Anda di halaman 1dari 10

RUANG LINGKUP DAN DASAR HUKUM MATERI AHLI K3 UMUM

Dasar hukum mengenai K3 Secara Umum

a. Undang-Undang Republik Indonesia No. 01 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.


b. Undang-Undang Republik Indonesia No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

A. Materi Kelembagaan K3, Keahlian K3 dan SMK3


Ruang lingkup Kelembagaan K3, Keahlian K3
1. Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3)
2. Pengesahan P2K3
3. Perusahaan Jasa Keselamatan dan Kesehatan Kerja (PJK3)
4. Organisasi dan Program Kerja
5. Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Dasar Hukum Kelembagaan K3, Keahlian K3
1. Undang-undang No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
2. Peraturan Pemerintah RI Nomor 50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
3. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI Nomor 4 tahun 1987 tentang Panitia Pembina
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
4. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI Nomor 2 tahun 1992 tentang Tata Cara
Penunjukan, Kewajiban Dan Wewenang Ahli Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
5. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI Nomor 4 tahun 1995 tentang Perusahaan Jasa
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
6. Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI Nomor 155 Tahun 1984 tentang
Penyempurnaan Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor kep-
125/MEN/1982, tentang Pembentukan Susunan dan Tata Kerja Dewan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Nasioanal, Dewan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja Wilayah dan Panitia Pembina
7. Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor 239 tahun 2003
tentang Pedoman Pelaksanaan Sertifikasi Kompetensi Calon Ahli Keselamatan dan
kesehatan Kerja Umum.
8. Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor 02 tahun 2011
tentang Peningkatan Pembinaan dan Pengawasan terhadap Perusahaan Jasa
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (PJK3)
9. Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor 03 tahun 2011
tentang Pelaksanaan Penunjukan Ahli Keselamatan Kerja sebagaimana dimaksud
dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 yang selanjutnya disebut Ahli K3
10. Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan Nomor 48
Tahun 2011 tentang Bidang Jasa Pembinaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
11. Kepdirjen Binwasnaker dan K3 No. 69/PPK&K3/XII/2015 tentang Pedoman

Ruang Lingkup SMK3


1. Pengamatan dan Penerapan SMK3
2. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Tempat Kerja
3. Kebijakan dan Komitmen K3
4. Audit SMK3
5. Penghargaan K3 (Zero Accident Award Sertifikat SMK3)

Dasar Hukum SMK3


1. Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja Terdiri dari 11 Bab
dan 18 Pasal
2. Undang-undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan Terdiri dari 18 Bab
dan 193 Pasal. Pasal yang mengatur tentang SMK3 pada pasal 87.
3. Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012 tentang Penerapan SMK3;
4. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No.26 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan
Penilaian Penerapan SMK3
B. Kesehatan Kerja, Ergonomi, Lingkungan Kerja dan Bahan Berbahaya
Ruang Lingkup Kesehatan Kerja, Ergonomi
1. Dasar-dasar kesehatan kerja dan peraturan perundangan norma kesehatan kerja
2. Pelayanan Kesehatan Kerja (PKK)
3. Pemeriksaan kesehatan tenaga kerja
4. Penyakit Akibat Kerja (PAK)
5. Gizi kerja dan penyelenggaraan makanan bagi tenaga kerja
6. Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) di tempat kerja
7. Pencehagan penyakit di tempat kerja
Dasar Hukum Kesehatan Kerja, Ergonomi
1. Undang-undang No. 3 tahun 1969 tentang Persetujuan Konvensi Organisasi
Perburuhan International Nomor 120 Mengenai Higiene Dalam Perniagaan dan
Kantor-kantor.
2. Peraturan Presiden No. 7 Tahun 2019 Tentang Penyakit Akibat Kerja Peraturan
Menteri Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Koperasi Nomor Per-01/Men/1976
tentang Kewajiban Latihan Hygiene Perusahaan, Kesehatan Dan Keselamatan
Kerja Bagi Dokter Perusahaan.
3. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Nomor Per01/Men/1979
tentang Kewajiban Latihan Hygiene Perusahaan, Kesehatan Dan Keselamatan
Kerja Bagi Tenaga Para Medis Perusahaan
4. Permenaker No. 02/Men/1980 tentang Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja
dalam Penyelenggaraan Keselamatan Kerja.
5. Permenakertrans No. Per. 01/Men/1981 tentang Kewajiban Melapor Penyakit
Akibat Kerja
6. Permennakertrnas No. Per. 03/Men/1982 tentang Pelayanan Kesehatan Kerja
7. Permennakertrans No. Per. 11/Men/2005 tentang Pencegahan dan
Penanggulangan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba di Tempat Kerja
8. Permennakertrans No. Per. 25/Men/2008 tentang Pedoman Diagnosis dan
Penilaian Cacat Karena Kecelakaan dan Penyakit Akibat Kerja
9. Permennakertrans No. Per. 15/Men/2008 tentang Pertolongan pertama Pada
Kecelakaan di Tempat Kerja
10. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan RI No.5 Tahun 2018 tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja.
11. Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor 333 Tahun 1989 Tentang Diagnosa dan
Pelaporan Penyakit Akibat Kerja.
12. Kepmennakertrans No. Kep. 68/Men/IV/2004 tentang Pencegahan dan
Penanggulangan HIV/AIDS di Tempat Kerja.
13. Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja No. SE.01/Men/1979 tentang Pengadaan
Kantin dan Ruang Makan .
14. Surat Edaran Dirjen Binawas No. SE. 07/BW/1997 tentang Pengujian Hepatitis B
Dalam Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja
15. Surat Edaran Dirjen Binawas No. SE. 86/BW/89 tentang Perusahaan Catering Yang
Mengelola Makanan Bagi Tenaga Kerja.
16. SE 280/2010 tentang Pandemi Influenza
17. Kepdirjen PPK No. 20/DJPPK/2005 tentang Petunjuk Pelaksaan Pencegahan dan
Penanggulangan HIV/AIDS di Tempat Kerja
18. Kepdirjen PPK No. 22/DJPPK/2008 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Kerja
19. Kepdirjen No. 44/DJPPK/2012 tentang Pedoman Pemberian Pengharaan Program
Pencegahan dan Penanggulangan HIV-AIDS di Tempat Kerja
Ruang Lingkup Lingkungan Kerja dan Bahan Berbahaya
1. Pengertian lingkungan kerja, iklim kerja, Indeks Suhu Basah dan Bola (ISBB),
kebisingan, getaran, radiasi gelombang radio atau gelombang mikro, radiasi ultra
ungu (ultra violet), medan magnet statis, tekanan udara ekstrim, pencahayaan,
kualitas udara dalam ruangan (KUDR), Nilai Ambang Batas (NAB), higiene, sanitasi,
Bahan Kimia berbahaya, Nilai Ambang Kuantitas (NAK), Lembar Data Keselamatan
Bahan (LDKB), label, Globally Harmonised Systems (GHS), Dokumen Pengendalian
Potensi Bahaya (DPPB), ruang terbatas (confined spaces), bekerja pada ketinggian
(working at height) dan alat pelindung diri (APD).
2. Faktor-faktor lingkungan kerja yang berdampak pada kesehatan tenaga kerja.
3. Penerapan higiene dan sanitasi di tempat kerja.
4. Personil K3 bidang Lingkungan Kerja.
5. Pengendalian bahan kimia berbahaya di tempat kerja.
6. Syarat-syarat K3 pada tempat kerja yang mengelola pestisida.
7. Syarat-syarat K3 pada pemakaian asbes.
8. K3 pengelolaan limbah di tempat kerja.
9. Syarat-syarat K3 bekerja pada ruang terbatas.
10. Syarat-syarat K3 bekerja pada ketinggian.
11. Syarat-syarat K3 pekerjaan pada penyelaman di dalam air.
12. Pengelolaan Alat Pelindung Diri (APD)

Dasar Hukum Lingkungan Kerja


Peraturan Menteri Ketenagakerjaan R.I. Nomor 05 Tahun 2018 tentang Keselamatan
dan Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja.
Dasar Hukum Higiene Dan Sanitasi
1. Undang-Undang No. 3 tahun 1969 tentang Persetujuan Konvensi Organisasi
Perburuhan Internasional No.120 mengenai Hygiene Dalam Perniagaan dan
Kantor-kantor.
2. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan R.I. Nomor 05 Tahun 2018 tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja.

Dasar Hukum K3 Pada Penggunaan Bahan Kimia Berbahaya


1. Keputusan Menteri Tenaga Kerja R.I. No. Kep.187/MEN/1999 tentang
Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya di Tempat Kerja
2. Keputusan Dirjen PPK No. Kep. 84/PPK/X/2012 tentang Tata Cara Penyusunan
Dokumen Pengendalian Potensi Bahaya Besar dan Menengah

Dasar Hukum Pada Penggunaan Bahan Kimia Khususnya Pestisida


Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.Per.03/Men/1986 tentang tentang Syarat-syarat
K3 di Tempat Kerja Yang Mengelola Pestisida

Dasar Hukum K3 Pada Pemakaian Asbes


1. Undang-undang No.1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
2. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.Per.03/Men/1985 tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Pemakaian Asbes.
3. Keputusan Dirjen Binwasnaker No. Kep.104/DJPPK/IX/2006 tentang Petunjuk
Teknis Pelaksanaan K3 Pemakaian Bahan yang Mengandung Asbes di Tempat Kerja.

Dasar Hukum Syarat – Syarat K3 Bekerja Pada Ruang Terbatas (Confined Spaces)
Surat Keputusan Dirjen Binwasnaker No. Kep. 113/DJPPK/IX/2006 tentang Pedoman
dan Pembinaan Teknis Petugas K3 Ruang Terbatas
Dasar Hukum Syarat – Syarat K3 Bekerja Pada Ketinggian (Working At Height)
Undang – undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja b. Peraturan Menteri
Ketengakerjaan R.I. Nomor 9 Tahun 2016 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Dalam Pekerjaan Dalam Ketinggian

Dasar Hukum Syarat – Syarat K3 Pekerjaan Pada Penyelaman Di Dalam Air


Keputusan Dirjen PPK No. Kep. 64/PPK/XI/2013 tentang Pedoman Pembinaan K3
Pekerjaan Penyelaman Di Dalam Air (Underwater Diving Work).

Dasar Hukum Pengelolaan Alat Pelindung Diri (APD)


Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.Per.08/MEN/2010 tentang Alat
Pelindung Diri

C. Konstruksi Bangunan, Listrik dan Penanggulangan Kebakaran

Ruang Lingkup Konstruksi Bangunan


1. Karakteristik kegiatan proyek konstruksi bangunan
2. Jenis-jenis bahaya pada kegiatan konstruksi bangunan
3. Unsur-unsur terkait pada kegiatan konstruksi bangunan
4. Strategi penerapan K3 pada proyek konstruksi bangunan
5. Elemen program K3 proyek konstruksi bangunan
6. Pengawasan pelaksanaan K3 proyek konstruksi bangunan
7. Personil dan peralatan
8. Inspeksi rutin internal
Ruang Lingkup K3 Listrik
1. K3 Instalasi penyalur petir
2. K3 Elevator dan escalator
3. Personil K3 listrik
Perancangan, Pemasangan, pemeriksaan, pengujian, pelayanan, pemeliharaan dan
pengawasannya instalasi listrik Teg > 25 V dan dayanya > 100 W

Ruang Lingkup K3 Penanggulangan Kebakaran


1. Personil K3 Penanggulangan Kebakaran
2. Sistem Proteksi Kebakaran; aktif (APAR, hidran, springkler,dll) dan pasif (material
dinding tahan api/fire retardant)
3. Personil pemadam kebakaran terlatih (training K3, lisensi K3, dll)

Dasar Hukum dari K3 Konstruksi bangunan adalah :


1. Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
2. Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
3. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.Per.01/Men/1980 tentang K3 pada Konstruksi
Bangunan
4. SKB Menaker dan Men PU ke-174/1986 dan No. 104/KPTS/1986 tentang K3 pada
Tempat Kegiatan Konstruksi beserta Pedoman Pelaksanaan K3 pada Tempat Kegiatan
Konstruksi
5. Surat edaran Dirjen Binawas No. 13/BW/1998 tentang Akte Pengawasan Proyek
Konstruksi bangunan
6. Surat Dirjen Binawas No. 147/BW/KK/IV/1997 tentang Wajib Lapor Pekerjaan Proyek
Konstruksi.
Dasar Hukum K3 Pengawasan listrik, lift dan proteksi bahaya sambaran petir yaitu :
1. Undang-Undang No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
2. Peraturan Pemerintah RI Nomor 50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
3. Permenaker Nomor 12 Tahun 2015 tentang K3 Listrik di Tempat Kerja
4. Permenaker Nomor 33 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri
Ketenagakerjaan Nomor 12 Tahun 2015 tentang K3 Listrik di Tempat Kerja
5. Permenaker Nomor 2 Tahun 1989 tentang Pengawasan Instalasi Penyalur Petir
6. Permenaker Nomor 31 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Permenaker Nomor 2
Tahun 1989 tentang Pengawasan Instalasi Penyalur Petir
7. Permenaker Nomor 6 Tahun 2017 tentang K3 Elevator dan Eskalator
8. Keputusan Dirjen Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan & K3 Nomor Kep.
47/PPK&K3/VIII/2015 tentang Pembinaan Calon Ahli K3 Bidang Listrik
9. Keputusan Dirjen Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan & K3 Nomor Kep.
48/PPK&K3/VIII/2015 tentang Pembinaan Teknisi K3 Listrik
Dasar hukum yang berkaitan dengan K3 Penanggulangan Kebakaran yaitu :
1. Undang-Undang No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
2. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 04/Men/1980 tentang
Syarat-Syarat Pemasangan dan Pemeliharaan APAR
3. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 02/Men/1983 tentang
Instalasi Kebakaran Alarm Automatik
4. Keputusan Menteri Tenaga Nomor 186/Men/1999 tentang Unit Penanggulangan
Kebakaran di Tempat Kerja
5. Instruksi Menaker No. 11/M/BW/1997 tentang Pengawasan Khusus Pengawasan
Khusus K3 Penanggulangan Kebakaran
6. Surat Edaran Menteri Ketenagakerjaan RI No. 13/MEN/XI/2015 tentang
Peningkatan Pembinaan dan Pengawasan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bidang
Penanggulangan Kebakaran di Tempat Kerja.
D. Mekanik (PAA, PTP), Pesawat Uap dan Bejana Tekanan

Ruang Lingkup Objek Pengawasan Pesawat Angkat dan Angkut


1. Perencanaan, pembuatan, pemasangan atau perakitan, penggunaan atau
pengoperasian, reparasiI modifikasi dan pemeliharaan pesawat angkat dan angkut.
2. Personil K3 yang mengoperasikan pesawat angkat dan angkut.

Ruang Lingkup K3 Bejana Tekanan dan Tangki Timbun


1. sumber potensi bahaya pada bejana tekanan dan tangki timbun,
2. persyaratan K3 bejana tekanan dan tangki timbun.
3. tata cara pemeriksaan dan tata laksana teknis K3 bejana tekanan dan tangki timbun.

Dasar Hukum Pengawasan Pesawat Angkat dan Angkut


1. Undang- Undang No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (Pasal 86 dan 87);
2. Undang-Undang No.1 Tahun 1970 tentang Kesehatan Kerja (pasal 2, 3, 4 dan 5);
3. Permenaker No.Per.05/Men/1985 tentang Pesawat Angkat dan Angkut;
4. Kepmenaker No. 452/MEN/1996 tentang Pesawat Angkat dan Angkut Jenis Rental
5. Permenakertrans No.Per.09/Men/VII/2010 tentang Operator dan Petugas Pesawat
Angkat dan Angkut.
6. Permenaker No. 33 Tahun 2016 tentang Tata Cara Pengawasan Ketenagakerjaan.

Dasar Hukum Bejana Tekanan dan Tangki Timbun


1. Undang - Undang No.1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
2. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 33 Tahun 2016 tentang Tata Cara
Pengawasan Ketenagakerjaan.
3. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 37 Tahun 2016 tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Bejana tekanan dan Tangki Timbun.
4. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No. PER-02/MEN/1982 tentang
Kwalifikasi Juru Las di Tempat Kerja.

Anda mungkin juga menyukai