BIDANG MINING
(PERTAMBANGAN)
KELOMPOK 2
KELOMPOK 2
Peran pertambangan terlihat jelas dimana pertambangan menjadi salah satu sumber penerimaan
negara; berkontribusi dalam pembangaunan daerah, baik dalam bentuk dana bagi hasil maupun
program community development atau coorporate social responsibility; memberikan nilai
surplus dalam neraca perdagangan; meningkatkan investasi; memberikan efek berantai yang
positif terhadap ketenagakerjaan; menjadi salah satu faktor dominan dalam menentukan Indeks
Harga Saham Gabungan; dan menjadi salah satu sumber energy dan bahan baku domestik.
Salah satu karakteristik industri pertambangan adalah padat modal, padat teknologi dan
memiliki risiko yang besar. Oleh karena itu, dalam rangka menjamin kelancaran operasi,
menghindari terjadinya kecelakaan kerja, kejadian berbahaya dan penyakit akibat kerja maka
diperlukan implementasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada kegiatan pertambangan.
DASAR HUKUM K3 PERTAMBANGAN
Pemerintah sudah mengeluarkan Undang-Undang yang mengatur mengenai K3, Undang- Undang
yang mengatur K3 adalah sebagai berikut :
3. Buku Tambang.
Adalah buku catatan yang memuat larangan, perintah dan petunjuk PIT yang wajib dilaksanakan
Kepala Teknik Tambang (KTT) (Pasal 1, Kepmen No.555. K Tahun 1995).
ELEMEN PERUSAHAAN DALAM PENGELOLAAN K3
PERTAMBANGAN
Lingkungan Kerja,
Yang dimaksud kesehatan kerja antara lain berupa:
Pengendalian debu,
b. Pengendalian kebisingan,
c. Pengendalian getaran,
d. Pencahayaan, dll.
Sistem Manajemen K3.
Sedangkan pengawasan Keselamatan Operasi Pertambangan dilaksanakan dengan
tujuan menciptakan kegiatan operasi pertambangan yang aman dan selamat. Ruang
lingkup Keselamatan Operasi Pertambangan meliputi:
a. Evaluasi laporan hasil kajian,
b. Pemenuhan standardisasi instalasi,
c. Pengamanan instalasi,
d. Kelayakan sarana, prasarana dan instalasi peralatan pertambangan
e. Kompetensi tenaga teknik.
SISTEM MANAJEMEN K3 DI PERTAMBANGAN
Adapun Faktor Resiko yang sering dijumpai pada Perusahaan Pertambangan adalah sebagai berikut :
1. Ledakan
Ledakan dapat menimbulkan tekanan udara yang sangat tinggi disertai dengan nyala api. Setelah itu
akan diikuti dengan kepulan asap yang berwarna hitam. Ledakan merambat pada lobang turbulensi
udara akan semakin dahsyat dan dapat menimbulkan kerusakan yang fatal
2. Longsor
Longsor di pertambangan biasanya berasal dari gempa bumi, ledakan yang terjadi di dalam
tambang,serta kondisi tanah yang rentan mengalami longsor. Hal ini bisa juga disebabkan oleh tidak
adanya pengaturan pembuatan terowongan untuk tambang.
3. Kebakaran
Bila akumulasi gas-gas yang tertahan dalam terowongan tambang bawah tanah mengalami suatu
getaran hebat, yang diakibatkan oleh berbagai hal, seperti gerakan roda-roda mesin, tiupan angin dari
kompresor dan sejenisnya, sehingga gas itu terangkat ke udara (beterbangan) dan kemudian
membentuk awan gas dalam kondisi batas ledak (explosive limit) dan ketika itu ada sulutan api, maka
akan terjadi ledakan yang diiringi oleh kebakaran.
SISTEM MANAJEMEN K3 DI PERTAMBANGAN