Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Disusun oleh:
Kelompok 2
Adelya Anggraeni Bahar
NIM: 230204602052
Addwinar Ramdhan I. Rusdi
NIM: 230204601046
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan yang maha Esa, atas limpahan rahmatnya yang
telah memberikan kesehatan dan kesempatan sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan
tepat waktu.
Sesuai dengan topik makalah ini yang berjudul”kesehatan dan keselamatan kerja”,makalah
ini membahas tentang materi yang berhubungan dengan kesehatan dan keselamatan
kerja.Walaupun makalah ini tidak sepenuhnya sempurna diharapkan makalah ini mampu
memenuhi tugas dari mata kuliah k3 dan dari makalah ini diharapkan mampu memberikan kita
bekerja.Untuk itu, kami mengharapkan kritik serta saran dari pembaca, agar tugas ini nantinya
dapat menjadi lebih baik lagi.Demikian apabila terdapat banyak kesalahan pada tugas ini kami
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................................... ii
PENDAHULUAN.......................................................................................................... iv
BAB I SEJARAH K3..................................................................................................... 1
BAB II REVOLUSI INDUSTRI DAN K3................................................................... 2
A. REVOLUSI INDUSTRI 1.0.................................................................................. 2
a. perkembangan................................................................................................... 2
b. dampak.............................................................................................................. 2
B. REVOLUSI INDUSTRI 2.0.................................................................................. 3
a. perkembangan................................................................................................... 3
b. dampak.............................................................................................................. 3
C. REVOLUSI INDUSTRI 3.0.................................................................................. 4
a. perkembangan................................................................................................... 4
b. dampak.............................................................................................................. 4
D. REVOLUSI INDUSTRI 4.0.................................................................................. 5
a. perkembangan................................................................................................... 5
b. dampak.............................................................................................................. 5
BAB III UNDANG UNDANG TENAGA KERJA...................................................... 6
A. UU STATUS KARYAWAN........................................................................... 6
B. UU TENTANG UPAH.................................................................................... 6
C. UU TENTANG LEMBUR............................................................................. 7
D. UU CUTI DAN ISTIRAHAT......................................................................... 8
E. UU HAK KARYAWAN PEREMPUAN....................................................... 8
F. UU TENAGA KERJA ASING...................................................................... 9
ii
B. PASAL 87 AYAT 1......................................................................................... 10
C. PASAL 87 AYAT 2......................................................................................... 10
iii
PENDAHULUAN
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan salah satu perlindungan tenaga kerja baik
Upaya kesehatan kerja ditujukan untuk melindungi tenaga kerja agar terbebas dari
kecelakaan akibat kerja dan penyakit akibat kerja. Diperlukannya dukungan dari pemerintah
untuk melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap masyarakat dan setiap penyelenggara
kegiatan kerja baik dalam sektor formal maupun sektor informal. International Labour
Organization (ILO) tahun 2013 menyatakan, setiap 15 detik terdapat 1 pekerja di dunia
meninggal dikarenakan kecelakaan kerja dan 160 pekerja mengalami sakit akibat kerja.
iv
BAB I
Sejarah Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di Indonesia berawal dari dari
ditemukannya mesin uap yang membantu manusia dalam menyelesaikan pekerjaan yang
sulit. Usaha K3 di Indonesia dimulai tahun 1847 ketika mulai dipakainya mesin uap oleh
Belanda di berbagai industri khususnya industri gula. Tanggal 28 Februari 1852,
Pemerintah Hindia Belanda mengeluarkan Staatsblad No. 20 yang mengatur mengenai
keselamatan dalam pemakaian pesawat uap yang pengawasannya diserahkan kepada
lembaga Dienst Van Het Stoomwezen. Penggunaan mesin semakin meningkat dengan
berkembangnya tekonologi dan perkembangan industri.
Nah, pada tahun 1905 dengan Stbl No. 521 pemerintah Hindia Belanda
mengeluarkan perundangan keselamatan kerja yang dikenal dengan Veiligheid
Regelement disingkat VR yang kemudian disempurnakan pada tahun 1930 sehingga
terkenal dengan stbl 406 tahun 1930 yang menjadi landasan penerapan K3 di Indonesia.
Perlindungan tenaga kerja di bidang keselamatan kerja di Indonesia juga telah
mengarungi perjalanan sejarah yang panjang, telah dimulai lebih dari satu abad yang
lalu. Usaha penanganan keselamatan kerja di Indonesia dimulai sejalan dengan
pemakaian mesin uap untuk keperluan Pemerintah Hindia Belanda yang semula
pengawasannya ditujukan untuk mencegah kebakaran.
Pada mulanya pengaturan mengenai pesawat uap belum ditujukan untuk memberi
perlindungan kepada tenaga kerja, karena hal itu bukan merupakan sesuatu yang penting
bagi masyarakat Belanda. Baru pada tahun 1852 untuk melindungi tenaga kerja di
perusahaan yang memakai pesawat uap, ditetapkan peraturan perundang-undangan
tentang pesawat uap, Reglement Omtrent Veiligheids Maatregelen bij het Aanvoeden
van Stoom Werktuigen in Nederlands Indie (Stbl No. 20), yang mengatur tentang
pelaksanaan keselamatan pemakaian pesawat uap dan perlindungan pekerja yang
melayani pesawat uap. Upaya peningkatan perlindungan dimaksud telah dilakukan dan
terus ditingkatkan dari waktu ke waktu, sejalan dengan semakin banyaknya
dipergunakan mesin, alat pesawat baru, bahan produksi yang diolah dan dipergunakan
yang terus berkembang dan berubah.
Di akhir abad ke-19 penggunaan tenaga listrik telah dimulai pada beberapa pabrik.
Sebagai akibat penggunaan tenaga listrik tersebut banyak terjadi kecelakaan oleh
karenanya maka pada tahun 1890 ditetapkan peraturan perundangan di bidang kelistrikan
yaitu Bepalingen Omtrent de Aanlog om het Gebruik van Geleidingen voor Electriciteits
1
Verlichting en het Overbrengen van Kracht door Middel van Electriciteits in Nederlands
Indie.
BAB II
Seiring berjalannya waktu, mesin uap berkembang pula di berbagai industri lain.
Mulai dari pertanian, pertambangan, transportasi, sampai ke manufaktur pun mulai
menggantikan tenaga manual. Pada era ini jugalah pertama kali kegiatan produksi
dalam jumlah besar terjadi demi memenuhi kebutuhan yang semakin bertambah
jumlahnya.
Apabila dilihat dari latar belakangnya, revolusi industri 1.0 ini terjadi di negara
Inggris karena disebabkan oleh beberapa hal:
2
b. Dampak Revolusi Industri 1.0
Perubahan besar tersebut ditandai dengan cara manusia dalam mengelola sumber
daya serta memproduksi produk khususnya di beberapa bidang seperti, pertanian,
manufaktur, transformasi, pertambangan dan teknologi di seluruh dunia. Dengan
adanya revolusi industri 1.0 tersebut akan menjadikan proses produksi yang ada
menjadi lebih cepat, efisien, dan mudah.
Mesin Uap
Kereta Uap
Sistem Produksi Skala Besar
3
B. Revolusi Industri 2.0
Revolusi Industri 2.0 adalah era revolusi yang terjadi sekitar awal abad ke-19
(1870-an) dan berfokus kepada efisiensi mesin di setiap lini (Assembly Line) dalam
proses produksi karena ditemukannya tenaga listrik. Jawabannya adalah karena pada
saat itu tenaga listrik dinilai jauh lebih efektif untuk menggantikan tenaga manusia
serta lebih efisien jika dibandingkan dengan tenaga uap, meskipun perusahaan harus
mempertimbangkan untuk mengganti mesin-mesin yang telah diinvestasikan
sebelumnya. Hal tersebut sejalan dengan apa yang diberitakan BBC di dalam salah
satu artikelnya.
Pada era ini, muncul produksi mobil secara besar-besaran yang mengharuskan
kendaraan dirakit dari awal hingga akhir yang menyebabkan proses tersebut tentu
tidak cepat dan tidak mudah.Dengan adanya perubahan mekanisme pada proses
produksi di tahun 1913, menyebabkan proses produksi yang ada berubah total secara
keseluruhan. Proses produksi mobil tidak lagi memerlukan banyak tenaga untuk
merakit dari awal hingga akhir. Diselesaikan dengan konsep Lini Produksi
(Assembly Line) dengan memanfaatkan Conveyor Belt. Akibatnya, proses perakitan
mobil bisa dilakukan lebih efisien oleh orang lain di tempat yang berbeda. Prinsip
ini lalu berkembang menjadi spesialisasi, dimana 1 orang hanya menangani 1 proses
perakitan.
Dampak Revolusi Industri 2.0 lain yang paling terlihat adalah di saat Perang
Dunia II, di mana kala itu produksi kendaraan perang seperti tank, pesawat, dan
senjata tempur lainnya diproduksi secara besar-besaran.
4
C. Revolusi Industri 3.0
Revolusi Industri 3.0 adalah era yang terjadi sekitar awal abad ke-20 (1970-an)
dan dipicu oleh perkembangan mesin-mesin pintar (Komputer & Software) berbasis
teknologi otomatisasi yang perlahan menggantikan peran-peran manusia di
lapangan. Pada era inilah dimulainya digitalisasi khususnya di dunia
industri.Penggunaan komputer mulai menggantikan hal-hal yang dulunya dilakukan
oleh manusia. Seperti mengirim dokumen, menghitung formula yang rumit, sampai
membuat pencatatan keuangan.
Dengan adanya revolusi industri 3.0, terjadinya perubahan pada pola relasi serta
komunikasi yang terjadi pada masyarakat kontemporer. Berbagai bisnis yang ada
pun harus beradaptasi dan merubah cara kerjanya agar dapat menyesuaikan dengan
keadaan yang ada dan tidak hilang tertelan karena adanya kemajuan pada zaman ini.
Selain itu, kemajuan teknologi komputer yang terjadi saat itu yang berkembang
dengan sangat pesat setelah Perang Dunia II selesai. Berbagai penemuan seperti
semi konduktor, transistor, hingga kemunculan IC (Integrated Chip) yang membuat
sebuah komputer dapat berukuran lebih kecil, menggunakan daya listrik yang sedikit
pula, dan kemampuan menghitung dan menerima perintah yang semakin canggih.
Teknologi Komputer
Teknologi Internet
Perangkat Elektronik
Perangkat Lunak (Software)
5
D. Revolusi Industri 4.0
Revolusi Industri 4.0 adalah era yang saat ini kita jalani di mana pengembangan
teknologi lebih lanjut seperti internet berkecepatan tinggi, komputerisasi, microchip,
IoT, kecerdasan buatan (AI), machine learning, deep learning, cloud analytics,
bahkan kendaraan otonom yang merevolusi setiap proses mulai dari produksi hingga
distribusi dan berfokus kepada keberlanjutan (Sustainability).
Salah satu contohnya adalah pengumpulan data historis mesin oleh software yang
digunakan untuk menjadwalkan maintenance bulanan secara otomatis. Data-data
tersebut nantinya akan diproses oleh algoritma, sehingga menghasilkan keputusan
logis layaknya manusia.
Apa saja contoh penemuan di era revolusi industri 4.0? Berikut beberapa di antaranya:
6
BAB III
7
Penghitungan gaji sendiri pada praktiknya biasa dilakukan bersamaan dengan
berbagai macam komponen kompensasi dan benefit, misalnya tunjangan kehadiran,
upah lembur, BPJS, potongan untuk cicilan kasbon, dan lain-lain. Beruntung saat ini
mudah bagi perusahaan untuk melakukannya dengan cepat dan akurat karena ada
payroll software yang andal. Kemudahan bayar gaji online dan penyediaan slip gaji
online menjadi keunggulan tersendiri dari payroll software Gadjian.
Karyawan sakit,
Karyawati sakit karena haid pada hari pertama dan kedua,
Karyawan menikah, menikahkan, mengkhitankan, membaptiskan anaknya, isteri
melahirkan atau keguguran, suami/ isteri/ anak/ menantu/ orang tua/ mertua/
anggota keluarga dalam satu rumah meninggal dunia,
Sedang menjalankan kewajiban terhadap negara,
Karyawan menjalankan ibadah agamanya,
Karyawan telah bersedia melakukan pekerjaan yang dijanjikan tetapi pengusaha
tidak mempekerjakannya, baik karena kesalahan sendiri maupun halangan yang
seharusnya dapat dihindari pengusaha,
Karyawan melaksanakan hak istirahat,
Karyawan melaksanakan tugas serikat pekerja/serikat buruh atas persetujuan
pengusaha,
Karyawan melaksanakan tugas pendidikan dari perusahaan.
8
D. Undang – Undang Tentang Cuti dan Istirahat
Istirahat antara jam kerja, minimal 30 menit setelah bekerja selama 4 jam terus
menerus. Waktu istirahat ini tidak dihitung sebagai jam kerja;
Istirahat mingguan: 1 hari untuk 6 hari kerja/minggu, atau 2 hari untuk 5 hari
kerja/minggu;
Cuti tahunan minimal 12 hari kerja setelah karyawan bekerja selama 12 (dua
belas) bulan terus menerus;
Istirahat panjang untuk karyawan yang telah bekerja selama 6 tahun secara terus-
menerus pada perusahaan yang sama. Total waktu yang dapat digunakan untuk
istirahat panjang minimal 2 bulan, yang dilaksanakan pada tahun ke-7 dan ke-8
bekerja (masing-masing 1 bulan). Dengan diambilnya cuti panjang oleh
karyawan, ia tidak berhak lagi atas istirahat tahunannya dalam 2 tahun berjalan.
Selanjutnya, hal yang sama berlaku untuk setiap kelipatan masa kerja 6 tahun.
Pasal 81, tentang hak bagi karyawan perempuan yang merasakan sakit untuk
tidak bekerja pada hari pertama dan kedua masa haid.
Pasal 82 ayat 1, tentang waktu istirahat untuk karyawati (karyawan perempuan)
yang melahirkan.
Pasal 82 ayat 2, tentang hak waktu istirahat bagi karyawati yang mengalami
keguguran.
Pasal 83, tentang kesempatan bagi karyawati menyusui anaknya.
9
F. Undang – Undang Tentang Kerja Asing
Lebih lanjut, sebanyak 8 Pasal telah mengatur mengenai keberadaan tenaga kerja
asing yang dipekerjakan di Indonesia, yaitu dari Pasal 42 hingga Pasal 49.
10
BAB IV
UNDANG – UNDANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
A. PASAL 86 AYAT 1
Setiap pekerja / buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas:
a. Keselamatan dan kesehatan kerja.
b. Moral dan kesusilaan.
c. Perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta nilai – nilai
agama.
B. PASAL 87 AYAT 1
“ Setiap perusahaan wajib menerapkan sistem manajemen keselamatan kerja dan
kesehatan kerja yang terintegrasi dengan manajemen perusahaan.”
C. PASAL 87 AYAT 2
“Ketentuan mengenai penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan
kerja sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (1) diatur dengan Peraturan
Pemerintah.”
11