1, APRIL 2014 89
Oleh:
Solichin1, Farid Eka Wahyu Endarto2, Desy Ariwinanti3
1
Dosen Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Malang
1,2
Dosen Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Malang
email: solichindoellah@yahoo.com
Abstrak, menurut Undang Undang Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) tahun 1970 Personal
Protective Equipment (Alat Pelindung Diri) adalah wajib dipakai oleh operator las saat melakukan
pengelasan. Alat Pelidung Diri adalah merupakan bagian penting dalam penerapan keselamatan dan
kesehatan kerja dalam laboratorium, kecelakaan kerja bisa terjadi jika tidak memperhatikan prinsip
"Unsave condition dan unsave action". Sesuai dengan standard laboratorium pengelasan telah
memenuhi syarat kondisi yang aman misalnya dengan menyediakan Alat Pelindung Diri (APD).
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Pengelasan Universitas Negeri Malang. Populasi dalam
penelitian ini meliputi mahasiswa D3 yang memprogram praktikum pengelasan yang terdaftar di
Tahun 2013/2014 Semester ganjil berjumlah 60 orang. Penelitian ini merupakan penelitian survey.
Teknik pengumpulan data menggunakan angket dan dokumentasi, sedangkan analisis data
menggunakan persentase. Hasil: persentase penggunaan alat pelindung diri (APD) yaitu APD masih
layak digunakan sebesar 87%, masing-masing alat pelindung diri dapat dirinci sebagai berikut:
respirator yang digunakan mahasiswa mencapai 68%, topi logam/plastik mencapai 60%, googles,
kacamata bahan khusus mencapai 88%, sarung tangan karet, plastik, kulit 91%, pakaian bahan
khusus lapron mencapai 88%, sepatu karet boot mencapai 60%, peralatan memenuhi standar
minimal mencapai 80%, kondisi laboratorium memenuhi standar minimal mencapai 86% .kondisi
laboratorium terdapat simbol/isyarat keselamatan kerja mencapai 89%. Sebagian besar peralatan
laboratorium termasuk Alat Pelindung Diri yang digunakan dalam praktikum pengelasan termasuk
kakegori baik dan alat pelindung diri di laboratorium pengelasan sudah digunakan sesuai dengan
standard yang dipersyaratkan.
kerja, pengendalian bahaya di tempat kerja, perti trolleys (kereta) dan drumlifters
promosi kesehatan, pengobatan, dan rehabi- untuk bergerak di dalam dan area sekitar
litasi (Suma’mur, 1989). gudang.
Dasar hukum keselamatan dan 2. Bahan dapat disimpan pada rak, laci, dan
kesehatan kerja, Undang-Undang Nomor 1 kotak-kotak
Tahun 1970 yaitu tentang keselamatan kerja 3. Fasilitas penyimpanan khusus, seperti
meliputi: lemari tahan api dan kaleng/ teromol ke-
1. Bahwa setiap tenaga kerja berhak amanan, diperlukan untuk barang-barang
mendapat perlindungan atas keselamatan- berbahaya.
nya dalam melakukan pekerjaan untuk 4. Bahan kimia, secara jelas ada label dan
kesejahteraan hidup dan meningkatkan disimpan di tempat aman, yaitu kering,
produksi serta produktivitas nasional. ventilasi baik, area jauh dari pekerja.
2. Bahwa setiap orang lainnya yang berada 5. Jenis bahan kimia seharusnya dipisah.
di tempat kerja perlu terjamin pula 6. Batas tingkatan asap, debu dan radiasi
keselamatannya. seharusnya dimonitor pada lokasi gudang
3. Bahwa setiap produksi perlu dipakai dan dan area kerja.
dipergunakan secara aman dan efisien. 7. Bau yang menyengat, gumpalan awan
Hal ini bahwa segala aspek dapat dan debu dari asap seharusnya diselidiki.
menimbulkan resiko kecelakaan kerja harus Alat pelindung diri (APD) merupa-
benar-benar diperhatikan, seperti tempat kan peralatan pengaman pekerja yang harus
kerja harus menjamin keselamatannya agar dipakai saat bekerja. Berikut ini adalah
tidak terjadi suatu kecelakaan begitu juga jenis-jenis APD menurut bagian tubuh yang
dengan pengaman alat, mesin dan bahan- dilindungi (Suma’mur, 1989).
bahan produksi. Bengkel Praktikum yang a. Kepala: topi, helm, penutup rambut
lazim disebut laboratorium merupakan tem- b. Mata: kacamata dari berbagai jenis kaca,
pat terselenggaranya proses belajar menga- googles
jar praktikum, dimana disana juga ditempat- c. Muka: topeng (mask) las
kan, disimpan, dipelihara sarana dan pra- d. Telinga: sumbat telinga, tutup telinga
sarana pendukung proses pembelajaran be- e. Alat pernafasan: masker khusus, respira-
rupa peralatan praktikum. Dalam peraturan tor
Menteri Tenaga Kerja No. PER.05/MEN/ f. Tangan dan jari: sarung tangan
1996 tentang keselamatan kerja juga dijelas- g. Kaki: sepatu, boot
kan bahwa : h. Tubuh: apron, overall
Beberapa hal penting penyimpanan Pada umumnya pakaian yang patut
bahan adalah : dipakai ketika bekerja adalah baju kerja
1. Seharusnya mudah bagi pekerja, forklift, yang dalam keadaan rapi dan baik. Bagian
dan peralatan penanganan mekanik se- pakaian yang sobek dapat mengakibatkan
92 Solichin, Farid Eka Wahyu Endarto, Desy Ariwinanti, Penerapan Personal Protective Equipment ...
tersangkutnya pada bagian-bagian mesin spesifik atau bahaya yang dihadapi oleh
yang berputar. Hendaklah selalu meng- tenaga kerja
hindarkan diri dari sangkutan pada bagian- 2. Berat alat hendaknya seringan mungkin
bagian mesin yang berputar. Lipatan lengan dan alat tersebut tidak menyebabkan rasa
baju di atas siku dengan serapi-rapinya ketidaknyamanan yang berlebihan
adalah suatu cara menghindarkan tersang- 3. Alat harus dapat dipakai secara fleksibel
kutnya lengan baju itu pada bagian mesin 4. Bentuknya harus cukup menarik
yang berputar, atau lebih baik lengan baju 5. Alat pelindung tahan untuk pemakaian
itu dibuat pendek di atas siku. yang lama
Baju kerja berlengan panjang juga 6. Alat tidak menimbulkan bahaya-bahaya
sangat penting untuk perlindungan kulit tambahan bagi pemakainya yang
tangan dari sinar api waktu mengelas, me- dikarenakan bentuk dan bahayanya yang
nempa dan perlindungan terhadap luka-luka tidak tepat atau karena salah dalam
kecil pada waktu kerja pelat. Pemakaian menggunakannya
cincin hiasan jari dan pemakaian arloji pada 7. Alat pelindung harus memenuhi standar
pekerjaan tertentu dapat mengakibatkan yang telah ada
kecelakaan. Tutup kaki atau sepatu harus 8. Alat tersebut tidak membatasi gerakan
dibiasakan dipakai. Menurut ketentuan Balai dan persepsi sensoris pemakainya. Suku
Hiperkes, syarat-syarat Alat Pelindung Diri cadangnya harus mudah didapat guna
adalah sebagai berikut. mempermudah pemeliharaannya.
1. APD harus dapat memberikan perlin- Berikut ini disajikan tabel pengguna-
dungan yang kuat terhadap bahaya yang an APD menurut keperluannya.
dung mata dan muka, (3) pelindung telinga, UU No 1 Th. 1970 menyatakan:
(4) pelindung tangan dan lengan, (5) pelin- Pasal 14 butir c: Pengurus diwajibkan
menyediakan secara cuma-cuma, semua
dung pernafasan, (6) pelindung badan dan
alat perlindungan diri yang diwajibkan
(7) pelindung kaki. Pada kondisi tertentu pada tenaga kerja yang berada di bawah
APD tersebut dapat dipakai secara bersama- pimpinannya dan menyediakan bagi
setiap orang lain yang memasuki
an. Pemakaian APD dilakukan hanya jika tempat kerja tersebut, disertai dengan
pengendalian keselamatan secara teknis petunjuk-petunjuk yang diperlukan
menurut petunjuk-petunjuk yang
(engineering control) dan pengendalian ad- diperlukan; menurut petunjuk pegawai
ministrasi tidak bisa memberikan perlin- pengawas atau ahli keselamatan kerja.
dungan keselamatan secara optimal. Pasal 12 butir e: Pekerja berhak
Topik dalam pelajaran ini hanya menyatakan keberatan kerja pada
pekerjaan dimana syarat kesehatan dan
membatasi APD secara umum. APD untuk keselamatan kerja serta alat-alat
pekerjaan khusus seperti kebakaran, penye- perlindungan diri yang diwajibkan
diragukan olehnya kecuali dalam hal-
laman, instalasi nuklir dan lain sebagainya hal khusus ditentukan lain oleh pegawai
dibahas bersama dengan keselamatan kerja pengawas dalam batas-batas yang
masih dapat dipertanggung jawabkan.
pekerjaan khusus tersebut.
Sebelum pekerjaan dilakukan maka
Pekerja harus mengenakan pelindung mata
pekerja harus sudah mendapat bekal seperti:
dan muka apabila ada ancaman bahaya luka
pelatihan tentang bahaya yang ada, diberi
pada mata atau muka di dalam pekerjaan-
peringatan bahaya secara tertulis, diyakini
nya. Ancaman bahaya untuk mata dan muka
dapat menggunakan APD dengan baik dan
tersebut dapat digolongkan seperti Tabel
lain sebagainya. Hak pekerja ini dijamin
berikut ini:
oleh Undang-undang.
Syarat dasar dari APD mata paling tidak melindungi mata, (6) dapat dipakai bersama
harus memenuhi kriteria (1) memenuhi sama dengan APD lain yang diperlukan dan
terhadap kriteria bahaya yang ada, (2) (7) apabila pekerja memakai kacamata
nyaman dipakai di mata atau muka, (3) tidak ukuran maka APD mata dan muka harus
menghalangi pandangan atau gerakan disesuaiakan berdasarkan ukuran lensa
pandangan, (4) mudah dibersihkan dan tidak maupun ukuran kacamata (pada keadaan ini
beracun, (5) tahan terhadap beban untuk dapat merujuk kepada standar ANSI. Z87.1)
Dari power density tersebut kemudian pemilihan menurut OSHA 3151 (2000), 29
dipilih jenis lensa pelindung yang sesuai. CFR 1926.102 (b) (2) (i)
Tabel berikut menyajikan panduan
96 Solichin, Farid Eka Wahyu Endarto, Desy Ariwinanti, Penerapan Personal Protective Equipment ...
Secara umum pelindung kepala paling tidak kepala. Secara umum maka pelindung
harus (1) tahan terhadap benda jatuh, (2) kepala yang dipakai harus memenuhi
menyerap enerji benturan, (3) tahan air atau standar ANSI Z89.1-1986 atau standar lain
bahan kimia tertentu, (4) tidak mudah diakui.
terbakar dan (5) enak dipakai dan bisa distel. Pekerja harus memakai alat
Antara bagian pengencang kepala pelindung kaki apabila berdasarkan analisis
dengan pelindung benturan harus ada jarak potensi bahaya (hazard analysis)
antara 1 sampai 1 ¼ inchi (2,54 cm sampai menunjukkan kemungkinan pekerja terkena
3,18 cm) yang dimaksudkan untuk menye- luka, cacat atau penurunan kesehatan
rap gaya benturan dan ventilasi. Secara melalui kaki akibat kerja. Beberapa contoh
umum klasifikasi pelindung kepala dibagi potensi bahaya tersebut antara lain (1) benda
menjadi 3 yaitu klas A, B dan C. Klas A berat jatuh atau menggelinding mengenai
direncanakan untuk menanggulangi bahaya kaki, (2) berbagai benda tajam yang dapat
benturan dan sedikit aliran listrik. Klas ini melukai kaki, (3) percikan materi panas
dipergunakan misalnya pada industri seperti pada pengecoran atau las, (4)
konstruksi, tambang, mesin umum dan lain permukaan kerja panas, dingin, atau licin (5)
sebagainya. Klas B direncanakan untuk tumpahan bahan kimia berbahaya dan lain
bahaya listrik yang besar. Klas ini kecuali sebagainya. Selain dari itu pertimbangan
dapat melindungi dari bahaya benturan juga pelindung kaki harus berbahan konduktor
dapat melindungi pekerja dari bahaya listrik atau non-konduktor juga harus ditentukan
yang besar (tegangan tinggi) sehingga sesuai melalui analisis potensi bahaya.
untuk kerja perlistrikan. Sedangkan klas C Jenis dan tipe alat pelindung kaki
adalah pelindung kepala yang yang diperlukan sangat tergantung dari hasil
mengutamakan enak dipakai meskipun analisis potensi bahaya yang dilakukan. Alat
kurang dalam perlindungan terhadap pelindung kaki harus memenuhi kriteria
benturan dan tidak bisa menahan sengatan yang telah ditetapkan oleh standar
listrik. Klas ini tidak boleh dipakai pada keselamatan kerja pelindung kaki. Misalnya
kerja listrik maupun kerja dengan ancaman ANSI Z41-1991 (Amerika) atau CSA
kejatuhan benda. Klasifikasi pelindung Standard Z195-02 (Kanada). Perlindungan
kepala ini menurut peraturan harus tersebut dapat meliputi (1) kaki bagian
dicantumkan pada sebelah dalam pelindung bawah, (2) permukaan kaki bagian atas
JURNAL TEKNIK MESIN, TAHUN 22, NO. 1, APRIL 2014 97
(metatarsal), (3) jari-jari kaki, (4) sepatu potensi bahaya yang ada di tempat kerja.
keselamatan kerja dan (5) kombinasi dari ke Alat pelindung kaki yang terstandarisasi
empat item tersebut. Bahan sepatu yang selalu mencantumkan label pada
konduktif (mengantar listrik) diperlukan produksinya (biasanya pada lidah sepatu).
untuk melindungi pekerja dari bahaya listrik Label tersebut bisa berupa tulisan, gambar
statik dan lingkungan bahan yang mudah maupun gambar dan tulisan. Sebagai contoh
meledak (explosive subtanzes). Bahan untuk Standarisasi Kanada Tabel 4 berikut
sepatu yang konduktif akan mengurangi dapat dijadikan arahan dalam pemilihan
terjadinya loncatan bunga api karena listrik sepatu keselamatan kerja.
yang dapat memicu terjadinya api api dan Pekerja harus memakai alat
ledakan pada bahan mudah terbakar. Pekerja pelindung tangan dan atau lengan apabila
harus di latih untuk tidak menggunakan berdasarkan analisis potensi bahaya (hazard
semir sepatu atau kaos kaki berbahan woll analysis) menunjukkan kemungkinan peker-
atau nilon. Semir sepatu dapat menghambat ja terkena luka, cacat atau penurunan kese-
konduksi dan kaos kaki wol atau nylon hatan melalui tangan dan lengan akibat
dapat memicu terjadinya listrik statis. kerja. Beberapa contoh potensi bahaya
Bahan sepatu non-konduktif diperlu- tersebut antara lain terbakar, tertusuk, ter-
kan untuk menghalang-halangi terjadinya gores, abrasi, amputasi atau terpotong,
hubungan pendek lewat pekerja. Sepatu bahan kimia berbahaya dan lain sebagainya.
dengan kriteria ini harus dilengkapi dengan Alat pelindung ini terpaksa harus dipakai
peralatan pelindung diri lain yang non- apabila pengendalian bahaya secara teknis
konduktif (misal sarung tangan, topi/ helm, tidak bisa dilakukan maksimal. Untuk
pakaian) untuk memastikan pekerja permesinan, pengendalian secara teknis
terlindung dari sengatan listrik. Pekerja dengan memberi berbagai pelindung mesin
harus dilatih untuk memelihara pelindung terbukti sangat mengurangi terjadinya luka
kaki dan memastikan tahu bahwa perlin- atau cacat pada tangan pekerja.
dungan kaki dapat berkurang apabila sepatu Sarung tangan yang ada di pasaran
basah, sol karet rusak/aus, pelindung metal- tersedia dengan berbagai variasi material
nya lepas dan lain sebagainya. Untuk keper- dan model. Setiap variasi dan model
luan ini atasan pekerja dapat membuat check diperuntukan bagi potensi bahaya tertentu.
list sebagai alat untuk mempermudah Secara umum dapat dikategorikan menjadi 4
pengecekan pelindung kaki. (empat) golongan yaitu (1) sarung tangan
Alat pelindung kaki yang dijual di yang terbuat dari rajutan logam, kulit atau
pasaran bebas biasanya tidak dapat melin- kanvas, (2) kain dengan lapisan pelindung,
dungi kaki untuk semua potensi bahaya (3) sarung tangan tahan bahan serta cairan
yang ada. Oleh karena itu pemilihan kimia dan (4) sarung tangan karet dengan
pelindung kaki yang tepat harus berdasarkan isolasi. Sarung tangan kulit. Sarung tangan
98 Solichin, Farid Eka Wahyu Endarto, Desy Ariwinanti, Penerapan Personal Protective Equipment ...
ini dapat melindungi pekerja dari percikan tahan irisan. Dengan sifat ini maka sarung
api, panas menengah, benda kasar, serpihan tangan aramid cocok untuk kerja dengan
tajam dan pukulan ringan. Sarung tangan potensi bahaya abrasif dan teriris baik pada
aluminium, biasanya dipakai untuk kerja kondisi panas maupun dingin.
pengecoran, las, tempa, dan dapur api Berbagai bahan sintetik lain dibuat
(furnace), karena dapat memantulkan dan untuk sarung tangan dengan potensi bahaya
mengisolasi panas. Sarung tangan jenis ini khusus. Misalnya berbagai bahan kimia
harus memakai lapisan material di dalamnya yang berbahaya bagi kesehatan. Tabel 5
untuk mengisolasi panas pada pemakainya. menunjukkan contoh daya tahan bahan
Sarung tangan dengan serat aramid. sarung tangan dari berbagai bahan kimia
Serat aramid adalah bahan sintetis yang yang diambilkan sebagian dari OSHA 3151
dapat melindungi panas, dingin, abrasif dan (2000).
Carbon disulfide C C C C
Carbon tetrachloride* C J J B
Castor oil C J C SB
Chlorobenzene* C J J J
Chloroform* B J J C
Chloronaphthalene C J C C
Chromic acid (50%) C J C C
Citric acid (10%) SB SB SB SB
Cyclohexanol B C B SB
Kerosene SB C C SB
Ketones SB SB SB SB
Lacquer thinners SB C C J
Catatan:
1. SB = Sangat baik; B = Baik; C = Cukup; J = Jelek (tidak direkomendasikan)
Untuk material lain dapat dilihat di buku referensi
JURNAL TEKNIK MESIN, TAHUN 22, NO. 1, APRIL 2014 99
Pabrik pembuat sarung tangan biasanya Pakaian pelindung dari wool atau
mencantumkan penggunaan dari sarung ta- cotton sangat baik dipakai oleh pekerja da-
ngan yang diproduksi. Petunjuk yang dican- lam beradaptasi dengan cuaca lingkungan
tumkan ini harus diikuti dan merupakan dan nyala api. Bahan ini dapat juga me-
prioritas utama pemilihan lindungi pekerja dari abrasif, debu, iritasi
Pekerja harus memakai alat pelin- dan permukaan yang kasar
dung badan apabila berdasarkan analisis po- Pakaian pelindung dari kain cocok
tensi bahaya menunjukkan kemungkinan pe- dipakai oleh pekerja dalam melindungi diri
kerja terkena luka, cacat atau penurunan dari debu, benda tajam, material kasar atau
kesehatan melalui badan akibat kerja. Be- pekerja dengan tugas membawa benda berat.
berapa contoh potensi bahaya tersebut an- Pakaian dari kulit melindungi pekerja dari
tara lain percikan material, pukulan ringan, panas dan nyala api. Sedangkan pakaian pe-
terbakar, tertusuk, tergores, abrasi, amputasi lindung dari karet, plastik, kain-karet, neo-
atau terpotong, percikan bahan kimia prene dapat melindungi pekerja dari ber-
berbahaya, darah dan lain sebagainya. Alat bagai bahan kimia berbahaya. Dalam hal
pelindung ini terpaksa harus dipakai apabila pemilihan pakaian pelindung maka petunjuk
pengendalian bahaya secara teknis dan dari pabrik pembuat pakaian harus diper-
administrasi tidak bisa dilakukan maksimal. hatikan dan merupakan prioritas utama da-
Bentuk dan model alat pelindung ba- lam pemilihan.
dan sangat tergantung dari hasil analisis po- Pekerja harus memakai alat pelin-
tensi bahaya, yang dapat menunjukkan ba- dung telinga apabila berdasarkan analisis
gian mana dari tubuh yang mempunyai ke- potensi bahaya menunjukkan kemungkinan
mungkinan terkena bahaya. Gambaran be- pekerja terkena luka, cacat atau penurunan
rikut dapat menjadikan ilustrasi berbagai kesehatan melalui melalui telinga akibat
model alat pelindung tubuh yang sering di- kerja. Berbagai pertanyaan yang harus
pergunakan. Pakaian pelindung badan di- dijawab sebelum memilih alat pelindung
buat dengan material yang sangat bervariasi. telinga antara lain (1) seberapa besar tingkat
Untuk menentukan material apa yang cocok kebisingan (dalam dB) yang harus dielemi-
harus berdasarkan penilaian potensi bahaya nasi, (2) berapa lama paparan bising ber-
yang sudah dilakukan. Apabila dipandang langsung, (3) apakah pekerja bergerak dari
alat pelindung badan saja tidak cukup untuk lokasi satu ke lokasi lain yang mempunyai
melindungi pekerja maka harus ada pelin- tingkat paparan bising berbeda, dan (4)
dung tambahan lain yang dapat merupakan apakah sumber bising hanya dari satu atau
pelindung primer atau sekunder. Misalnya banyak sumber bising. Biasanya peraturan
pada pekerjaan las, pekerja harus memakai perundangan menetapkan semakin besar
pelindung badan bersama sama dengan paparan bising semakin pendek waktu papar
pelindung mata dan muka. yang diperkenankan. Menurut Keputusan
100 Solichin, Farid Eka Wahyu Endarto, Desy Ariwinanti, Penerapan Personal Protective Equipment ...
siswa mencapai 68% kategori cukup, topi pelindung diri di laboratorium penge-
logam/plastik mencapai 60% kategori lasan sudah digunakan sesuai dengan
cukup. Googles, kacamata bahan khusus standard yang dipersyaratkan
mencapai 88% kategori baik. Sarung
tangan karet, plastik, kulit 91% kategori Saran
baik. Pakaian bahan khusus /apron Hasil penelitian bisa dipakai sebagai
mencapai 88% kriteria baik, sepatu tambahan referensi yang berhubungan
karet.boot mencapai 60% , kategori baik. dengan pelaksanaan keselamatan dan kese-
Peralatan memenuhi standar minimal hatan kerja dan dapat memberikan informasi
mencapai 80% kategori baik. Kondisi serta gambaran mengenai penerapan kese-
laboratorium memenuhi standar minimal lamatan dan kesehatan kerja di laboratorium
mencapai 86% kategori baik. Kondisi praktikum pengelasan.
laboratorium terdapat simbol/ isyarat Hasil penelitian ini dapat digunakan
keselamatan kerja mencapai 89% kate- sebagai pengembangan ilmu keselamatan
gori baik. Sebagian besar peralatan labo- dan kesehatan kerja (K3) khususnya di
ratorium termasuk Alat Pelindung Diri laboratorium pengelasan, serta sebagai
yang digunakan dalam praktikum penge- bahan referensi dalam penelitian selanjutnya
lasan termasuk kategori baik dan alat yang sejenis.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Pe- Suma’mur. 1989. Keselamatan Kerja dan
nelitian Suatu Pendekatan Praktek. Pencegahan Kecelakaan. Jakarta:
Jakarta: PT Rineka Cipta CV. Haji Mas Agung
Daryanto. 2007. Keselamatan dan Keseha- Permenaker. 2010. Alat Pelindung Diri.
tan Kerja Bengkel. Jakarta: Rineka Jakarta: Menteri Tenaga Kerja dan
Cipta Transmigrasi Republik Indonesia.
Kustono dkk 2008, Modul Alat pelindung
Diri. Malang : Jurusan Teknik
Mesin