Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN

PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL)

DI GEDUNG MERAH PUTIH (TELKOM PROPERTY) BIDANG K3


KESEHATAN KERJA, ERGONOMI, K3 LINGKUNGAN KERJA DAN
BAHAN BERBAHAYA BERACUN

PELATIHAN CALON AHLI K3 UMUM


ANGKATAN KE – 60

KELOMPOK 4 (EMPAT)

1. HELFRIDA SITANGGANG
2. LORIANA BUTARBUTAR
3. MASRIL HABIBY DASOPANG
4. MORA RAHMAYUNDA
5. RICKY SYAHPUTRA
6. WIRA AGUS LEXMANA TANJUNG

PENYELENGGARA
PT. AZTA PRIMA INDONESIA
CREATE AND DELIVER THE BEST HSE
MEDAN, 16 AGUSTUS 2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Perkembangan ilmu pengetahuan atau teknologi semakin lama semakin


berkembang pesat. Pesatnya laju perkembangan teknologi akan menjamin
kelangsungan hidup suatu bangsa untuk dapat berdiri kokoh dan berpotensi bagi
kehidupan dunia. Disisi lain telah menuju ke era globalisasi dimana hampir tidak
terdapat lagi batas secara fisik antara negara dan mengakibatkan perdagangan eksport
dan import produk. Nilai yang diwakilkan oleh standar tersebut tidak hanya sekedar
nilai yang melekat pada produk yang bermutu, tetapi juga produk yang dihasilkan
melalui proses yang aman dan tidak merusak lingkungan.

Globalisasi ekonomi baik nasional dan internasional yang ditandai dengan


adanya persaingan perdagangan, memberikan dampak menguatnya kecenderungan
interpendensi perekonomian antar negara. Arus dan barang dari negara lain begitu
mudah tanpa hambatan teknis kecuali masalah K3. Hal ini yang menjadi tanggung
jawab dunia pendidikan untuk menghasilkan tenaga yang ahli.

Dengan melihat kondisi industri di Indonesia dan komitmen dalam


menjalankan peraturan undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan kerja,
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) mendapat perhatian
yang sangat penting mengingat pengurus atau pemimpin perusahaan wajib
melaksanakan syarat-syarat keselamatan dan kesehatan kerja serta melakukan
pembinaan dan penyuluhan depada para pekerja (Depnaker RI, 1997). Selain itu,
berkaitan juga dengan hak warga negara untuk mendapatkan pekerjaan dan
penghidupan yang layak, pemerintah juga mengeluarkan undang-undang No. 14
Tahun 1969 tentang ketentuan-ketentuan pokok mengenai tenaga kerja (Depnaker RI,
1997).

PT. Graha Sarana Duta (Telkom Property) merupakan sebuah smart office
dimana pegawai didukung teknologi informasi terkini untuk berbagi ide, berinovasi,
berkolaborasi, bertukar informasi dan membentuk relasi untuk menghasilkan
produktivitas tertinggi setiap hari. Penerapan K3 di lingkungan kerja, baik melihat
aspek ergonomi kerja pegawai serta bahan- bahan berbahaya beracun di lingkungan
kerja dimana akan dinilai mendalam berdasarkan suatu kesatuan yang handal. Hal itu
diterapkan untuk mencegah dan menanggulangi penyakit akibat kerja dan kecelakaan
di lingkungan kerja PT. Graha Sarana Duta (Telkom Property) Pekanbaru.
B. MAKSUD DAN TUJUAN

Adapun maksud dari penulisan laporan ini adalah :

1. Mampu mengimplementasi teori K3 dalam bidang kesehatan kerja, ergonomi


kerja dan bahan berbahaya beracun di lingkungan kerja PT. Graha Sarana
Duta (Telkom Property).
2. Mampu mengidentifikasi, menganalisa, dan memberikan saran atau
rekomendasi yang dilakukan oleh Calon Ahli K3 Umum.

Adapun tujuan penulisan laporan adalah :

1. Untuk mengetahui implementasi K3 kesehatan kerja, ergonomi, K3


lingkungan kerja dan bahan berbahaya beracun pada PT. Graha Sarana Duta
(Telkom Property).
2. Untuk mengetahui identifikasi sebab akibat serta menganalisa masalah dalam
K3 yang dilakukan Calon Ahli K3 di PT. Graha Sarana Duta (Telkom
Property).

C. RUANG LINGKUP

Dalam laporan ini, ruang lingkup dalam praktik kerja lapangan berupa :

A. Penerapan K3 dalam hal kesehatan kerja.


B. Penerapan K3 dalam hal ergonomi.
C. Penerapan K3 dalam hal lingkungan kerja dan penerapan K3 dalam hal bahan
berbahaya beracun.

D. DASAR HUKUM

Adapun dasar hukum dalam penerapan kesehatan dan keselamatan kerja


antara lain :

a) Dasar hukum K3 secara umum :


1. UU Dasar 1945 pasal 27 ayat 2.
2. UU No. 14 tahun 1969 tentang ketentuan-ketentuan pokok mengenai
tenaga kerja.
3. UU No. 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja.
4. UU No. 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan.
b) Dasar hukum K3 bidang kesehatan kerja :
1. Permenaker No. 2 tahun 1980 tentang pemeriksaan kesehatan tenaga
kerja dan penyelenggaraan kesehatan kerja.
2. Permenaker No. 3 tahun 1982 tentang pelayanan kesehatan.
3. Permenaker No 15 tahun 2008 tentang pertolongan pertama pada
kecelakaan kerja (P3K) di tempat kerja.
4. Permenkes No. 48 tahun 2016 tentang standar keselamatan dan kesehatan
kerja perkantoran pasal 14
5. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No. 5 Tahun 2018 Tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Lingkungan Kerja.
6. Keputusan Dirjen Binwasker No. Kep.53/DJPPK/VIII/2019 Tentang
Pedoman Pelatihan dan Pemberian Lisensi P3K di Tempat Kerja.

c) Dasar hukum K3 bidang ergonomi :


1. Undang – Undang Nomor 01 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja.
2. Undang – Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan.
3. Permenaker Nomor 02 Tahun 1980 Tentang Pemeriksaan Kesehatan Dan
Keselamatan Tenaga Kerja Dalam Penyelenggaraan Keselamatan Kerja.
4. Permenaker Nomor 03 Tahun 1982 Tentang Pelayanan Kesehatan.

d) Dasar hukum K3 bidang lingkungan kerja dan bahan berbahaya beracun


1. Kepmenaker No. 187 tahun 1999 tentang pengendalian bahan kimia
berbahaya.
2. Permenaker No. 5 tahun 2018 tentang keselamatan dan kesehatan kerja
di lingkungan kerja.

e) Dasar hukum alat pelindung diri


1. UU No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja
2. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No. 08 Tahun 2010
tentang Alat Pelindung Diri
BAB II
KONDISI PERUSAHAAN

A. GAMBARAN UMUM TEMPAT KERJA

Salah suatu gedung perkantoran perusahaan yang dimiliki oleh Telkom


Property yaitu PT. Graha Sarana Duta yang terletak di tengah Ibu Kota Pekanbaru
tepatnya di Jl. Jend. Sudirman No. 199, Pekanbaru dengan jarak yang sangat dekat
dari Bandar Udara Sultan Syarif II serta di kelilingi tempat yang dapat menunjang
produktivitas perusahaan.

Gambar 1. Kondisi lokasi gedung graha merah putih

Graha Sarana Duta diresmikan pada tahun 2016, dengan luas 8.514 m2
memiliki 2 Lantai Basemant, 1 Lantai Lobi, 1 Lantai Mezzanine, 7 Lantai Office
Space (3rd- 9th floor), 1 Lantai Ballroom (10th floor). Graha Sarana Duta memiliki
pesawat angkut yang terdiri dari 3 lift penumpang dan 1 lift barang. Pada bagian K3
Lingkungan Kerja memiliki Side Treatment Plant (STP) yang memiliki kapasitas
10.000 m3 tiap tangkinya. Secara keseluruhan, kondisi penerapan housekeeping/ 5S
sudah sangat baik dan Bahan Berbahaya dan Beracun yang GMP miliki yaitu terdapat
1 unit tangki solar berkapasitas 6.000 liter.
Gambar 2. Kondisi gedung graha merah putih

B. TEMUAN

a) Temuan Positif

1. K3 Poliklinik
Adanya kesehatan dengan status fasilitas kesehatan I yang tempatnya
disediakan oleh Perusahaan. Menurut pasal 4 pada Peraturan Menteri Tenaga
Kerja dan Transmigrasi No. 03 Tahun 1982. Dan No. 09 Tahun 2014 tentang
Klinik.
2. Dokter Pemeriksa Kesehatan Tenaga Kerja
Adanya dokter dan perawat bekerja sama antara Telkom Property dengan
RSUD Riau, Eka Hospital dan Awal Bross sesuai dengan Permenaker No. 02
Tahun 1980.
3. Paramedis
Dalam poliklinik sudah terdapat 2 (dua) orang dokter dan 3 (tiga) orang
perawat. Hal ini sesuai dengan 1.Pasal 5 ayat 1 dan pasal 20 ayat 1 Undang-
undang Dasar; Pasal 2 nomor II dan pasal 8 ayat (3) Undang-undang No. 6
tahun 1963 tentang Tenaga Kesehatan (Lembaran-Negara tahun 1963 No. 79);
Pasal 10 ayat (2) Undang- undang No. 9 tahun 1960 tentang Ketentuan-
ketentuan Pokok Kesehatan (Lembaran- Negara tahun 1960 No. 131);
Undang-undang No. 18 tahun 1961 tentang Ketentuan- ketentuan Pokok
Kepegawaian (Lembaran-Negara tahun 1961 No. 263); Undang- undang No.
10 Prp tahun 1960 Keputusan Presiden No. 239 tahun 1964.
4. Kotak P3K
Terdapat menejemen tanggap darurat gedung, manajemen keselamatan dan
kebakaran gedung, peryaratan dan tata cara evakuasi, penggunaan mekanik
dan elektrik, dan terdapat kotak P3K disetiap lantai gedung dari Lantai Dasar
– Lantai 10, dimana peletakannya diletakkan pada sisi yang mudah dijangkau
dan terlihat, hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi No. 15 Tahun 2008 Bab I Pasal 2 Ayat 1. Permenaker No. 15
Tahun 2008 Tentang Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan Kerja (P3K) di
Tempat Kerja. Permenkes No. 48 Tahun 2016 Tentang Standar Keselamatan
Dan Kesehatan Kerja Perkantoran Pasal 14.
5. Ergonomi
Pekerja disarankan setiap 2 jam sekali untuk berdiri menggerakan kaki, tangan
dan pinggang agar tidak terkena MSDs. Hal ini sesuai dengan Permenaker
Nomor 02 Tahun 1980 Tentang Pemeriksaan Kesehatan Dan Keselamatan
Tenaga Kerja Dalam Penyelenggaraan Keselamatan Kerja.
6. House Keeping / 5S Sistem S5
Sudah diterapkan dengan baik, mulai dari pelaksanaan sampai dengan
pengaturan jadwal shift, dan check list pengerjaannya. Rambu-rambu
pengaman serta slogan yang tertera pada lokasi kerja dibuat menarik dan
mudah dibaca. Hal ini berkaitan dengan Peramenakertrans RI No. 5 Tahun
2018 Tentang Keselamatan dan Kesehatan Lingkungan Kerja Pasal 33 – 35.
7. K3 Kimia
Setiap bahan kimia yang digunakan sesuai dengan ketentuan yang telah
ditetapkan pada SOP, telah dilengkapi oleh Material Safety Data Sheet
(MSDS). Dengan menentukan batas pemakaian maksimal untuk mencegah
terjadinya korosi. Hal ini sesuai dengan ketentuan Permenaker No.187 Tahun
1999 tentang Pengendalian Bahan Kimia di Tempat Kerja di pasal 3.
8. NAB
Terdapat peredam suara di ruangan mesin genset. Hal ini sesuai dengan
Permenaker No. 5 Tahun 2018
9. Alat Pelindung Diri
Untuk kegiatan tertentu yang mempunyai resiko terjadinya kecelakaan kerja,
karyawan di lengkapi dengan APD berupa Helm, Safety Shoes, Ear Plug,
Safety Hands. Untuk APD telah berjalan sesuai dengan Undang Undang No. 1
Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja Bab X Pasal 14, Permenakertrans RI
No. Per-08/MEN/VII/2010 tentang Alat Pelindung Diri. Rambu-rambu untuk
setiap lokasi (mushola, kantin, toilet), jalur evakuasi, jalur pejalan kaki, parkir
mobil, parkir sepeda motor, exit door, alat pemadam kebakaran, dll.
10. K3 Confined Space
Perusahaan telah memiliki format pada ruangan terbatas dengan ketentuan-
ketentuan yang berlaku sesuai dengan Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi RI No. 01 Tahun 2012 Tentang Pemenuhan Kewajiban Syarat-
syarat K3 di Ruang terbatas (confined space).
11. Personil K3
Untuk Ahli K3 yang sudah memiliki ijin (SKP) dari Kementerian Tenaga
Kerja dan Transmigrasi RI adalah Ahli K3 Umum, Ahli K3 Listrik, Ahli K3
Pesawat Angkat Angkut. Hal ini sesuai dengan Permenakertrans No. 2 Tahun
1992 Tentang Penunjukan Ahli K3

b)Temuan Negatif

1. Dokter
Dokter yang terdapat di Poliklinik Perusahaan merupakan dokter umum dan
perawat yang belum memiliki Hyperkes, hal ini tidak sesuai dengan Peraturan
Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. 02 Tahun 1980 tentang
Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja dalam penyelenggaraan keselamatan
kerja. Dan Permenakertrans No. 01 Tahun 1976 Tentang Kewajiban Pelatihan
Hyperkes bagi Dokter Perusahaan.
2. Kantin
Tempat kantin yang tidak seimbang dengan jumlah karyawan (kecil), sanitasi
udara lembab, Lantai licin dan kabel listrik yang sangat dekat tempat
pencucian piring hal ini tidak sesuai dengan Surat Edaran Mentri Tenaga
Kerja No 1 tahun 1979 Tentang Pengadaan Kantin dan Ruang Tempat
Makan.
3. Alat Pelindung Diri
Tidak tersedianya Alat Pelindung Diri secara lengkap. Hal ini tidak sesuai
dengan Undang- Undang No. 1 tahun 1970 Pasal 3 Tentang Setiap Tenaga
Kerja Berhak Mendapat Perlindungan Atas Keselamatannya Dalam
Melakukan Pekerjaan.
4. Exhaust fan
Adanya lumut pada sekitar exhaust fan yang dapat menyebabkan kondisi tidak
aman. Hal ini tidak sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia N0 48 Tahun 2016 Tentang standar keselamatan dan kesehatan
kerja di perkantoran
5. Penerangan Pada Water Pump
Tidak maksimalnya penerangan pada daerah sekitar water pum. Hal ini tidak
seuai dengan SNI 16-7062-2004 Tentang Pengukuran Intensitas Penerangan
di tempat kerja.
BAB III
ANALISA

A. ANALISA TEMUAN POSITIF

No Foto Analisa Saran Dasar Hukum


1 POLIKLINIK Perusahaan Hal ini sudah Pasal 4 pada
sudah sangat sesuai Peraturan Menteri
memiliki dengan Tenaga Kerja dan
Poliklinik ketentuan, Transmigrasi No. 03
dengan denga tetapi Tahun 1982.
n jumlahkary sebaiknya
awan ada Peraturan Mentri Kes
lebih dari 100
disediakan 2 ehatan No. 09 Tahun
orang. tempat tidur 2014.
untuk rawat
sementara.
2 DOKTER Pada Sebaiknya Permenaker No. 02
PEMERIKSA Poliklinik Terdapat Tahun 1980.
KESEHATAN sudahterdapat Jadwal
TENAGA KERJA Dokter Praktik
Umum Dokter yang
tetap.
3 KOTAK P3K Terdapat Sebaiknya Peraturan Menteri
Kotak Jenis Tenaga Kerja dan
P3K disetiap KotakP3K Transmigrasi No. 15
Lantai disesuaikan Tahun 2008 Bab I
Gedung, pada dengan jumlah Pasal 2 Ayat 1.
Karyawan dise
lokasi yang
tiap lantai.
mudah untuk
dijangkau
dan terlihat.
4 HOUSE KEEPING / 5 Sudah Sudah cukup Peramenakertrans RI
S diterapkan baik No. 5 Tahun 2018
dengan baik, Tentang
mulai Keselamatan dan
dari pelaksan Kesehatan
aan sampai Lingkungan Kerja.
dengan BAB III Pasal 33 –
pengaturan Pasal 35.
jadwal shift,
dan check list
pengerjaann
ya.
Rambu-
rambu
pengaman
serta selogan
yang
tertera pada
lokasi kerja
dibuat
menarik dan
mudah
dibaca.

5 PARAMEDIS Pada Sudah Baik Pasal 5 ayat 1 dan


Poliklinik pasal 20 ayat 1
Sudah Undang-undang
terdapat Dasar;
Dokter, dan
Perawat Pasal 2 nomor II dan
pasal 8 ayat (3)
Undang-undang No.
6 tahun 1963 tentang
Tenaga Kesehatan
(Lembaran-Negara
tahun 1963 No. 79);

Pasal 10 ayat (2)


Undang-undang No.
9 tahun 1960 tentang
Ketentuan-ketentuan
Pokok Kesehatan
(Lembaran-Negara
tahun 1960 No.
131);

Undang-undang No.
18 tahun 1961
tentang Ketentuan-
ketentuan Pokok
Kepegawaian
(Lembaran-Negara
tahun 1961 No. 263)
Undang-undang No.
10 Prp tahun
1960 jo Keputusan
Presiden No. 239
tahun 1964.

6 ERGONOMI Pekerja Sudah Cukup Permenaker Nomor


disarankan Baik 02
setiap 2 jam Tahun1980 Tentang
sekali untuk Pemeriksaan
berdiri meng Kesehatan Dan
gerakan kaki Keselamatan Tenaga
, tangan dan Kerja Dalam
pinggang Penyelenggaraan
agar tidakterk Keselamatan Kerja.
ena Musculos
keletal Disor
der,s
7 ALAT PELINDUNG Untuk APD Sudah Cukup Permenaker Nomor
DIRI yang Baik 02
digunakan Tahun1980 Tentang
berupa Pemeriksaan
helm, safety s Kesehatan Dan
hoes, ear plug Keselamatan Tenaga
, safety hands Kerja Dalam
. Penyelenggaraan
serta rambu- Keselamatan Kerja.
rambuperinta
h, peringatan,
tanda bahaya,
cara
pemakaian
sudah
tertempel dim
asing-
masing bagia
n atau
lokasi.
8 K3 CONFINED Perusahaan Sudah Sangat Surat Edaran Menteri
SPACE telah Baik Tenaga Kerja dan
memiliki Transmigrasi RI No.
format yang 01 Tahun 2012
berlaku Tentang Pemenuhan
sesuai. pada Kewajiban Syarat-
ruangan syarat K3 di Ruang
terbatas terbatas
dengan (confined space).
ketentuan-
ketentuan
yang berlaku
ketentuan-
ketentuan
9 NAB Terdapat Sudah Baik Permenaker no 5
peredam tahun 2018 tentang
suara di Keselamatan dan
ruangan Kesehatan Kerja
mesin Lingkungan Kerja.
genset.

10 K3 KIMIA Setiap bahan Sudah baik Permenaker no 5


kimia yang tahun 2018 tentang
digunakan Keselamatan dan
sesuai dengan Kesehatan Kerja
ketentuan Lingkungan Kerja
yang telah
ditetapkan
pada SOP,
telah
dilengkapi
oleh
Material Safe
ty Data Sheet
(MSDS).
Pemakaian ch
emical untuk
pembersih
ruangan
maksimal 15
botol dalam 1
bulan dengan
bahan yang
rendah resiko
bahaya
terjadinya
korosi.
11 PERSONIL K3 Untuk ahli Dilengkapi Permenakertr
K3 yang Ahli K3 ans No.2 Tahun 1992
sudah Tentang Penunjukan
memiliki Ahli Keselamatan
Surat Ijin dan Kesehatan Kerja
Penugasan
(SKP)
dari Kementri
an Tenaga
Kerja dan
Transmigrasi
RI adalah
Ahli K3
Umum dan
Ahli K3
Listrik.

B. ANALISA TEMUAN NEGATIF

No Foto Analisa Saran Dasar Hukum


1

Dokter Seharusnya Permenakertrans No.


DOKTER perusahaan seorang 1 tahun 1979 tentang
yang dokter kewajiban
merupakan perusahaan pelatihan hygiene per
dokter umum wajib usahaan, kesehatan
dan perawat mengikuti dan keselamatan
yang belum pelatihan hyp kerja bagi paramedis
memiliki hipe erkes perusahaan.
rkes sesuai
dengan
ketentuan
yang
berlaku.
2
KANTIN Tempat Seharusnya d DEPKES RI 1992
Kantin yang imana ruanga dimana tentang
tidak sesuai n kantin pengelolaan dapur di
dengan harus 1/5 kantin perusahaan
jumlah atau 1/7 dari
karyawan luas gedung
(kecil), dima perusahaan,
na terdapat menjaga
udara lembab kebersihan
dan lantai ruangan
licin, kabel kantin,
listrik yang serta memper
tidak rapi hatika n
yang dapat posisi kabel
menyebabkan listrik yang
kecelakaan tidak
terhadap beraturan
orang yang agar disusun
ada sehingga
orang disekit
arnya tidak
mengalami
kecelakaan
(koslet)
3
ALAT PELINDUNG
DIRI Tidak Seharusnya UU No. 1 Tahun
tersedianya disediakan 1970 Tentang
APD secara APD secara Keselamatan Kerja
lengkap. lengkap Peraturan Menteri
Goggless dan sesuai Tenaga Kerja dan
Sarung dengan Transmigrasi RI No.
tangan. ruangan yang 08 Tahun 2010
mempunyai tentang Alat
potensi Pelindung Diri
bahaya
tertentu
4
EXHAUST FAN

Kurang Pembersihan Peraturan Menteri


maksimalnya exhaust fan h Kesehatan Republik
perawatan arus berkala Indonesia N0 48
pada exhaust agar tidak Tahun 2016 Tentang
fan timbulnya standar keselamatan
lumut. dan kesehatan kerja
di perkantoran.

5
PENERANGAN Kurang Lebih ditingk SNI 16-7062-2004
PADA WATER maksimalnya atkan dalam Tentang Pengukuran
PUMP penerangan penerangan Intensitas
pada water p dan di Penerangan di tempat
ump lakukan kerja
peninjauan
kembali.

6 Lumut di lantai Terlihat kotor Adanya Peraturan Menteri


Exhaust Fan dan berbahaya pembersihan Pekerjaan Umum No.
untuk berjalan
lantai 24 / PRT / M / 2008
outdoor
untuk
exhaust fan
BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Pada tinjauan Praktik Kerja Lapangan (PKL) yang telah dilakukan di Gedung

Graha Merah Putih (Telkom Property) Pekanbaru telah melakukan penerapan SMK3

pada bidang K3 Kesehatan Kerja telah memiliki poliklinik, dokter pemeriksa tenaga

kerja, Paramedis dan kotak P3K akan tetapi belum sesuai dengan Peraturan Menteri

Tenaga Kerja dan Transmigrasi N0. 2 Tahun 1980 tentang pemeriksaan kesehatan

tenaga kerja dalam penyelenggaraan keselamatan kerja dan Permenakertrans No 1

Tahun 1976 yakni mengenai kewajiban pelatihan hiperkes bagi dokter perusahaan.

Pada bidang K3 Lingkungan Kerja Ergonomi di Gedung Graha Merah Putih

(Telkom Property) pekan baru telah melakukan penerapan cara kerja dan jam kerja

yang baik yaitu 2 jam sekali untuk berdiri menggerakan kaki dan tangan serta

pinggang agar tidak terjadi gangguan muskuloskletal disorder hal ini sesuai

dengan Permenaker No 2 Tahun 1980.

Selanjutnya pada bidang K3 Lingkungan Kerja dan Bahan Berbahaya dan

Beracun yang ditemui pada Gedung Graha Merah Putih yaitu chemical pembersih

ruangan dilegkapi SOP dan Material Safety Data Sheet dengan penentuan batas

pemakaian maksimal untuk terjadinya korosi Telah sesuai

dengan Permenaker No 187 Tahun 1999 Tentang Pengendalian Bahan Berbahaya dan

Beracun
B. SARAN

1. Berdasarkan peraturan Mentri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor. 2

tahun 1980 tentang pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja dalam

penyelenggaraan Keselamatan Kerja, seharusnya perusahaan menggunakan

Dokter dan Perawat harus mempunyai Sertifikasi Hyperkes sesuai dengan

peraturan yang ada sehingga permasalahan kesehatan kerja dapat

diminimalkan sebaik mungkin.

2. Sebaiknya pihak perusahaan menyediakan kantin yang memadai sesuai

dengan jumlah karyawan yang ada dan tempat pengolahan atau dapur harus

bersih dan memenuhi persyaratan kesehatan sesuai ketentuan yang berlaku

yaitu Surat Edaran Mentri Tenaga Kerja No 1 tahun 1979 Tentang

Pengadaan Kantin dan Ruang Tempat Makan

3. Seharusnya disediakan APD secara lengkap untuk pekerja sesuai dengan

jenis pekerjaan yang mempunyai potensi bahaya tertentu sesuai UU No. 1

Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja dan Peraturan Menteri Tenaga

Kerja dan Transmigrasi RI No. 08 Tahun 2010 tentang Alat Pelindung Diri

4. Sebaiknya penggunaan peralatan Exhaust fan sebagai penyaring dan

pembuang udara tidak sedap di PT. Graha Merah Putih dalam

keadaan berlumut dan kotor dapat menyebabkan potensi bahaya

terjatuh perlu dilakukan pemeliharaan rutin untuk membersihkan daerah

sekitar exhaust fan untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja pada

pekerja. Hal ini berdasarkan dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik


Indonesia N0 48 Tahun 2016 Tentang standar keselamatan dan kesehatan

kerja di perkantoran.

5. Pada penggunaan water pump sebaiknya memiliki penerangan dengan

intensitas pencahayaan yang cukup sesuai sehingga pekerja dapat

melakukan pekerjaan dengan baik. Hal ini sesuai SNI 16-7062-2004

Tentang Pengukuran Intensitas Penerangan di Tempat Kerja.

6. Untuk kebersihan dan kemanan pada saat berjalan di lingkungan exhaust fan

maka diharuskan adanya pembersihan pada lingkungan tersebut sesuai

dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 24 / PRT / M / 2008

Anda mungkin juga menyukai