id
LAPORAN MAGANG
DI PT. SIDO MUNCUL BERGAS, SEMARANG
(SISTEM SANITASI LINGKUNGAN)
Oleh:
Gandes Ayu Sekarini
H 3106049
27
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
28
LAPORAN MAGANG
DI PT. SIDO MUNCUL BERGAS, SEMARANG
(SISTEM SANITASI LINGKUNGAN)
Menyetujui,
Mengetahui,
Fakultas Pertanian
Universitas Sebelas Maret
Surakarta
Dekan
29
MOTTO
Optimisme itu sama halnya dengan pesimisme, dapat menular. Ada juga
optimisme yang timbul karena pesimisme yang amat sangat. Kamu tak
Orang biasa hanya percaya pada hal yang mungkin. Orang luar biasa
30
KATA PENGANTAR
31
10. Bapak Aryo Pramono, Ibu Listina, Ibu Puji, Bapak Budi, Bapak Sutarno,
Bapak Tri Nugroho yang telah banyak membantu penulis sepanjang
perjalanan praktek lapang, juga kepada segenap karyawan PT. Sido Muncul.
11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu dalam penulisan Laporan Magang ini.
Namun demikian, penulis menyadari bahwa dalam penulisan Laporan
Magang ini masih terdapat kekurangan. Oleh karena itu penulis berharap kritik
dan saran yang mengarah ketingkat yang lebih baik.
Sebagai akhir kata, mudah-mudahan Laporan Magang ini bermanfaat
bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.
Penulis
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
32
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL.................................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................... ii
HALAMAN MOTTO................................................................................ iii
KATA PENGANTAR................................................................................ iv
DAFTAR ISI............................................................................................... vi
DAFTAR TABEL...................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR.................................................................................. x
BAB I. PENDAHULUAN........................................................................ 1
A. Latar Belakang ...................................................................... 1
B. Tujuan Kegiatan Praktek Magang .................................. 4
C. Manfaat Kegiatan Praktek Magang .................................. 4
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA .......................................................... 5
A. Obat Tradisional ....................................................................... 5
B. Bahan Baku ....................................................................... 6
C. Limbah ................................................................................... 9
D. Minyak Atsiri ....................................................................... 21
BAB III. TATA LAKSANA PELAKSANAAN ................................... 25
A. Tempat dan Waktu Praktek Magang .................................... 25
B. Waktu Pelaksanaan ............................................................ 25
C. Metode Pelaksanaan ............................................................ 25
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................ 27
A. Keadaan Umum Perusahaan ................................................. 27
a. Lokasi Pabrik ......................................................................... 27
b. Sejarah Singkat Berdisinya Pabrik ..................................... 27
c. Jenis Usaha yang Dijalankan ................................................. 29
d. Arti dan Logo PT.SidoMuncul ..................................... 30
e. Visi dan Misi Perusahaan........................................................ 30
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
33
34
35
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Spesifikasi Persyaratan Umum Jahe ....................................... 9
Tabel 1.2 Spesifikasi Persyaratan Khusus Jahe ....................................... 9
Tabel 1.3 Persyaratan Baku Mutu Air Limbah ....................................... 16
Tabel 2.1 Kadar Minyak Atsiri ............................................................... 64
Tabel 2.2 Jenis Limbah dan Rencana Pengembangannya ........................... 86
Tabel 2.3 Syarat Teknis Minimal Pupuk Organik ....................................... 101
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
36
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.1 Penyulingan Dengan Air .............................................................. 23
Gambar 1.2 Penyulingan Dengan Air dan Uap................................................ 24
Gambar 2.1 Kehati Award................................................................................ 29
Gambar 2.2 Struktur Organisasi PT.SidoMuncul............................................. 33
Gambar 2.3 Mesin Penyangrai.......................................................................... 53
Gambar 2.4 Mesin Penggiling (Disc Mill) .................................................. 54
Gambar 2.5 Mesin Penghalus Vacum (Penggiling Raymond) .............. 55
Gambar 2.6 Mesin Pengayak .......................................................................... 55
Gambar 2.7 Mesin Pencampur (Mixer) .................................................. 56
Gambar 2.8 Mesin Pengering (Cabinet Dryer) ...................................... 57
Gambar 2.9 Mesin Pengisi Serbuk .............................................................. 57
Gambar 2.10 Mesin Pengelas .......................................................................... 58
Gambar 2.11 Incenerator .......................................................................... 59
Gambar 2.12 Diagram Proses Pembuatan Jamu ...................................... 70
Gambar 2.13 Diagram Proses Destilasi Minyak Atsiri .......................... 71
Gambar 2.14 Diagram Proses Sanitasi Limbah Cair ...................................... 99
Gambar 2.15 Diagram Proses Pembuatan Pupuk Organik .......................... 102
Gambar 2.15 Diagram Proses Pembuatan Pupuk Organik di
PT.SidoMuncul........................................................................... 106
Gambar 2.16 Diagram Proses Incenerasi......................................................... 108
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
37
ABSTRAK
Jamu merupakan warisan nenek moyang yang dipercaya dapat mencegah dan
menyembuhkan berbagai macam penyakit. Khasiat obat tradisional ini telah
meningkatkan popularitas obat tradisional. Hal ini terbukti dari semakin
banyaknya industri jamu dan industri farmasi yang memproduksi obat tradisional
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, salah satunya yaitu PT.SidoMuncul.
PT. SidoMuncul merupakan salah satu perusahaan berskala besar yang
bergerak dalam bidang herbal dan produknya pun menjadi salah satu komoditi
perdagangan yang mempunyai peluang untuk dikembangkan dalam rangka usaha
memperbesar atau meningkatkan devisa negara. Produksi obat tradisional di
Indonesia secara signifikan terus meningkat, namun mutu yang dihasilkannya
sangat rendah dan beragam, antara lain yaitu kurangnya kebersihan selama
pemrosesan dan obat tradisional itu sendiri cenderung mempunyai rasa dan aroma
khas tanaman herbal yang masih kuat. Hal tersebut tercermin dari banyaknya
konsumen yang lebih memilih obat modern bila dibandingkan dengan obat
tradisional dan harga obat tradisional relative lebih rendah bila dibandingkan
dengan obat modern. Namun disisi lain obat tradisional juga mempunyai
keunggulan yaitu harganya lebih mudah dijangkau oleh masyarakat, tidak terlalu
menyebabkan efek samping dan dapat digunakan sebagai obat alternative
pengganti obat modern.
Obat tradisional pun dapat dibagi menjadi 3 macam, yaitu jamu, obat ekstrak
alam dan fitofarmaka. Jamu merupakan obat yang disediakan secara tradisional
dengan mengacu pada resep peninggalan leluhur yang terbuat dari berbagai
tanaman obat yang jumlahnya cukup banyak, berkisar antara 5-10 macam bahkan
lebih. Bentuk jamu tidak perlu membutuhkan pembuktian ilmiah sampai dengan
klinis, tetapi cukup dengan bukti empiris. Ekstrak bahan alam merupakan obat
tradisional yang disediakan dari ekstrak atau penyaringan bahan alam yang dapat
berupa tanaman obat, binatang maupun mineral. Sedangkan fitofarmaka
merupakan bentuk obat tradisional dari bahan alam yang dapat disejajarkan
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
38
dengan obat modern karena proses pembuatannya yang telah terstandar, ditunjang
dengan bukti ilmiah sampai dengan uji klinis pada manusia.
39
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini banyak produk – produk hasil pertanian yang telah menyita
perhatian banyak masyarakat. Salah satunya adalah produk tanaman herbal.
Hal ini dikarenakan tanaman herbal merupakan tanaman organik yang dapat
digunakan sebagai obat tradisional tanpa menggunakan campuran bahan
kimia. Disisi lain tanaman tersebut dapat diperoleh dengan mudah, dapat
diolah secara tradisional dan harganya yang relatif terjangkau. Maka dari itu
konsumsi obat – obatan tradisional sangat marak hingga sekarang dan menjadi
salah satu aset tradisi negara yang dapat bertahan hingga sekarang. Begitu
pula dengan PT.SidoMuncul yang merupakan industri berskala besar yang
bergerak dalam bidang herbal, telah ikut andil dalam mempertahankan tradisi
tersebut dengan cara mengolah hasil-hasil pertanian menjadi berbagai obat
tradisional. Obat tradisional sendiri telah dikenal secara turun temurun dan
digunakan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan akan kesehatan.
Pemanfaatan obat tradisional pada umumnya lebih diutamakan sebagai upaya
menjaga kesehatan (preventif) meskipun ada pula sebagai upaya pengobatan
suatu penyakit (kuratif).
Obat tradisional itu sendiri sebenarnya dapat dikelompokkan menjadi tiga,
yaitu jamu, obat ekstrak alam dan fitofarmaka. Jamu adalah obat yang
disediakan secara tradisional, misalnya dalam bentuk serbuk, seduhan, pil dan
cairan yang berisi seluruh bahan tanaman yang menjadi penyusun jamu
tersebut serta digunakan secara tradisional. Pada umumnya jenis ini dibuat
dengan mengacu pada resep peninggalan leluhur yang terbuat dari berbagai
tanaman obat yang jumlahnya cukup banyak, berkisar antara 5-10 macam
bahkan lebih. Bentuk jamu tidak perlu membutuhkan pembuktian ilmiah
sampai dengan klinis, tetapi cukup dengan bukti empiris. Jamu yang telah
digunakan secara turun temurun selama berpuluh–puluh tahun bahkan
mungkin ratusan tahun, telah membuktikan keamanan dan manfaat secara
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
40
langsung untuk tujuan kesehatan tertentu. Ekstrak bahan alam adalah obat
tradisional yang disediakan dari ekstrak atau penyaringan bahan alam yang
dapat berupa tanaman obat, binatang maupun mineral. Proses ini
membutuhkan peralatan yang lebih kompleks dan berharga mahal, ditambah
dengan tenaga yang didukung dengan pengetahuan maupun ketrampilan
pembuatan ekstrak. Selain proses produksi dengan teknologi maju, jenis ini
pada umumnya telah ditunjang dengan pembuktian ilmiah berupa penelitian–
penelitian pre-klinik seperti standar kandungan bahan berkhasiat, standart
pembuatan ekstrak tanaman obat, standar pembuatan obat tradisional yang
higienis dan uji toksisitas akut maupun kronis. Fitofarmaka merupakan bentuk
obat tradisional dari bahan alam yang dapat disejajarkan dengan obat modern
karena proses pembuatannya yang telah terstandar, ditunjang dengan bukti
ilmiah sampai dengan uji klinis pada manusia. Oleh karena itu, dalam
pembuatanya memerlukan tenaga ahli dan biaya yang besar serta ditunjang
dengan peralatan berteknologi modern.
Khasiat obat tradisional telah meningkatkan popularitas obat tradisional.
Hal ini terbukti dari semakin banyaknya industri jamu dan industri farmasi
yang memproduksi obat tradisional untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Banyaknya pendirian berbagai industri jamu ini diharapkan dapat
menggerakkan sektor pertanian, industri dan UKM, dengan cara
meningkatkan kesejahteraan petani, khususnya tanaman obat-obatan.
PT.SidoMuncul merupakan salah satu dari sekian banyak industri yang
mengolah komoditas tanaman obat-obatan. PT.SidoMuncul termasuk industri
skala besar yang bergerak dalam bidang herbal.
Jamu merupakan warisan nenek moyang yang dipercaya dapat mencegah
dan menyembuhkan berbagai macam penyakit. Selain itu kelebihan dari
pengobatan dengan menggunakan ramuan tumbuhan tradisional tersebut ialah
tidak adanya efek sampingan yang ditimbulkan seperti yang sering terjadi
pada pengobatan kimiawi. Oleh karena itu pemanfaatan jamu harus tetap
dilestarikan. Akhir-akhir ini jamu semakin diminati oleh kalangan masyarakat
dimana masyarakat semakin sadar dalam memilih produk yang aman, murah,
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
41
42
43
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Obat Tradisional
Ramuan tumbuhan obat, dikenal pula dengan sebutan jamu atau obat
tradisional, pada saat ini tidak hanya dimanfaatkan untuk tujuan pengobatan,
melainkan sudah bergeser ke aspek pengembangan ekonomi keluarga,
perusahaan, maupun pengembangan perekonomian negara. Pergeseran aspek
ini menyebabkan terpolarisasinya beberapa jenis obat tradisional seperti
berikut:
1. Obat tradisional di masyarakat
2. Obat tradisional skala industri
3. Obat tradisional untuk pelayanan kesehatan formal
Obat tradisional adalah obat-obatan yang diolah secara tradisional,
turun-temurun, berdasarkan resep nenek moyang, adat-istiadat, kepercayaan,
atau kebiasaan setempat, baik bersifat magic maupun pengetahuan tradisional.
Menurut penelitian masa kini, obat-obatan tradisional memang bermanfaat
bagi kesehatan, dan kini digencarkan penggunaannya karena lebih mudah
dijangkau masyarakat, baik harga maupun ketersediaannya. Obat tradisional
pada saat ini banyak digunakan karena menurut beberapa penelitian tidak
terlalu menyebabkan efek samping, karena masih bisa dicerna oleh tubuh.
Beberapa perusahaan mengolah obat-obatan tradisional yang dimodifikasi
lebih lanjut. Bagian dari Obat tradisional yang bisa dimanfaatkan adalah akar,
rimpang, batang, buah, daun dan bunga. Bentuk obat tradisional yang banyak
dijual dipasar dalam bentuk kapsul, serbuk, cair, simplisia dan tablet
(Anonim a, 2008)
Obat tradisional sangat bermanfaat bagi pencegahan penyakit dan
penyembuhan penyakit. Namun tentu saja, kita harus memerhatikan cara-cara
mengkonsumsi yang benar dan tepat agar manfaat obat tradisional bisa
dirasakan dengan optimal dan tidak membahayakan jiwa dan tubuh manusia.
Kelebihan obat tradisional antara lain yaitu memiliki efek samping yang saling
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
44
mendukung jika berada dalam satu ramuan dengan komponen yang berbeda,
memiliki efek samping yang relatif rendah, dan pada satu tanaman memiliki
lebih dari satu efek farmakologi serta lebih sesuai untuk penyakit-penyakit
yang diakibatkan pertukaran zat di dalam tubuh dan keturunan. Sedangkan
kekurangannya antara lain yaitu takaran harus tepat. Jika tidak tepat, obat
tradisional bisa tidak aman bagi tubuh dan kesehatan manusia dan harus tepat
memilih jenis obat sesuai dengan riwayat kesehatan masing-masing, sehingga
tidak menimbulkan efek samping yang membahayakan jiwa
(Asian Brain, 2008)
B. Bahan Baku
Pendapat nagara-negara maju tentang ”Back To Nature”
mengisyaratkan bahwa tanaman obat semakin penting peranannya dalam pola
konsumsi makanan, minuman, dan obat-obatan. Jenis tanaman yang dapat
dimanfaatkan untuk obat ini jumlahnya sangat banyak. Bagian yang
digunakan juga berbeda-beda, tergantung pada jenisnya. Akar, batang, daun,
bunga dan biji, kadang-kadang mempunyai fungsi pengobatan yang berlainan.
Tidak jarang, beberapa bagian digunakan bersama-sama. Malahan ramuan
jamu jawa, berisi berbagai macam bagian yang berasal dari barbagai jenis.
Ekstrak adalah bentuk kering, kental, atau cair yang dibuat dengan cara
mengambil sari (menyari) simplesia menurut cara yang cocok, tanpa pengaruh
cahaya matahari langsung. Tempat untuk menyaring, merendam atau merebus
simplisia berupa panci, stainlees atau toples kaca dan pengaduk dari kayu
(Sudewo, 2007)
Kandungan enzim protease dan lipase yang terkandung dalam jahe
berfungsi untuk memecah protein dan lemak. Enzim inilah yang membantu
mencerna dan menyerap makanan sehingga meningkatkan nafsu makan. Jahe
yang melindungi sistem pencernaan dengan menurunkan keasaman lambung.
Senyawa aseton dan methanol pada jahe yang mampu menghambat terjadinya
iritasi pada saluran pencernaan, manfaat nyeri lambung bisa dikurangi dengan
mengkonsumsi jahe. Peradangan pada arthiris / radang sendi juga bisa
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
45
46
amino esensial) yang semuanya diperlukan oleh tubuh manusia terutama untuk
melawan sumber penyakit dari luar yang berbahaya dan mempercepat proses
perbaikkan sel-sel tubuh yang rusak dan percepatan regenerasi sel-sel yang
baru (Anonim b, 2008)
Kencur (Kaempferia galanga) termasuk suku tumbuhan
Zingeberaceae dan digolongkan sebagai tanaman empon-empon yang
mempunyai daging buah paling lunak dan tidak berserat dan konsentrat.
Rimpang kencur mengandung pati (4,14%), mineral (13,73%) dan minyak
atsiri (0,012) berupa seneol, asam metil kanil dan penta dekaanasam sinomic,
ethil ester, asan sinamic, borneol, asam anisic, alkohol dan gom. Manfaatnya
dapat digunakan untuk obat radang lambung. Radang anak telinga, influenza
pada bayi, masuk angin, sakit kepala, batuk, diare, memperlancar haid, dan
lain-lain (Rukmana, 1994)
Menurut SNI 01-7087-2005, jahe segar untuk bahan baku obat harus
mempunyai rimpang / rhizoma dari tanaman jahe berbentuk utuh dan segar
serta bersih. Kesegaran (kulit jahe tampak halus/tidak mengkerut, kaku dan
mengkilat). Bentuk rimpang (rimpang jahe dinyatakan utuh apabila maksimal
2 anak rimpang patah pada pangkalnya). Rimpang bertunas (apabila salah satu
/ beberapa ujung dari rimpang telah bertunas). Kenampakan irisan melintang
(apabila diiris melintang pada salah satu rimpannya dinyatakan cerah apabila
penampangnya berwarna cerah khas jahe segar). Serangga hidup, hama, dan
penyakit lain (Semua organisme yang dapat dilihat dengan mata tanpa
pembesaran). Rimpang yang terluka (rimpang yang terluka pada jaringan
epidermis). Rimpang busuk (apabila terdapat bagian yang lebih lunak yang
disebabkan jamur atau bakteri dari rimpang yang masih segar). Kadar ekstrak
yang larut dalam air (presentase ekstrak yang larut dalam air dari bahan yang
telah dikeringkan di udara), Kadar ekstrak yang larut dalam ethanol
(presentase ekstrak yang larut dalam ethanol dari bahan yang telah
dikeringkan di udara). Jumlah telur nematoda (jumlah telur nematoda yang
ditemukan dalam tiap gram cuplikan kering).
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
47
C. Limbah
Pencemaran air menyebabkan penyimpanan sifat-sifat air dari keadaan
normal. Air dapat tercemar karena masuknya beberapa komponen pencemaran
air, komponen pencemaran air tersebut antara lain yaitu bahan buangan
padatan, bahan buangan organik, bahan buangan anorganik, bahan buangan
olahan pangan, bahan buangan cairan berminyak, bahan buangan zat kimia,
dan bahan buangan berupa gas.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
48
1. Sanitasi Limbah
Menurut Tuatulmahfudz (2008) sanitasi limbah atau bahan
buangan adalah usaha untuk menjaga supaya semua bahan buangan tetap
dalam keadaan yang bersih. Berbagai aktivitas manusia untuk memenuhi
kesejahteraan hidupnya adalah dengan cara memproduksi barang dari
sumber alam. Disamping menghasilkan barang yang akan dikonsumsi,
juga menghasilkan bahan buangan yang tidak dibutuhkan lagi oleh
manusia.
a. Sampah
Sampah adalah bahan atau barang, selain zat cair dan gas, yang
sudah dibuang, karena tidak terpakai, tidak berguna, atau tidak
dikehendaki. Misalnya kertas, sisa-sisa makanan, botol, kaleng,
peralatan rumah tangga, mobil bekas pakai, sampah dapur, serta sisa-
sisa dari aktivitas pertanian, pertambangan, dan industri.
1. Sampah Organik
Sampah organik adalah sampah yang mudah didegradasi
oleh bakteri pengurai secara alami. Misalnya sampah dapur
seperti sampah kulit buah, sayur, sisa bahan makanan, dan sisa
makanan.
2. Sampah Anorganik
Sampah anorganik adalah sampah yang tidak dapat
didegradasi oleh bakteri penguarai dan alam membutuhkan
waktu yang lama untuk mendegradasinya. Misalnya botol,
plastic, kaleng, foam, dan sebagainya
b. Penerapan Sanitasi Buangan Sampah
1. Pembakaran
Metode ini dilakukan dengan cara memadatkan sampah,
kemudian dibakar dalam incenerator (tempat pembakaran
sampah), pada suhu 13000F atau 7000C. Hasil pembakaran
adalah gas dan residu pembakarannya berupa abu. Penurunan
volume hasil pembakaran dapat mencapai 70% dari sampah
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
tidak akan bisa menjadi arang, nantinya jelas akan menurunkan mutu
briket arang (Apriadji, 1990)
Nilai kalor arang biomassa ini dapat mencapai 5000 kcal/kg.
Briket biomassa ini bila dibakar tidak akan menimbulkan asap maupun
bau, sebab setelah arang terbakar/menjadi bara, tidak perlu dilakukan
pengipasan, sebab aliran bahang (heat) hanya ke atas sedangkan pinggiran
briket tidak terbakar dan berfungsi sebagai isolator. Jumlah kalor pada
briket anglo ini dapat mencapai 9000C. Dengan panas yang dihasilkan oleh
briket arang relatif rendah bila dibandingkan dengan arang kayu biasa,
ternyata lebih praktis untuk menyetrika kain-kain/tekstil produksi sekarang
dan sebagainya (Soeyanto, 1982)
D. Minyak Atsiri
Minyak atsiri dihasilkan dari bagian jaringan tanaman tertentu seperti
akar, batang, daun, bunga, buah atau biji. Sifat minyak atsiri yang menonjol
antara lain mudah menguap pada suhu kamar, mempunyai rasa getir, berbau
wangi dan umumnya larut dalam pelarut organik.
Banyak istilah yang digunakan untuk menyebut minayk atsiri.
Misalnya dalam bahasa Inggris disebut essential oils, ether/al oils dan volatile
oil. Dalam bahasa Indonesia ada yang menyebutnya minyak terbang, bahkan
ada pula yang menyebut minyak kabur. Disebut demikian tiada lain karena
minyak atsiri mudah menguap apabila dibiarkan begitu saja dalam keadaan
terbuka.
Di dalam perdagangan internasional, masing-masing minyak atsiri
mempunyai nama dagang tersendiri. Hal ini tergantung pada jenis tanaman
yang mengahasilkannya. Misalnya minyak atsiri dari tanaman alpukat
bernama dagang avocado oils, minyak jahe (ginger oils), minyak akar wangi
(vetiver oils), minyak cengkeh (clove oil), minyak adhas (funnel o/7), dan
sebagainya. Bahkan kadang pengolompokkannya lebih spesifik lagi yakni
sesuai dengan bagian tanaman yang menghasilkannya. Misalnya minyak atsiri
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
60
dan cengkeh, dapat dihasilkan dari bagian kuntum bunga (clove oil), dari
bagian tangkai bunga (clove stern oil) dan bagian daun (clovelea/oil).
Minyak atsiri yang berasal dari tumbuh-tumbuhan dapat diperoleh
melalui tiga cara yaitu
· Pengempaan (Expression)
· Ekstraksi penggunaan pelarut (Solvent extraction)
· Penyulingan (Destilation)
Dari ketiga cara tersebut yang umumnya sering digunakan untuk
mendapatkan minyak atsiri adalah cara yang terakhir yaitu penyulingan
(destilation).
Penyulingan adalah salah satu cara untuk mendapatkan minyak atsiri
dengan cara mendidihkan bahan baku yang dimasukkan kedalam ketel hingga
terdapat uap yang diperlukan. Atau dengan cara mengalirkan uap jenuh
(saturated atau superheated) dan ketel pendidih air ke dalam ketel
penyulingan.
Penyulingan ini bertujuan untuk memisahkan zat-zat bertitik didih
tinggi dan zat-zat yang tidak dapat menguap. Dengan kata lain penyulingan
adalah proses pemisahan komponen-komponen campuran dari dua atau lebih
cairan berdasarkan perbedaan tekanan uap dari setiap komponen tersebut.
Cara penyulingan minyak atsiri pertama-tama memasukkan bahan
baku dan ampas yang mengandung minyak ke dalam ketel pendidih atau ke
dalam ketel penyulingan dan dialiri oleh uap air. Air panas dan uap tentu akan
mempengaruhi bahan tersebut sehingga di dalam ketel tersebut terdapat pula
dua cairan, yaitu air panas dan minyak atsiri. Kedua cairan tersebut dididihkan
perlahan-lahan hingga terbentuk campuran uap yang terdiri dari uap air dan
uap minyak. Campuran ini akan mengalir melalui pipa-pipa pendingin dan
terjadilah proses pengembunan sehingga uap tadi kembali mencair. Dari pipa
pendingin, cairan tersebut akan dialirkan dengan alat pemisah (separator iol-
liquid) yang akan memisahkan minyak atsiri dan air berdasarkan berat
jenisnya. Penyulingan itu sendiri dibedakan menjadi tiga cara antara lain yaitu
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
61
penyulingan dengan air, penyulingan dengan air dan uap, dan penyulingan
langsung dengan uap.
1. Penyulingan dengan air
Penyulingan minyak atsiri dengan air merupakan cara yang
tertua. Bangsa Mesir dan India kuno telah melakukan penyulingan
minyak atsiri dengan air sampai sekarang pun masih dilakukan
terutama oleh petani tradisional. Rangkaian alat penyulingan dengan
air dapat dilihat pada gambar dibawah ini dan prinsip kerja
penyulingan minyak adalah sebagai berikut.
Ketel penyulingan diisi dengan air sampai volumenya hampir
separuh lalu dipanaskan. Sebelum air mendidih, bahan baku
dimasukkan ke dalam ketel penyulingan. Dengan demikian penguapan
air dan minyak atsiri berlangsung bersamaan. Cara penyulingan seperti
ini disebut penyulingan langsung (direct distillation). Bahan baku yang
digunakan biasanya ampas yang mudah bergerak di dalam air dan
tidak mudah rusak oleh panas uap air. Penyulingan secara sederhana
ini sangat mudah dilakukan dan tidak perlu modal banyak. Namun
kualitas minyak atsiri yang dihasilkan cukup rendah, kadar minyak
sedikit, terkadang terjadi proses hidrolisis ester, dan produk minyaknya
bercampur dengan hasil sampingan.
62
63
BAB III
TATA LAKSANA PELAKSANAAN
B. Waktu Pelaksanaan
Praktek Kerja Lapang (magang) ini dilaksanakan pada tanggal 2–28
Februari 2009.
C. Metode Pelaksanaan
Untuk mendapatkan data selama Praktek Kerja Lapang (magang) ini
kami menggunakan beberapa metode. Metode tersebut antara lain yaitu:
1. Observasi
Mengadakan pengamatan secara langsung di PT.SidoMuncul
sehingga diperoleh gambaran yang terperinci mengenai proses
penyulingan minyak atsiri dan bagaimana penanganan limbah baik
limbah organik maupun limbah anorganik.
2. Wawancara
Wawancara dilaksanakan untuk menggali informasi tentang
perusahaan dan topik yang berkaitan dengan proses penyulingan
minyak atsiri dan penanganan limbah dengan menanyakan langsung
kepada pihak-pihak yang terkait.
3. Studi Pustaka
Studi pustaka dilakukan untuk mencari informasi atau referensi
yang diperlukan guna melengkapi data. Studi pustaka ini biasanya
dilaksanakan baik di perpustakaan sekolah atau kampus maupun
perpustakaan di perusahaan tempat magang yaitu di perpustakaan
PT.SidoMuncul
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
64
4. Pencatatan
Mencatat data sekunder dari sumber-sumber yang dapat
dipertanggung jawabkan dan mendukung kegiatan praktek magang.
Jenis data sekunder antara lain data mengenai kondisi umum
PT.SidoMuncul, sejarah berdirinya perusahaan, struktur organisasi
perusahaan dan data lainnya yang berkaitan dengan tujuan praktek
magang.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
65
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
66
Yogyakarta. Ibu Rahmat Sulistyo pada saat itu hanya mempunyai karyawan
sebanyak tiga orang. Pada tahun 1949 beliau dan keluarganya pindah ke
Semarang karena suatu alasan politik. Pada tahun 1951, usaha pembuatan
jamu racikan ini dipindahkan ke Jalan Bungangan no.25 yang mulai diberi
nama Sido Muncul.
Usaha jamu Ibu Rahmat Sulistyo ini kemudian pindah ke Jalan
Trenggulun no.104 Semarang pada tahun 1956 dan pada tahun 1970
statusnya mulai berubah dari perusahaan perseoranggan manjadi perseroan
terbatas dengan nama Industri Jamu dan Farmasi PT. SidoMuncul.
Seiring dengan perkembangan usahanya, PT. SidoMuncul berpindah
ke kawasan Lingkungan Industri Kecil (LIK) Tanah Makmur di Jalan
Industri II A/19 Kaligawe Km 4 dengan luas tanah 20.000 m2dan luas
bangunan 14.000m2. untuk pemenuhan permintaan konsumen atas produk
dari PT. SidoMuncul yang kian meningkat, pabrik pun mulai dilengkapi
dengan mesin-mesin modern dan semakin lama kapasitas produksinya
semakin meningkat demikian pula dengan jumlah karyawannya, sehingga
beberapa unit produksi ada yang dipindahkan ke lokasi lain yang
berdekatan.
Pada tanggal 21 Agustus 1997, Sri Sultan Hamengkubuwono X
melakukan peletakkan batu pertama pembangunan pabrik baru di Klepu
dengan disaksikan oleh Dirjen Pengawasan Obat dan Makanan (POM)
Bapak Wisnu Katim. Pabrik baru tersebut dirancang dengan teknologi jamu
modern yang dilengkapi dengan berbagai sarana penunjang kegiatan
produksi seperti laboratorium penelitian dan pengujian, kebun percobaan,
budidaya tanaman obat, perpustakaan dan lain sebagainya. Dan beberapa
aktivitas produksi mulai dipindahkan ke pabrik baru tersebut pada bulan Mei
1999 meskipun pembangunan pabrik belum dinyatakan selesai.
Pada tanggal 4 Oktober 1999 diresmikan Laboratorium Penelitian dan
Pengembangan PT. SidoMuncul sekaligus panen perdana untuk bahan jamu
dari bahan import yaitu jamu Lingzhi dan Echinacheae. Akhirnya pabrik
seluas 27 hektar dengan total bangunan 5 hektar diresmikan pada tangga 11
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
67
68
B. Manajemen Perusahaan
1. Struktur Organisasi
Inti pengorganisasian adalah pengaturan segala sesuatu dalam rangka
kerja sama menuju pada sasaran yang telah diterapkan, tidak pernah berhenti
sekejap pun selama ada kegiatan. Meskipun organisasi itu sendiri sudah
dianggap cukup tetap, tetapi dalam kegiatan-kegiatannya selalu ada hal-hal
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
69
70
Dewan komisaris
Presiden direktur
Internal audit
Manager
Manager Manager Manager Manager Manager Manager Manager umum Manager Manager Manag
produksi PPC QA R&D lingkungan teknik budidaya Ka.Bag. keuangan akuntansi er
pertanian Prwt&Pren Pembe
Ka.Bag. Bangunan lian
personalia
Ka.Bagian Ka.Bag. Ka.Bag. Ka.Bag. Ka.Bag.
Produksi Laborat environment teknik pembiayaan
Ka.Bag.
Jamu mekanik
Atlas
Ka.Bag. Ka.Bag.
Logistik Akuntansi
Ka.Bag. Ka.Bag. Ka.Bag. Keuangan
Ka.Bagian QC proses Ka.Bag. Perpajakan
Produksi teknik Ka.Bag. Biaya
Ka.Bag. &
Man&Min listrik Hub.Indu Akuntansi
security stri
Ka.Bag. Ka.Bag.
Maintentance Anggaran
Ka.Bagian Ka.Bag.
Produksi utility
CPOB Ka.Bag.
Ka.Bag. Pengolahan
Laborat Data
a. Dewan Komisaris
Merupakan pemilik sekaligus pemimpin tertinggi dalam
perusahaan yang bertugas memimpin, memberikan bimbingan, membuat
dan menentukan kebijakan serta bertanggung jawab seutuhnya terhadap
perusahaan yang dimilikinya.
b. Presiden Direktur
Merupakan pemilik sekaligus pemimpin dalam perusahaan yang
bertugas
- Memimpin dan mengkoordinasi seluruh kegiatan yang ada di
perusahaan baik ke dalam maupun ke luar.
- Menentukan kebijaksanaan perusahaan, baik yang bersifat
umum maupun khusus
- Bertindak atas nama perusahaan dalam kegiatan perusahaan
maupun luar perusahaan, baik berhubungan dengan instalasi
lain maupun segala sesuatu yang menyangkut keperluan
perusahaan.
- Mendelegasikan sebagian tugas dan tanggung jawab kepada
masing-masing bagian.
Bertanggung jawab langsung kepada Dewan Komisaris.
Dalam pelaksanaan tugasnya, Presiden Direktur dibantu oleh
Internal Audit yang mengawasi pelaksanaan administrasi dan menilai
hasil laporan dan mengawasi job direction serta mendelegasikan
karyawan untuk masing-masing bagian. Bertanggung jawab pada
Presiden Direktur.
c. Direktur Pabrik
Tugasnya adalah mengkoordinasi semua kegiatan yang
dilaksanakan di pabrik dari proses penerimaan bahan baku, pemprosesan
hingga produk keluar dari gudang. Bertanggung jawab langsung kepada
Presiden Direktur.
Untuk menjalankan kebijaksanaannya tersebut maka direktur
pabrik dibantu oleh manager produksi, manager PPC, manager QA,
27
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
xxxv
xxxv
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
xxxvi
xxxvi
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
xxxvii
xxxvii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
xxxviii
i. Manager R & D
Tugasnya antara lain yaitu mengadakan penelitian dan
pengembangan produk baru, mengawasi pelaksanaan teknis dan kualitas
produksi, menetapkan standar bahan baku dan produk jadi, serta
membuat laporan internal produksi. Bertanggung jawab langsung kepada
Direktur Pabrik.
j. Manager Lingkungan
Tugasnya antara lain yaitu mengkoordinasi serta bertanggung
jawab pada kebersihan lingkungan pabrik terutama ruang produksi,
kebersihan peralatan serta proses sanitasi agar limbah tiak mengganggu
lingkungan sekitar. Bertanggung jawab langsung kepada Direktur Pabrik
Untuk menjalankan kebijaksanaannya tersebut maka manager
lingkungan dibantu oleh
Ø Ka. Bag. Environment
Tugasnya adalah mengkoordinasi dan bertanggung jawab
atas kebersihan alat-alat produksi agar tidak menimbulkan
kontaminasi pada waktu pemprosesan, serta bertanggung jawab
pada baik buruknya kerja mesin. Bertanggung jawab langsung
kepada Manager Lingkungan
Ø Ka. Bag. Proses
Tugasnya adalah mengkoordinasi serta bertanggung jawab
atas kebersihan bahan pada waktu pemprosesan, sehingga tidak
mudah terkontaminasi oleh benda-benda asing. Bertanggung
jawab langsung kepada Manager Lingkungan.
Ø Ka. Bag. Maintenance & Control
Bertanggung jawab langsung kepada Manager Lingkungan.
Ø Ka. Bag. Public Relation & Human Resource Development
Bertanggung jawab langsung kepada Manager Lingkungan.
k. Manager Teknik
Tugasnya adalah bertanggung jawab terhadap kelancaran mesin
atau peralatan produksi, dengan memelihara mesin-mesin, menyediakan
xxxviii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
xxxix
xxxix
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
xl
xl
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
xli
xli
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
xlii
xlii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
xliii
2. Ketenagakerjaan
a. Perekrutan Karyawan
Pada umumnya sumber tenaga kerja dapat digolongkan menjadi
beberapa bagian yaitu:
a. Sumber dari dalam perusahaan, bila ada lowongan di perusahaan
itu maka pegawai yang telah ada di pilih dan diangkat untuk
mengisinya.
b. Sumber dari luar perusahaan
Temen-temen pegawai perusahaan, badan-badan tenaga kerja,
lembaga-lembaga pendidikan, iklan, dan sumber-sumber lain.
Di PT. SidoMuncul tenaga kerja yang diperoleh umumnya berasal
dari luar perusahaan, sebab perusahaan secara langsung membuka
lowongan pekerjaan. Sehingga bagi karyawan yang hendak mendaftarkan
diri cukup mendatangi kantor secara langsung untuk menanyakan sendiri
tentang adanya lowongan pekerjaan. Jika memang terdapat lowongan
pekerjaan, maka pelamar dapat segera mengirim surat lamaran ke kepala
bagian personalia dan yang akan memperhitungkan apabila tenaga kerja
tersebut mempunyai kriteria yang dibutuhkan oleh perusahaan. Khusus
untuk karyawan staf / kepala bagian, kriteria juga berdasarkan pada hasil
tes tertulis maupun wawancara. Sedangkan untuk tenaga produksi, pada
umumnya karyawan yang diterima melalui perantara dari karyawan yang
sudah bekerja maupun mitra bisnis perusahaan tanpa melalui iklan
lowongan kerja.
Tenaga kerja yang diterima sebagai pegawai akan ditempatkan
sesuai dengan jenis bagian yang dipilih saat melamar, jika tidak maka
penempatan disesuaikan dengan kemampuan yang dimiliki. Tenaga kerja
dapat diterima sebagai pegawai tetap setelah bekerja selama 2 tahun, dan
tenaganya masih dibutuhkan oleh perusahaan. Sedangkan tenaga kontrak,
mereka wajib memperbaharui kontrak tersebut setiap 2 tahun sekali.
b. Sistem Penggajian
Sistem penggajian di PT.SidoMuncul dibagi menjadi dua bagian
xliii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
xliv
a. Mingguan
Sistem ini berlaku bagi karyawan harian (karyawan bagian
produksi). Penggajian biasanya diberikan pada hari Jumat dan
besarnya gaji yang diterima dalam satu bulan disesuaikan dengan
UMK dari daerah setempat dan ditambah dengan uang makan per
hari sebesar Rp12.000,-. Besarnya pendapatan tersebut, merupakan
gaji pokok bagi karyawan.
b. Bulanan
Sistem ini berlaku bagi karyawan kantor atau setiap kepala
bagian usaha dimana gaji ini diberikan di akhir bulan.
c. Sistem Pengembangan Tenaga Kerja
Ø PT. SidoMuncul tidak memberlakukan promosi dan mutasi.
Kebijaksanaan tersebut sesuai dengan ketentuan yang sudah
ditetapkan.
Ø PT. SidoMuncul juga memberikan sanksi kepada karyawan
interdispliner. Sebelumnya sering diadakan atau diberi pengarahan
agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Jika pun ada
karyawan yang terkena PHK yang berhubungan dengan adanya
pelanggaran peraturan, maka perusahaan tidak akan memberikan
pesangon dan sebagai gantinya perusahaan hanya akan
memberikan gaji yang menjadi jatahnya selama mereka bekerja di
PT. SidoMuncul. Sedangkan apabila mereka mengundurkan diri,
maka perusahaan akan memberikan pesangon.
Ø Hak dan Kewajiban Karyawan
Karyawan di PT. SidoMuncul mempunyai hak
1. Mendapatkan gaji sesuai dengan ketentuan
Sistem penggajian pada PT. SidoMuncul dibagi
menjadi dua yaitu mingguan dan bulanan. Untuk tenaga
produksi akan diberikan setiap minggunya dengan gaji per
bulan sebesar UMK dan ditambah dengan uang makan
sebesar Rp 12.000,-. Sedangkan untuk karyawan staf atau
xliv
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
xlv
xlv
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
xlvi
xlvi
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
xlvii
xlvii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
xlviii
d. Jam Kerja
Jumlah karyawan PT. SidoMuncul secara keseluruhan adalah 3000
orang. PT. SidoMuncul beroperasi selama 300 hari per tahun dan per
harinya selama 8 jam. Jam kerja efektif antara hari Senin sampai dengan
hari Jumat, sedangkan hari Sabtu dan Minggu digunakan untuk perbaikan
dan pemeliharaan peralatan.
Berdasarkan waktu pembagian kerjanya, PT. SidoMuncul membagi
dua kelompok kerja yaitu karyawan produksi dan karyawan staf.
Pembagian jam kerja pun dibedakan berdasarkan kelompok kerja, antara
lain:
1. Karyawan staf yaitu karyawan yang tidak menangani proses
produksi secara langsung. Jam kerja karyawan staf dari mulai
pukul 08.00 WIB sampai dengan pukul 16.30 WIB. Disamping
karyawan tetap, PT.SidoMuncul juga memiliki beberapa tenaga
ahli sebagai konsultan misalnya saja untuk bidang riset,
perpajakan, agronomi dan lain-lain.
2. Karyawan produksi, yakni karyawan yang menangani proses
produksi secara langsung.
Jam kerja karyawan produksi dibagi menjadi tiga shif dan
bekerja secara bergantian dengan pengaturan sebagai berikut:
- Shif I : pukul 06.30 – 14.30 WIB
- Shif II : pukul 14.30 – 22.30 WIB
- Shif III : pukul 22.30 – 06.30 WIB
Jam di luar kerja tersebut dianggap sebagai jam lembur
dengan sistem penggajian dihitung perjam kerja lembur. Untuk 1
jam pertama, karyawan mendapatkan tambahan gaji sebesar Rp
10.000,- sedangkan untuk 1 jam berikutnya akan mendapatkan
tambahan beberapa persen dari besarnya pendapatan selama 1
jam pertama. Setiap hari karyawan memperoleh istirahat selama
1 jam pada jam 12.00 s/d 13.00 WIB bersamaan dengan waktu
xlviii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
xlix
xlix
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
l
l
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
li
li
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
lii
Ä Jumlah : 6 buah
Ä Spesifikasi
- Temperatur : 900C – 1000C
i. Nama alat : Incenerator
Ä Fungsi : Membakar sisa pembungkus yang terbuat
dari alumunium yang sudah tidak terpakai,
sehingga dapat didaur ulang.
Ä Jumlah alat : 1 buah
Ä Spesifikasi
- Bahan bakar : Petrodisel
- Temperatur : 1200 0C
j. Nama alat : Traktor / bighoe
Ä Fungsi : Untuk mengolah atau membalik
tumpukkan sisa-sisa produsi jamu / ampas
produksi yang dijadikan pupuk organik
agar tumpukkan tersebut mendapatkan
sinar matahari yang cukup.
Ä Jumlah alat : 3 buah
Ä Spesifikasi
- Bahan bakar : Solar
k. Nama alat : Power (Boiler)
Ä Fungsi : Sebagai sumber energi panas yang berupa
uap air, yang digunakan untuk
memanaskan ketel bahan sewaktu proses
penyulingan berlangsung.
Ä Jumlah : 1 buah
Ä Spesifikasi
- Temperatur : 1000C
l. Nama alat : Ketel Bahan
Ä Fungsi : Menampung bahan yang akan didestilasi
Ä Jumlah : 12 buah
lii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
liii
Ä Spesifikasi
- Kapasitas : 1200 kg/ hari
m. Nama alat : Kondensator
Ä Fungsi : Sebagai pendingin dan sebagai saluran
tempat
mengalirnya uap air yang masih
bercampur dengan minyak atsiri.
ÄJumlah : 12 buah
n. Nama alat : Sparator
Ä Fungsi : Sebagai tempat untuk memisahkan air dan
minyak. Setelah terbentuk dua lapisan
yaitu lapisan atas minyak dan lapisan
bawah air, maka air akan dikeluarkan
melalui keran dibagian bawah.
Ä Jumlah : 7 buah
2. Mekanisme kerjanya mesin
a. Mesin Penyangrai
liii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
liv
liv
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
lv
lv
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
lvi
Keterangan:
1. Penutup alat 5. Ayakan
2. Penahan ayakan 6. Tempat hasil ayakan
3. Roda penggerak 7. Motor penggerak
4. Ban penggerak
Mesin ini bekerja dengan gerakan berulang-ulang, sehingga
bahan yang lolos ayakan akan jatuh ke tempat penampungan di
bawahnya.
e. Mesin Pencampur (Mixer)
lvi
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
lvii
lvii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
lviii
Keterangan:
1. Corong
2. Piringan berputar
3. Tempat keluarnya serbuk
4. Kemasan
Mesin ini dirancang sedemikian rupa sehingga takaran berat
serbuk yang dihasilkan sama antara lubang yang satu dengan lubang
lainnya. Lubang-lubang ini terletak pada piringan yang berputar dengan
takaran masing-masing ± 7 gram. Serbuk yang jatuh kemudian masuk ke
dalam alat yang telah disiapkan secara manual.
h. Mesin Pengelas
lviii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
lix
i. Incenerator
lix
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
lx
l. Ketel Bahan
Prinsip kerja alat ini adalah bahan yang akan didestilasi
dimasukkan ke dalam ketel bahan. Kapasitas ketel bahan per satu kali
penyulingan adalah 120kg. Ketika bahan dimasukkan, ketel bahan harus
dalam keadaan dingin, setelah itu bahan dimasukkan dan ditambah
dengan air hingga semua bahan tercelup. Setelah itu ketel ditutup rapat
dan bahan siap untuk didestilasi.
m. Kondensator
Prinsip kerja alat ini adalah sebagai pipa tempat mengalirnya uap
air yang terbentuk yang masih bercampur dengan minyak atsiri dan
sebagi pendingin selama proses destilasi berlangsung.
n. Sparator
Prinsip kerja alat ini adalah sebagi tempat penampung minyak
atsiri yang terbentuk yang masih bercampur dengan uap air. Sehingga
setelah didiamkan (didinginkan pada suhu ruang) selama beberapa jam
maka akan terbentuk dua lapisan. Lapisan atas adalah minyak sedangkan
lapisan bawah adalah air, sehingga air akan dikeluarkan melalui keran
dan minyak atsiri hasil penyulingan dapat diambil.
D. Penyediaan Bahan Baku
1. Bahan baku yang dipergunakan
Bahan baku yang digunakan oleh PT.SidoMuncul pada saat ini
terdapat 150 jenis bahan. Bahan tersebut meliputi akar, rimpang, daun,
bunga, buah, dan biji. Beberapa macam bahan yang digunakan dalam
pembuatan produk Tolak Angin antara lain yaitu
a. Kayu Ules
Kayu ules (Helicteres isora L) merupakan tumbuhan perdu
dengan tinggi sampai 4 meter, berbatang basah, kulit kayu berserat-
serat. Bagian tanaman yang digunakan adalah akar, buah, kulit kayu.
Kandungan kimianya meliputi pigmen kloroplas, pitosterol, saponin,
gula, flobatanin, asam hidroksikarboksilat. Khasiatnya antara lain
stomatik dan antipiretik (Anonim d, 2007)
lx
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
lxi
b. Cengkeh
Hasil penyulingan cengkeh berupa minyak atsiri atau terkenal
dengan sebutan clove oil. Minyak cengkeh mengandung 70 – 90 %
eugenol. Eugenol mampu menjadi zat anti jamur dan anti septik serta
campuran obat gosok hangat, pereda nyeri. Sebenarnya semua
bagian tanaman cengkeh mengandung minyak atsiri, mulai akar,
kulit, bunga, daun maupun tangkainya. Hanya saja akar paling tinggi
terdapat pada bunga, tangkai, dan daunnya. Pada bunga kandungan
minyak atsirinya mencapai 20%, sementara itu kandungan minyak
atsiri yang terdapat pada daun-daun cengkeh kering antara 1-3%.
Banyak sedikitnya minyak atsiri yang dihasilkan dari proses
penyulingan dipengaruhi oleh proses dan kondisi penyulingan serta
waktu gugurnya daun. Proses penyulingan yang tidak tepat juga akan
berpengaruh pada kualitas minyak. Demikian juga daun-daun yang
gugur pada musim hujan, kandungan minyaknya sangat rendah.
Sebaliknya daun-daun cengkeh yang gugur pada musim kemarau
akan mempunyai kandungan minyak yang sangat tinggi
(Junaedi,2008)
c. Jahe
Kandungan enzim protease dan lipase yang terkandung dalam
jahe berfungsi untuk memecah protein dan lemak. Enzim inilah yang
membantu mencerna dan menyerap makanan sehingga
meningkatkan nafsu makan. Jahe yang melindungi sistem
pencernaan dengan menurunkan keasaman lambung. Senyawa aseton
dan methanol pada jahe yang mampu menghambat terjadinya iritasi
pada saluran pencernaan, manfaat nyeri lambung bisa dikurangi
dengan mengkonsumsi jahe. Peradangan pada arthiris / radang sendi
juga bisa ditanggulangi dengan banyak mengkonsumsi jahe, karena
jahe menghambat produksi prostaglandin, hormon dalam tubuh yang
dapat memacu peradangan (Sutomo, 2008)
lxi
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
lxii
d. Madu
Madu dihasilkan oleh lebah dari sari bunga yang biasa disebut
nektar. Nektar tersebut bisa diolah oleh lebah menjadi madu setelah
ditambah dengan enzim. Royal jelly mempunyai kandungan gizi
yang tinggi dan lengkap karena kaya akan berbagai macam protein,
vitamin, asam amino esensial, mineral, enzimdan hormon yang
mutlak diperlukan oleh tubuh manusia dan mempunyai kandungan
lebih dari 30 jenis asam amino (termasuk 8 asam amino esensial)
yang semuanya diperlukan oleh tubuh manusia terutama untuk
melawan sumber penyakit dari luar yang berbahaya dan
mempercepat proses perbaikkan sel-sel tubuh yang rusak dan
percepatan regenerasi sel-sel yang baru (Anonim e, 2008)
e. Daun Adhas
Adhas (Foeniculum vulgare mill) mempunyai kandungan zat
yang terdiri dari minyak terbang (0,3-0,6%) dan mempunyai kadar
ethanol yang tinggi. Daun adhas ini mempunyai kegunaan untuk
memperbaiki rasa obat (corrigens) dan penggunaannya selalu
bersama dengan pulosari. Salah satu jenisnya adalah adhas sowa
(Peucedanum gravealus B dan N, Anethumgraveolens linn, Anethum
Sowa DC) yang mempunyai kandungan 2-3% minyak terbang
“limoneen” dan “carvan” yang dinamakan “dill-apiol”, rumus
bangunannya C12H14O4 (Hager). Adhas sowa ini mempunyai
kegunaan untuk menghilangkan perut kembung
(Sastroamidjojo,2001)
Adas atau adas pedas (Feniculum vulgare Miller), merupakan
suku adas-adasan atau Apiaceae lebih lama dikenal sebagai salah
satu komponen pengobatan tradisional. Minyak adas yang dikandung
bijinya menjadi salah satu komponen minyak telon. Tumbubuhan
berbentuk herbal yang berbau harum, berwarna hijau terang, tegak
dan dapat mencapai 2 meter tingginya. Daunnya tumbuh tinggi
hingga 40 cm panjangnya., berbentuk pita dengan segmen terakhir
lxii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
lxiii
dalam bentuk rambut, kira-kira selebar 0,5 mm. Buahnya adalah biji
kering dari 4-9mm panjangnya dengan lebar separuh panjangnya dan
mempunyai alur. Bijinya yang dikeringkan dikenali sebagai biji adas.
Daun adas digunakan sebagai makanan oleh larva bebebrapa spesies
Lepidoptera, termasuk rama-rama (amphipyra tragopoginis) dan
Anise swallowtail (Anonim f, 2008)
Buah adas berbentuk lonjong berusuk, panjangnya 6 – 10 mm,
lebar 3 – 4 mm, masih muda berwarna hijau setelah tua berwarna
coklat agak hijau atau coklat agak kuning sampai sepenuhnya coklat.
Namun, warna buahnya tergantung negara asalnya. Buah masak
mempunyai bau khas aromatik, bila dicicipi rasanya relatif seperti
kamfer. Adas menghasilkan minyak adas atau yang merupakan hasil
sulingan serbuk buah adas yang masak dan kering. Ada 2 macam
minyak adas, manis dan pahit. Keduanya digunakan dalam industri
obat-obatan. Adas juga dipakai untuk bumbu atau digunakan sebagai
bahan yang dapat memperbaiki rasa dan mengharumkan ramuan
obat. Biasanya adas digunakan bersamaan dengan kulit batang
pulosari.
Adas mengandung minyak atsiri, antara lain yaitu
· Oleum Foenicoli 1 – 6%
· Anetol 50 – 60%
· Fenkom, pinen, limonen, dipenten, felandren,
metilchavikol, anisaldehid, asam anisat ± 20%
· Minyak lemak 12%
Kandungan Anetol yang menyebabkan adas mengeluarkan aroma
yang khas dan berkhasiat karminatif. Minyak adas yang mengandung
anetol, fenkon, chavical an anisaldehid berkhasiat menyejukkan
saluran cerna dan bekerja menyerupai perangsang nafsu makan
(Anonim g, 2008)
Kandungan minyak atsiri adas bervariasi antara 0,6 – 6%. Buah
yang terletak ditengah-tengah payung umumnya mengandung
lxiii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
lxiv
minyak atsiri yang lebih tinggi dan baunya lebih tajam dibandingkan
dengan buah yang terletak di bagian lain. Iklim dan waktu panen
sangat menentukan kandungan minyak atsiri.
Tabel 2.1 Kadar Minyak Atsiri
Asal daerah Kadar Anethol Fenchone Estragol
(gr/100 ml)
Jawa Barat 3,83 43,3 33,3 15,3
Jawa Tengah 4,39 44,5 16,9 22,7
Sumber: Risfaheri dan Makmun, 1999
Minyak atsiri yang paling utama dari varietas dulce mengandung
etanol (50–80%), limunene (5%), fenchone (5%), estragol (methyl-
chavicol), safrol, alphapinene, beta-myrcene dan pcymen
(Anonim h, 2008)
2. Cara / sistem pengadaan bahan baku
Bahan baku yang dipakai oleh PT. SidoMuncul pada saat ini terdapat
150 jenis bahan. Bagian bahan yang diambil meliputi akar, rimpang, daun,
bunga, buah dan biji. Kesemua bahan baku tersebut diperoleh dengan cara
menanam dan mengembangkan tanaman yang berkhasiat sebagai bahan obat
dengan menanamnya sendiri di perkebunan dan kerjasama dengan para
petani dalam bentuk kemitraan. Selain itu, PT.SidoMuncul memperoleh
bahan baku dengan cara mengimpor bahan jamu yang tidak diperoleh di
Indonesia. Disamping itu, sebagian besar bahan baku yang digunakan dalam
pembuatan jamu berasal dari daerah Tawangmangu - Jawa Tengah. Hal ini
disebabkan karena kualitas dan kuantitas produk bahan baku dari daerah
tersebut sangat baik dan sesuai dengan standar kualitas mutu di
PT.SidoMuncul.
lxiv
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
lxv
E. Proses Pengolahan
1. Tahap dan proses yang dikerjakan
ÄProses Pembuatan Jamu
Secara umum proses produksi yang dilakukan oleh PT.SidoMuncul
melalui beberapa tahap yang mengikuti prinsip FIFO (First In First
Out). Setiap langkah produksi yang dilakukan oleh PT.SidoMuncul
mengikuti standar CPOB (Cara Pembuatan Obat yang Baik). Adapun
proses produksi jamu di PT.SidoMuncul adalah sebagai berikut:
a. Tahap persiapan bahan baku
Bahan baku yang diperoleh dari suplier disortir terlebih
dahulu untuk dipilah-pilah sesuai dengan jenisnya, hal ini
dikarenakan bahan baku pembuatan jamu mayoritas pada
umumnya bentuk dan warna kulitnya hampir sama. Selain itu hal
tersebut juga bertujuan untuk memilah-milah bahan yang dipakai
atau layak dipakai
b.Tahap pencucian bahan
Bahan baku yang sudah dipilah-pilah, maka untuk
selanjutnya akan dicuci hingga bersih.
c. Tahap pengovenan
Setelah bahan baku dicuci bersih, maka bahan tersebut segera
dioven untuk mengurangi kadar air yang terkandung didalam
bahan. Sehingga diharapkan bahan tersebut mempunyai daya tahan
yang panjang. Setelah proses pengovenan selesai maka sebagian
bahan yang dihasilkan dari proses pengovenan akan disimpan
didalam gudang bahan baku, sedangkan sebagian lagi dapat segera
diproses.
d.Tahap penggilingan I
Setelah bahan dioven, maka bahan tersebut akan menjadi
kering sebab kandungan air yang terkandung didalam bahan sudah
berkurang, sehingga sifat bahan menjadi kering dan mudah untuk
digiling.
lxv
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
lxvi
e. Tahap penggilingan II
Pada tahap penggilingan II ini, bahan yang digunakan dalam
pembuatan obat cair dan serbuk dibedakan. Untuk memproduksi
jamu serbuk, maka setelah bahan di giling pada tahap I maka bahan
tersebut akan diperhalus lagi melalui tahap ke-II.
f. Tahap pengayakan
Proses pengayakkan ini hanya digunakan untuk memproduksi
jamu serbuk saja. Setelah bahan digiling, maka bahan akan diayak
dengan ayakan yang berukuran 30 mesh.
g.Tahap pembuatan jamu
Ada beberapa cara pembuatan jamu di PT. Sido Muncul,
tergantung dari jenis bahan baku yang digunakan dan jenis fisik
jamu yang akan dibuat. Bentuk proses pembuatan jamu antara lain
sebagai berikut:
1. Proses pembuatan jamu serbuk
2. Proses pembuatan jamu cair
3. Proses pembuatan jamu dari daun dan akar-akaran
4. Proses pembuatan jamu instan dari empon-empon
5. Proses pembuatan jamu pil
6. Proses pembuatan jamu kapsul
7. Proses Pembuatan jamu tablet
Proses pembuatan jamu di PT.SidoMuncul ini terkenal
dengan sebutan CPOB (Cara Pembuatan Obat yang Baik).
h.Tahap pengemasan
Tahap Jamu yang sudah dibut kemudian di kemas kedalam
pengemas yang sudah tersedia. Biasanya pengemasan jamu ini
memiliki ruang tersendiri, sebab jamu merupakan produk yang
rentan terhadap kontaminasi.
i. Tahap pengepakan
Setelah produk jamu dikemas, maka produk tersebut
dimasukkan ke dalam kardus yang disesuaikan sesuai jenis produk
lxvi
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
lxvii
lxvii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
lxviii
lxviii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
lxix
lxix
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
lxx
Disortasi
Pencucian
Pengovenan
Jamu Serbuk
lxx
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
lxxi
Disortasi
Pencucian
Pengovenan
Perajangan
Diekstrak
Pengemasan
Pendinginan
Minyak atsiri
lxxi
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
lxxii
lxxii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
lxxiii
lxxiii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
lxxiv
lxxiv
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
lxxv
lxxv
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
lxxvi
lxxvi
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
lxxvii
lxxvii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
lxxviii
F. Pengendalian Mutu
Pengendalian mutu merupakan suatu tindakan yang bertujuan untuk
mempertahankan mutu pada tingkat yang masih dapat diterima oleh
konsumen, tetapi dengan biaya produksi seminimal mungkin. Pengendalian
mutu sangat penting dalm proses produksi untuk melindungi dan menjaga
mutu produk sehingga produk yang dihasilkan mempunyai mutu yang baik,
dan memiliki harga jual yang masih dapat dijangkau oleh konsumen. Dengan
lxxviii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
lxxix
lxxix
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
lxxx
b. Kencur
Kencur (Kaempferia galanga) termasuk suku tumbuhan
Zingeberaceae dan digolongkan sebagai tanaman empon-empon
yang mempunyai daging buah paling lunak dan tidak berserat dan
konsentrat. Rimpang kencur mengandung pati (4,14%), mineral
(13,73%) dan minyak atsiri (0,012) berupa seneol, asam metil kanil
dan penta dekanasam sinomic, ethil ester, asan sinamic,borneol,
asam anisic, alkohol dan gom. Daging buah kencur berwarna putih
dan kulit luarnya berwarna coklat. Manfaatnya dapat digunakan
untuk obat radang lambung. Radang anak telinga, influenza pada
bayi, masuk angin, sakit kepala, batuk, diare, memperlancar haid,
dan lain-lain
lxxx
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
lxxxi
c. Temulawak
Kandungan zat yang terdapat pada rimpang temulawak terdiri
atas pati, abu, serat dan minyak atsiri. Rimpang yang dihasilkan dari
dataran tinggi lebih banyak kandungan minyak atsirinya bila
dibandingkan dengan rimpang dari dataran rendah. Kelebihan
rimpang yang dihasilkan dari dataran rendah antara lain kandungan
patinya lebih tinggi bila dibandingkan dengan rimpang dari dataran
tinggi. Komponen utama kandungan zat yang terdapat dalam
rimpang temulawak adalah zat kuning yang disebut “kurkumin” dan
juga protein, pati serta zat-zat minyak atsiri. Minyak atsiri
temulawak mengandung phelandre, kamfer, borneol, xanthorrhizol,
turmerol, dan sineol. Kandungan kurkumin dalam rimpang
temulawak berkisar antara 1,6%-2,22% dihitung berdasarkan berat
kering. Berat kandungan kurkumin dan zat-zat minyak atsiri tadi,
diduga merupakan penyebab berkhasiatnya temulawak. Kegunaan
temulawak cukup banyak dan beragam bagi pengobatan berbagai
penyakit. Diantaranya adalah obat sakit gangguan hati, demam, sakit
kuning, pegal-pegal, sembelit, ;obat kuat (tonikum), perangsang air
susu (laktogaga) dan obat peluruh haid (emmenagogum). Pemakaian
rimpang temulawak sebagai obat, ternyata secara farmakologis
memberikan pengaruh positif terhadap kandungan empedu, hati, dan
pankreas. Pengaruhnya terhadap empedu antara lain dapat mencegah
pembentukan batu empedu dan kolesistisis. Sementara pengaruh
terhadap hati, diantaranya adalah berpengaruh baik terhadap
pengobatan penyakit hati menahun. Pengaruh positif terhadap
pankreas cukup banyak, diantaranya dapat merangsang sekresi
berikut fungsi pankreas, menambah selera (nafsu) makan,
mempengaruhi kontraksi dan tonus usus halus, bersifat bakterisid
dan bakteriostatik, membantu kerja sistem hormonal metabolisme
dan fisiologi organ tubuh. Disamping itu kandungan zat dalam
rimpang temulawak bersifat diuretik dan tidak bersifat serogenik.
lxxxi
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
lxxxii
G. Pengepakan
1. Bahan Pengemas
Produk jamu yang diproduksi oleh PT.SidoMuncul pada umumnya
dikemas dengan menggunakan plastik metalize (plastik tipis yang berlapis
laminates dengan logam atau alumunium). Sehingga pengemas bagian
dalam terlihat lebih mengkilap. Palstik metalize ini lebih sulit menyerap air,
minyak dan udara bila dibandingkan dengan kertas ersat (perkamen)
sehingga dapat meningkatkan mutu produk, memperbaiki penampilan, dan
menarik minat konsumen, tanpa meningkatkan harga jual karena biaya
produksinya dibuat tetap. Keuntungan lain dari penggunaan kertas plastik
metalize antara lain kertas plastik tersebut dapat langsung diberi label,
sehingga tidak memerlukan kemasan luar. Hal tersebut sesuai dengan tujuan
pengemasan sendiri sebagai media iklan dimana kemasan yang menarik
mendorong konsumen agar mengkonsumsi produk tersebut. Disamping itu
kemasan tersebut didesain dengan warna dan gambar yang meriah sehingga
warna dan gambar tersebut mencerminkan keberadaan perusahaan yang
memproduksinya. Kemasan juga memberikan sejumlah informasi pada
konsumen mengenai bahan baku, tanggal kadaluarsa, status halal atau
tidaknya yang disesuaikan dengan syarat Depkes RI. Keterangan tersebut
harus dibuat sesuai dengan keadaan yang sebenar-benarnya dengan
menjamin konsumen akan mutu dari produk yang dihasilkan. Sedangkan
penutupan kertas plastik tersebut dengan menggunakan nesin pengelas.
2. Cara Pengemasan
Proses pengemasan pada produk jamu di PT.SidoMuncul biasanya
berdekatan dengan ruang pengemasan. Kedua proses ini biasanya berada
pada ruang tertutup dan ruangan ini bersuhu 260C dengan kelembaban
ruangan 78%. Hal ini dikarenakan agar mikroba yang terdapat pada ruangan
tersebut dapat dinonaktifkan, sehingga produk tidak akan mudah
terkontaminasi. Produk jamu yang sudah jadi dan hendak dikemas, biasanya
dimasukkan terlebih dahulu ke mesin pengisi serbuk yang mempunyai
kapasitas ± 4 kg. Begitu pula dengan kemasannya yaitu kertas pastik
lxxxii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
lxxxiii
metalize juga dimasukkan ke dalam mesin pengisi serbuk. Setelah ini mesin
akan bergerak secara otomatis dan produk yang keluar dari mesin per
kantong atau per kemasan sudah mempunyai berat yang sama.
Penutupan kertas plastik metalize umumnya menggunakan mesin
pengelas. Biasanya temperatur yang digunakan untuk menutup plastik ini
berkisar 900C – 1000C, karena bila lempeng besi terlalu panas maka plastik
tersebut dapat leleh dengan sendirinya. Sehingga untuk mengatasi hal
tersebut, maka apabila lempeng besi sudah terlalu panas maka lempeng besi
akan disikat dengan air. Untuk itu pada mesin pengelas harus diatur agar
proses penutupan yang berdasarkan daya leleh plastik dapat maksimal.
Disamping itu, perekatan dengan waktu yang lebih lama dari prosebur
membuat kemasan hancur dan menghilangkan fungsi dari kemasan tersebut.
Setelah proses pengemasan selesai, biasanya para karyawan menyimpan
produk-produk jamu tersebut ke dalam kardus dan siap untuk disimpan di
dalam gudang. Pada proses pengepakan ini dilakukan secara manual oleh
para pekerja.
3. Cara Penyimpanan
Selanjutnya produk jamu yang sudah dikemas di dalam kardus
disimpan ke dalam gudang, karena mutunya dapat berkurang. Hal ini
disebabkan oleh penyimpanan yang tidak tepat. Penyimpanan/penggudangan
dilakukan di ruangan tertutup namun pencahayaan masih cukup terhadap
serangan serangga serta suhu yang sesuai dengan suhu kamar. Pada
umumnya gudang tempat penyimpanan produk dibuat berpetak-petang
dimana setiap petaknya diberi alas kayu. Hal ini bertujuan agar produk tidak
bersentuhan secara langsung dengan lantai, sehingga hal tersebut dapat
mengurangi kerusakan pada produk yang diakibatkan oleh bakteri maupun
jamur. Sebab suhu ruang didaerah tersebut terhitung rendah bila
dibandingkan dengan daerah-daerah lainnya. Disamping itu hal tersebut juga
mempermudah pengambilan produk dengan traktor. Selain itu, produk yang
disimpan didalam gudang akan diberi penutup agar produk yang disimpan
tidak rusak apabila terjadi kebocoran pada ruang penyimpanan.
lxxxiii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
lxxxiv
H. Pemasaran
1. Cara Pemasaran
Proses pemasaran produk jamu di PT.SidoMuncul antara lain yaitu
melalui beberapa cara, seperti penjualan di toko yang berada di lokasi
perusahaan maupun di outlet-outlat yang sengaja dibuka untuk memasarkan
berbagai produk dari PT.SidoMuncul. Selain itu dalam acara-acara /
kegiatan yang diadakan baik oleh institusi pemerintah maupun swasta,
PT.SidoMuncul juga selalu berperan serta melaului pendirian stan / outlet
yang menjual berbagai produk dari perusahaan dan menjadi sponsor
berlangsungnya acara tersebut. Disamping itu, pemasaran produk dari
PT.SidoMuncul ini juga dilaksanakan di berbagai supermarket baik dengan
membuka outlet-outlet maupun menitipkan produknya ke supermarket
tersebut. Pemasaran produk ini juga dilakukan oleh karyawan yang bertugas
sebagai sales yang bertugas mempromosikan produk jamu pada konsumen
secara langsung maupun pada toko maupun agen/distributor makanan
seperti toko dan warung kelontong. Selain itu strategi pemasaran dijalankan
melalui iklan diberbagai media massa dan media elektronik seperti surat
kabar, radio dan televisi.
2. Cara Distribusi Produk
Distribusi produk dari PT.SidoMuncul sudah dilaksanakan
berdasarkan metode FIFO (First In First Out). Distribusi produk ini biasanya
dipasarkan melalui agen-agen dan selesmen. Seperti dilaksanakan dengan
menitipkan produk-produk tersebut ke supermarket. Selain itu, Pemasaran
produk ini juga dilakukan oleh karyawan yang bertugas sebagai sales yang
bertugas mempromosikan produk jamu pada konsumen secara langsung
maupun pada toko maupun agen / distributor makanan seperti toko dan
warung kelontong.
3. Lokasi Pemasaran
Pemasaran produk jamu PT.SidoMuncul sangatlah luas. Mulai dari
kota tempat pabrik atau perusahaan beroperasi hingga seluruh indonesia,
lxxxiv
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
lxxxv
lxxxv
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
lxxxvi
lxxxvi
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
lxxxvii
lxxxvii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
lxxxviii
lxxxviii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
lxxxix
lxxxix
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
xc
xc
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
xci
xci
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
xcii
xcii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
xciii
xciii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
xciv
cair berasal dari air sisa cucian bahan. Limbah ini dialirkan ke Instalasi
Pengolahan Air Limbah (IPAL) untuk diendapkan sisa-sisa lumpur atau
tanahnya. Air yang sudah memenuhi syarat dialirkan ke sungai dan juga
dipakai untuk air perkebunan yang ada di pabrik.
Pengolahan limbah tersebut ditangani secara langsung ileh Divisi
Lingkungan dan Proses.
a. Instalasi Pengolahan Air limbah (IPAL)
Mula-mula air limbah ditampung dalam sump tank dimana di
dalamnya terjadi proses pencampuran agar homogen. Setelah
mencapai ketinggian atau level tertentu, air limbah dialirkan menuju ke
bak ekualisasi dengan menggunakan sump pump.
Pada bak ekualisasi, ke dalam aliran limbah ditambahkan zat-zat
kimia seperti:
· Alumunium Sulfat (AlSO4) yang berfungsi untuk membentuk
bibit flugulan (fluk)
· Polimer yang berfungsi untuk memperbesar ukuran flok yang
terbentuk sehingga lebih mudah mengendap an mudah diikat.
· Soda kaustik (NaOH2) berfungsi untuk menetralkan pH limbah.
Dengan demikian terjadi penetralan pH, pembentukan flok serta
pembesaran ukuran flok selama aliran limbah mengalir dari bak
ekualisasi menuju ke bak sedimentasi I.
Air limbah dialirkan ke bak sedimentasi I dengan debit sebesar
14m3/jam dan harus dalam keadaan netral. Aliran tersebut kemudian
dimasukkan ke bak sedimentasi I dengan sistem outlet pipa pada kanal
I dibuat memanjang dengan lubang-lubang sepanjang pipa, tujuannya
agar aliran yang keluar lebih merata (tidak terjadi pemusatan aliran).
Flok-flok pada kanal I akan saling berkaitan berkembang membentuk
flok yang lebih besar menuju kanal ke II dari sebelah bawah. Pada
kanal kedua dipasang lamela untuk menghambat flok-flok naik ke atas,
flok-flok yang berat akan turun pada pengumpul sludge dan sludge
dibuang secara berkala dengan motorize valve yang diatur oleh timer.
xciv
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
xcv
xcv
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
xcvi
xcvi
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
xcvii
xcvii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
xcviii
xcviii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
xcix
Air limbah
Bak sedimentasi I
Aeration tank
Bak sedimentasi II
xcix
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
c
c
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ci
No Parameter Kandungan
Padat Cair
1. C-organik (%) >1 2 ³ 4 ,5
2. C/N ratio 10 – 25 -
3. Bahan ikutan (%) maks 2 -
(krikil, beling, plastik) 4 -1 2 -
4. Kadar air (%): 1 3 -2 0 -
- granul
- curah
6. pH 4-8 4-8
ci
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
cii
Sampah
Grinding
Sortasi I
Pencampuran
Sortasi II
Pengeringan
Kompos
cii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ciii
ciii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
civ
civ
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
cv
cv
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
cvi
Sampah
+ EM 4 Pencampuran
Pelapukkan
Pengeringan
Kompos
cvi
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
cvii
cvii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
cviii
Sampah
Penampungan
Pendinginan
Abu Usable Un-usable
residu residu
Precipitation
cviii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
cix
cix
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
cx
cx
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
cxi
cxi
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
cxii
cxii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
cxiii
BAB V
PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN
A. Pembahasan
Obat tradisional telah dikenal secara turun temurun dan digunakan
oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan akan kesehatan. Pemanfaatan
obat tradisional pada umumnya lebih diutamakan sebagai upaya menjaga
kesehatan (preventif) meskipun ada pula sebagai upaya pangobatan suatu
penyakit (kuratif). Obat tradisional itu sendiri merupakan obat-obatan yang
diolah secara tradisional, turun-temurun, berdasarkan resep nenek moyang,
adat istiadat, kepercayaan, atau kebiasaan setempat, baik bersifat magic
maupun pengetahuan tradisional. Selain itu kelebihan dari pengobatan dengan
menggunakan ramuan tumbuhan tradisional tersebut ialah tidak adanya efek
samping yang ditimbulkan seperti yang sering terjadi pada pengobatan
kimiawi.
Khasiat obat tradisional telah meningkatkan popularitas obat
tradisional itu sendiri. Hal ini terbukti dari semakin banyaknya industri jamu
dan industri farmasi yang memproduksi obat tradisional untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat. Banyaknya pendirian bebagai industi jamu ini
diharapkan dapat menggerakan sektor pertanian, industri dan UKM, dengan
cara meningkatkan kesejahteraan petani, khususnya tanaman obat-obatan.
PT.SidoMuncul merupakan salah satu dari sekian banyak industri yang
mengolah komoditas tanaman obat-obatan. PT.SidoMuncul termasuk industri
skala besar yang bergerak dalam bidang herbal.
Seiring berkembangnya perusahaan dan semakin meningkatnya
permintaan masyarakat akan produk jamu, maka semakin banyaknya juga
limbah yang dihasilkan. Untuk itu proses sanitasi dan pengolahan produk sisa
hasil produksi sangatlah dibutuhkan. Sebab proses sanitasi ini harus diolah
hingga sedemikian rupa agar sisa produk akhir tidak mencemari lingkungan
dan dapat digunakan lagi untuk pemprosesan berikutnya. Air limbah tersebut
harus diolah terlebih dahulu, hal ini bertujuan agar air limbah mempunyai
cxiii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
cxiv
kualitas yang sama dengan kualitas air lingkungan yang tidak bersifat toksik
bagi organisme maupun bagi manusia yang memanfaatkannya. Seperti halnya
sanitasi air (sanitasi cair), air limbah industri umumnya berasal dari pencucian
bahan baku, pencucian alat-alat produksi, pembersihan ruangan produksi serta
penggunaan kamar mandi. Pada umumnya komponen pencemaran air ini
terdiri dari beberapa bagian, antara lain yaitu pencemaran bahan buangan
padat, bahan buangan organik, bahan buangan anorganik, bahan buangan
olahan pangan, bahan buangan cairan minyak, bahan buangan zat kimia, dan
bahan buangan berupa gas.
PT. SidoMuncul merupakan salah satu perusahaan berskala besar yang
bergerak dalam bidang herbal, salah satu produk andalannya adalah produk
jamu disamping produk makanan dan minuman seperti mie instan dan kecap.
Maka dari itu, proses sanitasi limbahnya dapat dikelompokkan ke dalam tiga
bagian yaitu limbah padat, limbah organik dan limbah anorganik. Limbah
padat, umumnya berasal dari sisa-sisa atau ampas pembuatan jamu. Ampas ini
biasanya sebelum dibuang akan dikumpulkan kembali untuk diolah kembali.
Sebab ampas bahan-bahan tersebut masih mempunyai kandungan minyak
atsiri yang tinggi, misalnya ampas produk Tolak Angin yang terdiri dari ampas
jahe, ampas kencur, ampas daun adhas, ampas daun sirih dan lain sebagainya.
Untuk itu dibutuhkan pengolahan lebih lanjut untuk mendapatkan minyak
atsiri yang masih terkandung dalam bahan-bahan tersebut. Proses tersebut
biasanya disebut dengan proses penyulingan. Proses penyulingan dapat dibagi
menjadi tiga macam yaitu pengempaan (expression), ekstraksi menggunakan
pelarut (solvent extraction), dan penyulingan (destilation). Dari ketiga cara
tersebut, yang umumnya sering digunakan oleh PT.SidoMuncul untuk
mendapatkan minyak atsiri adalah cara ketiga atau yang terakhir, yaitu
penyulingan (destilation). Penyulingan itu sendiri salah satu cara untuk
mendapatkan minyak atsiri dengan cara mendidihkan bahan baku yang
dimasukkan kedalam ketel hingga terdapat uap yang diperlukan. Atau dengan
cara mengalirkan uap air jenuh (saturated atau superheated) dan ketel
pendidih air ke dalam ketel penyulingan. Penyulingan ini bertujuan untuk
cxiv
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
cxv
cxv
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
cxvi
sebanyak 1200kg per bulan akan dihasilkan minyak atsiri sebanyak ± 8 L. Dan
dalam sekali penyulingan dapat memakan waktu selama ± 10 jam. Maka dari
itu proses penyulingan di PT.SidoMuncul dibagi menjadi dua shif yaitu shif
pagi antara jam 06.00 – 14.30 WIB dan shif siang antara jam 09.00 – 17.30
WIB. Dalam proses penyulingan minyak atsiri, penambahan air tidak terlalu
dipentingkan seberapa banyaknya air yang digunakan. Biasanya air yang
digunakan tergantung dari banyak sedikitnya bahan yang akan disuling.
Sehingga air yang digunakan diharapkan dapat merendam semua bahan yang
hendak disuling. Hal ini bertujuan agar proses menguapan bahan dapat
berjalan dengan cepat. Minyak atsiri yang dihasilkan akan terbawa bersama
dengan uap air yang dihasilkan, sehingga minyak atsiri dan uap air yang
dihasilkan akan bercampur dan membentuk dua lapisan. Dimana lapisan atas
merupakan minyak atsiri yang dihasilkan dan lapisan bawah merupakan air.
Lapisan yang terbentuk akan dipisahkan dengan mesin sparator, sehingga air
akan dikeluarkan akan dialirkan secaara langsung ke kolam limbah untuk
diolah dan minyak atsiri yang dihasilkan dapat diambil. Pada umumnya
minyak atsiri yang dihasilkan biasanya digunakan untuk campuran pembuatan
jamu dan beberapa produk lainnya, seperti sabun aroma terapi.
Sedangkan penanganan limbah pada PT.SidoMuncul dibagi menjadi
yaitu limbah padat, limbah organik dan limbah anorganik. Limbah padat yang
dihasilkan di PT.SidoMuncul umumnya berupa sisa-sisa tempat atau wadah
pengemas jamu yang sudah tidak terpakai maupun yang sudah off grade atau
sudah melebihi tanggal kadaluarsa. Pada umumnya sisa wadah pengemas ini
terbuat dari plastik metalize yang dilapisi oleh alumunium foil yang sangat
sulit dibakar. Sehingga untuk mengatasi hal tersebut PT.SidoMuncul
menggunakan sebuah alat pembakaran yang disebut dengan incenerator.
Sebelumnya pada tahun-tahun silam, sisa wadah pengemas hanya bisa dijual
ke pedagang rosok saja. Tetapi dengan adanya mesin incenerator maka
pembakaran sisa-sisa wadah jamu dapat dibakar dengan sendirinya.
Disamping itu dengan adanya alat tersebut maka pendapatan perusahaan pun
juga ikut meningkat. Hal ini disebabkan karena sisa-sisa pembakaran tersebut
cxvi
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
cxvii
dapat didaur ulang kembali untuk dijadikan wadah pengemas jamu. Selain itu
sisa pembakaran yang dihasilkan juga dapat dijual ke tukang patri untuk
dibuat berbagai macam peralatan memasak, seperti wajan, panci, dandang, dan
lain sebagainya. Cara kerja mesin incenerator ini sangatlah rumit, dimana
bahan bakar yang digunakan adalah petrodisel. Pertama-tama bahan yang
hendak dibakar akan dimasukkan terlebih dahulu ke kotak atau bak bahan
kemudian bahan tersebut akan dibakar dengan uap panas yang bersuhu sekitar
12000C. Hasil pembakaran dari mesin incenerator ini adalah gas dan residu
pembakarannya berupa abu. Penurunan volume hasil pembakaran dapat
mencapai 70% dari sampah padat. Metode pembakaran sampah organic dalam
suatu wadah yang disebut incinerator untuk mengurangi jumlah massa sampah
organic tersebut dan membunuh mikroorganisme yang ada didalamnya disebut
dengan incineration (insinerasi). Tidak semua bahan organic buangan yang
menjalani proses insenerasi habis terbakar karena buangan itu sebagian berupa
bahan tak terbakar yang akan tersisa sebagai abu. Pada waktu proses
pembakaran, proses tersebut tidak mengeluarkan asap sehingga dengan
adanya mesin tersebut dapat mengurangi polusi udara. Hal ini dikarenakan
cara kerja mesin tersebut menggunakan gaya gravitasi. Sehingga asap hitam
yang dihasilkan sewaktu pembakaran yang seharusnya dikeluarkan dari
cerobong asap akan diserap atau tertarik ke bawah dan akan dikeluarkan
dibawah tanah. Memang sekilas dari penggunaan mesin ini tidak
menyebabkan pencemaran udara, tetapi dengan adanya mesin ini dapat
mengakibatkan pencemaran tanah. Hal ini dapat terlihat dengan adanya pohon
pisang yang tumbuh di sekitar area pembakaran mempunyai daun yang
berwarna hijau pekat yang berbeda dengan daun pisang pada umumnya. Sebab
daun pisang yang tumbuh di sekitar area perusahaan sudah terkontaminasi dan
mengandung karbon, sehingga warnanya cenderung hitam.
Limbah organik yang dihasilkan oleh PT.SidoMuncul, umumnya
berasal dari sisa proses produksi atau ampas yang sudah tidak terpakai. Ampas
tersebut dikumpulkan untuk diolah lebih lanjut menjadi pupuk organik dan
briket, sehingga limbah yang dihasilkan dapat dimanfaatkan kembali. Proses
cxvii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
cxviii
cxviii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
cxix
cxix
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
cxx
cxx
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
cxxi
head), sebab dengan alat tersebut kadar DO dapat naik dengan cepat dan pH
air sudah mendekati netral yaitu 6,3. Setelah itu air tersebut akan disaring
kembali untuk memisahkan kotoran-kotoran yang menggumpal dan
mengendap setelah dicampur dengan ke tiga zat kimia tersebut. Pada tingkat
akhir, air limbah tersebut akan dialirkan ke tower untuk dinetralkan pH-nya.
Setelah pH 7 (air netral), maka air tersebut akan diuji cobakan terlebih dahulu
dengan mengalirkan air ke kolam indikator kehidupan yang diberi ikan dan
keong. Apabila ikan dan keong tersebut tidak mati, maka air tersebut sudah
tidak tercemar dan dapat digunakan kembali untuk proses produksi
berikutnya, dengan catatan air yang sudah dinetralisir tersebut tidak untuk
dikonsumsi.
B. Kesimpulan
Kesimpulan dari praktik lapang yang kami laksanakan di
PT.SidoMuncul ini antara lain yaitu:
1. Metode penyulingan minyak atsiri di PT.SidoMuncul menggunakan
metode destilasi dengan sumber energinya berupa uap panas / boiler.
2. Sisa ampas produksi di PT.SidoMuncul dapat digunakan untuk pembuatan
minyak atsiri, pupuk organik dan briket.
3. Proses pengomposan pada pembuatan pupuk organik menggunakan
penambahan EM4 (effective microorganisme 4) sebagai bahan yang dapat
mempercepat proses pengomposan.
4. Proses pengolahan limbah padat diolah melalui proses pembakaran dengan
mesin incenerasi pada suhu 1.2000C dan residu pembakaran dapat diolah
menjadi perkakas rumah tangga (panci, dandang, dan lain-lain).
5. Proses pengolahan limbah cair dinetralisir dengan penambahan tiga
komponen kimia yaitu alumunium sulfat (AlSO4), polimer dan soda
kaustik (NaOH2)
cxxi
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
cxxii
C. Saran
1. Tempat atau bagian penyulingan minyak atsiri yang terlalu dekat dengan
bagian pengolahan limbah dan pengolahan pupuk organik dapat
mengakibatkan terjadinya kontaminasi pada produk minyak atsiri yang
dihasilkan. Sebaiknya letak bagian sanitasi di jauhkan dari letak bagian-
bagian produksi.
2. Masih kurang disiplinnya karyawan di pabrik yang tidak mengenakan
penutup rambut dan sarung tangan selama proses produksi berlangsung.
Sebaiknya diberikan sanksi atau teguran bagi kariyawan yang melanggar
peraturan tersebut.
3. Kebersihan di pos penerimaan tamu kurang diperhatikan sehingga para
tamu merasa kurang nyaman. Selain itu, pelayanan penerimaan tamu yang
kurang cepat, sehingga membuat para tamu menunggu terlalu lama.
cxxii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
cxxiii
DAFTAR PUSTAKA
a
Anonim .2008.Obat Tradisional.http://id.wikipedia.org/wiki/obat_tradisional.
diunduh 14 Maret 2009
Anonimd.2007.KayuUles.http://tanamanherbal.wordpress.com/2007/12_kayu_ules
. diunduh 22 Januari 2009
Isroi.2008.Pupuk Organik.http://isroi.wordpress.com/2008/02/26/pupuk-organik-
pupuk-hayati-dan-pupuk-kimia/. diunduh 14 Maret 2009
cxxiii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
cxxiv
Rahmat Rukmana.1994.Kencur.Kanisius.Yogyakarta
cxxiv
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
cxxv
a
B
C D
A
E
N G
I
F
J
H1
Keterangan K
a : Pos Satpam 1 K : CPOB H3 H2
b : Pos Satpam 2 L : Raw Material
A : Lab.Budidaya Storage
Tanaman M : Ruang Washing
B : Agrowisata N : Ruang Pompa V
C : Alkohol Storage Hydrant
D : Workshop O : Gudang Ayak
E : Raw Water P : Gudang Giling
Processing Q : Incenerator
F : Tower R : IPAL
G : QC dan R&D S : Destilasi
H1 : Ekstraksi T : Unit Pengolahan
H2 : Boiler Limbah Padat
H3 : Aquademin & U : Gudang Gula Tata Letak PT. Sido
Water Softening V : Taman
I : Gudang Jadi W : Kantin
J : Pengoplosan
K : CPOB
cxxv