak dalam bidang kontraktor

pertambangan, dengan melihat sistem waktu kerja six to six dengan waktu

kerja selama dua belas jam dan juga jenis pekerjaanya, tenaga kerja yang ada

di PT. Cipta Kridatama site Gema Rahmi Persada sangat besar kemungkinan

untuk mengalami kelelahan kerja. Oleh karena itu penerapan manajemen

kelelahan kerja sangat diperlukan untuk meminimalisir terjadinya kelelahan

kerja.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
4

Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis tertarik untuk

mengetahui bagaimana pencegahan dan penaggulangan tentang masalah

kelelahan kerja dengan menggunakan atau penerapan manajemen kelelahan

kerja yang ada di PT. Cipta Kridatama site Gema Rahmi Persada, Kota

Bangun, Kalimantan Timur.

B. Rumusan Masalah

Mengingat pentingnya manajemen dalam pencegahan kecelakaan, maka di

rumuskan masalah sebagai berikut :

“Bagaimana pelaksanaan manajemen kelelahan kerja dalam mencegah

kecelakaan di PT. Cipta Kridatama site Gema Rahmi Persada?”.

C. Tujuan Magang

1. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang menyebabkan kelelahan

kerja di PT. Cipta Kridatama site Gema Rahmi Persada.

2. Untuk mengetahui ada atau tidaknya manajemen kelelahan kerja di PT.

Cipta Kridatama site Gema Rahmi Persada.

3. Untuk mengetahui dan mengkaji sejauh mana pelaksanaan manajemen

kelelahan kerja di PT. Cipta Kridatama site Gema Rahmi Persada.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
5

D. Manfaat Magang

1. Penulis

a. Memperoleh data untuk membuat tugas akhir sebagai syarat untuk

menyelesaikan studi.

b. Menambah wawasan dan pengetahuan tentang sistem manajemen

kelelahan kerja dan pelaksanaan Manajemen kelelahan kerja di PT.

Cipta Kridatama site Gema Rahmi Persada, Kalimantan Timur.

c. Dapat menggunakan keilmuan keselamatan dan kesehatan kerja yang

telah didapat dan dipelajari dibangku kuliah pada khususnya untuk

merumuskan konsep, menganalisis permasalahan dan merumuskan

kemungkinan solusi terhadap permasalahan tersebut.

2. Perusahaan

Diharapkan dapat memberikan masukan sebagai bahan pertimbangan

evaluasi mengenai gambaran penerapan dan pelaksanaan di PT. Cipta

Kridatama site Gema Rahmi Persada, Kalimantan Timur.

3. Program Diploma III Hiperkes dan Keselamatan Kerja

a. Institusi

Diharapkan dapat menambah kepustakaan yang bermanfaat untuk

mengembangkan ilmu pengetahuan dan peningkatan program belajar

mengajar mengenai manajemen kelelahan kerja.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
6

b. Mahasiswa

Dapat menambah pengetahuan tentang manajemen kelelahan kerja

di perusahaan sehingga memiliki pengetahuan dan kompetensi yang

dibutuhkan dalam persaingan di bursa kerja.

4. Pembaca

Dapat menambah wawasan dan pengetahuan pembaca khususnya

mengenai manajemen kelelahan kerja di PT. Cipta Kridatama site Gema

Rahmi Persada.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
7

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Pengertian Kelelahan Kerja

Kelelahan merupakan mekanisme perlindungan tubuh agar tubuh

terhindar dari kerusakan lebih lanjut sehingga terjadi pemulihan setelah

istirahat (Tarwoko, 2004). Kelelahan mengandung pengertian aneka

keadaan yang disertai penurunan efisiensi dan ketahanan dalam bekerja

Kelelahan kerja menurut Suma’mur (1996), merupakan proses

menurunnya efisiensi, performans kerja dan berkurangnya kekuatan/

ketahanan fisik tubuh untuk terus melanjutkan kegiatan yang harus

dilakukan.

Pengertian lainya adalah kelelahan (fatigue) merupakan hasil proses

interpr dari orang (pelaku kerja) maupun yang menilai/orang lain, dalam

melakukan suatu pekerjaan dengan merasakan dan melihat penurunan

fungsi fisiologis tubuh seseorang seperti penurunan kesigapan dan respon.

Kelelahan diatur secara sentral oleh otak dengan adanya sistem aktivasi

(simpatis) dan inhibisi (parasimpatik). Lelahan (fatigue) menunjukan

keadaan tubuh fisik dan mental yang berbeda, tetapi semuanya berakibat

kepada penurunan daya kerja dan ketahanan tubuh untuk bekerja.

Keadaan atau perasaan lelah adalah reaksi fungsional pusat keasadaran

yaitu otak (cortex celebri), yang dipengaruhi oleh sistem antagonistis yaitu
commit to user

7
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
8

sistem penghambat (inhibisi) dan sisitem penggerak (aktivasi). Sistem

penghambat bekerja terhadap talamus (thalamus) yang mampu

menurunkan kemampuan manusia bereaksi dan menyebabkan

kecenderungan untuk tidur. Adapun sistem penggerak berada terdapat

dalam formasio retikularis (formatio reticularis)yang dapat merangsang

pusat-pusat vegetatif untuk konversi ergotropis dan organ-organ dalam

tubuh ke arah kegiatan bekerja, berkelahi, melarikan diri dan lain-lain.

Maka berdasarkan konsep tersebut, keadaan seseorang pada suatu saat

tergantung kepada hasil kerja antara dua sistem antagonistis dimaksud.

Apabila sistem penghambat berada pada posisi lebih kuat dari sistem

penghambat, maka seseorang berada dalam kondisi lelah. Sebaliknya

apabila sistem penggerak lebih kuat dari sistem penghambat, maka

seseorang barada dalam kondisi segar untuk aktif dalam melakukan

kegiatan termasuk bekerja.

Kelelahan yang terus menerus dalam jangka waktu yang lama akan

menyebabkan terjadinya kelelahan yang kronis. Kelelahan tidak hanya

terjadi selama atau setelah bekerja tetapi juga dapat terjadi sebelum kita

melakukan pekerjaan. Pada kelelahan kronis gejala perasaan lesu tampak

sebagai suatu gejala yang penting. Kelelahan kronis seperti itu cenderung

menyebabkan angka abstenteisme terutama mangkir kerja dan juga

menyebabkan angka sakit menjadi tinggi.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
9

2. Jenis Kelelahan Kerja

Secara umum terdapat dua jenis kelelahan, yaitu kelelahan otot dan

kelelahan umum. Kelelahan otot dapat dirasakan dengan ditandai tremor

pada otot, perasaan kaku pada bagian otot yang beraktivitas, dan nyeri

pada otot tersebut. Secara ilmiah dapat dijelaskan dengan dua teori yaitu:

a. Teori kimia (teori penggunaan O2) menjelaskan bahwa akibat

berkurangnya cadangan energi dan meningkatnya sisa metabolisme

sebagai penyebab hilangnya efisiensi otot.

b. Sedangkan teori saraf menjelaskan bahwa perubahan proses kimia

hanya merupakan penunjang proses dihantarkannya rangsangan saraf

melalui saraf sensorik ke otak yang disadari sebagai kelelahan otot.

Rangsangan aferen ini menghambat pusat-pusat otak dalam

mengendalikan gerakan sehingga frekuensi potensial kegiatan pada sel

syaraf menjadi berkurang. Berkurangnya frekuensi tersebut akan

menurunkan kekuatan dan kecepatan kontraksi otot dan gerakan atas

perintah kemauan menjadi lambat.

Kelelahan otot ini dapat disebabkan oleh aktivitas statis berbeda

dengan aktivitas dinamis, yang mana jika pengerahan otot statis sebesar

15%-20% dengan pembebanan berlangsung sepanjang hari akan

menyebabkan nyeri. Untuk mempertahankan kondisi tubuh tanpa lelah

yang berat, jika tenaga yang dikerahkan tidak melebihi 8% dari maksimum

tenaga otot. Tiga pendapat lain mengatakan bahwa kebutuhan metabolis

pada aktivitas dinamis dan statis melampaui kapasitas energi yang


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
10

dihasilkan seseorang, maka kontraksi otot terpengaruh yang menimbulkan

kelelahan seluruh badan terjadi. Dengan demikian semakin lambat gerakan

seseorang akan menunjukkan semakin lelah kondisi otot seseorang

(Tarwaka dkk, 2004).

Kelelahan umum ditandai atau ditunjukan oleh hilangya kemauan

untuk bekerja, yang penyebabnya adalah keadaan persarafan sentral atau

kondisi psikis-psikologis. Penyebab utama kelelahan umum adalah

pekerjaan yang monoton, itensitas dan lamanya kerja mental dan fisik

yang tidak sejalan dengan kehendak tenga kerja yang bersangkutan,

keadaan lingkungan yang berbeda dari estimasi semula, tidak jelasnya

tanggung jawab, kekhawatiran yang mendalam dan konflik batin serta

kondisi sakit yang diderita oleh tenaga kerja. Pengaruh dari keadaan

seperti itu semakin lama akan menjadi sebuah beban, baik beban pikiran

maupun beban fisik yang akirnya akan menyebabkan kelelahan terhadap

tenaga kerja tersebut.

Perasaan lelah demikian yang berkadar tinggi dapat menyebabkan

tenaga kerja tidak mampu lagi bekerja sehingga kegiatan atau aktivitas

kerja sehari-hari tidak dapat terlaksana. Sebagaimana kelelahan fisiologis,

tenaga kerja yang melakukan pekerjaan fisik akan menghentikan

pekerjaanya bahkan tenaga kerja tersebut tertidur pada saat melakukan

pekerjaan karena kelelahan. Tidak adanya gairah untuk bekerja baik secara

fisik maupun psikis, segalanya terasa berat dan merasa ngantuk. Perasaan

adanya kelelahan umum adalah ditandai dengan berbagai kondisi antara


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
11

lain kelelahan visual (indera penglihatan) yang disebabkan oleh illuminasi,

luminasi dan seringnya akomodasi mata; kelelahan seluruh tubuh,

kelelahan mental; kelelahan urat saraf; stress (pikiran tegang) dan rasa

malas bekerja (circadian fatigue).

Kelelahan untuk setiap orang akan berbeda-beda dalam pengungkapan

dan gejalanya biasanya bersifat subyektif namun kelelahan dalam hal ini

yakni berupa penurunan efisiensi dan ketahanan dalam melakukan suatu

pekerjaan. Kelelahan umum ini dapat berupa keadaan sakit, apabila

kelelahan tersebut bersifat medis dan disertai dengan gejala yang

ditemukan pada tenaga kerja berupa sakit kepala, berdebar-debar, sesak

nafas, hilang nafsu makan, gangguan pencernaan, gangguan tidur dan

sebagainya, yang biasanya dapat timbul pada tenaga kerja yang mengalami

konflik kejiwaan atau kesulitan psikologis.

Dilihat dari segi fisiologis seorang tenaga kerja merasa tidak sanggup

lagi dalam melakukan aktifitasnya, hal ini disebabkan karena kelelahan

fisiologis yaitu fisik atau kimia, dan akibat kelelahan psikologis yaitu

mental dan fungsional. Yang dimaksud kelelahan fisiologis adalah

kekelahan yang timbul karena adanya perubahan perubahan fisiologis

dalam tubuh. Kelelahan diakibatkan karena terkumpulnya produk-produk

sisa dalam otot dan peredaran darah. Dimana produk-produk sisa ini

bersifat membatasi kelangsungan aktivitas sehingga berpengaruh pada

serat-serat syaraf dan sistem syaraf pusat akibatnya orang akan

mengalami kelambatan dalam bekerja. Dua sistem syaraf yang


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
12

mempengaruhi kelelahan yaitu sistem penghambat atau inhibisi contohnya

thalamus dan sistem penggerak atau aktivasi contohnya cortex cerebri,

kelelahan terjadi apabila inhibisi meningkat dan aktivasi menurun.

Di samping kelelahan otot dan kelelahan umum, Grandjean (1988)

juga mengklasifikasikan kelelahan ke dalam 7 bagian yaitu:

a. Kelelahan visual, yaitu meningkatnya kelelahan mata.

b. Kelelahan tubuh secara umum, yaitu kelelahan akibat beban fisik yang

berlebihan.

c. Kelelahan mental, yaitu kelelahan yang disebabkan oleh pekerjaan

mental atau intelektual.

d. Kelelahan syaraf, yaitu kelelahan yang disebabkan oleh tekanan

berlebihan pada salah satu bagian sistem psikomotor, seperti pada

pekerjaan yang membutuhkan keterampilan.

e. Pekerjaan yang bersifat monoton.

f. Kelelahan kronis, yaitu kelelahan akibat akumulasi efek jangka

panjang.

g. Kelelahan sirkadian, yaitu bagian dari ritme siang-malam, dan

memulai periode tidur yang baru.

3. Penyebab Kelelahan Kerja

Seperti telah dijelaskan diatas, kelelahan disebabkan karena beberapa

hal sesuai dengan jenis kelelahanya. Tetapi ada beberapa hal yang perlu

mendapatkan perhatian yang serius mengenai terjadinya kelelahan, hal-hal

tersebut sangatlah dominan dalam terjadinya kelelahan, kelelahan dapat


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
13

terjadi karena faktor internal (dari pekerja) dan juga faktor eksternal (dari

pekerjaan). Faktor-faktor internal yang menyebabkan kelelahan adalah :

a. Kesehatan pekerja

Tingkat kesehatan seseorang sangat berpengaruh terhadap

terjadinya kelelahan kerja. Orang yang sedang sakit tentunya akan

mudah untuk mengalami kelelahan dari pada orang yang sedang dalam

keadaan sehat. Secara umum orang tersebut merasa lebih lemah atau

lesu dikarenakan sistem organ tubuh tidak berjalan dengan lancar

sehingga produksi energi yang dibutuhkan oleh tubuh tidak akan

optimal dan kebutuhan energi untuk aktivitas sehari-hari kurang

sehingga tubuh akan lemah dan lesu. Tidak hanya itu saja energi yang

diproduksi oleh tubuh lebih banyak dipergunakan pembangun sistem

imun atau perlindungan diri dari virus atau bakteri penyakit, energi

juga digunakan untuk memperbaiki atau membangun jaringan sel yang

rusak dan untuk memulihkan kondisi tubuh agar kembali normal lagi.

b. Gizi Kerja

Gizi sangat mempengaruhi cepat atau lambatnya seseorang

mengalami kelalahan kerja. Dengan gizi yang baik pekerja tidak akan

mudah dalam mengalami kelelahan kerja, sedangkan gizi kerja yang

buruk akan menyebabkan:

1) Daya tahan tubuh menurun dan sering menderita sakit dengan

akibat absensi yang tinggi.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
14

2) Daya kerja fisik turun sehingga mudah mengalami kelelahan dan

akhirnya akan menyebabkan prestasi kerja rendah.

Bila jumlah yang diperlukan tidak terpenuhi atau berlebihan, maka

kesehatan yang optimal tidak dapat dicapai. Salah satu untuk

meningkatkan efisiensi dan produktivitas tenaga kerja adalah

mengatasi masalah gizinya, yaitu dengan penyelenggaraan makan

ditempat kerja yang memenuhi nilai gizi makanan berimbang (Dewan

Keselamatan dan Kesehatan Kerja Nasional,1994).

Ada beberapa jenis atau unsur zat gizi yang sangat dibutuhkan oleh

tubuh manusia. Unsur-unsur tersebut adalah karbohidrat, protein,

lemak, mineral, dan air. Enam unsur tersebut dapat dikelompokkan

lagi menjadi tiga golongan besar, yaitu:

1) Unsur gizi pemberi energi, yaitu : karbohidrat, protein, dan lemak.

2) Unsur gizi pembangun sel-sel jaringan tubuh, yaitu :lemak, protein,

dan mineral.

3) Unsur gizi pengatur fungsi faal tubuh (protein, mineral, vitamin,

dan air).

Untuk mencapai keadaan gizi yang sempurna, ketiga golongan

unsur gizi tersebut harus terdapat dalam makanan kita sehari-hari

dalam porsi yang sesuai menurut kebutuhan masing-masing orang

(Sunita Almatsier, 2002).

Tiga unsur gizi pemberi energi yaitu karbohidrat, protein, dan

lemak pada proses oksidasi dalam tubuh menghasilkan energi dalam


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
15

bentuk panas, yang oleh tubuh diubah menjadi energi gerak atau

mekanis. Energi yang dihasilkan ketiga zat gizi itu dinyatakan dalam

satuan ukuran panas yaitu kalori. Kalori yang dihasilkan oleh oksidasi

ketiga zat tersebut kemudian diubah oleh tubuh menjadi tenaga yang

digunakan untuk aktivitas otot.

Aktivitas pekerjaan membutuhkan energi yang dihasilkan dari

pembakaran. Semakin berat pekerjaan yang dilakukan semakin besar

juga energi yang dihasilkan. Berdasarkan hal tersebut maka besarnya

jumlah kalori dapat digunakan sebagai petunjuk untuk menentukan

berat ringannya beban kerja (Tarwaka, 2004).

Zat gizi pada proses oksidasi dalam tubuh menghasilkan energi

dalam bentuk panas, yang oleh tubuh diubah menjadi energi gerak

atau mekanis, Kebutuhan gizi seseorang dengan orang lain belum

tentu sama. Menurut Suma’mur (1996). Kebutuhan gizi seseorang

tergantung beberapa faktor, yaitu:

1) Ukuran tubuh

Makin besar ukuran tubuh seseorang makin besar pula kebutuhan

kalorinya, meskipun jenis kelamin, kegiatan, dan usianya sama.

2) Usia

Makin tua usia seseorang makin berkurang kebutuhan kalorinya,

pada anak-anak, dan orang muda yang sedang dalam pertumbuhan

membutuhkan kalori relatif lebih besar.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
16

3) Jenis kelamin

Laki-laki lebih banyak membutuhkan kalori dari pada wanita.

Karena laki-laki lebih banyak mempunyai otot dan lebih aktif

melakukan pekerjaan sehingga mengeluarkan kalori lebih banyak.

4) Kondisi tubuh tertentu

Wanita hamil dan menyusui membutuhkan kalori dan zat gizi yang

lebih besar dari pada keadaan biasa. Demikian pula orang baru

sembuh dari sakit memerlukan kalori dan zat gizi yang lebih besar

guna rehabilitas sel tubuh atau bagian-bagian yang rusak selama

sakit.

5) Pengaruh pekerjaan

Semakin berat pekerjaan atau bagian seseorang sehingga semakin

besar pula kalori yang mereka butuhkan.

6) Iklim dan suhu lingkungan

Kalori yang dibutuhkan di tempat kerja yang dingin lebih tinggi

dari pada di tempat panas, karena untuk mempertahankan suhu

tubuh.

Menurut Suma’mur (1996), jumlah kalori yang dibutuhkan orang

dewasa ditentukan oleh:

1) Metabolisme basal, yaitu sejumlah tenaga yang diperlukan oleh

tubuh dalam keadaan istirahat.

2) Pengaruh makanan atas kegiatan tubuh (aktivitas tubuh), kira-kira

10% dari metabolisme basal.


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
17

3) Kerja otot.

Untuk menilai kebutuhan kalori seseorang berdasarkan tingkat

kerja ringan, sedang, dan berat. Gizi kurang terjadi karena konsumsi

yang tidak mencukupi kebutuhan atau tingkat konsumsi mencukupi

namun tubuh mengalami gangguan pencernaan sehingga zat gizi yang

dimakan terbuang percuma.

Menurut Sunita Almatsier, 2002 Gizi kurang akan mengakibatkan

seorang kekurangan tenaga untuk bergerak, bekerja, dan melakukan

aktivitas. Orang menjadi malas, merasa cepat lelah dan prodiktivitas

kerja menurun. Selain itu daya tahan terhadap tekanan dan stress

menurun. Sistem imunitas dan antibodi berkurang, sehingga orang

mudah terserang penyakit infeksi seperti pilek, batuk, dan diare.

c. Psikologis

Kelelahan tersebut timbul karena adanya suatu konflik mental

(batin). Konflik mental (batin) mungkin dikarenakan oleh pekerjaan itu

sendiri, mungkin bersumber pada konflik antar tenaga kerja atau

dengan atasan, bisa juga bersumber pada rumah tangga atau pergaulan

hidup dengan masyarakat sekitar. Tenaga kerja yang dipaksakan

bekerja dengan kondisi tersebut tentu saja akan mudah untuk

mengalami kelelahan.

Bekerja dengan perasaan terpaksa karena tidak menyukai pekerjaan

tersebut, hanya sekedar ingin memenuhi kebutuhan, dorongan dari

pihak-pihak tertentu dan alasan-alasan lain akan menimbulkan


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
18

kelelahan terlebih dahulu sebelum bekerja, terlebih bila menghadapi

pekerjaan yang menumpuk. Hal ini sama keadaanya dengan kelelahan

yang timbul sebelum kita menempuh perjalanan yang jauh pada waktu

terik-teriknya matahari. Berkecamuknya kekhawatiran dan juga

konflik yang berkepanjangan antar tenaga kerja atau dengan pemimpin

akan mudah menimbulkan kelelahan pada tenaga kerja.

d. Pola Hidup dan Kebiasaan

Pola hidup tenaga kerja sangat mempengaruhi tingkat produktivitas

seorang pekerja. Beberapa hal mengenai pola hidup dan kebiasaan

yang berkaitan dengan kelelahan adalah :

1) Waktu tidur

Waktu tidur sangat mempengaruhi terjadinya kelelahan, rata-

rata seseorang membutuhkan waktu tidur yang baik selama enam

jam sampai delapan jam, tetapi kualitas waktu tidur masing-masing

orang berbeda antara satu dengan yang lainya. Terkadang waktu

tidur seseorang kurang dari enam jam tetapi tidak merasakan rasa

ngantuk, dan ada juga orang yang tidur lebih dari enam jam tetapi

masih kurang dan pada saat bekerja selalu merasa ngantuk, hal

tersebut dikarenakan kualitas tidur seseorang berbeda-beda. Waktu

tidur pada waktu siang hari akan terganggu oleh banyaknya

aktifitas keluarga atau masyarakat disekitar tempat tinggal, dengan

demikian seseorang tidak akan tidur dengan nyaman dan kualitas

tidur juga akan terganggu karena gangguan yang ada. Beberapa hal
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
19

yang menyebabkan seseorang terganggu pada waktu tidur saat

siang hari di tempat tinggal adalah :

a) Faktor suhu

Suhu tubuh yang menurun pada dini hari (sekitar jam 3 – 4

pagi) membuat kita dapat tertidur nyenyak pada dini hari. Untuk

itu bila kita tidur pada siang hari, kita perlu menurunkan suhu

lingkungan tempat tidur.

b) Faktor Kebisingan

Kebisingan adalah suara atau bunyi yang tidak dikehendaki,

oleh karena itu kebisingan dapat menyebabkan terganggunya

orang yang berada di dalam lingkungan bersangkutan.

Kebisingan juga dapat menyebabkan berkurangnya

kesempurnaan waktu istirahat, kepekaan seseorang terhadap

kebisingan tergantung terhadap reaksi psikologi seseorang.

Gangguan suara seperti dering telepon, bel tamu, suara perkakas

rumah tangga, pemotong rumput, bising, keramaian anak-anak

bermain merupakan hal-hal yang membuat tidur Anda di siang

hari menjadi sulit.

c) Faktor cahaya

Berusaha tidur di siang hari sama dengan menentang ritme

di tubuh kita yang terbiasa tidur di malam hari. Bagi sebagian

besar orang, mengurangi penerangan di siang hari adalah teknik

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
20

yang sangat penting untuk mengakali tubuh agar dapat tidur di

siang hari.

d) Faktor Pribadi

Kebiasaan yang berkaitan dengan faktor pribadi yang

menyebabkan terjadinya kelelahan adalah waktu istirahat atau

waktu tidur, dan juga konsumsi obat-obatan, atau NAPZA.

Dengan berkurangya waktu tidur akan mengakibatkan pekerja

mengalami :

1) Tidur lebih lambat dan bangun lebih cepat.

2) Saat tidur selalu gelisah dan mata tidak dapat terpejam.

3) Saat bangun terkadang masih merasakan letih dan tidak

segar.

4) Selalu terpikirkan banyak hal (diperburuk dengan rasa

khawatir dan rasa tertekan).

5) Tetap merasa lelah dan bahkan tertidur saat berada di tempat

kerja.

6) Mudah marah,tegang dan khawatiran.

2) konsumsi obat-obatan atau NAPZA.

Narkoba atau NAPZA adalah bahan/zat yang dapat

mempengaruhi kondisi kejiwaan/psikologi seseorang (pikiran,

perasaan dan perilaku) serta dapat menimbulkan ketergantungan

fisik dan psikologi. Dengan ketergantungan fisik dan psikologis,

seseorang akan merasa cepat lemah/lemas dalam segi fisik dan


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
21

psikologis bila tidak mengkonsumsi atau menggunakan NAPZA

dalam keseharianya. Yang termasuk dalam NAPZA adalah :

Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya.

Menurut Undang-undang Republik Indonesia No 22/199,

Narkotika adalah: zat atau obat yang berasal dari tanaman atau

bukan tanaman baik sintetis maupun semisintetis yang dapat

menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya

rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat

menimbulkan ketergantungan.

Menurut Undang-undang Republik Indonesia No 5 / 1997,

Psikotropika adalah : zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis

bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh

selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan

khas pada aktifitas mental dan perilakunya.

Termasuk Zat Adiktif lainnya adalah : bahan/zat yang

berpengaruh psikoaktif diluar Narkotika dan Psikotropika, meliputi

minuman Alkohol, tembakau, inhalasi (gas yang dihirup) dan

solven (zat pelarut) mudah menguap berupa senyawa organik.

Faktor-faktor eksternal yang menyebabkan terjadinya kelelahan kerja :

1) Waktu Kerja

Tingkat efektivitas, efisiensi, produktivitas dan kesehatan seorang

tenaga kerja sangatlah bergantung pada sebarapa lama waktu kerjanya.

Aspek terpenting dalam hal waktu kerja meliputi :


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
22

a) Lamanya seseorang dapat bekerja dengan baik

b) Hubungan antara waktu kerja dan waktu istirahat

c) Waktu bekerja sehari menurut periode waktu yang meliputi siang

hari (pagi,siang,sore) dan malam hari.

Pada umumnya tenaga kerja akan mampu bekerja dengan baik

dalam selang waktu kerja enam sampai sepuluh jam, sedangkan empat

belas sampai delapan belas jam digunakan untuk kehidupan di

keluarga dan masyarakat, untuk istirahat, tidur dan kegiatan yang lain.

Untuk pekerjaan yang ringan produktivitas tenaga kerja akan menurun

setelah bekerja selama empat jam secara terus menerus, oleh karena itu

sebaiknya tenaga kerja diberikan kesempatan untuk beristirahat

setidaknya lima belas menit dengan tujuan untuk pemulihan fisik dan

mental serta juga pengembalian kadar gula darah sebagai bahan bakar

energi dengan memberikan snack atau makanan ke tenaga kerja setelah

empat jam bekerja.

Sedangkan pekerjaan yang berat yaitu pekerjaan yang pekerjaan

yang mengerahan tenaga fisik dan kemampuan mental yang tinggi dan

penggunaan energi yang besar dalam waktu yang relatif singkat. Otot,

sisitem cardiovascular dan paru akan bekerja lebih berat dari pada

pekerjaan yang normal sehingga hanya akan bertahan dalam waktu

yang relatif pendek, dan juga bila pengerahan tenaga maksimal hanya

dapat bertahan sekitar empat menit saja, oleh karena itu pengaturan

ritme kerja antara pekerjaan yang berat dan istirahat pendek yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
23

memadai diatur dan di program dengan program yang baik yang

bertujuan untuk memulihkan kondisi fisik dan mental setelah bekerja

dengan beban yang berat.

Secara umum bekerja melebihi dari enam jam sampai sepuluh jam

dalam sehari hanya akan menyebabkan kelelahan karena tenaga kerja

tidak akan bekerja secara efisien dan efektive sehingga produktivitas

tenaga kerja tidak optimal, dan hanya akan mengakibatkan penurunan

kualitas dan hasil kerja. Tidak hanya itu, bahkan bekerja melebihi dari

jam efektive hanya akan menimbulkan terjadinya kelelahan kerja,

gangguan kesehatan, penyakit dan kecelakaan serta ketidakpuasan

tenaga kerja, dan akhirnya akan menyebabkan angka abstein yang

tinggi di perusahaan.

Setiap perusahaan mempunyai sistem pembagian waktu kerja

masing-masing, pembagian waktu kerja untuk suatu perusahaan

biasanya dibagi antara waktu kerja siang dan waktu kerja malam. Hal

tersebut diterapkan bila suatu perusahaan menjalankan usahanya

selama dua puluh emat jam. Pembagian waktu kerja harus benar-benar

memperhatikan kondisi dan keadaan dari tenaga kerja. Untuk waktu

kerja siang biasanya tidak ditemui masalah-masalah yang berarti,

tetapi pada waktu kerja malam maka akan muncul berbagai masalah.

Hal tersebut terjadi karena fungsi faal tubuh kita yang sebenarnya

bekerja optimal pada waktu siang hari dan pada waktu malam tidak

dapat bekerja sepenuhnya.


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
24

2) Kondisi Tempat Kerja

Tempat kerja merupakan tempat dimana kita mencurahkan waktu

dan tenaga untuk memberikan suatu sumbangan atau suatu usaha bagi

perusahaan agar roda ekonomi perusahaan tetap dapat berkembang.

Kondisi tempat kerja sangat mempengaruhi terhadap terjadinya

kelelahan di tempat kerja, seseorang akan bekerja dengan perasaan

yang aman dan nyaman bila tempat kerja benar-benar dirancang

sedemikian rupa agar tercapai suatu tingkat dimana tenaga kerja akan

merasa aman dan nyaman bila bekerja. Dengan penataan yang

demikian secara tidak langsung akan meningkatkan motivasi terhadap

kinerja pekerja.

Aztanti Srie Ramandhani dalam Sugeng Budiono A.M dkk (2003)

menjelaskan bahwa penyebab kelelahan akibat tidak ergonomisnya

kondisi sarana, prasarana dan lingkungan kerja merupakan faktor

dominan bagi menurunnya atau rendahnya produktivitas kerja seorang

tenaga kerja. Suasana kerja yang tidak ditunjang oleh kondisi

lingkungan kerja yang sehat antara lain adalah sebagai penyebab

timbulnya kelelahan kerja. Banyak dijumpai kasus kelelahan kerja

sebagai akibat pembebanan kerja yang berlebihan, antara lain irama

kerja yang tidak serasi, pekerjaan yang monoton dan kondisi tempat

kerja yang tidak menggairahkan.

Kondisi tempat kerja meliputi seluruh hal yang ada ditempat kerja,

dari segi ergonomi (tempat kerja, peralatan kerja, mesin produksi),


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
25

suhu di tempat kerja, kebisingan, getaran, debu dan lainya yang

berkaitan dengan kondisi tempat kerja.

a) Ergonomi

Ergonomi adalah penerapan ilmu-ilmu biologis tentang

manusia bersama-sama dengan ilmu-ilmu teknik dan teknologi

untuk pencapai penyesuaian satu sama lain secara optimal dari

manusia terhadap pekerjaanya, yang manfaat dari padanya diukur

diukur dengan efisiensi dan kesejahteraan kerja.

Secara fisiologis, bekerja adalah hasil kerjasama dalam

koordinasi yang sebaik-baiknya dari saraf pusat dan perifer, panca

indra (mata, telinga, perasa, peraba, dan lain-lain), serta otot dan

rangka. Dalam faal kerja perhatian utama difokuskan kepada

pekerjaan otak (mental) dan otot (fisik). Peralatan kerja dan mesin

perlu diserasikan dengan ukuran tubuh tenaga kerja untuk tujuan

meraih hasil kerja yang secara kualitatif dan kuantitatif

memuaskan dan tenaga kerja merasakan kemudahan dalam

melakukan pekerjaanya. Dengan demikian tenaga kerja akan

bekerja lebih efektive. Bila dalam suatu perusahaan tidak begitu

memberikan perhatiaan terhadap perancangan peralatan kerja,

mesin dengan ukuran tubuh pekerja akan menimbulkan suatu

masalah. Kebanyakan perusahaan menganggap sepele terhadap

kesesuaian alat dan pekerja, tapi hal sepele tersebut akan

mempengaruhi produktivitas dari tenaga kerja. Peralatan atau


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
26

mesin yang tidak sesuai dengan akan membuat pekerja

memaksakan sikap atau posisi tubunya agar dapat serasi dengan

peralatan kerja atau mesin yang digunakan. Dengan kegiatan kerja

yang memaksakan sikap kerja atau posisi kerja secara terus

menerus akan menimbulkan terjadinya kelelahan kerja.

Ergonomi meliputi beberapa hal yaitu desain lay out tempat

kerja, kesusaian peralatan dengan pekerja, kenyamanan saat

bekerja, posisi atau sikap kerja dari tenaga kerja akan

mempengaruhi daya kerja seorang. Dengan perencanaan desain

yang baik akan membuat seorang tenaga kerja akan nyaman dan

tentunya daya kerja akan meningkat hal tersebut juga akan

berdampak terhadap produktivitas yang akan meningkat. Sikap

atau posisi tubuh dalam bekerja memiliki hubungan yang positif

dengan timbulnya kelelahan kerja. Tidak peduli apakah pekerja

harus berdiri, duduk, atau dalam sikap posisi kerja yang lain,

dimana pertimbangan-pertimbangan ergonomik yang berkaitan

dengan sikap/posisi kerja akan sangat penting (Suma’mur, 1999).

Perencanaan adalah faktor utama yang perlu medapatkan

perhatian yang pertama sebab perencanaan desain lay out kerja

sangat berpengaruh terhadap produktivitas seseorang. Desain lay

out perancangan tempat kerja akan berpengaruh terhadap sikap

kerja dan kenyamanan dari tenaga kerja tersebut. Dengan

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
27

perancangan desain yang tepat, seorang tenaga kerja akan bekerja

dengan posisi kerja yang ergonomis.

Dengan perancangan tempat kerja yang ergonomi seseorang

akan bekerja tanpa memaksakan tubuh untuk menyesuaikan

dengan peralatan atau mesin kerja, dan juga pekerja dapat bekerja

dengan posisi yang nyaman sehingga tidak menimbulkan efek

yang dapat menyebabkan suatu penyakit akibat posisi kerja yang

salah. Beberapa jenis pekerjaan akan memerlukan sikap dan

posisi tertentu yang kadang-kadang cenderung untuk tidak

mengenakkan. Kondisi kerja seperti ini memaksa pekerja selalu

berada pada sikap dan posisi kerja yang tidak nyaman dan

berlangsung dalam jangka waktu yang lama. Hal ini tentu saja

akan mengakibatkan pekerja cepat lelah, melakukan banyak

kesalahan, dan menderita cacat tubuh. (Wignjosoebroto, 2003).

b) Penerangan

Penerangan yang baik memungkinkan tenaga kerja lebih

mudah untuk melihat obyek yang sedang dikerjakanya secara jelas,

cepat dan tanpa ada upaya yang tidak perlu. Penerangan yang baik

juga memberikan kesan yang pemandangan yang lebih baik dan

lingkungan kerja yang menyegarkan. Penerangan yang baik

ditentukan oleh faktor-faktor sebagai berikut :

1) Pembagian luminensi dalam lapangan penglihatan

2) Pencegahan terhadap kesilauan


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
28

3) Penggunaan warna yang dipakai untuk penerangan

4) Pemakain sumber cahaya yang tidak atau minim menimbukan

panas terhadap lingkungan

Upaya mata yang berlebihan menjadi sebab kelelahan

psikis/mental. Gejala-gejalanya meliputi sakit kepala, penurunan

kemampuan intelektual, berkurangnya daya konsentrasi dan

melambatnya kecepatan berpikir. Lebih dari itu bila tenaga kerja

yang mencoba mendekatkan matanya terhadap obyek untuk

memperbesar ukuran benda (visibilitas), terjadinya upaya

akomodasi mata yang dipaksakan sehingga mungkin terjadi

penglihatan rangkap (dobel) atau kabur, gejala demikian biasanya

disertai dengan perasaan sakit kepala di daerah atas mata. Oleh

karena itu maka penerangan perlu mendapatkan perhatian yang

serius agar pencegahan kelelahan kerja dapat dihindari.

c) Iklim kerja dan ventilasi

Suhu atau temperatur tempat kerja mempengaruhi daya kerja,

produktivitas, efisiensi, dan efektivitas kerja. Mikroklimat yang

tidak dikendalikan dengan baik akan berpengaruh terhadap tingkat

kenyamanan pekerja dan gangguan kesehatan, sehingga dapat

meningkatkan beban kerja, mempercepat munculnya kelelahan dan

keluhan subjektif serta menurunkan produktivitas kerja (Tarwaka

dkk, 2004). Suhu tempat kerja yang termonetral, tidak dingin

sehingga tidak menyebabkan tenaga kerja kedinginan dan tidak


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
29

panas sehingga tenaga kerja tidak kepanasan sangat kondusif untuk

bekerja dan juga untuk mendapatkan hasil karya yang terbaik.

Pada kisaran suhu termonetral terdapat suhu yang nyaman

untuk bekerja. Suhu nyaman untuk bagi orang Indonesia untuk

bekerja adalah antara 24-260C, suhu yang dingin akan mengurangi

efisiensi bekerja dengan keluhan kaku atau kurangnya koordinasi

otot. Suhu panas mengurangi kelincahan, memperpanjang waktu

reaksi dan memperlambat waktu pengambilan keputusan,

mengganggu kecermatan kerja otak, mengganggu koordinasi saraf

perasa dan motoris serta memudahkan emosi untuk dirangsang

(Suma’mur, 2009).

d) Getaran Mekanis

Getaran mekanis menyebabkan resonasi organ dan jaringan

tubuh. Sehingga pengaruhnya terhadap tenaga kerja bersifat

mekanis. Pada efek mekanis, sel-sel jaringan mungkin rusak atau

metabolismenya terganggu. Pada rangsangan reseptor, gangguan

terjadi mungkin melalui saraf sentral atau langsung pada sistem

saraf otonom. Kedua mekanisme terjadi bersama-sama. Tiga efek

getaran mekanis kepada tenaga kerja adalah :

1) Gangguan kenyamanan kerja : dalam hal ini pengaruh getaran

mekanis terhadap tenaga kerja adalah perasaan yang kurang

nyaman pada waktu bekerja.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
30

2) Terganggunya tugas yang terjadi bersamaan dengan cepat

terjadinya kelelahan pada tenaga kerja.

3) Gangguan terhadap kesehatan tenaga kerja.

e) Kebisingan

Bila gelombang suara datang dari luar akan ditangkap oleh

daun telinga kemudian gelombang suara ini melewati liang telinga,

dimana liang telinga ini akan memperkeras suara dengan frekuensi

sekitar 3000 Hz dengan cara resonansi. Suara ini kemudian

diterima oleh gendang telinga, sebagian dipantulkan dan sebagian

diteruskan ke tulang-tulang pendengaran dan akhirnya

menggerakkan stapes yang mengakibatkan terjadinya gelombang

pada perlympha.

Telinga tengah merupakan suatu kesatuan sistem penguat bunyi

yang diteruskan oleh gendang telinga. Penguat oleh gendang

telinga adalah sebesar 30 dB yang diperoleh akibat perbedaan

penampang gendang telinga dengan jendela lonjong. Gelombang

pada perlympha pada skala media selanjutnya terus ke helicotremia

scala tympani dan menggerakkan foramen rotundum untuk

membuang getaran ke telinga tengah akibat gelombang pada

perlympha dan endollympha ini terjadi gelombang pada basalis

yang mengakibatkan sel rambut pada organ corti mengenai M.

Tectoria sampai membengkak dan terjadi potensial listrik

diteruskan sebagai rangsangan syaraf ke daerah penerimaan


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
31

rangsangan pendengaran primer (auditorius primer) yang terletak

pada gyrus temporalis transversus.

Suara yang terlalu bising dan berlangsung lama dapat

menimbulkan stimulasi daerah di dekat area penerimaan

pendengaran primer yang akan menyebabkan sensasi suara

gemuruh dan berdenging, dengan timbulnya sensasi suara ini akan

menyebabkan pula stimulasi nucleus ventralateralis thalamus yang

akan menimbulkan inhibisi impuls dari kumparan otot dengan kata

lain hal ini akan menggerakkan atau menguatkan sistem inhibisi

atau penghambat yang berada pada thalamus (Ganong W.F, 1999).

Seperti dijelaskan sebelumnya bahwa keadaan dan perasaan

lelah adalah reaksi fungsional pusat kesadaran yaitu otak (cortex

cerebri) yang dipengaruhi oleh dua sistem antagonistis yaitu sistem

penghambat (inhibisi) dan sistem penggerak (aktivasi). Sistem

penghambat bekerja terhadap thalamus yang mampu menurunkan

kemampuan manusia bereaksi dan menyebabkan kecenderungan

untuk tidur. Adapun sistem penggerak terdapat dalam formatio

reticularis yang dapat merangsang pusat-pusat vegetatif untuk

konversi ergotropis dari organ-organ dalam tubuh ke arah kegiatan

bekerja. Maka keadaan seseorang pada suatu saat tergantung pada

hasil kerja antara dua sistem antagonistis tersebut. Apabila sistem

penghambat berada pada posisi lebih kuat dari pada sistem

penggerak, seseorang berada dalam kondisi lelah. Sebaliknya,


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
32

manakala sistem penggerak lebih kuat dari sistem penghambat,

maka seseorang berada dalam keadaan segar untuk aktif dalam

kegiatan termasuk bekerja (Suma’mur, 2009).

4. Tanda-Tanda Kelelahan

Tanda-tanda kelelahan yang utama adalah hambatan terhadap fungsi

kesadaran otak dan perubahan-perubahan pada organ-organ di luar

kesadaran serta pemulihan. Tindakan mengatasi kelelahan yaitu dengan

istirahat seperti menghentikan aktivitas ataupun tidur serta merangsang

sistem penggerak atau aktivasi. Gejala atau perasaan yang menandakan

bahwa tenaga kerja mengalami kelelahan adalah :

a. Perasaan berat di kepala

b. Menjadi lelah diseluruh badan

c. Kaki merasa berat

d. Menguap

e. Merasa kacau pikiran

f. Mengantuk

g. Merasa berat pada mata

h. Kaku dan canggung dalam gerakan

i. Tidak seimbang dalam berdiri

j. Mau berbaring

k. Merasa susah berfikirLelah bicara

l. Gugup

m. Tidak dapat berkonsentrasi


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
33

n. Tidak dapat memfokuskan perhatian terhadap sesuatu

o. Cenderung untuk lupa

p. Kurang kepercayaan diri

q. Cemas terhadap sesuatu

r. Tidak dapat mengontrol sifat

s. Tidak dapat tekun dalam pekerjaan

t. Sakit kepala

u. Kekakuan di bahu

v. Merasa nyeri dipunggung

w. Merasa pernafasan tertekan

x. Merasa haus

y. Merasa pening

z. Suara serak

aa. Spasme kelopak mata

bb. Tremor pada anggota badan

cc. Merasa kurang sehat

Gejala perasaan atau tanda kelelahan 1-10 menunjukan melemahnya

kegiatan, 11-10 menunjukan melemahnya motivasi dan 20-30 gambar

kelelahan fisik sebagai akibat dari keadaan umum yang melelahkan

(Suma’mur, 2010).

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
34

5. Risiko Terjadinya Kelelahan

Kelelahan kerja akan menimbulkan suatu dampak yang dapat

merugikan kepada perusahaan, secara langsung kelelahan kerja dapat

mengakibatkan :

a. Motivasi kerja turun

b. Performansi rendah

c. Kualitas kerja rendah

d. Banyak terjadi kesalahan

e. Stress akibat kerja

f. Penyakit akibat kerja

g. Cedera

h. Terjadi kecelakaan akibat kerja

6. Manajemen Kelelahan Kerja

Kelelahan kerja adalah salah satu masalah yang ada di perusahaan.

Dengan berjalanya suatu proses di perusahaan yang berjalan selama dua

puluh empat jam secara terus menerus, pemenuhan gizi yang tidak

memenuhi kebutuhan dari tubuh, ergonomi tempat atau peralatan kerja

serta beban kerja yang ada dilapangan akan menimbulkan terjadinya

kelelahan, hal tersebut tentu akan menimbulkan suatu masalah yang

konkrit, terutama permasalahan yang berkaitan dengan tenaga kerja.

Tenaga kerja akan mudah mengalami kelelahan kerja bila suatu

perusahaan tidak menerapkan suatu sistem yang mengatur akan waktu

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
35

kerja, pemenuhan gizi, kondisi tempat kerja atau unit operasi serta faktor-

faktor umum yang menyebabkan terjadinya kelelahan.

Menurut Suma’mur (2009), kelelahan dapat dikurangi bahkan

ditiadakan dengan pendekatan berbagai cara yang ditujukan kepada aneka

hal yang bersifat umum dan pengelolaan kondisi pekerjaan dan lingkungan

kerja di tempat kerja. Penerapan ergonomi yang bertalian dengan

perlengkapan dan peralatan kerja, cara kerja serta pengelolaan lingkungan

kerja yang memenuhi persyaratan fisiologi dan psikologi kerja merupakan

upaya yang sangat membantu mencegah timbulnya kelelahan.

Manajemen kelelahan kerja adalah suatu sistem dalam suatu

perusahaan yang bertujuan untuk melakuakan suatu program pengaturan

untuk melakukan penanggulangan terhadap kelelahan sehingga dampak

dari kelelahan tersebut dapat dicegah dan diminimalkan dan pada akirnya

akan menciptakan suatu hasil yang berupa peningkatan produktivitas

individu tiap tenaga kerja.

Sistem manajemen kelelahan kerja malakukan suatu tahapan rencana

pencegahan terhadap timbulnya kelelahan berupa identifikasi penyebab

terjadinya kelelahan kerja, penilaian resiko yang mungkin timbul, dan

pengendalian resiko berupa upaya atau suatu implementasi program yang

kemudian dilanjutkan dengan upaya monitoring dan evaluasi terhadap

kinerja yang telah dilakukan selama program berjalan apakah sudah

berjalan efektive dan sesuai dengan tujuan awal, serta pembahasan upaya-

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
36

upaya perbaikan dan penambahan program yang dirasa perlu terhadap

peningkatan dari manajemen kelelahan kerja.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
37

B. Kerangka Pemikiran

Tempat Kerja

Faktor Eksternal : Kelelahan kerja Faktor Internal :


1. Ergonomi 1. Tingkat Kesehatan
2. Kebisingan 2. Gizi
3. Penerangan 3. Psikologis
4. Getaran 4. Pola Hidup dan
Mekanis Kebiasaan
5. Iklim Kerja Manajemen Kelelahan

Terlaksana Tidak terlaksana

Zero accident Kecelakaan kerja

Gambar. 1 Kerangka Pemikiran

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis dalam mengerjakan laporan

ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif yaitu dengan cara

memberikan gambaran yang jelas dan tepat sesuai dengan kondisi yang

sesungguhnya terhadap objek penelitian serta data yang diperoleh digunakan

sebagai bahan dalam penyusunan laporan ini.

B. Lokasi Penelitian

Pengambilan data dilaksanakan di PT. Cipta Kridatama site Gema Rahmi

Persada, yang berlokasi di Desa Kota Bangun II, Kutai Kartanegara,

Kalimantan Timur.

C. Objek dan Ruang Lingkup Penelitian

Pada penelitian ini penulis mengambil data mengenai program-program

penerapan manajemen kelelahan kerja dalam upaya pencegahan kecelakaan

kerja pada ruang lingkup proses produksi di PT. Cipta Kridatama site Gema

Rahmi Persada, Kalimantan Timur yang dilaksanakan pada bulan Februari

2011.

commit to user

38
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
39

D. Sumber Data

1. Data Primer

a. Hasil Wawancara

Wawancara dilakukan kepada pihak-pihak yang bertanggung jawab

dan menangani pelaksanaan program-program manajemen kelelahan

kerja.

b. Hasil Observasi Lapangan

Observasi dilakukan dengan mengamati langsung dan ikut serta

dalam pelaksanaan program manajemen kelelahan kerja.

2. Data Sekunder

Dilakukan dengan membaca buku-buku referensi di ruang OSHE dan

klinik yang ada kaitannya dengan topik penelitian ini.

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi

Dalam teknik ini penulis mencoba melakukan pengamatan langsung

terhadap lokasi yang telah ditentukan untuk pengambilan data objek

penelitian.

2. Wawancara

Sebagai pelengkap dalam pengambilan data untuk objek penelitian,

penulis juga mengadakan wawancara kepada sejumlah orang yang

dianggap dapat melengkapi data yang dibutuhkan oleh penulis melalui

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
40

keterangan yang diberikan atas beberapa pertanyaan yang diajukan yang

berhubungan dengan masalah yang diambil oleh penulis.

3. Buku-buku Referensi

Data sekunder diperoleh dari data yang berhubungan dengan kesehatan

dan keselamatan kerja, khususnya masalah penerapan manajemen

kelelahan kerja dan juga dengan membaca dokumen dan literature yang

ada di ruang OSHE dan juga klinik.

F. Pelaksanaan

1. Tahap Persiapan

Pada tahap ini dilakukan :

a. Permohonan surat pengantar untuk melaksanakan magang dari

program D.III Hiperkes dan Keselamatan Kerja Fakultas Kedokteran

UNS.

b. Pengajuan permohonan ijin magang di Head Office PT. Cipta

Kridatama.

2. Tahap Pelaksanaan

Program magang ini dilaksanakan pada tanggal 17 Februari 2011 sampai

dengan tanggal 15 Mei 2011, adapun kegiatan penulis selama melakukan

magang adalah sebagai berikut:

a. Melakukan diskusi dan pembahasan bersama tentang program

Manajemen Kelelahan Kerja di PT. Cipta Kridatama site Gema Rahmi

Persada, Kota Bangun, Kalimantan Timur.


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
41

b. Identifikasi dan melakukan monitoring penilaian secara umum

terhadap program manajemen kelelahan kerja, melalui tinjauan

terhadap upaya-upaya yang dilakukan perusahaan dalam usaha

menanggulangi kelelahan kerja.

c. Melakukan observasi dan wawancara untuk mengetahui kondisi dan

karakteristik tempat kerja yang memungkinkan terjadinya kelelahan

kerja.

d. Identifikasi terhadap penerapan manajemen kelelahan kerja, sejauh

mana upaya perusahaan dalam mensosialisasikan dan

mengkomunikasikan dengan tenaga kerja secara khusus dan pihak luar

yang berkepentingan secara umum.

e. Melakukan monitoring, pengujian dan pemeriksaan terhadap sarana

prasarana (instrument) penunjang dalam pelaksanaan menejemen

kelelahan kerja.

f. Mengumpulkan data-data sekunder dari OHSE Departement, HR&GA

Departement, Plant Departement, Operation Departement, PpnC

Departement dan Logistic Departement, Drill & Blast Departement

berkaitan dengan program manajemen kelelahan kerja.

3. Tahap Pengolahan Data

Data yang diperoleh disusun sedemikian rupa sehingga dapat

digunakan sebagai penulisan laporan.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
42

G. Analisa data

Data yang sudah diperoleh akan dianalisa dengan cara membandingkannya

dengan peraturan perundangan dan teori-teori mengenai manajemen kelelahan

kerja di perusahaan.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 43
digilib.uns.ac.id

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Kesehatan Pekerja

Dari data yang diperoleh dari dokumen yang ada di klinik PT. Cipta

Kridatama site Gema Rahmi Persada, yaitu berupa data hasil dari

pemeriksaan awal atau medical check up sebelum bekerja dan pada medical

check up rutin setiap satu tahun sekali untuk pekerja yang telah bekerja

selama lebih dari satu tahun serta dari daftar kunjungan ke klinik diketahui

tingkat kesehatan dari pekerja dan berbagai macam gangguan kesehatan

yang dialami oleh pekerja.

Untuk menjamin kesehatan pekerja PT. Cipta Kridatama site Gema

Rahmi Persada melakukan pelayanan kesehatan kepada pekerja yaitu

berupa :

a. Pemeriksaan kesehatan pekerja

1) Pemeriksaan kesehatan awal

Merupakan suatu pemeriksaan kesehatan yang ditujukan kepada

tenaga kerja baru sebelum mereka bekerja. Sehingga perusahaan

mempunyai data mengenai riwayat kesehatan tenaga kerja terkait

yang nantinya akan dilakukan pemantauan kesehatan secara berkala

agar apabila ditemukan penyakit dapat diketahui penyebabnya,

pemeriksaan ini yang meliputi: pemeriksaan Thoraxphoto, urine


commit to user

43
perpustakaan.uns.ac.id 44
digilib.uns.ac.id

lengkap, kimia darah, audiometric, spirometric, visus dan rekam

jantung.

2) Pemeriksaan kesehatan berkala

Merupakan pemeriksaan yang dilakukan oleh PT. Cipta

Kridatama jobsite Gema Rahmi Persada pemeriksaan ini dilakukan

1 tahun sekali bagi pekerja yang telah bekerja lebih dari satu tahun.

Selain pemeriksaan setiap satu tahun sekali, pihak medic juga

melakukan pemeriksaan berkala setiap dua minggu sekali untuk

tiap-tiap departement.

3) Pemeriksaan kesehatan khusus

Merupakan suatu pemerikasaan yang dilakukan terhadap tenaga

kerja yang mengalami sakit tertentu dan pemeriksaaan ini dilakukan

pada saat khusus atau tertentu. Sebagai contoh apabila terdapat

tenaga kerja yang sakit maka dilakukan pemeriksaan khusus agar

kondisi kesehatan tenaga tetap terjaga secara optimal sehingga

dapat meminimalisir terjadinya jam kerja hilang.

4) Pemeriksaan kesehatan setelah cuti

Pemeriksaan kesehatan yang dilakukan pada setiap pekerja yang

baru saja masuk setelah cuti.

5) Pemeriksaan rutin oleh paramedik

Setiap dua minggu sekali paramedik PT. Cipta Kridatama site Gema

Rahmi Persada melakukan pemeriksaan kesehatan, dengan

mengunjungi tempat kerja masing-masing departement.


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 45
digilib.uns.ac.id

Semua data hasil pemeriksaan baik awal, berkala maupun khusus

serta dari kunjungan pekerja di klinik, oleh pihak medik dilakukan

dokumentasi riwayat penyakit atau keluhan dan juga jumlah kunjungan

pekerja ke klinik sehingga dapat diketahui gangguan atau keluhan apa

saja yang sering dialami oleh masing-masing pekerja.

b. Penyediaan Sarana dan Fasilitas Kesehatan Kerja

1) Klinik PPGD (Pertolongan Pertama Gawat Darurat) dengan tenaga

medis yang bekerja selama 24 jam secara bergantian, beserta obat-

obatan medis dan peralatan medis.

2) Perawatan kesehatan bagi karyawan yang mengalami sakit di

tempat kerja bila diperlukan perawatan lebih lanjut maka pihak

perusahaan akan mengirim pasien ke Rumah Sakit yang telah

ditunjuk PT. Cipta Kridatama site Gema Rahmi Persada.

3) Penyediaan kotak P3K beserta obat-obatan pertolongan pertama

dan peralatan seperti pembalut luka, pinset dan yang lainya pada

masing-masing lokasi tempat kerja..

4) Penyediaan mobil ambulance selama 24 jam.

c. Sosialisasi kesehatan (Healt Talk)

Sosialisasi masalah kesehatan yang dilakukan oleh pihak medic PT.

Cipta Kridatama site Gema Rahmi Persada pada pekerja.

2. Gizi kerja

PT. Cipta Kridatama site Gema Rahmi Persada telah bekerjasama

dengan perusahaan catering yaitu perusahaan catering Surya Biru


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 46
digilib.uns.ac.id

Bogatama (Subita). Catering ini menyediakan menu makan untuk makan

pagi hari khusus untuk staff dan siang serta malam hari (supper) untuk

staff dan non staff. Begitu juga untuk yang di mess bekerja sama dengan

perusahaan catering Subita untuk menu makan pagi, siang dan malam,

contoh daftar menu dan nilai kalori yang terkandung dapat dilihat pada

lampiran 1.

Dalam pemenuhan gizi kerja untuk pekerja PT.Cipta Kridatama site

Gema Rahmi Persada melakukan upaya sebagai berikut :

a. Perusahaan catering Subita telah bekerjasama dengan ahli gizi dari

Samarinda untuk pengukuran kadar gizi, tidak hanya itu saja pihak

medic juga melakukan perhitungan kadar gizi pada makanan yang

akan disajikan. Menu makanan dengan hitungan kandungan kalori tiap

makanan untuk rencana satu bulan dibahas dalam kantin komite yang

dihadiri oleh perwakilan setiap masing-masing departemen, dan kantin

komite diadakan rutin setiap satu bulan sekali.

b. Untuk higiene dan sanitasi lingkungan dapur, pihak medic melakukan

inspeksi setiap hari sabtu bersamaan dengan healt talk untuk pekerja

cattering.

c. Sosialisasi gizi keluarga pada pekerja dan keluarga pekerja.

3. Ergonomi

a. Waktu Kerja

Sistem kerja yang diterapkan di PT. Cipta Kridatama site Gema

Rahmi Persada dibagi menjadi dua shift dengan jam kerja selama
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 47
digilib.uns.ac.id

sebelas jam dengan waktu istirahat satu jam per hari dan mendapatkan

hari libur satu hari dalam seminggu untuk level non staff dan dua

minggu kerja dan satu hari libur untuk level staff.

1) Shift 1: 06.00 - 18.00 WITA dan 07.00-19.00 WITA (OSHE,

PPnC, Operation, HR&GA, Drill and Blast, serta Finance)

2) Shift 2: 18.00 – 06.00 WITA dan 19.00-07.00 WITA (Plant,

Logistic)

Sedangkan istirahat pada pukul 12.00 dan 13.00 WITA. Selain hari

libur, PT. Cipta Kridatama site Gema Rahmi Persada juga memberikan

waktu cuti untuk semua karyawannya. Untuk karyawan staff

(supervisor level) mendapatkan cuti selama dua minggu setiap enam

minggu kerja. Sedangkan untuk karyawan non staff mendapatkan cuti

selama dua minggu setiap empat bulan kerja. Perubahan waktu kerja

terus dilakukan penyesuaian dengan harapan untuk mengurangi

kelelahan kerja dan stres pada pekerja.

b. Sikap dan Cara Kerja

Berbagai sikap kerja dapat ditemukan dalam pekerjaannya di PT.

Cipta Kridatama, secara umum dapat dibagi menjadi :

1) Sikap kerja dominan duduk

Sikap ini banyak ditemukan di pekerjaan administrasi, akuntansi

dan berbagai pekerjaan kantor lainnya. Selain itu juga ditemukan

pada operator alat berat. Akan tetapi dalam hal ini perusahaan telah

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 48
digilib.uns.ac.id

menyediakan tempat duduk yang dinamis yang bisa diatur tinggi

tendahnya dan bisa untuk memutar (adjuster).

2) Membungkuk dan jongkok

Sikap ini lebih banyak ditemukan pada pekerja yang melakukan

aktivitas perbaikan atau perawatan unit.

3) Sikap kerja berdiri dan berpindah

Sikap ini ditemukan pada karyawan lapangan seperti ;

carpenter, maintenance, surveyor, office boy atau girl dan lain-lain.

c. Peralatan Kerja

Peralatan kerja yang digunakan baik alat berat, alat angkat-angkut

dan peralatan penunjang lainnya seperti, hand tool yang ada sesuai

dengan antropometri sehingga kelelahan dan kelainan fisiologis serta

kecelakan kerja dapat diminimalisir. Dalam kegiatan angkat-angkut,

PT. Cipta Kridatama menggunakan alat angkat angkut atau material

handling sehingga beban tenaga kerja, kelelahan dan sebagainya dapat

diminimalisir. Peralatan yang digunakan dalam material handling

berupa :

a. Crane

Penggunaanya untuk mengangkut barang, part unit alat berat,

mengangkat tower lamp, pipa besi dan yang lainya.

b. Forklift

Penggunaanya untuk mengangkat material/bahan peledak di

gudang bahan peledak.


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 49
digilib.uns.ac.id

c. Kereta dorong

Penggunaanya untuk mengangkut material/barang, biasanya

digunakan di area workshop.

4. Kebisingan

Dengan segala risiko yang bisa ditimbulkan dari kebisingan PT.

Cipta Kridatama site Gemida telah melakukan upaya meminimalisir

dan mencegah risiko terjadinya gangguan yang diakibatkan oleh

kebisingan. Salah satu upaya untuk meminimalisir dan mencegah

kebisingan PT. Cipta Kridatama site Gemida telah melakukan

pengukuran itensitas kebisingan, pengukuran dilakukan pada unit

operasi seperti OHT (Off Higway Travel), excavator, dozer, motor

greder, dan water truck. Sedangkan untuk lokasi tempat kerja

pengukuran dilakukan di area workshop dan ruang genset (workshop

dan mes). Hasil pengukuran intensitas kebisingan yang telah dilakukan

adalah sebagai berikut:

Tabel 1 . Hasil pengukuran kebisingan


Lokasi Bising Total (dBA) Keterangan
OHT. 777 D. 66 79,6 -Cuaca Cerah
OHT. 777 D. 57 81,5 -Kondisi mesin
WM. Workshop 80,5 running/
Genset Workshop 93,6 stasionary
Genset Mess 88,1 -Alat sampling
Exc. 330. CE. 090 81,8 Sound Level
MG. CG. 090 80,8 Meter
Dozer CD. 050 86,0 -Waktu paparan
Dozer CD. 075 87,7 11 jam/hari
Water Truck CT. 083 77,4
Exc CE. 100 Exc CE. 100 80,8
Sumber : Balai K3 Samarinda, 2011
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 50
digilib.uns.ac.id

Dalam mengendalikan kebisingan PT Cipta Kridatama site Gema

Rahmi Persada menggunakan beberapa metode. Metode pengendalian

dan pencegahan kebisingan tersebut antara lain:

a. Memasang rambu larangan memasuki ruang genset dan penempelan

label nilai ambang batas dan waktu pemaparan di ruang genset.

b. Menggunakan peredam pada ruangan genset.

c. Pemberian alat perlindungan pada pendengaran terdiri dari ear plug

atau ear muff pada pekerja.

5. Penerangan

Ada dua sumber penerangan yang digunakan. Sumber penerangan

alami dan sumber penerangan buatan, sumber penerangan alami yang

berasal dari matahari digunakan sebagai penerang pada waktu siang

hari dan pada malam hari penerangan menggunakan jenis lampu TL

dan lampu mercury sorot untuk mencukupi kebutuhan penerangan.

PT. Cipta Kridatama site Gema Rahmi Persada telah melakukan

pengukuran intensitas penerangan bekerjasama dengan lembaga

pengukuran yang terakreditasi. Pengukuran dilakukan di area kerja

halaman office, halaman workshop, dumpingan loading point

workshop ,ruang office pada saat malam hari. Untuk pengukuran

itensitas penerangan di lokasi tambang PT. Cipta Kridatama site

Gema Rahmi Persada adalah sebagai berikut :

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 51
digilib.uns.ac.id

Tabel 2. Hasil pengukuran penerangan


Lokasi Itensitas (Lux) Keterangan
Halaman Kantor 0,13 -Lampu TL 20(10 bh 1 off)
Ruang Kantor 331,5 -Lampu TL 40(12 bh off 2 bh)
Halaman Work 17,4 -Lampu mercury (10 bh on,
shop TL 40 13 bh on)
Workshop 192 -Lampu mercury (10 bh on,
TL 40 8 bh on)
Dumping 30,7 -Lampu mercury sorot 4 bh on
Loading Point 0,15 -Lampu sorot dan kendaraan
yang beroperasional
Sumber : Balai K3 Samarinda, 2011

6. Getaran Mekanis

PT. Cipta Kridatama site Gema Rahmi Persada sudah melakukan

pengukuran getaran di area kerja secara menyeluruh pada unit operasi

alat berat dan juga mesin lain yang digunakan.

Pengukuran getaran dilakukan pada unit operasi seperti dump

truck jenis OHT. 777D, excavator, dozer, motor grader, dan water

truck. Hasil pengukuran tingkat getaran pada unit operasi, adalah :

Tabel 3. Hasil Pengukuran Getaran Mekanis


Lokasi Acceleration (m/dt2) Ket.
OHT. 777 D. 66 79,6 - Waktu terp-
OHT. 777 D. 57 81,5 ajan 11 jam/
WM. Workshop 80,5 hari
Genset Workshop 93,6
Genset Mess 88,1
Exc. 330. CE. 090 81,8
MG. CG. 090 80,8
Dozer CD. 050 86,0
Dozer CD. 075 87,7
Water Truck CT. 083 77,4
Exc CE. 100 80,8
Sumber : Balai K3 Samarinda, 2011

PT. Cipta Kridatama site Gema Rahmi Persada telah melakukan


commit
upaya pengendalian yang to user dengan kelengkapan pada unit
diwujudkan
perpustakaan.uns.ac.id 52
digilib.uns.ac.id

operasi berupa alat peredam yang terdapat pada jok (adjuster) dan

pegangan, sedangkan untuk getaran pada tools di workshop yang

digunakan pihak PT. Cipta Kridatama site Gema Rahmi Persada

memberikan suatu prosedur kerja dimana saat bekerja pekerja

diwajibkan untuk menggunakan sarung tangan untuk mengurangi

getaran dari alat kerja.

7. Iklim Kerja

Tenaga kerja yang terlibat dalam usaha penambangan ini tidak

terpapar panas yang dihasilkan oleh alat pada proses produksi,

melainkan dari panas alami yaitu dari matahari dan hanya dialami oleh

beberapa karyawan yang memiliki stasiun kerja di area pertambangan

dan area di luar office. Akan tetapi pengukuran iklim kerja belum

dilakukan. Tindakan pengendalian yang telah dilakukan oleh PT. Cipta

Kridatama site Gema Rahmi Persada untuk mencegah atau

meminimalisir dampak dari iklim kerja di tempat kerja adalah :

a. Pemasangan alat pendingin ruangan

Alat pendingin ruangan dipasang pada ruang kantor, gudang,

klinik, dan juga unit operasi baik alat berat maupun unit sarana

penunjangnya.

b. Pemasangan exhauster pada tiap ruangan kantor.

c. Menyediakan air minum yang cukup di semua area kerja.

d. Sosialisasi masalah dehidrasi dan tindakan pencegahanya oleh

medic.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 53
digilib.uns.ac.id

8. Keadaan Psikologis Pekerja

Lokasi operasi penambangan batubara di PT. Cipta Kridatama Site

Gema Rahmi Persada yang berada jauh dari lokasi Office dan

workshop dapat menyebabkan suasana kerja menjadi faktor bahaya

yang berdampak pada mental psikologis karyawannya seperti ; stress

kerja, kurangnya kemampuan untuk berkonsentrasi serta kejenuhan

akan pekerjaan dan akhirnya akan berdampak pada masalah kelelahan

yang mudah terjadi pada pekerja. Untuk mencegah hal tersebut terjadi

makan PT. Cipta Kridatama site Gema Rahmi Persada melakukan

upaya :

a. Pemberian waktu cuti untuk level supervisor ke atas 2 minggu

setelah 6 minggu kerja sedangkan untuk level supervisor ke bawah

mendapatkan waktu cuti 2 minggu setelah 4 bulan kerja.

b. Induksi setelah cuti, dan menanyakan masalah yang dihadapi

pekerja.

c. Edukasi pada pekerja dengan sosialisasi mengenai stress.

d. Pengawasan pada pekerja oleh masing-masing pengawas di tiap-

tiap departement.

8. Pola hidup dan kebiasaan

a) Waktu tidur/istirahat

Pekerja di PT. Cipta Kridatama site Gema Rahmi Persada

mempunyai pola tidur yang berbeda-beda antara satu dengan yang

lain. Oleh karena itu PT. Cipta Kridatama site Gema Rahmi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 54
digilib.uns.ac.id

Persada melakukan suatu upaya agar pekerja dapat tidur/istirahat

dengan cukup, upaya yang telah dilakukan yaitu :

1) Sosialisasi kepada pekerja dan keluarga pekerja tentang

waktu/jam tidur yang ideal serta bagaimana menciptakan

suasana yang nyaman saat pekerja pekerja beristirahat/tidur.

2) Sosialisasi kepada pekerja dan keluarga mengenai dampak

kurangnya waktu istirahat/waktu tidur.

3) Melakukan inspeksi mendadak ke tempat tinggal pekerja

(rumah/mess/kontrakan/kost).

4) Pengaturan waktu kerja untuk mencegah terjadainya kelelahan

kerja.

5) Penyediaan tempat tinggal/mess yang nyaman untuk pekerja

(hanya untuk level staff dan sub contractor).

Sedangkan untuk menanggulangi masalah pekerja yang kurang

tidur/istirahat PT. Cipta Kridatama site Gema Rahmi Persada

melakukan upaya berupa :

1) Pemberian waktu istirahat bagi pekerja yang kurang

tidur/istirahat.

2) Penyediaan tempat istirahat di tempat kerja untuk masing-

masing departement.

3) Melakukan pengawasan dan random inspeksi oleh pengawas

untuk memastikan kondisi pekerja.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 55
digilib.uns.ac.id

b) NAPZA (Narkotika, Psikotropika dan Zat Akdiktif) dan konsumsi

obat-obatan.

Sampai saat ini belum pernah ditemukan pekerja yang

mengkonsumsi obat-obatan terlarang/NAPZA di PT. Cipta

Kridatam site Gema Rahmi Persada, untuk mencegah agar pekerja

tidak mengkonsumsi NAPZA pihak PT. Cipta Kridatama site

Gema Rahmi Persada melakukan upaya :

1) Sosialisasi masalah NAPZA kepada pekerja.

Sosialisasi masalah NAPZA kepada pekerja oleh pihak

medic sebagai upaya untuk membangun kesadaran pekerja

mengenai akibat buruk bila mengkonsumsi NAPZA.

2) Pemasangan pamflet, poster, dan artikel.

Pemasangan pamflet, poster, dan artikel pada tempat

istirahat, papan informasi dan tempat strategis lainya untuk

memberikan informasi pada pekerja mengenai masalah

NAPZA.

3) Inspeksi mendadak (test kesiapan berkendara)

Untuk memastikan bahwa pekerja tidak mengunakan

NAPZA, pihak OSHE bekerjasama dengan pengawas lapangan

melakukan inspeksi mendadak dengan melakukan test kesiapan

berkendara pada pekerja secara random.

4) Pemberian sanksi tegas oleh perusahaan.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 56
digilib.uns.ac.id

Pemberian sanksi tegas bila mana pekerja diketahui

mengkonsumsi Narkotika dan minuman keras. Mulai dari

pemberian surat peringatan sampai dengan pemutusan

hubungan kerja.

Selain NAPZA masalah konsumsi obat-obatan juga ditemuka

di PT. Cipta Kridatama site Gema Rahmi Persada, beberapa obat-

obatan penyembuh ditemukan mempunyai komposisi yang dapat

menimbulkan rasa mengantuk dan lelah seperti obat-obatan untuk

influenza, sakit kepala, batuk dan anti alergi yang didalamnya

mengandung Cetrizin dihidroklorida, Pseuoephedrine dan

Klorofeniramin maleat, Phenylpropanolamine. Untuk mencegah

agar obat-obatan tersebut tidak dikonsumsi pada saat pekerja

(terutama untuk pengendara unit alat berat) PT. Cipta Kridatama

site Gema Rahmi Persada memberlakukan peraturan :

1) Pekerja yang sakit harus mendapatkan surat keterangan sakit

dari atasanya, hal ini untuk memastikan bahwa pengawas telah

mengetahui bahwa pekerja sakit sehingga pengawasan kondisi

pekerja dapat dipantau oleh pengawas.

2) Pemberian obat tidak dapat diwakilkan oleh orang lain, pekerja

yang sakit harus langsung ke klinik untuk menjalani

pemeriksaan oleh pihak medic, hal ini juga bertujuan untuk

meminimalisir dalam pemberian obat yang salah.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 57
digilib.uns.ac.id

3) Sosialisasi masalah obat-obatan yang tidak boleh dikonsumsi

pada saat bekerja (terutama untuk pengendara unit alat berat).

B. PEMBAHASAN

1. Kesehatan Pekerja.

Tingkat kesehatan seorang pekerja sangat mempengaruhi cepat atau

tidaknya pekerja mengalami kelelahan kerja. Tingkat kesehatan pekerja

dapat dilihat dari keadaan dimana pekerja tersebut dalam kondisi sehat

atau sakit. Pekerja dengan kondisi yang sehat tentunya akan lebih fit pada

saat bekerja dibandingkan dengan pekerja dalam kondisi yang sakit. Hal

tersebut dikarenakan energi yang dihasilkan tubuh lebih diutamakan untuk

sistem imun/kekebalan tubuh dalam melawan virus atau bakteri penyebab

penyakit. Energi juga diutamakan untuk membangun kembali jaringan

yang telah rusak agar kembali pada keadaan semula dan baru setelah itu

energi baru diperuntukan untuk aktivitas seseorang. Oleh karena itu energi

yang sebetulnya dibutuhkan untuk aktivitas bekerja tidak dapat terpenuhi

karena energi lebih diutamakan untuk sistem imun dan juga untuk

memulihkan kondisi tubuh sehingga tubuh tubuh akan kekurangan energi

dan akhirnya akan membuat pekerja mudah mengalami kelelahan.

Berdasarkan kondisi yang demikian pekerja cenderung akan merasa

lemas, merasa berat untuk melakukan suatu aktifitas, tidak dapat fokus dan

sering melakukan kesalahan, hal itu tentunya dapat membahayakan si

pekerja bila sedang melakukan pekerjaan, terutama untuk pekerja yang


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 58
digilib.uns.ac.id

melakukan aktivitas mengendarai unit alat berat karena dampaknya akan

mengakibatkan kecelakaan baik sekala ringan maupun sampai pada

fatality.

Berdasarkan dampak yang dapat ditimbulkan oleh karena pekerja

tidak dalam kondisi yang fit dalam bekerja maka PT. Cipta Kridatama site

Gema Rahmi Persada melakukan upaya dengan memberikan pelayanan

dan pemeliharaan kesehatan bagi pekerja, dengan dasar Permenakertrans

RI No. 03/MEN/1982 tentang Pelayanan Kesehatan Tenaga Kerja pasal 3

ayat 1 ”Setiap Pekerja Berhak Mendapatkan Pelayanan Kesehatan Kerja”,

melakukan pelayanan kesehatan berupa :

a. Pemeriksaan Kesehatan

Berdasarkan Permenaker RI No. Per-02/MEN/1980 tentang

Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja dalam Penyelenggaraan

Keselamatan Kerja, dalam aplikasinya PT. Cipta Kridatama site Gema

Rahmi Persada telah melaksanakan pemeriksaan kesehatan tenaga

kerja meliputi:

1) Pemeriksaan sebelum kerja ditujukan agar tenaga kerja yang

diterima berada dalam kondisi yang setinggi-tingginya, tidak

mempunyai penyakit menular yang akan mengenai tenaga kerja

lainnya dan cocok untuk pekerjaan yang akan dilakukan sehingga

keselamatan dan kesehatan tenaga kerja yang bersangkutan dan

tenaga kerja lainnya yang dapat dijamin.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 59
digilib.uns.ac.id

2) Pemeriksaan kesehatan berkala dilaksanakan 1 tahun sekali. Untuk

pekerja yang telah bekerja selama lebih dari satu tahun di PT. Cipta

Kridatama site Gemida. Pemeriksaan kesehatan berkala

dimaksudkan untuk mempertahankan derajat kesehatan tenaga

kerja sesudah berada dalam pekerjaannya, serta menilai

kemungkinan adanya pengaruh-pengaruh dari pekerjaan seawal

mungkin yang perlu dikendalikan dengan usaha pencegahan.

3) Pemeriksaan Khusus, pemeriksaan kesehatan untuk tenaga kerja

tertentu. Pemeriksaan khusus dimaksudkan untuk menilai adanya

pengaruh-pengaruh dalam dari pekerjaan tertentu terhadap tenaga

kerja atau golongan-golongan tertentu. pemeriksaan kerja khusus

dilakukan pula terhadap :

a) Tenaga kerja yang mengalami kecelakaan atau penyakit yang

memerlukan perawatan yang lebih dari dua minggu,

b) Tenaga kerja yang berusia 40 tahun keatas atau tenaga kerja

wanita dan tenaga kerja cacat serta tenaga kerja yang

melakukan pekerjaan tertentu.

c) Tenaga kerja yang mendapat dugaan-dugaan tertentu mengenai

gangguan-gangguan kesehatannya.

4) Pemeriksaan kesehatan setelah cuti, berdasarakan peraturan

perusahaan dimana setiap pekerja yang baru masuk setelah cuti

atau yang baru memasuki area kerja di PT. Cipta Kridatama site

Gema Rahmi Persada diwajibkan untuk melakukan pemeriksaan


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 60
digilib.uns.ac.id

oleh pihak medic, hal itu bertujuan untuk mengetahui apakah

pekerja dalam kondisi yang fit atau tidak sebelum bekerja.

5) Pemeriksaan rutin dua minggu sekali oleh paramedik, dilakukan

untuk mengetahui sejauh mana kondisi kesehatan pekerja.

b. Sarana dan Fasilitas

Untuk mendukung terjaminya pelayanan kesehatan kepada

karyawan PT. Cipta Kridatama memberikan berbagai fasilitas dan

sarana kesehatan seperti tersedianya klinik 24 jam, paramedic yang

berjaga 24 jam, obat-obatan dan peralatan medis yang cukup lengkap,

kotak P3K (Dari hasil pengamatan, di tempat kerja disediakan kotak

P3K (workshop, logistik, mess, dan TPS). Jika obat-obatan yang ada

dalam kotak P3K akan habis, maka akan dituliskan pada kertas yang

telah disediakan yang nantinya akan ditindak lanjuti bagian medic.

Untuk inspeksi kotak P3K dilakukan secara rutin oleh paramedic setiap

akhir minggu), rumah sakit rujukan, dan Ambulance.

2. Gizi Kerja

Gizi kerja adalah nutrisi yang dibutuhkan oleh tenaga kerja untuk

memenuhi kebutuhan sesuai dengan pekerjaannya. Tujuannya untuk

memelihara derajat kesehatan serta mengupayakan daya kerja tenaga kerja

yang optimal (Suma’mur, 2009).

Pemenuhan gizi kerja di PT. Cipta Kridatama site Gemida dilakukan

dengan memberikan satu kali makan pada pekerja level non staff

(breakfest atau supper) dan dua kali makan untuk pekerja level staff
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 61
digilib.uns.ac.id

(breakest, lunch atau supper, dan untuk staff yang tinggal di mess

mendapat makan malam juga). Pemberian makan tadi juga disertai dengan

pemberian snack satu kali pada waktu shift pagi dan dua kali pada shift

malam.

Perhitungan gizi pada tiap kandungan menu makanan dilakukan oleh

pihak catering yang bekerjasama dengan pihak ahli gizi, kemudian pihak

medic juga melakukan perhitungan sebagai pembanding hasil perhitungan

dari ahli gizi yang ditunjuk. Sebelumnya planing menu makanan dan

kandungan gizi dibahas dalam suatu forum (kantin komite) yang diadakan

setiap bulanya, sehingga jumlah kalori yang dibutuhkan oleh pekerja

benar-benar dapat terpenuhi dengan baik dan kelelahan kerja dapat

diminimalkan.

Tidak hanya dalam lingkup perusahaan saja PT. Cipta Kridatama site

Gema Rahmi Persada melakukan upaya penyadaran gizi keluarga yang

baik, yaitu dengan sosialisasi masalah gizi keluarga kepada keluarga

pekerja sehingga diharapkan tidak hanya di perusahaan saja gizi pekerja

dapat terpenuhi akan tetapi juga di luar perusahaan (dalam keluarga) juga

dapat terpenuhi dengan baik. Akan tetapi sosialisasi ini tidak berjalan

dengan rutin, sehingga tidak terlalu efektif dalam sosialisasi masalah gizi

keluarga.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 62
digilib.uns.ac.id

3. Ergonomi

a. Waktu Kerja

Sesuai dengan ketentuan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan

Transmigrasi Nomor: PER 15/MEN/VII/2005 Tentang Waktu Kerja

dan Istirahat Pada Sektor Usaha Pertambangan Umum Pada Daerah

Operasi Tertentu. Dengan itu PT. Cipta Kridatama site Gemida

membagi sistem waktu kerja menjadi dua bagian, pagi dan malam.

Waktu kerja selama sebelas jam kerja dan satu jam istirahat. Dengan

waktu kerja demikian potensi untuk mengalami kejenuhan dan

kelelahan sangat tinggi. Oleh karena itu untuk mencegah hal tersebut

perlu dikondisikan tempat kerja dan situasi kerja yang nyaman.

b. Sikap dan Cara Kerja

1) Sikap dan cara kerja dominan duduk

Sikap ini banyak ditemukan di pekerjaan administrasi,

akuntansi dan berbagai pekerjaan kantor lainnya. Selain itu juga

ditemukan pada operator alat berat. Akan tetapi dalam hal ini

perusahaan telah menyediakan tempat duduk yang dinamis yang

bisa diatur tinggi rendahnya dan bisa untuk memutar (adjuster).

Dengan demikian pekerja dapat menyesuaikan dengan meja kerja,

dan sikap dan cara kerja yang tidak alamiah dapat diminimalkan

dan kelelahan juga tidak mudah dialami oleh pekerja.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 63
digilib.uns.ac.id

2) Membungkuk dan jongkok

Sikap ini lebih banyak ditemukan pada pekerja yang melakukan

aktivitas perbaikan atau perawatan unit. Dengan posisi yang

demikian pekerja melakukan sikap kerja yang kurang alami. Posisi

membungkuk dan berjongkok akan memberikan beban pada bagian

tulang belakang dan juga pada otot kaki, pembebanan akan

menyebabkan pekerja mengalami kelelahan pada bagian yang

terbebani tadi, hal yang dapat dirasakan adalah rasa nyeri pada

bagian tersebut. Dalam hal ini PT. Cipta Kridatama site Gema

Rahmi Persada hanya memberikan tempat beristirahat saja, tanpa

memperbaiki desain tempat kerja agar pekerja dapat mengurangi

sikap dan cara kerja membungkuk dan berjongkok.

3) Sikap kerja berdiri dan berpindah

Sikap ini ditemukan pada karyawan lapangan seperti;

carpenter, maintenance, surveyor, office boy atau girl dan lain-lain.

Dengan sikap yang demikian (tidak dapat diganti dengan posisi

kerja yang lain) pihak perusahaan sendiri telah menyediakan

tempat beristirahat apabila pekerja mengalami kelelahan.

d. Peralatan Kerja

Peralatan kerja yang digunakan baik alat berat, alat angkat-angkut

dan peralatan penunjang lainnya seperti, hand tool yang ada sesuai

dengan antropometri sehingga kelelahan dan kelainan fisiologis serta

kecelakan kerja dapat diminimalisir. Dalam kegiatan angkat-angkut,


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 64
digilib.uns.ac.id

PT. Cipta Kridatama menggunakan alat angkat angkut atau material

handling sehingga beban tenaga kerja, kelelahan dan sebagainya dapat

diminimalisir. Peralatan yang digunakan dalam material handling

berupa :

a. Crane

Penggunaanya untuk mengangkut barang, part unit alat berat,

mengangkat tower lamp, pipa besi dan yang lainya.

b. Forklift

Penggunaanya untuk mengangkat material/bahan peledak di

gudang bahan peledak.

c. Kereta dorong

Penggunaanya untuk mengangkut material/barang, biasanya

digunakan di area workshop.

Sosialisasi masalah manual handling juga diakukan pihak

perusahaan dengan tujuan pekerja mengetahui cara mengangkat dan

mengangkut yang benar, agar kelelahan dan efek buruk dalam

mengangkat yang salah dapat diminimalkan dengan baik

4. Kebisingan

Kebisingan adalah bunyi atau suara yang keberadaannya tidak

dikehendaki (noice is unwanted sound) (Suma’mur, 2009).

Kebisingan yang melebihi NAB yang ditentukan akan

mengakibatkan pekerja mengalami gangguan pendengaran (penurunan

daya dengar sementara maupun permanent) dan gangguan lain seperti


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 65
digilib.uns.ac.id

gangguan komunikasi, gangguan, penurunan performance, kelelahan

(fatigue), dan stress.

PT. Cipta Kridtama site Gemida telah melakukan pengukuran

kebisingan hasil yang diperoleh dari pengukuran yang telah dilakukan

terdapat beberapa bagian atau lokasi yan itensitasnya melebihi

ketentuan. Untuk menentukan itensitas kebisingan di tempat kerja

melebihi NAB atau tidak, PT. Cipta Kridatama site Gemida mengacu

pada Keputusan Menteri Tenaga Kerja Kepmenaker

No.51/MEN/1999.

Berdasarkan Keputusan Menteri Tenaga Kerja Kepmenaker

No.51/MEN/1999. Nilai Ambang Batas (NAB) kebisingan adalah 85

dBA dalam waktu 8 jam sehari atau 40 jam seminggu. Untuk

kebisingan yang melampaui NAB ditentukan waktu pemajanan yang

disesuaikan dengan intensitas kebisingan.

Tabel 4: Ketentuan Nilai Ambang Batas Kebisingan


Waktu Pemajanan Perhari Intensitas Kebisisngan(dBA)
8 jam 85
4 jam 88
2 jam 91
1 jam 94
30 menit 97
15 menit 100
7,5 menit 103
3,75 menit 106
1,88 menit 109
0,94 menit 112
28,12 detik 115
14,06 detik 118
7,03 detik 121
3,53 detik 124
1,76 detik 127
0,88 detik commit to user 130
bersambung...
perpustakaan.uns.ac.id 66
digilib.uns.ac.id

sambungan...
0,44 detik 133
0,22 detik 136
0,11 detik 139
Sumber : Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. Kep 51/MEN/1999

Berdasarkan hasil pengukuran kebisingan yang telah dilakukan

dapat diketahui ada beberapa lokasi atau bagian yang kebisingannya

melebihi NAB (85 dBA bekerja 8 jam sehari) yaitu di dua unit operasi

dozer yang diukur tingkat kebisinganya diperoleh hasil 86,0 dBA dan

87,7 dBA serta di ruang genset area mess dan workshop diperoleh hasil

93,6 dBA dan 88,1 dBA. Sehingga kebisingan di unit dozer antara 86,0

dBA-87,7 dBA serta di ruang genset 93,6 dBA dan 88,1 dBA dengan

waktu pemajanan 11 jam per hari. Maka dari itu, perlu dilakukan

tindakan enggineering controle, administratif dan APD.

Tindaka enggineering controle telah dilakukan dengan perawatan

dan perbaikan mesin dengan baik dan rutin dan pemasangan peredam

pada ruang genset. Untuk pemasangan peredam ruang genset di PT.

Cipta Kridatama site Gemida hanya dipasang pada ruang genset di mess

itupun tidak secara menyeluruh hanya pada bagian jendela saja, untuk

itu peredam perlu dipasang pada dinding ruang secara menyeluruh agar

intensitas kebisingan dapat diminimalisir.

Tindakan administratif yang telah diambil pihak perusahaan adalah

dengan memasang tanda peringatan di depan ruang genset serta

memberikan informasi kepada pekerja untuk keluar ruangan atau kabin

setelah empat jam terpapar kebisingan dan diberikan waktu jeda selama

setengah jam kemudiancommit


dapat tomelanjutkan
user lagi bekerja. Untuk APD
perpustakaan.uns.ac.id 67
digilib.uns.ac.id

perusahaan telah memberikan ear plug atau ear muff kepada pekerja

yang mempunyai risiko terpapar kebisingan pada waktu bekerja.

5. Penerangan

Penerangan yang baik akan memudahkan pekerja untuk mudah,

cepat dan teliti dan tindakan yang tidak perlu dapat diminimalisir

dengan baik.

Penerangan yang kurang akan mengakibatkan kelelahan yang

berdampak pada kelelahan mata dengan berkurangnya daya dan

efisiensi kerja, kelelahan mental/psikis, keluhan-keluhan pegal di

daerah mata dan sakit kepala sekitar mata, kerusakan mata dan pada

akhirnya akan mengakibatkan timbulnya kecelakan kerja.

PT. Cipta Kridatama site Gema Rahmi Persada menggunakan

sumber penerangan alami dan sumber penerangan buatan. Pada siang

hari penerangan alami yang dipakai adalah penerangan yang berasal

dari matahari, hampir di semua area kerja menggunakan penerangan

alami kecuali pada ruangan office dengan aktivitas yang bersifat

administratif dan perencanaan dari pagi hingga sore hari menggunakan

penerangan campuran yaitu penerangan alami dan penerangan buatan

yang beraal dari lampu TL, dan pada malam harinya menggunakan

penerangan buatan berupa lampu TL.

Untuk malam hari di area tambang ataupun diarea workshop dan

yang lain menggunakan penerangan buatan berupa lampu mercury

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 68
digilib.uns.ac.id

sorot pada area tambang dan workshop dan penggunaan lampu TL

pada ruangan baik office, warehouse dan yan lainya.

Dalam Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan

Kerja pasal 3 ayat 1 (i) menetapkan syarat-syarat Keselamatan Kerja

yang berkaitan dengan penerangan yaitu memperoleh penerangan yang

cukup dan sesuai. Ketentuan intensitas penerangan berdasarkan

Peraturan Menteri Perburuhan No. 07 Tahun 1964 tentang Syarat-

Syarat Kesehatan, Kebersihan, serta Penerangan dalam Tempat Kerja

adalah :

Tabel 5. Ketentuan Tingkat Penerangan


Intensitas Minimum (Lux) Keterangan
5 Penerangan darurat
20 Halaman dan jalan di perusahaan
50 Pekerjaan yang hanya membedakan
barang kasar, seperti mengerjakan
bahan-bahan besar, gudang
menyimpan barang besar atau kasar,
sambungan...
gang atau tangga, dan lain-lain.
200 Pekerjaan membedakan barang kecil
bersambung...
agak teliti, seperti pemasangan alat
yang sedang, pekerjaan mesin dan
bubut yang kasar, dan lain-lain.
300 Pekerjaan membedakan yang teliti
dari barang kecil dan halus, seperti
pemeriksaan mesin yang teliti,
menulis, membaca, dan lain-lain
500 Pekerjaan membedakan barang halus
dengan kontras sedang dalam waktu
lama, seperti pekerjaan mesin yang
halus, pemotongan kaca, dan lain-
lain
1000 Pekerjaan membedakan barang
sangat halus dengan kontras yang
sangat kurang untuk waktu lama.
Sumber : Peraturan Menteri Perburuhan No. 07 Tahun 1964
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 69
digilib.uns.ac.id

Sedangkan tingkat pencahayaan yang dipersyaratkan berdasarkan


Kepmenkes No. 261 Tahun 1998 adalah sebagai berikut :
Tabel 6 : Ketentuan Tingkat Penerangan
Jenis Kegiatan Intensitas Tingkat Keterangan
Pencahayaan (Lux)
Pekerjaan kasar 100 Ruang
dan tidak terus-menerus penyimpanan
dan ruang
peralatan yang
memerlukan
pekerjaaan
yang kontinyu
Pekerjaan kasar dan terus 200 Pekerjaan
menerus dengan mesin
dan perakitan
kasar
Pekerjaan rutin 500 Pekerjaan
Kantor atau
Administrasi,
ruang kontrol,
Pekerjaan
mesin, dan
perakitan
Pekerjaan halus 1000 pekerjaan
kantor
atau
administrasi,
ruang kontrol,
pekerjaan
mesin, dan pe
Pekerjaan amat 1500 Mengukir
halus tidak
dengan
menimbulkan
tangan,
bayangan
pemeriksaan
pekerjaan
mesin dan
perakitan
yang halus
Pekerjaan detail tidak Pemeriksn
3000
menimbulkan bayangan pekerjaan,
perakitan
yang halus
Sumber : KepMenKes RI No. 261/Menkes/SK/II/1998
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 70
digilib.uns.ac.id

Dari hasil pengukuran, pada area halaman office dan workshop

rata-rata dibawah 20 Lux, begitu pula dengan di lokasi hauling dan

juga loading, sehingga ketiga area tersebut belum memenuhi standart

tingkat penerangan berdasarkan Peraturan Menteri Perburuhan No.7

Tahun 1964 dengan kriteria halaman dan jalan di perusahaan adalah

minimal 20 Lux. Untuk penerangan di ruang kantor 331,5 Lux belum

memenuhi standar dimana menurut Kepmenkes No.261 Tahun 1998

tingkat penerangan pekerjaan kantor atau administrasi, ruang kontrol,

pekerjaan mesin, dan perakitan membutuhkan itensitas penerangan

sebesar 500 Lux.

Untuk penerangan di area workshop sebesar 192,9 Lux menurut

Peraturan Menteri Perburuhan No.7 Tahun 1964 dengan kriteria

pekerjaan membedakan barang kecil agak teliti, seperti pemasangan

alat yang sedang, pekerjaan mesin dan bubut yang kasar, dan lain-lain

membutuhkan itensitas penerangan sebesar 200 Lux dan menurut

Kepmenkes No.261 Tahun 1998 dengan kriteria pekerjaan dengan

mesin dan perakitan kasar membutuhkan itensitas penerangan sebesar

200 Lux.

Penambahan sumber penerangan perlu dilakukan untuk

menghindari kelelahan mata, kelelahan mental, keluhan-keluhan pegal

di daerah mata, dan sakit kepala di sekitar mata, kerusakan

penglihatan serta meningkatnya kecelakaan kerja (Suma’mur, 1994).

Penambahan sumber penerangan dapat dilakukan dengan cara


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 71
digilib.uns.ac.id

penambahan lampu, penambahan ventilasi udara, dan mengganti cat

dinding dengan yang lebih terang pada area administrasi.

6. Getaran mekanis

Menurut Suma’mur, dampak dari getaran akan mengakibatkan

munculnya efek getaran mekanis yang berupa gangguan kenikmatan,

getaran hanya pada terganggunya nikmat kerja, terganggunya tugas

karena terjadi bersamaan dengan kelelahan, bahaya terhadap kesehatan

baik fisik ataupun psikis.

Pengukuran intensitas getaran di PT. Cipta Kridatama site Gema

Rahmi Persada telah dilakukan, tetapi pengukuran hanya mengukur

intensitas getaran seluruh badan (whole body) yaitu pada punggung

belakang operator alat berat, Data intensitas yang diperoleh dari

pengukuran yang telah dilakukan didapatkan bahwa untuk unit operasi

alat berat semunya berada dibawah Nilai Ambang Batas yang

ditentukan yaitu berdasar pada Keputusan Menteri Tenaga Kerja No.

51/MEN/1999, nilai batas accelerasi yang diperolehkan sebesar 12

m/dt2, rata-rata hasil yang diperoleh antara 0,03-0,79 m/dt2.

Sumber getaran yang terdapat di PT. Cipta Kridatama site Gema

Rahmi Persada berasal dari mesin-mesin, misalnya kendaraan dan alat-

alat mekanis berat.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 72
digilib.uns.ac.id

Jenis getaran yang terdapat di PT. Cipta Kridatama site Gema

Rahmi Persada meliputi:

a. Getaran seluruh badan (whole body vibration) yang dapat ditemui

pada operator kendaraan atau peralatan berat dan operator mesin.

Perlindungan dari getaran ini dengan sifat peredaman bantal.

b. Sedangkan Getaran alat-lengan (tool hand vibration) dapat

ditemui pada operator mesin gerinda, mesin bor dan gergaji

listrik. Menurut Suma’mur, apabila tidak dilakukan tindakan

pengendalian terhadap dampak dari getaran, maka akan

mengakibatkan munculnya efek getaran mekanis yang berupa

gangguan kenikmatan, getaran hanya pada terganggunya nikmat

kerja, terganggunya tugas karena terjadi bersamaan dengan

kelelahan, bahaya terhadap kesehatan baik fisik ataupun psikis.

Upaya pengendalian telah diwujudkan PT. Cipta Kridatama Gema

Rahmi Persada dengan melengkapi alat peredam yang terdapat pada

jok dan genggaman lengan pada semua unit kerja. Serta pemberian

alat pelindung tangan (sarung tangan) untuk mengurangi getaran yang

dihasilkan pada peralatan kerja yang digunakan.

Selain itu juga dilakukan inspeksi kelengkapan unit sebelum

pengoperasian unit tersebut dan merawat serta memperbaiki unit yang

rusak agar tidak menimbulkan getaran yang berlebih. Akan tetapi di

lapangan masih ditemukan beberapa unit operasi, bagian adjuster

dalam keadaan rusak.


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 73
digilib.uns.ac.id

7. Iklim kerja

Pengukuran iklim kerja di area tambang PT. Cipta Kridatama site

Gema Rahmi Persada belum pernah dilakukan sehingga tidak dapat

diketahui tingkat iklim kerja yang ada. Tapi, dari keadaan lingkungan

yang panas (pada siang hari) maka perusahaan menyediakan air

minum yang diletakan di tiap lokasi kerja, pemasangan pendingin pada

tempat atau kabin alat berat, dan sosialisasi masalah dehidrasi pada

pekerja.

8. Keadaan Psikologis Pekerja

Waktu kerja yang berlangsung selama dua belas jam, tiga belas

hari bekerja dan sehari off untuk staff dan enam hari kerja dan satu hari

off untuk non staff, tempat kerja yang terpencil, jauh dari keluarga, dan

konflik dengan atasan, keluarga, masyarakat atau antar pekerja bisa

menjadi faktor bahaya berupa gangguan kelelahan mental psikologis

bagi karyawannya.

Upaya yang dilakukan untuk mengurangi dampak kelelahan

mental psikologis yang ada di perusahaan sesuai dengan Peraturan

Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor : PER

15/MEN/VII/2005 Tentang Waktu Kerja dan Istirahat Pada Sektor

Usaha Pertambangan Umum Pada Daerah Operasi Tertentu. Karena

perusahaan telah memberlakukan sistem kerja cuti supaya karyawan

bisa berkumpul dengan keluarga dan membaur dengan masyarakat

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 74
digilib.uns.ac.id

sebagai upaya pengendalian faktor bahaya mental psikologis yang bisa

dialami karyawannya.

9. Pola Hidup dan Kebiasaan

a. Waktu Tidur/Istirahat

Tidur atau istirahat merupakan suatu siklus untuk

mengistirahatkan tubuh dari kelelahan. Dengan tidur selama enam

sampai delapan jam, seseorang akan kembali pulih pada kondisi

siap bekerja, oleh karena itu disebut dengan jam tidur yang ideal.

Akan tetapi setiap orang mempunyai kebiasaan tidur/istirahat yang

berbeda-beda, apalagi hal tersebut ditambah dengan berbagai hal

yang dapat menggangu kualitas tidur seseorang misalnya adalah

gangguan dari lingkungan tempat tinggal.

Oleh karena itu PT. Cipta Kridatama site Gema Rahmi Persada

melakukan upaya agar pekerja dapat tidur/beristirahat dengan

cukup, yaitu selama enam sampai delapan jam.

Penyediaan tempat tinggal berupa mess diberikan untuk pekerja

dengan tujuan agar pekerja dapat tidur/beristirahat dengan nyaman

dan memudahkan perusahaan memantau jam istirahat dari pekerja,

akan tetapi penyediaan mess hanya untuk pekerja level staff dan

sub contractor saja sehingga pekerja yang berada di luar dari mess

tidak dapat terpantau jam istirahat dan bagaimana kondisi dari

tempat tinggal pekerja.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 75
digilib.uns.ac.id

Inspeksi mendadak oleh perusahaan ke tempat tinggal pekerja,

dirasa kurang efektive untuk pekerja yang bertempat tinggal di luar

mess, karena hanya menjangkau beberapa tempat tinggal pekerja

saja dan tidak secara keseluruhan.

Sosialisasi masalah waktu tidur/istirahat telah dilakukan baik

pada pekerja maupun pada keluarga pekerja. Sosialisasi dilakukan

dengan mengundang beberapa keluarga pekerja ke tempat kerja

untuk mengetahui kondisi dari tempat kerja di pertambangan.

Kemudian dilakukan masalah sosialisasi tentang waktu tidur

pekerja yang ideal dan bagaimana menciptakan lingkungan tempat

tinggal yang nyaman agar pekerja dapat beristirahat dengan tenang.

Namun, sosialisasi ini tidak dilakukan dengan rutin, tercatat hanya

satu kali dilakukan, dan hanya menjangkau beberapa keluarga

pekerja saja. Hal itu juga terkendala dari beberapa keluarga pekerja

yang berada di lokasi yang jauh dari tempat kerja PT. Cipta

Kridatama site Gema Rahmi Persada.

Walaupun sudah dilakukan berabagai upaya untuk membuat

pekerja dapat tidur/istirahat dengan baik, tetap saja ada pekerja

yang masih mempunyai masalah kurang tidur, hal tersebut bisa

diakibatkan karena kebiasaan tidur terlalu lambat dan bangun cepat

atau juga disebabkan karena kondisi lingkungan tempat tinggal

yang kurang tepat untuk berstirahat. Dengan keadaan yang

demikian tentu pada saat bekerja akan cepat merasa ngantuk dan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 76
digilib.uns.ac.id

merasa bahwa tubuh lebih cepat lelah, untuk menanggulangi hal

yang demikian pihak perusahaan memberikan kelonggaran untuk

beristirahat sejenak, selain itu juga disediakan tempat beristirahat

untuk masing-masing depertemen.

Upaya yang lain juga dilakukan dengan melakukan

pengawasan dan mengadakan random inspeksi oleh pengawas

lapangan dan pihak OSHE untuk memastikan kondisi dari pekerja.

b. NAPZA (Narkotika, Psikotropika dan Zat Akdiktif) dan konsumsi

obat-obatan.

Narkoba atau NAPZA adalah bahan/zat yang dapat

mempengaruhi kondisi kejiwaan/psikologi seseorang (pikiran,

perasaan dan perilaku) serta dapat menimbulkan ketergantungan

fisik dan psikologi. Oleh karena itu NAPZA sangat berbahaya bila

dikonsumsi.

Sampai saat ini di PT. Cipta Kridatama site Gema Rahmi

Persada belum pernah ditemukan pekerja yang menggunakan

Narkotika maupun minuman keras, hanya saja pada keseharianya

pekerja mempunyai kebiasaan dalam merokok.

Tindakan pencegahan penggunaan NAPZA telah dilakukan

dengan baik oleh PT. Cipta Kridatama site Gema Rahmi Persada,

dimana sepanjang pembukaan proyek belum pernah ditemukan

satupun pekerja yang menggunakan Narkotika maupun minuman

keras. Upaya yang telah dilakukan oleh perusahaan adalah dengan


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 77
digilib.uns.ac.id

jalan sosialisasi melalui healt talk, dengan tujuan untuk

membangun kesadaran tentang bagaimana bahayanya penggunaan

NAPZA. Sosialisasi juga dilakukan dengan metode pemasangan

pamflet, poster, dan artikel, yang juga berguna untuk memberikan

informasi mengenai NAPZA.

Untuk menghindari terjadinya penyalahgunaan NAPZA di

tempat kerja, pihak OSHE dibantu dengan pengawas lapangan

melakukan inspeksi mendadak berupa test kesiapan berkendara

(form test kesiapan berkendara dapat dilihat pada lampiran II). Test

tersebut hanya dilakukan secara random, karena terkendala pada

masalah produksi dimana test kesiapan berkendara hanya diberikan

waktu selama lima belas menit saja.

Sedangkan bila ditemukan pekerja yang kedapatan

menggunakan Narkotika atau minuman keras, perusahaan akan

memberikan sanksi yang tegas berupa pemberiaan surat peringatan

samapi dengan pemutusan hubungan kerja.

Sedangkan pada penggunaan beberapa obat-obatan penyembuh

ditemukan mempunyai komposisi yang dapat menimbulkan rasa

mengantuk dan lelah seperti obat-obatan untuk influenza, sakit

kepala, batuk dan anti alergi yang didalamnya mengandung

Cetrizin dihidroklorida, Pseuoephedrine dan Klorofeniramin

maleat, Phenylpropanolamine. Untuk mencegah agar obat-obatan

tersebut tidak dikonsumsi pada saat pekerja (terutama untuk


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 78
digilib.uns.ac.id

pengendara unit alat berat) PT. Cipta Kridatama site Gema Rahmi

Persada memberlakukan peraturan :

a. Pekerja yang sakit harus mendapatkan surat keterangan sakit

dari atasanya, hal ini untuk memastikan bahwa pengawas telah

mengetahui bahwa pekerja sakit sehingga pengawasan kondisi

pekerja dapat dipantau oleh pengawas.

b. Pemberian obat tidak dapat diwakilkan oleh orang lain, pekerja

yang sakit harus langsung ke klinik untuk menjalani

pemeriksaan oleh pihak medic, hal ini juga bertujuan untuk

meminimalisir dalam pemberian obat yang salah.

c. Sosialisasi masalah obat-obatan yang tidak boleh dikonsumsi

pada saat bekerja (terutama untuk pengendara unit alat berat).

Hal itu untuk memberikan informasi agar pekerja mengetahui

dan menyadari akan efek samping dari obat-obatan tersebut

bila dikonsumsi pada saat bekerja.

Berdasarkan hasil pengamatan masih ditemukan pekerja yang

mengambil obat tanpa melalui pemeriksaan oleh pihak medik

(melalui pengawas lapangan atau teman kerja).

10. Upaya lain yang dilakukan PT. Cipta Kridatama site Gema Rahmi

Persada adalah dengan melakukan pengawasan dan pengontrolan

terhadap pekerja, terutama untuk pekerja yang bekerja pada malam

hari dan juga dengan pemsangan poster-poster serta sepanduk yang

mengingatkan pekerja untuk beristirahat bilamana dalam keadaan


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 79
digilib.uns.ac.id

lelah dan bekerja dengan mengutamakan keselamatan di tempat

kerja.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil yang didapat selama observasi di area proses produksi

PT. Cipta Kridatama site Gema Rahmi Persada penulis mengambil

kesimpulan sebagai berikut:

1. Faktor-faktor penyebab kelelahan kerja di PT. Cipta Kridatama site Gema

Rahmi Persada meliputi ergonomi, kebisingan, penerangan, iklim kerja,

waktu tidur/istirahat, dan obat-obatan atau NAPZA, dengan berbagai

faktor penyebab kelelahan yang ada PT. Cipta Kridatama site Gema

Rahmi Persada telah melakukan upaya pencegahan dan penanggulangan

agar kelelahan kerja yang timbul dapat diminimalisir dengan baik.

2. PT. Cipta Kridatama site Gema Rahmi Persada telah mempunyai

manajemen kelelahan kerja yang mengatur tentang pencegahan kelelahan

kerja, dengan cara mengatur faktor-faktor penyebab kelelahan yang ada di

perusahaan sehingga kelelehan kerja dapat diminimalisir dengan baik.

3. Penerapan manajemen kelelahan kerja di PT. Cipta Kridatama site Gema

Rahmi Persada telah berjalan dengan baik, hanya beberapa program saja

yang belum dilaksanakan dengan rutin dan menyeluruh.

commit to user

80
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
81

B. Saran

1. Sebaiknya sosialisasi tentang kelelahan kerja kepada pekerja dan keluarga

pekerja diadakan secara rutin, agar benar-benar mengerti dan sadar akan

penyebab dan akibat dari kelelahan kerja.

2. Pembuatan dan perbaikan desain kerja yang baik, agar pekerja dapat

meminimalisir sikap dan cara kerja yang tidak alami (membungkuk,

jongkok).

3. Penambahan penerangan di halaman kantor, halaman workshop, ruang

kantor, workshop, dan loading point dengan penambahan lampu serta tata

letak dan jenis penerangan yang digunakan.

4. Pengetatan dalam pemberian obat, yang hanya bisa diambil langsung oleh

pekerja yang sakit setelah melalui pemeriksaan paramedik.

5. Pemeriksaan NAPZA tiap pekerja, dengan cara pemeriksaan darah/urine

(terutama pada pekerja yang mengalami kecelakaan).

commit to user

Anda mungkin juga menyukai