id
LAPORAN MAGANG
DI PT. TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD Tbk
SRAGEN – JAWA TENGAH
(PROSES PRODUKSI MIE INSTAN)
Oleh :
SUNARTI
H3107084
20
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
21
HALAMAN PENGESAHAN
Disusun oleh
SUNARTI
H3107084
Mengetahui
Dekan Fakultas Pertanian
Universitas Sebelas Maret
Dekan
MOTTO
Mimpikan hal yang tinggi dan jadilah seperti yang kamu impikan
HALAMAN PERSEMBAHAN
Allah SWT yang telah memberikan segala yang terbaik dan karunia yang
begitu besar kepada penulis selama ini.
Sebuah karya kecil ini kupersembahkan sebagai tanda bukti hormat dan
sayangku kepada Ibunda dan Ayahanda yang selalu mendoakan dan
memberi dukungan baik spiritual maupun material kepada penulis di setiap
perjalanan waktu.
Sahabatku Asri, Linda, Dewi, Wasis, Rini dan Luluk terima kasih atas
dukungannya.
Teman-teman D-III THP 2007, yang selalu kompak serta semoga sukses
selalu.
KATA PENGANTAR
9. Kak Fahrudin, Budi, Fajar, Guruh, Rozid, Dwi, Saloka, Novi, Meri, Nike, dan
Darti, yang menemani selama magang dan memberi semangat.
10. Ayahanda dan Ibunda tercinta, Adikku tersayang, serta keluarga besar di
Semarang atas doa, kasih sayang, semangat, perhatian dan dukungannya
hingga penulis bisa menyelesaikan Laporan Magang ini.
11. Teman seperjuangan Luluk dan Wasis terima kasih atas kerja sama, pengertian
dan kebersamannya. Sukses untuk kita semua.
12. Teman-teman yang telah banyak membantu dalam penyusunan Laporan
Magangku : Asri, Linda, Dewi, Rini yang senantiasa memberikan dukungan
serta sobat-sobat DIII THP 2007 yang tidak dapat penulis sebutkan satu
persatu. Terima kasih dan kompak selalu.
13. Semua pihak yang telah membantu kelancaran penyusunan laporan Magang
ini dan memberi dukungan, doa serta semangat bagi penulis untuk terus
berjuang.
Penulis menyadari bahwa Laporan magang ini masih jauh dari sempurna.
Semoga Laporan Magang ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi
pembaca umumnya.
Sunarti
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
26
DAFTAR ISI
Halaman
2) Uji Gluten......................................................................... 72
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
29
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Syarat Mutu Tepung Tapioka berdasarkan SNI 01-2905-1992 ..... 7
Tabel 2. Standar Mutu Air berdasarkan SNI 01-3553-1994 ....................... 9
Tabel 3. Standar Mutu Minyak Goreng berdasarkan SNI 01-3741-2002..... 10
Tabel 4. Jam Kerja Untuk Karyawan Kantor .............................................. 27
Tabel 5. Jam Kerja Untuk Karyawan Non Kantor Hari Senin-Jum’at ......... 27
Tabel 6. Jam Kerja Untuk Karyawan Non Kantor Hari Sabtu..................... 27
Tabel 7. Syarat Mutu Tepung Terigu ......................................................... 32
Tabel 8. Komposisi Mie Instan .................................................................. 33
Tabel 9. Syarat Mutu Mie Instan . ............................................................... 44
Tabel 10. Sanitasi Mesin dan Peralatan ........................................................ 53
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
31
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Diagram Struktur Organisasi Manufaktur Proses Produksi.......... 23
Gambar 2. Diagram Alir Kualitatif Proses Produksi Mie Instan.................... 41
Gambar 3. Diagram Alir Kuantitatif Proses Produksi ( INSAB) .................. 63
Gambar 4. Diagram Alir Pembuatan Seasoning Powder............................... 64
Gambar 5. Diagram Alir Pembuatan Seasoning Oil...................................... 65
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
32
LAMPIRAN
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
33
Parameter Standar
1. Pengujian berat persatuan 4. Sesuai spesifikasi
1. Tidak sesuai spesifikasi
2. Pengujian sealing 4. Jarak tepi plastik sampai seal: 1cm
Kndisi seal: tidak menumpuk, rata,
kuat, rapat dan tidak berlubang
1. Tidak sesuai point 4
3. Pengujian warna ( plastik ) 4. Bening, tidak buram ( kecuali jenis
HD ), rata tidak belang-belang,
tidakcacat fisik
1. Tidak sesuai point 4
4. Pengujian ukuran 4. Sesuai spesifikasi
1. Tidak spesifikasi
5. Pengujian sablon 4. Warna dan tulisan sablon jelas
1. Warna dan tulisan pada sablon
buram, tidak jelas
6. Pengujian kondisi fisik sablon 4. Sablon tidak menumpuk dan tidak ada
bayangan, jelas bisa dibaca, seluruh
item tercantum
1. Tidak sesuai point 4
7. Sifat plastik 1. Kuat, lentur dan tidak mudah sobek
1. Tidak kuat, kaku, dapat tergores dan
sobek
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
40
Pengujian Ingredient
1. Pengujian warna
a. Menyiapkan alat- alat : congkongan, kertas putih polos, timbangan
b. Melakukan pengujian
- Mengambil sampel dengan
congkongan dan menimbang 50gr
- Meletakkan sampel diatas kertas
putih, mengamati warnanya
2. Pengujian Bau
a. Mengambil sampel bahan ingredient dan menguji bau secara
sensoris
3. Pengujian kadar air
a. Persiapkan alat : congkongan, oven, timbangan
b. Cara pengujian :
- Timbang sampel
- Oven dengan suhu 102 - 105ºC
- Setelah 3,5 jam sampel
dimasukkan eksikator 10 menit
kemudian sampel ditimbang dan
dihitung kadar air sampel
2. Pengujian Ph
a. Persiapkan alat : Ph meter
b. Pengujian Ph dilakukan terhadap bahan
ingredient cair dengan cara:
- ukur Ph dengan
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
43
Sunarti1
Rohula Utami, STP. MP.2 dan Ir. Kawiji. MP3
ABSTRAK LEPAS
Mie Instan merupakan produk makanan kering yang dibuat dari tepung terigu dengan atau tanpa
penambahan bahan makanan lain dan bahan tambahan makanan yang diizinkan berbentuk khas mie. Pada
saat ini pola hidup manusia modern menjadikan pola makan dan kebutuhan yang berbeda, sehingga mereka
cenderung ingin suatu kemudahan dan kepraktisan termasuk kebutuhan dalam memenuhi kebutuhan pangan
dengan makanan yang cepat saji. Mie dikonsumsi hampir seluruh masyarakat Indonesia baik kalangan anak –
anak maupun orang tua. Hal ini disebabkan karena mie mudah didapat, murah harganya, mempunyai banyak
variasi rasa dan mudah cara penyajiannya yaitu cukup dimasak dalam air mendidih atau diseduh dengan air
panas. Kadar air mie instan umumnya mencapai 3 – 4 % sehingga memiliki daya simpan yang lama.
Penulisan laporan Tugas Akhir ini berdasarkan pelaksanaan magang yang telah dilakukan. Magang
ini dilaksanakan di PT. Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk yang beralamatkan di Jl. Raya Solo Sragen Km 16
Desa Sepat, Masaran, Sragen – Jawa Tengah, pada tanggal 1 Maret sampai 27 Maret 2010. Magang ini
bertujuan untuk mengetahui proses produksi mie instan dari bahan baku sampai produk akhir. Bahan utama
yang digunakan untuk pembuatan mie instan adalah tepung terigu, sedangkan bahan tambahan lain yang
digunakan adalah air alkali, pewarna tartazine yellow, garam, dan minyak goreng. Hasil dari magang yang
telah dilakukan di PT. Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk menunjukkann bahwa proses produksi mie instan
terdiri dari beberapa tahapan yaitu bahan baku tepung terigu di tuang kedalam corong, penyedotan dengan
screw, mixing, penurunan ke feeder, pressing, sheeting, forming cutting, steaming, shaping folding, frying,
cooling, pengisian seasoning, packing, kartoning.
Fase paling kritis pada proses pembuatan mie instan di PT Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk
ditemukan pada tahap frying. Penyebab bahaya yang timbul pada proses frying dikarenakan oleh hidrolisis
minyak. Bahaya potensial yang ditimbulkan pada proses frying untuk bahaya kimia adalah kadar FFA dan
dekomposisi minyak, untuk bahaya fisik adalah permukaan mie gosong. Hal tersebut dikarenakan pemanasan
secara terus menerus dan kadar air bahan yang tinggi menyebabkan minyak mengalami proses hidrolisis yang
berakibat pada meningkatnya kadar FFA minyak, dekomposisi minyak yang menghasilkan senyawa dan
dapat menimbulkan aroma minyak tengik dan warna coklat. Pencegahan ini dilakukan dengan pengujian
kadar FFA minyak, inspeksi secara visual untuk suhu depan dan suhu belakang pada panel frying.
Kata Kunci: Mie Instan, Proses Produksi
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
44
BAB I
PENDAHULUAN
kacang hijau, umbi (kentang, ubi jalar, tapioka), sagu, aren. Setelah direbus
atau direndam, sohun berwarna bening, bertekstur kenyal, dan memiliki
permukaan yang licin.
Mie instan merupakan salah satu makanan yang terbuat dari tepung
terigu dengan atau tanpa penambahan bahan makanan yang diizinkan,
berbentuk khas mie dan siap dihidangkan setelah dimasak atau diseduh
dengan air mendidih paling lama 4 menit. Mie instan dibuat dengan
penambahan proses penggorengan setelah diperoleh mie segar. Kadar air mie
instan umumnya mencapai 3 – 4 % sehingga memiliki daya simpan yang
lama. Kualitas mie dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya yaitu
proses produksi.
Proses produksi adalah suatu kegiatan mengolah suatu bahan yang
dilakukan untuk memperoleh suatu hasil ( produk ). Dengan proses produksi
bahan mentah dapat diolah menjadi suatu produk yang lebih dibutuhkan
konsumen. Dengan adanya proses produksi dalam suatu industri dapat
menciptakan suatu produk yang berkualitas. Adanya tahapan proses produksi
sangat membantu dalam menentukan mutu produk, karena titik kritis produk
sebagian besar berada pada proses produksi. Dengan proses hal – hal yang
tidak diinginkan akan terdeteksi, membunuh mikroba yang terdapat dalam
bahan, jadi dapat mengurangi tingkat kerusakan produk. Adanya proses
produksi dapat meningkatkan umur simpan karena tahapan – tahapan proses
diatur sedemikian rupa untuk mengendalikan mutu produk, agar produk yang
dihasilkan tidak mudah busuk, tidak mudah rusak dalam penyimpanan sampai
pendistribusian ke konsumen.
PT. Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk merupakan perusahaan yang
memproduksi mie, salah satunya adalah mie instan. Salah satu faktor yang
menentukan kualitas mie adalah proses produksi. Proses produksi yang sesuai
standar akan menghasilkan mie yang berkualitas. PT. Tiga Pilar Sejahtera
Food, Tbk merupakan salah satu perusahaan yang mempunyai standar mutu
yang baik untuk produk yang dihasilkan. Sehingga banyak konsumen yang
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
46
percaya dan mengkonsumsi produknya. Produk yang dihasilkan PT. Tiga Pilar
Sejahtera Food, Tbk berani bersaing dengan produk – produk di pasaran.
B. Tujuan Magang
Tujuan kegiatan magang ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui dan mempelajari secara langsung proses produksi mie instan di
PT. Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk mulai dari bahan baku sampai produk
jadi.
2. Mengetahui peralatan yang digunakan dalam proses dan prinsip kerja yang
digunakan dalam proses produksi di PT. Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk.
C. Manfaat
Manfaat yang diperoleh dari kegiatan magang mahasiswa ini adalah
untuk mengetahui proses produksi mie instan di PT. Tiga Pilar Sejahtera
Food, Tbk.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
47
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Mie
Mie adalah produk pangan yang terbuat dari tepung terigu dengan
atau tanpa penambahan bahan pangan lain dan bahan tambahan pangan yang
diizinkan (Syamsir, 2008). Walaupun pada prinsipnya mie dibuat dengan cara
yang sama, tetapi dipasaran dikenal beberapa jenis mie, seperti mie segar atau
mentah ( raw chinese noodle ), mie basah ( boiled noodle ), mie kering
( steam and fried noodle), dan mie instan ( instan noodle). Mie segar atau
mentah adalah mie yang tidak mengalami proses tambahan setelah
pemotongan dan mengandung kadar air sekitar 35%. Mie segar umumnya
digunakan sebagai bahan baku mie ayam. Mie basah adalah jenis mie yang
mengalami proses perebusan setelah tahap pemotongan sebelum dipasarkan
dan mengandung kadar air 52%. Mie kering adalah mie segar yang telah
dikeringkan hingga kadar airnya mencapai 8-10%. Mie instan adalah mie
yang dibuat dengan menambahkan proses penggorengan setelah mie segar
diperoleh ( Astawan, 2003).
B. Mie Instan
1. Arti
Mie instan adalah produk makanan kering yang dibuat dari tepung
terigu dengan atau tanpa penambahan bahan makanan lain dan bahan
tambahan makanan yang diizinkan, berbentuk khas mie dan siap
dihidangkan setelah dimasak atau diseduh dengan air mendidih paling
lama 4 menit. Mie instan dibuat dengan penambahan beberapa proses
setelah diperoleh mie segar. Tahap – tahap tersebut yaitu pengukusan
(steaming), penggorengan (frying), dan pendinginan (cooling). Pada
proses pembuatan mie instan diperlukan bahan utama dan bahan
tambahan. Masing – masing bahan memiliki peranan tertentu seperti
menambah bobot, menambah volume, atau memperbaiki mutu cita rasa
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
48
maupun warna. Salah satu bahan yang diperlukan adalah tepung terigu
yang merupakan bahan dasar pembuatan mie ( Astawan, 2003).
2. Bahan Baku
Bahan baku yang digunakan dalam memproduksi mie instan yaitu
tepung terigu. Tepung terigu diperoleh dari biji gandum (Triticum
vulgare) yang digiling. Tepung terigu berfungsi membentuk struktur mie,
sumber protein dan karbohidrat. Kandungan protein utama tepung terigu
yang berperan dalam pembuatan mie adalah gluten (Anonima, 2010 ).
Berdasarkan kandungan gluten ( protein ) tepung terigu dapat
dibedakan 3 macam sebagai berikut :
a. Hard flour, tepung ini berkualitas baik kandungan proteinnya 12 – 13
%. Sifat elastisnya baik dan tidak mudah putus. Tepung ini biasanya
digunakan untuk pembuatan : roti, pasta, mie berkualitas tinggi.
b. Medium hard flour, tepung terigu ini mengandung protein 9,5 – 11 %.
Tepung ini banyak digunakan untuk pembuatan roti, mie, macam –
macam kue, serta biskuit.
c. Soft flour, tepung terigu ini mengandung protein sebesar 7 – 8,5 %.
Terigu ini cocok sebagai bahan pembuatan kue dan biskuit ( Anonima,
2010 ).
Kualitas tepung terigu dipengaruhi oleh moisture ( kadar air ), ash
( kadar abu) dan beberapa parameter fisik lainnya seperti water absortion,
development time, stability dan lain – lain. Moisture adalah jumlah kadar
air pada tepung terigu yang memperngaruhi kualitas tepung. Jika jumlah
moisture melebihi standar maksimal maka kemungkinan terjadi
penurunan daya simpan tepung terigu karena akan semakin cepat rusak,
berjamur dan bau apek. Ash adalah kadar abu yang ada pada tepung terigu
yang mempengaruhi proses dan hasil akhir produk antara lain : warna
produk ( warna crumb pada roti ) dan tingkat kestabilan adonan. Semakin
tinggi kadar ash semakin jelek kualitas tepung dan sebaliknya semakin
rendah kadar ash semakin baik kualitas tepung. Hal ini tidak berhubungan
dengan jumlah dan kualitas protein (Anonimb, 2010 ).
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
49
menjadi lebih instan, mie juga akan menjadi semakin kokoh (tidak mudah
patah) ( Anonimf, 2010 ).
Selanjutnya dilanjutkan proses pemotongan ( cutting ). Dalam
proses pemotongan yang perlu diperhatikan adalah ketajaman pisau dan
timing yang tepat dari plat pelipat yang terletak persis di bawah pisau.
Lipatan mie harus tepat di tengah sehingga mempermudah masuknya mie
yang sudah dipotong ke dalam retainer (cetakan) penggorengan
(Anonimf, 2010 ).
Setelah proses pemotongan selanjutnya proses penggorengan
( frying ). Dalam proses pembuatan mie instan, penggorengan adalah
proses penurunan kadar air dari sekitar 32% (kadar air adonan) menjadi
3%-4%. Pada proses ini terjadi pertukaran antara minyak goreng dengan
air. Air yang ada di dalam mie menguap dan meninggalkan pori-pori yang
selanjutnya diisi dengan minyak goreng. Dengan kadar air antara 3% - 4%,
umur simpan mie dapat mencapai satu tahun dengan penyerapan minyak
goreng berkisar antara 16% sampai 19% tergantung dari berat mie yang
digoreng dan kadar air adonan serta setting mesin penggorengan. Kadar air
mie di bawah 3% sangat tidak disarankan, karena akan menjadi rapuh, dan
yang lebih penting lagi adalah hilangnya air akan digantikan oleh minyak
goreng ataupun terigu yang harganya jauh lebih mahal dibanding air.
Untuk itu pengecekan kadar air menjadi sangat penting pada proses ini.
Cara paling mudah untuk melakukan pengecekan kadar air secara manual
adalah dengan membelah lipatan mie yang baru keluar dari penggorengan.
Jika pada saat dibelah semua untaian mie patah atau putus, bisa dipastikan
kadar air mie di bawah 3% dan sebaliknya jika masih ada lebih dari 30%
untaian mie yang tidak putus maka kadar air mie tersebut diatas 4%
(Anonimf, 2010).
Selanjutnya proses pendinginan ( cooling ) yang dilakukan dengan
menghembuskan udara ke dalam produk di dalam cooling box.
Pendinginan adalah proses penggangkutan mie panas setelah proses
penggorengan ke dalam ruang pendingin mie. Proses pendinginan
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
57
C. Pengendalian Mutu
Mutu suatu produk makanan sangat penting, akan tetapi kriteria untuk
menentukannya juga sangat sulit yang biasanya tergantung pada bangsa,
kebiasaan, daerah, kebudayaan serta agama atau kepercayaan. Kriteria yang
lazim digunakan didalam mutu makanan yaitu aroma, konsistensi, tekstur,
penampakan atau gizi. Mutu akhir dari makanan siap dikonsumsi akan
ditentukan oleh mutu bahan mentahnya, atau bisa juga diartikan bahwa bahan
makanan bermutu baik tidak dapat diperoleh dari bahan mentah yang bermutu
rendah (Wiratakusumah et all, 1989 ).
Selama proses pengolahan makanan dapat mengalami perubahan
bahan secara kimiawi, enzimatik, mikrobiologi atau fisik. Proses pengolahan
itu sendiri terdiri dari berbagai operasi baik fisik maupun mekanik. Jadi bahan
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
58
mentah akan melalui berbagai jenis operasi ini baru kemudian menjadi bahan
makanan yang siap dikonsumsi. Kondisi setiap proses atau operasi diatur
dalam sedemikian rupa sehingga perubahan yang tidak diinginkan dapat
dihindarkan atau dihambat (Wiratakusumah et all, 1989 ).
Pengendalian mutu dapat diartikan sebagai suatu sistem yang dipakai
untuk mempertahankan suatu tingkat mutu yang dikehendaki dan ditetapkan
pada suatu produk atau jasa. Usaha mempertahankan tingkat mutu ini dapat
ditempuh melalui berbagai cara antara lain perencanaan mutu yang baik,
rekayasa pengawasan yang ketat, penggunaan alat dan tata cara kerja yang
tepat (Sudarmadji, 1999).
Mutu menurut ISO 9000 : 2000 didefinisikan sebagai derajat atau
tingkat karakteristik yang melekat pada produk yang mencukupi persyaratan
atau keinginan – keinginan. Maksud derajat atau tingkat berarti selalu ada
peningkatan setiap saat, sedangkan karakteristik berarti hal – hal yang dimiliki
produk, yang dapat terdiri dari bermacam – macam. ISO ( The International
Organistation For Standardization ) adalah badan standar dunia yang dibentuk
untuk meningkatkan perdagangan internasional yang berkaitan dengan
perubahan barang dan jasa. ISO dapat disimpulkan sebagai koordinasi standar
kerja internasional, publik standar harmonisasi internasional, dan promosi
pemakaian standar internasional ( Suardi, 2000 ).
D. Sanitasi Perusahaan
Sanitasi pangan merupakan hal terpenting dari semua ilmu sanitasi
karena sedemikian banyak lingkungan kita yang baik secara langsung maupun
tidak langsung berhubungan dengan makanan yang dikonsumsi manusia.
Dalam industri pangan sanitasi meliputi kegiatan – kegiatan secara aseptis
dalam persiapan, pengolahan dan pengemasan produk makanan, pembersihan
dan sanitasi pabrik serta lingkungan pabrik dan kesejahteraan pekerja.
Kegiatan sanitasi yang berhubungan dengan produksi makanan meliputi
pengawasan mutu bahan mentah, penyimpanan bahan mentah, perlengkapan
suplai air yang baik, pencegahan kontaminasi makanan pada semua tahap –
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
59
tahap selama pengolahan dan peralatan personalia, dan terhadap hama serta
pengemasan dan pergudangan produk akhir ( Jenie, 1998 ).
BAB III
TEMPAT DAN WAKTU SERTA CARA PELAKSANAAN
B. Waktu Pelaksanaan
Kegiatan magang dilaksanakan pada tanggal 1 Maret sampai 27 Maret
2010. Hari kerja Senin – Sabtu. Senin – Jum’at dilaksanakan pukul 08.00 –
16.00 WIB. Sabtu dilaksanakan pukul 08.00 – 13.00 WIB.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil dan Pembahasan Umum PT. Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk
1. Keadaan Umum Perusahaan
PT. Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk merupakan perusahaan yang
bergerak di industri makanan. Produk yang dihasilkan dan diperdagangkan
dengan berbagai merk seperti : Superior, Kremez, Gulas, Ayam 2 Telor,
Ha Ha mie, Filtra, NC Shorr, Kurma, Pio, Romi Yuli, Din Din, Gin Gin,
Mie Telor, Mie Instan, Snack, Candy, Bihun Beras, Bihun Jagung, Bihun
Instan, Biskuit, Wafer Stick, dan beberapa produk olahan lainnya. Lokasi
pabrik terletak di Jalan Raya Solo - Sragen Km 5,5 Desa Tekik Rejo,
Sepat, Masaran, Sragen, Jawa Tengah, Indonesia. Dengan menempati
bangunan seluas 9.072 m2 dari lahan seluas 25 ha. Dengan keadaan
wilayah mempunyai topografi yang berbukit, dengan ketinggian 400-500
meter diatas permukaan laut. Suhu udara rata – rata hariannya adalah 38ºC
dengan kelembaban udara rata – rata 70 – 80%. Tenaga kerja berjumlah ±
2000 orang dengan berbagai spesifikasi dan jam kerja setiap shif 8 jam,
setiap hari ada 3 shif. Setiap karyawan dilindungi keselamatan kerja dan
kesejahteraannya dengan pemberian Jaminan Sosial Tenaga Kerja
( JAMSOSOTEK).
a. Sejarah Berdirinya PT. Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk
Sejarah PT. Tiga Pilar Sejahtera Food sebagai berikut, pada
tahun 1959 almarhum Tan Pia Sioe mendirikan bisnis keluarga yang
berkembang menjadi PT. Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk
( TPS Food ). Sebuah bisnis keluarga yang memproduksi bihun jagung
dengan nama Perusahaan Bisnis Cap Cangak Ular di Sukoharjo, Jawa
Tengah, pada tahun 1987 perusahaan ini mulai menggunakan mesin
untuk produksi.
Setelah berhasil dan untuk memenuhi permintaan konsumen
maka pada tahun 1995 PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk menambah
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
64
lokasi baru di Sragen dan memisah antara produksi mie dan bihun.
Pada tahun 2000 PT. Tiga Pilar Sejahtera Food membangun industri di
kawasan Palur untuk memproduksi candy. Pada tahun 2004 PT. Tiga
Pilar Sejahtera Food menambah jenis produk baru biskuit dan
menjalankan kerjasama dengan badan Internasional IRD dan WFP
untuk memproduksi biskuit anak sekolah sampai sekarang.
PT. Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk di kawasan Sragen dibagi
menjadi 4 unit yaitu untuk unit 1 memproduksi mie kering, unit 2
memproduksi mie instan dan snack, unit 3 memproduksi bihun, dan
unit 4 memproduksi biskuit. Hingga saat ini PT. Tiga Pilar Sejahtera
Food adalah pimpinan pasar di Indonesia untuk mie kering dan bihun
kering. Selain produksi mie, bihun, candy dan biskuit juga
memproduksi bumbu masakan, saos sambal, saos tomat dan kecap. PT.
Tiga Pilar Sejahtera Food unit produksi mie instan berlokasi di
kawasan industri utama, PT. Tiga Pilar Sejahtea Food berada di
Kabupaten Sragen.
Dalam rangka memenuhi komitmen perusahaan yang menitik
beratkan pada kepuasan pelanggan dan untuk menghasilkan produk
yang terbaik, diterima oleh pasar dan berkualitas tinggi PT. Tiga Pilar
Sejahtera Food menerapkan sistem Manajemen Mutu ISO 9001 : 2002,
Keamanan pangan HACCP, ISO 2000 juga menerapkan dan
mengembangkan 5R, GKM, Good Coorporate Governance,
Coorporate Social Responsibility. Masing – masing bagian di struktur
organisasi telah menetapkan prosedur instruksi kerja dan formulir –
formulir yang diperlukan untuk menjamin terjaganya sistem mutu dan
mutu produk dalam rangka memenuhi persyaratan yang dimaksud.
b. Lokasi PT. Tiga Pilar Sejahtera Food
PT. Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk terletak di JL.Raya Solo
Sragen Km 5,5 Desa Tekik Rejo, Sepat, Masaran, Sragen, Jawa
Tengah, Indonesia. PT. Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk menempati
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
65
bangunan seluas 9.072 m2 dan lahan seluas 25 ha. Lokasi PT. Tiga
Pilar Sejahtera Food, Tbk berbatasan dengan :
a. Sebelah Utara : Kelurahan Sekateng
b. Sebelah Selatan : Jalan Raya Grompol
c. Sebelah Barat : Desa Sepat
d. Sebelah Timur : Kelurahan Sekateng
c. Tujuan Berdirinya PT. Tiga Pilar Sejahtera
Tujuan didirikannya PT. Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk adalah
untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar – besarnya.
d. Visi dan Misi PT. Tiga Pilar Sejahtera
a. Visi
Menjadi perusahaan makanan dan minuman lima besar dikawasan
Asia Tenggara selambat – lambatnya tahun 2020.
b. Misi
Menyajikan produk makanan dan minuman dengan citra merk
yang kuat dan harga yang lebih bersaing dibandingkan produk
kompetitas.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
66
2. Manajemen Perusahaan
a. Struktur dan Sistem Organisasi
Di PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk dibentuk struktur organisasi yang bertujuan untuk memberikan tanggung jawab
kepada orang yang bersangkutan, agar bisa melaksanakan tugas – tugasnya dengan baik dan penuh tanggung jawab, agar didapatkan
hasil yang maksimal. Struktur organisasi PT.Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk dapat dilihat pada Gambar 1.
Kadiv manufakturing
Ka dept HR Ka dept tehnik Ka dept produksi Ka dept PDQC Ka dept R&D Ka dept logistik
Ka Sie Ka sie Ka Sie Ka Sie Ka Sie Ka Sie Ka Sie QC Ka Sie R&D Ka Sie Ware Ka Sie Ware
Rec/Training pers/umum tehnik Gudang Produksi PDQC House House
Karu Karu Karu Tehnik Karu Karu Produksi Karu PDQC Karu QC Karu R&D Karu Ware Karu PPIC
Rec/Training pers/umum Gudang House
Staff Staff Staff Staff Operator Staff PDQC Staff QC Staff R&D Staff Ware Staff PPIC
Rec/Training pers/umum Tehnik Gudang Produksi House
23
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
67
6. Karu Gudang
a). Bertanggung jawab terhadap Ka sie
b). Bertanggung jawab atas terlaksananya penanganan, penerimaan,
penyimpanan, pengemasan, pengeluaran, dan pergudangan bahan
baku, bahan pengemas, dan barang jadi
c). Menjamin pengeluaran bahan dan barang sama FIFO ( First In
First Out )
d). Bersama QC bertanggung jawab untuk pengendalian produk yang
dipasok pelanggan
e). Melaksanakan sasaran mutu yang telah ditetapkan dibagiannya
f). Bersama QC mengendalikan produk yang tidak sesuai
g). Pengendalian on time delivery
h). Pengendalian broker handling
c. Hak dan Kewajiban Karyawan
1. Hak Karyawan
a). Kenaikan gaji tahunan
b). Tunjangan hari raya
c). Jaminan makan
d). Bantuan beasiswa
e). Bantuan duka cita
2. Kewajiban Karyawan
a). Wajib mengisi absensi baik saat datang dan pada saat pulang
b). Datang tepat waktu
c). Mengikuti peraturan yang diberikan oleh atasan
d). Pekerja yang berhalangan masuk meminta izin kepada pihak yang
berwenang
e). Memakai perlengkapan yang telah disediakan oleh perusahaan
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
70
d. Ketenaga Kerjaan
PT. Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk yang berada di Sragen secara
keseluruhan memiliki karyawan sebanyak ± 2000 karyawan kantor dan
non kantor ( pabrik ). Pembagian jam kerja untuk karyawan tersaji
dalam Tabel 4, Tabel 5, dan Tabel 6.
Tabel 4. Jam Kerja Untuk Karyawan Kantor
Hari Jam Masuk Jam Pulang Istirahat
Senin – Jum’at 08.00 16.00
1 Jam
Sabtu 08.00 14.00
Sumber : PT. Tiga Pilar Sejahtera Food
Tabel 5. Jam Kerja Untuk Karyawan Non Kantor Hari Senin – Jum’at
Shift Jam Masuk Jam Pulang Istirahat
I 07.00 15.00
II 15.00 23.00 1 Jam
III 23.00 07.00
Sumber : PT. Tiga Pilar Sejahtera Food
Tabel 6. Jam Kerja Untuk Karyawan Non Kantor Hari Sabtu
Shift Jam Masuk Jam Pulang Istirahat
I 07.00 12.00
Tanpa Jam
II 12.00 17.00
Istirahat
III 17.00 22.00
Sumber : PT. Tiga Pilar Sejahtera Food
Untuk hari minggu karyawan diliburkan. Tetapi pada hari minggu
terdapat karyawan bagian regu maintenance dan mekanik tidak libur
karena mereka melakukan kegiatan sanitasi peralatan yang diadakan
secara rutinitas oleh PT. Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk.
Karyawan di PT. Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk yang tidak
disiplin akan dikenakan sanksi sebagai berikut :
1. Lisan dilakukan oleh atasan yang bersifat umum atau ringan
2. Teguran
3. Surat peringatan pertama ( SPI)
4. Surat peringatan kedua ( SPII)
5. Surat peringatan ketiga ( SPIII )
6. Skorsing
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
71
tambahan untuk menghasilkan suatu produk. Jika bahan pembantu tidak ada
maka produk akan tetap jadi.
a. Sumber Bahan Baku
Bahan baku yang digunakan PT.Tiga Pilar Sejahtera yaitu tepung
terigu. Tepung terigu yang digunakan adalah tepung terigu Naga Hijau
dan Beruang Biru yang diproduksi oleh PT. Sriboga Raturaya, Tanjung
Emas, Semarang, Indonesia.
b. Sumber Bahan Pembantu
Sumber bahan pembantu yang digunakan PT. Tiga Pilar
Sejahtera yaitu :
1. Tepung Tapioka
Tepung tapioka yang digunakan diproduksi oleh PT. Sinar
Pematang Mulia, Lampung Tengah. Tepung Tapioka ini
didatangkan setiap 1 minggu sekali.
2. Tepung Mocaf
Mocaf adalah produk tepung dari ubi kayu (manihod
esculenta crantz) yang diproses menggunakan prinsip memodifikasi
sel ubi kayu secara fermentasi. Tepung mocaf yang digunakan
berasal dari Trenggalek.
3. Tepung Gaplek
Tepung gaplek adalah tepung dari ubi kayu yang dikeringkan
dengan kadar air 14% dan dapat dijadikan sebagai bahan untuk
pengolahan tepung industri.Tepung Gaplek yang digunakan berasal
dari PT Nectar Agro Nusantara.
c. Bahan Tambahan
Bahan tambahan yang digunakan PT. Tiga Pilar Sejahtera yaitu :
1. Alkali
Alkali dalam pembuatan mie berfungsi untuk menguatkan
adonan supaya dapat mengembang dengan baik, mempercepat
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
73
minyak goreng yang belum dan telah dipakai, dan juga untuk
mengevaluasi kerusakan flavor hasil gorengan.
Fungsi dari minyak goreng adalah sebagai medium
penggorengan bahan, penghantar panas, menambah rasa gurih dan
kalori dalam bahan makanan. Minyak yang digunakan adalah
minyak sawit. Minyak goreng digunakan pada proses frying. Minyak
yang digunakan didatangkan dari Semarang, Jawa Tengah.
4. Penanganan Bahan Baku dan Bahan Pembantu
Penanganan bahan baku oleh PT. Tiga Pilar Sejahtera Food
dilakukan secara intensif hal ini dilakukan supaya tepung tidak cepat rusak,
berjamur, menggumpal, tidak diserang hama atau mikrobia. Penanganan
yang baik dan benar akan berdampak baik pada kelangsungan proses
produksi dan mendapatkan hasil yang maksimal juga. Bahan yang dikirim
dari supplier yang telah dicek dan diterima langsung ditaruh dalam gudang
penyimpanan bahan baku agar bahan baku terhindar dari sinar matahari,
kelembaban dan ditempatkan sesuai dengan jenis tepung masing – masing
supaya tidak tercampur dengan jenis tepung lainnya. Tepung ditaruh di atas
palet dan tidak bersentuhan langsung dengan lantai, hal ini dilakukan supaya
tepung tidak cepat rusak.
Tepung terigu yang digunakan harus berkualitas baik, agar produk
yang dihasilkan berkualitas. Tepung terigu yang digunakan harus memiliki
standar mutu. Standar mutu tepung terigu dapat dilihat pada Tabel 7.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
75
Keterangan :
TP : Tepung Tapioka
TG : Tepung Gaplek
TM : Tepung Mocaf
NH : Tepung Terigu Naga Hijau
b. Pencampuran ( mixing)
Mixing adalah proses pencampuran dengan pengadukan tepung
terigu dan bahan tambahan. Mixing kering adalah proses pencampuran
tepung terigu dengan tepung substitusi dengan kecepatan tinggi.
Sedangkan mixing basah adalah proses pencampuran tepung terigu dengan
tepung substitusi yang ditambah air alkali. Lama proses mixing kering
selama 3 menit dan waktu mixing basah selama 11 menit. Fungsi mixing
agar adonan menjadi homogen, dihasilkan adonan yang lunak, lembut,
halus dan kompak. Suhu selama mixing yaitu maksimal 34ºC. Selama
mixing kadar air dari bahan sebesar 32% - 34% .
Komposisi tepung yang digunakan dapat mempengaruhi
pencapaian adonan yang sesuai standar yang telah ditentukan sehingga
formulasi tepung harus dapat mencakup kandungan kimia yang
dibutuhkan dalam pembuatan adonan. Maka perlu adanya
pengkombinasian antara beberapa tepung agar faktor – faktor yang
dibutuhkan dapat diperoleh dari kombinasi beberapa merk tepung .
Faktor – faktor lain yang berpengaruh dalam proses mixing antara
lain:
1. Jumlah air alkali yang dicampurkan
Volume air alkali tidak boleh terlalu banyak atau sedikit,
karena jika penambahan air alkalinya terlalu banyak akan
menyebabkan adonan menjadi lembek dan jika penambahan air
alkalinya terlalu sedikit adonan yang dihasilkan akan rapuh dan mudah
patah.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
78
2. Waktu mixing
Waktu mixing yang diperlukan 11-14 menit. Semakin lama
waktu mixing maka akan menyebabkan adonan yang dihasilkan
mempunyai suhu tinggi. Namun jika waktu mixing terlalu cepat maka
akibatnya akan mengurangi homogenitas adonan dan pengembangan
partikel pati tidak dapat maksimal.
3. Temperatur adonan
Jika suhu adonan lebih tinggi dari standar 34ºC, misalnya
suhunya diatas 40ºC maka adonan cenderung lembek dan lengket.
c. Pembentukan lembaran ( Sheeting dan Slitting )
Sheeting adalah pembentukan lembaran adonan mie dengan roll
press yang mempunyai perbedaan ketebalan sehingga pada proses ini akan
dicapai ketebalan tertentu dan lembaran siap untuk dislitting ( suatu proses
pemotongan lembaran – lembaran tipis menjadi untaian – untaian yang
bergelombang ). Faktor yang mempengaruhi hasil sheeting adalah kondisi
adonan ( kalis ), sheeting roll press dan kondisi roll press harus benar
karena jika sheeting roll press tidak seimbang akan menyebabkan tingkat
kematangan tidak seragam dan tingkat kering mie tidak seragam. Proses
sheeting ( pembentukan lembaran ) bertujuan untuk menghaluskan serat –
serat gluten dan membuat lembaran adonan.
Pengaturan celah roller dan kecepatan putaran roller dilakukan
untuk memperoleh adonan dengan ketebalan yang dikehendaki dan untuk
mendapatkan tingkat ketegangan adonan agar tidak terlalu tegang maupun
kendor.
Faktor – faktor yang berpengaruh dalam pengendalian proses ini
adalah :
1. Kerenggangan Roll Sheet
Lembaran adonan akan mengalami perenggangan pada saat
dipress dan terjadi relaksasi pada saat keluar dari roll press. Hal ini
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
79
j. Kartoning
Proses kartoning adalah pembungkusan beberapa bungkus mie
dengan menggunakan karton. Proses ini dilakukan setelah mie sudah
dikemas dan ditata rapi didalam karton, kemudian disealer dan diberi
tanggal kadaluarsa, setiap karton berisi 40 bungkus mie instan.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
84
Larutan alkali
Adonan
Penurunan ke feeder
Pressing
Sheeting
Steaming
Forming Cutting
Frying Afal
Cooling
Packing
Kartoning
Gambar 2. Diagram Alir Kualitatif Proses Produksi Mie Instan
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
85
pengujian jumlah untaian secara sensoris, yang berjumlah ±70 – 80 untaian. Pada
proses steaming dilakukan pengujian suhu depan, suhu belakang, tekanan depan,
dan tekanan belakang dengan cara melakukan inspeksi visual pada panel
steaming. Pada proses frying dilakukan pengujian suhu depan, suhu belakang
dengan melakukan pengujian inspeksi visual pada panel frying ; pengujian kadar
air, pengujian kadar FFA maksimal 0,25 %; pengujian warna dan aroma minyak
dengan melakukan pengujian secara visual dengan mengamati warna dan aroma
minyak ; pengujian adanya kotoran dan kerak setelah penggorengan ; pengujian
warna dan aroma normal. Pada proses packing dilakukan pengujian kelengkapan
produk, pengujian kode produksi pengujian pada kemasan, pengujian kode
produksi karton, pengujian isi atau dus (pcs), pengujian kondisi sealing, pengujian
kerapian packing, pengujian kebocoran produk, pengujian dimensi mie kering.
F. Produk Akhir
1. Spesifikasi Produk Akhir
PT. Tiga Pilar Sejahtera Food menghasilkan berbagai macam produk
antara lain Ha ha mie, Superior, WFP,Salomair, NC Shoor, Gong mie, mie
kremes, jenis mie tersebut mempunyai rasa yang bermacam – macam. Untuk
jenis mie instan WFP, Salomair, dan Gong mie diekspor ke luar negeri. Syarat
Mutu mie instan dapat dilihat pada Tabel 9.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
87
Setelah itu disimpan dalam gudang yang rapi agar mempermudah dalam
proses distribusi selanjutnya.
3. Mesin dan Peralatan Yang Digunakan
a. Spesifikasi Mesin dan Peralatan Proses
Mesin dan peralatan yang digunakan dalam proses pembuatan mie
instan di PT. Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk adalah sebagai berikut :
1) Screw
Fungsi : digunakan sebagai perantara pemindahan bahan
dan premixer
Prinsip kerja : mendorong bahan seperti butiran, serbuk atau
tepung secara kontinyu dengan conveyor ulir
Sumber daya : Motor elektrik
Kapasitas : 720,63 kg/ 3 menit
Material : Stainless steel
Jumlah alat : 2
Waktu proses : 3 menit
2) Mixer
Fungsi : digunakan untuk menghomogenkan campuran
Prinsip kerja : mencampur tepung melalui gerakan rotasi oleh
blade yang digerakkan dengan sebuah motor
Kapasitas : 350 kg/ 23 menit
Jumlah alat : 4
Waktu proses : kering 3 menit, basah 11 menit
Spesifikasi :
o Power : 9 / 11 Kw / 380 V / 50 Hz
o Model : HM – 200
o Berat : 1500 kg
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
89
3) Dough Freeder
Fungsi : digunakan untuk mengistirahatkan adonan,
meratakan air, dan menurunkan suhu
Prinsip kerja : menyuplai adonan ke DCM dan diteruskan ke
pengepres ( roll pres )
Jumlah alat : 2
Spesifikasi :
o Power : 2,2 Kw / 380 V / 50 Hz
o Model : WL – 200
o Berat : 1000 kg
Kecepatan putar : 9,5 rpm
Type : Horizontal dan bulat
Kapasitas : 500 kg / 30 menit
Material : Stainless stell
4) Laminate Roller
Fungsi : untuk membentuk adonan menjadi lembaran
Prinsip : tekanan antar roller atau pressing
Jumlah alat :2
Spesifikasi :
o Power : 5,5 Kw / 380 V / 50 Hz
o Model : FY – 610 – 3
o Berat : 4700 kg
5) Continous Roller
Fungsi : membentuk lembaran menjadi tipis
Prinsip : Tekanan antar roller atau pressing
Jumlah alat : 7 unit / line
Spesifikasi :
o Power : 17,2 Kw / 380 V / 50 Hz
o Model : LY – 610 – 6
o Berat : 5500 kg
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
90
6) Steamer
Fungsi : memasak atau mengukus untaian mie secara
kontinyu dengan media panas berupa steam
Prinsip : aliran uap bertekanan dari blower
Jumlah alat :2
Spesifikasi :
o Model : 2M – 10 – 3 -74
o Berat : 2500 kg
o Jenis : multi stage
o Panjang : 9 m
Waktu proses : 1 menit
Kapasitas : 43,875 kg untaian mie / 102 detik
7) Cutter
Fungsi : memotong dan memisahkan untaian mie dengan
tekanan
Prinsip kerja : tekanan roller blade
Jumlah alat :2
Spesifikasi :
o Model : QF – 6 – 12
o Power : 5,5 Kw / 380 V / 50 Hz
o Berat : 1300 kg
o Kecepatan : 70 potongan / menit
o 1 potong : 65 gr mie basah
8) Frying
Fungsi : menggoreng mie sehingga diperoleh kematangan
mie yang baik.
Prinsip kerja : sirkulasi minyak goreng dengan perbedaan suhu
depan dan belakang.
Jumlah alat :2
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
91
Spesifikasi :
o Model : YKM – 15W oil noodle production line
o Power : 96,6 Kw / 380 V / 50 Hz
o Berat : 3883 kg
o Out put : 15000 kg/jam
o Steam consumtio : 2000 kg/jam
9) Cooler
Fungsi : mendinginkan mie setelah mengalami frying
Prinsip kerja : aliran udara dari kipas didalam cooling box
Jumlah alat : 2 unit
Spesifikasi :
o Model : FL – 13 – 140
o Power : 11,5 Kw/ 380 V/ 50 Hz
o Berat : 3000 kg
10) Packer
Fungsi ; mengemas mie dengan etiket tertentu
Prinsip kerja : melipat dan merekatkan bagian bawah kemasan
dengan long sealer, penutup dan pemotongan
dengan end sealer
Jumlah alat :6
Spesifikasi :
o Model : DW - 8000
o Power : 4 Kw / 380V /50 Hz
o Berat : 1500 kg
11) Carton Sealing Machine
Fungsi : mengemas mie dalam karton
Jumlah alat :6
Spesifikasi :
o Model : CP – 150 – 20
o Power : 0,37 Kw / 380 V / 50 Hz
o Berat : 300 kg
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
92
4. Pemasaran Produk
Pemasaran merupakan proses akhir dalam suatu usaha. Pemasaran
bertujuan untuk memasarkan produk akhir yang telah diproduksi. Pemasaran
dapat dilakukan dengan mempromosikan barang pada konsumen. Pemasaran
bertujuan mendapat keuntungan dari produksi. Lokasi pemasaran mie instan
di pulau Jawa meliputi Bekasi, Bogor, Solo, Batu, Tegal, Tasik, Bandung,
Pekalongan, Madura, Purwodadi, Jember, dan masih banyak lagi. Selain di
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
93
c. Lantai dan dinding hendaknya dibuat dari bahan kedap air, permukaan
rata dan halus, bebas dari keretakan. Pertemuan antara lantai dan dinding
hendaknya rapat sehingga mudah untuk dibersihkan.
d. Dilengkapi penerangan dan ventilasi udara yang memadai sesuai untuk
kegiatan didalam bangunan tersebut.
e. Mempunyai fasilitas sanitasi yang terencana dan teratur berupa :
Sarana penyediaan air bersih
Kamar kecil
Tempat cuci tangan
Kamar ganti pakaian
Tempat sampah
Sarana pembuangan air limbah
Bagian – bagian yang berkaitan dengan sanitasi adalah sebagai
berikut:
a. Sanitasi Bangunan
Sanitasi bangunan dalam perusahaan berfungsi untuk melindungi
karyawan serta peralatan dari faktor lingkungan, seperti panas dan hujan.
Selain itu letak bangunan juga dipertimbangkan terhadap faktor kesehatan
dan keselamatan, baik pekerja maupun produk olahan, terutama letak
perusahan harus jauh dari sumber kontaminasi. Dinding PT. Tiga Pilar
Sejahtera Food terbuat dari beton. Bahan atap yang digunakan terbuat dari
asbes berbentuk gelombang.
Lantai di PT. Tiga Pilar Sejahtera Food ada berbagai jenis, pada
bagian kantor dan proses lantai terbuat dari keramik. Karena lantai
keramik memiliki keunggulan yaitu kuat tahan terhadap asam, dan kedap
air. Lantai gudang bahan baku dan gudang barang jadi terbuat dari semen
dan tidak boleh terkena air, untuk menjaga kualitas bahan baku dan
produk jadi. Untuk saluran pembuangan tidak hanya dipinggir bangunan
tetapi juga dibawah alat proses produksi, tujuannya adalah supaya air dari
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
95
96
b. Sanitasi Peralatan
Sanitasi peralatan sangat penting karena sangat berpengaruh terhadap kualitas produk yang dihasilkan, oleh karena itu di PT.
Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk menerapkan sanitasi peralatan yaitu dapat dilihat pada Tabel 10.
Tabel 10. Sanitasi Mesin dan Peralatan
No Nama alat Frekuensi Cara pembersihan Alat pembersih
1 Mixer
a. bagian dalam Setiap 2-3 jam / shif ( setiap saat per shif) Posisi mesin dalam keadaan off, sisa adonan Scrub
b. body luar Setiap kotor ditepi dikikis, sisa adonan yang terselip dikikis Lab kering
c. lantai Setiap akhir shif Agar sisa tepung terigu tidak menempel Sapu ijuk
Sapu semua lantai area mixing
2 Roll press
a. bagian luar Setiap kotor Sisa adonan yang menempel dikikis Scrub
Serpihan mie disapu bersih Sapu ijuk
Dilap dengan kain Kain semi basah
b. Bagian dalam Akhir mingguan (cleaning rutin) Seluruh mesin dalam keadaan off Kompresor
Disemprot dengan udara bertekanan Scrub dan sapu ijuk
Sisa kerak dikikis Kuas dan minyak
Setiap bersih roll press diolesi minyak( khusus
yang terbuat dari besi)
Oleh devisi tehnik
3 Steamer
a. Body luar Setiap kotor Dilap dengan kain bersih Kain kering bersih
b. Body dalam Setiap akhir shif Sisa debu dan rumah laba-laba disapu Sapu ijuk
Akhir mingguan( cleaning rutin ) Operasional mesin dalam keadaan berhenti Semprotan air
Tutup box dibuka (pastikan semua kait sudah bertekanan
dibuka) Sikat ijuk bulu lembut
Box diangkat secara bersamaan Sapu lidi
Konveyor dijalankan disemprot dengan air
bertekanan
Sisa yang melekat disikat
53
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
97
4 Shaping folder
a. Pisau Setiap minggu Oleh devisi tehnik Jet cleaner
pemotong Akhir minggu (cleaning rutin ) Konveyor dalam keadaan tanpa beban Sikat ijuk
b. Konveyor Disemprot dengan air bertekanan Kain basah
dan pan Sisa kotoran yang tertinggal disikat
diverting Dilap dengan kain basah
5 Frying
a. Body luar Akhir mingguan ( cleaning rutin) Dibersihkan dengan sapu Sapu
b. Angsang fryer Sebulan sekali Dilap kain basah untuk kotoran melekat Kain basah
c. Bak minyak Sebulan sekali Direndam dengan soda api dan air hangat serta Soda api dan air hangat
disikat Soda api dan air hangat
Direndam dengan soda api dan air hangat serta
disikat
6 Cooler
a. conveyor Setiap kotor Disapu dan dikumpulkan Sapu ijuk
b. pan dibawah cooler Akhir mingguan (cleaning rutin) Mesin dalam keadaan off Sapu ijuk
c. fan Setiap kotor Kotoran yang terjemput diambil dengan Tongkat kecil pengait
Setiap minggu pengait tongkat kecil Sapu ijuk
Disapu dan dikumpulkan Deterjen
Oleh devisi tehnik ( dengan melepas fan dari Air, kain kering
rangka cooler kemudian dicuci dengan
deterjen dan dilap dengan kain kering )
7 Packer
a. mesin packer Setiap kotor Dibersihkan dari kotoran ( etiket atau karton ) Sapu ijuk
Akhir mingguan( cleaning rutin) Disikat dengan ijuk Sikat ijuk
Disemprot dengan udara bertekanan Kompresor
54
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
55
20
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ii
Mixer terdiri atas bak mixer dan pisau blade yang akan berotasi
mencampur bahan – bahan menjadi adonan mie. Dalam sanitasi mixer
ini bagian pisau blade dan as-nya harus mendapat perhatian ekstra,
karena bagian ini selalu terjadi akumulasi adonan dan bagian ini adalah
bagian yang paling sulit dibersihkan.
c. Sanitasi pada ruang Alkali
Ruangan alkali berbentuk persegi panjang dengan alas lantai
terbuat dari keramik. Di ruangan ini terdapat 4 bak atau tangki tempat
mencampur larutan alkali. Ceceran larutan alkali ini sangat licin
dilantai. Untuk membersihkannya dipel dengan air dan deterjen
pembersih lantai. Penanganan lantai dengan cara seperti ini sudah
efektif karena dengan dipel menggunakan deterjen pembersih lantai
kotoran sudah dapat terangkat. Untuk membersihkan bak alkali
digunakan air bersih dan dengan scrub untuk mengikis kotoran yang
menempel didinding bak dan pada pengaduk. Pembersihan ini
dilakukan seminggu sekali ketika pabrik sedang tidak beroperasi.
Bagian luar tangki dibersihkan dengan lab basah agar air alkali tidak
melekat. Pembersihan ini dilakukan setiap saat ketika bagian luar bak
kotor.
d. Sanitasi pada ruang Proses dari Sheeting sampai Cooling
Ruangan proses dari sheeting sampai cooling digunakan untuk
beberapa proses yang berjalan secara berurutan, yang pertama adalah
proses sheeting. Lantai pada bagian ini terbuat dari keramik. Proses
sheeting adalah proses kering dan tidak menggunakan air sehingga
lantai nya datar, tidak perlu dibuat dengan kemiringan tertentu. Lantai
dibersihkan dengan cara disapu dan dipel setiap pergantian shift.
Kotoran yang ada adalah ceceran adonan yang kering sehingga
kebersihan dengan cara disapu dan dipel sudah cukup untuk
mengangkat kotoran yang ada. Alat yang terlibat pada proses sheeting
ini adalah bak penampung adonan yang terbuat dari steinless steel dan
roller yang terbuat dari baja. Alat – alat tersebut dibersihkan dengan
ii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
iii
cara mengikis kerak dengan scrub setiap 2 – 3 jam atau per shift, untuk
roller dibersihkan setiap pergantian shift dengan mengikis kerak yang
menempel dan dilab dengan kain basah.
Proses selanjutnya adalah steaming. Proses ini merupakan proses
yang tertutup dan melibatkan banyak uap air dan panas. Proses ini
membutuhkan kebersihan yang ketat karena kontak bahan dengan air
memberi kesempatan mikroba untuk terlibat yang disebut dengan
pencemaran karena air adalah syarat utama pertumbuhan mikroba.
Kebersihan alat harus dijaga jangan sampai terjadi akumulasi ceceran
mie pada konveyor steamer. Untuk membersihkan konveyor dilakukan
setiap akhir proses, dibersihkan dengan cara disemprot dengan air
bertekanan. Pembersihan semacam ini efektif karena ceceran mie yang
menempel disela – sela konveyor dapat terangkat. Bagian ini
membutuhkan air yang banyak untuk proses dan untuk sanitasinya,
juga limbah yang ada berupa air dari uap air yang terkondensasi
membutuhkan penanganan yang cermat. Untuk itu lantai pada bagian
ini dibuat dengan kemiringan tertentu, dan dibutuhkan saluran air yang
terletak dibawah box steam. Lantai utama pada bagian ini terbuat dari
keramik. Kemiringan yang kecil ini dibutuhkan untuk mengalirkan air
yang ter cecer disekitar steam box ketika dilakukan pembersihan.
Proses berikutnya adalah pemotongan. Pada proses ini sering
terjadi mie yang telah dipotong tidak berhasil dilipat dan diterima oleh
mangkok mie, akibatnya mie jatuh kelantai dan dapat menyumbat
saluran air. Untuk mengatasi masalah ini ada seorang pekerja yang
bertugas membersihkan afal mie tersebut dan memindahkannya ke
tempat sampah. Ceceran minyak juga banyak karena minyak
digunakan untuk melumasi mie agar lancar meluncur melalui pipa
menuju mangkok mie. Minyak diberikan secara manual melalui pipa
dan minyak keluar melalui lubang kecil membasahi mie, dan lantai
menjadi licin. Oleh karena itu operator dilengkapi dengan sepatu boot
agar tidak terpeleset. Ceceran minyak dilantai dibersihkan dengan
iii
ii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
iv
iv
ii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
v
suhu mie keluar dari box cooler harus tidak lebih dari 32ºC agar tidak
terjadi pengembunan setelah dikemas karena dapat menjadi sumber
pencemaran.
e. Sanitasi pada Ruang Pengemas
Ruang pengemasan adalah ruangan untuk mengemas mie dengan
menggunakan etiket plastik. Pada tahapan proses ini dilakukan pula
penambahn minyak dan bumbu bubuk. Proses ini merupakan proses
kering tidak boleh tersentuh oleh air dan uap air sehingga harus dijaga
suhu dan RH ruangan agar tetap rendah. Mie yang dikemas harus
kering dengan kadar air 3 – 4% tidak boleh lebih tinggi karena akan
memperpendek umur simpan mie. Keluar dari cooler mie akan dibagi
menjadi 3 lajur konveyor. Agar dapat menempati tempatnya dengan
benar mie dibantu oleh pekerja sehingga disisni terjadi kontak
langsung antara mie dengan pekerja.
Alat yang dipakai dalam proses pengemasan adalah mesin
packer. Mesin ini sangat rawan sehingga dijaga kebersihannya. Untuk
menjaga alat tetap bersih maka perlu ada jadwal dan sarana sanitasi.
Dipabrik ini mesin pengemas dibersihkan setiap saat dengan cara
disikat dengan ijuk. Pembersihan yang dilakukan setiap saat dengan
pertimbangan bila mesin kotor proses pengemasan tidak akan berjalan
lancar dan hasilnya tidak akan bagus sesuai dengan standar yang
ditetapkan. Kebersihan konveyor harus diperhatikan pula.
f. Sanitasi pada Gudang Produk Jadi
Ruagan gudang produksi jadi berfungsi untuk menyimpan mie
yang sudah dikemas dalam karton. Lantai ruangan ini terbuat dari
adonan semen dan dibagi menjadi blok – blok untuk memudahkan
pengkodean. Ruangan ini juga merupakan ruangan yang kering karena
untuk menyimpan produk kering. Sanitasi diruangan ini dengan cara
menyapu lantainya, setiap pagi dan sore hari. Pembersihan ini sudah
cukup karena ruangan ini bukan ruangan yang terbuka sehingga
kotoran yang ada hanya berupa debu saja. Dengan disapu sudah dapat
ii
v
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
vi
vi
ii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
vii
vii
ii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
viii
control. Uji yang dilakukan yaitu warna, aroma, kadar air, dan pH
alkali.
b. Garam
Kualitas garam yang digunakan harus dijaga dengan menguji
setiap diterima dari suplier dan setiap mau digunakan oleh quality
control. Uji yang dilakukan yaitu warna, adanya kotoran atau
serangga, dan iodium.
c. Minyak Goreng
Minyak yang digunakan harus dijaga dengan menguji setiap
diterima dari suplier dan setiap mau digunakan oleh quality control.
Uji yang dilakukan yaitu warna, bau, rasa, kekentalan, dan %FFA.
4. Proses Produksi
Pengolahan merupakan serangkaian proses produksi untuk
menganekaragamkan produk yang dihasilkan. Mengolah bahan mentah
menjadi produk setengah jadi maupun produk jadi yang dapat langsung
dikonsumsi. Proses produksi mie instan di PT. Tiga Pilar Sejahtera Food,
Tbk meliputi beberapa tahap yaitu persiapan bahan, mixing, sheeting dan
slitting, steaming, forming cutting dan shaphing folding, frying, cooling,
pengisian seasoning, packing, dan kartoning. Diagram alir kuantitatif
proses produksi mie instan INSAB dapat dilihat pada Gambar 3.
viii
ii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ix
Air
Steaming (- 3,826 )
Air
Frying ( -63,423)
Cooling
Packing (@ 59,6gr±2,4gr)
69 Karton (@ 40 pack )
Gambar 3. Diagram Alir Kuantitatif Proses Produksi INSAB
2. Diagram Alir Proses Seasoning Powder
Diagram alir proses seasoning powder di PT. Tiga Pilar Sejahter
Food dapat dilihat pada Gambar 4.
ix
ii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
x
Penggilingan
Penimbangan
Penimbangan Formulasi
Mixing
Aging
Packing
Kartoning
Penimbangan
Pencucianii
x
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
xi
xi
ii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
xii
xii
ii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
xiii
xiii
ii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
xiv
i. Pengisian Seasoning
Seasoning yang ditambahkan terdiri dari 2 yaitu seasoning
powder dan seasoning oil. Seasoning powder terdiri dari bumbu bubuk
dengan berat standar 4,9± 0,2 gr dan cabe bubuk dengan berat standar
0,4±0,1 gr, dan untuk seasoning oil mempunyai berat standar 2,9±0,2
gr. Pengisian bumbu dilakukan setelah mie keluar dari pendingin dan
menuju konveyor pembagi.
j. Pengemasan ( Packing )
Pengemasan melalui dua tahap yaitu pengemasan primer
dengan menggunakan etiket plastik dan pengemas sekunder dengan
karton. Mesin pengemas bekerja dengan mengemas bagian bawah
kemasan dengan long sealer. Penutupan dan pemotongan dengan
menggunakan end sealer. Setelah pengemasan selesai dilakukan
pengepakan kedalam karton. Setiap karton berisi 40 bungkus mie
instan.
Pemberian kode produksi baik pada etiket dan pada karton
harus dikontrol dan dikendalikan, karena merupakan bentuk informasi
yang diperlukan oleh pihak konsumen. Kode ini memberikan
informasi tanggal kadaluarsa, kode identitas pelaksanaan produksi,
nomor mesin yang dipakai dan tanggal produksinya, contoh
pengkodean adalah sebagai berikut : USEDBY 0810 K2480809,
keterangan : Used by 0810 artinya produk tersebut masih layak dipakai
sampai bulan ke 8 tahun 2010, K2480809 artinya produk ini
diproduksi oleh Faktory Karanganyar ( K ) regu atau shif 2, mesin 4,
tanggal 8 Agustus ( 8 ), tahun 2009 ( 09 ).
xiv
ii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
xv
xv
ii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
xvi
xvi
ii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
xvii
a). Metode
1.1 Bahan
(a). Tepung Terigu dari suplier
2.1 Alat
(a) Inderawi ( mata, hidung, lidah )
(b) Kertas putih polos
(c) Congkongan
(d) Timbangan
3.1 Langkah Kerja
(a). Mengambil sampel dengan congkongan dan
menimbang 100 gr
(b). Meletakkan sampel di atas kertas putih
(c). Mengamati warna, kenampakan, aroma, benda asing
dibandingkan dengan standar
4.1 Hasil Analisa
(a). Bila warna, aroma menyimpang dari standar yang
ditentukan maka tepung tersebut ditolak.
b). Pembahasan
Uji organoleptik yaitu uji yang menggunakan alat
indera manusia, dengan cara melihat warna, aroma,
kenampakan dengan membandingkan standar yang telah
ditetapkan sebagai tepung berkualitas baik. Pengujian
dilakukan dengan meletakkan sampel diatas kertas putih
dengan mengarahkan ketempat yang terang. Tepung yang
normal berwarna putih krem, kenampakan powder, aroma khas
terigu, dan tidak ada benda asing.
2). Uji Gluten
a). Metode
xvii
ii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
xviii
1.1 Bahan
(a). Tepung Terigu
(b). Larutan Garam 2%
2.1 Alat
(a). Timbangan
(b). Baskom
3.1 Langkah Kerja
(a). Mengambil tepung terigu 65 gr
(b). Ditambahkan larutan garam 2% sebanyak 13 ml
(c). Direndam dalam air 20 menit
(d). Diperas dan dicuci dibawah air mengalir sampai
jernih
(e). Ditimbang x 1,515 konversi gluten
xviii
ii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
xix
xix
ii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
xx
xx
ii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
xxi
xxi
ii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
xxii
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Kualitas bahan baku, bahan pembantu, dan bahan tambahan sangat
berpengaruh terhadap produk yang dihasilkan.
2. Tahap – tahap proses pengolahan mie instan yaitu pencampuran adonan
(mixing), pembuatan lembaran (Sheeting ), pembentukan untaian mie
(slitting), pengukusan ( steaming ), pemotongan dan pelipatan mie (
cutting ), penggorengan ( frying ), pendinginan ( cooling ), pengemasan (
packing ), dan kartoning.
3. Titik kritis yang paling diperhatikan yaitu pada proses penggorengan,
karena terdapat perubahan – perubahan yang terjadi pada minyak yang
akan menyebabkan penurunan mutu mie.
4. Pengemasan berfungsi untuk melindungi dan menjaga mutu produk dalam
penyimpanan, pendistribusian sehingga mie tidak mengalami penurunan
kualitas sampai ke konsumen.
5. Pemasaran mie instan PT. Tiga Pilar Sejahtera dipulau Jawa meliputi
Bekasi, Bogor, Solo, Batu, Tegal, Tasik, Bandung, Pekalongan, Madura,
Purwodadi, Jember, dan masih banyak lagi. Selain di pulau Jawa juga
dipasarkan di Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, dan Bali.
6. Kebersihan mesin produksi harus selalu terjaga, karena kebersihan alat
produksi berpengaruh terhadap produk yang dihasilkan.
B. Saran
1 Perlu dijaga dan ditingkatkan kedisiplinan ( datang tepat waktu, memakai
seragam yang telah ditetapkan).
2 Dibidang sanitasi yang perlu ditingkatkan yaitu mengenai kebiasaan buruk
( tidak memakai masker pada waktu bekerja ) pekerja yang seharusnya
tidak dilakukan ketika sedang bekerja.
xxii
ii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
xxiii
DAFTAR PUSTAKA
Anonima. 2010. Diakses dari http;// funkeehmom. Blogspot. Com. Pada tanggal
30 Maret 2010.
Anonimb. 2010. Kualitas Tepung Terigu. www. Bogasari Flour.com/ baking
center.
Anonimc. 2010. Diakses dari http://www.makalah.net/tag/kualitas-
garam/oadcave.com. Pada tanggal 16 April 2010.
Anonimd. 2010. Diakses dari http://id.wikipedia.org/wiki/Air. Pada tanggal 16
April 2010.
Anonime. 2010. Diakses dari http://id.wikipedia.org/wiki/Alkali. Pada tanggal 30
Maret 2010.
Anonimf. 2010. Diakses dari http://www.foodreview.biz/preview/ Proses Produksi
Mie Instan. Pada tanggal 2 April 2010
Astawan. M. 2003. Membuat Mie dan Bihun. Penebar Swadaya. Jakarta.
Badan Standardisasi Nasional. 1994. Standar Nasional Indonesia Mie Instan No.
3551-1994. BSN. Jakarta
Badan Standarisasi Nasional. 1992. Standar Nasional Tepung Tapioka No. 01 –
2905 – 1992. BSN. Jakarta.
Badan Standarisasi Nasional. 1994. Standar Nasional Air No. 01-3553-1994.
BSN. Jakarta.
Badan Standarisasi Nasional. 1995. Standar Nasional Tepung Terigu No. 01-
3751-1995. BSN. Jakarta.
Badan Standarisasi Nasional. 2002. Standar Nasional Minyak Goreng No. 01-
3741-2002. BSN. Jakarta.
Buckle K.A, Edwards R.A, Fleet G.H,Wooton M. 1985. Ilmu Pangan.
Diterjemahkan oleh Purnomo H dan Adiono. UI Press. Jakarta.
Jenie, B. 1998. Sanitasi Dalam Industri Pangan. Pusat Antar Universitas ipb.
Bogor.
Ketaren S.1986. Minyak dan Lemak Pangan. UI Press. Jakarta.
Radiyanti dan Agusto, W.M. 1990. Tepung Tapioka ( perbaikan: Subang. BPTTG
Puslitbang Fisika Terapan.LIPI.
Suardi, R.2000. Sistem Manajemen Mutu. ISO 9000 : 2000 PPM. Jakarta.
Sudarmadji S, 1999. Analisa Bahan Makanan dan Pertanian. Liberty.
Yogyakarta.
Syarief R dan Irawati A. 1988. Pengetahuan Bahan. Mediyatama Sarana Perkasa.
Jakarta.
xxiii
ii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
xxiv
xxiv
ii