Anda di halaman 1dari 22

TEKNOLOGI DASAR

OTOMOTIF

ALAT KESELAMATAN KERJA DAN POTENSI BAHAYA


BAB
TEMPAT KERJA I
ALAT KESELAMATAN KERJA DAN POTENSI BAHAYA
BAB I
TEMPAT KERJA

TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mempelajari materi tentang keselamatan kerja, peserta didik mampu


memahami prinsip-prinsip keselamatan dan kesehatan kerja sehingga dapat
mengidentifikasi bahaya-bahaya yang timbul di tempat kerja.

PETA KONSEP

Ruang Lingkup Keselamatan Kerja


KESELAMATAN KERJA

Meramal Bahaya Tempat Kerja

Alat Pelindung Diri

Tanda Bahaya/ Tanda Peringatan

KATA KUNCI

Keselamatan dan kesehatan kerja.

1
TEKNOLOGI DASAR
OTOMOTIF

PENDAHULUAN

Pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja sangat diutamakan dalam dunia


kerja, khususnya bidang Teknik Alat Berat ataupun bidang-bidang yang lain, banyak
perusahaan-perusahaan Alat Berat yang menjunjung/ mengangkat jargon atau
Safety first, ini menunjukan bahwa pentingnya keselamatan kerja pada dunia kerja
bukan hanya menekankan pada hasil produksi saja tetapi lebih menekankan pada
keselamatan, baik keselamatan pekerja ataupun keselamatan unit/ alatnya. Banyak
perusahaan yang memberikan bonus kepada karyawanya jika dalam periode tertentu
tidak terjadi kecelakaan kerja atau zero incident, dalam bab ini kita akan membahas
hal-hal yang berkaitan dengan keselamatan kerja sampai dengan hal-hal yang bisa
membahayakan pekerja pada lingkungan kerjanya.

Gambar 1. 1 Operasi dengan aman


Sumber: Dokumen penulis

MATERI PEMBELAJARAN

A. Pengertian
Workshop kita atau tempat kerja kita/ lingkungan kerja kita dan cara kita
bekerja adalah persoalan yang penting untuk kelangsungan keselamatan dan
kesehatan kita dan rekan-rekan kerja kita. Leader kita/ pimpinan kita atau
konsumen kita juga merupakan bagian dalam keselamatan dan kesehatan kerja
kita, sebab kesemuanya itu saling berkaitan dari hulu sampai hilir sesuai dengan
alur pekerjaan yang kita kerjakan atau alur bisnis yang kita laksanakan.
Pemahaman tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah hak dan
tanggung jawab kita semua dan perusahaan/ workshop atau tempat kita bekerja,

2
TEKNOLOGI DASAR
OTOMOTIF

MATERI PEMBELAJARAN

dalam menjaga kondisi keselamatan dan kesehatan kerja serta meminimalkan


risiko terjadinya kecelakaan kerja yang dapat menyebabkan kematian, catat
atau cidera yang serius.
B. Ruang Lingkup Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Berikut ini adalah kutipan dari bermacam-macam Tindakan Keselamatan
dan Kesehatan Kerja yang berhubungan dengan industri alat berat.
1. Keselamatan dan Kesehatan Pekerja
Sasaran dari Kesehatan dan Keselamatan Kerja, adalah:
a. Untuk menjaga keselamatan, kesehatan, dan kesejahteraan pekerja di
tempat kerja atau workshop;
b. Untuk melindungi orang yang berada di tempat kerja (selain pekerja itu
sendiri) terhadap risiko pada keselamatan atau kesehatan yang timbul
dari seluruh aktivitas yang berada di tempat kerja;
c. Untuk memperkenalkan lingkungan kerja pada calon tenaga kerja atau
orang di tempat kerja yang sesuai dengan kebutuhan tempat, jenis
pekerjaan, alat kerja, dan lingkungan kerja mereka; dan
d. Sebagai sarana untuk menyediakan cara kerja atau SOP sebuah pekerjaan
yang memungkinkan untuk mengupgrade sistem yang disesuaikan
dengan teknologi terbaru yang dipakai.
2. Leader atau Pimpinan Tempat Kerja/ Workshop/ Perusahaan
a. Setiap leader atau pimpinan harus memastikan keselamatan dan kesehatan
seluruh pekerjanya;
b. Tidak melanggar ketentuan umum dari tiap bagian peraturan Keselamatan
dan Kesehatan Kerja.
Pimpinan dianggap melanggar jika mengabaikan hal-hal berikut ini:
1) Mengadakan atau mengkondisikan workshop atau tempat kerja dan
sistem kerja yang aman dan tanpa risiko terhadap keselamatan dan
kesehatan kerja;
2) Membuat plan atau rencana untuk memastikan keselamatan dan
kesehatan serta meniadakan risiko terhadap keselamatan dan
kesehatan kerja yang dengan penggunaan, penanganan, penyimpanan
atau transportasi, dan bahan-bahan yang dapat membahayakan
pekerja;
3) Menyediakan informasi, petunjuk, pelatihan dan pengawasan yang
diperlukan untuk meyakinkan kesehatan, dan keselamatan di tempat
kerja dari pegawainya.
4) Memperhatikan tiap tempat kerja di bawah pengawasan pimpinan/
leader:
a) Merawatnya pada keadaan aman tanpa risiko terhadap keselamatan
dan kesehatan;
b) Menyediakan dan menjaga jalan masuk dan keluar dari tempat
kerja yang aman dan tanpa risiko tertentu;
c. Menyediakan atau merawat lingkungan kerja bagi para pekerja
karyawannya yang aman dan tanpa risiko terhadap kesehatan dan
mencukupi fasilitas bagi kesejahteraan pekerja di tempat kerja.

3
TEKNOLOGI DASAR
OTOMOTIF

MATERI PEMBELAJARAN

d. M engambil langkah-langkah yang diperlukan untuk ketersediaan


informasi yang cukup dalam penggunaan fasilitas dan zat kimia di tempat
kerja seperti:
1) Bagaimana fasilitas tersebut dibuat dan digunakan sesuai dengan
kebutuhan dan fungsinya, sehingga saat digunakan, fasilitas tersebut
akan aman dan tanpa risiko terhadap kesehatan.
2) Hasil penelitian atau hasil tes yang relevan yang diperoleh, pada atau
dalam hubungannya dengan zat kimia dan tentang kondisi yang penting
untuk meyakinkan bahwa bahan tersebut akan aman dan tanpa risiko
bahaya ketika digunakan dengan benar.
Pimpinan dan pekerja harus meyakinkan keselamatan dan kesehatan dari
orang lain yang sedang berada di tempat kerjanya.
a. Setiap pimpinan harus meyakinkan bahwa orang yang bukan karyawan
tidak mendapat risiko terhadap kesehatan dan keselamatan mereka, yang
timbul dari aktifitas kerja karyawan pada saat berada di tempat kerjanya.
b. Setiap karyawan harus meyakinkan bahwa orang yang bukan karyawan
tidak mendapat risiko terhadap kesehatan dan keselamatan mereka, yang
timbul dari aktifitas kerja karyawan pada saat berada di tempat kerjanya.
Orang yang bertanggung jawab terhadap tempat kerja, fasilitas kerja
dan bahan kimia yang digunakan selain karyawan harus memastikan faktor
kesehatan dan keselamatan.
Setiap orang, pada semua tingkatan, wajib mengontrol:
a. Lingkungan luar pabrik yang telah dibuat tersedia bagi karyawan (juga yang
bukan karyawan) sebagai tempat kerja, atau alat akses keluar masuk.
b. Setiap fasilitas hingga bahan kimia di lingkungan luar pabrik yang disediakan
untuk digunakan atau dioperasikan oleh karyawan di tempat kerja (juga
yang bukan karyawan), harus memastikan bahwa lingkungan pabrik, alat
akses keluar masuk atau pabrik atau zat kimia, ada pada kondisi aman dan
tanpa risiko terhadap kesehatan.
3. Karyawan
Para karyawan di tempat kerja harus saling memperhatikan dan bekerja
sama dengan pimpinan. Setiap pekerja ketika di tempat kerja:
a. Harus peduli pada kesehatan dan keselamatan orang di tempat kerjanya
dan yang mungkin terimbas dari tindakan atau kelalaiannya di tempat
kerja.
b. Harus, berdasar pada peraturan yang berlaku tentang kesehatan,
keselamatan dan kesejahteraan yang dikeluarkan oleh pimpinan atau
pihak lain berdasarkan Tindakan K3 atau organisasi perundangan-
undangan kesehatan dan keselamatan kerja, bekerja sama dengan
pimpinan seperlunya untuk memungkinkan agar kebutuhan akan K3
dapat terpenuhi dan dipatuhi.
Semua orang tidak boleh mengganggu atau menyalahgunakan benda-benda
yang disediakan untuk kesehatan, keselamatan dan kesejahteraan kerja.
Seseorang tidak boleh dengan sengaja atau dengan sembrono mengganggu
atau menyalahgunakan apapun yang disediakan yang berhubungan dengan

4
TEKNOLOGI DASAR
OTOMOTIF

MATERI PEMBELAJARAN

kesehatan, keselamatan dan kesejahteraan sesuai dengan Tindakan K3 atau


Undang Undang dari asosiasi Kesehatan dan Keselamatan Kerja.

Kesimpulan
a. Setiap orang yang terlibat dengan pekerjaan memiliki tanggung jawab hukum
untuk meyakinkan bahwa lingkungan kerjanya seaman dan sesehat mungkin.
b. Para pekerja harus menciptakan lingkungan kerja yang aman dan sehat dan
para pekerja harus bekerja dengan sikap aman dan sehat.
c. Para pekerja memiliki hak untuk menuntut adanya patokan yang memadai
bahwa mereka di lingkungan yang aman dan sehat.
d. Semua pihak, baik pekerja maupun pimpinan, yang terlibat dalam K3 harus
memastikan lingkungan kerja yang aman dan sehat dapat diusahakan di bawah
Tindakan Kesehatan dan Keselamatan Kerja.
e. Setiap pekerja harus menjaga kepedulian pada tempat kerja, rekan kerja,
perlengkapan dan fasilitas.
f. Pimpinan dan pekerja dapat dikenakan sangsi terhadap pelanggaran K3, yaitu
akan dikenai hukuman, tergantung pada jenis dan besar kesalahannya.

C. Meramal Bahaya di Tempat Kerja


Setiap hari, ribuan pekerja terlibat dalam kecelakaan yang menyebabkan
sakit, cedera, cedera serius dan permanen bahkan sampai menyebabkan kematian.
Fakta yang menyedihkan adalah banyak dari terjadinya kecelakaan ini seharusnya
dapat dihindari jika saja pekerja, perusahaan memahami bahaya yang timbul atau
bahaya yang ada pada tempat atau lingkungan kerja.
Pencegahan terhadap kecelakaan kerja di industri, perusahaan atau tempat
kerja bukan hanya kepedulian para ahli, pemerhati kesehatan atau pemilik
perusahaan, tetapi setiap individu harus belajar bagaimana bekerja tanpa
melukai diri sendiri atau membahayakan rekan kerjanya atau orang yang berada
dilingkungan sekitar tempat kerja. Usaha kita dalam melaksanakan indikator-
indikator keselamatan dan kesehatan kerja sangat penting untuk mewujudkan
keselamatan dan kesehatan di tempat kerja.
Di dalam KYT (Kiken, Yoshi, Training) dikenal beberapa level potensi bahaya
dan penanganan pengobatanya, antara lain:

Tabel 1.1 Level Potensi Bahaya


Prioritas/ Level Penanganan Pengobatan
1 Korban dibawa ke RS harus di rawat inap 1- 3 hari
(Kehilangan hari kerja 3 hari)
2 Korban dibawa ke RS tapi boleh pulang
(Kehilangan hari kerja 1 hari)
3 Korban hanya perlu P3K/ Klinik
(Tidak kehilangan hari Kerja)
Sumber: PT. Komatsu Undercarriage Indonesia

5
TEKNOLOGI DASAR
OTOMOTIF

MATERI PEMBELAJARAN

Berikut disajikan beberapa contoh potensi bahaya pada beberapa proses kerja di
lapangan sesuai dengan jenis pekerjaanya, sehingga nantinya kita bisa meramal
atau menganalisa kemungkinan-kemungkinan yang terjadi pada area kerja kita:
1. Potensi bahaya pada proses heat treatment
Heat treatment adalah proses pemanasan logam sampai suhu austenisasi (min
7230C) kemudian didinginkan untuk merubah sifat mekanik dari logam sesuai
dengan yang diinginkan tanpa merubah komposisinya. Sifat mekanik tersebut
antara lain kekerasan, keuletan, kekuatan tari, kekuatan tekan, kekuatan impact,
mampu las dan lain sebagainya.

Gambar 1.2 Potensi bahaya pada proses pekerjaan heat treatment


Sumber: PT. Komatsu Undercarriage Indonesia

Tabel 1. 2: Level potensi bahya pada proses heat treatment


No Potensi Bahaya L e v e l /
Prioritas
1 Tidak memakai kacamata 1
2 Tidak menggunakan Masker 3
3 Input produk terlalu ke belakang 2
4 Penumpukan produk di palet terlalu tinggi 2
5 Tidak memakai back support 2
6 Berada persis di depan forklift/ Tidak minggir 1
Sumber: PT. Komatsu Undercarriage Indonesia

2. Potensi Bahaya pada proses shot blast


Shot blast adalah proses teknolgi berupa penembakan material abrasif (steel
shot) menggunakan baling baling pelempar (blast wheel) untuk menghilangkan
material kontaminasi dari permukaan yang berbeda dan juga membentuk profil
kekasaran pada permukaan tersebut. (sumber: PT. Komatsu Undercarriage
Indonesia)

6
TEKNOLOGI DASAR
OTOMOTIF

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 1.3 Potensi bahaya pada proses pekerjaan shot blast


Sumber: PT. Komatsu Undercarriage Indonesia

Tabel 1. 3: Level potensi bahya pada proses shoot blast


No Potensi Bahaya Level/ Prioritas
1 Menahan palet dengan menggunakan kaki 1
2 Tidak menggunakan Masker 2
3 Kejatuhan produk saat meratakan produk 1
4 Meratakan produk tidak menggunakan alat bantu 1
5 Mengoperasikan mesin tidak melihat tombol 2
Sumber: PT. Komatsu Undercarriage Indonesia

3. Potensi Bahaya pada proses magna


Magna adalah proses pemeriksaan keretakan pada komponen menggunakan
larutan MFD yang terdiri dari:
a. Serbuk magna: iron oxide (besi) dan flour
b. Pelarut
c. Air bersih
d. Anti karat
Material yang mengandung magnet (besi) sehingga dapat ditarik oleh medan
magnet masuk ke dalam Crack (celah yang retak) material dan berkumpul
searah medan magnetnya.

Gambar 1. 4a Potensi bahaya pada proses pekerjaan magna


Gambar 1. 4b: Potensi bahaya pada proses Magna
Sumber: PT. Komatsu Undercarriage Indonesia

7
TEKNOLOGI DASAR
OTOMOTIF

MATERI PEMBELAJARAN

Tabel 1.4 Level potensi bahya pada proses magna


No Potensi Bahaya Level/ Prioritas
1 Tidak memakai kacamata 1
2 Posisi tangan memegang hangernya tidak pada 2
posisi handle
3 Memakai APD tidak benar 3
4 Meratakan produk dengan tangan 1
5 Berdiri di atas conveyor 2
6 Pegangan menggunakan produk 2
7 Tidak memakai back suport 2
Sumber: PT. Komatsu Undercarriage Indonesia

4. Potensi Bahaya pada proses IQT link


IQT (induction Quenching Tampering) adalah proses pemanasan dengan cara
di induksi sampe mencapai suhu tertentu bapada bagian tertentu sehingga
diperoleh kekerasan material pada bagian tersebut sesuai dengan yang
diharapkan.

Gambar 1.5 Potensi bahaya pada proses pekerjaan IQT link


Sumber: PT. Komatsu Undercarriage Indonesia

Tabel 1. 5: Level potensi bahya pada proses IQT link


No Potensi Bahaya Level/ Prioritas
1 Tidak memakai back suport 2
2 Posisi tangan meratakan produk tanpa alat bantu 1
3 Tidak memakai Masker 3
4 Tangan memegang shuter 2
Sumber: PT. Komatsu Undercarriage Indonesia

8
TEKNOLOGI DASAR
OTOMOTIF

MATERI PEMBELAJARAN

5. Potensi Bahaya pada proses shot blast assy plant

Gambar 1.6 Potensi bahaya pada proses pekerjaan shot blast assy
Sumber: PT. Komatsu Undercarriage Indonesia

Tabel 1.6 Level potensi bahya pada proses shot blast assy plant
No Potensi Bahaya Level/ Prioritas
1 Tidak memakai Masker 2
2 Tidak memakai kacamata 1
Posisi tangan memegang hangernya tidak pada posisi 2
3
handlenya
Posisi tangan memegang hangernya tidak pada posisi 2
4
handle-nya
5 Ada material di lantai (operator ke”sandung”) 2
6 Palet miring 3
7 Palet keluar dari line 3
Sumber: PT. Komatsu Undercarriage Indonesia

6. Potensi Bahaya pada proses GCQT (Gas Carburizing Quenching Tempering) assy
plant
Adalah proses penambahan carbon pada material untuk mendapatkan
kekerasan yang diinginkan

Gambar 1.7 Potensi bahaya pada proses pekerjaan GCQT (assy plant)
Sumber: PT. Komatsu Undercarriage Indonesia

9
TEKNOLOGI DASAR
OTOMOTIF

MATERI PEMBELAJARAN

Tabel 1.7 Level potensi bahya pada proses GCQT


No Potensi Bahaya Level/ Prioritas
1 Operator mengobrol 2
2 Tidak memakai kacamata 1
3 Tidak memakai Masker 3
4 Ada majun tidak pada tempatnya 3
5 Operator tidak fokus 1
6 Gear rantai tidak ada covernya 1
7 Transfer conveyor tidak ada stopernya 1
Sumber: PT. Komatsu Undercarriage Indonesia

7. Potensi Bahaya pada proses WSQT (Water spray Quencing) assy plant
Adalah proses pendinginan dengan cara disemprotkan air. Inti dari proses
Quenching yaitu Pemanasan sampai temperatur Austenite (723oC–1250oC)
diikuti dengan pendinginan yang cepat pada medium air atau oli sehingga
di dapat struktur baja martensite. Dengan tujuan meningkatkan kekerasan
material agar tahan aus dan mendapatkan struktur martensit yang keras.

Gambar 1.8 Potensi bahaya pada proses pekerjaan WSQT (assy plant)
Sumber: PT. Komatsu Undercarriage Indonesia

Tabel 1.8 Level potensi bahya pada proses WSQT


No Potensi Bahaya Level/ Prioritas
1 Operator mengobrol 2
2 Tidak memakai kacamata 1
3 Tidak memakai Masker 2
4 Posisi tangan memegang hangernya tidak pada 2
posisi handlenya
5 Palet melewati line 3
6 Palet tinggi over kapasitas 1
7 Operator tidak fokus 1
8 Memakai APD tidak benar 2
Sumber: PT. Komatsu Undercarriage Indonesia

10
TEKNOLOGI DASAR
OTOMOTIF

MATERI PEMBELAJARAN

8. Potensi Bahaya pada proses IQT Assy

Gambar 1.9 Potensi bahaya pada proses pekerjaan IQT Assy


Sumber: PT. Komatsu Undercarriage Indonesia

Tabel 1.9 Level potensi bahya pada proses IQT


No Potensi Bahaya Level/ Prioritas
1 Tidak menggunakan sarung tangan 2
2 Tidak memakai kacamata 1
3 Tidak memakai Masker 3
4 Tali Helmet tidak terpasang dengan benar 2
5 Rantai crane posisi miring 1
6 Tidak menggunakan Masker 3
7 Pandangan tidak fokus 2
8 Dikerjakan 2 orang 2
Sumber: PT. Komatsu Undercarriage Indonesia

Pentingnya mengenali terhadap dugaan bahaya yang ada pada area kerja
dapat mengurangai terjadinya kecelakaan kerja, jika terjadi kecelakaan kerja
dapat mengakibatkan kerugian pada setiap orang. Jika kita mengalami kecelakaan
kerja kita dapat menderita:
1. Sakit dan ketidaknyamanan
2. Kemungkinan berkurangnya pendapatan.
3. Terkucilkan dalam banyak hal, di tempat bekerja, olah raga dan aktifitas sosial
lainnya.
Oleh karena itu, perlunya pencegahan terhadap terjadinya kecelakaan kerja
pada perusahaan atau tempat kerja yang kita miliki sehingga dapat meminimalisir
kecelakaan kerja, Kecelakaan kerja merupakan masalah yang serius bagi
masyarakat. Setiap tahun ratusan dari ribuan orang tidak dapat bekerja sedikitnya
satu hari dan hampir jutaan jam kerja hilang. Itulah mengapa pemerintah dan
organisasi keselamatan melakukan penelitian pada penyebab kecelakaan dan
mengenalkan praktik kerja yang aman.
Beberapa temuan dari hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan:
1. Pekerja-pekerja muda dan orang yang baru dalam pekerjaannya lebih
cenderung akan mengalami kecelakan.

11
TEKNOLOGI DASAR
OTOMOTIF

MATERI PEMBELAJARAN

2. Pada beberapa industri yang tidak mematuhi peraturan-peraturan keselamatan,


kemungkinan terjadinya kecelakaan lebih tinggi dibandingkan dengan industri
yang mematuhi peraturan–peraturan keselamatan.
Ada beberapa penyebab yang sering terjadi pada kecelakaan kerja yang harus
kita ketahui sehingga dengan kita mengetahui penyebab terjadinya kecelakaan
dapat membantu dalam merencanakan bagaimana untuk mencegah terjadinya
kecelakaan yang sama. Ada dua penyebab terjadinya kecelakaan:
1. Tindakan yang tidak aman
Seseorang yang terluka tidak selalu menjadi penyebab kecelakaan. Namun,
kecelakaan disebabkan oleh orang yang gagal bertindak dengan aman, atau
memperbaiki kondisi tidak aman. Beberapa contoh tentang tindakan tidak
aman:
a. Menggunakan peralatan tanpa mempunyai pelatihan yang sesuai tentang
cara penggunaannya.
b. Menggunakan alat atau perlengkapan dengan cara yang salah.
c. Salah menggunakan peralatan pelindung pribadi, seperti goggle, ketika
dibutuhkan.
d. BercAnda dan bermain.
e. Terburu–buru dan mengambil jalan pintas yang berbahaya melalui
bengkel.
f. Mengganggu pekerjaan orang lain, atau membiarkan diri Anda terganggu.
2. Kondisi yang tidak aman
Seseorang mengalami kecelakaan kerja dapat terjadi karena kondisi yang tidak
aman, beberapa contoh kondisi yang tidak aman:
a. Lantai yang licin;
b. Penerangan yang kurang;
c. Tempat kerja yang tidak rapi, atau berdebu;
d. Hand tool yang rusak;
e. Mesin yang tanpa pengaman;
f. Material yang ditumpuk dengan kurang baik;
g. Kurangnya instruksi dalam metoda keselamatan di tempat kerja; dan
h. Kurangnya pelatihan dll.

D. Alat Pelindung diri (APD)


Alat pelindung diri untuk pekerja atau biasa disebut Personal Protective Equipment
(PPE) adalah bagian yang sangat efektif dan sangat penting dari program
pencegahan terhadap kecelakaan kerja. Peralatan pelindung dapat mencegah
atau mengurangi berbagai potensi cidera dan sakit. Kita harus mengetahui,
bahwa PPE harus diandalkan hanya jika kita tidak mampu menghilangkan atau
mengatasi penyebab bahaya yang terjadi. Menghilangkan potensi bahaya harus
selalu menjadi target utama kita dalam mencegah terjadinya kecelakaan, Berikut
beberapa Alat Pelindung diri:
1. Topi Keras (Hard hat)
Dibutuhkan oleh semua pekerja yang memasuki daerah konstruksi yang
masih dalam pengawasan kontraktor.

12
TEKNOLOGI DASAR
OTOMOTIF

MATERI PEMBELAJARAN

Dibutuhkan pada tempat yang diawasi ketika pekerja konstruksi dan


pemeliharaan sedang bekerja pada ketinggian.
Dibutuhkan untuk para pekerja konstruksi atau pemeliharaan yang
berpotensi mendapatkan cidera pada bagian kepala.
2. Helm Safety (Safety Helmet)
Helm Safety dan perlengkapan peralatan pelindung harus selalu digunakan di
tempat kerja selama jam kerja yang ditentukan.

Gambar 1.10 Safety Helmet


Sumber: PT. Komatsu Undercarriage Indonesia

3. Pelindung mata
Kacamata Safety industri adalah standar minimal yang dibutuhkan oleh
semua pekerja, kecuali sedang berada dalam lingkungan kantor dimana tidak
diperlukan peralatan pelindung (tergantung peraturan perusahaan).
Kacamata Safety dengan pelindung sisi dipakai untuk pekerjaan chipping,
dry grinding, bekerja dengan hembusan udara bertekanan, dan/ atau kerja yang
menghasilkan terpapar potensi bahaya selain dari depan.
Pelindung wajah dibutuhkan untuk tempat kerja yang berpotensi terkena
percikan bahan kimia berbahaya atau potensi bahaya lain terhadap wajah dan
mata.
Google dapat menggantikan face shield atau Safety glasses dengan
pelindung sisi pada sitiasi dimana dapat berakibat bahaya langsung ke mata
saja.
Kacamata berwarna mengurangi cahaya yang masuk melewati lensa.
Pekerjaan yang memerlukan perlindungan dari cahaya yang berlebihan
(seperti pengelasan, pembakaran, penuangan logam) mengharuskan pekerja
mengenakan kacamata berwarna yang diakui. Kacamata berwarna hanya
dikenakan bila diperlukan dan diijinkan.
Pelindung mata harus dikenakan ketika bekerja atau di dekat daerah:
a. Pengelasan;
b. Menatah/ menyerpih baja;
c. Menggerinda beton;
d. Pengeboran; dan
e. Meniup dengan udara bertekanan.
Kacamata Safety atau goggle harus selalu digunakan sebelum memulai
salah satu pekerjaan di atas. Ingat, kerusakan mata adalah permanen. Kacamata
cocok digunakan pada tempat dimana terdapat partikel yang beterbangan.
Sangat dianjurkan untuk memakai google yang pas dan aman.

13
TEKNOLOGI DASAR
OTOMOTIF

MATERI PEMBELAJARAN

4. Pelindung kaki
Pelindung keseluruhan kaki atau pelindung tulang kaki selain sepatu Safety
diperlukan untuk pekerjaan yang berisiko tinggi terhadap kecelakaan kaki dan/
atau pekerja yang berulang-ulang bekerja mengangkat potongan bagian yang
berat. Normalnya, pekerja harus menggunakan sepatu yang menutupi seluruh
kaki dan memiliki pelindung benturan, terutama di sekitar jari-jari kaki.
Semua sepatu yang dipakai harus berkonstruksi kokoh dengan sol tahan
tembus dan anti slip, untuk memberikan tingkat pelindung minimum. Sepatu
yang cocok harus terbuat dari kulit atau bahan sintetik yang kuat. Kain kanvas
atau bahan vinyl yang ringan tidak diperbolehkan digunakan di lingkungan
Workshop. Sepatu harus melindungi seluruh kaki, sepatu dengan jari kaki
terbuka atau tumit yang tinggi tidak diperbolehkan. Sepatu tennis atau jogging
juga tidak diperbolehkan.

Gambar 1.11 Safety shoes


Sumber: PT. Komatsu Undercarriage Indonesia

5. Pelindung pendengaran
Pada pekerjaan yang bising, semua pekerja dianjurkan untuk memakai
pelindung pendengaran bila bekerja pada level suara maksimum 85 dB selama
8 jam sehari. Selain pada tempat yang semestinya, pelindung telinga juga harus
ditempatkan di semua tempat kerja. Sebaiknya suara bising yang berlebihan
dihilangkan dari sumbernya dengan rancangan teknik yang tepat. Namun hal ini
tidak selalu memungkinkan. Berada terlalu lama pada tempat dengan tingkat
kebisingan tinggi dapat merusak pendengaran. Jika Anda perlu untuk berteriak
agar didengar, dan terlalu bising. Anda harus mengenakan pelindung telinga.
ear muff dan ear plug yang sesuai harus selalu tersedia dan digunakan.
Ada beberapa kendala yang harus diiperhatikan dalam pemakaian ear muff dan
ear plug. Sebagai contoh:
a. Harus selalu terpasang dengan tepat untuk memberikan perlindungan
penuh.
b. Tidak semua pelindung cocok untuk semua orang, sehingga perlu untuk
menyediakan berbagai macam jenis dan ukuran.
c. Pelindung telinga dapat rusak/ kotor, sehinga harus selalu dibersihkan dan diperiksa
secara berkala.
Pengawasan harus ditingkatkan untuk memastikan setiap pekerja mematuhi
penggunaan pelindung telinga, dan tanda di pintu masuk tidak cukup, harus
selalu dijalankan.

14
TEKNOLOGI DASAR
OTOMOTIF

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 1.12 ear plug


Sumber: PT. Komatsu Undercarriage Indonesia

6. Pelindung tangan
Pelindung tangan harus disediakan ketika diperlukan untuk mencegah cidera.
Pelindung yang tepat untuk pekerjaan khusus tergantung pada jenis pekerjaan
tersebut dan adanya potensi bahaya.
Penggunaan pelindung tangan tidak diperbolehkan jika bekerja di sekitar
atau di dekat peralatan yang bergerak átau kemungkinan terjadinya bahaya
terjerat. Hanya jika peralatan yang bergerak atau potensi bahaya terjerat telah
dilindungi dengan baik, pelindung tangan boleh digunakan.
7. Sarung tangan
Sarung tangan yang tepat perlu digunakan ketika menangani bahan yang kasar,
seperti kayu dan beton.
8. Pelindung rambut
Pelindung rambut (jaring atau topi) harus digunakan jika penggunaannya
diperlukan untuk mencegah potensi terjadinya cidera.
Pelindung yang tepat untuk pekerjaan tertentu tergantung dari jenis pekerjaan
dan adanya potensi bahaya.
Ada dua faktor yang harus dipertimbangkan dalam menentukan kapan memakai
pelindung rambut:
a. Panjang rambut
Rambut yang panjang memberikan potensi bahaya yang jelas jika bekerja
di dekat peralatan yang berputar dan pelindung harus digunakan.
b. Jarak dengan potensi bahaya
Seberapa dekat pekerja dengan potensi bahaya benda yang berputar harus
dipertimbangkan. Jika pekerja dengan rambut agak panjang dan panjang
bekerja di dekat benda berputar yang tidak terlindungi, pelindung rambut
diperlukan.
9. Pelindung tubuh
Pelindung tubuh, termasuk apron karet, pakaian tahan asam, sepatu boot karet,
sarung tangan dan peralatan pelindung lainnya dibutuhkan ketika diperlukan
untuk mencegah cidera yang dapat disebabkan oleh terpapar bahan yang
berbahaya
10. Pakaian
Pakaian kerja yang cocok dan aman harus selalu digunakan setiap saat pada
tempat kerja. Pakaian harus tetap dalam keadaan bersih dan rapi. Pakaian

15
TEKNOLOGI DASAR
OTOMOTIF

MATERI PEMBELAJARAN

longgar atau robek adalah potensi bahaya dan tidak boleh dipakai. Hindari
pakaian lengan panjang yang dibuka dan berdasi.
11. Cincin
Pemakaian cincin adalah tindakan yang tidak aman pada tempat kerja.
Kecelakaan dan cidera yang disebabkan oleh cincin jarang terjadi tetapi jika
terjadi, biasanya sangat serius.
Untuk mencegah terjadinya luka serius tersebut:
a. Pemakaian cincin harus dilarang jika bekerja di luar kantor.
b. Sekurang-kurangnya, cincin harus dilepas untuk menghindari cidera yang
serius.
12. Safety belt/ Harness
Dimana diharuskan untuk bekerja di luar area dengan pengangan tangga
(handrail) atau yang mengharuskan untuk membuka pagar pengaman atau
penghalang, Safety Harness yang dialui harus digunakan, disangkutkan
dengan benar pada tali penyandang atau inertial reel line. Safety belt/
Harness harus digunakan ketika ketinggian tempat bekerja di atas 2 meter
dan peralatan keamanan lain, seperti pagar pengaman atau penghalang tidak
berada di tempatnya.
13. Respirator (Half Mask) dan respirators khusus
Alat pernafasan adalah Masker yang terbuat dari karet yang didesain agar
pas pada hidung dan mulut pemakai. Masker tersebut tersedia dalam satu
atau dua elemen filter. Penggunaan Masker yang baik sangat penting untuk
melindungi dari debu, asap dan bahan kimia. Berikut ini hal-hal yang perlu
diperhatikan:
a. Masker sebaiknya selalu dalam kondisi baru;
b. Bersihkan Masker setelah dipakai;
c. Simpan Masker dalam kantong plastik yang tertutup;
d. Periksa apakah filter catridge yang benar berada di tempatnya;
e. Diharuskan menyekat dengan sempurna antara pelindung dan permukaan
kulit pemakainya; dan
f. Alat perlindungan pernapasan tidak dibuat untuk dipasang di sekitar
rambut wajah (jenggot). Masker tidak membungkus/ menutup kulit yang
ditumbuhi bulu.
Alat pernapasan sebaiknya tidak dipakai sebagai perlindungan terhadap
potensi bahaya pada situasi berikut:
a. Terdapat kontaminan yang sangat beracun, konsentrasi tak diketahui,
atau melewati level aman.
b. Dalam ruang terbatas atau dimana terdapat kekurangan oksigen (volume
di bawah 17%).
14. Pemilihan alat pernapasan
Untuk alasan kebersihan, alat pernapasan TIDAK BOLEH digunakan untuk
beberapa orang. Kenali pekerjaan yang membutuhkan pelindung utama

16
TEKNOLOGI DASAR
OTOMOTIF

MATERI PEMBELAJARAN

pernapasan. Pilih Masker yang paling tepat untuk pekerjaan tersebut dan
pemakaian Masker setelah melalui pelatihan, instruksi dan pemeliharaan
yang benar kepada orang yang akan memakainya. Setelah Masker digunakan
sebaiknya dibersihkan dan disimpan dalam bungkus tas plastik.
15. Perawatan alat pernapasan
Alat pernapasan dibutuhkan sedikit perawatan jika setelah pemakaian
dibersihkan dan diperiksa dengan baik.

E. Tanda bahaya/ Tanda Peringatan Safety


Mengetahui atau memahami potensi bahaya adalah bagian terpenting untuk
mencegah terjadinya kecelakaan di tempat kerja. Tanda peringatan Safety
digunakan di seluruh tempat kerja untuk mengingatkan para pekerja terhadap
tindakan kerja yang aman. Hazard adalah kondisi yang dapat menyebabkan
terjadinya cidera atau kerusakan dan dapat dibagi menjadi enam bagian:
1. Bentuk fisik
Suara bising, getaran, pencahayaan, listrik, panas dan dingin, debu, api atau
ledakan, pengaman mesin, daerah kerja.
2. Kimiawi
Gas, debu, asap, uap, cairan.
3. Ergonomic
Rancangan perkakas, rancangan peralatan, rancangan pekerjaan, rancangan
tempat kerja, pengaman manual.
4. Radiasi
Gelombang mikro, infra merah, ultra-violet, laser and sinar x, sinar gamma.
5. Psikologis
Shift kerja, beban kerja, berhadapan dengan masyarakat, gangguan, diskriminasi,
ancaman bahaya, suara bising yang rendah tetapi konstan.
6. Biologis
Penyakit menular, bakteri dan virus dll.
Untuk pencegahan dari sumber bahaya ini tanda peringatan Safety digunakan
pada tempat kerja untuk mengetahui jenis bahayanya.
Contoh tanda bahaya yang mungkin terdapat pada tempat kerja.

17
TEKNOLOGI DASAR
OTOMOTIF

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 1.13 Tanda bahaya/ peringatan


Sumber: PPPPTK-BMTI Bandung

18
TEKNOLOGI DASAR
OTOMOTIF

MATERI PEMBELAJARAN

F. Mengangkat dan Membawa Benda


Pada saat kita melakukan pekerjaan pengangkatan dan membawa benda
secara manual dapat mengakibatkan cidera otot, kejatuhan benda yang diangkat
dan dapat mengakibatkan kecelakaan kerja. Jika sering melakukannya dengan
cara yang salah, maka dapat mengakibatkan cidera pada otot belakang. Cidera ini
biasanya diderita untuk waktu yang cukup lama.
Untuk menghindari cidera dari pengangkatan dan membawa benda:
a. Gunakan alat bantu yang cocok jika diperlukan;
b. Gunakan alat pelindung yang sesuai; dan
c. Pelajari cara yang benar untuk membawa dan mengangkat.
Pada saat membawa benda ataupun bekerja pada ketinggian sebaiknya
periksa terlebih dahulu untuk memastikan apakah ada kemungkinan jatuh di
tempat kerja dan jika kemungkinan itu ada, apa yang harus dilakukan tentang hal
tersebut. Jika ada kemungkinan jatuh, beberapa langkah harus dilakukan untuk
menghilangkan kemungkinan tersebut atau jika tidak bisa dilakukan, kurangi
risiko jatuhnya. Jika menghilangkan risiko terjadinya jatuh tidak bisa dilakukan,
maka kita minimal harus memperkirakan besarnya risiko tersebut. Pada umumnya,
lebih baik memproteksi tempat kerja dari risiko bahaya sehingga tidak tergantung
kepada keahlian pekerja atau lebih mengarahkan mereka. Sebagai contoh, pada
kebanyakan situasi, lebih baik membuat penghalang dibandingkan menggunakan
Harness dan pengait untuk mencegah jatuh.

19
TEKNOLOGI DASAR
OTOMOTIF

CAKRAWALA

Bayangkan jika kita bekerja pada sebuah perusahaan peleburan baja yang
suhunya mencapai lebih dari 1250oC, dimana besi yang keras saja bisa mendidih,
apalagi jika terkena tubuh kita., maka dari itu, sangatlah penting menggunakan
APD yang tepat serta mengikuti prosedur-prosedur keselamatan agar tidak terjadi
kecelakaan kerja sehingga keselamatan pekerja dapat terjaga dengan baik.

JELAJAH INTERNET

Untuk menambah pengetahuan kita tentang betapa pentingnya keselamatan


kerja, maka kita bisa menambah referensi menggunakan smartphone yang kita
miliki melalui internet salah satunya di
https:/ / www. safetysign. co. id/ news/ 387/ Keselamatan-Mengoperasikan-
Alat-Berat-Ini-yang-Harus-Dipahami-Operator. Untuk mendapatkan informasi
yang lebih banyak lagi silahkan gunakan smartphone kalian untuk mencari
referensi yang lain.

RANGKUMAN

1. Ruang Lingkup Keselamatan dan Kesehatan Kerja meliputi:


a. Keselamatan dan Kesehatan Pekerja
b. Leader atau Pimpinan Tempat Kerja/ Workshop/ Perusahaan
c. Karyawan
2. Potensi bahaya pada beberapa tempat kerja
a. Potensi bahaya pada proses heat treatment
b. Potensi Bahaya pada proses shot blast
c. Potensi Bahaya pada proses magna
d. Potensi Bahaya pada proses IQT link
e. Potensi Bahaya pada proses shot blast assy plant

20
TEKNOLOGI DASAR
OTOMOTIF

RANGKUMAN

f. Potensi Bahaya pada proses GCQT (Gas Carburizing Quenching


Tempering) assy plant
g. Potensi Bahaya pada proses WSQT (Water spray Quencing) assy plant
h. Potensi Bahaya pada proses IQT Assy
3. Ada dua penyebab terjadinya kecelakaan:
a. Tindakan yang tidak aman
b. Kondisi yang tidak aman
4. Beberapa Alat Pelindung Diri (APD):
a. Topi keras
b. Helmet
c. Pelindung mata
d. Pelindung kaki
e. Pelindung pendengaran
f. Pelindung tangan
g. Sarung tangan
h. Pelindung rambut
i. Pelindung tubuh
j. Pakaian
k. Respirator
5. Hazard adalah kondisi yang dapat menyebabkan terjadinya cidera atau
kerusakan dan dapat dibagi menjadi enam bagian:
a. Bentuk fisik
b. Kimiawi
c. Ergonomic
d. Radiasi
e. Psikologi
f. Biologis
6. Untuk menghindari cidera dari pengangkatan dan membawa benda:
a. Gunakan alat bantu yang cocok jika diperlukan.
b. Gunakan alat pelindung yang sesuai.
c. Pelajari cara yang benar untuk membawa dan mengangkat

TUGAS MANDIRI

Di rumah, kita memiliki bermacam peralatan rumah tangga, baik peralatan


listrik peralatan elektronik dan lainnya. amatilah peralatan-peralatan tersebut.
Tugas kalaian adalah menuliskan nama alat yang kalian amati, serta tuliskan
potensi bahaya yang mungkin muncul dan juga tuliskan levelnya, kerjakan pada
buku tugas dan kumpulkan pada guru/ instruktur yang mengampu

21
TEKNOLOGI DASAR
OTOMOTIF

REFLEKSI

Setelah mempelajari bab keselamatan dan kesehatan kerja, seharusnya kita


sudah bisa memahami tentang keselamatan kerja, dari semua materi keselamatan
kerja yang telah disampaikan, menurut Anda materi bagian manakah yang sulit
untuk dipahami? Jika masih ada materi yang sulit dipahami, maka diskusikan
kembali dengan teman atapun dengan guru/ instrukturnya. Sampaikan juga
kekurangan atau kelebihan pada pembahasan bab keselamatan dan kesehatan
kerja ini.

22

Anda mungkin juga menyukai