Anda di halaman 1dari 8

EVALUASI K3 BERUPA ALAT PELINDUNG DIRI

BAGI PEKERJA DI KAWASAN INDUSTRI DI


SUATU PROYEK KONSTRUKSI

OLEH:
BUNGA RAMADHANI
VICKY RAY ALPACINO

DOSEN PENGAMPU:
DINI AULIA SARI ERNAL,ST.,MT
1) Pendahuluan
Kecelakaan industri adalah kejadian kecelakaan yang terjadi di tempat kerja
khususnya di lingkungan industri. Menurut International Labour
Organization (ILO) setiap tahun terjadi 1,1 juta kematian yang disebabkan
oleh penyakit atau kecelakaan akibat hubungan pekerjaan Sekitar 300.000
kematian terjadi dari 250 juta kecelakaan dan sisanya adalah kematian akibat
penyakit akibat hubungan pekerjaan.

Kecelakaan industri secara umum disebabkan oleh 2 hal pokok yaitu


perilaku kerja yang berbahay (unsafe human act) dan kondisi yang
berbahaya (unsafe condistions). Beberapa hasil penelitian menunjukkkan
bahwa faktor manusia memegang pernanan penting timbulnya kecelakaan
kerja. Hasil penelitian menyatakan bahwa 80%-85% kecelakaan keja
disebebkan oleh kelalaian atau kesalahan faktor manusia 3.

Industri jasa konstruksi merupakan salah satu sector industri yang memiliki
risiko kecelakaan kerja yang cukup tinggi (Ariany dkk, 2008). Berbagai
penyebab utama kecelakaan kerja proyek konstruksi adalah hal-hal yang
berhubungan karakteristik proyek konstruksi yang bersifat unik.
Diantaranya, lokasi kerja yang berbeda-beda, terbuka, dan dipengaruhi
cuaca, waktu pelaksanaan terbatas, dinamis, menuntut ketahanan fisik yang
tinggi, banyak menggunakan tenaga kerja yang sangat lemah. Akibatnya
para pekerja bekerja dengan metoda pelaksanaan konstruksi yang berisiko
lebih tinggi (Dinas Permukiman Prasarana Wilayah Kota Yogyakarta, 2008).
Beberapa kejadian yang menyebabkan bahaya tersebut adalah:
a) Menyusuri jalan yang terpaku selama perkerasan. Pada saat papan
kayu digunakan untuk menutup jalan, seharusnya paku-paku tersebut
dipindahkan atau dipipihkan.
b) Alat-alat yang telah selesai digunakan tidak diletakkan kembali
semula.
c) Bekerja dengan menggunakan mesin, tanpa terlebih dahulu
memastikan keamanannya.
d) Tidak melaporkan kerusakan mesin atau alat, sehingga tidak selamat
bagi orang lain yang menggunakan sesudahnya.
e) Menggunakan material pengganti dan instalasi listrik di bawah
standar, kabel-kabel ditinggalkan sembarangan, dan lain sebagainya.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan K3 pada pekerja


konstruksi. Karena banyaknya pekerja yang merasa sakit akibat
pembangunan konstruksi jalanan berupa pengaspalan. Hal yang menganggu
adalah sakit kepala, sesak nafas, mata perih, tangan terbakar, terpeleset atau
terjatuh saat bekerja, dan pakaian yang rusak.

2) METODE
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan metode
wawancara dan menggunakan metode FTA (Fault Tree Analysis). FTA (Fault
Tree Analysis) adalah suatu metode analisis yang dapat menganalisa kegagalan
sistem, dapat mencari aspek - aspek dari sistem yang terlibat dalam kegagalan
utama, dan menemukan penyebab terjadinya kecacatan produk pada proses
produksi. Subjek penelitian ini adalah kepala tim kerja dan beberapa pekerja
konstruksi jalan. Subjek merupakan beberapa tim pekerja konstruksi, yaitu pada
penggunaan APD, proses pelaksanaan kerja dan pencegahan bahaya pada
konstruksi pemeliharaan jalan.

3) HASIL DAN PEMBAHASAN


 Hasil Penelitian
Berdasarkan tabel 1, pekerja yang menggunakan masker sebanyak 2
orang (28,6%) dan pekerja yang menggunakan pakaian kerja sebanyak 2
oarng (28,6%).

Berdasarkan tabel 2, pekerja yang menggunakan masker sebanyak 1


orang (14,3%), pekerja yang menggunakan sepatu safety sebanyak 3
orang (42,8%) dan pekerja yang menggunakan pakaian kerja sebanyak 7
orang (100%).

Berdasarkan tabel 3, pencegahan bahaya yang diterapkan pada saat


proses kerja di lapangan adalah adanya pemasangan tanda bahaya di
lapangan dan kondisi peralatan kerja dalam keadaan baik.
Berdasarkan tabel 4, pekerja yang menggunakan masker sebanyak 4
orang (57,1%) dan pekerja yang menggunakan pakaian kerja sebanyak 10
oarng (100%).

Berdasarkan tabel 5, pekerja yang menggunakan masker sebanyak 4


orang (57,1%), pekerja yang menggunakan sepatu safety sebanyak 4
orang (57,1%) dan pekerja yang menggunakan pakaian kerja sebanyak 10
orang (100%).
Berdasarkan tabel 6, pencegahan bahaya yang diterapkan pada saat
proses kerja di lapangan adalah adanya pemasangan tanda bahaya di
lapangan dan kondisi peralatan kerja dalam keadaan baik.

 PEMBAHASAN
a) Penggunaan APD
Berdasarkan Pedoman Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3) untuk Konstruksi Jalan, yang disebutkan bahwa perlengkapan
kerja standar untuk melindungi pekerja dalam melaksanakan tugasnya
antara lain sebagai berikut:
1. Safety hat, yang berguna untuk melindungi kepala dari benturan
benda keras selama mengoperasikan atau memelihara mesin-mesin.
2. Safety shoes, yang akan berguna untuk menghindarkan terpeleset
karena licin atau melindungi kaki dari kejatuhan benda keras dan
sebagainya.
3. Kaca mata keselamatan, terutama dibutuhkan untuk melindungi
mata pada lokasi pekerjaan yang banyak serbuk metal atau serbuk
material keras lainnya.
4. Masker, diperlukan pada medan yang berdebu meskipun ruang
operator telah tertutup rapat, masker ini dianjurkan tetap dipakai.
5. Sarung tangan, dibutuhkan pada waktu mengerjakan pekerjaan
yang berhubungan dengan bahan yang lebih keras.
disebutkan bahwa perusahaan penyedia jasa konstruksi memiliki
kewajiban-kewajiban sebagai berikut antara lain:
1. Mengusahakan agar tempat kerja, peralatan lingkungan kerja serta
tata cara kerja diatur sedemikian rupa, sehingga tenaga kerja
terlindungi dari risiko kecelakaan.
2. Penyedia jasa menjamin bahwa mesin-mesin peralatan, kendaraan
atau alat-alat lain yang akan digunakan atau dibutuhkan sesuai dengan
peraturan keselamatan kerja, selanjutnya barang-barang tersebut harus
dapat dipergunakan secara selamat dan sehat.

b) Identifikasi Kecelakaan
Terlihat dari hasil data banyak sekai para perkerja yang mengabaikan alat
pelindung diri (APD) padahal mereka sendiri tau akibatnya jika tidak
memakai APD. Sehingga terdapat sebuah kecelakaan yang mengakibatkan
adanya kecelekaan kerja di gudang pembakaran aspal.
 Karyawan a dari data ditabel 4 dilarikan kerumah sakit akibat luka bakar
di tangan dan kakinya serta sesak yang terjadi pada saluran
pernafasannya. Hal ini terjadi pada karyawan yang magang sehingga
belum kompeten dalam melakukan tugas berupa mengaduk aspal
menggunakan kayu yang terjamin keamanannya. Saat pembakaraan aspal
sang karyawan magang ini menghirup banyak sekali asap dari
pembakaran tersebut. Awalnya karyawan magang ini tetap melanjutkan
pekerjaannya sehingga tak tertahankan lagi sesak pada saluran
pernafasannya. Saat dia mencoba berhenti dari mengaduk aspal panas itu
tak sengaja terkena percikan pembakaran aspal itu sehingga terkena
tangan dan kakinya yang mengakibatkan luka bakar. Sang karyawan
magang ini diketahui tidak menggunakan Alat Pelindung Diri yang
lengkap seperti tidak menggunakan masker, sarung tangan dan safety
shoes.
 Dari data di table 2 terdapat kecelakaan kerja dimana 2 pekerja parubaya
terpaksa diistirahatkan untuk mencari udara segar sebagai penolong
utama dan diberikan obat mata. Dikarenakan sesak pada saluran
pernafasan dan iritasi pada mata yang diakibatkan oleh asap pembakaran
aspal yang sangat tebal. Diketahui bahwa ke dua pekerja itu tidak
menggunakan masker dan kacamata pelindung.

4) Kesimpulan Dan Saran


Dari data diatas maka dapat disimpulkan bahwa:
 Para pekerja konstruksi jalanan banyak yang mengabaikan APD.
 Kecelakaan yang menimpa para pekerja itu disebabkan oleh para
pekerja yang tidak menggunakan APD.
 Pencegahan bahaya yang sudah diterapkan saat pelaksanaan
konstruksi pemeliharaan jalanan adalah pemasangan peringatan tanda
bahaya, pengecekan alat-alat berat secara rutin dan penggunaan APD
bagi pekerja.

Saran yang dapat diberikan ialah:

 Diharapkan bagi para pekerja tidak lagi mengabaikan pentingnya


APD bagi para pekerja.
 Perusahaan harus mempersiapkan dan memperhatikan APD dan
pengecekan alat – alat berat lainnya.

5) Daftar Pustaka

Prisca Andarini1, Widodo Hariyono. Evaluasi Pelaksanaan Keselamatan dan


Kesehatan Kerja (K3) Pada Perusahaan Konstruksi
Pemeliharaan Jalan di Dinas Kimpraswil Kota Yogyakarta.

Woro Riyadina, 1, JUNI 2007: 25-31. KECELAKAAN KERJA DAN CEDERA


YANG DIALAMI OLEH PEKERJA INDUSTRI DI KAWASAN
INDUSTRI PULO GADUNG JAKARTA.

Febyana Pangkey, Grace Y. Malingkas, D.O.R. Walangitan, 2, Juli 2012 ISSN


2087-9334 (100-113), PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (SMK3) PADA
PROYEK KONSTRUKSI DI INDONESIA (Studi Kasus:
Pembangunan Jembatan Dr. Ir. Soekarno-Manado)

Anda mungkin juga menyukai