Rombel
oleh
Hadi Susanto
4111412049
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
Segala puji hanya layak untuk Allah Tuhan SWT. atas segala berkat, rahmat,
taufik, serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah
individu mata kuliah Metode Numerik yang berjudul PENERAPAN METODE
ELIMINASI GAUSS PADA PENYETARAAN PERSAMAAN REAKSI KIMIA
dengan sebaik-baiknya.
Dalam penyusunannya, penulis memperoleh banyak bantuan dari berbagai
pihak, karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Mulyono selaku dosen mata kuliah Metode Numerik.
2. Kedua orang tua yang selalu memberikan dukungan.
Penulis menyadari, dalam makalah ini masih banyak kesalahan dan
kekurangan. Hal ini disebabkan terbatasnya kemampuan, pengetahuan, dan
pengalaman yang penulis miliki, namun demikian banyak pula pihak yang telah
membantu penulis dengan menyediakan sumber informasi, memberikan masukan
pemikiran. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca.
Demi perbaikan dan kesempurnaan tugas metode numerik ini di waktu yang akan
datang. Semoga tugas metode numerik ini dapat bermanfaat bagi penulis pada
khususnya dan pembaca pada umumnya.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
LATAR BELAKANG
1.2.
RUMUSAN MASALAH
1) Bagaimana cara menghitung koefisien-koefisien persamaan
Reaksi Kimia dengan Metode Eliminasi Gauss?
2) Reaksi apa saja yang dapat disetarakan dengan Metode
Eliminasi Gauss?
1.3.
TUJUAN
1) Mengetahui cara menghitung koefisein-koefisien Persamaan
Reaksi Kimia dengan Metode Eliminasi Gauss.
2) Mengetahui reaksi apa saja yang dapat disetarakan dengan
Metode Eliminasi Gauss.
1.4.
MANFAAT
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. STOIKIOMETRI
Stoikiometri berasal dari bahasa Yunani, yaitu stoicheion
yang berarti elemen dan metron yang berarti pengukuran.
Stoikiometri adalah cabang dari ilmu kimia yang berhubungan
dengan jumlah relatif dari reaktan dan produk di dalam reaksi
kimia.
Di dalam istilah kimia, reaktan adalah materi yang
digunakan di dalam reaksi kimia, sedangkan produk adalah
materi yang dihasilkan di dalam reaksi kimia. Di dalam suatu
reaksi kimia yang setara, hubungan setiap jumlah dari reaktan
dan produk biasanya membentuk rasio berupa suatu angka
bulat. Sebagai contoh, di dalam reaksi pembentukan Amonia (
N H 3 ), tepat satu molekul Nitrogen ( N 2 ) bereaksi dengan
tiga molekul Hidrogen ( H 2 ) untuk menghasilkan dua molekul
N H3 .
N 2 +3 H 2 2 N H 3
Stoikiometri dapat digunakan untuk menghitung jumlah
seperti jumlah dari produk yang dapat dihasilkan dari sejumlah
reaktan yang diberikan. Perhitungan stoikiometri dapat
memprediksikan bagaimana elemen dan komponen terlarut di
dalam larutan standard di dalam kondisi eksperimental tertentu.
Stoikiometri dibangun dari hukum kekekalan massa, yaitu massa
total reaktan sama dengan massa total produk di dalam reaksi
kimia.
6
+ 2 AgCl ( s ) .
2++2 N O3
Ca
++ 2 N O3
+2 Ag
2++2 Cl
Ca
2.3. PENYETARAAN PERSAMAAN
Persamaan reaksi harus disetarakan untuk melakukan
perhitungan kuantitatif kimia. Penyetaraan persamaan kimia
dilakukan berdasarkan hukum kekekalan massa. Atom-atom di
dalam reaksi tidak akan lenyap, atom-atom yang terdapat pada
reaktan haruslah terdapat juga pada produk.
Contoh persamaan reaksi yang belum setara seperti pada
reaksi sintesis air berikut:
H 2+ O 2 H 2 O
Persamaan di atas memiliki dua atom oksigen pada ruas kiri
tetapi hanya satu atom oksigen pada ruas kanan. Persamaan
reaksi tersebut belum setara. Untuk menyetarakan persamaan
reaksi, jumlah atom-atom di ruas kiri dan kanan persamaan
haruslah sama. Selain itu, setiap koefisien senyawa haruslah
berupa bilangan bulat dan dengan rasio terkecil. Perhatikan
penyetaraan persamaan reaksi di atas:
2 H 2 +O2 2 H 2 O
Bentuk lain seperti:
1
H 2+ O 2 H 2 O
2
4 H 2 +2 O2 4 H 2 O
Bentuk di atas salah karena tidak memenuhi syarat
penyetaraan seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Untuk
membenarkan kesalahan di atas, seluruh koefisien pada
1
x + yz=0
2
Sistem persamaan linear tersebut memiliki tiga buah
variabel x, y, dan z. Solusi dari sistem persamaan linear adalah
setiap variabel memiliki nilai tertentu yang memenuhi setiap
persamaan pada sistem persamaan linear. Solusi pada sistem
persamaan linear di atas adalah:
x=1
y=2
z=2
10
x1 , x2 , , xn
b1 , b2 , ,b m
adalah
m n ,
] [] []
a 11 a12 a1 n
a
a
a2 n
A= 21 22
, x=
am 1 am 2 amn
x1
x2
, b=
xn
b1
b2
bm
x1 , x2 , xn
11
3 x+5 y =8
4 x +3 y=7
12
Dengan solusi
x=1
dan
y=1.
][ ] [ ]
0
0
bn
0 ann x n
ann x n=bn x n =
bn
a nn
bn1an1.n xn
an1.n 1
dst.
Ketika
dengan
13
x k dapat dihitung
bk
xk=
j=k+1
akj x j
akk
|)
1 a1 a2 a2
0 4 a4 a5
0 0 1 a6
dari
L1 , kemudian eliminasikan
14
dieliminasikan dari
3
L
2 1
pada
L2 .
L1
L2
dengan
dieliminasikan dari
pada
L3 . Hasilnya
Sekarang
menambahkan
dieliminasikan dari
4 L2
pada
L2
dengan cara
berikut:
2 x + y z=8
1
1
y+ z =1
2
2
z=1
Dengan substitusi mundur, diperoleh solusi sistem
persamaan linear, yaitu:
z=1 ( L1 )
y=3( L2)
x=2( L3 )
BAB III
PEMBAHASAN
Metode Eliminasi Gauss dapat digunakan untuk
menyetarakan persamaan reaksi kimia. Langkah-langkah
15
16
2 a+4 bd=e
4 ad=0
Apabila dimisalkan
2 a+4 bd=1
4 ad=0
][]
2
4
0
0
4 0 1
1
0 0 1
=0
3
0 2 4
4
0 1 0
baris pertama.
2
0
0
0
4
8
0
0
][ ]
0 1
1
0 1
2
=
4
1 0
3
2 4
17
2
0
0
0
4
8
0
0
][ ]
0 1
1
0 1
= 2
4
1 0
5
0 4
c=4
4 d =5
13
=0,4063
32
a=
5
=0,3125
16
18
19
end;
procedure eliminasigauss;
var I,j,k : integer;
temp, S : real;
Begin
Err := false;
For i := 1 to n do
Begin
If (A.element[i,i] = 0 ) then
Begin
write(A.element[i,i]) ;
Err := true;
Exit;
End;
temp := A.element[i,i];
for k := 1 to n+1 do
begin
A.element[i,k] := A.element[i,k] / temp;
end;
For j := 1 to n do
begin
if(j<>i) then
begin
c := A.element[j,i];
for k := 1 to n+1 do
begin
A.element[j,k] := A.element [j,k] - (c * A.element[i,k]);
end;
end;
end;
end;
20
x.row := n;
for i := n downto 1 do
begin
if (A.element [i,i] = 0.0 ) then
Begin
Err := true;
Exit;
End;
x.element[i] := A.element[i,n+1];
end;
end;
Procedure tulishasil;
Var i : byte;
Begin
If (err) then
Begin
Writeln ('Persamaan linear tidak dapat diselesaikan');
End
Else
Begin
Writeln;
Writeln ('Penyelesaian persamaan linear dengan Metode Eliminasi Gauss :
');
For i := 1 to x.row do
Writeln('A',i,' = ',x.element[i]:6:2);
End;
End;
Begin
clrscr;
Masukkandata;
Eliminasigauss;
21
Tulishasil;
readln;
End.
Diperoleh
22
a=0,31
b=0,41
c=4
d=1,25
23
Diperoleh
a=0,3125
b=0,4063
c=4
d=1,25
24
a=10
b=13
c=128
d=40
e=32
Maka persamaan reaksi yang telah disetarakan dengan
eliminasi Gauss adalah:
10 P 2 I 4 +13 P4 +128 H 2 O 40 P H 4 I +32 H 3 P O4
Reaksi redoks juga dapat disetarakan dengan metode
eliminasi Gauss. Perhatikan reaksi kimia berikut:
3+
3++ H 2 O+ Fe
2+ Cr
++ Fe
2+ H
Cr 2 O7
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, pertama-tama
setiap senyawa diberikan koefisien tertentu:
3+
3++ e H 2 O+ f Fe
2+ d Cr
++c Fe
2+ b H
aCr 2 O7
Kemudian disamakan atom-atom ruas kiri dan ruas kanan.
Untuk reaksi redoks, muatan total ruas kiri dan ruas kanan juga
harus disamakan.
Untuk atom kromium:
2 a=d
25
c=f
Untuk keseimbangan muatan:
2 a+ b+2 c=3 d +3 f
7 ae=0
b2 e=0
2 a+ bc=3 d
Apabila d = 1, maka sistem persamaan linear akan menjadi
seperti berikut:
2 a=1
7 ae=0
b2 e=0
2 a+ bc=3
Matriks sistem persamaan linear menjadi sebagai berikut:
2
7
0
2
][]
0
0 0
1
0
0 1
=0
0
1 0 2
3
1 1 0
ditambahkan dengan
7/ 2
26
2 1
1
0 1
1
0 1
0
0 7 /2 7 /2
][ ]
0
3
0
= 4
0
2
21/2
1
2 1
1
0 1
1
0 0
1
0 7 /2 7 /2
][ ]
0
3
0
= 4
4
2
21/2
1
7/2
baris kedua,
2
0
0
0
1
1
0
0
][ ]
1 0
3
1 0
= 4
4
1 2
7/2
0 1
7
2
c=3
b=7
a=
1
2
d=1
f =3
c=6
d=2
e=7
f =6
27
2+14 H
Cr 2 O7
BAB IV
PENUTUP
4.1.
KESIMPULAN
28
DAFTAR PUSTAKA
29
30