Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRATIKUM PERANCAH

(SCAFFOLDING)

KESELAMATAN KESEHATAN KERJA (K3)

Dosen Pengampu:

Andy Eka Saputra, S. T., M. T.

Nama Kelompok :
1. Andreas Novani S (21735001)
2. Avivatun Harningsih (21735004)
3. Fransisco Agua Deni Putra S (21735006)
4. Zalfa Zahidah Ismah (21735028)

TEKNOLOGI REKAYASA KONSTRUKSI JALAN DAN


JEMBATAN
JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN
2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-
Nya yang telah diberikan, sehingga penyusun bisa menyelesaikan Laporan
Praktikum Keselamatan dan Kesehatan kerja ini. Adapun tujuan disusunnya
laporan ini adalah sebagai syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah Keselamatan
dan kesehatan Kerja.

Tersusunnya laporan ini tentu bukan karena buah kerja keras kami semata,
melainkan juga atas bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, kami ucapkan terima
kasih sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu terselesaikannya
laporan ini,

Kami sangat menyadari bahwa laporan ini masihlah jauh dari sempurna. Untuk
itu, kami selaku tim penyusun menerima dengan terbuka semua kritik dan saran
yang membangun agar laporan ini bisa tersusun lebih baik lagi. Kami berharap
semoga laporan ini bermanfaat untuk kita semua.
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Praktikum merupakan suatu pembelajaran dengan siswa melakukan percobaan


dengan mengalami sendiri sesuatu yang dipelajari. Praktikum memiliki kelebihan
tersendiri dengan metode pembelajaran yang lainnya, yaitu: siswa langsung
memperoleh pengalaman dan keterampilan dalam melakukan praktikum,
mempertinggi partisipasi siswa baik secara individu maupun kelompok, siswa
belajar berfikir melalui prinsip-prinsip metode ilmiah atau belajar mempratekkan
prosedur kerja berdasarkan metode ilmiah (Djamarah, 2010).

Pembelajaran dengan praktikum sangat efektif untuk mencapai seluruh ranah


pengetahuan secara bersamaan, antara lain melatih agar teori dapat diterapkan
pada permasalahan yang nyata (kognitif), melatih perencanaan kegiatan secara
mandiri (afektif), dan melatih penggunaan instrumen tertentu (psikomotor)
(Rahayuningsih, 2005).Salah satu kelebihan pembelajaran praktikum
(laboratorium) adalah mahasiswa dapat berlatih secara trial and error, dapat
mengulang-ulang kegiatan atau tindakan yang sama sampai benar-benar terampil
(Sumiatun, 2013). Praktikum kegiatan perancah merupakan salah satu mata
praktikum yang ada di laboratorium jalan dan jembatan Polinela. Pada praktikum
ini mempelajari mengenai susunan perancah yang baik agar terhindar dari
kecelakaan yang tidak diinginkan.

Kegiatan praktikum K3 ini, diawali dengan kegiatan pembekalan praktikum.


Kegiatan pembekalan praktikum ini dilaksanakan sebelum kegiatan praktikum.
Kegiatan pembekalan ini berfungsi agar praktikan siap dalam melaksanakan
praktikum. Setelah kegiatan pembekalan selesai, setiap praktikan wajib mengikuti
Pre-test pada hari yang sudah ditentukan. Selanjutnya ialah kegiatan praktikum.
Pada kegiatan ini praktikan diminta agar mampu mengidentifikasi bahaya yang
terjadi saat Hal ini didirikanya perancah.

1.2 TUJUAN PRATIKUM


1.2.1 Untruk mengetahui cara mendirikan perancah yang baik.

1.2.2 Untuk mengetahui struktur perancah.

1.2.3 Untuk mengidentifikasi bahaya yang akan terjadi dalam mendirikan sebuah
perancah.
1.3 TINJAUAN PUSTAKA

Menurut Mangkunegara (2002: 163) Keselamatan dan kesehatan kerja adalah


suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik
jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya, dan manusia pada
umumnya, hasil karya dan budaya untuk menuju masyarakat adil dan makmur.
Menurut Suma’mur (2001: 104) keselamatan kerja merupakan rangkaian usaha
untuk menciptakan suasana kerja yang aman dan tentram bagi para karyawan
yang bekerja di perusahaan yang bersangkutan.

Pada setiap kegiatan kerja, selalu saja ada kemungkinan kecelakaan. Kecelakaan
selalu dapat terjadi karena berbagai sebab. Yang dimaksudkan dengan kecelakaan
adalah kejadian yang merugikan yang tidak terduga dan tidak diharapkan dan
tidak ada unsur kesengajaan. Kecelakaan kerja dimaksudkan sebagai kecelakaan
yang terjadi di tempat kerja, yang diderita oleh pekerja dan atau alat-alat kerja
dalam suatu hubungan kerja. Kecelakaan kerja dapat disebabkan oleh dua
golongan penyebab (Bambang Endroyo, 1989): 1. Tindakan perbuatan manusia
yang tidak memenuhi keselamatan (unsafe human acts). 2. Keadaan-keadaan
lingkungan yang tidak aman (unsafe condition) Walaupun manusia telah berhati-
hati, namun apabila lingkungannya tidak menunjang (tidak aman), maka
kecelakaan dapat pula terjadi. Begitu pula sebaliknya. Oleh karena itulah
diperlukan pedoman bagaimana bekerja yang memenuhi prinsip-prinsip
keselamatan.

1.4 METODOLOGI PRATIKUM


1.4.1 Waktu dan tempat:

Pratikum ini dilaksanakan pada hari senin, 01 November 2021 pada pukul
13:00 sd selesai. Dilaksanaakn dilaboratorium jalan dan jembatan, jurusan
Teknologi Pertanian, program studi Teknologi Rekayasa Konstruksi Jalan dan
Jembatan Politeknik Negeri Lampung.

1.4.2 Alat dan Bahan :

a. Main farame ( scaffolding uprights )


b. Horizontal Diagonal, Brace
c. Join Pint

d. Cross Brace

e. Arm Lock
f. Cat walk
g. Water pass

h. Alat pelindung diri seperfti :


1. Rompi
2. Body hermest
3. Helm

1.5 Prosedur Pratikum


Pemasangan & Pembongkaran
1.5.1 Perancah/scaffolding SOP pemasangan:

1) Cek lokasi sebelum melakukan pemasangan scaffold.


2) Cek material sebelum melakukan pemasangan scaffold.
3) Pastikan material dalam kondisi bagus.
4) Pastikan jumlah orang cukup untuk melakukan pemasangan scaffold.
5) Pastikan orang tesrsebut berkompeten.
6) Membuat permit to work dari gambar scaffolding.
7) Safety sign dan barricade pastikan terpasang sebelum melakukan
pemasangan scaffold.
8) Gunakan APD lengkap.
9) Lakukan pembagian tugas.
10) Bila tidak ada lifting gear maka lakukan estafet.
11) Pastikan komunikasi dipakai dan dimengerti satu sama lain.
12) Pastikan pemasangan sesuai urutan SOP yang telah ditentukan.

1.5.2 SOP pembongkaran perancah :

1) Pastikan sebelum melakukan pembongkaran diberi safety sign atau


barricade area.
2) Pastikan jumlah orang cukup untuk melakukan pembongkaran.
3) Pastikan orang yang bekerja berkompenten.
4) Pastikan tidak ada personel lain selain pelaksana berada di area
pembongkarang .
5) APD selalu digunakan.
6) Lakukan pembagian tugas.
7) Bila tidak ada lifting gear maka lakukan estafet.
8) Pastikan tidak ada peralatan atau material yang jatuh atau dilempar.
9) Pastikan pembongkaran pertama adalah yang terakhir dipasang.
10) Simpan material sesuai dengan ukurannya ditempat yang sudah
disediakan.

BAB II Hasil dan Pembahasan


2.1 Struktur perancah
2.2 Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mendirikan perancah:
1) Keselamtan pekerja dan orang orang yang berada disekitar
lokasi. Minimal orang yang berada dibawah pemasangan
perancah harus sejauh ± 1 m.
2) Kondisi perancah keseluruhan perlu diperhatikan apakah besi
layak dipakai
3) Perlu diperhatikan dalam penguncian main frame harus benar
bener terkunci.
4) Pastikan kedudukan standfoot benar benar rata dan telah teruji
menggunakan waterpass.
2.3 Potensi bahaya dalam penggunaan perancah :
1) Runtuhnya seluruh atau sebagian unit perancah akibat
kegagalan komponen atau beban berlebih yang mengakibatkan
pekerja terjatuh atau terperosok.
2) Jatuh dari ketinggian akibat lemahnya papan lantai kerja.
3) Tertimpa benda-benda jatuh dari perancah dan melukai pekerja
yang berada di bawah.
4) Terpeleset dan terjatuh akibat lantai kerja yang kotor dan licin.
5) Tersengat aliran listrik (electrocution)
Hasil identifikasi bahaya pada pemasangan scaffolding di area coal jetty dengan
metode JSA memiliki potensi bahaya seperti terjatuh dari scaffolding, tenggelam,
scaffolding roboh, terpleset, tersandung, tangan terjepit, bagian tubuh tergores
ujung pipa, dan terkilir akibat posisi kerja tidak normal.

Upaya pengendalian yang direkomendasikan untuk mencegah potensi bahaya


meliputi melakukan toolbox meeting, pemakaian APD wajib dan khusus,
pemasangan safety net, perenggangan sebelum memulai pekerjaan.

Dokumentasi :
BAB III PENUTUP

3.1 kesimpulan :
Dari pratikum yg telah di laksaanakan Perancah adalah suatu struktur
sementara yang digunakan untuk menyangga manusia dan material dalam
konstruksi atau perbaikan Gedung dan bangunan – bangunan besar lainya.

3.2 saran :
Lebih di perhatikan dalam memasang dan berhati hati kareana dapat terjadi
kecelakaan, pemasangan poin" juga harus sesuai, pengukuran perancah harus
seimbang karena jika tidak akan menbahayakan.

Anda mungkin juga menyukai