kerja.
Sejarah K3 di Dunia
Penerapan ilmu pengetahuan tersebut dimulai pada abad 18 dengan munculnya
industri tenun, penemuan ketel uap untuk keperluan industri. Selama awal abad
pertengahan berbagai bahaya diidentifikasi, termasuk efek paparan timbal dan
mercury, kebakaran dalam ruang terbatas, serta kebutuhan alat pelindung
perorangan. Sebenarnya, kesadaran umat manusia terhadap keselamatan kerja telah
mulai ada sejak zaman prasejarah. Ditemukan tulisan tertua tentang Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (K3) berasal dari zaman manusia pra-sejarah di zaman batu
dan goa (paleolithic dan neolithic). Peristiwa sejarah tersebut menggambarkan
bahwa masalah keselamatan dan kesehatan manusia pekerja menjadi perhatian para
ahli pada zaman itu. Kesadaran masyarakat yang berkembang ini, membuka
peluang dan mendorong pekerja untuk menuntut perlindungan, dengan meminta
agar pengusaha melakukan tindakan pencegahan dan menanggulangi kecelakaan
yang terjadi.
Sejarah K3 di Indonesia
Usaha K3 di Indonesia dimulai tahun 1847 ketika mulai dipakainya mesin uap oleh
Belanda di berbagai industri khususnya industri gula. Selanjutnya, penggunaan
mesin semakin meningkat dengan berkembangnya tekonologi dan perkembangan
industri. Perlindungan tenaga kerja di bidang keselamatan kerja di Indonesia juga
telah mengarungi perjalanan sejarah yang panjang, telah dimulai lebih dari satu
abad yang lalu. Usaha penanganan keselamatan kerja di Indonesia dimulai sejalan
dengan pemakaian mesin uap untuk keperluan Pemerintah Hindia Belanda yang
semula pengawasannya ditujukan untuk mencegah kebakaran
Definisi K3
Usaha penanganan keselamatan kerja di Indonesia dimulai sejalan dengan
pemakaian mesin uap untuk keperluan Pemerintah Hindia Belanda yang semula
pengawasannya ditujukan untuk mencegah kebakaran. Usaha penanganan
keselamatan kerja di Indonesia dimulai sejalan dengan pemakaian mesin uap untuk
keperluan Pemerintah Hindia Belanda yang semula pengawasannya ditujukan
untuk mencegah kebakaran.
Tujuan K3
1. Melindungi tenaga kerja atas hak keselamatannya dalam melakukan
pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi dan
produktivitas nasional.
2. Menjamin keselamatan setiap orang lain yang berada di tempat kerja
tersebut.
3. Memelihara sumber produksi agar dapat digunakan secara aman dan efisien..
Tujuan Penerapan K3
Tujuan utama dalam Penerapan K3 berdasarkan UndangUndang No. 1
Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja yaitu antara lain :
1. Melindungi dan menjamin keselamatan setiap tenaga kerja dan orang lain
di tempat kerja.
2. Menjamin setiap sumber produksi dapat digunakan secara aman dan
efisien.
3. Meningkatkan kesejahteraan dan produktivitas nasional.
Dengan mempelajari materi diatas diharapkan dapat memahami dan
mengembangkan bangunan kebijakan K3, menetapkan dan mengembangkan
tujuan K3, membangun organisasi dan tanggung jawab pelaksanaan K3,
mengidentifikasi bahaya, 13 menyiapkan Alat Pelindung Diri,
memanfaatkan statistik kecelakaan dan penyakit akibat kerja, serta
mengembangkan program K3 dengan mitra kerja.
Fungsi K3
Peran kesehatan dan keselamatan kerja dalam ilmu kesehatan kerja
berkontribusi dalam upaya perlindungan kesehatan para pekerja dengan upaya
promosi kesehatan, pemantauan, dan survailan kesehatan serta upaya
peningkatan daya tahan tubuh dan 12 kebugaran pekerja. Sementara peran
keselamatan adalah menciptakan sistem kerja yang aman atau yang mempunyai
potensi risiko yang rendah terhadap terjadinya kecelakaan dan menjaga aset
perusahaan dari kemungkinan loss..
Lambang K3
Bentuk lambang K3 yaitu palang dilingkari roda bergigi sebelas berwarna hijau
di atas warna dasar putih. Arti dan makna lambang K3 yaitu:
Landasan Hukum K3
Undang-Undang yang terkait K3
Sistem Manajemen K3
SMK3 merupakan sistem manajemen yang terintegrasi dengan sistem
manajemen perusahaan lainnya seperti sistem manajemen mutu dan
lingkungan. Peranan SMK3 di perusahaan dapat menjadi pembuat keputusan
perusahaan dalam melakukan aktivitas dan pembelian barang dan jasa
K3 Laboratorium Kimia
laboratorium termasuk tempat kerja yang berpotensi menyebabkan
kecelakaan seperti kebakaran, ledakan, keracunan dan iritasi karena di dalam
laboratorium berisi berbagai alat dan bahan kimia yang sangat potensial
menimbulkan bahaya.