Anda di halaman 1dari 47

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

BUDIDAYA TANAMAN SAWI PUTIH (Brassica pekinensia L)


DI KPPP SOROPADAN
TEMANGGUNG

TUGAS AKHIR
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Guna Memperoleh Derajat Ahli Madya Pertanian
Di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret

Jurusan / Program Studi Agribisnis Hortikultura Dan


Arsitektur Pertamanan

Disusun Oleh :
DYAH FITANINGRUM_H 3308016

PROGRAM DIPLOMA III


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
commit to user

i
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

PENGESAHAN

Yang bertanda tangan di bawah ini telah membaca Laporan Tugas Akhir dengan
Judul :

BUDIDAYA TANAMAN SAWI PUTIH (Brassica pekinensia L) DI KPPP


SOROPADAN, TEMANGGUNG

Yang dipersiapkan dan disusun oleh :


DYAH FITANINGRUM
H3308016

Telah dipertahankan di depan dosen penguji pada tanggal : Mei 2011


Dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diterima.

Penguji

Penguji I Penguji II

Ir. Heru Irianto, MM Ir. Praswanto, MS


NIP.19630514 199103 1 002 NIP. 194601021979031002

Surakarta, Mei 2011


Universitas Sebelas Maret Surakarta
Fakultas Pertanian
Dekan,

Prof. Dr. Ir. Bambang


commit toPujiasmanto,
user MS.
NIP. 19560225198011001
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas


taufik dan hidayah-Nya penulis mampu menyelesaikan laporan Tugas Akhir ini.
Dalam menyelesaikan penulisan laporan Tugas Akhir ini tentunya tidaklah lepas
dari bantuan berbagai pihak, untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Bambang Pujiasmanto, MS. selaku Dekan Fakultas
Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Bapak Ir. Heru Irianto, MM selaku Ketua Program Studi DIII Agribisnis
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Bapak Ir. Panut Sahari, MP selaku Ketua Minat Program Studi DIII
Agribisnis Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4. Bapak Ir. Praswanto, MS selaku dosen penguji terima kasih atas saran,
nasehat, masukan dan arahannya, serta petunjuk kepada penulis selama proses
belajar di Fakultas Petanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.
5. Seluruh Dosen Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta yang
telah memberikan ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi penulis.
6. Seluruh karyawan Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret Surakarta
yang telah memberikan bantuan dalam menyelesaikan segala urusan
administrasi berkenaan dengan proses belajar dan penulisan Tugas Akhir.
7. Dinas KPPP Soropadan terutama Bapak Sumaryanto terima kasih banyak atas
ilmu yang diberikan, pengarahan selama magang dan ijin kepada penulis
untuk melaksanakan kegiatan Magang.
8. Seluruh staf dan pekerja lahan di KPPP Soropadan yang tidak bisa disebutin
satu-satu terima kasih atas ilmunya, doa, perhatian, kasih sayang, semuanya
yang diberikan kepada saya selama 1 bulan disana. Saat ku membahagian
kalian adalah ketika aku benar-benar menjadi manusia.
9. Kakak ku Dedy Pratomo yang jauh disana serta Ayah dan Ibu tercinta dan
commit
orang-orang terkasih yang ada to user terima kasih atas semua kasih
di rumah,

iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

sayang, perhatian, teladan dan dorongan semangat yang telah bayak


diberikan kepada saya untuk benar-benar menjadi manusia.
10. Teman-teman D3 Agribisnis 2008 (Rinda, Nunu, Rika, Ari, Damas, Wulan,
Atik, Helda, Hesti, Puspa, Lusi, Wening, Cecil, Romi, Pa’ Totok, Angga,
Udin, Surya, Penthem, Amin, Krisnata, Eko tw, Wawan, Eko, Adi, Kakung,
Mulyono, Bendot, Daniel, Fariz, Dwi, Wimbi, Ibnu, Pa’ Wahyu, Septian,
Very, Mantri, Radit, Hudha, Leandro, Henri, Tebo, Prima, Ratih, Yuni, Ana,
Andum, Jatu, Mawardi, Adit, Asih, Rosa, Fatma, Intan, Uzi, Windi, Anjar,
Maulida, Furi, Yuni). Terima kasih atas kebersamaannya selama menempuh
kuliah dan praktikum-praktikum, kenangan indah bersama kalian yang tak
akan terlupa, sukses untuk kita.
11. Kepada temen-temen di Unsoed (Intan, Hilda, Kemas, mas Joko, Ema, Ayu,
Ecy, Desi, Nia, Inne) terima kasih buat semangatnya, terima kasih juga telah
memberi masukan untuk menyelesaikan Tugas Akhir ini, semoga kita akan
selalu menjadi kelurga.
12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah
membantu dalam proses penulisan Tugas Akhir ini, terima kasih atas segala
bantuannya.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu kritik dan saran yang menuju sempurnanya laporan ini senantiasa kami
harapkan. Akhir kata, penulis mohon maaf bila dalam laporan ini terdapat kata-
kata yang kurang berkenan. Harapan penulis, semoga laporan ini dapat bemanfaat
bagi penulis pada khususnya dan bagi pembaca semua pada umumnya.

Surakarta, Mei 2011

Penyusun

commit to user

iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i


HALAMAN PENGESAHAN....................................................................... ii
KATA PENGANTAR................................................................................... iii
DAFTAR ISI.................................................................................................. vi
DAFTAR TABEL ......................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR..................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. ix
I. PENDAHULUAN.................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Tujuan ................................................................................................. 2
1. Tujuan Umum ............................................................................... 2
2. Tujuan Khusus .............................................................................. 3
II. TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 4
III.TATALAKSANA PELAKSANAAN .................................................... 19
A. Tempat Dan Waktu Pelaksanaan ........................................................ 19
B. Metodologi .......................................................................................... 19
1. Praktek Kerja Magang di Lapang ................................................. 19
2. Diskusi dan Wawancara................................................................ 19
3. Pengamatan dan Pengumpulan Data............................................. 19
4. Studi Pustaka................................................................................. 20
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................... 21
A. Kondisi Umum Lokasi ....................................................................... 21
1. Sejarah Berdirinya Lokasi............................................................. 21
2. Kondisi KP3 Soropadan................................................................ 21
3. Visi, Misi dan Fungsi KP3 Soropadan ......................................... 22
4. Struktur Organisasi KP3 Soropadan ............................................ 24
B. Pembahasan......................................................................................... 25
C. Analisis Usaha Tani ............................................................................ 34
commit to user

v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

V. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 36


A. Kesimpulan ......................................................................................... 36
B. Saran.................................................................................................... 36
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 37

commit to user

vi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman


1 Tabel 2.1 Analisis Upah Tenaga Kerja............................................... 29
2 Tabel 2.2 Analisis Bahan dan Analisis Usaha Tani............................ 30

commit to user

vii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman


1 Gambar struktur organisasi KPPP Soropadan .................................... 24

commit to user

viii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

1. Pencangkulan Pertama Pembongkaran bedeng................................. 40


2. Pencangkulan Kedua Pembuatan Bedengan. ................................ 40
3. Pembuatan Persemaian Sawi Putih ................................................................
40
4. Pemasangan Mulsa..........................................................................................
41
5. Penyakit Busuk Daun Pada Tanaman Sawi Putih. .................................
41
6. Hama Ulat Krop yang Menyerang Daun Pada Tanaman Sawi
Putih . ................................................................................................ 41
7. Pembentukan Krop Pada Sawi Putih.. ............................................................
42
8. Pemanena Sayuran Sawi Putih..................................................................
42

commit to user

ix
perpustakaan.uns.ac.id 1
digilib.uns.ac.id

1. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di Indonesia terdapat dua musim dalam satu tahun, yaitu musim kemarau
dan musim hujan. Keadaan iklim pada musim kemarau dan musim penghujan
tersebut berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman dan kehidupan biotis
(hama dan pathogen).
Pada musim kemarau pertumbuhan tanaman baik, karena cahaya
matahari mencukupi kebutuhan tanaman untuk fotosintesis. Disamping itu
pertumbuhan hama dan patogen rendah, sehingga intensitas serangan hama dan
penyakit pada tanaman juga rendah. Dengan demikian pertumbuhan tanaman
tidak banyak terganggu oleh hama dan penyakit. Sedangkan pada musim
penghujan pertumbuhan tanaman umumnya kurang baik, disamping karena
keadaan cuaca yang tidak sesuai dengan syarat tumbuhnya tanaman, juga
karena banyaknya gangguan hama dan penyakit. Sebab, pada musim
penghujan keadaan iklimnya sangat mendukung pertumbuhan dan
perkembangan patogen, terutama dari golongan cendawan (Jamur). Dengan
demikian pada saat musim hujan intensitas serangan hama dan penyakit pada
tanaman lebih tinggi.
Dengan memperhatikan keadaan iklim pada kedua musim tersebut dan
sifat botanis tanaman sawi putih maka saat penanaman yang baik ádalah pada
saat akhir musim hujan, tepatnya pada bulan Maret - April. Penanaman dapat
pula dilakukan pada musim penghujan, namun pemeliharaannya harus lebih
intensif, yakni pengendalian hama penyakit harus lebih sering, pembuatan
selokan yang lebih lebar dan dalam, pendangiran dan penyiangan lebih sering
dilakukan. Dari segi teknis, penanaman pada musim penghujan kurang
menguntungkan karena produksinya akan lebih rendah. Namun, dari segi
ekonominya dapat lebih menguntungkan karena petani tidak banyak yang
menanam, menyebabkan jumlah barang di pasaran sedikit, sehingga harga
komoditas ini dapat lebih tinggi (mahal).

1
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 2
digilib.uns.ac.id

Sawi putih (Brassica rapa conva., pekinensis; suku sawi-sawian atau


Brassicaceae) dikenal sebagai sayuran olahan dalam masakan Tionghoa;
karena itu disebut juga sawi cina. Ia dikenal pula sebagai petsai. Disebut sawi
putih karena daunnya yang cenderung kuning pucat dan tangkai daunnya putih.
Sawi putih dapat dilihat penggunaannya pada asinan (diawetkan dalam cairan
gula dan garam), dalam capcay, atau pada sup bening. Sawi putih beraroma
khas namun netral.
Habitus tumbuhan ini mudah dikenali: memanjang, seperti silinder
dengan pangkal membulat seperti peluru. Warnannya putih. Daunnya tumbuh
membentuk roset yang sangat rapat satu sama lain.
Sawi putih hanya tumbuh baik pada tempat-tempat sejuk, sehingga di
Indonesia ditanam di dataran tinggi. Tanaman ini dipanen selagi masih pada
tahap vegetatif (belum berbunga). Bagian yang dipanen adalah keseluruhan
bagian tubuh yang berada di permukaan tanah. Produksinya tidak terlalu tinggi
di Indonesia. Sayuran ini populer di Tiongkok, Jepang, dan Korea. Di Korea
varietas lain sawi putih dipakai sebagai bahan baku kimchi, makanan khas
Korea (Anonim, 2010).

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
a. Untuk memperluas pengetahuan dan
wawasan berfikir dalam menerapkan ilmu yang dipelajari serta
keterkaitannya dengan bidang yang lain.
b. Memberikan pengetahuan dan
pengalaman praktis kepada mahasiswa dalam rangka kesiapan
menghadapi dunia kerja yang mengarah pada kegiatan kewirausahaan,
dan menciptakan lapangan kerja.
c. Meningkatkan pemahaman mahasiswa
mengenai hubungan antara teori dan penerapannya sehingga dapat
memberikan bekal bagi mahasiswa untuk dapat mengabdi ke masyarakat.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 3
digilib.uns.ac.id

d. Meningkatkan hubungan kerja sama


yang baik antara perguruan tinggi dan dinas.

2. Tujuan Khusus
a. Melihat dan memahami langsung cara
budidaya sawi putih di KPPP Soropadan mulai dari persiapan lahan
sampai pasca panen.
b. Memperoleh ketrampilan dan pengalaman kerja dalam bidang
pertanian khususnya budidaya tanaman sawi putih yang dilakukan di
KPPP Soropadan Temanggung
c. Mengetahui segala aspek yang terkait dalam kegiatan
magang yang dilaksanakan oleh KPPP Soropadan.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 4
digilib.uns.ac.id

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Sejarah Tanaman Sawi Putih


Tanaman sawi putih (Brassica pekinensia L.) bukan tanaman asli
Indonesia. Tanaman ini diperkirakan berasal dari Tiongkok dan Asia Timur.
Oleh karena itu, tanaman sawi putih diberi sebutan Chinese cabbage atau
Kubis Cina. Kemudian tanaman ini menyebar luas ke Taiwan dan Philipina.
Di Indonesia, pembudidayaan sawi putih diduga dimulai pada abad XIX
bersamaan dengan lintas perdagangan jenis sayuran sub tropis lainnya dari
kelompok (famili) kubis-kubisan (cruciferae). Kini penyebaran tanaman sawi
putih sudah meluas di berbagai daerah di wilayah Indonesia, terutama daerah-
daerah yang mempunyai ketinggian di atas 1000 m dpl ( Bambang, 2003).

B. Klasifikasi dan Morfologi Tanaman


Sawi Putih
Dalam ilmu tumbuhan, tanaman sawi putih diklasifikasikan sebagai
berikut :
Devisi : Spermatophyta (tanaman berbiji)
Sub divisi : Angiospermae (biji berada didalam buah)
Kelas : Dicotyledoneae (biji berkeping dua atau biji belah)
Ordo : Rhoeadales (Brassicales)
Famili : Cruciferae (Brassicaceae)
Genus : Brassica
Spesies : Brassica pekinensia L
(Eko dkk, 2003).
Sawi putih (Brassica pekinensia L) termasuk jenis tanaman sayuran daun
dan tergolong ke dalam tanaman semusim (berumur pendek). Tanaman tumbuh
pendek dengan tinggi sekitar 26 cm – 33 cm atau lebih, tergantung dari
varietasnya. Tanaman sawi putih membentuk krop, yaitu kumpulan-kumpulan
daun-daun yang membentuk kepala.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 5
digilib.uns.ac.id

Tanaman sawi putih berakar serabut yang tumbuh dan berkembang


secara menyebar ke semua arah di sekitar permukaan tanah, sehingga
perakarannya sangat dangkal pada kedalaman sekitar 5 cm. Tanaman sawi
putih tidak memiliki akar tunggang.
4
Tanaman sawi putih memiliki batang sejati pendek dan bersayap terletak
pada bagian dasar yang berada dalam tanah. Batang sejati memiliki ukuran
panjang 1,5 cm dan diameternya 3,5 cm. Pada umumnya batang sawi putih
bercabang.
Daun tanaman sawi putih berbentuk bulat panjang (lonjong) dan agak
lebar, kasar, berkerut-kerut, berbulu halus sampai kasar (namun ada yang
berdaun halus dan tidak berbulu), berwarna hijau muda sampai hijau tua. Daun
memiliki tangkai daun yang panjang, berwarna putih, agak lebar dan pipih,
bersifat lemas dan halus ( Bambang, 2003).

C. Jenis – Jenis Varietas Sawi Putih


1. Varietas Jade crown
a. Asal benih : Known You Seed, Taiwan
b. Bentuk tanaman : Besar
c. Permukaan daun : Agak keriting dan
tidak berbulu
d. Warna daun : Hijau Tua
e. Bentuk krop : Bulat tinggi (lonjong)
f. Berat krop : 1,5 kg
g. Kualitas krop : Ranum, renyah, padat dan
besar
h. Umur panen : 65 HST
i. Lain-lain : Tanaman ini tahan penyakit busuk lemas, tepung
palsu, dan busuk hitam. Varietas ini cocok ditanam
di daerah yang berhawa sejuk.
2. Varietas Summer bright
a. Asal benih : Known You Seed, Taiwan

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 6
digilib.uns.ac.id

b. Bentuk tanaman : agak tinggi/agak besar


c. Permukaan daun : Agak keriting,
belakang daun berbulu
d. Warna daun : Hijau Tua
e. Bentuk krop : Bulat panjang, dan krop terbungkus
dengan baik
f. Berat krop : 1 kg
g. Kualitas krop : Ranum, renyah, dan padat
h. Umur panen : 65 HST
i. Lain-lain : Tanaman ini tahan penyakit busuk lemas, tepung
palsu. Varietas ini cocok ditanam di daerah yang
berhawa sejuk.
3. Varietas Green sun
a. Asal benih : Known You Seed, Taiwan
b. Bentuk tanaman : Agak tinggi
c. Permukaan daun : Agak keriting
d. Warna daun : Hijau Tua
e. Bentuk krop : Bulat agak besar
f. Berat krop : 1,1 – 1,2 kg
g. Kualitas krop : Ranum, renyah, dan padat
h. Umur panen : 65 HST
i. Lain-lain : Tanaman ini tahan penyakit busuk basah, tepung
palsu, dan busuk lemas. Varietas ini cocok ditanam
di daerah yang berhawa sejuk.
4. Varietas Fine zone
a. Asal benih : Known You Seed, Taiwan
b. Bentuk tanaman : Agak tinggi (sedang)
c. Permukaan daun : Agak keriting dan
tidak berbulu
d. Warna daun : Hijau Tua
e. Bentuk krop : Bulat panjang, agak besar
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 7
digilib.uns.ac.id

f. Berat krop : 1 kg
g. Kualitas krop : Ranum, renyah, padat dan
bermutu baik
h. Umur panen : 65 HST
i. Lain-lain : Tanaman ini tahan penyakit busuk lemas, tepung
palsu, dan busuk hitam. Varietas ini cocok ditanam
di daerah yang berhawa sedang.
(Bambang, 2003).
Selain ke empat varietas diatas ada varietas lain sawi putih diantaranya
adalah :
5. Varietas Deli-CR
a. Type Krop : Cannon Ball
b. Potensi Hasil : 1,5 – 2,2 kg/head
c. Awal Panen : 60 HST
d. Rasa : Cukup Manis
e. Keunggulan : - Tahan penyakit akar ganda
- Warna tengah head kuning
f. Pupuk : NPK Phonska, Grend K
6. Varietas Excellent
a. Type Krop : Barrel Kompak
b. Potensi Hasil : 1,5 kg/head
c. Awal Panen : 40-45 HST
d. Rasa : Manis
e. Keunggulan : - Tahan penyakit akar ganda
- Umur genjah
f. Pupuk : NPK Phonska, Grend K
(Tanindo, 2010)

D. Syarat Tumbuh
Tanaman sawi putih tumbuh baik pada tanah gembur, mudah menahan
air dan tanah tersebut banyak mengandung humus. Menghendaki iklim dengan

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 8
digilib.uns.ac.id

suhu relatif rendah, kelembaban tinggi dan tumbuh baik pada ketinggian 1000 -
2000 mdpl (Anonim, 2010).

E. Teknik Budidaya Tanaman Sawi


Putih
1. Pengolahan Tanah
Pengolahan tanah pertama dilakukan dengan membersihkan lahan dari
gulma dan sisa tanaman musim tanaman sebelumnya. Setelah didapatkan
pH yang netral kemudian melakukan pencangkulan atau bajak tanah untuk
membalik dan mencegah agregat tanah. Setelah itu buat bedengan sederhana
terlebih dahulu dengan lebar 90 cm dan tinggi 17-20 cm. Sementara itu
lebar selokan 40-50 cm.
Memberikan pupuk kandang dan campurkan ketiga jenis pupuk kimia
( Urea, SP-36, dan KCl) dengan perbandingan 1 : 1 : 1 menjadi satu, lalu
tebar disisi kiri dan sisi kanan. Aduk-aduk ke dalam tanah sambil
menggemburkan bedengan. Untuk menyempurnakan bedengan lakukan
pencakulan ke dua dengan cara mencangkul selokan dan menimbun tanah
tipis dari selokan kepermukaan bedengan (setebal 3-5 cm) hingga tinggi
bedengan 20-25 cm (Eko dkk, 2003).
Setelah pembuatan bedengan selesai dilakukan pemasangan mulsa
plastik hitam perak yang telah diberi pupuk, baik pupuk kandang maupun
pupuk kimia. Cara pemasangan mulsa plastik hitam perak adalah sebagai
berikut :
a. Bedengan diairi terlebih dahulu hingga
cukup basah.
b. Permukaan bedengan dirapikan dan
dibuat semulus mungkin agar plastik dapat menempel pada bedengan
secara sempurna.
c. Bedengan ditutup mulsa plastik hitam
perak dengan posisi permukaan plastik yang berwarna hitam menghadap

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 9
digilib.uns.ac.id

ke bawah (menghadap tanah) dan permukaan plastik berwarna perak


menghadap ke atas.
d. Mulsa plastik yang sudah terpasang,
lalu dipancang atau dijepit dengan belahan bambu tipis yang panjangnya
sekitar 20-25 cm pada bagian sisi kanan kiri bedengan.
Pemasangan mulsa plastik hitam perak sebaiknya dilakukan pada
siang hari antara jam 09.00-14.00 WIB. Sehingga dengan demikian plastik
dapat terpasang lebih kencang dan rapat ( Bambang, 2003).
2. Pengadaan Benih
Pengadaan benih dapat dilakukan dengan membuat sendiri atau
membeli benih yang siap tanam. Tetapi pengadaan benih dengan cara
membeli akan lebih praktis, petani tinggal menggunakan tanpa berjerih
payah. Sedangkan pengadaan benih ddengan membuat sendiri lebih rumit.
Di samping itu, mutunya belum tentu terjamin baik.
Dalam pengadaan benih hendaknya membeli benih pada toko
pertanian yang menyediakan benih yang bermutu baik. Benih yang dibeli
harus bersertifikat, yaitu dengan melihat nomor seri yang menunjukkan
keaslian benih yang dapat dilihat disebelah belakang kemasan, kemasan
benih tidak sobek atau berlubang, kemasan terbuat dari alumunium foil.
(Bambang, 2003).
3. Persemaian Benih Tanaman Sawi
Putih
a. Pengolahan Media Semai
Sebelum melakukan persemaian tanah yang digunakan untuk
media semai pada kotak persemaian harus disterilisasi, digemburkan, dan
di beri pupuk. Sebelum media semai digunakan, sebaiknya diuji coba
terlebih dahulu dengan menyemaikan beberapa biji. Apabila biji dapat
berkecambah dan tumbuh dengan baik, maka media semai dapat
digunakan untuk persemaian.
Media semai terdiri atas campuran tanah dan pupuk kandang
dengan perbandingan 2 : 1 atau 1 : 1, kemudian ditambahkan pupuk NPK
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 10
digilib.uns.ac.id

(15 : 15 : 15) dengan dosis 0,5 g untuk setiap 1 kg media semai


(campuran tanah dan pupuk kandang). Media semai yang telah jadi
kemudian dimasukkan ke dalam kotak-kotak, lalu media semai
digemburkan.
Persemaian benih sawi putih dapat juga dilakukan pada kantong-
kantong plastik (polybag) ukuran 8 cm x 10 cm. Untuk cara ini, media
semai yang dimasukkan ke dalam kantong polybag hingga 90% penuh
(Bambang, 2003).
b. Penyemaian Benih
Media semai juga perlu dipersiapkan untuk persemaian.
Persemaian yang menggunakan kotak atau kantong polybag, diletakkan
ditempat terbuka, lalu diberi naungan. Untuk persemaian yang
menggunakan kotak atau kantung polybag, maka dasar kotak atau dasar
kantong polybag harus dilubangi untuk keperluan drainase, yaitu untuk
mengeluarkan air yang berlebihan saat penyiraman.
Sebelum biji disemai, ada beberapa hal yang perlu mendapat
perhatian yaitu seleksi benih. Benih yang sudah dibeli, sebaiknya
diperiksa dan diseleksi kembali. Seleksi benih dilakukan menurut
kriteria-kriteria sebagai berikut :
1) Pilih biji yang utuh (tidak cacat/luka)
karena biji yang cacat akan sulit tumbuh, kalaupun tumbuh mutunya
jelek.
2) Biji sehat, yaitu tidak menunjukkan
adanya serangan hama dan penyakit.
3) Biji bersih, yaitu tidak tercampur
dengan biji lain.
4) Biji tidak keriput.
Setelah itu dilakukan perendaman benih dalam air dingin selama 1
hari (12 jam), sampai kelihatan biji pecah. Untuk mencegah biji terserang
mikroorganisme penyebab penyakit, biji didesinfektan dengan
merendamnya ke dalam larutan fungisida. Dengan demikian biji-biji
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 11
digilib.uns.ac.id

yang akan disemai benar-benar sehat sehingga dapat memberikan


pertumbuhan yang baik (Bambang, 2003).
Media semai atau tempat persemaian sebelum ditanami benih perlu
disiram air terlebih dahulu agar tanah basah dan lembab. Penyiraman air
dilakukan sehari sebelum biji ditabur. Setelah dipersiapkan dengan baik,
biji atau benih dapat disemaikan ke tempat persmaian. Ada beberapa cara
menyemaikan benih, yaitu disebar merata dipermukaan tanah media
semai (dengan membuat bedengan kecil pada media semai, lalu benih
disebarkan pada bedengan kecil) membuat lubang-lubang tanam,
tergantung pada tempat persemaian yang digunakan (Eko dkk, 2003).
c. Pemeliharaan persemaian
Pada saat benih sudah berkecambah nauangan pengatur cahaya
matahari masuk dibuka dan benih disiram secara rutin untuk menjaga
kelembapan media persemaian. Saat persemaian berumur 15 hari,
siramkan larutan Agrobost dengan dosis 1 ml/liter air. Jika ditemukan
serangan penyakit dumping off (bercak basah di pangkal atang yang
menyebabkan bibit rebah), semprotkan fungisida Benlate dengan dosis 1
g/liter air atau Orthocide dengan dosis 3 g/liter air. Kemudian tanam bibit
di lahan (transplanting) setelah berdaun sejati 2 lembar (umur 18–20
hari) (Bambang, 2003).
4. Penanaman Bibit
Bibit-bibit yang telah siap dipindah tanam ke kebun diseleksi dengan
mengambil atau memilih bibit yang pertumbuhannya baik, penampakannya
segar, daun-daunnya tidak rusak, berwarna hijau segar, mengkilat, kuat atau
tegak pertumbuhannya dan bibit tidak terserang hama dan penyakit.
Cara penanam bibit hasil persemaian yaitu sehari sebelum bibit
ditanam, tanah tempat penanaman bibit diberi air pengairan. Selanjutnya
dibuat lubang tanam dengan melubangi mulsa plastik hitam perak dengan
menggunakan alat pelubang yang diberi bara api di dalamnya. Diameter
lubang sekitar 8 cm dan di dalam lubang sekitar 10 cm pada titik-titik yang
telah ditentukan menurut jarak tanamnya (Bambang, 2003).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 12
digilib.uns.ac.id

Untuk mencegah serangan semut atau serangga lain setiap lubang


diberi furadan 0,5 – 1 gram. Demikian pula pada bibit yang akan ditanam,
sebaiknya didesinfektan dengan fungisida dan bakterisida agar terhindar
dari serangan penyakit akibat cendawan atau bakteri. Bibit derendam dalam
larutan fungisida dan bakterisida selama 5 – 10 menit. Perendaman
dilakukan bersamaan dengan media tanahnya yang terbawa bibit. Fungisida
yang digunakan adalah Benlate, sedangkan bakterisida yang digunakan
Agrimysin. Dosis yang digunakan adalah 0,5 g/liter air (Rony, 1996).
Bibit ditanam sedalam leher akar. Bibit yang diambil dengan sistem
cabutan, akarnya ditata secara menyebar. Untuk bibit yang berasal dari
kantong polybag dapat langsung dimasukkan ke dalam lubang tanam beserta
tanah yang terbawa dari persemaian dan tidak perlu mengatur akarnya lagi.
Setelah itu, lubang tanam di sekitar pangkal batang ditimbun tanah sambil
ditekan-tekan agar tanaman dapat berdiri tegak dan kuat. Selasai
penanaman, segera lakukan penyiraman (memberikan air pengairan). Dalam
kegiatan penanaman dilakukan pada pagi hari atau sore hari (Eko, 1995).

5. Pemeliharaan Tanamaman
a. Penyulaman Tanaman
Pada penanaman sawi putih dengan menggunakan metode
persemaian selalu ada beberapa tanaman yang mati, baik karena gagal
beradaptasi setelah tanam di lahan maupu akibat serangan hama,
terutama hama tanah Agrotis sp. Pada umur 7 HST, periksa seluruh
tanaman dan jika menemukan yang mati segera ganti bibit yang baru
(Wahyudi, 2010).
b. Pemupukan Susulan
Pupuk susulan diberi saat pemupukan dasar telah diberikan. Pupuk
yang digunakan untuk pemupukan susulan adalah jenis pupuk anorganik
(pupuk kimia buatan pabrik. Jenis pupuk anorganik yang diberikan
adalah pupuk N, pupuk P dan pupuk K. Jenis pupuk ini sangat penting

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 13
digilib.uns.ac.id

diberikan karena untuk menambah kekurangan unsur hara NPK yang


terdapat dalam pupuk kandang yang terdapat dalam tanah.
Kebutuhan pupuk NPK ( Urea, SP-36 dan KCl) per hektar sebagai
pupuk susulan untuk tanaman sawi putih, sebagai berikut :
1) Pupk Urea = 130 kg/hektar
2) Pupuk SP-36 = 125 kg/hektar
3) Pupuk KCl = 75 kg/hektar
(Bambang, 2003).
c. Pengairan
Pada budidaya sawi putih dengan menggunakan sistem mulsa
plastik hitam perak, pemberian air tidak perlu sering dilakukan. Hal ini
disebabkan karena mulsa plastik hitam perak dapat menahan penguapan
air tanah (evaporasi) (Wahyudi, 2010).
Pemberian air pada tanaman sawi putih yang berlebihan dapat
menghambat pertumbuhan tanaman sehingga produksinya akan rendah.
Demikian pula apabila pemberian air sangat kurang, tanaman juga akan
terhambat pertumbuhannya, daun cepat tua, ranaman menderita klorosis
dan antosianensis, kelayuan. Kekurangan air selaman periode
pembangunan dapat menyebabkan kerusakan bunga (Bambang, 2010).
d. Penyiangan dan Pendangiran
Penyiangan harus dilakukan dengan baik, sebab rumput-rumput
atau tumbuhan lainnya yang telah tumbuh sangat membahayakan
tanaman sawi putih yang sedang dibudidayakan, yakni dapat menjadi
pesaing dalam mendapatkan zat makanan di dalam tanah, dalam
penggunaan air dan unsur-unsur lainnya, seperti cahaya matahari O2 dan
CO2 sehingga bila rumput-rumput tidak dibersihkan maka kebutuhan zat
makanan (hara) yang diberikan pada tanaman sawi putih menjadi tidak
mencukupi sehingga mengakibatkan pertumbuhan tanaman sawi putih
terhambat.
Penyiangan rumput atau gulma dapat dilakukan dengan beberapa
cara yaitu sebagai berikut :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 14
digilib.uns.ac.id

1) Secara manual, yakni gulma yang


tumbuh di sekitar tanaman dicabuti dengan tangan. Sedangkan gulma
yang tumbuh di selokan dilakukan mengguanakan cangkul.
2) Secara mekanik, pencabutan dilakukan
dengna menggunakan peralatan mesin yang sederhana sampai yang
modern.
3) Secara kimiawi, pemberantasan
dilakukan dengan menggunakan obat-obatan herbisida yaitu Actril
DS, Ferninine 720 AS, Fusilade 25 EC dan sebagainya.
Selain penyiangan dilakukan pula pendangiran, yaitu pengolahan
tanah secara ringan di sekitar tanaman. Tujuannya untuk
menggemburkan kembali tanah yang memadat agar sirkulasi udara dalam
tanah dapat berjalan dengan normal ( Bambang, 2003).
6. Pengendalian Hama dan Penyakit
a. Ulat Tanah (Agrotis sp)
Ulat berwarna coklat sampai coklat kehitaman ini menyerang
tanaman kecil setelah ditanam di lahan. Serangan ini menyerang pangkal
batang yang masih sekulen digerek hingga putus sehingga menyebabkan
tanaman mati karena tidak memiliki titik tumbuh.
Pengendalian ulat tanah dapat dilakukan dengan cara sebagai
berikut :
1) Serangan ulat tanah biasanya
berlangsung tidak serentak alias sedikit demi sedikit.
2) Jika ditemukan gejala awal serangan,
segera berantas dengan insektisida granul. Taburkan sedikit
insektisida tersebut di samping pokok tanaman. Dosisnya 0,3-0,4 per
tanaman atau 6 kg insektisida granul per hektare.
3) Insektisida granul yang dapat
diaplikasikan di antaranya Furadan 3G dan Curater 3G.
b. Ulat Grayak ( Spodoptera litura dan
Spodoptera exigua )
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 15
digilib.uns.ac.id

Ulat grayak ini memakan daun hingga menyebabkan daun


berlubang-lubang, terutama menyerang daun muda.
Pengendalian ulat grayak dapat dilakukan dengan cara sebagai
berikut :
1) Lakukan sanitasi lahan dengan baik
2) Pasang perangkap kupu-kupu.
Perangkap ini dapat dibuat dari botol-botol bekas air mineral yang
diolesi dengan produk semacam lem.
3) Jika ditemukan serangan hama ini,
segera semprot dengan insektisida yang tepat. Insektisida yang
digunakan Matador 25 EC, Curacron 500 EC dan Buldok 25 EC.
c. Ulat Perusak daun ( Plutella
xylostela )
Ulat kecil ini berwarna hijau, panjang tubuh 7-10 mm.
Bergerombol saat menyerang. Ulat ini menyerang pucuk tanaman,
akibatnya daun muda dan pucuk tanaman berlubang sehingga
menyebabkan proses pembentukan krop akan sangat terganggu.
Pengendalian ulat perusak daun dapat dilakukan dengan cara
sebagai berikut :
1) Lakukan sanitasi lahan dengan baik
2) Jika serangan hama ini sudah tampak,
segera semprotkan insektisida yang tepat. Insektisida yg dipakai
adalah March 50 EC, Proclaim 5 SG, Descis 2,5 EC dan Buldok 25
EC.
(Wahyudi, 2010).
d. Ulat krop (Crocidolomia binotalis
zell)
Ulat krop merupakan hama perusak daun yang belum membentuk
krop atau yang sudah membentuk krop dengan cara memakannya. Ulat
krop memiliki ciri-ciri tubuh berwarna coklat sampai hijau gelap. Pada

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 16
digilib.uns.ac.id

bagian punggungnya terdapat garis-garis yang warnanya lebih muda dan


pada sisi badan terdapat rambut-rambut yang berwarna hitam.
Gejalanya adalah krop yang diserang ulat daunnya tinggal tulang-
tulang daun saja. Jika ulat telah masuk ke dalam krop maka
menyebabkan gulungan krop tidak sempurna dan rusak.
Pengendalian ulat krop dapat dilakukan dengan cara sebagai
berikut :
1) Pergiliran tanaman dengan tanaman
yang bukan tanaman inangnya.
2) Sanitasi kebun
3) Penanaman serempak
4) Memunguti ulat dan membunuihnya
5) Dengan menyebarkan musuh alaminya
yang merupakan parasitoid ulat dan pupa yaitu jenis Trathala
flavoorbitalis (cam).
6) Dengan penyemprotan insektisida,
misalnya Diazinon 60 EC atau Hostathion 40 EC.
e. Downy Mildew (Pseeudoponospora
sp)
Penyakit ini menyerang tanaman sawi putih. Gejala awal, muncul
bercak kuning dengan bentuk kotak-kotak. Bercak ini dimulai dari daun
tua. Semakin lama, daun yang menguning semakin lebar dan mengarah
ke daun yang lebih muda

Pengendalian Downy Mildew dapat dilakukan dengan cara sebagai


berikut :
1) Hindari menanam berdekatan dengan
tanaman yang berumur lebih tua dan terserang penyakit ini.
2) Perbaiki drainase lahan, terutama pada
musim hujan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 17
digilib.uns.ac.id

3) Lakukan sanitasi lahan dengan baik.


4) Jika tampak gejala awal, segera
semprot dengan fungisida yang tepat. Arahkan mata spray ke
permukaan daun atas ataupun bawah.
5) Fungisida yang digunakan Anvil 50
SC, Nimrod 250 EC dan Score 250 EC.
f. Penyakit Busuk Lunak (Erwinia
carotovora)
Penyakit ini menyerang tunas pucuk tanaman, gejalanya terdapat
bercak basah kemudian meluas hingga menjadi busuk basah hingga ke
dalam batang. Bagian yang terserang akan mengeluarkan bau busuk.
Pengendalian ulat grayak dapat dilakukan dengan cara sebagai
berikut :
1) Lakukan sanitasi lahan dengan baik.
2) Jika menanam sawi putih pada musim
hujan, buat jarak tanam lebih lebar (60 x 60 cm). Selain itu, selokan
juga diperlebar agar sirkulasi air dan udara lancar.
3) Jika tampak gejala awal, segera
semprot dengan fungisida yang tepat. Arahkan mata spray lebih
banyak ke tunas pucuk tanaman.
4) Fungisida yang digunakan yaitu Bion-
M 1/48 WP, Daconil 75 WP dan Topsin M 70 WP. Gunakan sesuai
dosis.
g. Penyakit Akar Gada
(Plasmodiophora brassicae)
Penyakit ini menyerang perakaran tanaman. Gejalanya tanaman
tampak layu pada siang hari dan segar pada pagi hari. Pertumbuhan
tanaman terhambat dan apabila tanaman dicabut maka akan terlihat
benjolan seperti kanker akar.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 18
digilib.uns.ac.id

Pengendalian akar gada dapat dilakukan dengan cara sebagai


berikut :
1) Hindari menanam di lahan bekas sawi
putih dan familinya yang terindikasi serangan penyakit ini.
2) Lakukan pergiliran tanaman, terutama
dengan jagung dan kacang-kacangan untuk memutus rantai hidup
fungi penyebab penyakit ini.
3) Hingga saat ini belum ditemukan
fungisida unutk memberantas penyakit akar gada, khususnya setelah
tanaman terserang.
4) Lakukan pengawasan dan pencegahan
secara ketat agar usaha tani sawi putih berhasil.
(Sartono dkk, 2007).
7. Panen dan Pasca Panen
a. Penanganan Panen
Umur panen tanaman sawi putih sangat beragam, tergantung
varietasnya. Tanaman sawi putih memiliki umur panen bervariasi antara
40-87 hari setelah pinah tanam (Bambang, 2003).
Pemanenan sawi putih dilihat dari kondisi fisik, ciri-ciri sawi putih
yang siap panen adalah sebagai berikut :
1) Daun paling bawah sudah menguning
dan umur tanaman sudah mencapai umur panen berdasarkan varietas
yang ditanam.
2) Krop sudah terbentuk, penuh, kompak
dan padat.
3) Tanaman belum berbunga, karena
kalau sudah berbunga kualitas rendah dan rasa tidah enak (Anonim,
2010).
Cara memanen sawi putih yaitu pangkal batang sawi putih yang
dekat dengan permukaan tanah dipotong dengan pisau yang tajam.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 19
digilib.uns.ac.id

Selanjutnya kumpulkan hasil panen ditempat yang teduh. Waktu


pemanenan yang baik dilakukan pagi hari atau sore hari (Eko, 2003).
b. Penanganan Pasca Panen
Pasar supermarket menginginkan pengemasan khusus. Tahapan
pengemasan yaitu kupas lembaran-lembaran daun yang berwarna hijau
krop, ratakan batang di dasar krop menggunakan pisau tajam, bungkus
krop dengan plastik wrapping`dan satu buah krop dalam satu kemasan
dan susun rapi krop di dalam boks plastik untuk selanjutnya dikirim ke
supermarket.
Pasar tradisional tidak memerluakan kemasan khusus. Daun hijau
yang membungkus krop untuk sementara dibiarkan. Tujuannya, untuk
menghindari gesekan saat pengangkutan. Biasanya setelah sampai di
tempat penampungan, pengupasan baru dilakukan (Bambang, 2003).

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 19
digilib.uns.ac.id

III. TATA LAKSANA PELAKSANAAN

A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan


Pelaksanaan magang dilaksanakan di Kebun Benih KPPP Soropadan
yang terletak di Jl. Semarang-Magelang Km. 13, Pringsurat, Temanggung,
Jawa Tengah. Adapun pelaksanaan magang ini direncanakan kurang lebih 1
bulan yaitu dilakukan pada tanggal 16 Februari- 19 Maret 2011, pada hari dan
jam kerja karyawan.

B. Metodologi
Pada Praktek Kerja Magang (PKM) ini menggunakan metode yang
digunakan adalah sebagai berikut :
1. Praktek Kerja Magang di Lapang
Pelaksanaan kegiatan secara langsung mengikuti kegiatan budidaya
tanaman sawi putih dan kegiatan lainnya yang dilaksanakan oleh Kebun
Benih KPPP Soropadan
2. Diskusi dan Wawancara
Metode diskusi dan wawancara yang dilakukan adalah sebagai
berikut:
a. Melakukan tanya jawab dengan pekerja lapang yang berhubungan
dengan kegiatan budidaya tanaman sawi putih.
b. Mengidentifikasi masalah dan mencari pemecahannya kemudian
didiskusikan dengan pembimbing di lapang atau kerja yang ada di lapang
kemudian dibandingkan dengan kondisi yang ada di lapang.
3. Pengamatan dan Pengumpulan Data
Kegiatan Praktek Kerja Magang ini dilakukan secara rutin selama 1
bulan. Tujuannya yaitu untuk mengumpulkan data yang diperoleh yang
digunakan sebagai bahan dalam penyusunan laporan praktek kerja magang.
Selain itu juga untuk membandingkan antara teori dengan kerja lapang.

19
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 20
digilib.uns.ac.id

4. Studi Pustaka
Pengumpulan data dengan cara memanfaatkan data yang tersedia yang
berhubungan dengan kegiatan praktek magang. Data tersebut berupa
internet, buku, arsip dan sebagainya yang bersifat informatif dan relevan.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 21
digilib.uns.ac.id

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Kondisi Umum Lokasi


1. Sejarah Kebun Benih KPPP STA
Soropadan
Kebun Pengembangan Perbenihan Palawija (KP3) Soropadan berdiri
pada tahun 1969 sebagai Dinas Pertanian Rakyat, kemudian beralih fungsi
menjadi kebun buah-buahan untuk karisidenan kedu pada tahun 1970.
Berdasarkan Rapat Dinas pada tahun 1970 berubah fungsi lagi menjadi
Pusat Pengembangan Produk Sorghum dan Jagung.
Tahun 1976 terjadi pengembangan fungsi menjadi Pusat
Pengembangan Pertanian Unit Palawija Soropadan atau yang lebih dikenal
dengan nama P3P Soropadan dan pertengahan tahun 1977-1979 telah
melakukan kerjasama dengan Jerman Barat. Pengembangan fungsi
dilakukan pada tahun 1980 menjadi pusat pengembangan pertanian unit
palawija dan hortikultura, tahun 2005 mulai beralih fungsi menjadi Kebun
Pengembangan Perbenihan Palawija (KP3) dan hingga kini masih
menggunakan nama tersebut, sesuai dengan peraturan daerah Jawa Tengah,
KP3 Soropadan selain memproduksi palawija juga memproduksi beberapa
jenis tanaman hias.
2. Kondisi KP3 Soropadan
Kantor KP3 Soropadan terletak di KM 3 dari Secang arah
Semarang atau 13 KM dari kota Magelang, secara administratif masuk
dalam wilayah :
Desa : Soropadan
Kecamatan : Pringsurat
Kabupaten : Temanggung
Provinsi : Jawa Tengah

21
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 22
digilib.uns.ac.id

Keadaan wilayah KP3 Soropadan secara lengkap adalah sebagai


berikut :
a. Luas Tanah
Sertifikat tanah yang ada berdasarkan SK Gubernur Jawa
Tengah tanggal 2 Desember 1985 No. SK DA II H.P. 1598/2596/1985
dan SK Gubernur Jawa Tengah tanggal 17 Januari 1985 No. SK DA
II/HP/1491/I/2593/1985. Tanah yang dimanfaatkan terdiri dari :
Blok I : Luas 46.070 m2
Blok II : Luas 56.880 m2
Luas keseluruhan : 102.950 m2/10,2950 Ha
Adapun pemegang hak pakai atas tanah tersebut adalah
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan
Hortikultura provinsi Jawa Tengah.
Penggunaan lahan berdasarkan sertifikat yang terbagi atas
1. Bangunan dan halaman : 10.970 m2 / 1,970 Ha
2. Kegiatan pameran STA : 57.980 m2 / 5,7980 Ha
3. Kantor BPSDP : 29.000 m2 / 2,9 Ha
4. Lahan produksi : 5.000 m2 / 0,5 Ha
Jumlah : 102.950 m2 / 10,295 Ha
b. Jenis tanah
Jenis tanah lahan KP3 Soropadan adalah tanah latosol berwarna
coklat dengan kesuburan sedang dan tekstur lempung berpasir. pH tanah
berkisar antara 5,5-6,8.
c. Iklim
Ketinggian tempat mencapai 500 m dpl dengan curah hujan ±
2.153 mm dengan jumlah bulan basah 5-6 bulan dan bulan kering 2-4
bulan dan suhu harian berkisar antara 18-320C.
3. Visi, misi, dan fungsi KP3
Soropadan
a. Visi

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 23
digilib.uns.ac.id

Terwujudnya kemandirian usaha tanaman pangan dan hortikultura


yang berdaya saing, berkeadilan dan berkelanjutan.

b. Misi
1) Mengembangkan agribisnis tanaman pangan dan hortikultura untuk
memenuhi kebutuhan bahan pangan yang cukup, aman, dan
terjangkau, bahan baku industri dan ekspor.
2) Mengembangkan aplikasi teknologi pertanian tepat guna, spesifik
lokal dan ramah lingkungan.
3) Meningkatkan kualitas sumebr daya manusia dan kelembagaan
agribisnis.
4) Meningkatkan mutu dan daya saing komoditas tanaman pangan dan
hortikultura.
5) Memadukan sentra-sentra pertanian dengan agroindustri dan pasar.
6) Mendorong peningkatan kesempatan kerja dan produktivitas bidang
tanaman pangan dan hortikultura.
7) Meningkatkan pendapatan melalui pemberdayaan masyarakat
pertanian tanaman pangan dan hortikultura.
c. Fungsi
1. Perumusan kebijakan teknis bidang pertanian tanaman pangan dan
hortikultura
2. Penyelenggaraan urutan pemerintah dan pelayanan umum bidang
pertanian tanaman pangan dan hortikultura lingkup provinsi
3. Pembinaan, fasilitasi dan pelaksanaan tugas di bidang sarana dan
prasarana pertanian, budidaya tanaman pangan, hortikultura dan usaha
pertanian lingkup provinsi
4. Pemantauan, evaluasi dan pelaporan bidang tanaman pangan dan
hortikultura
5. Pelaksanaan kesekretariatan dinas
6. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 24
digilib.uns.ac.id

4. Struktur organisasi KP3 Soropadan


KP3 Soropadan merupakan salah satu instansi pemerintah,
sehingga pegawai yang ada dalam wilayah kerja KP3 Soropadan diangkat
oleh pemerintah di bawahDepartemen Pertanian Provinsi Jawa Tengah.
Pegawai KP3 Soropadan terdiri dari pegawai tetap dan pegawai harian lepas
yang dibayar tiap bulan atau disebut tenaga harian lepas (harlep).

Kepala Balai Benih Tanaman Pangan


dan Hortikultura Wilayah Surakarta

Kepala Satuan Kerja Kebun


Pengembangan Perbenihan Palawija
Soropadan

Sub. Bag. Tata


Usaha

Seksi Produksi Seksi Pemasaran

Gambar 2. Struktur organisasi KP3 Soropadan


Adapun tugas dan kewajiban dari masing-masing bagian adalah
sebagai berikut :
a. Sub bagian tata usaha
Pelaksanaan, menyiapkan bahan rencana kerja dan pengelolaan
administrasi kepegawaian, keuangan, dokumentasi, perpustakaan, rumah
tangga, surat-menyurat, dan pelaporan balai.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 25
digilib.uns.ac.id

b. Bagian produksi
Menyiapkan bahan, rencana kegiatan teknis operasional, penyiapan
sarana dan prasarana perbenihan, memproduksi benih, pelaksanaan
pembinaan teknis, monitoring, evaluasi, dan pelaporan kegiatan produksi
benih tanaman pangan dan hortikultura.
c. Seksi pemasaran
1. Menyiapakan bahan, rencana kegiatan teknis operasional, pelaksanaan
administrasi dan kebijakan teknis operasional pemasaran, menyiapkan
sarana dan prasarana pemasaran, pelaksanaan pembinaan teknis
monitoring, evaluasi dan pelaporan kegiatan pemasaran benih
tanaman pangan dan hortikultura.
2. Melaksanakan pembinaan bimbingan teknis agribisnis perbanyakan
benih pada penangkar
3. Menyiapkan data atau informasi serta monitoring evaluasi dan
pelaporan ketersediaan dan kebutuhan benih pada penangkar.

B. Hasil dan Pembahasan


Sawi putih merupakan tanaman yang termasuk ke dalam famili
Cruciferae atau tanaman kubis-kubisan. Tanaman sawi putih diperkirakan
berasal dari Tiongkok dan Asia Timur dan masuk ke Indonesia diduga dimulai
pada abad XIX bersamaan dengan lintas perdagangan jenis sayuran sub tropis
lainnya.
Praktek Kerja Magang dilaksanakan di Kebun Benih KPPP Soropadan
dalam jangka waktu 1 bulan. KPPP Soropadan merupakan balai benih yang
juga membudidayakan berbagai jenis tanaman sayuran dan buah-buahan, serta
mengusahakan bibit tanaman palawija.
Secara khusus kegiatan ini dilaksanakan untuk melihat dan memahami
secara langsung bagaimana teknik budidaya tanaman sawi putih (Brassica
pekinensia L) di KPPP Soropadan. Selain itu kegiatan ini juga dilaksanakan

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 26
digilib.uns.ac.id

untuk mengetahui dengan jelas kendala yang dihadapi oleh KPPP Soropadan
dalam budidaya tanaman sawi putih.
Varietas sawi putih yang dibudidayakan di KPPP Soropadan adalah :
1. Deli-CR
a. Type Krop : Cannon Ball
b. Potensi Hasil : 1,5 – 2,2 kg/head
c. Awal Panen : 60 HST
d. Rasa : Cukup Manis
e. Keunggulan : - Tahan penyakit akar ganda
- Warna tengah head kuning
f. Pupuk : NPK Phonska, Grend K
2. Excellent
a. Type Krop : Barrel Kompak
b. Potensi Hasil : 1,5 kg/head
c. Awal Panen : 40-45 HST
d. Rasa : Manis
e. Keunggulan : - Tahan penyakit akar ganda
- Umur genjah
f. Pupuk : NPK Phonska, Grend K
Teknik budidaya tanaman sawi putih meliputi tahapan sebagai berikut :
pengolahan tanah, pengadaan benih, persemaian benih, penanaman,
pemeliharaan, pengendalian hama dan penyakit dan pemanenaan.
1. Pengolahan Tanah
Pengolahan lahan bertujuan untuk menggemburkan tanah, mematikan
rumput, memperbaiki drainase dan menjaga tanah agar tetap subur.
Adapun pengolahan tanah pada tanaman sawi putih di KPPP
Soropadan ini meliputi tahap sebagai berikut :
a. Membersihkan bekas tanaman yang
ditanam sebelumnya dengan cara mencabuti dan membuang tanaman
yang sudah busuk atau layu agar tanah tidak terinfeksi oleh penyakit.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 27
digilib.uns.ac.id

b. Melakukan pembajakan atau


pencangkulan tanah yang sebelumnya pernah ditanami tanaman lain.
Tujuannya untuk membalikkan tanah atau mendapatkan bongkahan tanah
dan bongkahan tanah tersebut mendapatkan sinar matahari.
c. Kemudian tanah digenangi air.
Tujuannya untuk mematikan penyakit atau gulma yang masih tersisa
pada tanaman yang menginfeksi tanah.
d. Pencangkulan kedua yaitu pembuatan
bedengan. Sebelum pembuatan bedengan, dilakukan pengukuran
bedengan terlebih dahulu yaitu dengan lebar bedengan 110 cm, jarak
optimal antara bedengan yang satu dengan yang lain antara 70-80 cm dan
tinggi bedengan 30-40 cm.
e. Menaburkan pupuk yaitu pupuk
kandang dan pupuk kimia. Kemudian campurkan dolomit karena pH
tanah kurang dari 6-7 di atas bedengan.
f. Mencampurkan pupuk dengan
bedengan dengan cara mengaduk-aduk, ketinggian bedeng 30-40 cm.
g. Setelah pengolahan tanah selesai,
kemudian bedengan ditutup dengan mulsa plastik hitam perak.
Pemasangan dilakukan pada siang hari antara jam 09.00-14.00 WIB.
h. Mulsa plastik yang sudah terpasang,
lalu dipancang atau dijepit dengan belahan bambu tipis yang panjangnya
sekitar 20-25 cm pada bagian sisi kanan kiri bedengan. Kemudian
melubangi mulsa dengan alat pelubang yang diberi bara api di dalamnya
dengan jarak tanam untuk sawi putih adalah 45-50 cm.
2. Pengadaan Benih
Benih yang diperoleh KPPP Soropadan berasal dari kantor Dinas
Balai Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura Wilayah Surakarta yang
telah bersertifikat. Selain itu benih juga didapat dari CV. Tanindo yang telah
bersertifikat. Hal ini dibuktikan dengan melihat nomor seri yang
menunjukkan keaslian benih yang dapat dilihat disebelah belakang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 28
digilib.uns.ac.id

kemasan, kemasan benih tidak sobek atau berlubang, kemasan terbuat dari
alumunium foil.
3. Persemaian Benih Tanaman Sawi Putih
Sebelum pembuatan persemaian terlebih dahulu menyiapkan kotak
box untuk tempat polybag yang sudah dilubangi untuk darinase dan
menyiapkan media persemaian. Tanah yang digunakan untuk persemaian
harus kering dan steril (diambil di bawah pohon bambu). Persemaian sawi
putih dilakukan pada saat lahan yang telah diolah mencapai 80% siap untuk
ditanami atau pada saat rangka bedeng telah dibentuk.
Pembuatan media persemaian yaitu mencampurkan tanah, pupuk
kandang, arang sekam dengan perbadingan 1 : 1 : 1 dan menambahkan
phonska dan furadan. Kemudian media persemaian dimasukkan ke dalam
kantong-kantong plastik (polybag) dengan ukuran 8 cm x 10 cm. Untuk cara
ini, media semai yang dimasukkan ke dalam kantong polybag hingga 90%
penuh, kemudian dimasukkan pada box media semai.
Cara persemaian yang dilakukan oleh KPPP soropadan yaitu cara
perkecambah, dimana benih direndam terlebih dahulu dengan air hangat
kemudian ditiriskan dalam tissu. Tujuan menggunakan cara ini agar
tanaman dapat tumbuh dengan serempak. Sebelum benih di semai ke dalam
media persemaian, media terlebih dahulu disiram dengan air dan
ditambahkan Tricozianum 2 sendok makan atau secukupnya setiap 1 box
media semai. Masukkan benih kedalam polybag, 1 polybag media ditanam 1
benih sawi putih. Kemudian letakkan persemaian di tempah yang teduh dan
tidak terkena matahari secara langsung.
Perawatan persemaian hanya melakukan pengamatan tiap hari, apabila
media kering lakukan penyiraman. Penyiraman dilakukan pada pagi hari
atau sore hari karena dapat mengakibatkan remah media semai. Melakukan
penyiangan gulma dan pengendalian OPT.
4. Penanaman Bibit
Varietas sawi putih yang ditanam oleh KP3 Soropadan adalah Deli CR
dan Excellent. Penanaman sawi putih dapat dilakukan setelah bibit sudah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 29
digilib.uns.ac.id

masuk ke fase siap pindah tanam yaitu bibit sudah memiliki 3-4 daun,
batang kaku, akar keluar dari polybag dan telah cukup umur untuk
dipindahkan ke bedengan. Waktu yang tepat untuk menanam sawi putih
adalah pada sore hari yaitu pada saat sinar matahari mulai terbenam atau
sekitar jam 3 sore. Jika dilakukan penanaman pada pagi hari maka waktu
yang tepat adalah sebelum pukul 7 pagi. Dua hari sebelum dilakukan
penanaman lahan digenangi air terlebih dahulu.
Sebelum penanaman bibit sawi putih dilahan, dilakukan penyeleksian
bibit terlebih dulu dengan cara memilih bibit yang sehat, tidak terserang
hama dan penyakit dan petumbuhannya serempak. Bibit di dalam polybag
yang akan ditanam terlebih dahulu direndam dengan Tricoderma. Setelah
media semai basah, kemudian melepaskan bibit dari polybag dengan cara
membalik polybag dan meremas pelan-pelan tanah sampai polybag lepas.
Bibit tanaman di masukan kedalam lubang tanam dan kemudian
diurug hingga bagian pangkal batang. Setelah dilakukan penanaman maka
lahan disiram. Penyiraman dilakukan disekitar lubang tanam, bukan
langsung pada lubang tanamnya.
5. Pemeliharaan Tanaman
Dalam pemeliharaan tanaman sawi putih di KPPP Soropadan
meliputi: pengamatan, penyulaman, pemupukan, pengairan, dan
penyiangan. Pemeliharaan ini sangat perlu dilakukan karena berpengaruh
pada produksi hasil. Pemeliharaan yang kurang sempurna menyebabkan
produktivitas yang rendah
a. Pengamatan
Pengamatan sawi putih dilakukan pada pagi hari. Pengamatan ini
dilakukan untuk mengamati serangan hama dan penyakit dan proses
pertumbuhan tanaman sawi putih.
b. Penyulaman
Bibit yang ditanam dilahan tidak semuanya tumbuh dengan baik.
Untuk mengganti tanaman yang kurang baik perlu dilakukan penyulaman
tanaman. Penyulaman dapat dilakukan setelah tanaman berumur
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 30
digilib.uns.ac.id

maksimal 2 minggu setelah pindah tanam. Bibit sulaman merupakan bibit


cadangan yang telah disiapkan bersamaan dengan bibit produksi.
Penyulaman dilakukan dengan cara mencabut tanaman yang mati /
kurang baik dan diganti dengan tanaman baru pada lubang yang sama.
Penyulaman dilakukan pada pagi hari sebelum jam 7 pagi maupun sore
hari setelah jam 3 sore dan diikuti dengan penyiraman.
c. Pemupukan Susulan
Pupuk susulan diberi saat pempukan dasar telah diberikan.
Pemupukan yang dilakukan oleh KPPP Soropadan yaitu dengan
melarutkan pupuk kimia dengan menggunakan air. Pemupukan dilakukan
dengan frekuensi 2-3 hari sekali dengan takaran 200cc per tanaman
namun juga di sesuaikan dengan kebutuhan tanaman sawi putih. Pupuk
yang digunakan tanaman sawi putih adalah pupuk NPK Phonska dan
Grend K.
Aplikasi pemupukan dengan cara dikocorkan secara langsung pada
lubang tanaman sawi putih. Pemupukan dilakukan pada pagi hari sekitar
pukul 08.00-10.00 atau pada sore hari pada pukul 15.00-16.00 WIB.
Selain menggunakan pupuk NPK Phonska dan Grend K juga
menggunakan pupuk daun dengan merk dagang Mamigro dengan takaran
10 ml/ 12 L. Aplikasi pupuk daun ini hanya diberikan pada saat tanaman
sawi putih berumur ± 15-20 HST, karena aplikasi pupuk daun diberikan
bersamaan dengan proses penyemprotan untuk mengendalikan hama
yang menyerang pada tanaman sawi.
d. Pengairan
Pengairan dilakukan sesuai dengan kebutuhan tanaman. Biasanya
pengairan dilakukan 1 minggu sekali atau tergantung kondisi tanah pada
lahan. Pengairan dilakukan dengan cara diberikan langsung pada lubang
tanaman. Air yang digunakan berasal dari sumber mata air yang mengalir
disekitar lahan. Waktu yang tepat untuk penyiraman adalah sebelum
pukul 10 pagi dan setelah pukul 3 sore.
e. Penyiangan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 31
digilib.uns.ac.id

Penyiangan harus dilakukan dengan baik, sebab rumput-rumput


atau tumbuhan lainnya yang telah tumbuh sangat membahayakan
tanaman sawi putih yang sedang dibudidayakan, yakni dapat menjadi
pesaing dalam mendapatkan zat makanan di dalam tanah, dalam
penggunaan air dan unsur-unsur lainnya.
Penyiangan merupakan suatu tindakan untuk membersihkan lahan
dari gulma maupun dari sisa-sisa tanaman baik dari pertanaman
sebelumnya maupun dedaunan kering. Penyiangan bertujuan untuk
menjaga sanitasi lahan. Lahan yang bersih dari gulma dapat membantu
menekan adanya perkembangan penyakit dan hama.
Metode yang digunakan oleh KPPP soropadan untuk menyiangi
lahan yaitu dengan menggunakan metode manual dan mekanik. Metode
manual dilakukan dengan cara mencabut langsung gulma yang berada
pada bedengan maupun parit pada bedengan sehingga lahan menjadi
bersih dari gulma, sedangkan metode mekanis yang digunakan adalah
dengan menggunakan alat berupa cangkul maupun sabit. Sealin itu juga
dilakukan perompesan pada krop bagian yang paling bawah.
6. Pengendalian Hama dan Penyakit Sawi
Putih
Setiap tanaman perlu melakukan pengendalian hama dan penyakit
untuk memperoleh hasil yang baik. Selain itu agar proses pertumbuhan
tanaman sawi putih tidak terhambat derngan adanya hama dan penyakit.
Beikut ini adalah jenis hama dan penyakit tanaman sawi putih serta cara
pengendaliannya yang dilakukan oleh KPPP Soropadan :
a. Hama sawi putih
1) Ulat grayak (Spodoptera litura) dengan gejala daun berlubang-lubang,
terutama menyerang daun muda. Pengendalian ulat grayak ini dengan
cara menyemprotkan insektisida dengan merk dagang Matrix 200 EC,
Stopper 25 EC, Crumble dan Turex WP dengan takaran 10 ml/12 L.
2) Ulat Perusak daun (Plutella xylostela) dengan gejala daun muda dan
pucuk tanaman berlubang sehingga menyebabkan proses
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 32
digilib.uns.ac.id

pembentukan krop akan sangat terganggu. Pengendalian ulat perusak


daun ini dengan cara menyemprotkan insektisida dengan merk dagang
Matrix 200 EC, Stopper 25 EC, Crumble dan Turex WP dengan
takaran 10 ml/12 L.
3) Ulat krop (Crocidolomia binotalis zell) ulat krop merupakan hama
perusak daun yang belum membentuk krop atau yang sudah
membentuk krop dengan cara memakannya. Gejalanya krop yang
diserang ulat daunnya tinggal tulang-tulang daun saja. Jika ulat telah
masuk ke dalam krop maka menyebabkan gulungan krop tidak
sempurnadan rusak. Pengendalian ulat krop ini dengan cara
menyemprotkan insektisida dengan merk dagang Matrix 200 EC,
Stopper 25 EC, Crumble dan Turex WP dengan takaran 10 ml/12 L.
b. Penyakit sawi putih
Penyakit yang ditemukan pada tanaman sawi putih di KPPP
Soropadan adalah busuk lunak yang disebabkan oleh bakteri Erwinia
carotovora. Penyakit ini menyerang tunas pucuk tanaman, gejalanya
terdapat bercak basah kemudian meluas hingga menjadi busuk basah
hingga ke dalam batang. Bagian yang terserang akan mengeluarkan bau
busuk. Pengendalian busuk lunak ini dengan cara penyemprotan
fungisida dengan merek dagang Victory Mix dengan takaran 10 ml/12 L.
Pertama kali dilakukan penyemprotan pestisida pada tanama sawi
putih ini diberikan pada saat tanaman sawi putih berumur ± 15-20 HST.
kemudian pengendalian hama dan penyakit ini dilakukan setiap 1 minggu
2X penyemprotan atau sesuai dengan banyak sedikitnya hama dan penyakit
yang menyerang tanaman. Cara pengaplikasian pestisida yang digunakan
dalam penyemprotan sawi putih yaitu mencampur Matrix 200 EC jenis
insektisida sistemik, , Stopper jenis insektisida, Victory mix jenis fungisida,
Turex WP termasuk insektisida biologi dan Crumble jenis insektisida
dengan takaran masing 10 ml/ 12 L kemudian ditambahkan pestisida
perekat dengan merek dagang Besmore dengan takaran 5 ml/12 L. Setelah
semuanya tercampur masukkan pestisida ke dalam spray yang berisi 12 L
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 33
digilib.uns.ac.id

kemudian menyemprotkan pestisida ke seluruh bagian tanaman secara


merata.

7. Pemanenan dan Pasca Panen


Umur pemanenan bervariasi tergantung jenis varietasnya. Sawi putih
varietas Deli-CR umur panen yaitu 60 HST dengan potensi hasil 1,5 - 2,2
kg/head dan sawi putih varietas Excellent umur panen yaitu 40-45 HST
dengan potensi hasil 1,5 kg/head. Dengan ciri sawi putih siap panen adalah
pembentukan box crop. Cara memanen sawi putih yaitu pangkal batang
sawi putih yang dekat dengan permukaan tanah dipotong dengan pisau yang
tajam. Waktu panen dilakukan pada pagi hari.
Selanjutnya mengumpulkan hasil panen ditempat yang teduh.
Pemasaran dilakukan dengan menjual kepada para pengunjung KPPP
Soropadan atau diambil langsung oleh para pengepul atau pemborong.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 34
digilib.uns.ac.id

C. Analisis Usaha Tani


Analisis usaha tani sawi putih di KPPP Soropadan dengan luas tanah 250
m2 dengan populasi tanaman 150 tanaman dan total produksi 450 kg
menggunakan rincian sebagai berikut :
Tabel 4.1 Analisis Upah Tanaga Kerja
No Uraian Volume Harga/Satuan(Rp) Jumlah(Rp)

A Upah Tenaga Kerja


1 Pengolahan Tanah 1 HOK 25.000 25.000
2 Pembuatan Bedengan 1 HOK 25.000 25.000
3 Pencampuran Pupuk ¼ HOK 25.000 6.250
kandang,
dolomit,furadan dan
pupuk dasar
4 Pemasangan mulsa dan ¼ HOK 25.000 6.250
pembuatan lubang tanam
5 Pemeliharaan 1,5 HOK 25.000 37.500
persemaian
6 Penanaman ¼ HOK 25.000 6.250
7 Penyiangan 1 HOK 25.000 25.000
8 Pemupukan 1,5 HOK 25.000 37.500
9 Pengairan 1,5 HOK 25.000 37.500
10 Pengendalian OPT 1,5 HOK 25.000 37.500
11 Panen 1/2 HOK 25.000 12.500
Jumlah 256.250

Keterangan :
HOK = Hari Orang Kerja

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 35
digilib.uns.ac.id

Tabel 4.2 Analisis Bahan dan Analisi Usaha Tani di KPPP Soropadan
No Uraian Volume Volume yang Harga/Satuan Jumlah
dibutuhkan (Rp) (Rp)
B Bahan
1 Benih 1 pak 1/2 pak 25.000 12.500
2
2 Sewa lahan 1 250 m / ½ 3000.000 37.500
Tahun/ha tahun
3 Insektisida 1 botol @ 50 ml 20.000 10.000
Matrix 100ml
4 Insektisida 1 botol @ 50 ml 20.000 10.000
Stopper 25 EC 100ml
5 Fungisida 1 botol @ 0,5 kg 55.000 27.500
Victory Mix 1 kg
6 Insektisida 1 botol @ 50 gr 35.000 17.500
Turex WP 100 gr
7 Insektisida 1 botol @ 200 ml 60.000 120.000
Crumble 100ml
8 Perekat 1 botol @ 250 ml 35.000 35.000
(Besmore) 250ml
9 Pupuk NPK 1 plastik 20 kg 117.000 46.000
Phonska @ 50 kg
10 Pupuk Grend K 1 plastik 1 kg 25.000 25.000
@ 1 kg
11 Kantong Plastik 1 bungkus 1 buah 5.000 5.000
@ 200
12 Trichoderma 1 plastik 1 kg 80.000 80.000
@ 1 kg
13 Furadan 1 pak 1 pak 20.000 20.000
14 Mulsa 1 roll ¼ roll 550.000 137.500
15 Pupuk Kandang 1 sak 80 kg 500 40.000
@10kg
Jumlah 623.500
Jumlah A+B 879.750
Estimasi hasil dengan asumsi harga rata-rata 876.000
semua grade 450 kg x Rp 2000
Rugi 3.750

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 36
digilib.uns.ac.id

Hasil yang diperoleh dari budidaya sawi putih di KPPP Soropadan


mengalami kerugian, hal ini disebabkan oleh tingginya biaya produksi dalam
budidaya sawi putih. Selain itu tujuan utama dalam budidaya sawi putih di KPPP
Soropadan hanya untuk display atau iklan dalam penjualan produk PT. Tanindo
yaitu berupa benih, pestisida, dan pupuk. Penjualan dilaksanakan ketika acara
Festival Hortikultura Jawa Tengah 2011 di KPPP Soropadan pada bulan februari.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
1. Budidaya tanaman sawi putih di KPPP
Soropadan mengalami kerugian yang mencapai Rp 3.750
2. Di KPPP Soropadan tanaman sawi
putih (Brassica pekinensia L.) yang dibudidayakan adalah sawi putih
varietas Deli-CR dan Excelent.
3. Teknik budidaya sawi putih di KPPP
Soropadan meliputi : penyiapan media semai, pengadaan benih, persemaian,
pengolahan tanah, penanaman, pemeliharaan tanaman, pengendalian hama
dan penyakit, pemanenan dan pasca panen.
4. Dilihat dari kualitas hasi panen
tanaman sawi putih (Brassica pekinensia L.) memiliki kualitas yang baik
meskipun tidak sebagus pada saat musim kemarau akan tetapi dilihat dari
pemasarannya cukup bagus.

B. Saran
1. Dalam budidaya tanaman sawi putih di
KPPP Soropadan harus lebih diperhatikan lagi waktu penanaman karena
dapat mengakibatkan penurunan hasil panen.
2. Diharapkan dalam budidaya sawi putih
di KPPP Soropadan setidaknya dapat lebih menekan biaya produksi,
sehingga setidaknya sebagai desplay tanamannya mampu menunjukkan
potensi ekonominya.

commit to user

37

Anda mungkin juga menyukai