Oleh :
Muhammad Ariq Ernawan
NIM. 191211055
Mesin-1B
Puji dan syukur Penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas nikmat dan
karunia yang tak terbatas. Berkat Nikmat dan karunianya, penulis dapat
menyelesaikan Makalah “Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Industri Pembuatan
Slab Baja” Guna memenuhi tugas dari Mata kuliah K3L.
Penulisan makalah ini disusun dan dibuat untuk memenuhi salah satu tugas
Mata Kuliah Kesehatan dan Keselamatan Kerja yang di ampu oleh bapak Hardian
Kadir, MT. Di samping itu makalah ini berguna untuk menambah wawasan guna
mengenal, mengetahui, dan memahami penerapan Kesehatan dan Keselamatan
Kerja di Industri Pembuatan Slab Baja.
Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini dapat memberi manfaat
bagi kita semua, khususnya Para Pembaca untuk menambah wawasan mengenai
Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Industri Pembuatan Slab Baja.
Penulis
1
DAFTAR ISI
2
4.1 Kesimpulan.......................................................................................................... 44
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 45
3
BAB 1
PENDAHULUAN
4
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Pengertian K3
• Secara Etimologis
Memberikan upaya perlindungan yang ditujukan agar tenaga kerja dan rang
lain di tempat kerja selalu dalam keadaan selamat dan sehat dan agar setiap
sumber produksi perlu dipakai dan digunakan secara aman.
• Secara Filosofi
Suatu konsep berpikir dan upaya nyata untuk menjamin keselarasan tenaga
kerja dan setiap insan pada umumnya beserta hasil karya dan budaya dalam
upaya mencapai adil, makmur, dan sejahtera.
• Secara Keilmuan
Suatu cabang ilmu pengetahuan dan penerapan yang mempelajari tentang cara
penanggulangan kecelakaan di tempat kerja.
2.2 Tujuan K3
Tujuan utama dalam penerapan K3 berdasarkan Undang-Undang No. 1 Tahun
1970 tentang keselamatan kerja yaitu antara lain :
1. Melindungi dan menjamin keselamatan setiap tenaga kerja dan orang lain
di tempat kerja.
5
Pemerintah/Negara. Sehingga di masa yang akan datang, baik dalam waktu
dekat ataupun nanti, penerapan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) di
Indonesia dapat dilaksanakan secara nasional menyeluruh dari Sabang sampai
Meraoke. Seluruh masyarakat Indonesia sadar dan paham betul mengenai
pentingnya K3 sehingga dapat melaksanakannya dalam kegiatan sehari-hari
baik di tempat kerja maupun di lingkungan tempat tinggal.
BAB I
Pasal 1
6
kegiatanmanusia, sehingga mutu udara ambien turun sampai
ketingkattertentu yang menyebabkan udara ambien tidak dapat
memenuhifungsinya;
7. Baku mutu udara ambien adalah ukuran batas atau kadar zat,
energi,dan/atau komponen yang ada atau yang seharusnya ada
dan/atau unsur pencemar yang ditenggang keberadaannya
dalam udara ambien;
7
10. Mutu emisi adalah emisi yang boleh dibuang oleh suatu kegiatan
ke udara ambien;
12. Sumber bergerak adalah sumber emisi yang bergerak atau tidak
tetap pada suatu tempat yang berada dari kendaraan bermotor;
14. Sumber tidak bergerak adalah sumber emisi yang tetap pada
suatu tempat;
15. Sumber tidak bergerak spesifik adalah sumber emisi yang tetap
pada suatu tempat yang berasal dari kebakaran hutan dan
pembakaran sampah;
8
20.Ambang batas kebisingan kendaraan bermotor adalah
batas maksimum energi suara yang boleh dikeluarkan langsung dari
mesin dan/atau transmisi kendaraan bermotor;
9
29.Menteri adalah Menteri yang ditugasi untuk mengelola
lingkungan hidup;
Pasal 2
Pasal 1
10
4. Faktor fisika adalah faktor di dalam tempat kerja yang bersifat
fisika yang dalam keputusan ini terdiri dari iklim kerja, kebisingan,
getaran, gelombang mikro dan sinar ultra ungu;
11. Getaran adalah gerakan yang teratur dari benda atau media
dengan arah bolak-balik dari kedudukan keseimbangannya
11
14. Pengurus adalah orang yang mempunyai tugas memimpin
langsung suatu kegiatan kerja atau bagiannya yang berdiri sendiri;
Pasal 2
Pasal 3
Pasal 4
12
(1) NAB getaran alat kerja yang kontak langsung maupun tidak
langsung pada lengan dan tangan tenaga kerja ditetapkan sebesar
4 meter per detik kuadrat (m/det2).
Pasal 5
Pasal 6
(1) NAB radiasi sinar ultra ungu ditetapkan sebesar 0,1 mikro
Watt per sentimeter persegi (μW/cm2).
Pasal 7
Pasal 8
Pasal 9
13
Peninjauan NAB faktor fisika di tempat kerja dilakukan sesuai
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
BAB I
Pasal 1
14
7.Bahan bakar nuklir adalah bahan yang dapat menghasilkan proses
transformasi inti berantai.
a.reaktor nuklir;
15
pemindahan bahan bakar nuklir dari teras reaktor, pembongkaran
komponen reaktor, dekontaminasi, dan pengamanan akhir.
Pasal 2
16
2.3.4 UU No. 1 tahun 1970
BAB I
Pasal 1
3. Pengusaha ialah :
17
6. Ahli Keselamatan Kerja ialah tenaga teknis berkeahlian khusus
dari luar Departemen Tenaga Kerja yang ditunjuk oleh Menteri
Tenaga Kerja untuk mengawasi ditaatinya Undang-undang ini.
BAB II
Pasal 2
18
minyak atau minieral lainnya, baik di permukaan atau di
dalam bumi, maupun di dasar perairan;
f. dilakukan pengangkutan barang, binatang atau manusia,
baik di darat, melalui terowongan, dipermukaan air,
dalam air maupun di udara;
g. dikerjakan bongkar muat barang muatan di kapal,
perahu, dermaga, dok, stasiun atau gudang;
h. dilakukan penyelamatan, pengambilan benda dan
pekerjaan lain di dalam air;
i. dilakukan pekerjaan dalam ketinggian diatas permukaan
tanah atau perairan;
j. dilakukan pekerjaan di bawah tekanan udara atau suhu
yang tinggi atau rendah;
k. dilakukan pekerjaan yang mengandung bahaya
tertimbun tanah, kejatuhan, terkena pelantingan benda,
terjatuh atau terperosok, hanyut atau terpelanting;
l. dilakukan pekerjaan dalam tangki, sumur atau lobang;
m. terdapat atau menyebar suhu, kelembaban, suhu,
kotoran, api, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca,
sinar atau radiasi, suara atau getaran;
n. dilakukan pembuangan atau pemusnahan sampah atau
limbah;
o. dilakukan pemancaran, penyinaran atau penerimaan
radio, radar, televisi, atau telepon;
p. dilakukan pendidikan, pembinaan, percobaan,
penyelidikan atau riset (penelitian) yang menggunakan
alat teknis;
q. dibangkitkan, dirobah, dikumpulkan, disimpan, dibagi-
bagikan atau disalurkan listrik, gas, minyak atau air;
r. diputar film, pertunjukan sandiwara atau
diselenggarakan reaksi lainnya yang memakai peralatan,
instalasi listrik atau mekanik.
19
3. Dengan peraturan perundangan dapat ditunjuk sebagai tempat
kerja, ruangan-ruangan atau lapangan-lapangan lainnya yang
dapat membahayakan keselamatan atau kesehatan yang bekerja
atau yang berada di ruangan atau lapangan itu dan dapat dirubah
perincian tersebut dalam ayat (2).
BAB III
Pasal 3
20
n. mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang,
binatang, tanaman atau barang;
o. mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan;
p. mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar
muat, perlakuan dan penyimpanan barang;
q. mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya;
r. menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada
pekerjaan yang bahaya kecelakaannya menjadi
bertambah tinggi.
2. Dengan peraturan perundangan dapat dirubah perincian seperti
tersebut dalam ayat (1) sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan, teknik dan teknologi serta pendapatan-pendapatan
baru di kemudian hari.
Pasal 4
21
3. Dengan peraturan perundangan dapat dirubah perincian seperti
tersebut dalam ayat (1) dan (2); dengan peraturan perundangan
ditetapkan siapa yang berkewajiban memenuhi dan mentaati
syarat-syarat keselamatan tersebut.
BAB IV
Pasal 5
Pasal 6
Pasal 7
22
Pasal 8
BAB V
Pasal 9
23
peningkatan keselamatan dan kesehatan kerja, pula dalam
pemberian pertolongan pertama pada kecelakaan.
4. Pengurus diwajibkan memenuhi dan mentaati semua syarat-
syarat dan ketentuan-ketentuan yang berlaku bagi usaha dan
tempat kerja yang dijalankan.
BAB VI
Pasal 10
BAB VII
Pasal 11
24
BAB VIII
Pasal 12
BAB IX
Pasal 13
BAB X
Pasal 14
1. Pengurus diwajibkan :
a. secara tertulis menempatkan dalam tempat kerja yang
dipimpinnya, semua syarat keselamatan kerja yang
diwajibkan, sehelai Undang-undang ini dan semua peraturan
25
pelaksanaannya yang berlaku bagi tempat kerja yang
bersangkutan, pada tempat-tempat yang mudah dilihat dan
menurut petunjuk pegawai pengawas atau ahli keselamatan
kerja;
b. Memasang dalam tempat kerja yang dipimpinnya, semua
gambar keselamatan kerja yang diwajibkan dan semua bahan
pembinaan lainnya, pada tempat-tempat yang mudah dilihat
dan terbaca menurut petunjuk pegawai pengawas atau ahli
keselamatan kerja.
c. Menyediakan secara cuma-cuma, semua alat perlindungan
diri yang diwajibkan pada tenaga kerja berada di bawah
pimpinannya dan menyediakan bagi setiap orang lain yang
memasuki tempat kerja tersebut, disertai dengan petunjuk-
petunjuk yang diperlukan menurut petunjuk-petunjuk yang
diperlukan menurut petunjuk pegawai pengawas atau ahli
keselamatan kerja.
BAB XI
Pasal 15
Pasal 16
26
mengusahakan di dalam satu tahun sesudah Undang-undang ini
mulai berlaku, untuk memenuhi ketentuan-ketentuan menurut
atau berdasarkan Undang-undang ini.
Pasal 17
27
BAB III
PEMBAHASAN
c. Panjang = max 12 m
Divisi produksi ini dilengkapi dengan 6 buah Elektric Arc Furnace. Sedangkan
kapasitas produksinya 1.800.000 ton slab baja/ tahun.
28
3.2. Prinsip Kerja Pabrik Slab Baja
3.2.1 Persiapan
1) Peleburan
Tahap peleburan terdiri dari :
a) Charging
b) Penetrasi
c) Melting
29
melting di dalam furnace akan terbentuk slag yang memiliki berat
jenis lebih ringan dari baja cair sehingga slag akan berada diatas
permukaan baja cair dan berfungsi untuk mempertahankan suhu di
dalam furnace sehingga sponge iron dan scrap akan lebih cepat
melebur menjadi baja cair.
d) Refening
e) Pouring
2) Ladle Furnace
30
Proses sekunder bertujuan untuk memenuhi persyaratan
metalurgi (komposisi kimia dan fisika baja) sebelum baja dicetak di
Continuous Casting Machine (CCM). Aktivitas utama di dalam
Ladle Furnace adalah:
3) RH Vacum Degassing
31
RH–degasser diperlukan untuk memenuhi permintaan
produk baja berkualitas tinggi dari konsumen. Jenis baja ini
memerlukan kandungan gas O2, H2, N2, dan C yang rendah. Pada
proses produksi bagian ini dilakukan penambahan ferro-alloy dan
material tambahan lain seperti Al dan Cu.
a. Kebisingan
32
dalam rangka melindungi tenaga kerja dari pengaruh kebisingan,
kemudian pada tempat kerja dipasang rambu-rambu maupun poster
pada area dengan tingkat kebisingan tinggi atau melebihi NAB serta
anjuran pemakaian alat pelindung telinga pada area tersebut. Namun
dalam lapangan terdapat tenaga kerja yang tidak memakai alat
pelindung telinga di kerenakan alat pelindung mengganggu kinerja
mereka, hal tersebut mencerminkan kurangnya kesadaran diri pada
tenaga kerja akan arti pentingnya alat pelindung telinga tersebut.
Selain itu perlindungan kebisingan juga dilakukan dengan
pembanguan control room, sehingga tenaga kerja tidak secara
langsung terpapar bising.
b. Tekanan Panas
33
exhaustion, heat stroke, heat strain, miliaria dan dehidrasi. Selain itu,
gangguan pada fungsi ginjal akibat keterpajanan pada suhu tinggi
yang berisiko terjadi pada tenaga kerja dapat pula terjadi antara lain;
gangguan peredaran darah ke ginjal, penurunan kualitas urine
seperti; berat jenis urine meningkat, ketidakseimbangan pH urine
dan terdapat kristal pada urine.
34
paparan radiasi yang telah di terima oleh tubuh tenaga kerja.
Kemudian untuk satu bulan sekali film badge ini di bawa ke BATAN
untuk dilihat berapa paparan radiasi yang telah di terima oleh masing
- masing tenaga kerja, apabila telah melampaui dari NAB yaitu 0,5
mRem/jam (UU No 51 tahun 1999), maka tenaga kerja untuk
sementara tidak bekerja dalam waktu yang telah ditentukan.
e. Uap logam
35
3.3.2 Potensi Bahaya
a. Ledakan
b. Tertimpa
36
Upaya-upaya yang dilakukan PT. Krakatau Steel dalam
pengamanan tenaga kerja terhadap bahaya tertimpa ini sudah
mencerminkan UU No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
pasal 3 dan 4 (ayat 1 sub a dan n) tentang mencegah dan mengurangi
kecelakaan dan mengamankan serta memperlancar pengangkutan
barang (Suma’mur P.K, 1996).
c. Percikan baja
37
3.4 Keselamatan Kerja
3.4.1 Pengendalian kondisi dan tindakan tidak aman
b. Boiler
38
c. Bejana Tekan
f. Pengadaan APD
39
menunjukkan dan menjelaskan pada tiap tenaga kerja baru tentang
semua pengaman dan lat perlindungan yang diharuskan di tempat
kerja”. Sedangkan pada pasal 9 ayat 1 ub c menyatakan bahwa
“Pengurus diwajibkan menunjukkan dan menjelaskan tentang alat-
alat perlindungan diri bagi tenaga kerja yang bersangkutan”. Dan
pada pasal 14 huruf c bahwa “Pengurus diwajibkan menyediakan
secara cuma-cuma, semua alat pelindung diri yang diwajibkan pada
tenaga kerja yang berada di bawah pimpinannya dan menyediakan
bagi setiap orang lain yang memasuki tempat kerja tersebut, disertai
dengan petunjuk-petunjuk yang diperlukan menurut petunjuk
pegawai pengawas atau ahli keselamatan kerja”.
3.5 Hiperkes
Pelayanan kesehatan dilaksanakan oleh dinas hiperkes, bentuk pelayanan
kesehatan yang dilaksanakan adalah pemeriksaan kesehatan, baik pemeriksaan
kesehatan sebelum bekerja, pemeriksaan kesehatan berkala maupun pemeriksaan
kesehatan khusus. Norma-norma dan kebijakan mengenai pengujian kesehatan
ditetapkan dengan peraturan perundangan sebagai berikut:
Masalah gizi kerja setiap divisi di PT. Krakatau Steel juga telah
menyediakan kantin dengan menu berimbang 4 sehat 5 sempurna, serta tempat yang
40
bersih pada lantai, langit-langit, perlatan memasak dan makan maupun dapur yang
sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
715/MENKES/SK/V/2003 Tentang Persyaratan Higiene Sanitasi Jasaboga Menteri
Kesehatan Republik Indonesia, Lampiran III tentang persyaratan higene dan
sanitasi lokasi, bangunan dan fasilitas.
i. Debu Jatuh
41
pemantauan emisi yang keluar dari kegiatan dan mutu udara
ambient di sekitar lokasi kegiatan dan pemeriksaan penataan
terhadap ketentuan persyaratan teknis pengendalian
pencemaran udara.”
42
Pemantauan dan penelitian komponen air berdasarkan PP No.82
tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran
Air Presiden RI.
a. Tekanan Panas
b. Kebisingan
c. Penerangan
43
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari hasil pembahasan, bahwa K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja)
wajib dilakukan di setiap Industri-Industri khususnya industri baja seperti PT.
Krakatau Steel, yang merupakan Industri Baja yang tingkat resiko kecelakaan
yang tinggi. Selain itu, juga dapat disimpulkan bahwa :
44
DAFTAR PUSTAKA
http://rianadigunawankampus.blogspot.com/2016/05/k3-krakatau-steel.html
http://ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/ln/1999/pp41-1999.pdf
https://jdih.kemnaker.go.id/data_wirata/1999-2-6.pdf
https://www.kejaksaan.go.id/upldoc/produkhkm/97uu010.pdf(1212).pdf
http://hukum.unsrat.ac.id/uu/uu_1_70.htm
https://www.academia.edu/11829286/PROSES_PRODUKSI_BAJA_DI_PT.KRA
KATAU_STEEL
https://bramcreate.wordpress.com/2013/02/27/slab-steel-plant/
https://jieak20.wordpress.com/2016/05/01/k3-pt-krakatau-steel/
45