Anda di halaman 1dari 62

PERATURAN PERUNDANGAN

TERKAIT KESELAMATAN KONSTRUKSI


Disampaikan oleh:
Direktorat Keberlanjutan Konstruksi

Dalam acara:
Bimbingan Teknis Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi

Direktorat Jenderal Bina Konstruksi


Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
TUJUAN PENGAJARAN

Tujuan Umum
Mampu menjelaskan peraturan
perundangan dan persyaratan lainnya
terkait pelaksanaan Keselamatan
Konstruksi.

Tujuan Khusus:
• Mampu menjalankan peraturan
perundangan dan persyaratan
lainnya terkait Keselamatan
Konstruksi dengan baik.
• Mampu menerapkan Standar dan
Peraturan Perundang-undangan
dalam tahap perencanaan RKK

2
OUTLINE 01 Undang-Undang

Peraturan Pemerintah dan Peraturan


02
Presiden

Peraturan Menteri dan Peraturan Lembaga


03
Keputusan Menteri dan Instruksi Menteri

04 Surat Edaran Menteri

05 Standar
01 Undang-Undang
UNDANG-UNDANG

a. Undang-Undang No. 28/2002 Tentang Bangunan Gedung


b. Undang-Undang No. 13/2003 Tentang Ketenagakerjaan
c. Undang-Undang No. 36/2009 Tentang Kesehatan
d. Undang-Undang No. 24/2011 Tentang Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial
e. Undang-Undang No. 02/2017 Tentang Jasa Konstruksi
f. Undang-Undang No. 11/2020 Tentang Cipta Kerja
UU No. 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung

KETENTUAN UMUM

“Mengatur tentang kehandalan, keselamatan dan


kesehatan serta kenyamanan gedung”

PELAKSANAAN TEKNIS K3

a. Kewajiban di bidang penanggulangan kebakaran


b. Kewajiban pemasangan sistem proteksi pasif & aktif
c. Kelengkapan sarana evakuasi dan daerah aman
d. Kelengkapan sarana pengolahan limbah
e. Kelengkapan sarana kenyamanan gedung
UU No. 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung
Persyaratan Ayat 1
Keandalan Pasal 17
Persyaratan keselamatan bangunan gedung meliputi
Bangunan Gedung persyaratan kemampuan bangunan gedung untuk
mendukung beban muatan, serta kemampuan
Bagian Keempat bangunan gedung dalam mencegah dan
menanggulangi bahaya kebakaran dan bahaya petir.

Paragraf 2
Persyaratan
keselamatan Pasal 18 Persyaratan kemampuan bangunan gedung untuk
mendukung beban muatan

Pasal
2 Pasal 19 Pengamanan terhadap bahaya kebakaran

Bangunan Gedung dieselenggarakan


berlandaskan asas kemanfaatan,
keselamatan, keseimbangan, serta
keserasian bangunan gedung Pasal 20 Pengamanan terhadap bahaya petir
dengan lingkungannya
UU No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan

Pasal 86

Pekerja/buruh mempunyai hak untuk


memperoleh perlindungan atas
keselamatan dan kesehatan kerja.

Pasal 87
Setiap perusahaan wajib menerapkan
sistem manajemen keselamatan dan
kesehatan kerja (SMK3) yang terintegrasi
dengan sistem manajemen perusahaan.
UU No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
BAB XII KESEHATAN KERJA
Pasal 164

Upaya kesehatan kerja ditujukan untuk Pemerintah menetapkan standar


melindungi pekerja agar hidup sehat dan 5 kesehatan kerja.
1
terbebas dari gangguan kesehatan serta pengaruh
buruk yang diakibatkan oleh pekerjaan. Pengelola tempat kerja wajib menaati
standar kesehatan kerja dan menjamin
6 lingkungan kerja yang sehat serta
Upaya kesehatan kerja meliputi pekerja di sektor
2 formal dan informal. bertanggung jawab atas terjadinya
kecelakaan kerja.

Upaya kesehatan kerja berlaku bagi setiap orang Pengelola tempat kerja wajib bertanggung
3 selain pekerja yang berada di lingkungan tempat 7 jawab atas kecelakaan kerja yang terjadi di
kerja. lingkungan kerja sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Upaya kesehatan kerja berlaku juga bagi
kesehatan pada lingkungan tentara nasional
4
Indonesia baik darat, laut, maupun udara serta
kepolisian Republik Indonesia.
UU No. 24 Tahun 2011 Tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

Pasal 3
BPJS bertujuan untuk mewujudkan
terselenggaranya pemberian
jaminan terpenuhinya kebutuhan
dasar hidup yang layak bagi setiap
Peserta dan/atau anggota
Pasal 14
keluarganya.
Setiap orang, termasuk orang asing
yang bekerja paling singkat 6
(enam) bulan di Indonesia, wajib
menjadi Peserta program Jaminan
Sosial.

10
UU No. 2 Tahun 2017 Tentang Jasa Konstruksi
Standar Keamanan, Keselamatan, Kesehatan, dan Keberlanjutan (K4)
Dalam menyusun Standar K4 untuk Setiap penyelenggaraan Jasa Konstruksi, Pengguna Jasa
setiap produk Jasa Konstruksi, menteri dan Penyedia Jasa wajib memenuhi standar K4
teknis terkait memperhatikan kondisi
geografis yang rawan gempa dan
kenyamanan lingkungan terbangun
Ayat Pengesahan atau persetujuan atas:
a. hasil pengkajian, perencanaan, dan/atau
1 perancangan;
b. rencana teknis proses pembangunan,
pemeliharaan, pembongkaran, dan/atau
Ayat Ayat pembangunan kembali;
c. pelaksanaan suatu proses pembangunan,
5 2
Pasal pemeliharaan, pembongkaran, dan/atau
pembangunan kembali;

59 d. penggunaan material, peralatan dan/atau


teknologi; dan/atau,
e. hasil layanan Jasa Konstruksi

Standar K4 paling sedikit meliputi:


Ayat Ayat a. mutu bahan;
4 3 b. mutu peralatan;
c. K3;
d. prosedur pelaksanaan Jasa Konstruksi;
Standar K4 setiap produk Jasa Konstruksi e. mutu hasil pelasanaan jasa konstruksi;
diatur oleh menteri teknis terkait sesuai f. operasional dan pemeliharaan;
dengan kewenangannya g. perlindungan sosial tenaga kerja;
h. pengelolaan lingkungan hidup
UU No. 2 Tahun 2017 Tentang Jasa Konstruksi

Pengawasan Sanksi

Pasal 80 Pasal 96
Pemerintah Pusat dan/atau Pemerintah Daerah sesuai Setiap Penyedia Jasa dan/atau Pengguna Jasa yang tidak
dengan kewenangannya melakukan pengawasan terhadap memenuhi Standar Keamanan, Keselamatan, Kesehatan,
penyelenggaraan Jasa Konstruksi meliputi: dan Keberlanjutan dalam penyelenggaraan Jasa Konstruksi
• tertib penyelenggaraan Jasa Konstruksi; sebagaimana dimaksud dalam Pasal 59 ayat (1) dikenai
• tertib usaha dan perizinan tata bangunan sesuai dengan sanksi administratif berupa:
ketentuan peraturan perundangan-undangan; dan • peringatan tertulis;
• tertib pemanfaatan dan kinerja Penyedia Jasa dalam • denda administratif;
menyelenggarakan Jasa Konstruksi. • penghentian sementara kegiatan layanan Jasa Konstruksi;
• pencantuman dalam daftar hitam;
• pembekuan izin; dan/atau pencabutan izin.
UU No. 11 Tahun 2020 Tentang Cipta Kerja

Pasal 59 ayat (1)


Dalam setiap penyelenggaraan Jasa
Konstruksi, Pengguna Jasa dan
Penyedia Jasa wajib memenuhi
Standar Keamanan, Keselamatan,
Kesehatan, dan Keberlanjutan.
Pasal 59 ayat (2)
Ketentuan lebih lanjut mengenai
penyelenggaraan Jasa Konstruksi, Pengguna
Jasa, dan Penyedia Jasa wajib memenuhi
standar Keamanan, Keselamatan,
Kesehatan, dan Keberlanjutan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diatur dalam
Peraturan Pemerintah.

13
Peraturan Pemerintah dan
02 Peraturan Presiden
Peraturan Pemerintah dan Peraturan Presiden

a. PP No. 44/2015 Tentang Penyelenggaraan Jaminan Kecelakaan Kerja dan


Jaminan Kematian

b. PP No. 88/2019 Tentang Kesehatan Kerja

c. PP No. 14 Tahun 2021 Tentang Perubahan PP No. 22 Tahun 2020 Tentang


Peraturan Pelaksanaan UU No. 2 Tahun 2017 Tentang Jasa Konstruksi

d. Perpres 12 Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perpres No 16 Tahun


2018 Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
PP No. 44/2015 Tentang Penyelenggaraan Jaminan Kecelakaan Kerja
dan Jaminan Kematian
Ayat 1
Jaminan Kecelakaan Kerja yang selanjutnya disingkat JKK adalah manfaat berupa
uang tunai dan/atau pelayanan kesehatan yang diberikan pada saat peserta
mengalami kecelakaan kerja atau penyakit yang disebabkan oleh lingkungan kerja.
Pasal 1
Ayat 6
Kecelakaan Kerja adalah kecelakaan yang terjadi dalam hubungan kerja, termasuk
kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan dari rumah menuju tempat kerja atau
sebaliknya dan penyakit yang disebabkan oleh lingkungan kerja.

Ayat 1
Pasal 4 Setiap Pemberi Kerja selain penyelenggara negara wajib mendaftarkan dirinya dan
Pekerjanya sebagai Peserta dalam program JKK dan JKM kepada BPJS
Ketenagakerjaan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Dukungan dari Kementerian PUPR
PP No. 88 Tahun 2019 Tentang Kesehatan Kerja
Kesehatan Kerja adalah upaya yang ditujukan untuk melindungi setiap orang yang berada di Tempat Kerja agar
hidup sehat dan terbebas dari gangguan kesehatan serta pengaruh buruk yang diakibatkan dari pekerjaan.

MEMULIHKAN
MENANGANI setelah penanganan
MENINGKATKAN Jika terjadi gangguan gangguan kesehatan
MENCEGAH kesehatan atau pengaruh dilakukan,
Selama pekerjaan
buruk yang diakibatkan oleh selanjutnya kita
Sebelum pelaksanaan pekerjaan, kita wajib berlangsung, kita
pekerjaan, maka kita wajib wajib memulihkan
mencegah gangguan kesehatan dan pengaruh wajib meningkatkan
melakukan pertolongan kondisi pekerja baik
buruk akibat pekerjaan dengan cara pengetahuan,
pertama pada cedera dan pemulihan medis
mengidentifikasi dan mengendalikan potensi budaya hidup bersih
sakit, melakukan diagnosis maupun pemulihan
bahaya kesehatan, memenuhi persyaratan dan sehat, budaya
dan tata laksana penyakit; pekerjaannya.
kesehatan, melindungi kesehatan reproduksi, K3, penerapan gizi
kerja, peningkatan serta menangani kasus
memeriksa kesehatan secara berkala, menilai kegawatdaruratan medik
kelaikan bekerja, memberi imunisasi, melakukan kesehatan fisik dan
mental dan/atau rujukan.
kewaspadaan standar, dan surveilans kesehatan
kerja sesuai dengan lingkup pekerjaan masing-
masing pekerja di lapangan.
PP No. 14 Tahun 2021 Tentang Perubahan PP No. 22 Tahun 2020
Standar Keamanan, Keselamatan, Kesehatan, dan Keberlanjutan (K4)
• Penyelenggaraan Usaha Jasa Konstruksi harus menerapkan
prinsip Konstruksi Berkelanjutan
Dalam menyusun Standar K4 untuk • Setiap penyelenggaraan Jasa Konstruksi, Pengguna Jasa dan
setiap produk Jasa Konstruksi, menteri Penyedia Jasa wajib memenuhi standar K4
teknis terkait memperhatikan kondisi
geografis yang rawan gempa dan Pengesahan atau persetujuan atas:
kenyamanan lingkungan terbangun 84F a. hasil pengkajian, perencanaan, dan/atau
perancangan;
b. rencana teknis proses pembangunan,
pemeliharaan, pembongkaran, dan/atau
pembangunan kembali;
84H 84G c. pelaksanaan suatu proses pembangunan,
Pasal pemeliharaan, pembongkaran, dan/atau
pembangunan kembali;
84 d. penggunaan material, peralatan dan/atau
teknologi; dan/atau,
e. hasil layanan Jasa Konstruksi

Standar K4 paling sedikit meliputi:


Standar K4 setiap produk Jasa
84H 84 G a. mutu bahan; f. operasional dan pemeliharaan;
b. mutu peralatan; g. perlindungan sosial tenaga kerja;
Konstruksi diatur oleh menteri teknis
c. K3; h. pengelolaan lingkungan hidup.
terkait sesuai dengan kewenangannya
d. prosedur pelaksanaan Jasa Konstruksi;
e. mutu hasil pelaksanaan jasa konstruksi;
PP No. 14 Tahun 2021 Tentang Perubahan PP No. 22 Tahun 2020
“SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN KONSTRUKSI”
84J Standar Keamanan, Keselamatan, Kesehatan, dan Keberlanjutan

Keselamatan Keselamatan & Keselamatan


Keselamatan Publik
Keteknikan Konstruksi Kesehatan Kerja Lingkungan
Menjamin K3

▪ Tenaga kerja
▪ Lingkungan Alam
▪ Bangunan/aset konstruksi ▪ Masyarakat Terpapar ▪ Lingkungan
Objek yang ▪ Pemasok, Tamu,
konstruksi ▪ Masyarakat sekitar Terbangun
Diselamatkan Subpenyedia
▪ Peralatan, material Proyek ▪ Lingkungan terdampak
▪ Pemilik proyek
proyek
▪ Pengguna Jasa

Pencegahan Kecelakaan Kecelakaan Kerja & Pencemaran Lingkungan dan Kecelakaan


Terhadap Konstruksi Penyakit akibat Kerja Masyarakat

Metode Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko dan Peluang (HIRAO), Prosedur Kerja Aman, Analisis
Pencegahan Keselamatan Konstruksi (AKK), RKK, RMPK, Program Mutu, RKPPL, dan RMLLP.
PP No. 14 Tahun 2021 Tentang Perubahan PP No. 22 Tahun 2020

Pasal 1 84I

Keselamatan Konstruksi adalah segala kegiatan keteknikan


untuk mendukung Pekerjaan Konstruksi dalam Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi merupakan
mewujudkan pemenuhan standar keamanan, pemenuhan terhadap Standar Keamanan, Keselamatan,
keselamatan, kesehatan dan keberlanjutan (K4) yang Kesehatan, dan Keberlanjutan dengan menjamin keselamatan
menjamin keselamatan keteknikan konstruksi, keselamatan keteknikan konstruksi, keselamatan dan Kesehatan kerja,
dan kesehatan tenaga kerja, keselamatan publik dan keselamatan publik, dan keselamatan lingkungan
lingkungan.
PP No. 14 Tahun 2021 Tentang Perubahan PP No. 22 Tahun 2020
Elemen Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi
• Kepedulian pimpinan terhadap isu eksternal dan internal;

01
01 • Organisasi pengelola SMKK;
• Komitmen Keselamatan Konstruksi dan partisipasi tenaga kerja;
Kepemimpinan dan dan
partisipasi tenaga • Supervisi, training, akuntabilitas, sumber daya, dan dukungan.
kerja dalam
• IBPRP;
05
keselamatan
konstruksi 02 02 • Rencana tindakan keteknikan, manajemen dan tenaga kerja
yang tertuang dalam sasaran dan program;
Evaluasi kinerja Perencanaan • pemenuhan standar dan peraturan perundangan-undangan
penerapan SMKK keselamatan Keselamatan Konstruksi.
SMKK konstruksi
• Sumber daya (peralatan, material, dan biaya);
03 • Kompetensi tenaga kerja; • Manajemen Komunikasi; dan
• Kepedulian organisasi; • Informasi terdokumentasi.
04 03
Operasi Dukungan • Perencanaan Implementasi RKK
keselamatan
konstruksi
keselamatan
konstruksi
04 •

Pengendalian Operasi Keselamatan Konstruksi
Kesiapan dan tanggapan terhadap Kondisi darurat; dan
• Investigasi Kecelakaan Konstruksi.

• Pemantauan atau inspeksi;


Pasal 84L s.d. Pasal 84Q 05 • Audit; • Tinjauan Manajemen; dan
• Evaluasi; • Peningkatan Kinerja
22 Keselamatan Konstruksi.
PP No. 14 Tahun 2021 Tentang Perubahan PP No. 22 Tahun 2020
Integrasi Mutu dan Lingkungan dalm Keselamatan Konstruksi pada
Penyelenggaraan Jasa Konstruksi
Pasal 84R, S, T, U, V

PENGKAJIAN &
TAHAPAN
PERENCANAAN
PERANCANGAN PEMBANGUNAN
Pasal 84L Pasal 84L Pasal 84S Pasal 84T
PEMILIHAN PELAKSANAAN

RKPPL _

RMLLP _
Rancangan

RKK Pengawasan/
(Biaya Penerapan
(RKK Penawaran)

RKK Pelaksanaan
Dok. Penawaran

Dok. Penawaran

Program Mutu
Konseptual SMKK
(memuat tingkat risiko

& RMPK
Harga
DOKUMEN

SMKK)
Teknis
Rancangan

MK
keselamatan konstruksi,
Konseptual SMKK
biaya penerapan Risiko
sedang
SMKK yang ada di & besar
dalam EE)
Calon Penyedia Jasa Pengguna (untuk swakelola),
Pengguna (untuk swakelola), Konsultan
Konstruksi/Kontraktor, Pelaksana Penyedia Jasa
PELAKU Pengkajian/Konsultan Perencanaan,
Calon Konsultan Konstruksi/Kontraktor,
dan Konsultan Perancangan
Pengawas/MK Konsultan Pengawas/MK
23
PP No. 14 Tahun 2021 Tentang Perubahan PP No. 22 Tahun 2020
Pemutakhiran Dokumen SMKK
Pasal 84 U

RKK, RMPK/Program Mutu, dan RKPPL dapat RKK, RMPK, program mutu, dan RKPPL harus
diperbaharui dalam hal terjadi: mendapatkan persetujuan dari Pengguna Jasa
a. Perubahan instruksi kerja, prosedur kerja, Pengguna Jasa melakukan pengawasan
termasuk perubahan organisasi; pelaksanaan RKK, RMPK, program mutu, dan
b. perubahan pekerjaan atau pekerjaan baru RKPPL dan mengevaluasi kinerja penerapan
serta perubahan lingkup pekerjaan pada SMKK yang dilaksanakan oleh Penyedia Jasa
kontrak, termasuk pekerjaan Dalam melakukan pengawasan dan evaluasi,
tambah/kurang; dan Pengguna Jasa dapat dibantu oleh ahli
c. kecelakaan Konstruksi yang keselamatan dan kesehatan kerja Konstruksi,
mengakibatkan kehilangan harta benda, ahli Keselamatan Konstruksi, tenaga ahli
waktu kerja, kematian, cacat tetap yang membidangi Keselamatan Konstruksi
dan/atau kerusakan lingkungan. dan/atau petugas Keselamatan Konstruksi.

24
PP No. 14 Tahun 2021 Tentang Perubahan PP No. 22 Tahun 2020
Tahapan Serah Terima (Penyelesaian) Pekerjaan Konstruksi
Pasal 84 Y
Serah Terima Pekerjaan adalah kegiatan
penyerahan pekerjaan yang telah
selesai 100% (seratus perseratus) dari
Penyedia kepada Pengguna Jasa dalam
SERAH TERIMA
kondisi dan standar sebagaimana
KEPADA
disyaratkan dalam kontrak SERAH TERIMA AKHIR PENYELENGGARA
PEKERJAAN (FHO) INFRASTRUKTUR
PEKERJAAN
PEMELIHARAAN Pengoperasian dan Pemeliharaan, Pengguna Jasa
harus merujuk pada hasil perancangan yang telah
SERAH TERIMA PERTAMA dimutakhirkan; dan
PEKERJAAN (PHO) Setelah PHO pekerjaan SMKK diterapkan Panduan keselamatan operasi dan pemeliharaan
dalam pengoperasian dan pemeliharaan. konstruksi bangunan yang sudah
memperhitungkan Keselamatan Konstruksi yang
Laporan dokumen hasil penerapan SMKK (sebagaimana dalam kontrak) disusun oleh Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi
- Laporan pelaksanaan RKK berdasarkan
- Dokumen RMPK dan pemutakhirannya hasil pelaksanaan rancangan dan RKK yang
- Dokumen Program Mutu dan pemutakhirannya dimutakhirkan.
- Dokumen RKPPL dan pemutakhirannya
- Dokumen RMLLP dan Pemutakhirannya 25
- Surat keterangan nihil kecelakaan konstruksi
Pasal 84 AA–AC
UNIT KESELAMATAN bertanggungjawab kepada unit yang

KONSTRUKSI
menangani Keselamatan Konstruksi di
bawah pimpinan tertinggi Penyedia Jasa.
Pimpinan
• wajib memiliki kompetensi
kerja yang dibuktikan dengan Persyaratan kualifikasi kompetensi kerja Pimpinan UKK
sertifikat kompetensi kerja di • Ahli K3 Konstruksi Utama /Ahli Keselamatan Konstruksi
bidang K3 Konstruksi. RISIKO BESAR Utama; atau
• berkoordinasi dengan pimpinan • Ahli K3 Konstruksi Madya /Ahli Keselamatan Konstruksi
tertinggi Pekerjaan Konstruksi Madya dengan pengalaman paling singkat 3 (tiga)
tahun.
Anggota
wajib memiliki kompetensi kerja • Ahli K3 Konstruksi Madya /Ahli Keselamatan Konstruksi
RISIKO SEDANG Madya; atau
yang dibuktikan dengan
• Ahli K3 Konstruksi Muda /Ahli Keselamatan Konstruksi
kepemilikan kompetensi kerja
Ket: Muda dengan pengalaman paling singkat 3 (tiga) tahun
1. Dalam hal pekerjaan konstruksi berisiko
Keselamatan Konstruksi kecil, Pimpinan • Ahli K3 Konstruksi Muda /Ahli Keselamatan Konstruksi
tertinggi Pekerjaan Konstruksi dapat merangkap Muda ; atau
RISIKO KECIL • Petugas Keselamatan Konstruksi.
sebagai pimpinan UKK.
2. Dalam hal pekerjaan konstruksi berisiko
Keselamatan Konstruksi sedang dan besar, Untuk menjadi Petugas Keselamatan Konstruksi harus memiliki SKK
Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi harus Petugas Keselamatan Konstruksi yang diterbitkan oleh LSP sesuai
membentuk UKK yang terpisah dari struktur dengan ketentuan perudang-undangan
organisasi Pekerjaan Konstruksi
PP No. 14 Tahun 2021 Tentang Perubahan PP No. 22 Tahun 2020
Pasal 84 AE
Kriteria Risiko Keselamatan Konstruksi (1 s.d. 5)

• bersifat berbahaya tinggi berdasarkan penilaian Risiko Keselamatan Konstruksi yang ditetapkan oleh Pengguna
• Pekerjaan Konstruksi dengan nilai HPS di atas Rp100.000.000.000,00 (seratus milyar rupiah);
BESAR

• mempekerjakan tenaga kerja yang berjumlah lebih dari 100 (seratus) orang;
• menggunakan peralatan berupa pesawat angkat;
• menggunakan metode peledakan dan/atau menyebabkan terjadinya peledakan; dan/atau
• Pekerjaan Konstruksi yang menggunakan teknologi tinggi.
• bersifat berbahaya sedang berdasarkan penilaian Risiko Keselamatan Konstruksi yang ditetapkan oleh
Pengguna
SEDANG

• Pekerjaan Konstruksi dengan nilai HPS di atas Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) sampai dengan
Rp100.000.000.000,00 (seratus milyar rupiah);
• mempekerjakan tenaga kerja yang berjumlah 25 (dua puluh lima) orang sampai dengan 100 (seratus) orang;
dan/atau
• Pekerjaan Konstruksi yang menggunakan teknologi madya.
• bersifat berbahaya rendah berdasarkan penilaian Risiko Keselamatan Konstruksi yang ditetapkan oleh
KECIL

Pengguna Jasa
• Pekerjaan Konstruksi dengan nilai HPS sampai dengan Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah);
• mempekerjakan tenaga kerja yang berjumlah kurang dari 25 (dua puluh lima) orang; dan/atau
• Pekerjaan Konstruksi yang menggunakan teknologi sederhana.
PP No. 14 Tahun 2021 Tentang Perubahan PP No. 22 Tahun 2020
Ketentuan Lain Risiko Keselamatan Konstruksi

Pasal 84 AE Pekerjaan Konstruksi yang memiliki Risiko


(6 s.d.10) Keselamatan Konstruksi besar dengan kriteria
Dalam hal suatu Pekerjaan Konstruksi mempekerjakan lebih dari 100 (seratus) pekerja
memenuhi lebih dari satu kriteria Risiko harus mempunyai personel Keselamatan Konstruksi
Keselamatan Konstruksi, penentuan paling sedikit 2 (dua) orang yang terdiri atas:
Risiko Keselamatan Konstruksi a. 1 (satu) orang Ahli Utama K3 Konstruksi/Ahli
ditentukan dengan memilih Risiko
Keselamatan Konstruksi yang lebih tinggi
1 3 Keselamatan Konstruksi Utama dan/atau Ahli
Madya K3 /Ahli Keselamatan Konstruksi
MadyaKonstruksi dengan pengalaman paling
singkat 3 (tiga) tahun; dan
b. 1 (satu) orang Ahli Muda K3 Konstruksi / Ahli
Keselamatan Konstruksi Mudadengan
pengalaman paling singkat 3 (tiga) tahun
Pada Pekerjaan Konstruksi yang
menggunakan metode padat karya atau
menggunakan banyak tenaga kerja namun
2 4 Risiko Keselamatan Konstruksi untuk
menentukan kebutuhan Ahli K3 Konstruksi/Ahli
sedikit penggunaan peralatan mesin,
Keselamatan Konstruksi dan/atau Petugas
kebutuhan Personel Keselamatan
Keselamatan Konstruksi, tidak untuk
Konstruksi ditentukan oleh penilaian
menentukan kompleksitas atau segmentasi pasar
Risiko Keselamatan Konstruksi
Jasa Konstruksi.
28
PP No. 14 Tahun 2021 Tentang Perubahan PP No. 22 Tahun 2020

Biaya Penerapan SMKK

PALING sedikit mencakup: Pasal 84 AF Pasal 84 AG

1. Penyiapan Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK) Pemutakhiran dokumen SMKK dalam hal
2. Sosialisasi, promosi, dan pelatihan terjadi:
3. Alat Pelindung Kerja (APK) dan Alat Pelindung Diri (APD) a. perubahan pekerjaan atau pekerjaan
baru serta perubahan lingkup pekerjaan
4. Asuransi dan perizinan pada kontrak, termasuk pekerjaan
5. Personel Keselamatan Konstruksi tambah/kurang; dan
6. Fasilitas sarana, prasarana, dan alat kesehatan b. kecelakaan Konstruksi yang
7. Rambu- rambu yang diperlukan mengakibatkan kehilangan harta benda,
waktu kerja, kematian, cacat tetap
8. Konsultasi dengan ahli terkait Keselamatan Konstruksi dan/atau kerusakan lingkungan.
9. Kegiatan dan peralatan terkait dengan pengendalian tidak dapat mengusulkan perubahan
risiko Keselamatan Konstruksi anggaran biaya penerapan SMKK
PP No. 14 Tahun 2021 Tentang Perubahan PP No. 22 Tahun 2020

Pembinaan Penerapan SMKK


Pasal 84 AH

Penerapan Penetapan Pemantauan Pengembangan


SMKK Kebijakan dan Evaluasi Kerja Sama

1 2 3 4

Dalam bentuk Penyusunan Norma Penilaian terhadap Meningkatkan


fasilitasi, konsultasi Standar Prosedur pelaksanaan pembinaan penerapan SMKK dalam
serta pendidikan dan Kriteria sesuai dengan dan pengawasan mewujudkan
pelatihan kewenangannya penerapan SMKK Keselamatan Konstruksi
PP No. 14 Tahun 2021 Tentang Perubahan PP No. 22 Tahun 2020
Pengawasan Penerapan SMKK
Pasal 84 AI
Gubernur sebagai wakil Gubernur melakukan Bupati/walikota melakukan
Menteri melakukan Pemerintah Pusat pengawasan penerapan SMKK
pengawasan tertib penerapan pengawasan penerapan SMKK
(GWPP) di daerah pada Pekerjaan Konstruksi dan pada Pekerjaan Konstruksi dan
SMKK pada Pekerjaan melakukan pengawasan Konsultansi Konstruksi
Konstruksi dan Konsultansi Konsultansi Konstruksi terhadap
penerapan kebijakan terhadap pembiayaan yang pembiayaan yang berasal dari
Konstruksi yang berasal dari SMKK yang dilakukan berasal dari anggaran
anggaran pendapatan dan anggaran pendapatan dan
oleh gubernur dan pendapatan dan belanja daerah belanja daerah kabupaten/kota
belanja negara dan/atau yang bupati/walikota di provinsi dan/atau yang
memiliki Risiko Keselamatan dan/atau yang memiliki
wilayah kewenangannya memiliki Risiko Keselamatan Risiko Keselamatan Konstruksi
Konstruksi besar Konstruksi sedang kecil

Pengguna Jasa menyampaikan Gubernur sebagai wakil Gubernur menyampaikan laporan Bupati/walikota menyampaikan laporan
laporan penyelenggaraan pemerintah pusat me- penerapan SMKK kepada Menteri dan SMKK kepada gubernur sebagai wakil
pengawasan SMKK kepada nyampaikan laporan menteri yang menyelenggarakan pemerintah pusat yang menjadi satu
Menteri melalui unit organisasi penerapan kebijakan urusan pemerintahan dalam negeri kesatuan yang tidak terpisahkan dengan
yang membidangi Jasa Konstruksi SMKK kepada Menteri yang menjadi satu kesatuan yang tidak laporan penyelenggaraan pemerintah
terpisahkan dengan laporan penyeleng- daerah kabupaten/kota
garaan pemerintah daerah provinsi

Laporan penerapan SMKK disampaikan secara berkala paling sedikit 1 (satu) tahun sekali
PP No. 14 Tahun 2021 Tentang Perubahan PP No. 22 Tahun 2020
Komite Keselamatan Konstruksi
PASAL 123A
melakukan pengawasan penerapan SMKK dan yang bertugas membantu dalam
penyelenggaraan Keselamatan Konstruksi.
Dibentuk oleh Tugas
Menteri
Struktur Komite • Pemantauan dan evaluasi yang • Memberikan saran,
diperkirakan memiliki Risiko pertimbangan, dan
• Ketua sedang & besar rekomendasi kepada Menteri
• Investigasi keselamatan terhadap hasil PE
• Sekretaris konstruksi • Tugas lain dari Menteri
• Bidang Koordinator & anggota sesuai bidang
• Sekretariat Koordinator & anggota

Kewenangan
• memasuki tempat kerja • meminta data yang berhubungan
Konstruksi; dengan tugas komite; dan
• meminta keterangan dari pihak • melakukan koordinasi dengan pihak
terkait; terkait Keselamatan Konstruksi.
Peraturan Menteri dan
Peraturan Lembaga
03
Keputusan Menteri dan
Instruksi Menteri
Peraturan Menteri dan
Instruksi Menteri

Permenakertrans No. PER.01/MEN/1980 Tentang Permen PUPR No. 8 Tahun 2021 tentang Penilai Ahli,
a Keselamatan & Kesehatan Kerja pada Konstruksi Bangunan f Kegagalan Bangunan dan Penilaian Kegagalan Bangunan

Permenaker No. PER.04/MEN/1987 Tentang Panitia Permen PUPR No. 9 Tahun 2021 tentang Pedoman
b Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja Serta Tata Cara g Penyelenggaraan Konstruksi Berkelanjutan
Penunjukan Ahli Keselamatan Kerja
Permen PUPR No. 10 Tahun 2021 tentang Pedoman Sistem
Permenakertrans No. PER.08/MEN/VII/2010 Tentang Alat h Manajemen Keselamatan Konstruksi
c Pelindung Diri
Peraturan LKPP Nomor 12 Tahun 2021 Tentang Pedoman
Permenaker No. 5 Tahun 2018 Tentang Keselamatan i Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Melalui
d dan Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja Penyedia

Instruksi Menteri PUPR No. 02/IN/M/2020 Tentang


Permen Ketenagakerjaan No. 8 Tahun 2020 tentang j Protokol Pencegahan Penyebaran Corona Virus Disease
e Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pesawat Angkat dan
Pesawat Angkut 2019 dalam Penyelenggaraan Jasa Konstruksi
PERMENAKER NO. 1/1980 KESELAMATAN & KESEHATAN KERJA
PADA KONSTRUKSI BANGUNAN
Pasal 3

01 02 03
Pada setiap pekerjaan konstruksi Sewaktu pekerjaan dimulai Unit K3 tersebut meliputi usaha-
bangunan harus diusahakan harus segera disusun suatu usaha terhadap: kecelakaan,
pencegahan atau dikurangi unit K3, hal tersebut harus peledakan, penyakit akibat kerja,
terjadinya kecelakaan atau sakit diberitahu kepada setiap pertolongan pertama pada
akibat kerja terhadap tenaga tenaga kerja. kecelakaan dan usaha-usaha
kerjanya. penyelamatan.
PERMENAKER NO. 4/1987 TENTANG PANITIA PEMBINA KESELAMATAN
DAN KESEHATAN KERJA SERTA TATA CARA PENUNJUKAN AHLI
KESELAMATAN KERJA P2K3 DAN PENGANGKATAN AHLI K3
Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang selanjutnya disebut
Pasal 1 P2K3 ialah badan pembantu di tempat kerja yang merupakan wadah kerja sama
antara pengusaha dan pekerja untuk mengembangkan kerja sama saling
pengertian dan partisipasi efektif dalam penerapan keselamatan dan kesehatan
kerja.
Pasal 2 Setiap tempat kerja dengan kriteria tertentu pengusaha atau pengurus wajib
membentuk P2K3

Pasal 3 Sekretaris P2K3 ialah Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja dari perusahaan
yang bersangkutan

Pasal 4 P2K3 mempunyai tugas memberikan saran dan pertimbangan baik diminta
maupun tidak kepada pengusaha atau pengurus mengenai masalah
keselamatan dan kesehatan kerja.
Perlem LKPP Nomor 12 Tahun 2021 Tentang Pedoman Pelaksanaan
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Melalui Penyedia.

Pasal 2 ayat 1 Lampiran


Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Petugas Keselamatan Konstruksi adalah
Pemerintah melalui Penyedia meliputi: orang atau petugas K3 Konstruksi yang
a. persiapan Pengadaan Barang/Jasa; memiliki sertifikat yang diterbitkan oleh unit
b. persiapan Pemilihan Penyedia; kerja yang menangani Keselamatan
c. pelaksanaan pemilihan Penyedia melalui Konstruksi di Kementerian PUPR dan/atau
Tender/Seleksi; yang diterbitkan oleh lembaga atau
d. persiapan dan pelaksanaan pemilihan Penyedia instansiyang berwenang yang mengacu
melalui E-purchasing, Penunjukan Langsung, Standar Kompetensi Kerja Nasional
Pengadaan Langsung dan Tender Cepat; Indonesia (SKKNI) dan ketentuan
e. konsolidasi; peraturan perundang-undangan
f. pelaksanaan Kontrak;
g. serah terima; dan
h. penilaian Kinerja Penyedia.
PERMEN PUPR NO. 10 TAHUN 2021
TENTANG PEDOMAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN KONSTRUKSI
Pasal 2
1) Setiap Pengguna Jasa dan Penyedia Jasa dalam penyelenggaraan Jasa Konstruksi harus menerapkan
SMKK.
2) Penerapan SMKK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan berdasarkan tugas, tanggung jawab,
dan wewenang sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Menteri ini.
3) Penyedia Jasa yang harus menerapkan SMKK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan penyedia
yang memberikan layanan:
a. konsultasi manajemen penyelenggaraan konstruksi;
b. Konsultansi Konstruksi pengawasan;
c. Pekerjaan Konstruksi; dan
d. Pekerjaan Konstruksi Terintegrasi.
4) Selain layanan sebagaimana dimaksud pada ayat (3), Penyedia Jasa juga harus menerapkan SMKK dalam
memberikan layanan:
a. pengkajian;
b. perencanaan; dan
c. Perancangan
5) Penerapan SMKK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memenuhi Standar Keamanan, Keselamatan,
Kesehatan, dan Keberlanjutan.
Turunan Peraturan Perundangan terkait SMKK

UU No. 2/2017 UU No. 11/2020 UU No. 1/1970 UU No. 13/2003


tentang tentang tentang tentang
Jasa Konstruksi Cipta Kerja Keselamatan Kerja Ketenagakerjaan

PP No. 14/2021 PP No. 50/2012


tentang Perubahan PP No. 22 Tahun 2020 Tentang tentang
Peraturan Pelaksanaan UU No. 2 Tahun 2017 Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan
Tentang Jasa Konstruksi Kesehatan Kerja (SMK3)

Permen PUPR No. 10 Tahun 2021 tentang Pedoman SMKK


Lanjutan Turunan Peraturan Perundangan terkait SMKK

PP No. 14 Tahun 2021 tentang Perubahan PP No.


UU No 2/2017 tentang Jasa Konstruksi 22/2020 tentang Peraturan Pelaksanaan UU No.
• Keamanan dan keselamatan menjadi asas 2/2017
Penyelenggaraan Jasa Konstruksi • Pedoman tanggung jawab dan pemerintah pusat
• Terwujudnya keselamatan publik dan kenyamanan dalam penyelenggaraan Jasa Konstruksi
lingkungan terbangun adalah tujuan
Penyelenggaraan Jasa Konstruksi melalui penataan
Permen PUPR No 28/2016 tentang Pedoman AHSP
sistem Jasa Konstruksi
Bidang Pekerjaan Umum (proses revisi)
• Perhitungan biaya untuk Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3) yang bersifat umum dialokasikan dalam
Biaya Umum
• Keperluan K3 bersifat khusus diakomodir dalam AHSP
Permen PUPR No.10/2021 tentang Pedoman Sistem Khusus K3
Manajemen Keselamatan Konstruksi
• Penerapan SMKK Peraturan LKPP Nomor 12 Tahun 2021 Tentang
• Komponen Kegiatan Penerapan SMKK Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa
• Pembinaan dan Pengawasan Pemerintah Melalui Penyedia
• Ketentuan Peralihan Komponen/Item pekerjaan penerapan SMKK
dimasukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga dengan
besaran biaya sesuai dengan kebutuhan.
Permenaker No. 5 Tahun 2021
Permen Ketenagakerjaan No. 8 Tahun 2020 tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Pesawat Angkat dan Pesawat Angkut

Pasal 2 Pasal 4
Pengurus dan/atau Pengusaha wajib menerapkan syarat K3 Peraturan Menteri ini mengatur mengenai syarat-
Pesawat Angkat, Pesawat Angkut, dan Alat Bantu Angkat dan syarat K3 dalam:
Angkut. Syarat K3 dilaksanakan sesuai dengan standar a. perencanaan, pembuatan, pemasangan dan/atau
nasional Indonesia dan standar internasional. perakitan, pemakaian atau pengoperasian,
pemeliharaan dan perawatan, perbaikan,
perubahan atau modifikasi, serta pemeriksaan dan
Pasal 3 pengujian Pesawat Angkat dan Pesawat Angkut;
Pelaksanaan syarat K3 Pesawat Angkat, Pesawat Angkut, dan dan
Alat Bantu Angkat dan Angkut bertujuan: b. perencanaan, pembuatan, pemakaian,
a. melindungi K3 Tenaga Kerja dan orang lain yang berada di pemeliharaan dan perawatan, serta pemeriksaan
Tempat Kerja dari potensi bahaya Pesawat Angkat, dan pengujian Alat Bantu Angkat dan Angkut.
Pesawat Angkut, dan Alat Bantu Angkat dan Angkut;
b. menjamin dan memastikan keamanan dan keselamatan
Pesawat Angkat, Pesawat Angkut, dan Alat Bantu Angkat
dan Angkut; dan
c. menciptakan Tempat Kerja yang aman dan sehat untuk
meningkatkan produktivitas.
Peraturan Lain-lain

• Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor Per.13/MEN/X/2011 Tentang


Nilai Ambang Batas Faktor Fisika dan Faktor Kimia di Tempat Kerja
• Permenaker No.3/Men/1985 Tentang K3 Pemakaian Asbes
• Permenaker No.3/Men/1986 Tentang Syarat K3 di Tempat Kerja Yang Mengelola
Pestisida
• Permenegara Lingkungan Hidup Nomor 05 tahun 2012, Tentang Jenis Rencana Kegiatan
Yang Wajib Memiliki Amdal
• Peraturan Menteri No. 5 Tahun 2021 tentang Tata Cara Penyelenggaraan Program
Jaminan Kecelakaan Kerja, Jaminan Kematian, dan Jaminan Hari Tua
a. Keputusan Menteri Kesehatan No. 261/MENKES/SK/II/1998, Tentang
Persyaratan Kesehatan Lingkungan

b. Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. Per. 51/Men/1999 Tentang Faktor


Fisika di Tempat Kerja
c. Kepmenaker No.187/Men/1999 Tentang Pengendalian Bahan Kimia
Berbahaya di Tempat Kerja

Keputusan Menteri
Instruksi Menteri PUPR No. 02/IN/M/2020 tentang Protokol Pencegahan
Penyebaran Corona Virus Disease 2019 dalam Penyelenggaraan Jasa
Konstruksi
A SKEMA PROTOKOL PENCEGAHAN COVID-19 DALAM PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI
1 2 3 4
MEMBENTUK MENYEDIAKAN MENGEDUKASI MENGUKUR SUHU
SATGAS FASILITAS SEMUA ORANG SEMUA ORANG
PENCEGAHAN PENCEGAHAN UNTUK MENJAGA SETIAP PAGI, SIANG
COVID-19 COVID-19 DIRI DARI COVID-19 DAN SORE

PENYEDIA JASA PENYEDIA JASA


PENGGUNA JASA SATUAN TUGAS
PEKERJAAN PEKERJAAN
DAN PENYEDIA JASA PROYEK
KONSTRUKSI KONSTRUKSI

7 6 5
MELAKUKAN TINDAKAN ISOLASI MENGHENTIKAN SEMENTARA MEMBUAT KERJASAMA
& PENYEMPROTAN DISINFEKTAN PEKERJAAN JIKA TERINDIKASI PENANGANAN SUSPECT
SARANA & PRASARANA KANTOR ADA TENAGA KERJA YANG COVID-19 DENGAN RS DAN
& LAPANGAN TERPAPAR COVID-19 PUSKEMAS SETEMPAT

PENGGUNA DAN/ATAU
PENYEDIA JASA PEKERJAAN PENYEDIA JASA PEKERJAAN
PENYEDIA JASA PEKERJAAN
KONSTRUKSI KONSTRUKSI
KONSTRUKSI
Lampiran II Instruksi Menteri PUPR No. 02/IN/M/2020 tanggal 27 Maret
2020 Tentang Protokol Pencegahan Penyebaran Corona Virus Disease
2019 dalam Penyelenggaraan Jasa Konstruksi

SATGAS PENCEGAHAN COVID-19


Tugas, tanggung jawab, dan kewenangan:
✔ Dibentuk oleh Pejabat Pembuat 1. sosialisasi;
Komitmen (PPK) proyek 2. pembelajaran (edukasi);
3. promosi teknik;
✔ Meupakan bagian dari Unit 4. metode/pelaksanaan pencegahan COVID-19 di lapangan;
Keselamatan Konstruksi (UKK) 5. berkoordinasi dengan Satgas Penanggulangan COVID-19
✔ Berjumlah paling sedikit 5 (lima) Kementerian PUPR melakukan Identifikasi Potensi Bahaya
orang yang terdiri atas: COVID-19 di lapangan;
6. pemeriksaan kesehatan terkait potensi terinfeksi COVID-19
1. 1 (satu) Ketua merangkap
kepada semua pekerja dan tamu proyek;
anggota; dan 7. pemantauan kondisi kesehatan pekerja dan pengendalian
2. 4 (empat) Anggota yang mobilisasi/demobilisasi pekerja;
mewakili Pengguna Jasa dan 8. pemberian vitamin dan nutrisi tambahanguna peningkatan
Penyedia Jasa. imunitas pekerja;
9. pengadaan Fasilitas Kesehatan di lapangan; dan
Satgas Pencegahan COVID-19 berkoordinasi 10. melaporkan kepada PPK dalam hal telah ditemukan pekerja
dengan Satgas Penanggulangan COVID-19 yang positif dan/atau berstatus Pasien Dalam Pengawasan
Kementerian PUPR (PDP) dan merekomendasikan dilakukan penghentian
kegiatan sementara.
Lampiran II Instruksi Menteri PUPR No. 02/IN/M/2020 tanggal 27 Maret
2020 Tentang Protokol Pencegahan Penyebaran Corona Virus Disease
2019 dalam Penyelenggaraan Jasa Konstruksi
PEMBERHENTIAN PEKERJAAN SEMENTARA
Penyelenggaraan Jasa Konstruksi tersebut dapat diberhentikan
sementara akibat Keadaaan Kahar, jika terindikasi:
Jika karena sifat dan urgensinya tetap harus
dilaksanakan, Penyelenggaraan Jasa
Memiliki risiko tinggi akibat lokasi proyek berada di
1 Konstruksi tersebut dapat diteruskan dengan
pusat sebaran
ketentuan:

1) Mendapatkan persetujuan dari Menteri


Telah ditemukan pekerja yang positif dan/atau berstatus
2 Pekerjaan Umum dan Perumahan
Pasien Dalam Pengawasan (PDP)
Rakyat; dan
2) Melaksanakan protokol pencegahan
Pimpinan Kementerian/ Lembaga/Instansi/ Kepala Daerah telah COVID-19 dengan disiplin tinggi dan
3 mengeluarkan peraturan untuk menghentikan kegiatan dilaporkan secara berkala oleh Satgas
sementara akibat keadaan kahar Pencegahan COVID-19.
B Lampiran II Instruksi Menteri PUPR No. 02/IN/M/2020 tanggal 27
Maret 2020 Tentang Protokol Pencegahan Penyebaran Corona Virus
Disease 2019 dalam Penyelenggaraan Jasa Konstruksi
TINDAK LANJUT TERHADAP KONTRAK PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI
Dalam hal Kontrak Penyelenggaraan Jasa Konstruksi ditetapkan untuk diberhentikan sementara akibat keadaan
kahar maka diberlakukan ketentuan:

A MEKANISME PENGHENTIAN B MEKANISME C


KOMPENSASI UPAH
PEKERJAAN SEMENTARA PERGANTIAN SPESIFIKASI
1) Usulan penghentian sementara dapat Pergantian spesifikasi dapat diusulkan Penghentian sementara
dilakukan oleh PPK dan/atau Penyedia jika dalam Kontrak Penyelenggaraan
Jasa berdasar usulan Satgas Pencegahan
tidak melepaskan hak dan
Jasa Konstruksi memiliki kendala kewajiban Pengguna Jasa
COVID-19 setelah dilakukan Identifikasi dalam proses pengiriman material
Potensi Bahaya COVID-19 di Lapangan dan Penyedia Jasa terhadap
dan/atau peralatan dan/atau suku
2) Mendapatkan persetujuan dari cadang impor akibat barang tsb
Tenaga Kerja Konstruksi,
Kasatker/KPA dan Kabalai berasal dari negara yang ditetapkan Subkontraktor, Produsen
3) Waktu penghentian paling sedikit 14 sebagai negara terjangkit COVID-19 dan Pemasok yang terlibat
(empat belas) hari kerja atau sesuai pembatasan jalur pengadaan barang
dengan kebutuhan impor di Indonesia
Lampiran II Instruksi Menteri PUPR No. 02/IN/M/2020 tanggal 27
Maret 2020 Tentang Protokol Pencegahan Penyebaran Corona Virus
Disease 2019 dalam Penyelenggaraan Jasa Konstruksi

USULAN BIAYA TAMBAHAN

Dalam hal Kontrak Untuk memastikan


Penyelenggaraan Jasa Konstruksi KEWAJARAN HARGA BIAYA
TETAP DILANJUTKAN
TAMBAHAN
✔ Pelaksanaan pencegahan dan penanganan COVID-19 di
lapangan dapat diusulkan menjadi biaya tambahan Untuk memastikan kewajaran harga Biaya Tambahan
penerapan SMKK sesuai peruntukannya melalui Kabalai/Kasatker menyampaikan permohonan
kepada APIP untuk melakukan reviu usulan
Adendum Kontrak Penyelenggaraan Jasa Konstruksi
pemenuhan terhadap pembayaran upah Tenaga Kerja
✔ Dalam hal Kontrak Penyelenggaraan Jasa Konstruksi tetap Konstruksi, Subkontraktor, Produsen dan Pemasok
dilanjutkan, pemberian kompensasi biaya upah Tenaga selama masa penghentian sementara.
Kerja dan Subkontraktor/Produsen/Pemasok harus tetap
dilakanakan  Dapat diusulkan sebagai biaya tambahan
C PROTOKOL PENCEGAHAN COVID-19 DALAM PELAKSANAAN
PENGADAAN BARANG JASA KONSTRUKSI
FILOSOFI: kemudahan dan perluasan akses dalam proses pengadaan jasa konstruksi yang dapat
dilakukan secara online maupun offline tetap memperhatikan kaidah-kaidah dalam proses
pengadaan barang jasa konstruksi.

Ruang Lingkup mencakup:


A. Mekanisme Kehadiran Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Bagi Tim Pokja Pemilihan
B. Mekanisme Pelaksanaan Pembuktian Kualifikasi Secara Offline dan/atau Online
C. Mekanisme Pelaksanaan Klarifikasi, Negosiasi, dan Evaluasi Kewajaran Harga
D. Mekanisme Pendampingan yang Dilaksanakan Secara Online
04 Surat Edaran Menteri
Surat Edaran Menteri

SE Menteri Kimpraswil No. Um 03.05-mn/426 tanggal 24 Agustus 2004 Hal Pencegahan Kecelakaan Kerja pada
a Pelaksanaan Kegiatan Konstruksi

SE Menteri PU No. 13/SE/M/2012 Tentang Program Penanggulangan HIV dan AIDS Pada Sektor Konstruksi di
b Lingkungan Kementerian PU

SE Menteri PUPR No. 18/SE/M/2020 Tentang Pelaksanaan Tatanan dan Adaptasi Kebiasaan Baru (New Normal)
c dalam Penyelenggara Jasa Konstruks
Maksud:
Untuk menjadi acuan teknis bagi pelaksanaan
penanggulangan HIV dan AIDS pada sektor kontruksi di
Surat Edaran Menteri PU No 13/2012 Iingkungan Kementerian Pekerjaan Umum yaitu pada
tentang proyek-proyek konstruksi bersumber dana APBN.
Program Penanggulangan HIV dan
AIDS Tujuan:
Pada Sektor Konstruksi di Agar program penanggulangan HIV dan AIDS pada
Lingkungan Kementerian PU sektor konstruksi di lingkungan Kementerian Pekerjaan
umum dilaksanakan mengikuti langkah-langkah dan
upaya yang standar sesuai dengan Surat Edaran ini.
SURAT EDARAN MENTERI PUPR NO 18 TAHUN 2020
PELAKSANAAN TATANAN HIDUP NORMAL BARU (NEW NORMAL)
DALAM PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI
MAKSUD OUTLINE PEDOMAN
Sebagai pedoman pelaksanaan tatanan
hidup normal baru (new normal) dalam 1 Protokol Umum
Penyelenggaraan Jasa Konstruksi di
Kementerian PUPR 2 Protokol Pemilihan
Penyedia

TUJUAN 3 Protokol Pelaksanaan


Pekerjaan
Untuk mendukung keberlangsungan
Penyelenggaraan Jasa Konstruksi 4 Protokol Penyesuaian
berjalan dengan aman, efektif, dan Kontrak
efisien dengan tetap mengutamakan
upaya pencegahan penularan COVID-19
A. PROTOKOL DI
TEMPAT KERJA
▪ Tempat kerja merupakan lokus interaksi
dan berkumpulnya orang
▪ Yang dimaksud tempat kerja mencakup
lokasi perkantoran serta lokasi
1
pekerjaan konstruksi (direksi kit dan
lapangan)
PROTOKOL
UMUM
B. PROTOKOL BAGI
PENYELENGGARA
Pedoman New Normal ini berlaku bagi seluruh
pihak yang terlibat dalam penyelengaraan jasa
konstruksi (pengguna jasa, penyedia jasa
konsultansi konstruksi, penyedia jasa pekerjaan
konstruksi, tenag kerja kontruksi)
A. PROTOKOL DI TEMPAT KERJA
PROTOKOL UMUM

1 2 3 4 5

Penyediaan tempat Penerapan higiene


Penggunaan Masuk ke tempat
Pengaturan karantina/isolasi dan sanitasi
masker kerja
penerimaan tamu mandiri lingkungan kerja

6 7 8 9 10

Pencegahan Pengaturan Pengaturan tempat Pengaturan tempat


Pengaturan toilet
penularan physical distancing ibadah makan/ kantin
umum

11 12 13

Pengaturan Pengaturan Pemantauan


penyediaan penyediaan kesehatan yang
transportasi mess/barak kerja proaktif
PROTOKOL UMUM
B. PROTOKOL BAGI PENYELENGGARA

Protokol saat
Protokol pada perjalanan
Protokol Protokol
saat perjalanan Protokol saat dinas dengan
kesehatan selama di
ke/dari tempat tiba di rumah transportasi
pribadi tempat kerja
kerja darat, udara,
dan laut
1 Mekanisme Penyampaian Jaminan Penawaran

Mekanisme Kehadiran Pelaksanaan Pengadaan


2
Barang/Jasa Bagi Tim Pokja Pemilihan

2 3
Mekanisme Pelaksanaan Pembuktian Kualifikasi secara
Offline dan/atau Online

PROTOKOL 4
Mekanisme Pelaksanaan Klarifikasi, Negosiasi, dan
Evaluasi Kewajaran Harga

PEMILIHAN 5
Mekanisme Pendampingan yang Dilaksanakan Secara
Online
PENYEDIA
6 Mekanisme Penyampaian Jaminan Sanggah Banding

7 Mekanisme Rapat Persiapan Penunjukan Penyedia

8 Mekanisme Rapat Persiapan Penandatanganan Kontrak

9 Mekanisme Penandatanganan Kontrak


3 PROTOKOL 4 PROTOKOL
PENYESUAIAN KONTRAK
PELAKSANAAN PEKERJAAN
Mekanisme Penyesuaian terhadap Rencana Keselamatan
Konstruksi (RKK)
Protokol Pelaksanaan Pemutakhiran RKK disetujui dan ditetapkan oleh PPK untuk dijadikan
Jasa Konsultansi sebagai acuan penambahan biaya penerapan SMKK
Mekanisme Penyesuaian Spesifikasi Teknis dan Kerangka
Acuan Kerja (KAK)
Protokol Pelaksanaan ▪ Kontrak Pekerjaan Konstruksi yang terkendala pengadaan material
dan/atau mobilisasi material dan/atau peralatan dan/atau suku
Pekerjaan Konstruksi cadang impor, dapat diusulkan pergantian spesifikasi teknis
▪ Kontrak Jasa Konsultansi Konstruksi yang terkendala pembatasan
pergerakan orang ataupun potensi risiko keselamatan yang tinggi,
Protokol Pelaksanaan dapat diusulkan penyesuaian KAK
Padat Karya Mekanisme Penyesuaian Harga Kontrak
Harga Kontrak Jasa Konsultansi & Pekerjaan Konstruksi dapat
disesuaikan sebagai akibat penyesuaian RKK, Spesifikasi dan KAK
Protokol Pelaksanaan Mekanisme Penyesuaian Metode Pelaksanaan
Pemantauan dan Evalusi serta Penyesuain metode kerja dapat dilaukan dengan pertimbangan
pencegahan dan pengendalian COVID-19
Investigasi Keselamatan
Mekanisme Penyesuaian Masa Pelaksanaan Kontrak
Konstruksi a. Mekanisme Penghentian Pekerjaan Sementara
b. Mekanisme Penyesuaian Masa Pelaksanaan Pekerjaan
05 Standar
Persyaratan Lainnya

SNI:

❑ SNI 15-2049-2004 : Persyaratan Umum Tentang Bahan Pedoman Konstruksi dan Bangunan Nomor 04/BM/2006
tentang Pedoman Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan
Semen Portland Kerja (K3) Untuk Konstruksi Jalan dan Jembatan.

❑ SNI 04-0225-2000 : Persyaratan Umum Instalasi Listrik ❑ Penyedia Jasa berkewajiban untuk mengusahakan agar
tempat kerja, peralatan, lingkungan kerja dan tata cara
2011 (PUIL 2011) kerja diatur sedemikian rupa sehingga tenaga kerja
terlindungi dari resiko kecelakaan.
❑ SNI 03-2396-2001 : Tata Cara Perancangan Sistem
❑ Petugas keselamatan dan kesehatan kerja harus bekerja
Pencahayaan Alami Pada Bangunan Rumah dan secara penuh (full-time) untuk mengurus dan menye-
Gedung lenggarakan keselamatan dan kesehatan kerja.
❑ Petugas keselamatan dan kesehatan kerja tersebut
❑ SNI 8730 : 2019 tentang Keselamatan dan Kesehatan bersama-sama dengan panitia pembina keselamatan
Kerja pada Konstruksi dan Ereksi Gelagar Beton kerja ini bekerja sebaik-baiknya, dibawah koordinasi
pengurus atau Penyedia Jasa, serta bertanggung jawab
Pracetak Jembatan kepada pemimpin proyek.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Direktorat Jenderal Bina Konstruksi
Direktorat Keberlanjutan Konstruksi
Jl. Pattimura No. 20 Kebayoran Baru-Jakarta Selatan 12110
Gedung Utama Lantai 12

Anda mungkin juga menyukai