TURUNAN
1.1 Pendahuluan
Topik turunan pada bab ini mencakup turunan fungsi-fungsi dasar, turunan fungsi
komposisi, fungsi hasil kali, fungsi hasil bagi, fungsi implisit dan fungsi parametrik.
Topik selanjutnya adalah beberapa penerapan turunan dalam masalah teknik, yaitu
persamaan garis singgung dan persamaan garis normal, kecepatan sesaat pada gerak linier
dan gerak putar, nilai ekstrim pada masalah praktis, menggambar grafik dengan
menggunakan uji turunan, dan masalah laju yang berkaitan.
1. Fungsi Polinom: 𝑑𝑦
= 𝑛𝑥
𝑦=𝑥 𝑑𝑥
2. Fungsi Pangkat: 𝑑𝑦
𝑦=𝑎 = 𝑎 ln 𝑎
𝑑𝑥
3. Fungsi Eksponen 𝑥: 𝑑𝑦
=𝑒
𝑦=𝑒 𝑑𝑥
4. Fungsi Logaritma: 𝑑𝑦 1
= . log 𝑒
𝑦 = log 𝑥 𝑑𝑥 𝑥
6. Fungsi Trigonometri: 𝑑𝑦
𝑦 = sin 𝑥 = cos 𝑥
𝑑𝑥
7. Fungsi Trigonometri: 𝑑𝑦
= − sin 𝑥
𝑦 = cos 𝑥 𝑑𝑥
8. Fungsi Trigonometri: 𝑑𝑦
= sec 𝑥
𝑦 = tan 𝑥 𝑑𝑥
9. Fungsi Trigonometri: 𝑑𝑦
𝑦 = cot 𝑥 = − cosec 𝑥
𝑑𝑥
𝑑𝑦
= 2.2𝑥 − 4 + 0
𝑑𝑥
= 4𝑥 − 4.
𝑑𝑦 𝑑(𝑒 ) 𝑑(sin 𝑥)
= 5. +
𝑑𝑥 𝑑𝑥 𝑑𝑥
= 5𝑒 + cos 𝑥
𝑑𝑦 𝑑(tan 𝑥) 𝑑(ln 𝑥)
= 7. +
𝑑𝑥 𝑑𝑥 𝑑𝑥
= 7 sec 𝑥 +
a. Aturan Rantai.
𝑑𝑦 𝑑𝑓(𝑥) 𝑑𝑔(𝑥) 𝑑𝑦 𝑑𝑢
= . = .
𝑑𝑥 𝑑𝑔(𝑥) 𝑑𝑥 𝑑𝑢 𝑑𝑥
Contoh 4 berikut ini merupakan turunan fungsi komposisi dari fungsi polinom dan fungsi
pangkat, sedangkan Contoh 5 merupakan turunan fungsi komposisi dari fungsi
trigonometri dan fungsi polinom.
𝑑𝑦 𝑑𝑦 𝑑𝑢
= . = 8𝑢 . (4𝑥 − 4)
𝑑𝑥 𝑑𝑢 𝑑𝑥
= 8(2𝑥 − 4𝑥 + 1) . (4𝑥 − 4)
= 32(2𝑥 − 4𝑥 + 1) (𝑥 − 1)
𝑑𝑦 𝑑𝑦 𝑑𝑢
= . = − sin 𝑢 . (5 − 0)
𝑑𝑥 𝑑𝑢 𝑑𝑥
= −5 sin 𝑢
= −5 sin(5𝑥 − 7)
2. Fungsi Pangkat: 𝑑𝑦 ( )
( ) =𝑎 𝑓′(𝑥) ln 𝑎
𝑦=𝑎 𝑑𝑥
4. Fungsi Trigonometri: 𝑑𝑦
𝑦 = sin 𝑎𝑥 = 𝑎 cos 𝑎𝑥
𝑑𝑥
5. Fungsi Trigonometri: 𝑑𝑦
= −𝑎 sin 𝑎𝑥
𝑦 = cos 𝑎𝑥 𝑑𝑥
6. Fungsi Trigonometri: 𝑑𝑦
= 𝑎 sec 𝑎𝑥
𝑦 = tan 𝑎𝑥 𝑑𝑥
7. Fungsi Trigonometri: 𝑑𝑦
𝑦 = cot 𝑎𝑥 = −𝑎 cosec 𝑎𝑥
𝑑𝑥
8. Fungsi Trigonometri: 𝑑𝑦
1 = 𝑎 tan 𝑎𝑥 sec 𝑎𝑥
𝑦= = cosec 𝑎𝑥 𝑑𝑥
sin 𝑎𝑥
9. Fungsi Trigonometri: 𝑑𝑦
1 = −𝑎 cot 𝑎𝑥 cosec 𝑎𝑥
𝑦= = sec 𝑎𝑥 𝑑𝑥
cos 𝑎𝑥
𝑑𝑦 𝑑(2𝑥) 𝑑(sin 𝑥)
= 5. 𝑒 + .𝑒
𝑑𝑥 𝑑𝑥 𝑑𝑥
= 10𝑒 +𝑒 cos 𝑥
= 7. sec 2𝑥 . 2 + .𝑒
= 10𝑒 +𝑒 cos 𝑥
𝑑𝑦
= 𝑓 (𝑥). 𝑔(𝑥) + 𝑓(𝑥). 𝑔′(𝑥)
𝑑𝑥
𝑑𝑦 𝑑𝑓 𝑑𝑔
= .𝑔 +𝑓
𝑑𝑥 𝑑𝑥 𝑑𝑥
= 4(𝑥 − 1)(𝑥 + 5) + 6𝑥 (𝑥 − 2)
Latihan 1.
𝒅𝒚
Tentukan 𝒅𝒙, jika
1. 𝑦 = (8𝑥 + 9) 6. 𝑦 = 𝑒
2. 𝑦 = − + 12 7. 𝑦 = sin 𝑥 + sec 3𝑥
√
3. 𝑦 = 𝑒 + ln 3𝑥 8. 𝑦 = ln cos 4𝑥
Latihan 2.
𝒅𝒚
Tentukan 𝒅𝒙, jika
1. 𝑦 = 𝑒 sin 4𝑥 4. 𝑦 =
2. 𝑦 = 5. 𝑦 = √sin 𝑥 + cos 𝑥
3. 𝑦 = 𝑒 ln 5𝑥 6. 𝑦 = √
𝑓(𝑥, 𝑦) = 𝑐, (1.1)
dengan c konstanta. Dalam persamaan (1.1), dikatakan y sebagai fungsi implisit dari x.
Bentuk umum persamaan 𝑦 + 7𝑦 = 𝑥 adalah 𝑦 + 7𝑦 − 𝑥 = 0. Bagaimana cara
menentukan turunan dari persamaan dengan bentuk fungsi implisit ini? Perhatikan
beberapa contoh berikut ini!
Cara 1. Bubuhkan operator turunan terhadap x pada dua ruas, kanan dan kiri sebagai
berikut.
𝑑 𝑑
(𝑦 + 7𝑦 − 𝑥 ) = (0)
𝑑𝑥 𝑑𝑥
𝑑𝑦 3𝑥
= .
𝑑𝑥 3𝑦 + 7
dengan dan berturut-turut adalah turunan parsial z terhadap x dan turunan parsial z
terhadap y. Ketika menentukan turunan parsial z terhadap x, berarti peubah y dianggap
sebagai konstanta, demikian sebaliknya, ketika menentukan turunan parsial z terhadap y,
berarti peubah x dianggap sebagai konstanta. Jadi,
𝜕𝑧 𝜕𝑧
= −3𝑥 ; = 3𝑦 + 7 .
𝜕𝑥 𝜕𝑦
𝑑𝑧 = −3𝑥 𝑑𝑥 + (3𝑦 + 7) 𝑑𝑦 = 0,
𝑑𝑦 3𝑥
= .
𝑑𝑥 3𝑦 + 7
Contoh 11: Tentukan , jika diberikan persamaan lingkaran dengan pusat (0, 0) dan
jari-jari 5, yaitu 𝑥 + 𝑦 = 25!
Cara 1. Bubuhkan operator turunan terhadap x pada dua ruas, kanan dan kiri sebagai
berikut.
𝑑 𝑑
(𝑥 + 𝑦 ) = (25)
𝑑𝑥 𝑑𝑥
𝑑𝑦 𝑥
=− .
𝑑𝑥 𝑦
dengan dan berturut-turut adalah turunan parsial z terhadap x dan turunan parsial z
terhadap y. Diferensial total dari z untuk contoh ini adalah
𝑑𝑧 = 2𝑥 𝑑𝑥 + 2𝑦 𝑑𝑦 = 0,
sehingga diperoleh
𝑑𝑦 𝑥
=− .
𝑑𝑥 𝑦
Cara 1: Bubuhkan operator turunan terhadap x pada dua ruas sebagai berikut:
𝑑 𝑑
(𝑥 + 2𝑥𝑦 + 3𝑦 − 4) = (0)
𝑑𝑥 𝑑𝑥
𝑑𝑦 𝑥+𝑦
=− .
𝑑𝑥 𝑦 + 3𝑦
sehingga diperoleh
𝑑𝑦 𝑥+𝑦
=− .
𝑑𝑥 𝑦 + 3𝑦
Latihan 3.
𝒅𝒚 𝒅𝟐 𝒚
1. Jika 𝑥 + 𝑦 − 2𝑥 − 6𝑦 + 5 = 0. Tentukan 𝒅𝒙 dan 𝒅𝒙𝟐 di 𝑥 = 3, 𝑦 = 2 !
𝒅𝒚 𝒅𝟐 𝒚
2. Jika 𝑥 + 𝑦 − 2𝑥 + 2𝑦 − 25 = 0. Tentukan 𝒅𝒙 dan 𝒅𝒙𝟐 di 𝑥 = −2, 𝑦 = 3 !
𝒅𝒚
3. Tentukan 𝒅𝒙 jika 𝑥 + 𝑦 + 3𝑥𝑦 − 8 = 0.
𝒅𝒚
4. Tentukan 𝒅𝒙 jika 𝑥 𝑠𝑖𝑛 𝑥𝑦 = 𝑥 + 1.
𝒅𝒚
5. Tentukan 𝒅𝒙 jika 3𝑥 𝑦 − 7𝑥𝑦 = 4 − 8𝑦.
𝑦 = 𝑦(𝑡); 𝑥 = 𝑥(𝑡).
𝒅𝒚 𝒅𝒚 𝒅𝒙
Dalam menentukan 𝒅𝒙
, tentu saja dibutuhkan 𝒅𝒕
dan 𝒅𝒕
. Dengan menggunakan aturan
𝒅𝒚 𝒅𝒚 𝒅𝒙
rantai 𝒅𝒙 = .
𝒅𝒕 𝒅𝒕
, maka diperoleh turunan pertama dari y terhadap x. Perhatikan contoh
berikut ini!
𝒅𝒚 𝒅𝟐 𝒚
Contoh 13: Tentukan 𝒅𝒙 dan 𝒅𝒙𝟐 jika 𝑦 = cos 2t ; 𝑥 = sin t !
Penyelesaian:
𝑑𝑦 𝑑𝑥
= −2 sin 2t ; = cos t.
𝑑𝑡 𝑑𝑡
𝑑𝑦 1
= −2 sin 2𝑡 . = −4 sin 𝑡.
𝑑𝑥 cos 𝑡
Turunan keduanya adalah
𝑑 𝑦 𝑑 𝑑𝑦 𝑑
= = (−4 sin 𝑡)
𝑑𝑥 𝑑𝑥 𝑑𝑥 𝑑𝑥
𝑑 𝑑𝑡 1
= (−4 sin 𝑡). = −4 cos 𝑡 . = −4.
𝑑𝑡 𝑑𝑥 cos 𝑡
𝒅𝒚 𝒅𝟐 𝒚
Contoh 14: Tentukan 𝒅𝒙 dan 𝒅𝒙𝟐 jika 𝑦 = 𝑎(sin θ − θ cos θ) ; 𝑥 = 𝑎(cos θ + θ sin θ) !
Penyelesaian:
𝑑𝑦 𝑑𝑥
= 𝑎𝜃 sin θ ; = 𝑎𝜃 cos θ
𝑑𝜃 𝑑𝑡
𝑑𝑦 𝑑𝑦 𝑑𝜃 1
maka = . = 𝑎𝜃 sin 𝜃 . = tan 𝜃
𝑑𝑥 𝑑𝜃 𝑑𝑥 𝑎𝜃 cos 𝜃
Turunan keduanya adalah
𝑑 𝑦 𝑑 𝑑 𝑑𝜃 sec θ
= (tan 𝜃) = (tan θ) = .
𝑑𝑥 𝑑𝑥 𝑑𝜃 𝑑𝑥 𝑎𝜃
Latihan 4.
𝒅𝒚 𝒅𝟐 𝒚
1. Tentukan 𝒅𝒙 dan 𝒅𝒙𝟐 pada 𝜃 = jika 𝑦 = 3 sin θ − sin θ ; 𝑥 = cos θ !
𝒅𝒚 𝒅𝟐 𝒚
2. Tentukan 𝒅𝒙 dan 𝒅𝒙𝟐 pada t = 2 jika 𝑦 = ;𝑥= !
𝒅𝒚 𝒅𝟐 𝒚
3. Tentukan 𝒅𝒙 dan 𝒅𝒙𝟐 pada 𝜃 = jika 𝑦 = 3(θ − sin θ) ; 𝑥 = 3(1 − cos θ) !
𝒅𝒚
4. Tentukan 𝒅𝒙 di titik ( -1, 2) jika 𝑦 = √4𝑡 ; 𝑥 = 𝑡√2𝑡 + 5
𝒅𝒚
5. Tentukan 𝒅𝒙 pada 𝜃 = jika 𝑦 = 3 sin θ ; 𝑥 = cos θ
Contoh 15: Tentukan persamaan garis singgung dan persamaan garis normal pada kurva
dengan persamaan 𝑥 + 𝑦 + 3𝑥𝑦 − 11 = 0 di titik 𝑥 = 1, 𝑦 = 2 !
Penyelesaian:
Kurva ini memiliki persamaan implisit. Dengan cara 1 atau cara 2, diperoleh
𝑑𝑦 2𝑥 + 3𝑦
=− .
𝑑𝑥 2𝑦 + 3𝑥
𝒅𝒚
Gradien atau kemiringan garis singgung, misalnya 𝑚 = 𝒅𝒙 =− .
,
𝑦 − 2 = − (𝑥 − 1) atau 7𝑦 + 8𝑥 = 22.
8𝑦 − 7𝑥 = 9.
Contoh 16: Tentukan persamaan garis singgung dan persamaan garis normal pada kurva
dengan persamaan 𝑥 = ; 𝑦= pada 𝑡 = 2 !
Penyelesaian:
Kurva ini memiliki persamaan parametrik seperti pada contoh 13, sehingga diperoleh
3𝑦 − 8𝑥 = −12.
24𝑦 + 9𝑥 = 50.
Latihan 5.
1. Tentukan persamaan garis singgung dan persamaan garis normal pada kurva dengan
persamaan 𝑥 + 𝑥 𝑦 + 𝑦 − 7 = 0 di titik 𝑥 = 2, 𝑦 = 3 !
2. Tentukan persamaan garis singgung dan persamaan garis normal pada kurva dengan
persamaan 𝑦 = 11 − di titik 𝑥 = 6, 𝑦 = 4 !
3. Tentukan persamaan garis singgung dan persamaan garis normal pada kurva dengan
persamaan 𝑦 = cos 2𝑡 , 𝑥 = sin 𝑡 di t = !
Contoh 17: Sebuah roda berpusat di titik asal dan berjari-jari 10 cm berputar berlawanan
arah perputaran jarum jam, dengan laju 4 put/detik. Sebuah titik P pada pelek berada
pada koordinat (10, 0) saat t = 0. Tentukan: a. Koordinat P saat t = 2 detik! b. Laju P
naik (atau turun) saat t = 1 detik?
• P(Px , Py)
rrx
Gambar 1.1
Penyelesaian:
r Py
x
Px
Gambar 1.2
Ditanyakan: a. 𝑃 , 𝑃
b.
𝑑𝑃
= 80𝜋 cos 8𝜋𝑡
𝑑𝑡
Maka laju P pada saat t = 1 detik adalah
𝑑𝑃
= 80𝜋 cos 8𝜋 = 80𝜋 cm/detik.
𝑑𝑡
Contoh 18: Alat roda piston berikut ini memiliki jari-jari 1 kaki dan berputar berlawanan
arah perputaran jarum jam pada 2 radian/detik. Batang penghubung panjangnya 5 kaki.
Titik P berada di (1, 0) pada t = 0. Tentukan: a. Koordinat P pada saat 𝑡 = 5𝜋 detik
5 kaki
• P(Px , Py)
rrx x
Gambar 1.3
= 2t radian
5
Px
y
s Py
Gambar 1.4
Ditanyakan: a. 𝑃 , 𝑃 =?
c. =?
b. Karena gerakan hanya naik turun, maka 𝑄 = 0, sehingga yang dihitung hanya 𝑄
𝑑𝑄 sin 4𝑡
= cos 2𝑡 +
𝑑𝑡 √25 − cos 2𝑡)
𝑑𝑄 sin 2𝜋
= cos 𝜋 + = 1 𝑐𝑚/𝑑𝑒𝑡
𝑑𝑡 √25 − cos 𝜋)
Perhatikan bahwa satuan dari angka di depan fungsi cosinus dan sinus harus dikonversi
dulu ke derajat dalam perhitungan dengan kalkulator (𝜋 radian = 180°).
Latihan 6.
1. Jawablah pertanyaan pada Contoh 17.
a. Koordinat P saat t = 2𝜋 detik
b. Laju P naik (atau turun) saat t = 𝜋 detik,
jika diketahui jari-jari roda 15 cm dan kecepatan sudutnya 5 radian/detik!
2. Jawablah pertanyaan pada Contoh 18.
a. Koordinat P pada saat 𝑡 = 5 detik
b. Koordinat Q pada saat 𝑡 = 1 (koordinat x selalu nol) detik
c. Kecepatan Q pada saat 𝑡 = detik,
Contoh 19: Sebuah balok dipotong dari sebuah kayu gelondongan berpenampang
lingkaran dengan diameter 20√3 cm. Jika kekuatan balok sebanding dengan hasil kali
lebar dan kuadrat tebalnya, tentukan ukuran penampang balok agar kekuatan balok
maksimum!
A C
Gambar 1.5
Penyelesaian:
Dari Gambar 1.5 diperoleh bahwa diameter lingkaran adalah sisi miring pada segitiga
siku-siku ABC, sehingga 𝑡 + 𝑙 = 1200.
𝑆 = 𝑘𝑙𝑡 = 𝑘𝑙(1200 − 𝑙 )
Contoh 20: Perhatikan sebuah talang air seperti pada gambar 1.6 di bawah ini!Jika sisi-
sisi penampangnya 3 inci,tentukan 𝜃 agar kapasitas talang tersebut maksimum! Catatan:
0<𝜃< .
Gambar 1.6
Penyelesaian:
x x
3 t
Gambar 1.7
Latihan 7.
1. Jawablah pertanyaan pada Contoh 19, jika kayu gelondongan berpenampang ellips
dengan persamaan 9𝑥 + 8𝑦 = 72!
2. Jawablah pertanyaan pada Contoh 20, jika sisi miring penampang talang masing-
masing 10 cm dan alasnya 6 cm!
Contoh 21: Sketsa kurva persamaan 𝑦 = −3𝑥 + 4𝑥 dengan menggunakan uji turunan
pertama dan turunan kedua!
0 1 x
Gambar 1.8
Dikatakan calon titik-titik balik, karena belum tentu titik-titik yang dihasilkan pada proses
ini merupakan titik-titik balik. Setelah melalui proses uji turunan kedua maka dapat
disimpulkan apakah titik-titik ini merupakan titik-titik balik ataukah bukan.
0 2/3 1 x
Gambar 1.9
Ambil titik sampel di sebelah kiri nol! Misalnya b. Jika 𝑦 (𝑏) < 0, maka di sebelah kiri
nol kurva cekung ke bawah. Tetapi jika 𝑦 (𝑏) > 0, maka di sebelah kiri nol kurva
cekung ke atas. Karena 𝑦 (−1) < 0, maka di sebelah kiri nol kurva cekung ke bawah.
Lakukan hal yang sama untuk range antara nol dan 2/3, antara 2/3 dan 1, dan terakhir di
sebelah kanan 1! Visualisasi kecekungan dapat dilihat pada gambar uji turunan kedua di
atas. Karena pada 𝑥 = 0 dan 𝑥 = terjadi perubahan kecekungan maka titik
(0, 0) dan , merupakan titik-titik balik.
Dari uji turunan pertama dan uji turunan kedua diperoleh informasi bahwa di sebelah kiri
nol, kurva naik dan cekung ke bawah, antara 0 dan 2/3 kurva naik dan cekung ke atas,
antara 2/3 dan 1 naik dan cekung ke bawah, di sebelah kanan 1 kurva turun dan cekung
ke bawah. Maka sketsa kurvanya adalah:
x
Gambar 1.10
Titik (0, 0) dan , merupakan titik-titik balik, sedangkan titik (1, 1) merupakan titik
maksimum global. Titik maksimum global diperoleh jika untuk nilai x berapapun tidak
ditemukan nilai y yang lebih besar dari titik ini. Sebaliknya, titik minimum global
diperoleh jika untuk nilai x berapapun tidak ditemukan nilai y yang lebih kecil dari titik
ini.Titik maksimum lokal diperoleh jika untuk nilai x di sekitar titik ini tidak ditemukan
nilai y yang lebih besar. Sebaliknya, titik minimum lokal diperoleh jika untuk nilai x di
sekitar titik ini tidak ditemukan nilai y yang lebih kecil. Pada contoh ini, tidak ditemukan
titik maksimum maupun minimum lokal. Pada sebuah kurva tidak mungkin terdapat titik
maksimum global sekaligus titik minimum global.
Penyelesaian:
4𝑥 − 6𝑥 = 2𝑥 (2𝑥 − 3) = 0.
0 3/2 x
Gambar 1.11
Dari gambar 1.11 diperoleh bahwa di sebelah kiri 3/2 kurva turun karena 𝑦 (−1) < 0 dan
𝑦 (1) < 0 . Karena 𝑦 (2) > 0 maka di sebelah kanan 3/2 kurva naik.
( )
Turunan kedua: 𝑦 = 12𝑥 − 12𝑥
0 1 x
Gambar 1.12
Karena 𝑦 (−1) > 0 maka di sebelah kiri nol, kurva cekung ke atas. Lakukan hal yang
sama untuk range antara 0 dan 1, dan di sebelah kanan 1! Visualisasi kecekungan dapat
dilihat pada gambar uji turunan kedua di atas.Karena pada 𝑥 = 0 dan 𝑥 = 1 terjadi
perubahan kecekungan maka titik (0, 0) dan (1, −1) merupakan titik-titik balik.
Dari uji turunan pertama dan uji turunan kedua, diperoleh informasibahwa di sebelah kiri
nol, kurva turun dan cekung ke atas, antara 0 dan 1 kurva turun dan cekung ke bawah,
antara 1 dan 3/2 kurva turun dan cekung ke atas, di sebelah kanan 3/2 kurva naik dan
cekung ke atas. Maka sketsa kurvanya sebagai berikut:
x
Gambar 1.13
Titik (0, 0) dan(1, −1) merupakan titik-titik balik, sedangkan titik ,− merupakan
titik minimum global.
Latihan 8.
Sketsa kurva dari persamaan-persamaan di bawah ini dengan menggunakan uji
turunan pertama dan turunan kedua!
1. 𝑦 = 2𝑥 − 5𝑥 + 7 4. 𝑦 = 𝑥 − 4𝑥
2. 𝑦 = 2𝑥 − 𝑥 5. 𝑦 = 𝑥 − 3𝑥 + 3
3. 𝑦 = 𝑥 − 𝑥 6. 𝑦 = −2𝑥 + 3𝑥 + 12𝑥 + 1
Contoh 23: Sebuah balon dilepas pada jarak 150 kaki dari seorang pengamat yang
tingginya diabaikan. Jika balon naik secara lurus ke atas dengan laju 8 kaki/detik,
seberapa cepatkah pertambahan jarak antara pengamat dan balon ketika tinggi balon 50
kaki?
balon
h
s
pengamat t=0
150 kaki
Gambar 1.14
Penyelesaian:
Ditanyakan:
Dari Gambar 1.14 diperoleh hubungan antara s dan h dengan hukum Phytagoras yaitu:
𝑠 = ℎ + (150)
𝑑𝑠 𝑑ℎ
2𝑠 = 2ℎ + 0,
𝑑𝑡 𝑑𝑡
Jadi,
𝑑𝑠 50 4
=8 = √10 𝑘𝑎𝑘𝑖/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
𝑑𝑡 50√10 5
Jadi pertambahan jarak antara pengamat dan balon ketika ketinggian balon 50 kaki adalah
√10 𝑘𝑎𝑘𝑖/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘.
Contoh 24: Sebuah cakram baja memuai selama dipanaskan. Jika jari-jarinya bertambah
panjang dengan laju 0,02 cm/det, berapa kecepatan memuainya cakram pada saat jari-
jarinya 8,1 cm?
Gambar 1.15
Penyelesaian:
Ditanyakan:
,
𝐿 = 𝜋𝑟
𝑑𝐿 𝑑𝑟
= 2𝜋𝑟 = 2𝜋𝑟 (0,02) = 0,04𝜋𝑟
𝑑𝑡 𝑑𝑡
𝑑𝐿
Jadi, = 0,04𝜋 (8,1) = 0,324𝜋 = 1,017876 𝑐𝑚 /𝑑𝑒𝑡
𝑑𝑡 ,
Jadi, kecepatan memuainya cakram pada saat 𝑟 = 8,1 𝑐𝑚 adalah 1,017876 𝑐𝑚 /𝑑𝑒𝑡.
6 dm
12 dm h
Gambar 1.16
Ditanyakan:
A 6 B
12 dm D r E
Gambar 1.16
Segitiga ABC sebangun dengan segitiga DEC, sehingga diperoleh perbandingan sisi-sisi
yaitu:
𝑟 6 1
= =
ℎ 12 2
Jadi,
1 1
𝑟= ℎ ⟹ 𝑟 = ℎ
2 4
𝑑𝑉 𝜋 𝑑ℎ
= 3ℎ
𝑑𝑡 12 𝑑𝑡
Karena laju volume air 8 liter/menit, diperoleh
𝑑ℎ 32
=
𝑑𝑡 𝜋ℎ
Jadi,
𝑑ℎ 2
= 𝑑𝑚/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝑑𝑡 𝜋
Jadi laju tinggi air adalah 𝑑𝑚/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 pada saat tinggi air 4 dm.
Latihan 9.
Selesaikan soal cerita di bawah ini!
2. Minyak dari kapal tangki yang pecah menyebar dengan pola melingkar. Jika jari-jari
lingkaran bertambah dengan laju 1,5 dm/det. Berapa kecepatan meluasnya minyak
setelah 2 jam? (Petunjuk: jari-jari lingkaran minyak nol sebelum tangki pecah).
3. Rusuk kubus diukur dengan panjang 11,4 cm dengan kesalahan ±0,05 cm. Hitunglah
volume kubus dengan taksiran kesalahannya!
4. Air keluar dari bawah bak berbentuk kerucut tegak seperti pada gambar 4.12, dengan laju 30
cm3/detik. Jika tinggi bak 1 m dan garis tengah permukaan bak 60 cm, seberapa cepatkah
menurunnya permukaan air ketika tinggi permukaan air 50 cm?
5. Air keluar dari bawah tangki berbentuk setengah bola yang jari-jarinya 8 dm, dengan laju 2
liter/jam. Seberapa cepatkah menurunnya permukaan air ketika tinggi permukaan air 3 dm?
Catatan: volume segmen bola dengan jari-jari r dan tinggi h adalah 𝜋ℎ 𝑟− .