Anda di halaman 1dari 68

RANCANGAN AKTUALISASI DAN HABITUASI NILAI DASAR DAN

PERAN KEDUDUKAN APARATUR SIPIL NEGARA

OPTIMALISASI PENERAPAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT


(PHBS) SEKOLAH DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS
PUHPELEM KABUPATEN WONOGIRI

Disusun Oleh :

Nama : Anindya Priska Maulidianata, S.K.M


NIP : 19940901 201902 2 002
Angkatan/No. Absen : CXXII / 007
Jabatan : Penyuluh Kesehatan Masyarakat Ahli Pertama
Unit Kerja : UPTD Puskesmas Puhpelem Kabupaten
Wonogiri
Coach : Ikbal Khafid, S.IP, M.Si
Mentor : dr. Arif Wibowo, MPH

PELATIHAN DASAR (LATSAR) CPNS


GOLONGAN III ANGKATAN CXXII
KABUPATEN WONOGIRI BEKERJASAMA DENGAN
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH
TAHUN 2019HALAMAN PERSETUJUAN

RANCANGAN AKTUALISASI DAN HABITUASI NILAI DASAR


PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS)

Judul : Optimalisasi Penerapan Perilaku Hidup Bersih dan


Sehat (PHBS) Sekolah di Wilayah Kerja UPTD
Puskesmas Puhpelem Kabupaten Wonogiri

Nama Peserta : Anindya Priska Maulidianata, S.K.M


NIP : 199409012019022002
Gol/Angkatan : III / CXXII
Nomor Absen : 07
Dinyatakan disetujui untuk diseminarkan pada :
Hari : Selasa
Tanggal : 23 Juli 2019
Tempat : Graha Besar BKD Kabupaten Wonogiri

Peserta Pelatihan Dasar

Anindya Priska Maulidianata, S.K.M


Penata Muda
NIP. 199409012019022002
Menyetujui
Coach, Mentor

Ikbal Khafid, S.IP, M.Si dr. Arif Wibowo, MPH


Widyaiswara Ahli Madya Pembina
NIP. 196705041986031002 NIP. 196904122000121002

i
HALAMAN PENGESAHAN

RANCANGAN AKTUALISASI DAN HABITUASI NILAI DASAR


PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS)

Judul : Optimalisasi Penerapan Perilaku Hidup Bersih dan


Sehat (PHBS) Sekolah di Wilayah Kerja UPTD
Puskesmas Puhpelem Kabupaten Wonogiri

Nama Peserta : Anindya Priska Maulidianata, S.K.M


NIP : 199409012019022002
Gol/Angkatan : III / CXXII
Nomor Absen : 07
Telah diseminarkan pada :
Hari : Selasa
Tanggal : 23 Juli 2019
Tempat : Graha Besar BKD Kabupaten Wonogiri

Peserta Pelatihan Dasar

Anindya Priska Maulidianata, S.K.M


Penata Muda
NIP. 199409012019022002
Menyetujui
Coach, Mentor

Ikbal Khafid, S.IP, M.Si dr. Arif Wibowo, MPH


Widyaiswara Ahli Madya Pembina
NIP. 196705041986031002 NIP. 196904122000121002
Narasumber

DR.Drs. Joko Triwiyatno, M.Si


Widyaiswara Ahli Utama
NIP. 195807021984031002

ii
PRAKATA
Alhamdulillah, senantiasa kita ucapkan puji syukur kehadirat Allah
SWT yang hingga saat ini masih memberikan kita nikmat iman dan
kesehatan. Hanya kepada-Nya lah kami memuji dan hanya kepada-Nya
lah kami bersyukur, kami meminta ampunan dan kami meminta
pertolongan. Shalawat serta salam tidak lupa selalu kita haturkan untuk
Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan petunjukan Allah SWT.
Petunjuk yang paling benar yakni Syariah agama Islam yang sempurna
dan merupakan satu-satunya karunia paling besar bagi seluruh alam
semesta.
Berkat Rahmat-Nya penulis bisa menyelesaikan rancangan
aktualisasi yang berjudul optimalisasi penerapan perilaku hidup bersih dan
sehat ( PHBS ) di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Puhpelem Kabupaten
Wonogiri. Rancangan aktualisasi merupakan proses yang penting dalam
pelaksanaan habituasi. Kegiatan pada rancangan aktualisasi diharapkan
mampu mencerminkan nilai-nilai dasar Aparatur Sipil Negara (ASN) dan
diamalkan di tempat bekerja. Nilai-nilai tersebut meliputi materi
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti
Korupsi.
Penulis mengucapkan terima kasih atas dukungan materi maupun
pemikiran inovasi kepada :
1. Bupati Wonogiri bapak Joko Sutopo yang memberikan inspirasi
2. Kepala BPSDMD Provinsi Jawa Tengah beserta jajaran yang telah
memfasilitasi penyelenggaraan Pelatihan Dasar CPNS Golongan III
Angkatan CXXII.
3. Bapak Ikbal Khafid, S.IP, M.Si selaku coach atas semua inspirasi,
dorongan, masukan dan bimbingannya.
4. Dr. Arif Wibowo, MPH selaku mentor atas semua arahan, motivasi,
dukungan, masukan dan bimbingannya..
5. Keluarga besar UPTD Puskesmas Puhpelem Kabupaten Wonogiri
atas dukungan dan kerjasamanya

iii
6. Orang tua dan suami yang selalu mendoakan dan memberikan
semangat.
7. Peserta Diklat Latihan Dasar Golongan III Angkatan CXXII terutama
Kelompok 1, atas semua kerjasama, pengertian, pengorbanan dan
kekompakannya.
Penulis berharap rancangan aktualisasi ini bermanfaat untuk
masyarakat luas. Penulis sadari rancangan aktualisasi ini masih terdapat
kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, penulis
berharap atas saran dan kritik yang membangun sehingga penulis dapat
merevisi rancangan aktualisasi.

Wonogiri, 23 Juli 2019

Penulis

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN.............................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................. iii
PRAKATA.......................................................................................... iv
DAFTAR ISI....................................................................................... vi
DAFTAR TABEL DAN GAMBAR....................................................... viii

BAB I PENDAHULUAN..................................................................... 1
A. Latar Belakang........................................................................ 1
B. Identifikasi Isu......................................................................... 4
C. Dampak Jika Isu Tidak Diselesaikan...................................... 8
D. Rumusan Masalah.................................................................. 9
E. Tujuan..................................................................................... 9
F. Manfaat................................................................................... 10

BAB II LANDASAN TEORI................................................................ 11


A. Sikap dan Perilaku Bela Negara............................................ 11
B. Nilai Dasar PNS...................................................................... 12
1. Akuntabilitas...................................................................... 12
2. Nasionalisme..................................................................... 14
3. Etika Publik........................................................................ 18
4. Komitmen Mutu................................................................. 19
5. Anti Korupsi....................................................................... 20
C. Kedudukan dan Peran ASN dalam NKRI............................... 22
1. Manajemen ASN............................................................... 24
2. Whole of Government....................................................... 24
3. Pelayanan Publik.............................................................. 25
D. Perilaku Hidup Sehat dan Bersih (PHBS).............................. 26

v
BAB III DESKRIPSI UNIT ORGANISASI.......................................... 31
A. Profil Organisasi..................................................................... 31
1. Dasar hukum pembentukan organisasi............................ 28
2. Visi, Misi, Tata Nilai dan Motto.......................................... 31
3. Struktur Organisasi dan job deskripsinya......................... 35
B. Keadaan Geografi.................................................................. 37
C. Keadaan Demografi................................................................ 39
D. Kondisi Sosial Ekonomi.......................................................... 39
E. Tingkat Pendidikan................................................................. 40
F. Role Model.............................................................................. 41

BAB IV RANCANGAN KEGIATAN AKTUALISASI............................ 42


A. Daftar Rancangan Kegiatan................................................... 42
B. Jadwal Rancangan Kegiatan.................................................. 48
C. Antisipasi dan Strategi Menghadapi Kendala Aktualisasi...... 50

BAB V PENUTUP.............................................................................. 52
A. Simpulan................................................................................. 52
B. Pentingnya Rancangan Aktualisasi Dibuat............................ 52
DAFTAR PUSTAKA........................................................................... 54
DAFTAR RIWAYAT HIDUP................................................................ 56

vi
DAFTAR TABEL DAN GAMBAR

Tabel 1.1 Strata PHBS Sekolah ....................................................... 4


Tabel 1.2 Identifikasi Isu.................................................................... 4
Tabel 1.3 Analisis Core Issue dengan Metode APKL dan Metode USG 7
Gambar 3.1 UPTD Puskesmas Puhpelem........................................ 31
Gambar 3.2 Strutur Organisasi UPTD Puskesmas Puhpelem
Kabupaten Wonogiri.......................................................................... 30
Gambar 3.3 Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Puhpelem................ 38
Tabel 3.1 Kepadatan Penduduk Kecamatan Puhpelem................... 39
Tabel 3.2 Tingkat Pendidikan Penduduk Kecamatan Puhpelem...... 40
Gambar 3.4 Role Model.................................................................... 41
Tabel 4.1 Rancangan Kegiatan Aktualisasi....................................... 44
Tabel 4.2 Jadwal Pelaksanaan Aktualisasi........................................ 48
Tabel 4.3 Antisipasi dan Strategi Menghadapi Kendala.................... 50

vii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disingkat ASN adalah
Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian
Kontrak (PPPK) yang bekerja di instansi pemerintah. ASN memiliki tugas
sebagai pelaksana kebijakan publik, sebagai pemberi pelayanan publik
serta sebagai perekat dan pemersatu bangsa. Semua hal tersebut
tercantum dalam Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur
Sipil Negara.
Dalam mewujudkan cita-cita dan tujuan bangsa dan negara
kesatuan republik Indonesia seperti yang tercantum dalam pembukaan
UUD 1945 yang berbunyi melindungi segenap bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia
yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan soasial.
Maka dibutuhkan Aparatur Sipil Negara (ASN) yang profesionalisme,
bebas dari intervensi politik, bersih dari praktek korupsi, kolusi dan
nepotisme, serta memiliki integritas. Hal tersebut tertuang dalam
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2017 tentang
Manajemen Pegawai Negeri Sipil.
Kondisi yang terjadi saat ini, masih terdapat ASN yang kurang
profesional dalam melakukan tugasnya sehingga masih banyak
masyarakat yang mengeluh akan kinerja ASN dan menurunnya
kepercayaan masyarakat terhadap kinerja ASN. Oleh karena itu,
pemerintah memiliki inovasi untuk meningkatkan kinerja ASN yang
professional. Inovasi pemerintah yaitu dengan pelaksanaan pelatihan
dasar bagi Calon Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat CPNS.

1
Pelatihan dasar CPNS adalah pendidikan dan pelatihan dalam
Masa Prajabatan yang dilakukan secara terintegrasi untuk membangun
integritas moral, kejujuran, semangat dan motivasi nasionalisme dan
kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan bertanggung jawab,
dan memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang. Pelatihan
dasar CPNS memadukan tahap internalisasi dan aktualisasi. Tahap
internalisasi merupakan tahap penanaman nilai-nilai dasar akuntabilitas,
nasionalisme, etika publik, komitmen mutu dan anti korupsi yang
selanjutnya disingkat (ANEKA). Tahap aktualisasi merupakan tahap
perwujudan dari nilai-nilai dasar di instansi. Nilai-nilai dasar ini yang akan
selalu menjadi pedoman dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi
ASN di instasi masing-masing. Semua hal tersebut tercantum pada
Peraturan Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia Nomor 12
Tahun 2018 tentang Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil.
Salah satu bentuk pelayanan seorang ASN tenaga kesehatan
adalah mengabdi di Puskesmas. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
75 tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat menjelaskan bahwa
puskesmas merupakan Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) di
wilayah kerjanya pada satu atau bagian wilayah kecamatan, yang
berfungsi menyelenggarakan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan
Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) tingkat pertama yang
bertanggungjawab atas kesehatan masyarakat dengan lebih
mengutamakan upaya promotif dan preventif.
UPTD Puskesmas Puhpelem merupakan salah satu dari 34
puskesmas di Kabupaten Wonogiri. Beberapa isu yang penulis temukan
di UPTD Puskesmas Puhpelem antara lain : belum optimalnya
pemanfaatan berbagai media penyuluhan kesehatan, kurangnya cakupan
desa siaga aktif dengan strata purnama, kurang optimalnya penerapan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Sekolah, tingginya jumlah
pasien Hipertensi, kurang optimalnya peran jumantik cilik di sekolah.

2
Berdasarkan isu-isu kesehatan yang ada, penulis menyeleksi dengan
dua metode yaitu metode APKL dan Metode USG. Kemudian penulis
mendapatkan satu isu yang akan menjadi isu utama yaitu kurang
optimalnya penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Sekolah
di wilayah kerja UPTD Puskesmas Puhpelem.
Kemajuan Sumber Daya Manusia (SDM) di bidang pendidikan
tidak bisa terlepas dari beberapa faktor pendukung. Salah satu faktor
pendukung kemajuan SDM di bidang pendidikan adalah kesehatan
individual pelajar. Mewujudkan kesehatan siswa yaitu dengan cara
menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di lingkungan
sekolahnya. Bila para siswa menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS) di lingkungan sekolahnya, upaya peningkatan derajat
kesehatan di sekolah akan terwujud.
Anak-anak merupakan generasi penerus bangsa yang penting
untuk diperhatikan kesehatannya dan juga termasuk dalam kelompok
yang rentan dengan berbagai gangguan kesehatan dan sangat
bergantung pada orang tua. Anak-anak sangat potensial untuk
dipengaruhi dan diberi motivasi sehingga membiasakan sejak dini
perilaku hidup bersih dan sehat. Perilaku anak sangat mungkin diubah
dengan memberikan pengetahuan dan contoh.
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) sekolah adalah upaya
untuk memberdayakan siswa, guru dan masyarakat lingkungan sekolah
untuk mau melakukan pola hidup sehat untuk menciptakan sekolah
sehat, sehingga mampu mencegah penyakit, meningkatkan kesehatan
serta berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan sehat.
Dari 17 sekolah yang ada di wilayah kerja UPTD Puskesmas
Puhpelem, cakupan PHBS Sekolah dengan strata utama sebanyak 9
sekolah (53%), masih dibawah target yang ditetapkan (60%), sedangkan
8 sekolah lainnya masih berstrata pratama dan madya. Oleh karena itu,
melalui kegiatan aktualisasi dan habituasi ini diharapkan dapat

3
meningkatkan kesadaran siswa untuk menerapkan Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat (PHBS) di sekolah serta dapat meningktakna cakupan PHBS
sekolah dengan strata utama.dengan dilandasi nilai-nilai dasar ASN
dalam setiap pelaksanaan kegiatan yang dilakukan.
Tabel 1.1 Strata PHBS sekolah di wilayah kerja UPTD Puskesmas
Puhpelem
Strata Utama Strata Pratama dan Madya
SDN 1 Giriharjo SDN 2 Nguneng
SDN 2 Giriharjo SDN 3 Nguneng
SDN 1 Tengger SDN 1 Golo
SDN 1 Puhpelem SDN 2 Golo
SDN 1 Nguneng SDN 3 Golo
SDN 1 Sukorejo SDN 2 Puhpelem
SMPN 2 Puhpelem SDN 2 Tengger
SMKN Puhpelem SDN 2 Sukorejo
SMPN 1 Puhpelem

B. Identifikasi Isu dan Rumusan masalah


1. Identifikasi Isu
Seperti telah dijelaskan di latar belakang masalah, terdapat lima
isu yang terjadi di UPTD Puskesmas Puhpelem berkaitan dengan
Pelayanan Publik, Manajemen ASN dan Whole of Government. Isu ini
muncul sebab terdapat kesenjangan antara kondisi yang terjadi
dengan kondisi yang diharapkan, seperti yang dijelaskan dalam tabel
1.1 identifikasi isu berikut :
Tabel 1.2 identifikasi isu
Kondisi yang
No Identifikasi Isu Sumber Isu Kondisi Saat Ini Diharapkan

1. Belum Manajemen Media Meningkatnya kualitas


optimalnya ASN, penyuluhan penyuluhan dengan
pemanfaatan pelayanan yang biasa memanfaatkan

4
berbagai media publik digunakan perkembangan
penyuluhan hanya leaflet teknologi untuk
kesehatan di pembuatan media
wilayah kerja penyuluhan lain,
UPTD seperti video, website
Puskesmas power point dan lain-
Puhpelem lain serta media
promosi kesehatan
yang menarik, lengkap
dan jelas

2. Kurangnya WoG Sebanyak 6 Meningkatnya cakupan


cakupan desa desa di wilayah desa siaga aktif
siaga aktif kerja UPTD dengan strata PURI
dengan strata Puskesmas (Purnama dan Mandiri)
purnama di Puhpelem
wilayah kerja berstrata madya
UPTD
Puskesmas
Puhpelem

3. Kurang WoG, Cakupan PHBS Optimalnya penerapan


optimalnya pelayanan Sekolah dengan Perilaku Hidup Bersih
penerapan publik strata utama dan Sehat (PHBS)
Perilaku Hidup sebanyak 9 sekolah sehingga
Bersih dan sekolah (53%), dapat mencapai target
Sehat (PHBS) masih dibawah yang ditetapkan
Sekolah di target yang
wilayah kerja ditetapkan
UPTD (60%)
Puskesmas
Puhpelem

5
4. Tingginya Pelayanan Hipertensi Menurunnya pasien
jumlah pasien publik masuk dalam hipertensi di wilayah
hipertensi di daftar 10 besar kerja UPTD
wilayah kerja penyakit yang Puskesmas Puhpelem
UPTD banyak diderita
Puskesmas pasien
Puhpelem

5. Kurang Pelayanan Kegiatan Mengoptimalkan peran


optimalnya Publik, jumantik cilik jumantik di sekolah
peran jumantik belum dasar untuk menekan
WOG
cilik di sekolah terlaksana penyebaran penyakit
dasar wilayah secara optimal DBD
kerja UPTD
Puskesmas
Puhpelem

(Sumber: Data dielaborasi penulis, 2019)


Berdasarkan pemetaan dan identifikasi isu yang telah
dipaparkan, perlu dilakukan proses analisis isu untuk menentukan isu
mana yang merupakan prioritas yang kemudian diberikan solusi oleh
penulis. Proses tersebut menggunakan dua alat bantu penetapan
kriteria kualitas isu yakni berupa :
a. APKL (Aktual, Problematik, Kekhalayakan, dan Kelayakan)
APKL memiliki 4 kriteria penilaian yaitu Aktual, Problematik,
Kekhalayakan, dan Kelayakan.
1) Aktual artinya benar-benar terjadi dan sedang hangat
dibicarakan di kalangan masyarakat.
2) Problematik artinya isu yang memiliki dimensi masalah yang
kompleks, sehingga perlu dicarikan solusinya.
3) Kekhalayakan artinya isu yang menyangkut hajat hidup orang
banyak.
4) Kelayakan artinya isu yang masuk akal, logis, realistis, serta
relevan untuk dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya.

6
b. USG (Urgency, Seriousness, dan Growth)
Analisis USG (Urgency, Seriousness, dan Growth)
mempertimbangkan tingkat kepentingan, keseriusan, dan
perkembangan setiap variabel dengan rentang skor 1-5.
1) Urgency (urgensi), yaitu dilihat dari tersedianya waktu,
mendesak atau tidak masalah tersebut diselesaikan.
2) Seriousness (keseriusan), yaitu melihat dampak masalah
tersebut terhadap produktivitas kerja, pengaruh terhadap
keberhasilan, membahayakan sistem atau tidak, dan
sebagainya.
3) Growth (berkembangnya masalah), yaitu apakah masalah
tersebut berkembang sedemikian rupa sehingga sulit dicegah.
Penetapan core issue akan dijelaskan dalam table 1.2 tentang analisis
core issue, seperti di bawah ini :
Tabel 1.3 Analisis Core Issue dengan metode APKL dan USG
Kriteria A Kriteria B
Sumber Isu Identifikasi Isu
A P K L Ket U S G ∑

Manajemen Belum optimalnya


ASN, pemanfaatan
pelayanan berbagai media
Tidak
publik penyuluhan
+ - + + memenuhi
kesehatan di
kriteria
wilayah kerja UPTD
Puskesmas
Puhpelem

WoG Kurangnya cakupan + + - + Tidak


desa siaga aktif memenuhi
dengan strata kriteria
purnama di wilayah
kerja UPTD
Puskesmas

7
Puhpelem

WoG, Kurang optimalnya


pelayanan penerapan Perilaku
publik Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS) Memenuhi
+ + + + 5 4 5 14
Sekolah di wilayah kriteria
kerja UPTD
Puskesmas
Puhpelem

Pelayanan Tingginya jumlah


publik pasien hipertensi di
Memenuhi
wilayah kerja UPTD + + + + 5 4 4 13
kriteria
Puskesmas
Puhpelem

Pelayanan Kurang optimalnya


Publik, peran jumantik cilik
di sekolah dasar Memenuhi
WOG + + + + 4 4 4 12
wilayah kerja UPTD kriteria
Puskesmas
Puhpelem

(Sumber: Data dielaborasi penulis, 2019)


Keterangan :
+ : memenuhi kriteria - : tidak memenuhi kriteria
1: sangat rendah, 2: rendah, 3: sedang, 4: tinggi, 5:sangat tinggi

Dari kelima isu tersebut, isu yang terpilih menjadi prioritas atau core
issue untuk diselesaikan adalah “Kurang optimalnya penerapan Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Sekolah di wilayah kerja UPTD Puskesmas
Puhpelem”.

2. Dampak Jika Isu Tidak Segera Diselesaikan


Dampak yang terjadi jika isu tersebut tidak segera diselesaikan,
antara lain :
a. Menurunkan derajat kesehatan

8
b. Tidak terciptanya sekolah yang sehat sehingga siswa, guru dan
masyarakat lingkungan sekolah rentan terserang berbagai peyakit
c. Tidak terjaganya kebersihan lingkungan
d. Menurunnya tingkat kehadiran siswa karena sakit
e. Menurunnya citra sekolah karena tidak menjaga kebersihan

3. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah pada rancangan
aktualisasi ini adalah:
a. Bagaimana upaya untuk mengoptimalkan penerapan Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) sekolah di wilayah kerja UPTD
Puskesmas Puhpelem?
b. Bagaimana keterkaitan antara kegiatan yang diusulkan dengan
substansi mata pelatihan Manajemen ASN, Pelayanan publik,
WoG dan nilai-nilai dasar ASN (ANEKA) yang mendasari kegiatan
baik secara langsung maupun tidak langsung?
c. Bagaimana keterkaitan antara visi, misi, dan nilai organisasi
dengan hasil kegiatan dari isu yang diangkat?

C. Tujuan
Berdasarkan identifikasi isu dan rumusan masalah yang telah
ditemukan, tujuan yang akan dicapai dari pembuatan rancangan
aktualisasi ini adalah :
a. Mampu mengetahui, memahami dan melaksanakan upaya untuk
mengoptimalkan penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) sekolah di wilayah kerja UPTD Puskesmas Puhpelem
b. Mampu mengetahui keterkaitan antara kegiatan yang diusulkan
dengan substansi mata pelatihan Manajemen ASN, Pelayanan
publik, WoG dan nilai-nilai dasar ASN (ANEKA) yang mendasari
kegiatan baik secara langsung maupun tidak langsung

9
c. Mampu mengetahui keterkaitan antara visi, misi, dan nilai
organisasi dengan hasil kegiatan dari isu yang diangkat
d. Mampu mengaktualisasikan nilai-nilai dasar ASN (ANEKA) dalam
pelaksanaan tugas jabatannya.

D. Manfaat
Manfaat dari rancangan aktualisasi ini adalah :
1. Bagi Unit Kerja
a. Memberikan alternatif kegiatan yang mengimplementasikan
nilai-nilai dasar ANEKA dalam menyelesaikan masalah yang
terjadi di unit kerja.
b. Memberikan manfaat dari aspek promotif untuk mendukung Visi
dan Misi UPTD Puskesmas Puhpelem.
2. Bagi Masyarakat
Masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan yang
berkualitas sebagai wujud aktualisasi nilai-nilai dasar ASN
(ANEKA)
3. Bagi Calon Pegawai Negeri Sipil
Terinternalisasinya nilai-nilai dasar ASN sehingga mampu
menjadi PNS yang menerapkan nilai-nilai ANEKA dalam
penyelenggaraan tugas sebagai Penyuluh Kesehatan Masyarakat
di UPTD Puskesmas Puhpelem.

10
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Sikap dan Perilaku Bela Negara


Bela Negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai
oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dalam menjalin
kelangsungan hidup bangsa dan negara yang seutuhnya. Tiap-tiap warga
negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara dan
syarat-syarat tentang pembelaan diatur dengan undang-undang.
Kesadaran bela negara itu hakikatnya kesediaan berbakti pada negara
dan kesediaan berkorban membela negara. Dilihat dari segi fisik, bela
negara merupakan upaya pertahanan yang dilakukan dalam menghadapi
ancaman, serangan dan agresi dari pihak-pihak yang dapat mengancam
keberadaan negara. Sedangkan dari segi non fisik, diartikan sebagai
sebagai upaya yang dilakukan dalam rangka berperan aktif untuk
memajukan bangsa dan negara, yang dapat dilakukan melalui berbagai
bidang misalnya pendidikan, kesehatan, moral, sosial maupun
peningkatan kesejahteraan masyarakat yang ada di dalamnya.Proses
pembelaan negara di Indonesia sudah diatur secara formal ke dalam
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, khususnya pasal 27 ayat 3
yang berbunyi “Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam
upaya pembelaan negara”.
Unsur dasar bela negara adalah rasa cinta tanah air, kesadaran
berbangsa dan bernegara, meyakinin Pancasila sebagai ideologi negara
serta rela berkorban demi bangsa dan negara. Tujuan dari bela negara
adalah untuk melestarikan budaya menjalankan nilai-nilai Pancasila dan
dan UUD 1945, menjaga identitas dan integritas bangsa dan negara serta
mempertahankan kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara. Bela

11
negara bermanfaat untuk membentuk perilaku jujur, menanamkan rasa
cinta terhadap tanah air dan melatih mental sebagai pemimpin yang
bijaksana.
Aparatur Sipil Negara (ASN) berfungsi sebagai pelaksana
kebijakan publik, pelayan publik, serta perekat dan pemersatu bangsa.
ASN merupakan bagian dari warga negara Indonesia sehingga seorang
ASN berhak dan wajib ikut serta dalam pembelaan negara. ASN yang
menerapkan nilai-nilai dasar Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik,
Komitmen Mutu dan Anti Korupsi (ANEKA) dalam menjalankan tugas
pokok dan fungsi jabatannya termasuk dalam bela negara.
B. Nilai Dasar PNS
Seorang ASN dituntut untuk selalu bersikap profesionalisme dan
menjadi ASN yang ideal dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi
jabatan di instansi tempat bekerja. Fungsi dari keberadaan ASN adalah
sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik serta perekat dan
pemersatu bangsa. Tiga fungsi utama ASN harus dijalankan dengan
penuh rasa tanggung jawab sehingga seorang ASN harus menerapkan
nilai-nilai dasar ASN. Adapun nilai-nilai dasar ASN adalah
1. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah suatu keharusan yang wajib untuk
dipertanggung jawabkan sehingga dalam melakkukan tugas pokok
dan fungsi jabatannya sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan.
Tercapainya akuntabilitas dapat meningkatkan rasa percaya
masyarakat pada ASN. Tercapainya akuntabilitas dapat terwujud
dengan terpenuhinyaindikator-indikator kepemimpinan, transparansi,
integritas, tanggung jawab, keadilan, kejelasan, keseimbangan,
konsistensi, dan kepercayaan. Indikator tersebut dapat diperjelas
sebagai berikut :

12
a. Kepemimpinan
Harus bisa memberikan contoh yang baik untuk dijadikan
panutan dalam menjalankan pekerjaan. Komitmrn yang tinggi
dalam bekerja akan membawa dampak yang baik bagi siapapun.
b. Transparansi
Keterbukaan atas semua tindakan, laporan dan kebijakan
sehingga publik bisa mengakses atau masyarakat mudah
mendapatkan informasi.
c. Integritas
Konsisten untuk selalu menjunjung tinggi hukum dan wajib
mematuhi hukum yang berlaku.
d. Tanggungjawab
Segala tindakan yang dilakukan baik individu atau instansi
harus sesuai dengan norma hukum yang berlaku sehingga
tindakan tidak menyalahi aturan.
e. Keadilan
Merupakan landasan yang utama pada akuntabilitas yang
perlu dipelihara demi kepercayaan dan kredibilitas masyarakat
pada setiap individu atau instansi.
f. Kejelasan
Rencana progam, pelaksanaan program, hasil pelaksanaan
program harus jelas arah tujuan dan manfaatnya sehingga dapat
dipertanggungjawabkan.
g. Keseimbangan
Keseimbangan kewenangan, harapan dan kapasitas yang
ingin dicapai sangat dibutuhkan demi terciptanya akuntabilitas di
tempat kerja.

13
h. Konsistensi
Stabil dalam melakukan pekerjaan, pembuatan kebijakan
dan prosedur di instansi akan menciptakan lingkungan kerja yang
konsisten dan akuntabel.
i. Kepercayaan
Melakukan semua dengan penuh rasa keadilan karena
dengan keadilan akan menumbuhkan rasa kepercayaan yang kuat
sehingga program yang dilakukan akan berjalan dengan optimal.
2. Nasionalisme
Nasionalisme merupakan satu pandangan atau paham yang
menciptakan rasa cinta dan ingin mempertahankan kedaulatan bangsa
dan negara dari semua gangguan, baik dari dalam negeri dan luar
negeri. Seseorang yang memiliki jiwa nasionalisme kuat akan selalu
meninggikan bangsanya sendiri secara wajar. Seorang ASN yang
berjiwa nasionalisme kuat maka akan selalu mengutamakan
kepentingan negara dan masyarakat di atas kepentingan pribadi dan
golongan. Nasionalisme didasari dengan nilai-nilai yang terkandung
dalam sila-sila yang terdapat di dalam Pancasila. Seorang ASN harus
memahami sila demi sila. Indikator atau tolak ukur nilai-nilai
nasionalisme ada 5 (lima) nilai dasar, yaitu :
a. Sila Pertama : Ketuhanan Yang Maha Esa
1) Bangsa Indonesia memiliki keyakinan yang sangat besar dan
mendalam terhadap Tuhan Yang Maha Esa;
2) Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang
Maha Esa, sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-
masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradap;
3) Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama
antara pemeluk agama dengan penganut kepercayaan yang
berbedabeda terhadap Tuhan Yang Maha Esa;

14
4) Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama
dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa;
5) Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
adalah masalah yang menyangkut hubungan pribadi manusia
dengan Tuhan Yang Maha Esa;
6) Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan
menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya
masing-masing;
7) Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap
Tuhan Yang Maha Esa kepada orang lain.
b. Sila Kedua : Kemanusiaan yang adil dan beradap
1) Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat
dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa;
2) Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan kewajiban
asasi setiap manusia, tanpa membeda-bedakan suku,
keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan
sosial, warna kulit dan sebagainya;
3) Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia;
4) Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira;
5) Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain;
6) Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan;
7) Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan;
8) Berani membela kebenaran dan keadilan;
9) Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh
umat manusia;
10)Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama
dengan bangsa lain.

15
c. Sila Ketiga : Persatuan Indonesia
1) Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan
dan keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan
bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan;
2) Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan
bangsa apabila diperlukan;
3) Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa;
4) Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan
bertanah air Indonesia;
5) Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi, dan keadilan social;
6) Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka
Tunggal Ika;
7) Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.
d. Sila Keempat : Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan/perwakilan.
1) Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia
Indonesia mempunyai kedudukan, hak dan kewajiban yang
sama;
2) Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain;
3) Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk
kepentingan bersama;
4) Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat
kekeluargaan;
5) Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang
dicapai sebagai hasil musyawarah;
6) Dengan iktikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan
melaksanakan hasil keputusan musyawarah;
7) Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas
kepentingan pribadi dan golongan;

16
8) Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan
hati nurani yang luhur;
9) Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan
secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi
harkat dan martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan
mengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentingan
bersama;
10)Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai
untuk melaksanakan pemusyawaratan.
e. Sila Kelima : Keadilan sosial bagi seluruh Indonesia
1) Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan
sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan
2) Mengembangkan sikap adil terhadap sesame
3) Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban
4) Menghormati hak orang lain
5) Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri
sendiri
6) Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat
pemerasan terhadap orang lain
7) Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat
pemborosan dan gaya hidup mewah
8) Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau
merugikan kepentingan umum
9) Suka bekerja keras
10)Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi
kemajuan dan kesejahteraan bersama
11) Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan
yang merata dan berkeadilan sosial.

17
3. Etika Publik
Etika publik merupakan refleksi tentang standar atau norma
yang menentukan baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan dan
keputusan untuk mengarahkan kebijakan publik dalam rangka
menjalankan tanggungjawab pelayanan publik. Etika berfungsi sebagai
ukuran baik/buruk, benar/salah serta wajar dantidak wajar; etika
merupakan landasan bertindak dalam sebuah kehidupan kolektif yang
professional; menjalankan visi misi instansi serta untuk menjaga citra
positif instansi.
Kode etik adalah aturan yang mengatur tingkah laku dalam
suatu kelompok khusus, sudut pandangnya hanya ditujukan pada hal-
hal prinsip dalam bentuk ketentuan yang tertulis. Contoh kode etik
seorang ASN adalah menjalankan tugas dengan jujur, tanggungjawab
dan integritas tinggi; melakukan tugas dengan cermat dan disiplin;
mentaati semua peraturan yang berlaku serta memegang teguh
rahasia jabatan maupun rahasia negara. Nilai-nilai dasar yang tertuang
dalam etika publik sebagaimana tercantum dalam undang-undang ASN
adalah sebagai berikut :
a. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Pancasila;
b. Setia mempertahankan UUD 1945;
c. Menjalankan tugas secara professional dan tidak berpihak;
d. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian;
e. Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif;
f. Memeliharan dan menjunjung tinggi standar etika luhur;
g. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik;
h. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program
pemerintah;
i. Memberikan pelayanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat,
tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna dan santun;
j. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi;

18
k. Menghargai komunikasi, konsultasi dan kerjasama;
l. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai;
m. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan;
n. Meningkatkan efektifitas sistem pemerintahan yang demokratis
sebagai perangkat sistem karir.
4. Komitmen Mutu
Komitmen mutu adalah janji pada diri kita sendiri atau pada
orang lain yang tercermin dalam tindakan kita untuk menjaga mutu
kinerja pegawai. Komitmen mutu merupakan pelaksanaan pelayanan
publik yang berorintasi pada hasil. Komitmen mutu juga merupakan
tindakan untuk menghargai efektivitas, efisiensi, inovasi, dan kinerja
yang berorientasi mutu dalam penyelenggaraan pemerintahan dan
pelayanan publik sehingga memberikan tingkat kepuasan yang tinggi.
Indikator dari nilai-nilai komitmen mutu terdapat 5 nilai dasar, yaitu :
a. Profesionalisme
Kompetensi untuk melaksanakan tugas dan fungsinya secara
baik dan benar dan juga komitmen untuk menjaga kualitas
pelayanan yang prima.
b. Efektivitas
Memilih cara yang paling tepat dari berbagai alternatife cara
sehingga pencapaian tujuan sangat optimal dan tepat sasaran
berhasil guna.
c. Efisien
Dapat menjalankan tugas dengan baik tanpa adanya
pemborosan sumber daya dan juga dapat menghemat waktu untuk
tercapainya tujuan.
d. Inovasi
Suatu gagasan yang baru atau mengembangkan sumber
daya yang pernah ada sehingga memiliki manfaat yang lebih.

19
e. Orientasi mutu
Mutu merupakan tolak ukur standar dari sebuah organisasi.
Berorientasi pada mutu dengan menjalankan pekerjaan sesuai
dengan prosedur yang telah di tetapkan dan pelayan prima dapat
meningkatkan kepuasan publik atas layanan suatu organisasi.
5. Anti Korupsi
Korupsi dikatakan sebagai kejahatan yang luar biasa karena
dampaknya yang luar biasa yaitu mampu merusak tatanan kehidupan
dalam ranah pribadi, keluarga, masyarakat maupun ranah kehidupan
yang lebih luas lagi. Korupsi merupakan tindakan pejabat publik, baik
politisi maupun pegawai negeri, serta pihak lain yang terlibat dalam
tindakan itu yang secara tidak wajar menyalahgunakan kepercayaan
publik sehingga merugikan banyak pihak. Kelompok tindak pidana
korupsi ada 7 (tujuh), yaitu :
a. Gratifikasi;
b. Suap-menyuap;
c. Kerugian uang negara;
d. Pemerasan;
e. Perbuatan curang;
f. Penggelapan dalam jabatan;
g. Benturan kepentingan dalam pengadaan.
Nilai-nilai dasar anti korupsi ada 9 (Sembilan). Nilai-nilai tersebut
telah ditetapkan oleh para ahli. Nilai-nilai dasar yang tercantum dalam
anti korupsi, antara lain :
a. Jujur
Suatu perilaku yang mencerminkan adanya kesesuaian
antara hati, perkataan dan perbuatan. Kejujuran bisa menjadikan
landasan utama seseorang agar tidak berbuat curang.

20
b. Peduli
Sebuah nilai dasar dan sikapSS memperhatikan serta
bertindak proaktif terhadap kondisi atau keadaan disekitarnya. Sikap
peduli sangat penting dalam melakukan pelayanan publik karena
masyarakat merasa diperhatikan.
c. Mandiri
Tidak tergantung pada orang lain dalam mengerjakan tugas
pokok dan fungsi jabatannya.
d. Disiplin
Sikap patuh terhadap semua peraturan sehingga seorang
yang berpegang teguh pada kedisiplinan tidak akan terjerumus
dalam sifat pemalas atau melanggar aturan yang berlaku.
e. Tanggungjawab
Segala tindakan yang dilakukan baik individu atau instansi
harus sesuai dengan norma hukum yang berlaku sehingga
tindakan tidak menyalahi aturan.
f. Kerja keras
Beretos kerja tinggi dan selalu berupaya meningkatkan
kualitas kinerjanya. Teguh dan pantang mundur dalam melakukan
suatu pekerjaan.
g. Sederhana
Gaya hidup minimalis tidak melakukan pemborosan
(berlebihan) sehingga dalam memenuhi kebutuhan disesuaikan
dengan keperluannya.
h. Berani
Suatu sikap kebenaran dengan hati yang mantap dan rasa
percaya tinggi yang besar dalam menghadapi segala hal. Sikap
berani bisa dicontohkan dengan berani membela kebenaran, berani
mengajui kesalahan dan berani untuk bertanggungjawab atas apa
yang dilakukan.

21
i. Adil
Sikap tidak membeda-bedakan sehingga bisa
memperlakukan seseorang sesuai dengan hak dan kewajibannya.

C. Kedudukan dan Peran ASN dalam NKRI


Kedudukan dan peranan pegawai dalam setiap organisasi
pemerintahan sangatlah menentukan, sebab Aparatur Sipil Negara
merupakan tulang punggung pemerintah dalam melaksanakan
pembangunan nasional. Dalam rangka memberikan Pelayanan yang
profesional, jujur adil dan merata maka dibutuhkan juga Sumber Daya
Manusia Aparatur Pemerintah yang berkualitas dan mempunyai
kesadaran tinggi akan tanggung jawabnya sebagai aparatur negara,
abdi negara, serta abdi masyarakat. Sedangkan Sumber Daya Manusia
dapat dikatakan berkualitas ketika mereka memiliki kemampuan untuk
melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sesuai dengan kewenangan
yang diberikan kepadanya.
Kedudukan ASN dalam NKRI tertuang sebagai berikut :
1. Pegawai ASN berkedudukan sebagai Aparatur Negara;
2. Pegawai ASN melaksanakan kebijakan yg ditetapkan oleh Pimpinan
Instansi Pemerintah serta harus bebas dari pengaruh dan Intervensi
semua Golongan dan Parpol;
3. Pegawai ASN dilarang menjadi anggota dan/atau pengurus partai
politik;
4. Kedudukan ASN berada di Pusat, Daerah dan Luar Negeri, namun
demikian Pegawai ASN merupakan satu kesatuan.
Pasal 12 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun
2014 Tentang Aparatur Sipil Negara, pegawai ASN berperan sebagai
perencana, pelaksana, dan pengawas pemerintahan dan
penyelenggaraan pembangunan tugas umum nasional melalui
pelaksanaan kebijakan dan pelayanan publik yang profesional, bebas

22
dari intervensi politik, serta bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan
nepotisme. Setiap tindakan yang dilakukan ASN ada konsekuensi
tersendiri, konsekuensi tersebut bisa berupa penghargaan maupun
sanksi kepada ASN yang bersangkutan. Peraturan pemerintah Nomor
53 tahun 2010 tentang Disiplin PNS dalam pasal 3 dijelaskan tentang
kewajiban selaku PNS sebagai berikut :
1. Setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik
Indonesia dan Pemerintah;
2. Menaati segala ketentuan peraturan perundang-undangan;
3. Melaksanakan tugas kedinasan yang dipercayakan kepada PNS
dengan penuh pengabdian, kesadaran, dan tanggung jawab;
4. Menjunjung tinggi kehormatan negara, Pemerintah, dan martabat PNS;
5. Mengutamakan kepentingan negara daripada kepentingan sendiri,
seseorang, dan/atau golongan;
6. Memegang rahasia jabatan yang menurut sifatnya atau menurut
perintah harus dirahasiakan;
7. Bekerja dengan jujur, tertib, cermat, dan bersemangat untuk
kepentingan negara;
8. Melaporkan dengan segera kepada atasannya apabila mengetahui ada
hal yang dapat membahayakan atau merugikan negara atau
Pemerintah terutama di bidang keamanan, keuangan, dan materiil;
9. Masuk kerja dan menaati ketentuan jam kerja;
10. Mencapai sasaran kerja pegawai yang ditetapkan;
11. Menggunakan dan memelihara barang-barang milik negara dengan
sebaik-baiknya;
12. Memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada masyarakat;
13. Membimbing bawahan dalam melaksanakan tugas;
14. Memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengembangkan
karier; dan

23
15. Menaati peraturan kedinasan yang ditetapkan oleh pejabat yang
berwenang.
ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk melaksanakan
kebijakan yang dibuat oleh pejabat pembina kepegawaian sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Untuk itu ASN harus
mengutamakan kepentingan publik dan masyarakat luas dalam
menjalankan fungsi dan tugasnya tersebut. Harus mengutamakan
pelayanan yang berorientasi pada kepentingan publik.

1. Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan
pegawai ASN yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi,
bebas dari intervensi politik, bersih dari praktek korupsi, kolusi dan
nepotisme. Manajemen ASN meliputi Manajemen PNS dan Manajemen
PPPK. PNS diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian untuk
menduduki suatu jabatan pemerintahan dan memilili nomor induk
pegawai nasional. Sementara itu, PPPK diangkat oleh pejabat pembina
kepegawaian berdasarkan perjanjian kerja sesuai dengan kebutuhan
instansi pemerintah untuk jangka waktu tertentu.
Manajemen ASN diselenggarakan berdasarkan Sistem Merit.
Manajemen ASN meliputi penyusunan dan penetapan kebutuhan;
pengadaan; pangkat dan jabatan; pengembangan karier; pola karier;
promosi; mutasi; penilaian kinerja; penggajian dan tunjangan;
penghargaan; disiplin; pemberhentian; jaminan pensiun dan jaminan
hari tua; dan perlindungan (LAN, Manajemen Aparatur Sipil Negara,
2014).
2. Whole of Government
Whole of Goverment (WoG) merupakan suatu pendekatan
penyelenggaraan pemerintah yang menyatukan upaya-upaya
kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang lingkup

24
koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan-tujuan pembangunan
kebijakan, manajemen program, dan pelayanan publik. Oleh karena itu,
WoG dikenal sebagai pendekatan interagency, yaitu pendekatan
dengan menunjuk sejumlah kelembagaan yang terkait urusan-urusan
yang relevan (Suwarno & Sejati, 2019).
WoG dipandang sebagai metode suatu instansi pelayanan publik
bekerja lintas batas atau lintas sektor guna mencapai tujuan bersama
dan sebagai respon terpadu pemerintah terhadap isu-isu tertentu
(Shergold & lain-lain, 2004).
Alasan penerapan WoG dalam sistem aparatur sipil Indonesia
adalah:
a. Adanya faktor-faktor eksternal seperti dorongan publik dalam
mewujudkan integrasi kebijakan, program pembangunan dan
pelayanan agar tercipta penyelenggaraan pemerintahan lebih baik,
selain itu perkembangan teknologi informasi, situasi dan dinamika
kebijakan yang lebih kompleks juga mendorong pentingnya WoG;
b. Faktor-faktor internal dengan adanya fenomena ketimpangan
kapasitas sektoral sebagai akibat dari adanya nuansa kompetisi
antar sektor dalam pembangunan;
c. Keberagaman latar belakang nilai, budaya, adat istiadat, serta
bentuk latar belakang lainnya mendorong adanya potensi
disintegrtasi bangsa.
3. Pelayanan Publik
LAN (1998), mengartikan pelayanan publik sebagai segala
bentuk kegiatan pelayanan umum yang dilaksanakan oleh Instansi
Pemerintahan di Pusat dan Daerah, dan di lingkungan BUMN/BUMD
dalam bentuk barang dan /atau jasa, baik dalam pemenuhan
kebutuhan masyarakat. Dalam UU No. 25 tahun 2009 tentang
Pelayanan Publik, Pelayanan Publik adalah kegiatan atau rangkaian
kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai

25
dengan Peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan
penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang
disediakan oleh penyelenggara Pelayanan Publik.
Barang/jasa publik adalah barang/jasa yang memiliki rivalry
(rivalitas) dan excludability (ekskludabilitas) yang rendah. Barang/jasa
publik yang murni yang memiliki ciri-ciri: tidak dapat diproduksi oleh
sektor swasta karena adanya free rider problem, non-rivalry, dan non-
excludable, serta cara mengkonsumsinya dapat dilakukan secara
kolektif. Perkembangan paradigma pelayanan: Old Public
Administration (OPA), New Public Management (NPM) dan seterusnya
menjadi New Public Service (NPS).
Sembilan prinsip pelayanan publik yang baik untuk mewujudkan
pelayanan prima adalah: partisipatif, transparan, responsif, non
diskriminatif, mudah dan murah, efektif dan efisien, aksesibel,
akuntabel, dan berkeadilan. Fundamen Pelayanan Publik yaitu:
a. Pelayanan publik merupakan hak warga negara sebagai amanat
konstitusi;
b. Pelayanan publik diselenggarakan dengan pajak warga negara;
c. Pelayanan publik diselenggarakan dengan tujuan untuk mencapai
hal-hal strategis untuk memajukan bangsa di masa yang akan
datang;
d. Pelayanan publik tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan-
kebutuhan warga negara tetapi juga untuk proteksi.

D. Perilaku Hidup Sehat dan Bersih (PHBS)


PHBS di Sekolah adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan
oleh peserta didik, guru dan masyarakat lingkungan sekolah atas dasar
kesadaran sebagai hasil pembelajaran, sehingga secara mandiri mampu
mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya, serta berperan aktif
dalam mewujudkan lingkungan sehat.

26
Ada beberapa indikator yang dipakai sebagai ukuran untuk menilai
PHBS di sekolah yaitu :
a) Mencuci tangan dengan air yang mengalir dan menggunakan sabun
Kriteria yang baik adalah per kelas ada satu tempat cuci tangan
untuk siswa. Tempatnya permanen, berbentuk kran air yang mengalir.
Untuk menunjangnya, sekolah harus menyediakan sabun dan
handuk sebagai sarana pelengkap cuci tangan.
Program Gerdu CTPS (Gerakan 21 hari Cuci Tangan Pakai
Sabun) diharapkan akan menumbuhkan kebiasaan sehat sejak dini.
Gerakan ini bertujuan untuk membentuk kebiasaan sehat sejak dini
dengan melakukan kebiasaan sehat minimal di lima saat penting
selama 21 hari secara terus-menerus tanpa putus agar menjadi
kebiasaan dalam kehidupan sehari-hari. Lima saat penting tersebut
adalah mandi menggunakan sabun, CTPS sebelum makan pagi,
CTPS sebelum makan siang, CTPS sebelum makan malam, dan
CTPS setelah dari toilet.
Upaya untuk menjadikan anak-anak menjadi generasi yang
sehat bisa dilakukan dengan cara yang mudah dan murah yaitu
melalui kegiatan promotif dan preventif seperti membudayakan
kebiasaan sehat PHBS dan CTPS di sekolah.
Melalui program Gerdu CTPS (Gerakan 21 hari Cuci Tangan
Pakai Sabun) di sekolah-sekolah, diharapkan dapat turut
meningkatkan budaya PHBS dan CTPS di Indonesia yang akhirnya
akan meningkatkan mutu generasi Indonesia mendatang. Hal ini
sejalan dengan pernyataan dari WHO, bahwa suatu program
kesehatan sekolah yang efektif dapat menjadi salah satu investasi
bagi suatu bangsa untuk meningkatkan derajat kesehatan dan mutu
pendidikan secara bersamaan.
b) Mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah

27
Indikator ini juga bisa kita maknai seluruh warga sekolah hanya
jajan di warung atau kantin yang disediakan sekolah. Siswa tidak
dipaksa membeli jajan atau makanan di kantin, tapi menyadari sendiri
jajan disini sudah bersih dan memenuhi standar layak.
Yang perlu diperhatikan adalah makanan yang banyak mengandung
bahan berbahaya. Seperti pewarna, pengawet, pengenyal, dan
sejenisnya.
Berikut ini adalah empat ciri jajanan yang tidak sehat
a. Warna mencolok. Jajanan dengan warna yang mencolok
tentu sangat menarik bagi anak-anak, padahal warna
mencolok tersebut bisa jadi tanda jajanan tersebut
menggunakan zat pewarna yang bukan diperuntukkan untuk
makanan
b. Rasa sangat tajam. Dari rasanya jajanan tidak sehat bisa
ditandai dengan rasa yang terlalu tajam. Misalnya terlalu gurih
dan oahit. Terlalu gurih merupakan tanda jajanan anak terlalu
banyak menggunakan penyedap rasa
c. Berbau tidak sedap. Hindaro jajanan yang berbau asam,
busuk dan sudah tengik. Hal tersebut merupakan tanda
bahwa jajanan sudah kadaluarsa
d. Dibungkus kertas koran. Makanan bisa tercemar dari
pembungkus makanan yang mengandung tinta, terpapar
debu dan dihinggapi lalat
c) Menggunakan jamban yang bersih dan sehat
Banyaknya jamban yang ada di sekolah mengikuti aturan berikut:
 Jamban siswa putri = jumlah siswa putri : 20
 Jamban siswa putra = jumlah siswa putra : 25
Sangat dilarang menggunakan satu ruang untuk dipakai
bersama siswa laki-laki dan perempuan, meskipun masih di usia
yang sangat dini. Penggunaan satu ruang jamban bersama-sama

28
sangat berpotensi meningkatkan penularan penyakit. Tidak cukup
terpisah, jamban sekolah juga cukup ventilasi, pencahayaan, tersedia
tempat sampah dan alat-alat pembersih, dan menggunakan jamban
leher angsa.
d) Olahraga yang teratur dan terukur
Berolahraga sudah masuk pada kurikulum pembelajaran di
semua sekolah. Idealnya anak berolahraga tidak hanya seminggu
sekali waktu ada pelajaran tersebut, namun setiap hari. Cara
mudahnya adalah melakukan senam pagi bersama seluruh warga
sekolah. Sekolah perlu membuat jadwal yang teratur dan terukur.
Terukur dalam arti sesuai dengan kadar usia siswa. Juga di dalam
mata pelajaran olahraga (PJOK) dimasukkan materi mengenai PHBS
di sekolah.
e) Memberantas jentik nyamuk
Yaitu menguras dan menyikat tempat penampungan air,
menutup dengan rapat tempat penampungan air, serta mengubur
barang bekas yang bisa menampung air hujan.

f). Tidak merokok di sekolah


Ada 4000 lebih zat kimia yang ada pada sebatang rokok, zat-
zat tersebut bukan hanya berbahaya bagi perokok, namun lebih
berbahaya bagi orang di sekitarnya.
g) Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap 6 bulan
Indikator sekolah sehat berikutnya yaitu adanya catatan
periodik berat dan tinggi siswa. Cepatnya pertumbuhan dan
perkembangan siswa, sehingga perlu pencatatan perubahan
tubuhnya secara rutin.
Dengan memegang catatan berat dan tinggi badan siswa
kondisi kesehatan dan gizi siswa dapat selalu dipantau. Sekolah
bisa menjadwalkan penimbangan berat badan dan pengukuran

29
tinggi secara rutin tiap bulan, atau 2 bulan sekali, maksimal 6 bulan
sekali. Serta menyiapkan sarana yang memudahkan proses
penimbangan dan pengukuran, atau bisa melakukan kerjasama
dengan pihak puskesmas untuk membantu kegiatan tersebut.
h) Membuang sampah pada tempatnya
Setiap ruang yang ada di sekolah perlu ada minimal satu
tempat sampah. Sampah tidak boleh mengendap lebih satu hari.
Artinya tiap hari sampah itu harus dibuang ke tempat pembuangan
akhir. TPA (tempat pembuangan akhir) diatur jaraknya tidak terlalu
dekat dengan kelas siswa belajar. Guru juga bisa belajar mengolah
sampah itu menjadi barang yang berguna (daur ulang). Banyak
produk berguna yang merupakan produk olahan sampah. Hal ini
tentu akan lebih berkesan kalau mengajak siswa terlibat dalam
proses daur ulang itu.

30
BAB III
DESKRIPSI UNIT ORGANISASI

A. Profil Organisasi
1. Dasar hukum pembentukan organisasi

Gambar 3.1 UPTD Puskesmas Puhpelem


Pembangunan kesehatan merupakan salah satu aspek penting
dalam pembangunan nasional secara menyeluruh. Pembangunan di
bidang kesehatan sangat terkait dan dipengaruhi oleh berbagai aspek,
seperti pendidikan, sosial budaya, demografi dan geografis,
perkembangan lingkungan fisik dan biologik, maupun aspek-aspek yang
lain.
Dari aspek global, dengan adanya Sustainable Development Goals
(SDG’s) mensyaratkan pencapaian-pencapaian tertentu pada tahun
2030, maka hal ini menjadi target sekaligus tantangan hal yang harus
dicapai negara pada tahun 2030. Target-target ini kemudian diturunkan
ke tingkat provinsi, yang selanjutnya diteruskan ke tingkat kabupaten
maupun kota. Pentingnya pencapaian SDG’s ini diindikasikan dengan
keluarnya Peraturan Presiden No. 59 tahun 2017 tentang Pelaksanaan

31
Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan, yang didalamnya
menyebutkan bahwa pengambil kebijakan untuk mengambil langkah-
langkah yang diperlukan sesuai tugas, fungsi, dan kewenangan masing-
masing, dalam rangka pelaksanaan program-program pembangunan
yang berkeadilan, yang salah satunya adalah program Pencapaian
Tujuan Pembangunan Millenium. Dalam MDG’s, terdapat 8 (delapan)
tujuan utama, yang 5 (lima) diantaranya berhubungan baik secara
langsung maupun tidak langsung dengan bidang kesehatan.
Sejalan dengan MDG’s dan Instruksi Presiden No. 3 tahun 2010,
Pemerintah Kabupaten Wonogiri mengeluarkan Peraturan Bupati No. 9
tahun 2012 tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang
Kesehatan di Kabupaten Wonogiri, mengamanatkan pencapaian SPM
tahun 2019 ditetapkan minimal berdasarkan target yang termuat dalam
Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) No.
741/MENKES/PER/VII/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan di Kabupaten/Kota.
Dalam rangka mendukung program MDG’s di Indonesia,
Kementerian Kesehatan mengeluarkan Program Bantuan Operasional
Kesehatan (BOK), yang pelaksanaannya diutamakan untuk kegiatan
promotif dan preventif. Program BOK yang telah digulirkan Kementerian
Kesehatan mulai 2010 diharapkan membawa peningkatan capaian
kinerja daerah, terutama dukungan terhadap capaian MDG’s di
Kabupaten Wonogiri.
Desentralisasi bidang kesehatan yang telah disusun pada bulan
Januari 2001 dikembangkan menjadi langkah strategis untuk
menyelesaikan berbagai hambatan dan tantangan yang dihadapi pusat
dan daerah. Oleh karena itu perlu adanya peraturan untuk mendukung
pelaksanaan desentralisasi dan berbagai pedoman teknis.
Undang-undang nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah
yang mengatur pembagian kewenangan antara pemerintah pusat dan

32
daerah mengandung konsekuensi bahwa masing-masing daerah harus
memiliki sistem kesehatan tersendiri, termasuk dukungan dalam
menyusun sistem informasinya. Kualitas Sistem Informasi Kesehatan
Nasional sangat ditentukan oleh kualitas dari sistem-sistem informasi
kesehatan (SIK) provinsi. Dan untuk memperoleh sistem kesehatan
provinsi yang akurat, maka diperlukan pemantapan sistem informasi
kabupaten/kota. Begitu pula dengan UU No. 14 tahun 2008 tentang
Keterbukaan Informasi Publik, dimana pada pasal 2 ayat (1)
menyebutkan bahwa Setiap Informasi Publik bersifat terbuka dan dapat
diakses oleh setiap Pengguna Informasi Publik. Hal ini menyiratkan
bahwa instansi yang berwenang wajib menyediakan data dan informasi
yang dibutuhkan oleh masyarakat. Demikian pula pada ayat (3),
disebutkan bahwa setiap informasi publik harus dapat diperoleh setiap
pemohon informasi publik dengan cepat dan tepat waktu, biaya ringan,
dan cara sederhana. Sehingga dalam penyediaan ini dibutuhkan suatu
sistem yang mendukung penyediaan informasi, terutama di bidang
kesehatan. Menjembatani apa yang menjadi amanat dalam peraturan
regulasi tersebut, maka dibentuklah suatu sistem informasi kesehatan
(SIK) di tingkat kabupaten.Sistem Informasi Kesehatan tingkat Kabupaten
merupakan generalisasi dari Sistem Informasi Kesehatan di Tingkat
Puskesmas.
2. Visi, Misi, Motto, dan Tata Nilai Organisasi
a. Visi
UPTD Puskesmas Puhpelem yang ingin dicapai adalah : “Puhpelem
Sehat 2020.“ Sesuai dengan visi, tugas pokok, fungsi, dan kewenangan,
maka UPTD Puskesmas Puhpelem berfungsi sebagai motor penggerak
dalam pembangunan di bidang kesehatan di wilayah binaan puskesmas.
Dalam usaha pencapaian visi tersebut, maka dirumuskan langkah-
langkah utama dalam bentuk misi.

33
b. Misi
Dalam usaha mewujudkan visi yang telah ditentukan, maka
dirumuskan misi yang diemban, yaitu :
1. Menggerakkan Pembangunan Kecamatan yang Berwawasan
Kesehatan
2. Mendorong Kemandirian Masyarakat dan Keluarga Untuk Hidup
Sehat
3. Memelihara dan Meningkatkan Pelayanan Kesehatan Yang Bermutu
Merata dan Terjangkau
4. Memelihara dan Meningkatkan Kesehatan Individu Keluarga,
Masyarakat Beserta Lingkungan
c. Moto organisasi
“SEHAT, BAHAGIA, SEJAHTERA”
Kami Melayani Dengan CTPS yaitu Cepat, Tepat, Profesional,
Sepenuh hati
d. Tata nilai/budaya kerja organisasi
Puskesmas Puhpelem memiliki tata nilai/budaya kerja dengan
akronim “TRESNO”, yang merupakan kepanjangan dari :
1. TANGGUNG JAWAB
Tanggung jawab terhadap pekerjaan
2. RAMAH
Ramah dalam memberikan pelayanan
3. EMPATI
Memiliki rasa kepedulian terhadap klien
4. SENYUM
Melayani dengan senyum
5. NYAMAN
Memberikan suasana nyaman dalam pelayanan
6. OPTIMIS

34
Optimis dalam menghadapi setiap permasalahan

35
3. Struktur organisasi dan job deskripsinya
STRUKTUR
ORGANISASI
KEPALA PUSKESMAS

dr. Arif Wibowo, MPH


TIM MUTU PLT KASUBBAG TU

Harno, AMKL Ratri Diyah, AMG. GZ

SISTEM INFORMASI KEPEGAWAIAN KEUANGAN RUMAH TANGGA


PENANGGUNG PENANGGUNG PENANGGUNG JAWAB PENANGGUNG JAWAB
PUSKESMAS
JAWAB PELAYANAN JAWAB PELAYANAN PELAYANAN UKP PELAYANAN JARINGAN 1.SDM 1.BEND.PENERIMA1.KEAMANAN
UKM INDAYANI, UKM KEFARMASIAN & LAB HADI SUKAMTO,S.Kep 1.SIK ( Ratri D R, AMG) PEMBANTU
Amd.Keb PENGEMBANGAN ( Pramono HN, Amk ) ( Sujadi, S.Kep ) -
UKM ESSENSIAL UKM 1.PELY.KESEHATAN UMUM 1.PUSKESMAS PEMBANTU
2.Pengadministrasi
PENGEMBANGAN (Sujadi, S.Kep,. Ns) - Giriharjo: Sri Sayekti 2.KEBERSIHAN
2..SIMPUS ( Ratri D R, AMG) 2.BEND.PENGELUAR
1.PELY.PROMKES - Tengger : Mini wulandari ( M Jamaludin)
(Umi Latifah, Amd. AN PEMBANTU
(Indayani, Amd.Keb 1..PELAYANAN 2.PELY.KESH GIGI & - Golo : Pramono Hari
Farm ( Sartini, Amk )
Anindya Priska, S.KM) KESH LANSIA MULUT ( Zainal Abidin, - Sukorejo : Indayani 3.TRANSPORTASI
( Mamik, A.md, AMKG ) - Nguneng : Maamik SM 3. PCARE 3.BENDAHARA BOK
2.PELY.KESLING Keb (Mini Wulandari, ( Suprapti, Amd. Keb-
( Harno, AMKL) 3.PELY.KIA/KB BERSIFAT 2. BIDAN DESA / PKD
S.Kep) )
UKP ( Sri Suharni, -Watusomo : Sudarsih 4.LISTRIK, AIR dan
3.PELY.KIA,KB BERSIFAT A.Md.Keb ) -PKD Puhpelem : Retno
4. Rekam Medis 4.BENDAHARA JKNTELPON
UKM - PKD Nguneng : Mamik ( M Jamaludin )
4.PELY.GAWAT DARURAT ( Ika H, Amk ) ( Edi Sumarjoko,
( Sri Sayekti, A.md. Keb ) - PKD Tengger : Tri Wahyni
( Edi Sumarjoko, S.Kep, NS )
- PKD Golo : Suprapti
4.PELY.GIZI BERSIFAT S.Kep.,Ns) - PKD Sukorejo : Indayani
5. KASIR
UKM
5.PELY.GIZI YG BERSIFAT ( Nunung K, Amk )
( Ratri Diyah R, AMG ) 3. PUSKESMAS KELILING
UKP ( Ratri Diyah R, AMG) 5.KASIR
( Sri Basuki Rahayu )
5.PELAYANAN P2P ( Babar DP )
( Joko Waskito, S.Kep) 6.PELY.KEFARMASIAN 4.JEJARING FASILITAS PELY.
( Umi Latifah, Amd. Farms KESEHATAN
6. PELY. KESMAS ( Sartini )
( Joko Waskito, S.Kep) 7.PELY.LABORATORIUM
( Santi Puwaningtyas,
Amd ) 36
8.PELY. PENDAFTARAN

Gambar 3.2 Struktur Organisasi UPTD Puskesmas Slogohimo


Job deskripsi
1. Kepala Puskesmas
Bertugas sebagai manager Puskesmas, Pelaksana Medis Tekhnis, dan Konsultan Medis.
2. PJ UKM
a. Bertanggungjawab atas seluruh kegiatan UKM Puskesmas
b. Memimpin pelaksanaan seluruh kegiatan UKM Puskesmas
c. Membina kerjasama antar pelaksana program UKM
d. Melakukan supervise dan pembinaan dalam pelaksanaan program UKM
e. Mengadakan koordinasi dengan camat dan lintas sector dalam pembangunan kesehatan di wilayah kerja
f. menjalin kemitraan dengan berbagai pihak dan masyarakat dalam peningkatan derajad kesehatan
g. menyusun perencanaan kegiatan UKM di Puskesmas

37
h. Memonitor dan mengevaluasi kegiatan UKM Puskesmas
3. PJ UKP, KEFARMASIAN DAN LAB
Bertugas membawahi dan mengkoordinasi kegiatan BP Umum, BP Gigi dan Mulut, Pelayanan KIA-KB,
Pelayanan Kefarmasian, Pelayanan Gizi, Pelayanan Persalinan, Laboratorium dan Imuninasi.
4. PJ pelayanan jaringan dan jejaring
Bertugas membawahi dan mengkoordinasi kegiatan: PUSTU, Puskesmas Keliling, Bidan Desa, Jejaring
Fasilitas pelayanan kesehatan (JFPK)
5. KASUBAG TU
Bertugas membawahi dan mengkoordinasi kegiatan: SP2TP, Bendahara, Administrasi dan Pelaporan loket,
Kepegawaian, pengelolaan barang dan Inventaris kantor.

6. PJ Promosi Kesehatan Masyarakat


a. Melaksanakan kegiatan advokasi, pembinaan suasana dan gerakan pemberdayaan masyarakat serta
dilandasi semangat kemitraan
b. Melakukan penyebarluasan informasi kesehatan dalam berbagai bentuk dan saluran komunikasi
c. Membuat rancancanan media, baik media cetak, elektronik maupun media luar
d. Melakukan pengkajian/ penelitian perilaku masyarakat yang berhubungan dengan kesehatan
e. Merencanakan intervensi dalam rangka mengembangkan perilaku masyarakat yang mendukung kesehatan

38
B. Keadaan Geografi
Puskesmas Puhpelem adalah salah satu Puskesmas diantara 34 Puskesmas yang berada di Kecamatan
Puhpelem yang membawahi 5 desa dan 1 kelurahan. Dengan batas-batas wilayah kerja puskesmas puhpelem
sebagai berikut :
Sebelah Barat kecamatan Puhpelem
Sebelah Selatan kecamatan Purwantoro
Sebelah Timur kecamatan Sampung Ponorogo
Sebelah Utara kecamatan Poncol Magetan
Luas wilayah
Luas wilayah kerja : 3161,55 ha
Terdiri dari : sawah ; 363,95 ha
Kering ; 2797,6 ha
Dengan ketinggian rata-rata 435 m dari permukaan laut

Peta Wilayah Puskesmas Puhpelem

39
Gambar 3.3 Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Puhpelem

Berdasarkan Kantor Catatan Sipil Kabupaten Wonogiri Tahun 2018, menunjukan bahwa daerah binaan
UPTD Puskesmas Puhpelem memiliki luas wilayah sebesar 3161,55 ha.UPTD Puskesmas Puhpelem
membawahi 6 daerah binaan yang terdiri dari 1 Kalurahan dan 5 desa binaan yaitu Kalurahan Giriharjo, Desa
Puhpelem, Desa Nguneng, Desa Tengger, Desa Sukorejo, Desa Golo. Keterjangkauan pelayanan kesehatan
tahun 2018 :
- Kelurahan Giriharjo : 3 km

40
- Desa Puhpelem : 1 km
- Desa Nguneng : 6 km
- Desa Tengger : 6 km
- Desa Sukorejo : 7 km
- Desa Golo : 10 km

C. Keadaan Demografi
Kepadatan Penduduk
Tabel 3.1.Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan Puhpelem Tahun 2018
LUAS JML RATA-RATA KEPADATAN
JML JML
NO DESA WILAYAH RUMAH JIWA/RUMAH PENDUDUK
DUSUN PENDUDUK
(km2) TANGGA TANGGA per km2
1 2 3 4 7 8 9 10

1 PUHPELEM 3.9 4 4.130 1203 3,43 105,90

2 GIRIHARJO 3.7 4 4.225 928 4,55 114,19

3 NGUNENG 5.9 5 3.370 993 3,39 57,12

4 TENGGER 4.2 4 3.016 1316 2,29 71,81

5 SUKOREJO 5.5 5 3.900 1045 3,73 70,91

41
6 GOLO 6.6 4 3.021 2,35 45,77
1.285

     
JUMLAH
29.8 26 21662 6770 3,20 73
(KECAMATAN)
Sumber : Sistem Informasi Kependudukan Kecamatan Puhpelem 2018
Dari tabel di atas nampak bahwa :
- Jumlah penduduk terbesar : Kelurahan Giriharjo
- Jumlah penduduk terkecil : Desa Tengger
- Kepadatan tertinggi : Kelurahan Giriharjo
- Kepadatan terendah :Desa Golo
- Wilayah terluas :Desa Golo
- Wilayah tersempit :Kelurahan Giriharjo

D. Keadaan Sosial Ekonomi


Berdasarkaan sumber dinas kependudukan dan catatan sipil kabupaten wonogiri mayoritas penduduk di
wilayah UPTD Puskesmas Puhpelem mempunyai pekerjaan petani, dengan status ekonomi menengah kebawah.
Di wilayah Puskesmas di setiap desa sudah tersedia layanan kesehatan seperti Pustu dan PKD.

E. Tingkat Pendidikan

42
Tabel 3.2 Tingkat Pendidikan di Wilayah UPTD Puskesmas Puhpelem Tahun 2018

No Sekolah Jumlah

1 S-3 -

2 S-2 -

3 S-1/D-4 176

4 D-3 70

5 D2/D1 56

6 SLTA 1259

7 SMP 4480

8 SD 9549

9 TIDAK TAMAT SEKOLAH 2709

10 BELUM SEKOLAH 3363

Sumber :Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kab. Wonogiri Tahun 2018

43
F. Role Model

Gambar 3.4 Role Model


Tri Rismaharini

Tri Rismaharini, nama yang sudah tidak asing bagi masyarakat Indonesia apalagi warga Surabaya.
Beliau merupakan Walikota wanita pertama di Kota Surabaya. Ibu Tri Rismaharini merupakan
pemimpin yang berulang kali masuk dalam daftar pemimpin terbaik dunia, berbagai penghargaan beliau
dapat selama menjabat sebagai walikota di Surabaya atas keberhasilannya membawa Kota Surabaya

44
menjadi kota metropolitan yang penuh polusi, panas menjadi kota yang ramah lingkungan. Penulis
mengidolakan Ibu Tri Rismaharini, karena beliau mempunyai kepimpinan, tanggungjawab, integritas yang
tinggi, anti korupsi, dan berbagai inovasi pelayanan publik yang memudahkan masyarakat.
Di tahun 2013 , Walikota Surabaya Tri Rismaharini mengantarkan Kota Surabaya meraih dua
penghargaan untuk kategori Kesehatan Ibu dan Anak serta kategori pendidikan. Penghargaan ini
merupakan wujud apresiasi kepada program-program pembangunan terbaik untuk mencapai Millenium
Development Goals. Program yang diusung dalam kategori Kesehatan Ibu dan Anak adalah
“Pembentukan Kelopok KB Pria Vasektomi” untuk meningkatkan jumlah pemakaian alat kontrasepsi atau
vasektomi, serta meningkaatkan kesehatan ibu.

45
BAB IV
RANCANGAN KEGIATAN AKTUALISASI
A. Daftar Rancangan Kegiatan Aktualisasi dan Keterkaitan dengan Nilai
ANEKA
Unit Kerja : UPTD Puskesmas Puhpelem

Identifikasi isu : 1. Belum optimalnya pemanfaatan berbagai media


penyuluhan kesehatan di wilayah kerja UPTD
Puskesmas Puhpelem
2. Kurangnya cakupan desa siaga aktif dengan
strata purnama di wilayah kerja UPTD
Puskesmas Puhpelem
3. Kurang optimalnya penerapan Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS) Sekolah di wilayah
kerja UPTD Puskesmas Puhpelem
4. Tingginya jumlah pasien hipertensi di wilayah
kerja UPTD Puskesmas Puhpelem
5. Kurang optimalnya peran jumantik cilik di
sekolah dasar wilayah kerja UPTD Puskesmas
Puhpelem.

Isu yang : Kurang optimalnya penerapan Perilaku Hidup


diambil Bersih dan Sehat (PHBS) Sekolah di wilayah kerja
UPTD Puskesmas Puhpelem

Gagasan : 1. Pembuatan media promosi kesehatan

46
penyelesaian 2. Gerdu CTPS (Gerakan dua puluh satu hari
isu CTPS)
3. PENTAS (Penilaian kesehatan siswa)
4. PUJASERA (Penyuluhan jajanan sehat, resik,
aman)
5. Pelaksanaan PSN (Pemberantasan Sarang
Nyamuk) di sekolah
6. Pembinaan kegiatan UKS (Usaha Kesehatan
Sekolah)

47
Tabel 4.1 Rancangan Kegiatan Aktualisasi
Kontribusi Penguatan
N Keterkaitan Kegiatan dengan Nilai-Nilai
Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Kegiatan terhadap Visi, Nilai
o Dasar ASN (ANEKA)
Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
1. Pembuatan 1. Berkonsultasi dengan Adanya media promosi Akuntabilitas : Penyebaran Kegiatan ini
media Kepala Puskesmas kesehatan untuk (Kejelasan) diwujudkan melalui informasi yang media promosi sesuai dengan
promosi tentang jenis, memperjelas dan disampaikan melalui media promosi kesehatan kesehatan salah satu
kesehatan spesifikasi dan mempermudah dibuat dengan jelas dan mudah dipahami berkontribusi nilai-nilai yang
(Poster cuci penyebaran media penyampaian informasi (Tanggung jawab) diwujudkan melalui untuk mencapai ada di UPTD
tangan, 2.Mengumpulkan materi kesehatan kepada siswa konsultasi kegiatan secara mendetail kepada visi “Puhpelem Puskesmas
kalender cuci tentang phbs sekolah SD Kepala Puskesmas sehat 2020” Puhpelem,
tangan dan sebagai bahan 1. Izin dan arahan mentor Nasionalisme : serta salah satu yaitu :
buku rapor pembuatan media 2. Tersedianya konsep (Musyawarah, sila ke-4) musyawarah dengan misi dari UPTD Tanggung
kesehatan) 3. Membuat desain materi Kepala Puskesmas dalam menentukan Puskesmas jawab
Sumber : bekerja sama dengan 3. Tersedianya desain spesifikasi media yang digunakan Puhpelem (menyampaika
Inovasi percetakan poster, kalender cuci Etika publik : Kabupaten n informasi
4. Mencetak media tangan dan buku rapor (Sopan santun) diwujudkan pada saat Wonogiri yaitu: kesehatan
5. Menyebarkan media kesehatan siap cetak konsultasi dengan Kepala Puskesmas Menggerakkan secara valid).
4. Adanya poster, kalender menggunakan bahasa yang sopan dan santun pembangunan
cuci tangan dan buku Komitmen mutu : kecamatan yang
rapor kesehatan (Inovasi) pembuatan media promosi kesehatan berwawasan
5. Media promosi dalam bentuk kalender cuci tangan dan rapor kesehatan
kesehatan tersebar ke kesehatan merupakan gagasan baru.
sasaran (siswa SD) Anti Korupsi :
(Adil) media promosi kesehatan diberikan
kepada seluruh siswa SD dikelas tersebut
tanpa terkecuali.

2. Gerdu CTPS 1. Berkonsultasi dengan Siswa mengetahui cara Akuntabilitas : Dilaksanakanny Kegiatan ini
(Gerakan Kepala Puskesmas Cuci Tangan Pakai (Tanggung jawab) diwujudkan melalui a Gerdu CTPS sesuai dengan
dua puluh tentang rencana Sabun (CTPS) yang konsultasi kegiatan secara mendetail kepada (Gerakan dua salah satu
satu hari kegiatan benar dan terbiasa Kepala Puskesmas puluh satu hari nilai-nilai yang
CTPS) 2. Berkoordinasi melakukannya (Kepercayaan) diwujudkan dengan CTPS) sebagai ada di UPTD
Sumber : dengan lintas sektor 1.Izin dan arahan mentor mempercayakan monitoring perilaku cuci upaya Puskesmas
Inovasi yaitu pihak sekolah 2.Terbentuknya tangan siswa sesuai jadwal dan prosedur memelihara dan Puhpelem,
dasar kerjasama dan kepada wali kelas meningkatkan yaitu : Optimis
3. Meyiapkan media kesepakatan jadwal (Kejelasan) diwujudkan melalui pemaparan kesehatan dapat
promosi kesehatan 3.Kesiapan media program dengan jelas kepada pihak sekolah individu, menanamkan
(power point, video promosi kesehatan Nasionalisme : keluarga, Perilaku Hidup
lagu enam langkah (power point, video lagu (Sila ke-4) Menghormati hasil musyawarah masyarakat Bersih dan
cuci tangan, kalender enam langkah cuci kesepakatan jadwal yang telah dibuat dengan beserta Sehat (PHBS)
48
cuci tangan, poster) tangan, kalender cuci pihak sekolah lingkungan pada siswa
4. Melaksanakan tangan, poster) Etika publik :
penyuluhan tentang 4.Terlaksananya (Keramahan) diwujudkan pada saat
program Gerdu penyuluhan tentang memberikan penyuluhan kepada siswa
CTPS dan enam program Gerdu CTPS dilakukan dengan ramah, sopan santun dan
langkah cuci tangan dan enam langkah cuci komunikatif
kepada siswa tangan kepada siswa Komitmen mutu :
5. Bekerja sama 5.Terbentuknya (Efektif) Gerakan ini merupakan program yang
dengan wali kelas kerjasama dengan wali efektif karena dapat meningkatkan derajat
untuk memonitor kelas (wali kelas kesehatan dan mutu pendidikan secara
perilaku cuci tangan bersedia menjadi mitra bersamaan
siswa sesuai jadwal dalam memonitoring (Inovasi) Gerdu CTPS merupakan gagasan
yang ada di kalender kegiatan Gerdu CTPS) baru.
cuci tangan dan 6.Hasil laporan dan Anti Korupsi :
sesuai prosedur Cuci evaluasi kegiatan (Jujur, peduli dan disiplin) Saya melaksanakan
Tangan Pakai Sabun berupa notulen kegiatan tepat pada waktunya, jujur tanpa
(CTPS) yang benar manipulasi dan peduli akan kebutuhan
6. Melaporkan dan informasi siswa
mengevaluasi
kegiatan Gerdu
CTPS
3. PENTAS 1. Berkonsultasi dengan Kondisi kesehatan Akuntabilitas : Dilaksanakanny Kegiatan ini
(Penilaian Kepala Puskesmas siswa dapat diketahui (Kepemimpinan) Saya memimpin koordinasi a kegiatan sesuai dengan
kesehatan tentang rencana sejak dini. dengan PJ program kesehatan gigi dan mulut PENTAS salah satu
siswa) kegiatan 1.Izin dan arahan mentor serta PJ program gizi sebagai upaya nilai-nilai yang
Sumber : 2.Berkoordinasi dengan 2.Kerjasama lintas Nasionalisme : untuk ada di UPTD
SKP program kesehatan program dengan PJ (Sila ke-3) Bekerja sama dengan lintas sektor memelihara dan Puskesmas
gigi dan mulut serta program kesehatan gigi (pihak sekolah) dan lintas program (PJ meningkatkan Puhpelem,
program gizi dan mulut serta PJ program kesehatan gigi dan mulut serta PJ pelayanan yaitu :
3.Berkoordinasi dengan program gizi program gizi) kesehatan yang Tanggung
pihak sekolah dasar 3.Terbentuknya Etika publik : bermutu yang jawab
4.Menyiapkan alat kerjasama dan (Keramahan) diwujudkan pada saat bermutu, merata (melaksanaka
pengukuran berat kesepakatan jadwal memberikan penyuluhan kepada siswa dan terjangkau n kewajiban
badan, tinggi badan, 4.Kesiapan alat dilakukan dengan ramah, sopan santun dan Puskesmas
serta alat pemeriksaan kesehatan komunikatif sebagai
pemeriksaan gigi dan 5.Kesiapan media Komitmen mutu : fasilitas
mulut promosi kesehatan (Berorientasi mutu) Diwujudkan dengan kesehatan
5.Menyiapkan media 6.Terlaksananya program melakukan pemeriksaan kesehatan sesuai tingkat
promosi kesehatan PENTAS sesuai jadwal dengan prosedur yang berlaku pertama yang
(rapor kesehatan) yang telah ditentukan Anti Korupsi : mengutamaka
6.Melaksanakan 7.Laporan dan evaluasi (Jujur dan Peduli) Diwujudkan dengan n upaya
program PENTAS kegiatan berupa notulen menyampaikan hasil pemeriksaan kesehatan preventif atau
7.Melaporkan dan dan hasil pemeriksaan secara apa adanya dan melakukan pencegahan
49
mengevaluasi siswa pemeriksaan kesehatan lanjutan apabila penyakit)
kegiatan PENTAS ditemukan masalah kesehatan pada siswa
4. PUJASERA 1. Berkonsultasi dengan Siswa mengetahui ciri- Akuntabilitas : Dilaksanakanny Kegiatan ini
(Penyuluhan Kepala Puskesmas ciri jajanan yang sehat (Kejelasan) diwujudkan melalui informasi yang a kegiatan sesuai dengan
jajanan tentang rencana 1.Izin dan arahan mentor disampaikan dibuat dengan jelas dan mudah PUJASERA salah satu
sehat, resik, kegiatan 2.Terbentuknya kerja dipahami sebagai upaya nilai-nilai yang
aman) 2. Berkoordinasi dengan sama dan kesepakatan Nasionalisme : untuk ada di UPTD
Suumber : pihak sekolah dasar jadwal (Sila ke-4) Menghormati hasil musyawarah memelihara dan Puskesmas
SKP 3. Menyiapkan media 3.Kesiapan media promosi kesepakatan jadwal yang telah dibuat dengan meningkatkan Puhpelem,
promosi kesehatan kesehatan pihak sekolah pelayanan yaitu : Ramah
(power point dan 4.Terlaksananya kegiatan Etika publik : kesehatan yang (melaksanaka
video) PUJASERA sesuai (Keramahan) diwujudkan dengan bermutu yang n penyuluhan
4. Melaksanakan jadwal yang telah membudayakan 5 S (Senyum, Sapa, Salam, bermutu, merata dengan
kegiatan penyuluhan ditentukan Sopan dan Santun) dalam menyampaikan dan terjangkau membudayaka
kepada siswa 5.Adanya komitmen informasi kesehatan n5S
5. Melakukan komitmen bersama Komitmen mutu : (Senyum,
bersama dengan 6.Laporan dan evaluasi (Inovasi) kegiatan PUJASERA merupakan Sapa, Salam,
pengolah makanan kegiatan berupa notulen gagasan baru. Sopan dan
yang ada di sekolah dan daftar hadir Anti Korupsi : Santun
untuk menyediakan (Disiplin) Saya melaksanakan kegiatan tepat
jajanan yang sehat, pada waktunya sesuai jadwal
bersih dan aman
6. Melaporkan dan
mengevaluasi
kegiatan

5. Pelaksanaan 1. Berkonsultasi dengan Terlaksananya kegiatan Akuntabilitas : Dilaksanakanny Kegiatan ini


PSN Kepala Puskesmas PSN di sekolah (Kepemimpinan) Saya memimpin pelaksanaan a kegiatan PSN sesuai dengan
(Pemberanta tentang rencana 1. Izin dan arahan mentor PSN di sekolah yang diikuti olehsiswa sekolah di sekolah nilai yang ada
san Sarang kegiatan 2. Terbentuknya kerja dasar sebagai upaya di UPTD
Nyamuk) di 2. Berkoordinasi dengan sama dan kesepakatan Nasionalisme : memelihara dan Puskesmas
sekolah pihak sekolah dasar jadwal (Sila ke-3) Bekerja sama dengan siswa untuk meningkatkan Puhpelem,
Sumber : 3. Melakukan survey 3. Diketahui apakah mewujudkan lingkungan ekolah yang sehat, kesehatan yaitu :
SKP jentik bersama terdapat jentik nyamuk aman dan nyaman individu, Tanggung
jumantik di tempat-tempat Etika publik : keluarga, jawab
4. Melaksanakan penampungan air di (Keramahan) diwujudkan pada saat masyarakat (melaksanaka
gerakan 3M lingkungan sekolah melaksanakan kegiatan bersama siswa beserta n kewajiban
4.Terlaksananya kegiatan dilakukan dengan ramah dan penuh perhatian lingkungan Puskesmas
3M di sekolah Komitmen mutu : sebagai
(Efektifitas) Membangun partisipasi siswa fasilitas
adalah langkah efektif dalam melakukan PSN kesehatan
di sekolah tingkat
Anti Korupsi : pertama yang
50
(Disiplin) Saya melaksanakan kegiatan tepat mengutamaka
pada waktunya n upaya
preventif atau
pencegahan
penyakit)
6. Pembinaan 1. Berkonsultasi dengan UKS sekolah dapat Akuntabilitas : Penyebaran Kegiatan ini
kegiatan Kepala Puskesmas difungsikan sebagai (Kejelasan) diwujudkan melalui informasi yang media promosi sesuai dengan
UKS tentang rencana sarana penyebaran disampaikan melalui media promosi kesehatan kesehatan salah satu
Sumber : kegiatan informasi kesehatan dibuat dengan jelas dan mudah dipahami berkontribusi nilai-nilai yang
SKP 2. Berkoordinasi dengan kepada siswa (Tanggung jawab) diwujudkan melalui untuk mencapai ada di UPTD
lintas sektor yaitu 1. Izin dan arahan dari konsultasi kegiatan secara mendetail kepada visi “Puhpelem Puskesmas
pihak sekolah dasar kepala puskesmas Kepala Puskesmas sehat 2020” Puhpelem,
3. Meyiapkan media 2. Terbentuknya kerja Nasionalisme : serta salah satu yaitu :
promosi kesehatan sama dan kesepakatan (Musyawarah, sila ke-4) musyawarah dengan misi dari UPTD Tanggung
(leaflet dan poster) jadwal Kepala Puskesmas dalam menentukan Puskesmas jawab
4. Melakukan pembinaan 3. Kesiapan media spesifikasi media yang digunakan Puhpelem (menyampaika
kepada dokter kecil promosi kesehatan Etika publik : Kabupaten n informasi
5. Memasang media 4. Pengetahuan dokter (Sopan santun) diwujudkan pada saat Wonogiri yaitu: kesehatan
promosi kesehatan di kecil tentang kesehatan konsultasi dengan Kepala Puskesmas Menggerakkan secara valid).
UKS meningkat menggunakan bahasa yang sopan dan santun pembangunan
5. Tersedianya media Komitmen mutu : kecamatan yang
promosi kesehatan (Efektifitas) Membangun partisipasi dokter berwawasan
yang berkualitas di UKS kecil adalah langkah efektif dalam upaya kesehatan
penyebaran infomasi kesehatan kepada teman
sebayanya
Anti Korupsi :
(Adil) media promosi kesehatan bisa diakses
oleh seluruh siswa SD di sekolah tersebut
tanpa terkecuali.

51
B. Jadwal Rancangan Aktualisasi
Tabel 4.2. Jadwal Pelaksanaan Aktualisasi di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Puhpelem Kabupaten Wonogiri

N JULI AGUSTUS SEPTEMBER


Kegiatan Bukti
o

Pembuatan media Kuitansi,


promosi kesehatan media
(Poster cuci tangan, promosi
1 kalender cuci
kesehatan
tangan dan buku
rapor kesehatan)

Daftar
hadir,
Gerdu CTPS notulen,
(Gerakan dua puluh
2 dokumenta
satu hari CTPS)
si kegiatan,
checklist
monitoring
cuci tangan

3 Daftar
hadir,
PENTAS (Penilaian notulen,
kesehatan siswa)
dokumenta
si kegiatan,
laporan
hasil
pemeriksaa
n

52
kesehatan

PUJASERA Daftar
(Penyuluhan hadir,
jajanan sehat, resik, notulen,
aman)
4 dokumenta
si kegiatan,
form
komitmen
bersama

Daftar
hadir,
5 notulen,
Pelaksanaan PSN dokumenta
di sekolah
si kegiatan

Daftar
hadir,
6 notulen,
Pembinaan
dokumenta
kegiatan UKS
si kegiatan

Keterangan :

: Hari Libur : Pelaksanaan kegiatan

: Penyusunan laporan

53
C. Antisipasi dan Strategi Menghadapi Kendala

Kegiatan habituasi rancangan aktualisasi nilai–nilai dasar ASN akan


dilaksanakan pada tanggal 25 Juli 2019 sampai dengan 8 Septembeer 2019 di
UPTD Puskesmas Puhpelem. Dalam pelaksanaannya dimungkinkan
terjadinya kendala-kendala yang berisiko menghambat kegiatan yang telah
direncanakan menjadi kurang optimal. Oleh karena itu diperlukan antisipasi
untuk menghadapi kendala-kendala tersebut, sehingga dampak yang
menghambat kegiatan tersebut dapat diminimalisir. Antisipasi dalam
menghadapi kendala-kendala selama aktualisasi dapat dijelaskan lebih lanjut
pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.3 Antisipasi dan Strategi Menghadapi Kendala

Antisipasi dan Strategi


No Kegiatan Kendala
Menghadapi Kendala

Pembuatan media Informasi yang


promosi kesehatan Siswa sulit memahami
disampaikan melalui media
(Poster cuci tangan, iformasi kesehatan
promosi kesehatan dibuat
1 kalender cuci yang terdapat pada
dengan jelas dan bahasa
tangan dan buku media promosi
yang mudah dipahami
rapor kesehatan) kesehatan
siswa
Menjelaskan cara
monitoring kepada orang
Orang tua siswa
Gerdu CTPS tua siswa melalui edaran
kurang mengerti cara
2 (Gerakan dua puluh panduan monitoring dan
monitoring program
satu hari CTPS) membuat media monitoring
Gerdu CTPS
yang mudah dimengerti
(kalender cuci tangan)
PJ Program
Berkoordinasi dengan PJ
Kesehatan gigi dan
Program Kesehatan gigi
mulut serta PJ
dan mulut serta PJ
PENTAS (Penilaian Program Gizi tidak
3 Program Gizi untuk
kesehatan siswa) bisa hadir saat
menentukan jadwal
kegiatan PENTAS
pelaksanaan kegiatan
dilaksanakan karena
PENTAS
ada dinas luar

54
PUJASERA Menggunakan media
Siswa kurang tertarik
(Penyuluhan jajanan penyuluhan yang menarik
4. dengan materi yang
sehat, resik, aman) seperti power point dan
disampaikan
video

Tidak tersedianya alat Petugas menyiapkan alat


bantu seperti senter bantu seperti senter pada
5. Pelaksanaan PSN dalam praktik saat praktik pemantauan
di sekolah pemantauan jentik jentik nyamuk.
nyamuk
Menyampaikan materi
Dokter kecil kurang
kesehatan dengan media
mengerti materi
6. Pembinaan kegiatan yang menarik dan dengan
kesehatan yang
UKS bahasa yang jelas serta
disampaikan
komunikatif

55
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Pegawai Negeri Sipil (PNS) merupakan bagian dari Aparatur Sipil
Negara (ASN) yang memiliki peranan penting dalam menentukan
keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan di
Indonesia saat ini. Dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang
ASN, terdapat 3 fungsi ASN yaitu sebagai pelaksana kebijakan publik,
pelayan publik, perekat dan pemersatu bangsa. Terdapat beberapa nilai-
nilai dasar yang harus dikuasai oleh ASN. Nilai-nilai dasar tersebut
diantaranya akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu, dan
anti korupsi.
Calon PNS wajib melaksanakan habituasi sesuai rancangan
aktualisasi yang telah dibuat sebelumnya. Habituasi ini akan dilaksanakan
di UPTD Puskesmas Puhpelem dengan isu utama adalah Kurang
optimalnya penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Sekolah di
wilayah kerja UPTD Puskesmas Puhpelem. Hal ini karena cakupan PHBS
Sekolah dengan strata utama sebanyak 9 sekolah (53%), masih dibawah
target yang ditetapkan (60%). Upaya pemecahan masalah yang dibuat
telah disesuaikan dengan nilai-nilai dasar ASN guna mencapai visi dan
misi UPTD Puskesmas Puhpelem. Permasalahan tersebut akan
diselesaikan dengan kegiatan berikut :

1. Pembuatan media promosi kesehatan


2. Gerdu CTPS (Gerakan dua puluh satu hari CTPS)
3. PENTAS (Penilaian kesehatan siswa)
4. PUJASERA (Penyuluhan jajanan sehat, resik, aman)
5. Pelaksanaan PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk) di sekolah
6. Pembinaan kegiatan UKS (Usaha Kesehatan Sekolah)

56
B. Pentingnya Rancangan Aktualisasi
Rancangan aktualisasi dibuat agar menjadi pedoman dan panduan
untuk menyelesaikan isu melalui gagasan pemecahan isu yang tertuang
dalam kegiatan yang telah dirancang. Rancangan aktualisasi berfungsi
untuk mendapatkan hasil output yang sesuai dengan perencanaannya.
Nilai-nilai dasar akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu
dan anti korupsi (ANEKA) dapat terinternalisasikan dan diaktuakisasikan
pada rancangan aktualisasi serta dalam pelaksanaan tugas pokok dan
fungsi jabatan. Kegiatan pada rancangan aktualisasi juga dilakukan untuk
pencapaian visi, misi dan tata nilai organisasi.
Apabila Rancangan Aktualisasi tidak dilaksanakan maka dapat
mengakibatkan dampak berupa tidak terselesaikannya isu yang ada di unit
kerja dan dapat menghasilkan berbagai masalah yang lebih kompleks.
Selain itu pemahaman mengenai nilai-nilai dasar ANEKA (Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi) pun menjadi
kurang karena tidak ada pedoman dan panduan dalam
mengimplementasikan nilai-nilai tersebut

DAFTAR PUSTAKA

57
Lembaga Administrasi Negara,2015.AkuntabilitasModul Pendidikan dan
Pelatihan Prajabatan Golongan III. Jakarta:Lembaga Administrasi
Negara.
Lembaga Administrasi Negara,2015.NasionalismeModul Pendidikan dan
Pelatihan Prajabatan Golongan III. Jakarta:Lembaga Administrasi
Negara.
Lembaga Administrasi Negara,2015.Etika PublikModul Pendidikan dan
Pelatihan Prajabatan Golongan III. Jakarta:Lembaga Administrasi
Negara.
Lembaga Administrasi Negara,2015.Komitmen MutuModul Pendidikan dan
Pelatihan Prajabatan Golongan I dan II. Jakarta:Lembaga Administrasi
Negara.
Lembaga Administrasi Negara,2015.Anti KorupsiModul Pendidikan dan
Pelatihan Prajabatan Golongan III. Jakarta:Lembaga Administrasi
Negara.
Lembaga Administrasi Negara,2017.Pelayan Publik Modul Pelatihan Dasar
Calon PNS. Jakarta:Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara,2017.Whole of GovernmentModul Pelatihan
Dasar Calon PNS. Jakarta:Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara,2017.Manajemen ASNModul Pelatihan Dasar
Calon PNS. Jakarta:Lembaga Administrasi Negara.
Republik Indonesia. 2014. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5
Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara
Republik Indonesia. 2017. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor
11 Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil.
Republik Indonesia. 2018. Peraturan Lembaga Administrasi Negara Republik
Indonesia Nomor 12 Tahun 2018 tentang Pelatihan Dasar Calon
Pegawai Negeri Sipil.
Republik Indonesia. 2009. Undang-Undang No. 36 tahun 2009 tentang

58
Kesehatan.
Republik Indonesia. 2001. Keputusan Mentri Negara Pemberdayagunaan
Aparatur Sipil Negara No. 23/KEP/M.PAN/4/2001 tentang Jabatan
Fungsional Nutrisionis dan Angka Kreditnya.

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama Anindya Priska Maulidianata, S.K.M


Formasi Jabatan Penyuluh Kesehatan Masyarakat Ahli Pertama
NIP 199409012019022002
Tempat/Tgl. Lahir Madiun, 1 September 1994
Alamat Rumah Sidorejo RT 03/RW 01, Kebonsari, Madiun

Nomor HP 085735311759
Nama Instansi UPTD Puskesmas Puhpelem
Alamat e-mail anindyaprikam@gmail.com

RIWAYAT PENDIDIKAN

59
Nama Sekolah Tahun Lulus Jurusan
MI An-Najihah Babussalam 2006 -
SMPN 1 Dolopo 2009 -
SMAN 1 Dolopo 2012 IPA
Kesehatan
Universitas Negeri Semarang 2016
masyarakat

60

Anda mungkin juga menyukai