PENGENDALIAN RESIKO K3
DI TEMPAT KERJA
TIA SUGIRI
Operator K3 Umum Hirarki pengendalian
Resiko
KODE UNIT : M.71KKK01.001.1
JUDUL UNIT : Merancang Strategi Pengendalian Risiko K3 di Tempat Kerja
Operator K3 Umum
KODE UNIT : M.71KKK01.001.1
JUDUL UNIT : Merancang Strategi Pengendalian Risiko K3 di Tempat Kerja
STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL INDONESIA
OPERATOR K3
Unit Kompetensi
M.71KKK01.001.1 Merancang Strategi Pengendalian Risiko K3 di Tempat Kerja
Elemen Kompetensi :
1. Merencanakan pengendalian risiko K3 di tempat kerja
• Menganalisis hasil identifikasi faktor bahaya pada setiap lokasi di tempat
kerja
• Menilai faktor bahaya sesuai metode penilaian risiko K3 yang ditentukan
STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONALINDONESIA – ELEMEN KOMPETENSI
Bagian Ketiga
PASAL 7
Elemen Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi
a. kepemimpinan dan partisipasi pekerja dalam Keselamatan Konstruksi;
b. perencanaan Keselamatan Konstruksi;
c. dukungan Keselamatan Konstruksi;
d. operasi Keselamatan Konstruksi; dan
e. evaluasi kinerja Keselamatan Konstruksi
PASAL 9
Perencanaan Keselamatan Konstruksi merupakan
kegiatan yang paling sedikit meliputi:
a. mengidentifikasi bahaya, penilaian risiko,
pengendalian, dan peluang
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2012 TENTANG
PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
Bagian Ketiga
Perencanaan K3
PASAL 9.3
Dalam menyusun rencana K3 sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) pengusaha harus mempertimbangkan:
a. hasil penelaahan awal;
b. identifikasi potensi bahaya, penilaian, dan
pengendalian risiko;
c. peraturan perundang-undangan dan persyaratan
lainnya; dan
d. sumber daya yang dimiliki
BAHAYA (hazard)
Segala sesuatu (sumber/kondisi/tindakan) berpotensi merugikan/ mencederakan pada;
(manusia, kerusakan alat/harta benda, gangguan proses produksi,
kerusakan lingkungan Andry Kurniawan, SKM., MKKK. - 2020
potensi
BAHAYA
kondisi atau keadaan baik pada orang, peralatan, mesin, pesawat,
instalasi, bahan, cara kerja, sifat kerja, proses produksi dan lingkungan
yang berpotensi menimbulkan gangguan, kerusakan, kerugian,
kecelakaan, kebakaran, peledakan, pencemaran dan penyakit akibat
kerja
PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 05/PRT/M/2014 TENTANG PEDOMAN SISTEM MANAJEMEN
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (SMK3) KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN UMUM – PASAL 1 HURUF 6
• Berkendara Melebihi Batas Kecepatan
• Dipengaruhi alkohol KONDISI
• Narkoba TIDAK
AMAN
• Bekerjadi ketinggian
• Tanpa APD
TINDAKAN
• Sarana pelindung jatuh
TIDAK
• Menggunakan alat kerja/APD tak AMAN
layak/tak sesuai
APA YANG TERJADI JIKA MENGABAIKAN UU-PERATURAN –STANDAR K3
unsafe actions
Unsafe Action : tindakan – tindakan yg tidak aman dan beresiko untuk para pekerja.
Unsafe Condition : keadaan – keadaan yg tidak aman dan beresiko untuk para pekerja.
Contoh
Tindakan dan Kondisi Tidak Aman
UNSAVE ACTION (TINDAKAN UNSAVE CONDITION (KONDISI
TIDAK AMAN), ANTARA LAIN : TIDAK AMAN), ANTARA LAIN :
Pencampuran Bahan Kimia Tempat Kerja Yang Tidak Penuhi
Standard/Prasyarat.
Buang Sampah Sembarangan Alat Pelindung Diri Yang Tidak Sesuai sama
Dengan Standard Yang Sudah di Tentukan
Bekerja Sembari Bercanda dan Kebisingan di Tempat Kerja.
Bersenda Gurau.
Mengerjakan Pekerjaan Yang Saat kerja atau Jam Kerja Lembur Yang Terlalu
berlebihan
Tidak Sesuai sama Dengan
Skill/Ketrampilan
Tidak Melakukan Prosedur Kerja Perlakukan Yang Tidak Mengasyikkan Dari
Atasan
dengan Baik
dilakukan dengan mempertimbangkan:
a. peraturan dan prosedur kerja, faktor sosial (termasuk beban kerja, jam kerja,
pelecehan dan intimidasi), kepemimpinan dan budaya dalam organisasi;
b. kegiatan rutin dan non-rutin, termasuk bahaya yang timbul dari:
1) kondisi prasarana, peralatan, material, zat berbahaya dan kondisi fisik tempat
kerja;
2) desain produk dan layanan, penelitian, pengembangan, pengujian,
produksi, perakitan, pengadaan, pemeliharaan dan pembuangan;
3) faktor manusia;
4) cara pelaksanaan pekerjaan.
PERTIMBANGAN IDENTIFIKASI BAHAYA
c. kejadian yang pernah terjadi pada periode sebelumnya, baik dari internal
maupun eksternal organisasi, termasuk keadaan
darurat, dan penyebabnya;
d. potensi keadaan darurat;
e. faktor manusia, termasuk:
1) orang yang memiliki akses ke tempat kerja dan/atau kegiatan Pekerjaan
Konstruksi, termasuk pekerja, pengunjung, dan orang lain;
2) orang di sekitar tempat kerja yang dapat dipengaruhi oleh
kegiatan Pekerjaan Konstruksi;
3) pekerja di lokasi yang tidak berada di bawah kendali langsung organisasi;
PERTIMBANGAN IDENTIFIKASI BAHAYA
4. FTA
Fault Tree Analysis
o memprediksi atau alat investigasi setelah terjadinya kecelakaan dengan
melakukan analisis proses kejadian.
o menghasilkan penilaian kuantitatif dari probabilitas kejadian yang tidak
diinginkan.
o metode yang paling efektif dalam menemukan inti permasalahan karena dapat
menentukan bahwa kerugian yang ditimbulkan tidak berasal dari
satu kegagalan.
o merupakan kerangka berpikir terbalik di mana evaluasi berawal dari insiden
kemudian dikaji penyebabnya
5. ETA
Event Tree Analysis
o metode yang menunjukkan dampak yang mungkin terjadi dengan diawali oleh
identifikasi pemicu kejadian dan proses dalam setiap tahapan yang menimbulkan
terjadinya kecelakaan.
o perlu mengetahui pemicu dari kejadian dan fungsi sistem
keselamatan atau prosedur
o kegawatdaruratan yang tersedia untuk menentukan langkah perbaikan
terhadap dampak yang ditimbulkan
6. JHA
Job Hazard Analysis
o fokus pada tahapan pekerjaan sebagai cara untuk mengidentifikasi bahaya
sebelum suatu kejadian yang tidak diinginkan muncul.
o fokus pada interaksi antara pekerja, tugas/pekerjaan, alat dan lingkungan.
o setelah diketahui bahaya yang tidak bisa dihilangkan, maka dilakukan usaha untuk menghilangkan
atau mengurangi risiko bahaya ke tingkat level yang bisa diterima (OSHA 3071).
o dapat diterapkan dalam berbagai macam jenis pekerjaan, namun terdapat beberapa prioritas
pekerjaan yang perlu dilakukan JHA, antara lain:
• Pekerjaan dengan tingkat kecelakaan/kesakitan yang tinggi
• Pekerjaan yang berpotensi menyebabkan luka,cacat atau sakit meskipun tidak terdapat
insiden sebelumnya
• Pekerjaan yang bila terjadi sedikit kesalahan kecil akan dapat memicu
terjadinya kecelakaan parah atau luka
• Pekerjaan yang baru atau mengalami perubahan dalam proses dan prosedur
• Pekerjaan cukup kompleks untuk ditulis instruksi pelaksanaannya
risiko
(Risk)
Bahaya Benda Diam 1. Bahaya perbedaan elevasi atau gravitasi (printer yang diletakkan
(StaticHazards) diatas lemari kerja sedangkan posisi pekerja berada dibawahnya);
2. Bahaya air (terlalu dalam, terlalu dingin, terlalu panas);
3. Bahaya kerusakan perkakas/sarana kerja;
4. Bahaya konstruksi (jembatan/perancah ambruk, dll.);
5. Bahaya pemasangan (sambungan/baut tidak kuat, dll.)
Bahaya Ergonomi 1. Bentuk perkakas, bentuk peralatan, cara kerja, bentuk tempat
kerja dan penanganan secara manual
PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 21/PRT/M/2019 TENTANG PEDOMAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN KONSTRUKSI
Risiko besar
a. bersifat berbahaya tinggi berdasarkan penilaian Risiko Keselamatan Konstruksi.
b. Pekerjaan Konstruksi dengan nilai HPS di atas Rp100.000.000.000;
c. mempekerjakan tenaga lebih dari 100 (seratus) orang;
d. menggunakan peralatan berupa pesawat angkat;
e. menggunakan metode peledakan dan/atau menyebabkan terjadinya peledakan;
f. Pekerjaan Konstruksi yang menggunakan teknologi tinggi.
PENILAIAN RISIKO
Penilaian
RISIKO DAN PELUANG KESELAMATAN KONSTRUKSI MELIPUTI
penilaian risiko R = F X S
frekuensi severity
kekerapan keparahan
PENETAPAN tingkat kekerapan
Tingkat
Deskripsi Definisi
Kekerapan
• Besar kemungkinan terjadi kecelakaan saat melakukan pekerjaan
5 Hampir pasti
• Kemungkinan terjadinya kecelakaan lebih dari 2 dalam 1 tahun
• Kemungkinan akan terjadi kecelakaan saat melakukan pekerjaan pada
Sangat mungkin
4 terjadi
hampir semua kondisi
• Kemungkinan terjadinya kecelakaan 1 kali dalam 1 tahun terakhir
• Kemungkinan akan terjadi kecelakaan saat melakukan pekerjaan pada
3 Mungkin terjadi beberapa kondisi tertentu
• Kemungkinan terjadinya kecelakaan 2 kali dalam 3 tahun terakhir
• Kecil kemungkinan terjadi kecelakaan saat melakukan pekerjaan pada
Kemungkinan
2 kecil terjadi
beberapa kondisi tertentu
• Kemungkinan terjadinya kecelakaan 1 kali dalam 3 tahun terakhir
• Dapat terjadi kecelakaan saat melakukan pekerjaan pada beberapa
Hampir tidak
1 pernah terjadi
kondisi tertentu
• Kemungkinan terjadinya kecelakaan lebih dari 3 tahun terakhir
PENETAPAN tingkat keparahan
Skala Konsekuensi
Keselamatan
Tingkat
Keparahan Manusia Lingkungan
(Pekerja & Peralatan Material
Masyarakat)
5 Timbulnya fatality
lebih dari 1 orang
Terdapat peralatan
utama yang rusak
Material rusak dan
perlu mendatangkan
Menimbulkan pencemaran
udara/air/tanah /suara yang
meninggal dunia; total lebih dari satu material baru yang mengakibatkan keluhan dari pihak
dan mengakibatkan membutuhkan waktu masyarakat;atau
Atau pekerjaan berhenti lebih dari 1 minggu dan Terjadi kerusakan lingkungan di
Lebih dari 1 orang selama lebih dari 1 mengakibatkan Taman Nasional yang berhubungan
cacat tetap minggu pekerjaan berhenti dengan flora dan fauna;atau
Rusaknya aset masyarakat sekitar
secara keseluruhan
Terjadi kerusakan yang parah
terhadap akses jalan masyarakat.
PENETAPAN TINGKAT KEPARAHAN
Skala Konsekuensi
Tingkat Keselamatan
Keparahan Lingkungan
Manusia
(Pekerja & Peralatan Material
Masyarakat)
4 Timbulnya fatality
1 orang meninggal
Terdapat satu
peralatan utama yang
Material rusak dan
perlu mendatangkan
Menimbulkan pencemaran
udara/air/tanah/suara namun tidak
dunia; rusak total dan material baru yang adanya keluhan dari pihak
Atau mengakibatkan membutuhkan waktu 1 masyarakat;atau
1 orang cacat pekerjaan berhenti minggu dan Terjadi kerusakan lingkungan yang
tetap selama 1 minggu mengakibatkan berhubungan dengan flora dan
pekerjaan berhenti fauna;atau
Rusaknya sebagian aset masyarakat
sekitar; atau
Terjadi kerusakan sebagian akses
jalan masyarakat
PENETAPAN TINGKAT KEPARAHAN
Skala Konsekuensi
Tingkat
Keselamatan
Keparahan Manusia
Lingkungan
(Pekerja & Peralatan Material
Masyarakat)
3 Terdapat insiden
yang
erdapat lebih dari satu
peralatan yang rusak
Material rusak dan
perlu mendatangkan
Menimbulkan pencemaran
udara/air/tanah /suara yang
mengakibatkan dan memerlukan material baru yang mempengaruhi lingkungan
lebih dari 1 perbaikan dan membutuhkan waktu kerja;atau
pekerja dengan mengakibatkan lebih dari 1 minggu dan Terjadi kerusakan lingkungan yang
penanganan pekerjaan berhenti tidak mengakibatkan berhubungan dengan tumbuhan di
perawatan medis selama kurang dari pekerjaan berhenti lingkungan kerja;atau
rawat inap, tujuh hari
kehilangan waktu Terjadi kerusakan akses jalan di
kerja lingkungan kerja
PENETAPAN TINGKAT KEPARAHAN
Skala Konsekuensi
Tingkat
Keselamatan
Keparahan Manusia
Lingkungan
(Pekerja & Peralatan Material
Masyarakat)
2 Terdapat insiden
yang
Terdapat satu
peralatan yang rusak,
Material rusak dan
perlu mendatangkan
Menimbulkan pencemaran
udara/air/tanah/suara yang
mengakibatkan 1 memerlukan material baru yang mempengaruhi sebagian
pekerja dengan perbaikan dan membutuhkan waktu lingkungan kerja;atau
penanganan mengakibatkan kurang dari 1 minggu, Terjadi kerusakan sebagian akses
perawatan medis pekerjaan berhenti namun tidak jalan di lingkungan kerja
rawat inap, selama lebih dari 1 mengakibatkan
kehilangan waktu hari pekerjaan berhenti
kerja
PENETAPAN TINGKAT KEPARAHAN
Skala Konsekuensi
Tingkat
Keselamatan
Keparahan Manusia
Lingkungan
(Pekerja & Peralatan Material
Masyarakat)
1 Terdapat insiden
yang
Terdapat satu
peralatan yang rusak,
Tidak mengakibatkan
kerusakan material
Tidak mengakibatkan gangguan
lingkungan
penanganannya memerlukan
hanya melalui P3K, perbaikan dan
tidak kehilangan mengakibatkan
waktu kerja pekerjaan berhenti
selama kurang dari 1
hari
PENETAPAN tingkat risiko
KEPARAHAN
KEKERAPAN 1 2 3 4 5
1 1 2 3 4 5
2 2 4 6 8 10
3 3 6 9 12 15
4 4 8 12 16 20
5 5 10 15 20 25
1 Eliminasi
2 Substitusi
KEHANDALAN
PROTEKSI
3 Rekayasa/
Engineering
4 Pengendalian
Administratif
5 Alat Pelindung
Diri
1. ELIMINASI Hirarki teratasdan palingefektif
tujuan :
• untuk menghilangkan kemungkinan kesalahan manusia dalam
menjalankan suatu sistem karena adanya kekurangan pada
desain.
• Penghilangan bahaya merupakan metode yang paling efektif
sehingga tidak hanya mengandalkan prilaku pekerja dalam
menghindari resiko
• penghapusan benar-benar terhadap bahaya tidak selalu praktis
dan ekonomis.
• Metode alternatif
Jenis pengendalian ini antara lain seleksi karyawan, adanya standar operasi
baku (SOP), pelatihan, pengawasan, modifikasi prilaku, jadwal kerja, rotasi
kerja, pemeliharaan, manajemen perubahan, jadwal istirahat, investigasi dll.
5. ALAT P E L I N D U N G DIRI
Safety sign
preventive maintenance/manual book
pengukuran kebisingan secara berkala
pelatihan dan penggunaan earplug yang sesuai
pengendalian risiko K3 konstruksi
Tugas, Tanggung Jawab dan Wewenang
Penyedia Jasa Pelaksana Konstruksi
PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 05/PRT/M/2014 TENTANG PEDOMAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA (SMK3) KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN UMUM – PASAL 19 HURUF J
CONTOH FORMAT TABEL IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENGENDALIAN RISIKO
IDENTIFIKASI PENETAPAN PENGENDALIAN
NO. URAIAN KEGIATAN DAMPAK/RISIKO
BAHAYA RISIKO
Uraian Kegiatan Tahapan kegiatan pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan pekerjaan rutin dan non-
rutin