Anda di halaman 1dari 12

SMK NEGERI 2 LEMBAR INFORMASI : KONSTRUKSI DAN

TASIKMALAYA UTILITAS GEDUNG


Prosedur Keselamatan Dan
TEKNIK KONSTRUKSI DAN Kesehatan Kerja, Dan ALOKASI WAKTU : 2 JP
PROPERTI Lingkungan
DESAIN PEMODELAN DAN SEMESTER ; 3 (TIGA)
INFORMASI BANGUNAN

A. TUJUAN
Setelah mengikuti proses pembelajaran, peserta didik diharapkan dapat:
• Menjelaskan pengertian K3
• Memahami macam-macam kecelakaan kerja
• Memahami Prosedur K3
• Menyebutkan Alat pelindung diri
• Melaksanakan prosedur keselamatan dan kesehatan kerja dan lingkungan

B. INFORMASI
PROSEDUR KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA, DAN LINGKUNGAN
Pendahuluan
Definisi Kontruksi Bangunan: Konstruksi Bangunan terdiri dari dua suku kata yaitu
konstruksi (construction) yang berarti membangun, sedangkan bangunan yang berarti
suatu benda yang dibangun atau didirikan, untuk kepentingan manusia dengan tujuan,
biaya dan waktu tertentu. Konstruksi bangunan berarti suatu cara atau teknik
membuat/mendirikan bangunan agar memenuhi syarat kuat, awet, indah, fungsional dan
ekonomis.

Definisi Utilitas Bangunan adalah suatu kelengkapan fasilitas bangunan yang digunakan
untuk menunjang tercapainya unsur-unsur kenyamanan, kesehatan, keselamatan,
kemudian kominikasi dan mobilitas dalam bangunan.

Karakteristik Kegiatan Proyek Konstruksi


1. Memiliki masa kerja terbatas
2. Melibatkan jumlah tenaga kerja yang besar
3. Melibatkan banyak tenaga kerja kasar (labour) yang berpendidikan relatif rendah
4. Memiliki intensitas kerja yang tinggi
5. Bersifat multidisiplin dan multi crafts
6. Menggunakan peralatan kerja beragam, jenis, teknologi, kapasitas dan kondisinya
7. Memerlukan mobilisasi yang tinggi (peralatan, material dan tenaga kerja).
Klasifikasi Proyek Konstruksi
1. Proyek Konstruksi Bangunan Gedung (Building Construction)
Proyek konstruksi bangunan gedung mencakup bangunan gedung perkantoran,
sekolah, pertokoan, rumah sakit, rumah tinggal dan sebagainya
2. Proyek Bangunan Perumahan (Residential Construction/Real Estate)
Di sini proyek pembangunan perumahan/pemukiman (Real Estate) dibedakan
dengan proyek bangunan gedung secara rinci yang didasarkan pada
pembangunannya
3. Proyek Konstruksi Teknik Sipil/Proyek
Konstruksi rekayasa berat (Heavy Engineering Construction) umumnya proyek yang
masuk jenis ini adalah proyek-proyek yang bersifat infrastruktur seperti proyek
bendungan, proyek jalan raya, jembatan, terowongan, jalan kereta api, pelabuhan,
dan lain-lain
4. Proyek Konstruksi Industri
Proyek konstruksi yang termasuk dalam jenis ini biasanya proyek industri yang
membutuhkan spesifikasi dari persyaratan khusus seperti untuk kilang minyak,
industri berat, industri dasar, pertambangan, nuklir dan sebagainya.

Beberapa kategori pekerjaan utilitas bangunan sebagai berikut:


1. Pekerjaan perencanaan plumbing (pipa saluran air) dan sanitasi
2. Pekerjaan perancangan pembuangan sampah
3. Pekerjaan perancangan transfortasi dalam bangunan
4. Pekerjaan perancangan penangkal petir
5. Pekerjaan perancangan pencegahan kebakaran
6. Pekerjaan perancangan telepon /PABX
7. Pekerjaan perancangan penghawaan
8. Pekerjaan perencanaan pencahayaan
9. Pekerjaan perancangan tata suara
10. Pekerjaan perancangan CCTV dan sekuriti system
11. Pekerjaan perancangan alat pembersih bangunan dan lain sebagainya

Jenis Bahaya Konstruksi dan Utilitas Gedung


1. Terbentur
2. Membentur
3. Terperangkap
4. Jatuh dari ketinggian
5. Jatuh dari ketinggian yang sama
6. Pekerjaan yang terlalu berat
7. Terkena aliran listrik
8. Terbakar.
Sebab Kecelakaan Konstruksi Dan Utilitas Gedung
1. Faktor Manusia
2. Faktor Lingkungan
3. Faktor Teknik

Penjelasan:

1. Faktor Manusia
Kecelakaan kerja yang bias ditimbulkan oleh kesalahan manusia itu sendiri sebagai
seorang pekerja utilitas, diantaranya sebagai berikut
a. Ketidaktahuan
b. Kemampuan yang kurang
c. Keterampilan yang kurang
d. Konsentrasi yang kurang
e. Bermain-main
f. Bekerja tanpa peralatan keselamatan
g. Mengambil resiko yang tidak tepat.

2. Faktor lingkungan
a. Tempat kerja yang berbahaya
b. Kondisi peralatan yang berbahaya
c. Bahan-bahan dan peralatan yang bergerak

3. Faktor Teknik
Faktor yang berhubungan dengan cara pengoprasian.

Agar terhindar dari kecelakaan kerja setiap proyek konstruksi, dan utilitas wajib
menerapkan K3 atau Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang merupakan upaya untuk
melindungi para pekerja dan semua yang ada dilingkungan kerja agar aman, sehat,
selamat terhindar dari kecelakaan kerja.

K3 (KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA), DAN LINGKUNGAN

Pengertian K3 dibagi menjadi 2 pengertian, yaitu:


Secara Filosofis
Suatu pemikiran untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani & rohani,
tenaga kerja pada khususnya masyarakat pada umumnya terhadap hasil karya dan
budayanya menuju masyarakat adil dan makmur.
Secara Keilmuan
Ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya
kecelakaan dan penyakit akibat kerja.

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) bisa diartikan juga: pemberian perlindungan
kepada setiap orang yang berada di tempat kerja, yang berhubungan dengan
pemindahan bahan baku, penggunaan peralatan kerja konstruksi, proses produksi dan
lingkungan sekitar tempat kerja.
Pengertian lain Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) adalah: upaya perlindungan yang
ditujukan agar tenaga kerja dan orang lainnya ditempat kerja/perusahaan selalu dalam
keadaan selamat dan sehat, serta agar setiap sumber produksi dapat digunakan secara
aman dan efisien “Kepmenaker Nomor 463/MEN/1993”.

Pengertian menurut OHSAS 18001:2007, Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) adalah
kondisi dan faktor yang mempengaruhi keselamatan dan kesehatan kerja serta orang lain
yang berada di tempat kerja.

Keselamatan Kerja, dan Kesehatan Kerja yang khusus pekerjaan utilitas adalah: sebuah
pemahaman dan diterapkannya konsep keselamatan dan kesehatan kerja khususunya
pada bidang pekerjaan instalasi, komponen, jaringan dan peralatan system utilitas
bangunan.

Undang-Undang Keselamatan Dan Kesehatan Kerja yang dipakai di Negara kita Indonesia
adalah Undang-undang No.1 tahun 1970. Namun seiring berjalannya waktu undang-
undang tersebut didukung beberapa peraturan baru seperti Undang-undang No. 23
tahun 1992 mengatur Kesehatan, serta Undang-undang No 13 tahun 2003 mengatur
tentang Ketenaga Kerjaan.

Tujuan K3
a. Melindungi kesehatan, keamanan dan keselamatan dari tenaga kerja.
b. Meningkatkan efisiensi kerja.
c. Mencegah terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja.

Sasaran K3
a. Menjamin keselamatan pekerja
b. Menjamin keamanan alat yang digunakan
c. Menjamin proses produksi yang aman dan lancar
Jenis-Jenis Bahaya Dalam K3
a. Jenis kimia
Terhirupnya atau terjadinya kontak antara manusia dengan bahan kimia berbahaya.
b. Jenis fisika
- Suatu temperatur udara yang terlalu panas maupun terlalu dingin.
- keadaan yang sangat bising.
- keadaan udara yang tidak normal.
c. Jenis proyek/ pekerjaan
- Pencahayaan yang kurang.
- Bahaya dari pengangkutan barang.
- Bahaya yang ditimbulkan oleh
- peralatan.

Strategi Penerapan K3 di Proyek Konstruksi


a. Kebijakan K3
b. Administratif dan Prosedur
c. Identifikasi Bahaya
d. Project Safety Review
e. Pembinaan dan Pelatihan
f. Safety Committee (Panitia Pembina K3)
g. Promosi K3
h. Safe Working Practices
i. Sistem Ijin Kerja
j. Safety Inspection
k. Equipment Inspection
l. Keselamatan Kontraktor (Contractor Safety)
m. Keselamatan Transportasi
n. Pengelolaan Lingkungan.
o. Pengelolaan Limbah dan B3
p. Keadaan Darurat
q. Accident Investigation and Reporting System
r. Audit K3.

Pengawasan K3 Konstruksi dan Sarana Bangunan


a. Wajib Lapor Pekerjaan/Proyek Konstruksi Bangunan
Setiap pekerjaan konstruksi bangunan yang akan dilakukan wajib dilaporkan kepada
direktur atau pejabat yang ditunjuk
b. Akte Pengawasan Ketenagakerjaan Proyek Konstruksi Bangunan
i. Pengertian
Terdiri dari: data pelaksana konstruksi/pengawas-perencana konstruksi, data
teknis proyek, berita acara pemeriksaan, kartu pemeriksaan dan lembaran
pemeriksaan.
ii. Batasan
Tempat kerja/pekerjaan konstruksi bangunan dengan waktu proyek 6 bulan
atau lebih harus diterbitkan akte ini dan akte harus diserahkan Pelaksana
Konstruksi kepada Pemberi Tugas/Pemilik setelah proyek selesai.
iii. Pengesahan Akte
1. Setelah meneliti wajib lapor pekerjaan proyek/konstruksi bangunan
2. Melakukan pemeriksaan K3 proyek oleh pengawas spesialis K3 konstruksi
3. Menerbitkan akte pengawasan
4. Melakukan pemeriksaan berkala, sampai proyek selesai.

Jaminan Sosial Tenaga Kerja


Jaminan sosial tenaga kerja (jamsostek) adalah: perlindungan bagi tenaga kerja dalam
bentuk santunan uang sebagai pengganti sebagian penghasilan yang hilang atau
berkurang dan pelayanan sebagai akibat dari suatu peristiwa atau keadaan yang dialami
oleh tenaga kerja berupa kecelakaan kerja, sakit, hamil, bersalin, tua dan meninggal
dunia.

Perlengkapan K3 diproyek konstruksi diantaranya:


1. Pelindung Diri/Pakaian Kerja
Yang dimaksud dengan pelindung diri/pakaian kerja disini ialah meliputi penutup
badan dan anggota badan atau perlengkapan yang digunakan untuk tujuan
keselamatan dan kesehatan saat bekerja. Sebagaimana ditunjukkan gambar di
bawah ini.
Perlengkapan Pelindung Diri/Pakaian Kerja
Perlengkapan pelindung diri :
a. Pelindung Kepala
Helm bermanfaat untuk melindungi kepala dan telinga.

b. Pelindung Mata
Kacamata debu atau pelindung muka transparan mampu melindungi mata
mencegah radiasi cahaya yang tinggi dan percikan benda halus masuk kedalamnya.

c. Pelindung Telinga dan Pernafasan


Respirator atau Masker melindungi bagian bawah muka dan dapat menyaring
kabut, uap, asap dan gas. Hanya penyaring yang benar yang boleh dipakai dan
dalam hal tertentu jika diperlukan dapat juga digunakan udara bertekanan
sekaligus selangnya.
d. Pelindung Tubuh
Jaket dan celana panjang anti-percikan akan melindungi kulit jika terpasang dengan
benar dan terbuat dari bahan yang sesuai. Selain itu juga diperlukan sabuk
keselamatan ketika bekerja pada kondisi yang tinggi dari permukaan tanah.

e. Pelindung Tangan
Sarung tangan yang tepat harus dipakai jika menangani bahan kimia ataupun
kalengnya

F. Pelindung Kaki
Sepatu kerja menjaga agar kaki tetap kering dan tidak tergelincir di atas lantai yang
basah. Sepatu kerja juga diberi pelapis logam di ujungnya untuk melindungi kaki bila
tertimpa benda keras. Pastikan bahwa tidak ada benda yang masuk atau mengalir ke
dalamnya.
Pelindung Kaki
Ingat tidak semua pakaian dan perlengkapan pelindung cocok dengan bahan kimia.
Jika tempat kerja berbeda, model pakaian pelindung juga harus berbeda. Bahan kimia
yang menyebabkan korosi ; misalnya zat asam, dapat merusak pakaian pelindung
ringan ; respirator (“topeng-gas”) harus menggunakan penyaring yang tepat.
Jika memungkinkan, hindarilah kontak langsung dengan bahan kimia yang ada
ditempat kerja, meskipun dipakai pelindung. Membersihkan diri dengan
sebaikbaiknya juga harus dilakukan sebelum makan, minum, merokok maupun
pulang.

PERALATAN LINGKUNGAN
Sarana peralatan lingkungan berupa:
✓ Tabung pemadam kebakaran
✓ Pagar pengamanan
✓ Penangkal petir darurat
✓ Pemeliharaan jalan kerja dan jembatan kerja − jarring pengamanan pada bangunan
tinggi
✓ Pagar pengaman lokasi proyek − tangga − peralatanP3K87
RAMBU PERINGATAN

Rambu-rambu peringatan, antara lain dengan fungsi:

a. Peringatan bahaya dari atas


b. Peringatan bahaya benturan kepala
c. Peringatan bahaya longsoran
d. Peringatan bahaya api
e. Peringatan tersengat listrik
f. Penunjuk ketinggian (bangunanyang lebihdari 2 lantai)
g. Penunjuk jalur instalasi listrik kerja sementara
h. Penunjuk batas ketinggian penumpukan material
i. Larangan memasuki area tertentu
j. Larangan membawa bahan-bahan berbahaya
k. Petunjuk untuk melapor (keluar masuk proyek)
✓ Peringatan untuk memakai alat pengaman kerja
✓ Peringatan ada alat/mesin yang berbahaya (untuk lokasi tertentu)
✓ Peringatan larangan untuk masuk kelokasi power listrik (untuk orang-orang
tertentu)
Kotak P3K (Penanganan Pertama Pada Kecelakaan)
Isi Kotak P3K
Sebagian dari kita mungkin sudah dengan sadar mempersiapkan kotak P3K, namun
apakah sudah yakin bahwa isi kotak P3K tersebut sudah memenuhi standar? Tentu saja,
standar kotak P3K akan berbeda antara yang dipersiapkan di rumah dan kotak P3K yang
dipersiapkan di tempat kerja. Di rumah, kita sendiri harus mempersiapkan dan mengelola
isi dan keadaan kotak P3K. Sementara di tempat kerja yang paling berkewajiban adalah
perusahaan yang harus memenuhi aturan-aturan dan standar yang ditetapkan.
Berdasarkan Permenaker No. PER.15/MEN/VIII/2008, standar isi kotak P3K adalah
sebagai berikut:
a. Kasa Steril
b. Perban ( lebar 5 cm )
c. Perban ( lebar 10 cm)
d. Plester ( lebar 1.25 cm)
e. Plester cepat
f. Kapas
g. Kain segitiga / mittela
h. Gunting
i. Peniti
j. Sarung tangan sekali pakai
k. Sarung tangan sekali pakai berpasangan
l. Masker
m. Pinset
n. Lampu senter
o. Gelas cuci mata
p. Kantong plastik bersih
q. Aquades (10 ml larutan saline)
r. Povidon lodin (60ml)
s. Alkohol 70%
t. Buku Panduan P3K di tempat kerja
u. Buku catatan dan daftar isi kotak P3K

Masyarakat secara umum sangat mengenal kotak P3K, tetapi terkadang belum
memahami isi kotak P3K yang ada di tempat kerja sehingga sering menambahkan obat
yang ditelan seperti obat sakit kepala, obat sakit perut, obat maag dan lain-lain. Obat-
obatan yang ditelah tersebut sangat tidak dianjurkan untuk dimasukkan ke dalam kotak
P3K karena tergolong obat sedatif. Obat sedatif adalah obat-obat yang menciptakan
ketenangan dan pengurangan rasa sakit, kecemasan, serta menyebabkan kantuk.
Sesuai dengan Peraturan Menteri PU No. 05/Prt/M/2014 bahwa penerapan SMK3 bidang
pekerjaan umum yaitu:
1. Setiap penyelenggaraan pekerjaan konstruksi bidang Pekerjaan Umum wajib
menerapkan SMK3 Konstruksi Bidang PU.
2. SMK3 Konstruksi Bidang PU meliputi:
− Kebijakan K3
− Perencanaan K3;
− Pengendalian Operasional
− Pemeriksaan dan Evaluasi Kinerja K3; dan
− Tinjauan Ulang Kinerja K3.
3. SMK3 Konstruksi Bidang PU sebagaimana yang dimaksud pada ayat (2) diterapkan
pada tahapan sebagai berikut:
a. Tahap Pra Konstruksi:
− Rancangan Konseptual, meliputi Studi Kelayakan/Feasibility
− Study, Survei dan Investigasi;
− Detailed Enginering Design (DED);
b. Dokumen Pemilihan Penyedia Barang/Jasa.
c. Tahap Pemilihan Penyedia Barang/Jasa (Procurement);
d. Tahap Pelaksanaan Konstruksi; dan
e. Tahap Penyerahan Hasil Akhir Pekerjaan

Pada penerapan Sistim Menejemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3), seluruh
personil yang terlibat dengan pekerjaan konstruksi memiliki tugas, tanggungjawab dan
wewenang masing-masing.
Langkah-langkah pelaksanaan evaluasi
a. Penyusunan metode evaluasi kepatuhan kontraktor (Penyedia Jasa Perencana
Konstruksi)
b. Penyusunan Kuisioner
c. Pelaksanaan Evaluasi (Pengolahan Data Hasil Kuisioner)

Penyajian hasil evaluasi dengan kesimpulan kepatuhan kontraktor terhadap penerapan


peraturan-peraturan K3.kategori Baik, bila mencapai hasil penilaian > 85%; Sedang, bila
mencapai hasil penilaian 60 % - 85%; Kurang, bila mencapai hasil penilaian < 60 %

Anda mungkin juga menyukai