Anda di halaman 1dari 20

KESELAMATAN DAN

KESEHATAN KERJA (K3)


JENNY CAROLINE ST .MT.,
PEMBAHASAN
• Perkembangan peraturan K3
• Undang-undang Keselamatan dan Kesehatan kerja
• Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
PERKEMBANGAN PERATURAN K3
1. Sebelum Th. 1911 : Disebabkan Nasib (Force majoure)
2. Tahun 1911 - 1931 : Disebabkan Kondisi Tak aman.
3. Tahun 1931 – 1969 :
Pendapat para ahli HW.Heinrich(1959) dalam Industrial Accident
Prevention dijelaskan kecelakaan berdasarkan dari ;
1. 80 % Tindakan tak aman
2. 18 % Kondisi Tak aman
3. 2 % Kejadian yg tdk bisa diramal (force majoure)
PERKEMBANGAN PERATURAN K3
4. Tahun 1969 s/d sekarang
Perkembangan ini dimulai dengan teori Heinrich (1941) yang meneliti
penyebab-penyebab kecelakaan bahwa umumnya (80%) terjadi karena
faktor manusia (unsafe act) dan faktor kondisi kerja yang tidak aman
(unsafe condition).
Pada era ini berkembang system automasi pada pekerjaan untuk mengatasi
masalah sulitnya melakukan perbaikan terhadap faktor manusia. Sejalan
dengan itu Frank Bird dari International Loss Control Institute (ILCI) pada
tahun 1972 mengemukakan teori Loss Causation Model yang menyatakan
bahwa faktor manajemen merupakan latar belakang penyebab yang
menyebabkan terjadinya kecelakaan.
PERKEMBANGAN PERATURAN K3
Konsep Lama
a. Kecelakaan merupakan a.Memandang kecelakaan
nasib sial dan merupakan bukan sebuah nasib.
risiko yang harus diterima. b.Kecelakaan pasti ada
b.Tidak perlu berusaha penyebabnya sehingga dapat

Konsep Baru - Sekarang


mencegah dicegah
c.Masih banyak pengganti c.Penyebab: personal factors
pekerja 80-85% dan environmental
d.Membutuhkan biaya yang factors 15% sampai 20%
cukup tinggi d.Kecelakaan selalu
e.Menjadi faktor penghambat menimbulkan kerugian
produksi e.Peran pimpinan sangat
penting & menentukan
UNDANG – UNDANG KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA
DASAR HUKUM KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
1. Undang-undang No. 1 Tahun 1951 tentang Kerja
Di dalam UU No.1 tahun 1951 tentang Kerja, mengatur tentang jam kerja, cuti tahunan, cuti hamil, cuti haid
bagi pekerja wanita, peraturan tentang kerja anak-anak, orang muda, dan wanita, persyaratan tempat kerja,
dan lain-lain. Dalam Pasal 16 ayat 1 UU No. 1 Tahun 1951 yang menetapkan, bahwa “Majikan harus
mengadakan tempat kerja dan perumahan yang memenuhi syarat-syarat kebersihan dan Kesehatan”.
2. Undang-undang No. 2 Tahun 1952 tentang Kecelakaan Kerja
Undang-undang No. 2 tahun 1952 tentang Kecelakaan Kerja, Undang-Undang Konpensasi Pekerja (Workmen
Compensation Law) Undang-undang ini menentukan penggantian kerugian kepada buruh yang mendapat
kecelakaan atau penyakit akibat kerja.
3. Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
Undang-undang Keselamatan Kerja diundangkan pada tahun 1970 dan menggantikan Veilligheids Reglement
pada Tahun 1910 (Stb. No. 406).
UNDANG – UNDANG KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA
UNDANG-UNDANG KESELAMATAN KERJA

Dasar hukum UU No. 1 tahun 1970 adalah UUD 1945 pasal 27 (2) dan UU No. 14
tahun 1969. Pasal 27 (2) menyatakan bahwa: “Tiap-tiap warga negara berhak atas
pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan”. Ini berarti setiap
warga negara berhak hidup layak dengan pekerjaan yang upahnya cukup dan
tidak menimbulkan kecelakaan/ penyakit. UU No. 14 tahun 1969 menyebutkan
bahwa tenaga kerja merupakan modal utama serta pelaksana dari pembangunan.
UNDANG – UNDANG KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA
UNDANG-UNDANG KESELAMATAN KERJA
UU Keselamatan Kerja yang berlaku di Indonesia sekarang adalah UU
Keselamatan Kerja (UUKK) No. 1 tahun 1970. Undang-undang ini merupakan
undang-undang pokok yang memuat aturan-aturan dasar atau ketentuan-
ketentuan umum tentang keselamatan kerja di segala macam tempat kerja yang
berada di wilayah kekuasaan hukum NKRI.
Ruang lingkup pemberlakuan UUKK dibatasi oleh adanya 3 unsur yang harus
dipenuhi secara kumulatif terhadap tempat kerja. Tiga unsur yang harus dipenuhi
adalah:
a. Tempat kerja di mana dilakukan pekerjaan bagi suatu usaha.
b. Adanya tenaga kerja, dan
c. Ada bahaya di tempat kerja.
UNDANG – UNDANG KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA
UNDANG-UNDANG KESELAMATAN KERJA
Perlindungan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) yang merupakan jenis
perlindungan prevensif yang diterapkan untuk mencegah timbulnya Kecelakaan Kerja
(K2) dan Penyakit Akibat Kerja (PAK). Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang
Keselamatan Kerja menegaskan bahwa perlindungan terhadap Pekerja/buruh di
tempat kerja merupakan hak yang harus dipenuhi oleh setiap perusahaan yang
mempekerjakan pekerja/buruh.
Secara umum perlindungan di tempat kerja (work place) mencakup :
a. Keselamatan dan Kesehatan Kerja;
b. Moral dan Kesusilaan;
c. Perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai agama.
UNDANG – UNDANG KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA
UNDANG-UNDANG KESELAMATAN KERJA
UU Keselamatan Kerja yang digunakan untuk mencegah terjadinya
kecelakaan kerja, menjamin, mengatur agar proses produksi berjalan teratur
dan sesuai rencana serta tidak merugikan segala pihak. Setiap tenaga kerja
berhak mendapatkan perlindungan keselamatan dalam melakukan
pekerjaannya untuk kesejahteraan dan meningkatkan produksi serta
produktivitas nasional.
UNDANG – UNDANG KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA
PERATURAN DAN UNDANG-UNDANG YANG TERKAIT K3
1. Undang - Undang
2. Peraturan Pemerintah
3. Peraturan dan Keputusan Menteri
4. Keputusan Presiden
5. Instruksi Menteri yang terkait K3
6. Surat Edaran dan Keputusan Dirjen Pembinaan
7. Hubungan Industrial dan Pengawasan Ketenagakerjaan terkait K3
8. Pedoman dan Standar dalam Manajemen K3
UNDANG – UNDANG KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA
Undang-undang (UU)
1 UU No. 14/1969 Ketentuan-ketentuan Pokok mengenai Tenaga Kerja
2 UU No. 1 /1970 Keselamatan Kerja
3 UU No. 14/1969 Ketentuan-ketentuan Pokok Mengenai tenaga Kerja
4 UU No. 4/1982 Ketentuan-ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan hidup
5 UU No. 18/1999 Jasa Konstruksi
6 UU No. 23/1997 Pengelolaan Lingkungan Hidup.
7 UU No. 23/1992 Kesehatan
8 UU No. 21/2003 Pengesahan Konvensi ILO NO. 81 mengenai Pengawasan Ketenaga-kerjaan
dalam Industri dan Perdagangan
9 UU th 1930 LN No. 225 Undang-undang Uap (Stoom Ordonnantie)
10 UU th 1933 LN No. 53 Petasan
11 UU th 1931 LN No. 59 Timah Putih
12 UU No. 10/1961 Peredaran Barang dalam Perdagangan
13 UU No. 10/1997 Ketenaganukliran
14 UU……………………..
UNDANG – UNDANG KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA
Peraturan Pemerintah (PP)
1 PP Th 1930 Peraturan Uap (Stoom Ordering)
2 PP No. 7 / 1973 Pengawasan atas peredaran, Penyimpanan dan Penggunaan Pestisida.
3 PP No. 19 / 1973 Pengaturan dan Pengawasan K3 di bidang Pertambangan
4 PP No. 11 / 1979 K3 pada Pemurnian dan Pengolahan Minyak dan Gas Bumi
5 PP No. 19 / 1994 Pengelolaan Limbah Bahan Beracun dan Berbahaya
6 PP No. 14 / 1993 Program Jamsostek
7 PP No. 18 / 1999 Pengelolaan Limbah Berbahaya dan Beracun (B3)
8 PP No. 20 / 1990 Pengendalian Pencemaran Air
9 PP No. 27 / 1999 Analisis Dampak Lingkungan
10 PP No. 19 / 1999 Pengendalian Pencemaran dan/atau Perusakan Laut
11 PP No. 41 / 1999 Pengendalian Pencemaran Udara
12 PP No. 74 / 2001 Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun
13 PP……………………
UNDANG – UNDANG KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA
Keputusan Presiden (Keppres)
1 Keppres No. 22/1993 Penyakit akibat Kerja.
2 Keppres No. 2 / 2002 Pelestarian lingkungan dan pembangunan berkelanjutan
3 Keppres No. 51/1989 Perubahan Keputusan Presiden No 28/1988 tentang besarnya Jaminan
Kecelakaan Kerja dan jaminan Kematian Asuransi Sosial Tenaga Kerja
4 Keppres No. 83/1998 Pengesahan Konvensi ILO No. 87 mengenai Kebebasan Beserikat dan
Perlindungan Hak untuk Berorganisasi
5 Keppres No……

Keputusan/Instruksi Menteri & Keputusan Bersama Menteri


1 Kepmenaker No.1135/ 1987 Bendera K3
2 Kepmenaker No.333/1989 Diagnosis dan Pelaporan Penyakit Akibat Kerja
3 Kepmenaker No.612/1989 Penyediaan Data Bahan Berbahaya terhadap K3
4 Kepmenaker No.245/1990 Hari K3 Nasional
5 Kepmenaker No.62A/1992 Pedoman Diagnose dan Evaluasi Cacat Karena Kecelakaan / Penyakit
akibat Kerja
6 Kepmenaker No……..
UNDANG – UNDANG KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA
Surat Edaran Menteri
1 SE Menaker No 01/1978 Nilai Ambang Batas (NAB) Kebisingan dan iklim kerja
2 SE Menaker No 02/1978 NAB Bahan Kimia
3 SE Menaker No 01/1979 Penyediaan Ruangan untuk Makan dan Kantin bagi Tenaga Kerja
4 SE Menaker ….
Keputusan Direktur Jendral Binawas Depnaker
1 Kep Dirjen Binawas No. Kep-407BW/1999 Persyaratan, Penunjukan, Hak dan Kewajiban Teknisi Lift
2 Kep Dirjen Binawas No. Kep.84/BW/1998 Cara Pengisian Formulir Laporan dan Analisis Statistik
Kecelakaan
3 Kep Dirjen…..
Pedoman dan Standar /Siatem Manajemen K3
1 SMK3 Permenaker No 5 / 1996 Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
2 OHSAS 18001:1999 British Standard, 1999 Occupational Health and Safety Assessement Series
18001:1999
3 Peraturan SNI yang terkait proses produksi/metodologi
4 DLL
SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN
DAN KESEHATAN KERJA
Permenaker No 5 Tahun 1996 OHSAS 18001:2007
Sistem Manajemen Keselamatan dan Sistem Manajemen K3 (Keselamatan dan
Kesehatan Kerja adalah bagian dari sistem Kesehatan Kerja) menurut standar ialah bagian
secara keseluruhan yang meliputi struktur dari sebuah sistem manajemen organisasi
organisasi, perencanaan, tanggung-jawab, (perusahaan) yang digunakan untuk
pelaksanaan, prosedur, proses dan sumber mengembangkan dan menerapkan Kebijakan
daya yang dibutuhkan bagi pengembangan, K3 dan mengelola resiko K3 organisasi
penerapan, pencapaian, penkajian dan (perusahaan) tersebut.
pemeliharaan kebijakan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja dalam rangka pengendalian
resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja
guna terciptanya tempat kerja yang aman,
efisien dan produktif.
SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN
DAN KESEHATAN KERJA
PERBEDAAN
OHSAS 18001 Permenaker 05/MEN/1996
Dokumen standar Inggris yang dipublikasikan Dokumen acuan berupa peraturan yang
pertama kali oleh British Standard Institute (BSI) dikeluarkan oleh pemerintah RI
pada April 2007
Berlaku secara internasional Berlaku dalam wilayah hukum RI
Sertifikat pemenuhan diberikan oleh badan audit Sertifikat pemenuhan diberikan oleh badan audit
yang ditunjuk oleh organisasi yang ditunjuk oleh pemerintah

Hanya sertifikat yang diberikan jika berhasil dalam Selain sertifikat, organisasi akan mendapatkan
audit sertifikasi bendera K3 (emas/perak)

Tidak ada ketentuan sanksi jika tidak menerapkan Ada aspek/ketentuan sanksi terhadap pelanggaran
SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN
DAN KESEHATAN KERJA
Semua sistem manajemen K3 tersebut
mempunyai tujuan yang sama, yaitu
bagaimana mengelola dan mengendalikan
ACTION PLAN bahaya yang ada dalam operasi organisasi.
Tinjauan Manajemen Perencanaan Sistem Manajemen Oleh karena itu antara SMK3 (Depnaker)
dengan sistem manajemen K3 lainnya
(termasuk OHSAS 18001) tidak perlu
dipertentangkan karena sernuanya memiliki
tujuan yang sama.
Menurut UU No. 13 tahun 2003 tentang
ketenagakerjaan pasal 87,setiap perusahaan
wajib menerapkan sistem manajemen K3
CHECK DO yang terintegrasi dengan manajemen
perusahaan. Undang-undang ini tidak
Pengukuran dan Pemantauan Implementasi
menyebutkan apa SMK3 yang harus
dijalankan
TUGAS
❑ BUAT KELOMPOK DENGAN 1 KELOMPOK 2 ORANG
❑ CARI TOPIK PROYEK
❑ CARI PERATURAN DAN PERUNDANG-UNDANGAN YANG TERKAIT
DENGAN K3 DALAM PROYEK TERSEBUT
❑ TIAP KELOMPOK PROYEK TIDAK BOLEH SAMA (KOORDINASI)
❑ KUMPULKAN DI GC TANGGAL 21 MARET 2021 JAM 19.00 WIB
1. PELABUHAN
2. GEDUNG BERTINGKAT
3. PABRIK BAJA
4. BANDARA
5. JALAN
6. REL KERETA API
7. STADION
8. JEMBATAN
9. STASIUN
10. UNDERPASS/TEROWONGAN
11. BENDUNGAN

Anda mungkin juga menyukai