Anda di halaman 1dari 32

Pebangunan Embung Serbaguna Soppeng

Kab. Soppeng
Tahun Anggaran APBN 2020

I. PEKERJAAN PERSIAPAN
A.1 Mobilisasi dan demobilisasi

Mobilisasi peralatan
Mobilisasi adalah proses pengangkutan dan pengadaan peralatan dan material
disesuaikan dengan item pekerjaan yang dilaksanakan pada proyek Pembangunan
Embung Serbaguna Soppeng Kabupaten Soppeng .
Proses Pelaksanaan :
a. Penyediaan peralatan :
Excavator
Dumptruck
Buldozer
Vibrator Roller
Water Tank
Genset
Concrete Vibrator
Concrete Mixer
Pompa Air
Theodolite
Waterpass.

1
b. Penyediaan material :
Material yang dimobilisasi harus disesuaikan dengan kebutuhan pekerjaan, yaitu
Pasir
Semen
Batu Kali / Batu Gunung
Batu Pecah
Besi Beton
Kawat Beton
Tripleks
Papan dan balok
Paku
Bahan bakar minyak
Peralatan-Peralatan Bantu
c. Penyediaan Tenaga Kerja :
Mandor
Operator
Tukang
Pekerja
d. Pelaksanaan :
Menyiapkan data peralatan sesuai dengan Kapasitas dan Kuantitas yang akan
dibutuhkan selama proyek berlangsung
Mengecek kondisi peralatan yang akan digunakan.
Setelah memastikan kondisi peralatan baik, selanjutnya dipacking dan dimuat
ke tronton, disesuaikan dengan lokasi pekerjaan
Setelah peralatan tiba dilokasi, semua peralatan diletakkan pada tempat atau
Gudang Peralatan ( Work Shop ) yang aman dan dekat dari lokasi pekerjaan.

2
A.2 Penyelenggaraan Keamanan dan Keselamatan kerja serta kekselamatan
Konstrusi
I. Prosedur Menjaga Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)

• Mengidentifikasi, mengendalikan dan melaporkan tentang K3

• Tempat kerja secara rutin diperiksa untuk mencegah adanya bahaya


sebelum dan selama pekerjaan
• Bahaya ataupun unjuk kerja yang tidak dikenali sesuai dengan tanggung
jawab kerja identifikasikan dan dikoreksi.
• Bahaya OHS maupun kejadian – kejadian tertentu dilaporkan kepada
petugas sesuai dengan aturan di tempat kerja
• Memasang Rambu rambu yang bersifat mengingatkan di tempat2 yang
strategis
• Melakukan pekerjaan dengan aman

a. Pakaian pelindung pribadi dipilih dan digunakan, berupa :

 Kaos tangan las jika melakukan pengelasan,

 Kaos tangan

 Sepatu boot

 Helm pengaman

b. Peralatan pengaman pribadi digunakan, berupa :


 Safety Belt

 Kaca mata pengaman juka melakukan pekerjaan pengelasan

 Masker untuk menutup Mulut dan Hidung

c. Prosedur terkait untuk pengendalian resiko selama menyelesaikan


pekerjaan diperiksa.
Mengikuti prosedur
keadaan darurat

a. Keadaan darurat dikenali dan dilaporkan menurut sistem pelaporan di


tempat kerja

3
b. Prosedur di tempat kerja yang berhubungan dengan kecelakaan, api serta

II. Keselamatan Kerja

Keselamatan kerja adalah keselamatan yang berhubungan dengan alat kerja, bahan
dan proses pelaksanaanya, landasan tempat kerja dan lingkungannya serta cara-
cara melakukan pekerjaan. Salah satu aspek penting sasaran keselamatan kerja,
mengingat risiko bahayanya adalah penerapan teknologi, terutama teknologi yang
lebih maju dan mutakhir. Keselamatan kerja adalah tugas semua orang yang bekerja.
Keselamatan kerja adalah dari, oleh, dan untuk setiap tenaga kerja serta orang lainnya.

Tujuan keselamatan kerja adalah sebaga


berikut :

• Melindungi tenaga kerja atas hak keselamatannya dalam melakukan


pekerjaan

• Menjamin keselamatan setiap orang lain yang berada di tempat


kerja.

III. Perlindungan Tenaga Kerja

Perlindungan tenaga kerja meliputi aspek-aspek yang cukup luas,


yaitu
• Perlindungan keselamatan, kesehatan, pemeliharaan moral kerja serta
perlakuan yang sesuai aturan yang berlaku. Jelas bahwa keselamatan kerja
adalah satu segi penting dari perlindungan tenaga kerja. Dalam hubungan ini,
bahaya yang dapat timbul dari mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan proses
pengolahannya, keadaan tempat kerja, lingkungan, cara melakukan pekerjaan,
karakteristik fisik dan mental dari pada pekerjaannya, harus sejauh mungkin
diberantas dan atau dikendalikan.
IV. Metode Pencegahan Kecelakaan

Kecelakaan-kecelakaan akibat kerja dapat dicegah dengan :

• Peraturan perundangan yaitu ketentuan yang diwajibkan mengenai kondisi-


kondisi kerja pada umumnya, perencanaan, konstruksi, perawatan,
pemeliharaan pengawasan, pengujian, dan cara kerja peralatan industri, tugas-

4
tugas pengusaha dan buruh, latihan supervisi medis, P3K, dan pemeriksaan
kesehatan.
• Standarisasi

Yaitu penetapan standar-standar resmi setengah resmi atau tak resmi mengenai
misalnya konstruksi yang memenuhi syarat-syarat keselamatan jenis-jenis
peralatan industri tertentu, praktek-praktek keselamatan dan higiene umum, alat-
alat pelindung diri.

• Pengawasan

Yaitu pengawasan tentang dipatuhinya ketentuan-ketentuan perundangan-


undangan yang diwajibkan
• Penelitian bersifat teknik

Meliputi sifat dan ciri bahan yang berbahaya, penyelidikan tentang pagar
pengaman, pengujian alat-alat perlindungan diri, penelitian tentang pencegahan
peledakan gas dan debu, penelaahan tentang bahan-bahan dan desain paling tepat
untuk tambang- tambang pengangkat.
• Riset medis

Meliputi terutama penelitian tentang efek-efek fisiologis

• Penelitian psikologis

Penyelidikan tentang pola-pola kejiwaan yang menyebabkan terjadinya


kecelakaan.

• Penelitian syarat statistik

Untuk menetapkan jenis-jenis kecelakaan yang terjadi, banyaknya, mengenai


siapa saja, dalam pekerjaan apa, dan apa sebabsebabnya.

• Pendidikan

Menyangkut pendidikan keselamatan dalam kurikulum teknik, sekolah-sekolah


perniagaan atau kursus-kursus pertukangan.

• Latihan-latihan

5
Yaitu latihan praktek bagi tenaga kerja, khususnya tenaga kerja yang baru
dalam keselamatan kerja
• Penggairahan

Yaitu penggunaan aneka cara penyuluhan atau pendekatan lain unuk


menimbulkan sikap untuk selamat.
• Asuransi

Yaitu insentif finansial untuk meningkatkan pencegahan kecelakaan misalnya


dalam bentuk pengurangan premi yang dibayar oleh perusahaan, jika tindakan-
tindakan keselamatan sangat baik.

• Usaha keselamatan pada tingkat perusahaan

Merupakan ukuran utama efektif tidaknya penerapan keselamatan kerja. Pada


perusahaanlah, kecelakaan-kecelakaan terjadi sedangkan pola-pola kecelakaan
pada suatu perusahaan tergantung kepada tingkat kesadaran akan keselamatan
kerja oleh semua pihak yang bersangkutan.

• Organisasi K3

Dalam era industrialisasi dengan kompleksitas permasalahan dan penerapan


prinsip manajemen modern, masalah usaha pencegahan kecelakaan tidak mungkin
dilakukan oleh orang perorang atau secara pribadi tapi memerlukan keterlibatan
banyak orang, berbagai jenjang dalam organisasi yang memadai.

Organisasi ini dapat berbentuk struktural seperti Safety Departemen (Departemen


K3), fungsional seperti Safety Committee (Panitia Pembina K3). Agar organisasi
K3 ini berjalan dengan baik maka harus didukung oleh adanya :

a. Seorang pimpinan (Safety Director)


b. Seorang atau lebih teknisi (Safety Engineer)
c. Adanya dukungan manajemen
d. Prosedur yang sistimatis, kreativitas dan pemeliharaan motivasi dan moral
pekerja.

6
STRURGANISASI KESEHATAN DAN KEKERJA
SAFETY DIRECTOR

SAFETY ENGINEER

PELAKSANA LAPANGAN PELAKSANA LAPANGAN

TENAGA LAPANGAN

Uraian tugas untuk masing-masing jabatan pada struktur organisasi :

1. Safety Director

• Melakukan perencanaan untuk system keselamatan kerja di lokasi proyek

• Melaksanakan system keselamatan kerja di lokasi proyek

• Melakukan pengawasan terhadap system keselamatn kerja yang dibuat pada


lokasi proyek
• Menyediakan peralatan keselamatan kerja

• Memberikan praktek bagi tenaga kerja, khususnya tenaga kerja yang baru
dalam keselamatan kerja
• Safety Engineer

• Melakukan pengawasan terhadap tenaga kerja dalam kesehatan keselamatan


kerja
2. Pelaksana Lapangan

• Melakukan pengawasan terhadap tenaga kerja dalam kesehatan keselamatan


kerja
• Memberikan pertolongan pertama pada tenaga kerja yang mendapat
kecelakaan kerja sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan di lokasi proyek.

7
V. Metode Pelaporan Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Metode pelaporan pada lokasi proyek terdiri atas 3 jenis pelaporan, yaitu :

1. Laporan Setiap Kejadian Kecelakaan Kerja

Saat pekerjaan berlangsung dan terjadi kecelakaan kerja baik yang


memberikan penanganan khusus ataupun kecelakaan ringan, pihak
pelaksanan K3 di lokasi proyek harus memberikan laporan kepada savety
director.

2. Laporan Penyelidikan Kejadian Kecelakaan Kerja

Saat pimpinan mendapatkan informasi/laporan tentang kecelakaan kerja di


lokasi kerja, maka pihak pimpinan segera menyelidiki kecelakaan kerja
tersebut dan selanjutnya di laporkan ke pimpinan pusat untuk segera
mendapatkan tindakan penanganannya.

3. Laporan Rutin Kinerja Keselamatan Kerja

Laporan kinerja keselamatan kerja dikerjakan langsung oleh pimpinan proyek,


laporan ini berisi tentang pelaksanaan kesehatan keselamatan kerja, apakah
terlaksana atau tidak terlaksana.

a. Penggunaan kaos tangan

b. Penggunaan helem proyek

c. Penggunaan savety belt

8
A.3 Pengukuran dan MC 0 % dan 100 %

Sebelum Pekerjaan dimulai maka terlebih dahulu diadakan Mutual Check Awal ( MC
0 % ) yaitu dengan melaksanakan Kegiatan Pengukuran ini berfungsi menentukan
batas-batas dan ukuran pekerjaan yang akan dikerjakan serta Elevasi yang
digunakan. Selanjutnya dari hasil pengukuran ini harus mendapat persetujuan dari
Direksi dan Konsultan, Setelah itu baru di Plot dalam Gambar Desain, Gambar ini
juga harus mendapat persetujuan dari Direksi dan Konsultan. Kegiatan Selanjutnya
adalah menghitung Volume semua jenis Pekerjaan sebagai dasar untuk
melaksanakan Pekerjaan. Kalau semua ini sudah dilaksanakan, maka Rekanan
meminta ijin secara tertulis ke Direksi dan Konsultan untuk memulai Pekerjaan.
Pekerjaan Selanjutnya adalah membuat bouwplank sebagai acuan yang harus diikuti
dalam pelaksanaana pekerjaan berdasrkan gambar yang telah disetujui..
Begitu juga Pelaksanaan Kegiatan Mutual Check 100 %, yang pada akhirnya dijadikan
Gambar Asbuilt Drawing
Proses pelaksanaan :
a. Penyediaan material, yaitu :
Kayu Kelas II
Kuas dan Cat

9
b. Penyediaan Peralatan, yaitu :
Theodolite 1 Set
Waterpass 1 Set
Bak Ukur
Roll Meter
Alat bantu
c. Penyediaan tenaga kerja, yaitu :
Surveyor
Pekerja
d. Pelaksanaan, yaitu :
Penyediaan peralatan pengukuran berupa theodolit, waterpas dan meteran
serta alat bantu lain untuk menunjang pekerjaan pengukuran.
Selanjutnya dibuatkan patok berdasarkan gambar rencana ke titik real yang
ada di lapangan atau lokasi kerja.

B.1 Pekerjaan Cofering dan Dewatering.

Pekerjaan Cofering dan Dewatering dilaksanakan untuk memberikan ruang yang


bebas air dilokasi pekerjaan . Pekerjaan Cofering biasanya dari Karung Gony yang diisi
pasir dan dijahit sehingga pasir dalam karung Gony tidak keluar. Perletakan Karung ini
diatur sedemikian rupa sehingga berfungsi sebagai Cofering, Demikian juga pompa Air
kapasitasnya sesuai dengan Kebutuhan.
Proses pelaksanaan :
a. Penyediaan material, yaitu :
Karung Plastik
Pasir
Tali Rapia
b. Penyediaan Peralatan, yaitu :
Excavator
Pompa Air
Skop
Gerobak Dorong

10
Jarum Jahit Karung Gony
Linggis
Alat bantu
c. Penyediaan tenaga kerja, yaitu :
Mandor
Pekerja
d. Pelaksanaan, yaitu :
Setelah karung Plastik terisi dengan Pasir dan sudah dijahit, maka Excavator
mengangkatnya ke lokasi Pekerjaan dan diatur sedemikian rupa oleh Pekerja,
Begitu juga pengoprasian Pompa Air disesuaikan dengan kebutuhan,
sehingga lokasi pekerjaan bangunan yang akan dikerjakan betul betul kering
Kalau pekerjaan sudah selesai maka bekas Cofering dirapikan dan siap
digunakan pada lokasi yang lain.

11
C. PEKERJAAN GALIAN TIMBUNAN LONGSTORAGE

C.1 Pekerjaan Pembersihan dan Sripping

Pekerjaan pembersihan dan stripping dilaksnakan dengan menebang pohon dan


semak belukar dilokasi pekerjaan dan pembabatan rumput liar diarea Longstrage
dan mengupas lapisan of Top soil sehingga nantinya kelihatan seluruh area
pekerjaan. Embung serbaguna Soppeng

Sampah dari hasil pembersihan dan Strepping tadi dirapikan dan disebar supaya
mudah untuk dibakar dengan catatan tidak membahayakan apinya.

Proses pelaksanaan :
1. Penyediaan material, yaitu :
Bahan Bakar ,minyak Tanah
2 . Penyediaan Peralatan, yaitu :
Bulldozer
3. Penyediaan tenaga kerja, yaitu :
Mandor
Pekerja
4. Pelaksanaan, yaitu :
Setelah pekerjaan Pengukuran dan Penggambaran sudah selesai dan sudah
disetujui oleh Direksi dan Konsultan maka dilaksanakanlah pekerjaan
pembersihan dan Strepping area longstrage. Sampah dari hasil pembersihan
harus dibuang pada tempat yang disetujui oleh Direksi dan Konsultan juga
mendapat persetujuan Direksi.
Kalau pekerjaan sudah selesaanakan pekerjaan maka dilaksanakan
pemeriksaan bersama, Direksi, Konsultan dan Rekanan.

12
C.2 Galian Tanah Mekanis dan dibuang sekitar lokasi

Pekerjaan Galian Tanah Mekanis dengan menggunakan Excavator


dilaksanakan setelah Proses Pengukuran dan Persetujuan Gambar oleh
Direksi , Pekerjaan Galian Tanah Mekanis berdasarkan patok Profil yang
sudah dipasang pada saat Pengukuran. Buangan Hasil Galian diatur
sedemikian rupa sehingga hasil buangan tidak menghalangi Pekerjaan
selanjutnya. Pekerjaan Galian Tanah Mekanis harus memperhatikan Kedalam
galian yang dapat membahayakan Pekerja pada saat melaksanakan
pekerjaan. dan kalau pekerjaan Galian Tanah Mekanis sudah selesai
dilaksanakan maka dilaksanakan pengecekan bersama, sebelum
melaksanakan pekerjaan selanjutnya.

Proses pelaksanaan :
1. Penyediaan material, yaitu :
Balok untuk Patok Profile
2 . Penyediaan Peralatan, yaitu :
Excavator
Dump truck
3. Penyediaan tenaga kerja, yaitu :
Mandor
Pekerja
4. Pelaksanaan, yaitu :
Setelah pekerjaan Pengukuran dan Penggambaran sudah selesai dan sudah
disetujui oleh Direksi dan Konsultan maka dilaksanakanlah pekerjaan galian
tanah mekanis. Hasil Buangan galian harus juga mendapat persetujuan
Direksi.
Kalau pekerjaan sudah selesaanakan pekerjaan maka dilaksanakan
pemeriksaan bersama, Direksi, Konsultan dan Rekanan.

13
C.3 Pemadatan Tanah Mekanis hasil Galian

Sebelum pelaksanaan Pekerjaan Timbunan Tanah hasil galian Dipadatkan,


maka terlebih dahulu diadakan pengujian Material Timbunan tanah hasil
galian di Laboratorioum guna mendapatkan kepadatan Laboratorium dan
melaksanakan Trial Embankment untuk mendapatkan jumlah lintasan
sehingga didapat hasil kepadatan lapangan .Perbandingan antara Kepadatan
Lapangan dan Kepadatan Laboratorium minimum harus sama dengan
Spesifikasi 90 % berat kering.

Pelaksanaan Penimbunan dilaksanakan secara lapis per lapis maksimum 25 cm,


dipadatkan dengan Vibro Roller dgn beradasar kadar air yang didapat dari
Laboratorium dan terus diambil data pengetesan kepadatan sampai Elevasi Top
yang direncanakan. Setelah Pekerjaan Selesai maka diadakan pengecekan
bersama ( Direksi, Konsultan dan Rekanan ), Elevasi dan dimensi bersdasarkan
gambar yang telah disetujui

Proses pelaksanaan :
1. Penyediaan material, yaitu :
Material tanah Timbunan dari Borrow Area
Air dalam Tangki Water Tank
Balok yang telah ditandai per layer 25 cm.
2 . Penyediaan Peralatan, yaitu :
Dump Truck
Bulldozer
Vibro Roller
Water Tank
3. Penyediaan tenaga kerja, yaitu :
Mandor
Pekerja

14
4. Pelaksanaan, yaitu :
Setelah pekerjaan Trial Embankment selesai maka dilaksanakan pekerjaan
penimbunan layer per layer. Pengetesan kepadatan dengan metode
Sand Cone dilaksanakan sebelum melaksanakan peneimbunan lapis
diatasnya.
Kalau pekerjaan sudah selesaanakan pekerjaan maka dilaksanakan
pemeriksaan bersama, Direksi, Konsultan dan Rekanan.

15
D. PEKERJAAN BANGUNAN UTAMA EMBUNG
D1. = C2

D2 = C3.

D3 . Pasangan Batu 1 PC : 4 PP
Pekerjaan Pasangan Batu 1 : 4 dilaksanakan dengan batu gunung atau
batu kali Peralantan yang digunakan untuk mencampur semen, pasir dan air
adalah concrete mixer, dimensi tong yang digunakan berdasar dari hasil
analisa mix desain. Batu yang digunakan terlebih dahulu diuji berat jenis,
keausan dan Absorpsinya di Laboratorium dan hasilnya harus sama atau lebih
besar dari spesifikasi. Permukaan Batu tidak boleh kotor dan bebas dari
bahan an organik. Dimensi Pasangan Batu sesuai dengan gambar yang telah
disetujui. Pelaksanaan Pasangan Batu 1 : 4 tidak boleh batu dengan batu
bersentuhan harus ada spesi yang mengantarainya. Untuk Pasangan Batu
muka maka Rekanan harus memilih Batu yang ukuran dan bundarannya
hampir sama sehingga kelihatan Pasangan Batu Muka Rapi. Setelah Pekerjaan
Selesai maka diadakan pengecekan bersama.
Proses pelaksanaan :
a. Penyediaan material, yaitu :
Batu Kali / Gunung
Pasir Pasangan
Semen
Air
b. Penyediaan Peralatan, yaitu :
Concrete Mixer
Alat bantu
C. Penyediaan tenaga kerja, yaitu :
Mandor
Kapala Tukang
Tukang
Pekerja

16
D. Pelaksanaan, yaitu :
Setelah Lokasi Pasangan Batu sudah kering dan digali sesuai dengan dimensi
dalam gambar maka terlebih dahulu meletakkan campuran diatas tanah yang
sudah tergali, baru menyusul Batunya. Pekerjaan ini terus menerus
dilaksanakan sampai pada Elevasi Top atau sesuai dengan gambar yang
sudah disetujui.
Kalau pekerjaan sudah selesai maka dilaksanakan pemeriksaan bersama,
Direksi, Konsultan dan Rekanan.

D4. Pekerjaan Beton Lantai Kerja K175


Pekerjaan Beton Lantai Kerja K175 dilaksanakan dengan menggunakan
material batu pecah, pasir beton, semen dan air . Peralantan yang digunakan
adalah concrete mixer, dimensi tong yang digunakan berdasar dari hasil
analisa mix desain. Batu pecah, pasir, semen dan air harus semua mengikuti
spesifikasi yang ada. Jadi sebelum Rekanan melaksanakan Pekerjaan beton
maka sebelumnya diadakan mix desain.
Semua material tidak boleh kotor, karena dapat mempengaruhi kekuatan
beton itu sendiri.

Proses pelaksanaan :
1. Penyediaan material, yaitu :
Batu Pecah
Pasir Beton
Semen
Air

2 . Penyediaan Peralatan, yaitu :


Concrete Mixer
Vibrator Concrete
Alat Bantu

17
3. Penyediaan tenaga kerja, yaitu :
Mandor
Kapala Tukang
Tukang
Pekerja
4. Pelaksanaan, yaitu :
Setelah Lokasi Pasangan Lantai Kerja Beton K 175 sudah sesuai
dengan dimensi dalam gambar maka terlebih dahulu memeriksa Pembesian
dan Bekesting, Kalau sudah, makadilaksanakanlah pekerjaan Beton.
Sebagai alat kontrol mutu maka diambil sample per 5 m3 pengecoran.
Kalau pekerjaan sudah selesai maka dilaksanakan pemeriksaan
bersama, Direksi, Konsultan dan Rekanan.

D5. Beton Cyclop K175

Pekerjaan Beton Cyclop K175 dilaksanakan dengan menggunakan material


batu, pasir beton, semen dan air . Peralantan yang digunakan adalah
concrete mixer, dimensi tong yang digunakan berdasar dari hasil analisa mix
desain. Batu , pasir, semen dan air harus semua mengikuti spesifikasi yang
ada. Jadi sebelum Rekanan melaksanakan Pekerjaan beton maka sebelumnya
diadakan mix desain.
Semua material tidak boleh kotor, karena dapat mempengaruhi kekuatan
beton itu sendiri.
Proses pelaksanaan :
1. Penyediaan material, yaitu :
Batu
Pasir Beton
Semen
Air

18
2 . Penyediaan Peralatan, yaitu :
Concrete Mixer
Vibrator Concrete
Alat bantu

3. Penyediaan tenaga kerja, yaitu :


Mandor
Kapala Tukang
Tukang
Pekerja

4. Pelaksanaan, yaitu :
Setelah Lokasi Pasangan Beton Cyclop K 175 sudah sesuai dengan
dimensi dalam gambar maka terlebih dahulu memeriksa Dimensi, Bekesting,
Beserta semua perkuatan nya, Kalau sudah, makadilaksanakanlah pekerjaan
Beton Cyclop K 175. Kalau pekerjaan sudah selesai maka dilaksanakan
pemeriksaan bersama, Direksi, Konsultan dan Rekanan.

D6. Beton K225


Pekerjaan Beton K225 dilaksanakan dengan menggunakan material batu
pecah, pasir beton, semen dan air . Peralatan yang digunakan adalah
concrete mixer, dimensi tong yang digunakan berdasar dari hasil analisa mix
desain. Batu pecah, pasir, semen dan air harus semua mengikuti spesifikasi
yang ada. Jadi sebelum Rekanan melaksanakan Pekerjaan beton maka
sebelumnya diadakan mix desain.
Semua material tidak boleh kotor, karena dapat mempengaruhi kekuatan
beton itu sendiri.
Proses pelaksanaan :

19
1. Penyediaan material, yaitu :
Batu Pecah
Pasir Beton
Semen
Air

2 . Penyediaan Peralatan, yaitu :


Concrete Mixer
Vibrator Concrete
Alat bantu
3. Penyediaan tenaga kerja, yaitu :
Mandor
Kapala Tukang
Tukang
Pekerja
4. Pelaksanaan, yaitu :
Setelah Lokasi Pasangan Beton K 225 sudah sesuai dengan dimensi
dalam gambar maka terlebih dahulu memeriksa Pembesian , perkuatan dan
Bekesting, Kalau sudah, makadilaksanakanlah pekerjaan Beton dan supaya
beton menjadi padat maka digunakan Concreate Vibrator. Sebagai alat kontrol
mutu maka diambil sample per 5 m3 pengecoran.
Kalau pekerjaan sudah selesai maka dilaksanakan pemeriksaan
bersama, Direksi, Konsultan dan Rekanan.

D7. Tulangan Ulir


Pemotongan Besi Tulangan Ulir dilaksanakan dengan menggunakan
Bart Bender dan Bart Cutter, dimensi tulangan , jumlah tulangan dan panjang
sambungan antar sambungan harus sesuai dengan diameter besi . Jadi
sebelum Rekanan melaksanakan Pekerjaan pemotongan Besi maka
sebelumnya diadakan pengecekan terlebuh dahulu.

20
Proses pelaksanaan :

1. Penyediaan material, yaitu :


Besi Ulir

2 . Penyediaan Peralatan, yaitu :


Bart Bender
Bart Cutter
Alat bantu

3. Penyediaan tenaga kerja, yaitu :


Mandor
Kapala Tukang
Tukang
Pekerja

4. Pelaksanaan, yaitu :
Setelah semua dimensi besi sesuai dengan Gambar maka terlebih
dahulu memeriksa hasil dari pemotongan Pembesian .
Kalau pekerjaan sudah selesai maka dilaksanakan pemeriksaan
bersama, Direksi, Konsultan dan Rekanan.

D8. Pekerjaan Bekisting


Pekerjaan Bekisting dilaksanakan dengan menggunakan material Kayu, papan,
Balok,Multiplex, Paku, Kawat dan Tali . Peralatan yang digunakan adalah
Gergaji, Palu atau Hummer, Tang dan Alat Bantu . dimensi dari bekisting
dibuat berdasarkan gambar yang telah disetujui Direksi dan Konsultan.
Semua material yang digunakan harus sesuai spesifikasi

21
Proses pelaksanaan :

1. Penyediaan material, yaitu :

Multiplex 12mm
Kayu Kelas 3
Paku
Minyak Bekisting

2 . Penyediaan Peralatan, yaitu :


Gergaji
Palu / Hummer
Alat bantu

3. Penyediaan tenaga kerja, yaitu :


Mandor
Kapala Tukang
Tukang
Pekerja

4. Pelaksanaan, yaitu :
Setelah pabrikasi besi sudah selesai, maka tahapan selanjutnya adalah
merakit besi sesuai dengan gambar yang telah disetujui, dengan melihat
gambar pembesian.
Kalau pekerjaan sudah selesai maka dilaksanakan pemeriksaan
bersama, Direksi, Konsultan dan Rekanan.

22
D9. Angkur Diameter 25 mm
Pekerjaan Angkur diameter 25 mm dilaksanakan dengan menggunakan
material Besi diameter 25 mm. Peralatan yang digunakan adalah Bart Bender
dan Bart Cutter dimensi dari Angker diameter 25 mm dibuat berdasarkan
gambar yang telah disetujui Direksi dan Konsultan.
Semua material yang digunakan harus sesuai spesifikasi

Proses pelaksanaan :

1. Penyediaan material, yaitu :


Besi diameter 25 mm

2 . Penyediaan Peralatan, yaitu :


Bor beton
Bart bender
Bart Cutter
Alat bantu

3. Penyediaan tenaga kerja, yaitu :


Mandor
Kapala Tukang
Tukang
Pekerja

4. Pelaksanaan, yaitu :
Setelah pabrikasi besi sudah selesai, maka tahapan selanjutnya adalah
merakit Angker besi sesuai dengan gambar yang telah disetujui, dengan
melihat gambar pembesian.
Kalau pekerjaan sudah selesai maka dilaksanakan pemeriksaan
bersama, Direksi, Konsultan dan Rekanan.

23
24
3. Plasteran 1 : 3

Pekerjaan Plasteran 1 : 3 dilaksanakan dengan menggunakan pasir yang telah


disaring dengan peralatan concrete mixer, dimensi tong yang digunakan
berdasar dari hasil analisa

mix desain. Pasir yang digunakan terlebih dahulu diuji berat jenis dan
Absorpsinya di Laboratorium dan hasilnya harus sama atau lebih besar dari
spesifikasi. Material Pasir tidak boleh kotor dan bebas dari bahan an organik.
Ketebalan Plasteran sesuai dengan gambar yang telah disetujui. Pelaksanaan.
Setelah Pekerjaan Selesai maka diadakan pengecekan bersama.
Proses pelaksanaan :
1. Penyediaan material, yaitu :
Pasir Saring

25
Semen
Air
2 . Penyediaan Peralatan, yaitu :
Concrete Mixer
Bak Penampungan Air
Gerobak Dorong
Skop
Linggis
Alat bantu
3. Penyediaan tenaga kerja, yaitu :
Mandor
Kapala Tukang
Tukang
Pekerja

4. Pelaksanaan, yaitu :
Setelah pekerjaan pasangan batu sudah dilaksanakan maka pekerjaan
selanjutnya adalah pekerjaan Plasteran dengan komposisi 1 : 3 . Pekerjaan
Plasteran harus rapi dan rata sehingga kelihatan baik.
Kalau pekerjaan sudah selesai maka dilaksanakan pemeriksaan
bersama, Direksi, Konsultan dan Rekanan.

4. Pekerjaan Timbunan Tanah dari Luar dipadatkan

Sebelum pelaksanaan Pekerjaan Timbunan Tanah dari luar Dipadatkan, maka terlebih
dahulu diadakan pengujian Material Timbunan tanah dari luar di Laboratorioum guna
mendapatkan kepadatan Laboratorium dan melaksanakan Trial Embankment untuk
mendapatkan jumlah lintasan sehingga didapat hasil kepadatan lapangan .Perbandingan
antara Kepadatan Lapangan dan Kepadatan Laboratorium minimum harus sama dengan
Spesifikasi 90 % berat kering.

26
Pelaksanaan Penimbunan dilaksanakan secara lapis per lapis maksimum 25 cm,
dipadatkan dengan Vibro Roller dgn beradasar kadar air yang didapat dari Laboratorium
dan terus diambil data pengetesan kepadatan sampai Elevasi Top yang direncanakan.
Setelah Pekerjaan Selesai maka diadakan pengecekan bersama ( Direksi, Konsultan dan
Rekanan ), Elevasi dan dimensi bersdasarkan gambar yang telah disetujui

Proses pelaksanaan :
1. Penyediaan material, yaitu :
Material tanah Timbunan dari Borrow Area
Air dalam Tangki Water Tank
Balok yang telah ditandai per layer 25 cm.
2 . Penyediaan Peralatan, yaitu :
Dump Truck
Excavator
Bulldozer
Vibro Roller
Water Tank
3. Penyediaan tenaga kerja, yaitu :
Mandor
Pekerja
4. Pelaksanaan, yaitu :
Setelah pekerjaan Trial Embankment selesai maka dilaksanakan pekerjaan
penimbunan layer per layer. Pengetesan kepadatan dengan metode
Sand Cone dilaksanakan sebelum melaksanakan peneimbunan lapis
diatasnya.
Kalau pekerjaan sudah selesaanakan pekerjaan maka dilaksanakan
pemeriksaan bersama, Direksi, Konsultan dan Rekanan.

27
5. Pekerjaan Galian Tanah Mekanis.

Pekerjaan Galian Tanah Mekanis dengan menggunakan Excavator dilaksanakan setelah


Proses Pengukuran dan Persetujuan Gambar oleh Direksi , Pekerjaan Galian Tanah
Mekanis berdasarkan patok Profil yang sudah dipasang pada saat Pengukuran. Buangan
Hasil Galian diatur sedemikian rupa sehingga hasil buangan tidak menghalangi Pekerjaan
selanjutnya. Pekerjaan Galian Tanah Mekanis harus memperhatikan Kedalam galian
yang dapat membahayakan Pekerja pada saat melaksanakan pekerjaan. dan kalau
pekerjaan Galian Tanah Mekanis sudah selesai dilaksanakan maka dilaksanakan
pengecekan bersama, sebelum melaksanakan pekerjaan selanjutnya.

Proses pelaksanaan :
1. Penyediaan material, yaitu :

28
Balok untuk Patok Profile

2 . Penyediaan Peralatan, yaitu :


Excavator
3. Penyediaan tenaga kerja, yaitu :
Mandor
Pekerja

4. Pelaksanaan, yaitu :
Setelah pekerjaan Pengukuran dan Penggambaran sudah selesai dan sudah
disetujui oleh Direksi dan Konsultan maka dilaksanakanlah pekerjaan galian
tanah mekanis. Hasil Buangan galian harus juga mendapat persetujuan
Direksi.
Kalau pekerjaan sudah selesaanakan pekerjaan maka dilaksanakan
pemeriksaan bersama, Direksi, Konsultan dan Rekanan.

III. PEKERJAAN SALURAN DRAINASE

1. Pekerjaan Pembersihan

Pekerjaan pembersihan dilaksnakan dengan menebang pohon dan semak belukar


dilokasi pekerjaan dan pembabatan rumput liar sepanjang saluran lokasi pekerjaan
sehingga nantinya kelihatan dimensi saluran seperti sebelumnya.

Sampah dari hasil pembersihan tadi dirapikan dan disebar supaya mudah untuk dibakar
dengan catatan tidak membahayakan apinya.

Proses pelaksanaan :
1. Penyediaan material, yaitu :
Bahan Bakar minyak Tanah
2 . Penyediaan Peralatan, yaitu :
Parang
Cangkul
29
Skop
Linggis
Gerobak
3. Penyediaan tenaga kerja, yaitu :
Mandor
Pekerja
4. Pelaksanaan, yaitu :
Setelah pekerjaan Pengukuran dan Penggambaran sudah selesai dan sudah
disetujui oleh Direksi dan Konsultan maka dilaksanakanlah pekerjaan
pembersihan saluran dan tanggul. Sampah dari hasil pembersihan harus
dibuang pada tempat yang disetujui oleh Direksi dan Konsultan juga
mendapat persetujuan Direksi.
Kalau pekerjaan sudah selesaanakan pekerjaan maka dilaksanakan
pemeriksaan bersama, Direksi, Konsultan dan Rekanan.
2. Pekerjaan Galian Tanah Mekanis.

Pekerjaan Galian Tanah Mekanis dengan menggunakan Excavator dilaksanakan setelah


Proses Pengukuran dan Persetujuan Gambar Oleh Direksi , Pekerjaan Galian Tanah
Mekanis berdasarkan patok Profil yang sudah dipasang pada saat Pengukuran. Buangan
Hasil Galian diatur sedemikian rupa sehingga hasil buangan tidak menghalangi Pekerjaan
selanjutnya. Pekerjaan Galian Tanah Mekanis harus memperhatikan Kedalam galian
yang dapat membahayakan Pekerja pada saat melaksanakan pekerjaan. dan kalau
pekerjaan Galian Tanah Mekanis sudah selesai dilaksanakan maka dilaksanakan
pengecekan bersama, sebelum melaksanakan pekerjaan selanjutnya.

Proses pelaksanaan :
1. Penyediaan material, yaitu :
Balok untuk Patok Profile
2 . Penyediaan Peralatan, yaitu :
Excavator
3. Penyediaan tenaga kerja, yaitu :
Mandor
Pekerja

30
4. Pelaksanaan, yaitu :
Setelah pekerjaan Pengukuran dan Penggambaran sudah selesai dan sudah
disetujui oleh Direksi dan Konsultan maka dilaksanakanlah pekerjaan galian
tanah mekanis. Hasil Buangan galian harus juga mendapat persetujuan
Direksi.
Kalau pekerjaan sudah selesai dilaksanakan maka diadakan pemeriksaan
bersama, Direksi, Konsultan dan Rekanan.

3. Pekerjaan Perapihan

Pekerjaan perapihan dilaksnakan dengan merapikan dan membentuk tanggul dari galian
atau timbunan tanah sehingga kelihatan rapi , Dimensi dari perapihan tanggul sesuai
dengan gambar yang telah disetujui oleh Direksi dan Konsultan.

Proses pelaksanaan :
1. Penyediaan material, yaitu :
Tanah Bekas Galian untuk Timbunan Tanggul
2 . Penyediaan Peralatan, yaitu :
Excavator
3. Penyediaan tenaga kerja, yaitu :
Mandor
Pekerja
4. Pelaksanaan, yaitu :
Setelah pekerjaan Galian dan Penimbunan sudah selesai dan sudah
disetujui oleh Direksi dan Konsultan maka dilaksanakanlah pekerjaan
perapihan saluran dan tanggul. Perapihan dilaksanakan dengan membentuk
Tanggul dari timbunan tanah hasil galian sesuai dengan dimensi dalam
gambar ( Kemiringan, Ketinggian dan Lebar Atas dari tanggul, begitu juga
dengan kemeiringan Galian dan kalau ketinggian Galian dan timbunan
melebihi 3 meter maka pelaksanaannya dilaksanakan berterap.
Dimensi dari tanggul sesuai dengan Gambar yang telah disetujui.

31
Kalau pekerjaan sudah selesaanakan pekerjaan maka dilaksanakan
pemeriksaan bersama, Direksi, Konsultan dan Rekanan.

Makassar, Januari 2015


PT.TELAGA PASIR KUTA

EFENDI KODA
KUASA DIREKTUR

32

Anda mungkin juga menyukai