Disusun oleh:
Nama : ZULFAIDA, S.Pd
NIP : 19940129 201903 2 017
Gol./Angkatan : III a / CXVIII
No. Presensi : 37
Jabatan : Guru Pendidian Agama Islam
Unit Kerja : SD 3 KLALING
Coach : Drs. SUMARNO, M. Si
Mentor : Dra. DINNA AMRIYATI
Disusun Oleh :
Nama : ZULFAIDA, S.Pd
NIP : 19940129 201903 2 017
Menyetujui,
Coach, Mentor,
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Telah diseminarkan,
Di : Kudus
Hari, tanggal : Senin, 15 Juli 2019
Zulfaida, S.Pd
NIP. 19940129 201903 2 017
Coach, Mentor,
Narasumber
Dr. Dra.Martuti, MM
Widyaiswara Ahli Utama
NIP.19590319 198603 2 005
iii
PRAKATA
iv
3. Suharto, S.Pd, M.Pd. selaku Kepala Bidang Dinas Pendidikan
Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Kudus yang telah memberi ijin
untuk mengikuti Latihan dasar CPNS Golongan II dan Golongan III
Angkatan CXVIII,
4. Dr. Dra.Martuti, MM, selaku narasumber yang memberikan saran,
masukan perbaikan untuk penyempurnaan rancangan aktualisasi ini
sehingga dapat diterapkan dengan lebih baik,
5. Dra. Dinna Amriyati, selaku mentor dari SD 3 Klaling yang telah
memberikan masukan dan arahan sehingga rancangan aktualisasi ini
dapat diselesaikan dengan baik,
6. Drs. Sumarno, M. Si, selaku pembimbing yang telah memberikan
bimbingan dan arahan kepada penulis sehingga rancangan aktualisasi
ini dapat selesai dengan baik,
7. Kedua orang tua dan segenap keluarga yang selalu memberikan doa
dan dukungannya untuk penulis,
8. Seluruh Widyaiswara dan Binsuh yang telah memberikan ilmunya
selama kegiatan pelatihan Dasar CPNS Golongan II dan Golongan III
Angkatan CXVIII,
9. Panitia Penyelenggara Pelatihan Dasar CPNS Golongan II dan
Golongan III Angkatan CXVIII,
10. Seluruh rekan-rekan peserta Pelatihan Dasar CPNS Golongan II dan
Golongan III Angkatan CXVIII atas Inspirasi, kekompakan, bantuan,
dan dukungannya,
11. Semua pihak yang membantu terselesaikannya rancangan aktualisasi
ini.
Penulis sadar bahwa rancangan laporan aktualisasi ini masih jauh
dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis berharap kritik dan saran dari
berbagai pihak guna tercapainya hasil yang maksimal.
Penulis
v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN.............................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN............................................................... iii
PRAKATA.......................................................................................... iv
DAFTAR ISI....................................................................................... vi
DAFTAR TABEL................................................................................ viii
DAFTAR GAMBAR............................................................................ ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................ 1
B. Identifikasi Isu...................................................................... . . 3
C. Dampak Jika Isu Tidak Diselesaikan................................... . . 8
D. Rumusan Masalah.................................................................. 8
E. Tujuan..................................................................................... 9
F. Manfaat................................................................................... 9
BAB II LANDASAN TEORI
A. Sikap dan Perilaku Bela Negara............................................ 11
B. Nilai-Nilai Dasar Pegawai Negeri Sipil................................... 16
C. Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI............................... 27
D. Nilai-Nilai Religius .................................................................. 34
BAB III TUGAS UNIT KERJA DAN TUGAS PESERTA
A. Profil Organisasi..................................................................... 35
B. Tugas Jabatan Peserta Diklat ............................................... 44
C. Role Model.............................................................................. 45
BAB IV RANCANGAN KEGIATAN AKTUALISASI
A. Daftar Rancangan Kegiatan Aktualisasi dan Keterkaitan
dengan Nilai ANEKA ........................................................... 47
B. Jadwal Rancangan Aktualisasi............................................... 55
C. Antisipasi dan Strategi Menghadapi Kendala........................ 57
vi
BAB V PENUTUP
A. Simpulan .................................................................................. 58
D. Dampak Apabila Kegiatan Tidak Dilaksanakan …………. … 59
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 60
DAFTAR RIWAYAT HIDUP................................................................. 61
vii
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
bertanggungjawab, dan memperkuat profesionalisme serta
kompetensi bidang. Diperlukan sebuah penyelenggaraan pelatihan
yang inovatif dan terintegrasi, yaitu penyelenggaraan pelatihan yang
memadukan pembelajaran klasikal dan non klasikal di tempat
pelatihan dan di tempat kerja sehingga memungkinkan peserta
mampu menginternalisasi, menerapkan, dan mengaktualisasikan,
serta membuatnya menjadi kebiasaan (habituasi) dan merasakan
manfaatnya, sehingga terpatri dalam dirinya sebagai karakter PNS
yang profesional sesuai bidang tugas.
Salah satu bidang tugas PNS adalah terkait pendidikan. Menurut
UU No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, pendidikan adalah usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual religius, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Dari pengertian
tersebut maka pendidik memiliki tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi
siswa.
Fenomena yang terjadi saat ini terkait perilaku siswa yaitu
rendahnya akhlak siswa dikarenakan kurangnya pemahaman terhadap
nilai-nilai agama Islam. Selain itu, rendahnya akhlak siswa dipengaruhi
oleh lingkungan sekitar, kurangnya perhatian dari orang tua dan media
internet. Menurut Zakiah Daradjat agama memiliki peran yang sangat
mendasar dalam memahami esensi kejiwaan manusia. Oleh karena
itu, menanamkan nilai-nilai religius menjadi hal mutlak yang harus
dilakukan baik di lingkungan keluarga maupun lingkungan sekolah.
Guru dituntut untuk memainkan peran dan tanggungjawabnya untuk
menanamkan dan mengembangkan nilai-nilai yang baik.
Nilai religius yang kuat merupakan landasan bagi siswa untuk
kelak menjadi orang yang dapat mengendalikan diri terhadap hal-hal
yang bersifat negatif. Akhmad Muhaimin Azzet (2011: 88)
2
menyatakan bahwa hal yang semestinya dikembangkan dalam diri
siswa adalah terbangunnya pikiran, perkataan, dan tindakan siswa
yang diupayakan berdasarkan nilai-nilai ketuhanan atau yang
bersumber dari ajaran agama yang dianutnya oleh karena itu
diharapkan siswa benar-benar memahami dan mengamalkan ajaran
dalam kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan pengamatan yang penulis lakukan selama 2 (dua)
bulan di lingkungan sekolah dan menurut pengakuan beberapa siswa,
masih banyak yang belum menjalankan sholat lima waktu secara
penuh, belum menjalankan puasa di bulan ramadan, terkait dengan
membaca Al-Qur’an bahkan ada beberapa siswa yang sama sekali
belum bisa membaca tulisan huruf Arab. Masih sedikitnya kegiatan
religius sehingga nilai-nilai religius belum tertanam sepenuhnya pada
diri siswa sehingga penulis sebagai salah satu pendidik akan
merancang habituasi peningkatan nilai-nilai religius terhadap siswa
yang mampu mewujudkan salah satu misi sekolah SD 3 Klaling
Kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus yaitu “mengkondisikan peserta
didik agar selalu beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha
Esa”.
B. Identifikasi Isu
Rencana kegiatan aktualisasi yang akan dilaksanakan di SD 3
Klaling Kecamatan Jekulo kabupaten Kudus sesuai dengan nilai-nilai
dasar Aparatur Sipil Negara (ASN) yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme,
Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi (ANEKA) serta sesuai
dengan peran dan kedudukan ASN dalam Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
Daftar isu yang diperoleh dalam lingkungan kerja penulis yang
dikaitkan dengan agenda ketiga Pelatihan Dasar CPNS (Manajemen
ASN, Whole of Government (WoG), dan Pelayanan Publik dapat
ditampilkan pada tabel berikut :
3
Tabel 1.1 Identifikasi Isu
Sumber Kondisi Kondisi yang
No Isu
Isu Saat Ini Diharapkan
1 Kurangnya Pelayanan Ruang UKS Penggunaan ruang
penggunaan ruang Publik jarang UKS di SD 3
UKS di SD 3 digunakan Klaling secara
Klaling optimal
5
Tabel 1.2 Analisis Isu dengan Metode APKL dan USG
Kurangnya
1 penggunaan ruang UKS di SD 3 + + + - TMS
Klaling
Kurangnya penanaman nilai-nilai 1
2 + + + + MS 5 5 5 15
religius pada siswa di SD 3 Klaling (Core Issue)
Kurangnya keaktifan siswa dalam
3 kegiatan pembelajaran + + + + MS 4 4 5 13 2
KETERANGAN : SKALA
LINKERT :
1. A = Aktual 5. U = Urgency 8. MS = Memenuhi Syarat 1 = Tidak U/S/G
2. P = Problematik 6. S = Seriousness 9. TMS = Tidak Memenuhi Syarat 2 = Kurang U/S/G
3. K = Kekhalayakan 7. G = Growth 3 = Cukup U/S/G
4. L = Kelayakan 4 = U/S/G
5 = Sangat U/S/G
6
Dari hasil analisis APKL didapatkan isu yang dinyatakan
memenuhi kriteria, yang kemudian isu-isu tersebut dianalisis lebih
lanjut dengan menggunakan analisis USG. Analisis USG merupakan
alat analisis yang dilakukan untuk menentukan prioritas isu melalui
tingkat kegawatan, keseriusan, dan tingkat pertumbuhan suatu isu
atau masalah. Analisis USG dilakukan dengan memberikan nilai
dengan rentang antara 1 sampai 5 dengan ketentuan nilai 1 berarti
sangat kecil, nilai 2 berarti kecil, nilai 3 berarti sedang, nilai 4 berarti
besar, dan nilai 5 berarti sangat besar. Isu dengan total skor tertinggi
merupakan isu prioritas yang akan ditetapkan untuk diselesaikan
dengan kegiatan-kegiatan yang diusulkan.
Dari hasil analisis APKL dan USG, ditetapkan isu yang dipilih
dan ditindaklanjuti dengan gagasan rencana kegiatan yang akan
dilakukan untuk mengatasi isu tersebut. Hasil perumusan isu yang
terpilih adalah “Kurangnya Penanaman Nilai-Nilai Religius pada
Siswa di SD 3 Klaling Kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus”.
C. Rumusan Masalah
Melalui tahap analisis dengan metode USG, maka dapat
diidentifikasi isu yang menjadi prioritas, yaitu kurangnya penanaman
nilai-nilai religius pada siswa di SD 3 Klaling Kecamatan Jekulo
Kabupaten Kudus. Maka rumusan masalah rancangan aktualisasi ini
adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana cara meningkatkan nilai-nilai religius di SD 3 Klaling
Kecamatan Jekulo kabupaten Kudus?
2. Bagaimana keterkaitan antara kegiatan yang akan diaktualisasikan
dengan nilai-nilai dasar ASN (ANEKA) ?
3. Bagaimana kontribusi kegiatan yang akan diaktualisasikan
terhadap visi, misi, dan tujuan organisasi ?
7
D. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai pada rancangan aktulisasi ini adalah :
1. Untuk meningkatkan penanaman nilai-nilai religius di SD 3 Klaling
Kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus.
2. Menjelaskan keterkaitan antara kegiatan yang akan
diaktualisasikan dengan nilai-nilai dasar ASN (ANEKA).
3. Menjelaskan kontribusi kegiatan yang akan diaktualisasikan
terhadap visi, misi, dan tujuan organisasi.
E. Manfaat
Manfaat dari rancangan aktualisasi ini yaitu :
1. Peserta Pelatihan Dasar CPNS
a. Meningkatkan pemahaman dan internalisasi nilai dasar ANEKA
sebagai landasan dalam menjalankan profesi di tempat kerja.
b. Menjadi penuntun dalam melaksanakan kegiatan aktualisasi nilai
dasar di unit kerja serta dasar pelaporan aktualisasi nilai-nilai
dasar ANEKA di SD 3 Klaling Kecamatan Jekulo Kabupaten
Kudus.
2. Bagi Instansi
a. Membantu mewujudkan visi, misi, dan tujuan SD 3 Klaling
Kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus.
b. Meningkatkan mutu pelayanan pendidikan di SD 3 Klaling
Kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus.
3. Siswa
a. Meningkatkan pemahaman siswa tentang nilai-nilai religius.
b. Meningkatkan pengamalan nilai-nilai religius siswa pada
kehidupan sehari-hari.
4. Masyarakat
a. Mendapatkan pelayanan pendidikan yang prima sebagai wujud
aktualisasi nilai dasar ANEKA.
b. Meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap kualitas
pendidikan di SD 3 Klaling Kecamatan Jekulo Kabupaten
Kudus.
8
BAB II
LANDASAN TEORI
9
b. Menumbuhkan rasa memiliki jiwa besar dan patriotisme untuk
menjaga kelangsungan hidup bangsa dan negara. Sikap dan
perilaku yang patriotik dimulai dari hal-hal yang sederhana yaitu
dengan saling tolong menolong, menciptakan kerukunan
beragama dan toleransi dalam menjalankan ibadah sesuai
agama masing-masing, saling menghormati dengan sesama
dan menjaga keamanan lingkungan.
c. Memiliki kesadaran atas tanggungjawab sebagai warga negara
Indonesia yang menghormati lambang-lambang negara dan
mentaati peraturan perundang-undangan.
Berbagai masalah yang berkaitan dengan kesadaran
berbangsa dan bernegara perlu mendapat perhatian dan tanggung
jawab bersama. Sehingga amanat pada UUD 1945 untuk menjaga
dan memelihara Negara Kesatuan wilayah Republik Indonesia
serta kesejahteraan rakyat dapat diwujudkan. Hal yang dapat
mengganggu kesadaran berbangsa dan bernegara bagi PNS yang
perlu di cermati secara seksama adalah semakin tipisnya
kesadaran dan kepekaan sosial, padahal banyak persoalan-
persoalan masyarakat yang membutuhkan peranan PNS dalam
setiap pelaksanaan tugas jabatannya untuk membantu memediasi
masyarakat agar keluar dari himpitan masalah, baik itu masalah
sosial, ekonomi dan politik, karena dengan terbantunya masyarakat
dari semua lapisan keluar dari himpitan persoalan, maka bangsa ini
tentunya menjadi bangsa yang kuat dan tidak dapat di intervensi
oleh negara apapun, karena masyarakat itu sendiri yang harus
disejahterakan dan jangan sampai mengalami penderitaan. Di situ
PNS telah melakukan langkah konkrit dalam melakukan bela
negara.
Kesadaran bela negara adalah dimana kita berupaya untuk
mempertahankan negara kita dari ancaman yang dapat
mengganggu kelangsungan hidup bermasyarakat yang
berdasarkan atas cinta tanah air. Kesadaran bela negara juga
10
dapat menumbuhkan rasa patriotisme dan nasionalisme di dalam
diri masyarakat. Upaya bela negara selain sebagai kewajiban dasar
juga merupakan kehormatan bagi setiap warga negara yang
dilaksanakan dengan penuh kesadaran, penuh tanggung jawab
dan rela berkorban dalam pengabdian kepada negara dan bangsa.
Keikutsertaan kita dalam bela negara merupakan bentuk cinta
terhadap tanah air kita.
Nilai-nilai bela negara yang harus lebih dipahami
penerapannya dalam kehidupan masyarakat berbangsa dan
bernegara antara lain:
a. Cinta Tanah Air
Negeri yang luas dan kaya akan sumber daya ini perlu
kita cintai. Kesadaran bela negara yang ada pada setiap
masyarakat didasarkan pada kecintaan kita kepada tanah air
kita. Kita dapat mewujudkan itu semua dengan cara kita
mengetahui sejarah negara kita sendiri, melestarikan budaya-
budaya yang ada, menjaga lingkungan kita dan pastinya
menjaga nama baik negara kita.
b. Kesadaran Berbangsa dan Bernegara
Kesadaran berbangsa dan bernegara merupakan sikap
kita yang harus sesuai dengan kepribadian bangsa yang selalu
dikaitkan dengan cita-cita dan tujuan hidup bangsanya. Kita
dapat mewujudkannya dengan cara mencegah perkelahian
antar perorangan atau antar kelompok dan menjadi anak
bangsa yang berprestasi baik di tingkat nasional maupun
internasional.
c. Pancasila
Ideologi kita warisan dan hasil perjuangan para pahlawan
sungguh luar biasa, pancasila bukan hanya sekedar teoritis dan
normatif saja tapi juga diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
Kita tahu bahwa Pancasila adalah alat pemersatu keberagaman
yang ada di Indonesia yang memiliki beragam budaya, agama,
11
etnis, dan lain-lain. Nilai-nilai pancasila inilah yang dapat
mematahkan setiap ancaman, tantangan, dan hambatan.
d. Rela berkorban untuk Bangsa dan Negara.
Dalam wujud bela negara tentu saja kita harus rela
berkorban untuk bangsa dan negara. Contoh nyatanya para
atlet bekerja keras untuk bisa mengharumkan nama negaranya
walaupun mereka harus merelakan untuk mengorbankan
waktunya untuk bekerja sebagaimana kita ketahui bahwa para
atlet bukan hanya menjadi seorang atlet saja, mereka juga
memiliki pekerjaan lain. Begitupun supporter yang rela berlama-
lama menghabiskan waktunya antri hanya untuk mendapatkan
tiket demi mendukung langsung para atlet yang berlaga demi
mengharumkan nama bangsa.
e. Memiliki Kemampuan Bela Negara.
Kemampuan bela negara itu sendiri dapat diwujudkan
dengan tetap menjaga kedisiplinan, ulet, bekerja keras dalam
menjalani profesi masing-masing.
2. Analisis Isu Kontemporer
Ditinjau dari pandangan Urie Brofenbrenner (Perron, N.C.,
2017) ada empat level lingkungan strategis yang dapat
mempengaruhi kesiapan PNS dalam melakukan pekerjaannya
sesuai bidang tugas masing-masing, yakni: individu, keluarga
(family), Masyarakat pada level lokal dan regional (Community/
Culture), Nasional (Society), dan Dunia (Global). Perubahan global
(globalisasi) yang terjadi dewasa ini, memaksa semua bangsa
(Negara) untuk berperan serta, jika tidak maka arus perubahan
tersebut akan menghilang dan akan meninggalkan semua yang
tidak mau berubah. Perubahan global ditandai dengan hancurnya
batas (border) suatu bangsa, dengan membangun pemahaman
dunia ini satu tidak dipisahkan oleh batas Negara. Hal yang
menjadi pemicunya adalah berkembang pesatnya teknologi
informasi global, dimana setiap informasi dari satu penjuru dunia
12
dapat diketahui dalam waktu yang tidak lama berselang oleh orang
di penjuru dunia lainnya.
Perubahan cara pandang tersebut, telah mengubah tatanan
kehidupan berbangsa dan bernegara. Hal ini ditandai dengan
masuknya kepentingan global (Negara-negara lain) ke dalam
negeri dalam aspek hukum, politik, ekonomi, pembangunan, dan
lain sebagainya. Perubahan cara pandang individu tentang tatanan
berbangsa dan bernegara (wawasan kebangsaan), telah
mempengaruhi cara pandang masyarakat dalam memahami pola
kehidupan dan budaya yang selama ini dipertahankan/diwariskan
secara turun temurun. Perubahan lingkungan masyarakat juga
mempengaruhi cara pandang keluarga sebagai miniature dari
kehidupan sosial (masyarakat). Tingkat persaingan yang
keblabasan akan menghilangkan keharmonisan hidup di dalam
anggota keluarga, sebaga akibat dari ketidakharmonisan hidup di
lingkungan keluarga maka secara tidak langsung membentuk sikap
ego dan apatis terhadap tuntutan lingkungan sekitar.
Oleh karena itu, pemahaman perubahan dan perkembangan
lingkungan pada tataran makro merupakan factor utama yang akan
menambah wawasan PNS. Wawasan tersebut melingkupi
pemahaman terhadap Globalisasi, Demokrasi, Desentralisasi, dan
Daya Saing Nasional, Dalam konteks globalisasi PNS perlu
memahami berbagai dampak positif maupun negatifnya.
PNS dihadapkan pada pengaruh yang datang dari eksternal
juga internal yang kian lama kian menggerus kehidupan berbangsa
dan bernegara (pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal
Ika) sebagai konsensus dasar berbangsa dan bernegara.
Fenomena-fenomena tersebut menjadikan pentingnya setiap PNS
mengenal dan memahami secara kritis terkait dengan isu-isu
kritikal yang terjadi saat ini atau bahkan berpotensi terjadi, isu-isu
tersebut diantaranya; bahaya paham radikalisme/ terorisme,
bahaya narkoba, cyber crime, money laundry, korupsi, proxy war.
13
Isu-isu di atas, selanjutnya disebut sebagai isu-isu strategis
kontemporer.
3. Kesiapsiagaan Bela Negara
Untuk melatihan kesiapasiagaan bela negara bagi CPNS ada
beberapa hal yang dapat dilakukan, salah satunya adalah tanggap dan
mau tahu terkait dengan kejadian-kejadian permasalahan yang
dihadapi bangsa negara Indonesia, tidak mudah terprovokasi, tidak
mudah percaya dengan barita gosip yang belum jelas asal usulnya,
tidak terpengaruh dengan penyalahgunaan obat-obatan terlarang dan
permasalahan bangsa lainnya, dan yang lebih penting lagi ada
mempersiapkan jasmani dan mental untuk turut bela negara.
Pasal 27 dan Pasal 30 UUD Negara RI 1945 mengamanatkan
kepada semua komponen bangsa berhak dan wajib ikut serta dalam
upaya pembelaan negara dan syarat-syarat tentang pembelaan
negara. Dalam hal ini setiap CPNS sebagai bagian dari warga
masyarakat tentu memiliki hak dan kewajiban yang sama untuk
melakukan bela Negara sebagaimana diamanatkan dalam UUD
Negara RI 1945 tersebut. Kesadaran bela negara itu hakikatnya
kesediaan berbakti pada negara dan kesediaan berkorban membela
negara. Tercakup di dalamnya adalah bersikap dan berbuat yang
terbaik bagi bangsa dan negara.
B. Nilai - Nilai Dasar Pegawai Negeri Sipil
Ada lima (5) nilai dasar profesi PNS, yaitu akuntabilitas,
nasionalisme, etika publik, komitmen mutu, dan antikorupsi. Lima nilai
dasar yang biasa disingkat ANEKA ini merupakan modal awal PNS
dalam menjalankan tugasnya. Sebelum mengimplementasikan nilai
dasar PNS, ada satu tahap yang dilalui yaitu tahap internalisasi.
Internalisasi merupakan proses pemahaman atas nilai yang
terkandung dari masing-masing poin ANEKA yaitu :
1. Akuntabilitas
Akuntabilitas merupakan kesadaran adanya tanggung jawab
dan kemauan untuk bertanggung jawab. PNS memiliki tugas pokok
14
fungsi yang wajib untuk dijalankan. Setiap PNS hendaknya sadar
akan tugasnya. Tidak hanya sekadar sadar. Mereka juga harus
bertanggung jawab atas apa yang telah dilaksanakan. Sebagai abdi
masyarakat, PNS memiliki tanggung jawab yang besar. Maka tidak
salah jika setiap PNS melakukan perencanaan yang matang
sebelum melaksanakan tugasnya. Adanya transparansi juga
penting untuk dilaksanakan. Tanpa transparansi PNS akan
kesulitan dalam menjalankan tugas. Ada 9 aspek akuntabilitas
antara lain yaitu:
a. Kepemimpinan
Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke bawah dimana
pimpinan memainkan peranan yang penting dalam menciptakan
lingkungannya. Pimpinan mempromosikan lingkungan yang
akuntabel dapat dilakukan dengan memberikan contoh pada
orang lain (lead by example), adanya komitmen yang tinggi
dalam melakukan pekerjaan sehingga memberikan efek positif
bagi pihak lain untuk berkomitmen.
b. Transparansi
Transparansi adalah keterbukaan atas semua tindakan dan
kebijakan yang dilakukan oleh individu maupun
kelompok/instansi.
c. Integritas
Integritas adalah Konsistensi dan keteguhan yang tak
tergoyahkan dalam menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan
keyakinan. Dengan adanya integritas menjadikan suatu
kewajiban untuk menjunjung tinggi dan mematuhi semua hukum
yang berlaku. Dengan adanya intgritas institusi, dapat
memberikan kepercayaan dan keyakinan kepada publik
dan/atau stakeholders.
d. Tanggungjawab
Tanggungjawab merupakan kesadaran manusia akan tingkah
laku atau perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak
15
disengaja. Tanggungjawab juga dapat berarti berbuat sebagai
perwujudan kesadaran akan kewajiban. Responsibilitas institusi
dan responsibilitas perseorangan memberikan kewajiban bagi
setiap indvidu dan lembaga, bahwa ada suatu konsekuensi dari
setiap tindakan yang telah dilakukan.
e. Keadilan
Keadilan adalah kondisi kebenaran ideal secara moral
mengenai sesuatu hal, baik menyangkut benda maupun orang.
Keadilan adalah landasan utama dari akuntabilitas. Keadilan
harus dipelihara dan dipromosikan oleh pimpinan pada
lingkungan organisasinya. Oleh karena itu, ketidakadilan harus
dihindari karena dapat menghancurkan kepercayaan dan
kredibilitas organisasi yang mengakibatkan kinerja akan menjadi
tidak optimal.
f. Kepercayaan
Rasa keadilan akan membawa pada sebuah keperccayaan.
Kepercayaan akan melahirkan akuntabilitas. Dengan kata lian,
lingkungan akuntabilitas tidak akan hadir dari hal-hal yang tidak
dapat dipercaya.
g. Keseimbangan
Untuk mencapai akuntabilitas dalam lingkungan kerja, maka
diperlukan adanya keseimbangan antara akuntabilitas dan
kewenangan, serta harapan dan kapasitas. Setiap individu yang
ada di lingkungan kerja harus dapat menggunakan
kewenangannya untuk meningkatkan kinerja. Adanya
peningkatan kinerja juga memerlukan adanya perubahan
kewenangan sesuai kebutuhan yang dibutuhkan. Selain itu,
adanya harapan dalam mewujudkan kinerja yang baik juga
harus disertai dengan keseimbangan kapasitas sumber daya
dan keahlian (skill) yang dimiliki.
16
h. Kejelasan
Kejelasan juga merupakan salah satu elemen untuk
menciptakan dan mempertahankan akuntabilitas. Agar individu
atau kelompok dalam melaksanakan wewenang dan
tanggungjawabnya, mereka harus memiliki gambaran yang jelas
tentang apa yang menjadi tujuan dan hasil yang diharapkan.
Dengan demikian, fokus utama untuk kejelasan adalah
mengetahui kewenangan, peran dan tanggungjawab, misi
organisasi, kinerja yang diharapkan organisasi, dan system
pelaporan kinerja baik individu maupun organisasi.
i. Konsistensi
Konsistensi adalah sebuah usaha untuk terus dan terus
melakukan sesuatu sampai pada tercapainya tujuan akhir.
Konsistensi menjamin stabilitas. Penerapan yang tidak
konsisten dari sebuah kebijakan, prosedur, sumber daya akan
memiliki konsekuensi terhadap tercapainya lingkungan kerja
yang tidak akuntabel, akibat melemahnya komitmen dan
kredibilitas anggota organisasi.
2. Nasionalisme
Nasionalisme merupakan pandangan tentang rasa cinta
yang wajar terhadap bangsa dan negara, sekaligus menghormati
bangsa lain. Nasionalisme Pancasila merupakan pandangan atau
paham kecintaan manusia Indonesia terhadap bangsa dan tanah
airnya yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila. Ada lima nilai
dasar dari nasionalisme yang harus diperhatikan, yaitu:
a. Sila Pertama : Ketuhanan Yang Maha Esa
1) Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan
ketakwaannya terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
2) Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang
Maha Esa, sesuai dengan agama dan kepercayaannya
masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan
beradab.
17
3) Mengembangkan sikap hormat menghormati dan
bekerjasama antara pemeluk agama dengan penganut
kepercayaan yang berbedabeda terhadap Tuhan Yang
Maha Esa.
4) Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama
dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
5) Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
adalah masalah yang menyangkut hubungan pribadi
manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.
6) Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan
menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan
kepercayaannya masing-masing.
7) Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap
Tuhan Yang Maha Esa kepada orang lain.
b. Sila Kedua : Kemanusiaan yang adil dan beradap
1) Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan
harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha
Esa.
2) Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan
kewajiban asasi setiap manusia, tanpa membeda-bedakan
suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin,
kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya.
3) Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
4) Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.
5) Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang
lain.
6) Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
7) Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
8) Berani membela kebenaran dan keadilan.
9) Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari
seluruh umat manusia.
18
10)Mengembangkan sikap hormat menghormati dan
bekerjasama dengan bangsa lain.
c. Sila Ketiga : Persatuan Indonesia
1) Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta
kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara sebagai
kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan
golongan.
2) Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan
bangsa apabila diperlukan.
3) Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
4) Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan
bertanah air Indonesia.
5) Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
6) Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka
Tunggal Ika.
7) Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan
bangsa.
d. Sila Keempat : Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan
1) Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap
manusia Indonesia mempunyai kedudukan, hak, dan
kewajiban yang sama.
2) Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
3) Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan
untuk kepentingan bersama.
4) Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat
kekeluargaan.
5) Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang
dicapai sebagai hasil musyawarah.
6) Dengan iktikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan
melaksanakan hasil keputusan musyawarah.
19
7) Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di
atas kepentingan pribadi dan golongan.
8) Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai
dengan hati nurani yang luhur.
9) Keputusan yang diambil harus dapat
dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan Yang
Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia,
nilai-nilai kebenaran dan keadilan mengutamakan persatuan
dan kesatuan demi kepentingan bersama.
10)Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang
dipercayai untuk melaksanakan pemusyawaratan.
e. Sila Kelima : Keadilan sosial bagi seluruh Indonesia
1) Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan
sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan.
2) Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.
3) Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
4) Menghormati hak orang lain.
5) Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat
berdiri sendiri.
6) Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang
bersifat pemerasan terhadap orang lain.
7) Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat
pemborosan dan gaya hidup mewah.
8) Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan
atau merugikan kepentingan umum.
9) Suka bekerja keras.
10)Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat
bagi kemajuan dan kesejahteraan bersama.
11)Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan
kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial.
20
3. Etika Publik
Etika Publik yaitu pembelian pelayanan kepada masyarakat
Seorang PNS harus mampu memberi pelayanan yang ramah
selama menjalankan tugasnya. Dalam kondisi apapun, PNS tidak
boleh terlihat sombong, angkuh, galak, apalagi tidak sopan.
Nilai-nilai dasar etika publik sebagaimana tercantum dalam
Undang-Undang ASN, melalui indikator sebagai berikut:
a. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Pancasila.
b. Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara
Kesatuan Republik Indonesia 1945.
c. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak
d. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.
e. Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif.
f. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur.
g. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada
publik.
h. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan
program pemerintah.
i. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap,
cepat, tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna dan santun.
j. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi.
k. Menghargai komunikasi, koordinasi dan kerjasama
l. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja
pegawai.
m. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan.
n. Meningkatkan efektifitas sistem pemerintahan yang demokratis
sebagai perangkat sistem karir.
Kode Etik Guru
a. Guru berbakti membimbing anak didik seutuhnya untuk
membentuk manusia pembangunan yang ber-Pancasila.
b. Guru memiliki kejujuran profesional dalam menerapkan
kurikulum sesuai dengan kebutuhan anak didik masing-masing.
21
c. Guru mengadakan komunikasi terutama dalam memperoleh
informasi tentang anak didik, tetapi menghindari diri dari segala
bentuk penyalahgunaan.
d. Guru menciptakan suasana kehidupan sekolah dan memelihara
hubungan dengan orang tua murid sebaik-baiknya bagi
kepentingan anak didik.
e. Guru memelihara hubungan baik dengan masyarakat di sekitar
sekolahnya maupun masyarakat yang lebih luas untuk
kepentingan pendidikan.
f. Guru secara sendiri-sendiri dan atau bersama-sama berusaha
mengembangkan dan meningkatkan mutu profesinya.
g. Guru menciptakan dan memelihara hubungan antara sesama
guru baik berdasarkan lingkungan kerja maupun di dalam
hubungan keseluruhan.
h. Guru secara bersama-sama memelihara, membina dan
meningkatkan mutu organisasi guru profesional sebagai sarana
pengabdiannya.
i. Guru melaksanakan segala ketentuan yang merupakan
kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan .
4. Komitmen Mutu
Komitmen mutu yaitu sikap menjaga efektivitas dan efisiensi
mutu. Ada empat indikator dari nilai-nilai dasar komitmen mutu
yang harus diperhatikan, yaitu :
a. Efektif
Efektif adalah berhasil guna, dapat mencapai hasil sesuai
dengan target. Sedangkan efektivitas menunjukan tingkat
ketercapaian target yang telah direncanakan, baik yang
menyangkut jumlah maupun mutu hasil kerja. Efektifitas
organisasi tidak hanya diukur dari kuantitas dan mutu hasil
kerja, melainkan kepuasan dan terpenuhinya kebutuhan
pelanggan.
22
b. Efisien
Efisiensi adalah berdaya guna, dapat menjalankan tugas
dan mencapai hasil tanpa menimbulkan keborosan.
Sedangkanm efisiensi merupakan tingkat ketepatan realisasi
penggunaan sumber daya dan bagaimana pekerjaan dilakukan
sehingga dapat diketahui ada tidaknya penggunaan sumber
daya yang berlebihan, penyalahgunaan alokasi,
penyimpanagan prosedur dan mekanisme yang tidak sesuai
dengan alur.
c. Inovasi
Inovasi Pelayanan Publik merupakan hasil pemikiran baru
yang konstruktif, sehingga akan memotivasi setiap individu
untuk membangun karakter sebagai aparatur yang diwujudkan
dalam bentuk profesionalisme layanan publik yang berbeda dari
sebelumnya, bukan sekedar menjalankan atau menggugurkan
tugas rutin.
d. Mutu
Mutu merupakan suatu kondisi dinamis berkaitan dengan
produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang sesuai atau
bahkan melebihi harapan konsumen. Mutu mencerminkan nilai
keunggulan produk/jasa yang diberikan kepada pelanggan
sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya, bahkan
melampaui harapan. Ada lima dimensi karakteristik yang
digunakan pelanggan dalam mengevaluasi kualitas pelayanan
yaitu :
1) Tangibles, yaitu bukti langsung yang meliputi fasilitas fisik,
perlengkapan pegawai dan sarana komunikasi.
2) Reliability, yaitu kemampuan dalam memberikan pelayanan
dengan segera dan memuaskan serta sesuai dengan yang
telah dijanjikan.
3) Responsiveness, yaitu keinginan untuk memberikan
pelayanan dengan tanggap.
23
4) Assurance, yaitu mencakup kemampuan, kesopanan dan
sifat dapat dipercaya.
5) Empaty, yaitu kemudahan dalam melakukan hubungan,
komunikasi yang baik dan perhatian yang tulus terhadap
kebutuhan pelanggan.
5. Anti Korupsi
Kata korupsi berasal dari bahasa latin yaitu Corruptio yang
artinya kerusakan, kebobrokan dan kebusukan. Korupsi dikatakan
sebagai kejahatan yang luar biasa karena dampaknya yang luar
biasa yaitu mampu merusak tatanan kehidupan dalam ranah
pribadi, keluarga, masyarakat maupun ranah kehidupan yang lebih
luas lagi.
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) bersama dengan pakar
telah melakukan identifikasi nilai-nilai dasar anti korupsi. Ada 9
(sembilan) nilai-nilai anti korupsi yang harus diperhatikan, yaitu :
a. Kejujuran
Kejujuran merupakan nilai dasar yang menjadi landasan
utama bagi penegakan integritas diri. Seseorang yang dapat
berkata jujur dan transparan serta tidak berdusta baik terhadap
diri sendiri maupun orang lain, sehingga dapat membentengi diri
dari perbuatan curang.
b. Kepedulian
Dengan adanya kepedulian terhadap orang lain
menjadikan seseorang memiliki rasa kasih sayang antar
sesama. Pribadi dengan jiwa sosial yang tinggi tidak akan
tergoda untuk memperkaya diri sendiri dengan cara yang tidak
benar.
c. Kemandirian
Kemandirian membentuk karakter pada diri seseorang
untuk tidak mudah bergantung kepada pihak lain. Pribadi yang
mandiri tidak akan menjalin hubungan dengan pihak-pihak yang
tidak bertanggung jawab demi mencapai keuntungan sesaat.
24
d. Kedisiplinan
Disiplin adalah kunci keberhasilan semua orang.
Seseorang yang mempunyai pegangan kuat terhadap nilai
kedisiplinan tidak akan terjerumus dalam kemalasan yang
mendambakan kekayaan dengan cara yang mudah.
e. Tanggung Jawab
Pribadi yang utuh dan mengenal diri dengan baik akan
menyadari bahwa keberadaan dirinya di muka bumi adalah
untuk melakukan perbuatan baik demi kemaslahatan sesama
manusia. Dengan kesadaran seperti ini maka seseorang tidak
akan tergelincir dalam perbuatan tercela dan nista.
f. Kerja Keras
Individu beretos kerja akan selalu berupaya meningkatkan
kualitas hasil kerjanya demi terwujudnya kemanfaatan publik
yang sebesar-besarnya.
g. Kesederhanaan
Pribadi yang berintegritas tinggi adalah seseorang yang
menyadari kebutuhannya dan berupaya memenuhi
kebutuhannya dengan semestinya tanpa berlebih-lebihan.
h. Keberanian
Seseorang yang memiliki karakter kuat akan memiliki
keberanian untuk menyatakan kebenaran dan menolak
kebathilan.
i. Keadilan
Pribadi dengan karakter yang baik akan menyadari bahwa
apa yang dia terima sesuai dengan jerih payahnya. Adil
merupakan kemampuan seseorang untuk memperlakukan
orang lain sesuai dengan hak dan kewajibannya.
25
Kepegawaian yang telah diubah menjadi Undang-Undang Nomor 5
Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara. Karena PNS memegang
peranan besar dalam kelancaran pemerintahan dan pembangunan,
maka PNS memiliki peran dan kedudukan yang sangat penting dalam
berjalannya sistem pemerintahan serta pelayanan lembaga Negara
kepada masyarakat.
Dengan diterbitkannya Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014
tentang ASN, Pegawai Negeri Sipil diharuskan mempunyai fungsi
sebagai berikut :
1. Pelaksana Kebijakan Publik
ASN berfungsi, berperan dan bertugas untuk melaksanakan
kebijakan yang dibuat oleh pejabat Pembina kepegawaian sesuai
dengan peraturan perundang-undangan. Untuk itu ASN harus
mengutamakan kepentingan publik dan masyarakat luas dalam
menjalankan fungsi dan tugasnya tersebut, harus mengutamakan
pelayanan yang berorientasi pada kepentingan publik.
2. Pelayan publik
ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk memberikan
pelayanan publik yang professional dan berkualitas. Pelayanan
publik merupakan kegiatan dalam rangka memenuhi kebutuhan
pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi
setiap warga Negara dan penduduk atas barang, jasa dan/atau
pelayanan administrasi yang diselenggarakan oleh penyelenggara
pelayanan publik dengan tujuan memenuhi kepuasan pelanggan.
Oleh karena itu ASN dituntut untuk memberikan pelayanan secara
professional kepada masyarakat.
3. Perekat dan pemersatu bangsa
ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk mempererat
persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
ASN senantiasa taat sepenuhnya kepada Pancasila, UUD 1945,
Negara, dan pemerintah. ASN senantiasa menjunjung tinggi
martabat ASN serta mengutamakan kepentingan negara daripada
26
kepentingan pribadi/golongan. Dalam Undang-undang ASN
disebutkan bahwa dalam penyelenggaraan dan kebijakan
manajemen ASN, salah satu diantaranya adalah asas persatuan
dan kesatuan. ASN harus senantiasa mengutamakan dan
mementingkan persatuan dan kesatuan bangsa.
Sedangkan kedudukan Aparatur Sipil Negara dalam NKRI
yaitu:
1. Pegawai ASN berkedudukan sebagai Aparatur Negara.
2. Pegawai ASN melaksanakan Kebijakan yang ditetapkan oleh
Pimpinan Instansi Pemerintah serta harus bebas dari
pengaruh dan Intervensi semua Golongan serta Parpol.
3. Pegawai ASN dilarang menjadi anggota dan/atau pengurus
partai politik.
4. Kedudukan ASN berada di Pusat, Daerah dan Luar Negeri,
namun demikian Pegawai ASN merupakan satu kesatuan.
Bagian Ketiga Peran Pasal 12 Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara,
pegawai ASN berperan sebagai perencana, pelaksana, dan
pengawas pemerintahan dan penyelenggaraan pembangunan
tugas umum nasional melalui pelaksanaan kebijakan dan
pelayanan publik yang profesional, bebas dari intervensi politik,
serta bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Setiap
kegiatan yang dilakukan PNS pasti terdapat konsekuensi baik
berupa penghargaan maupun sanksi, semestinya sebagai PNS
kita tidak boleh melalaikan kewajiban kita di kantor. Dengan
adanya Peraturan Pemerintah Nomor 53 tahun 2010 tentang
Disiplin PNS dalam pasal 3 dijelaskan tentang kewajiban selaku
PNS sebagai berikut:
1. Setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,
Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Pemerintah;
2. Menaati segala ketentuan peraturan perundang-undangan;
27
3. Melaksanakan tugas kedinasan yang dipercayakan kepada
PNS dengan penuh pengabdian, kesadaran, dan tanggung
jawab;
4. Menjunjung tinggi kehormatan negara, Pemerintah, dan
martabat PNS;
5. Mengutamakan kepentingan negara daripada kepentingan
sendiri, seseorang, dan/atau golongan;
6. Memegang rahasia jabatan yang menurut sifatnya atau
menurut perintah harus dirahasiakan;
7. Bekerja dengan jujur, tertib, cermat, dan bersemangat untuk
kepentingan negara;
8. Melaporkan dengan segera kepada atasannya apabila
mengetahui ada hal yang dapat membahayakan atau
merugikan negara atau Pemerintah terutama di bidang
keamanan, keuangan, dan materiil;
9. Masuk kerja dan menaati ketentuan jam kerja;
10. Mencapai sasaran kerja pegawai yang ditetapkan;
11. Menggunakan dan memelihara barang-barang milik negara
dengan sebaik-baiknya;
12. Memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada masyarakat;
13. Membimbing bawahan dalam melaksanakan tugas;
14. Memberikan kesempatan kepada bawahan untuk
mengembangkan karier; dan
15. Menaati peraturan kedinasan yang ditetapkan oleh pejabat
yang berwenang.
ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk melaksanakan
kebijakan yang dibuat oleh pejabat pembina kepegawaian
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Untuk itu ASN harus mengutamakan kepentingan publik dan
masyarakat luas dalam menjalankan fungsi dan dan tugasnya
tersebut. Harus mengutamakan pelayanan yang berorientasi
pada kepentingan publik.
28
1. Manajemen ASN
Pemerintah pada tahun 2017 mengeluarkan sebuah produk
hukum yang berhubungan dengan Manajemen Aparatur Sipil
Negara (ASN). Produk hukum ini adalah penjabaran dari Pasal-
pasal yang ada pada Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014
tentang Aparatur Sipil Negara. Seperti halnya dalam UU Nomor
5 Tahun 2014 yang memuat banyak idiom-idiom baru dalam tata
kelola pegawai negeri sipil, PP Nomor 11 Tahun 2017 juga
menunjukkan beberapa perubahan yang signifikan dalam
Manajemen Aparatur Sipil Negara. Dengan terbitnya PP Nomor
11 Tahun 2017, maka sudah ada dua PP pendukung UU nomor
5 Tahun 2014, yakni PP Nomor 70 Tahun 2015 mengenai
Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian ASN, serta
PP Nomor 11 tahun 2017 tentang Manajemen PNS.
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk
menghasilkan pegawai ASN yang profesional, memiliki nilai
dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari
praktek korupsi, kolusi dan nepotisme. Manajemen ASN meliputi
Manajemen PNS dan Manajemen PPPK. PNS diangkat oleh
pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki suatu jabatan
pemerintahan dan memilili nomor induk pegawai nasional.
Sementara itu, PPPK diangkat oleh pejabat pembina
kepegawaian berdasarkan perjanjian kerja sesuai dengan
kebutuhan instansi pemerintah untuk jangka waktu tertentu.
Manajemen ASN diselenggarakan berdasarkan Sistem
Merit. Manajemen ASN meliputi penyusunan dan penetapan
kebutuhan; pengadaan; pangkat dan jabatan; pengembangan
karier; pola karier; promosi; mutasi; penilaian kinerja; penggajian
dan tunjangan; penghargaan; disiplin; pemberhentian; jaminan
pensiun dan jaminan hari tua; dan perlindungan (LAN,
Manajemen Aparatur Sipil Negara, 2014).
29
2. Pelayanan Publik
LAN (1998), mengartikan pelayanan publik sebagai segala
bentuk kegiatan pelayanan umum yang dilaksanakan oleh Instansi
Pemerintahan di Pusat dan Daerah, dan di lingkungan
BUMN/BUMD dalam bentuk barang dan /atau jasa, baik dalam
pemenuhan kebutuhan masyarakat. Dalam UU No. 25 tahun 2009
tentang Pelayanan Publik, Pelayanan Publik adalah kegiatan atau
rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan
pelayanan sesuai dengan Peraturan perundang-undangan bagi
setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau
pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara
Pelayanan Publik.
Adapun prinsip pelayanan publik yang baik untuk mewujudkan
pelayanan prima adalah:
a. Partisipatif
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik yang
dibutuhkan masyarakat pemerintah perlu melibatkan
masyarakat dalam merencanakan, melaksanakan, dan
mengevaluasi hasilnya.
b. Transparan
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik, pemerintah
sebagai penyelenggara pelayanan publik harus menyediakan
akses bagi warga negara untuk mengetahui segala hal yang
terkait dengan pelayanan publik yang diselenggarakan tersebut.
c. Responsif
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik pemerintah
wajib mendengar dan memenuhi tuntutan kebutuhan warga
negaranya terkait dengan bentuk dan jenis pelayanan publik
yang mereka butuhkan, mekanisme penyelenggaraan layanan,
jam pelayanan, prosedur, dan biaya penyelenggaraan
pelayanan.
30
d. Tidak Diskriminatif
Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah
tidak boleh dibedakan antara satu warga negara dengan warga
negara yang lain atas dasar perbedaan identitas warga negara.
e. Mudah dan Murah
Penyelenggaraan pelayanan publik dimana masyarakat
harus memenuhi berbagai persyaratan dan membayar fee untuk
memperoleh layanan yang mereka butuhkan harus diterapkan
prinsip mudah dan murah. Hal ini perlu ditekankan karena
pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah tidak
dimaksudkan untuk mencari keuntungan melainkan untuk
memenuhi mandat konstitusi.
f. Efektif dan Efisien
Penyelenggaraan pelayan publik harus mampu
mewujudkan tujuan-tujuan yang hendak dicapainya dan cara
mewujudkan tujuan tersebut dilakukan dengan prosedur yang
sederhana, tenaga kerja yang sedikit, dan biaya yang murah.
g. Aksesibel
Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah
harus dapat dijangkau oleh warga negara yang membutuhkan
dalam arti fisik dan dapat dijangkau dalam arti non-fisik yang
terkait dengan biaya dan persyaratan yang harus dipenuhi oleh
masyarakat untuk mendapatkan layanan tersebut.
h. Akuntabel
Semua bentuk penyelenggaraan pelayanan publik harus
dapat dipertanggungjawabkan secara terbuka kepada
masyarakat. Pertanggungjawaban di sini tidak hanya secara
formal kepada atasan akan tetapi yang lebih penting harus
dipertanggungjawabkan secara terbuka kepada masyarakat
luas melalui media publik.
31
i. Berkeadilan
Penyelenggaraan pelayanan publik harus dapat dijadikan
sebagai alat melindungi kelompok rentan dan mampu
menghadirkan rasa keadilan bagi kelompok lemah ketika
berhadapan dengan kelompok yang kuat.
3. Whole Of Government
Whole of government (WoG) adalah sebuah pendekatan
penyelenggaraan pemerintahan yang menyatukan upaya-upaya
kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang
lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan-tujuan
pembangunan kebijakan, manajemen program dan pelayanan
publik.
Pendekatan WoG dapat dilihat dan dibedakan berdasarkan
perbedaan kategori hubungan antara kelembagaan yang terlibat
sebagai berikut:
a. Koordinasi, yang tipe hubungannya dapat dibagi lagi menjadi:
Penyertaan, yaitu pengembangan strategi dengan
mempertimbangkan dampak;
Dialog atau pertukaran informasi;
Joint planning, yaitu perencanaan bersama untuk kerjasama
sementara.
b. Integrasi, yang tipe hubungannya dapat dibagi lagi menjadi:
Joint working, atau kolaborasi sementara;
Joint ventrure, yaitu perencanaan jangka panjang,
kerjasama pada pekerjaan besar yang menjadi urusan
utama salah satu peserta kerjasama;
Satelit, yaitu entitas yang terpisah, dimiliki bersama, dibentuk
sebagai mekanisme integratif.
32
c. Kedekatan dan pelibatan, yang tipe hubungannya dapat dibagi
lagi menjadi:
Aliansi strategis, yaitu perencanaan jangka panjang,
kerjasama pada isu besar yang menjadi urusan utama salah
satu peserta kerjasama;
Union, berupa unifikasi resmi, identitas masing-masing
masih nampak; merger, yaitu penggabungan ke dalam
struktur baru.
D. Nilai-Nilai Religius
Nilai atau value (bahasa Inggris) atau valaere (bahasa Latin) yang
berarti: berguna, mampu akan, berdaya, berlaku dan kuat. Menurut
Steeman dalam Sjarkawi, nilai adalah sesuatu yang dijunjung tinggi,
yang mewarnai dan menjiwai tindakan seseorang.
Kata dasar religius berasal dari bahasa latin religare yang berarti
menambatkan atau mengikat. Dalam bahasa Inggris disebut dengan
religi dimaknai dengan agama. Religius ialah sikap dan perilaku yang
patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran
terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan
Tuhanan yang ada pada diri seseorang. Dengan demikian nilai religius
ialah sesuatu yang berguna dan dilakukan oleh manusia, berupa sikap
dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang
dianutnya dalam kehidupan sehari-hari. Untuk menanamkan nilai-
nilai religius, sekolah harus mampu menciptakan suasana religius
melalui program atau kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh seluruh
warga sekolah, sehingga akan membentuk satu kesatuan yaitu
budaya religius sekolah.
Budaya religius adalah sekumpulan nilai-nilai agama
yang melandasi perilaku, tradisi, kebiasaan keseharian, dan simbol-
33
simbol yang dipraktikkan oleh kepala sekolah, guru, petugas
administrasi, peserta didik, dan masyarakat sekolah. Perwujudan
budaya juga tidak hanya muncul begitu saja muncul begitu saja,
tetapi melalui pembudayaan.
34
BAB III
TUGAS UNIT KERJA DAN TUGAS PESERTA
A. Profil Organisasi
1. Identitas Sekolah
Nama Sekolah : SD 3 KLALING
Status Sekolah : Negeri
NSS : 101031906033
NPSN : 20317296
NSB : 003211660309703
Alamat Sekolah :
Jalan : Jl. Klaling RT 2 RW 3
Kecamatan : Jekulo
Jekulo / Kabupaten : Kudus
Provinsi : Jawa tengah
Kode Pos : 59382
Nomor Telpon :-
Tahun Berdiri : 1975
Luas Tanah : 1980 m2
Status Tanah : Milik Desa
Nama Kepala Sekolah : Dra. Dinna Amriyati
Pendidikan Terakhir : S.1
Jurusan : BP
No SK Kepala Sekolah : 821.2/289/2014
tanggal 28 Desember 2014
Masa Kerja Kepala Sekolah : 1 Tahun 5 Bulan
Pangkat Golongan : Pembina IV A
35
2. Visi, Misi dan Tujuan Sekolah
Visi
“Terwujudnya kudus yang sejahtera dengan mewujudkan wajib
belajar 12 tahun yang terjangkau dan berkualitas”.
Misi :
a. Melaksanakan sekolah gratis yang bebas pungutan demi
terciptanya pendidikan yang merata dan bebas buta aksara.
b. Mengembangkan ilmu pengetahuan dengan cara
mengoptimalkan efektifitas kegiatan pembelajaran dan
bimbingan sesuai dengan standar kurikulum yang berlaku.
c. Mengembangkan potensi peserta didik melalui muatan lokal
dan pengembangan diri.
d. Mengkondisikan peserta didik agar selalu beriman dan
bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa
Tujuan Sekolah :
a. Terciptanya masyarakat yang berpendidikan dan bebas buta
aksara.
b. Meningkatkan prestasi dan kualitas peserta didik baik secara
akademis maupun non akademis.
c. Membekali peserta didik dengan bekal ilmu agama dan ilmu
pengetahuan sehingga diharapkan peserta didik menjadi insan
yang mampu menghadapi globalisasi dan tantangan zaman.
d. Tumbuhnya kesadaran, semangat peserta didik untuk
membangun dan memajukan pendidikan menuju prestasi yang
lebih baik.
e. Terbentuknya karakter dan pribadi yang unggul para peserta
didik.
f. Terciptanya hubungan kerjasama yang baik antara keluarga,
sekolah dan masyarakat.
36
3. Struktur Organisasi
Gambar 3.1 Struktur Organisasi SD 3 Klaling
KEPALA SEKOLAH KOMITE
TATA USAHA
PERPUSTAKAAN
GURU KLS 1 GURU KLS 2 GURU KLS 3 GURU KLS 4 GURU KLS 5 GURU KLS 6
SRI WAHYUNI, S.Pd TRIANINGTYAS M.D, S.Pd HARSIWI, S.Pd DIDIK EKO P, S.Pd SUTIKNO, S.Pd ALI ZUSRON, S.Pd
GURU BAHASA ARAB GURU PENJASKES GURU SBK GURU AGAMA ISLAM PELATIH PRAMUKA PENJAGA
SITI ALIYAH, S.Pd.I SUDIRNO A. Ma.Pd.SD DYAH S. S.Pd ZULFAIDA, S.Pd.I HENRY HANDOYO MUHAMMADUN
37
4. Deskripsi SDM, Sarpras, dan Sumber Daya Lain
a. Lingkungan Sekolah
Luas Tanah : 1980 m2
b. Rombongan Belajar
Kelas I : 1 Rombongan Belajar
Kelas II : 1 Rombongan Belajar
Kelas III : 1 Rombongan Belajar
Kelas IV : 1 Rombongan Belajar
Kelas V : 1 Rombongan Belajar
Kelas VI : 1 Rombongan Belajar
c. Data dan Kondisi Ruang Kelas
Kelas I : 1 Ruang Dengan Kondisi Baik
Kelas II : 1 Ruang Dengan Kondisi Baik
Kelas III : 1 Ruang Dengan Kondisi Baik
Kelas IV : 1 Ruang Dengan Kondisi Baik
Kelas V : 1 Ruang Dengan Kondisi Baik
Kelas VI : 1 Ruang Dengan Kondisi Baik
d. Data Bangunan dan Ruang Lainnya
1) Ruang Guru : 1 Ruang dengan kondisi baik
2) Km/ WC : 5 Ruang dengan kondisi baik
3) Gudang : 1 Ruang dengan kondisi baik
4) Perpustakaan : 1 Ruang dengan kondisi baik
e. Data Siswa
Tabel 3.1 Data Siswa SD 3 KLALING
Kelas
Kelamin
Jumlah Ket.
I II III IV V VI
Jumlah
L 8 10 10 11 9 8 56
P 13 11 10 11 12 13 70
Jumlah 21 21 20 22 21 21 126
Jumlah a 1 1 1 1 1 1 6
Rombel b - - - - - - -
Jumlah kelas 1 1 1 1 1 1 6
Sumber: SD 3 Klaling
38
Tabel 3.2 Data Jumah Siswa SD 3 KLALING
NO KELAS L P JUMLAH
1. Kelas 1 8 13 21
2. Kelas 2 10 11 21
3. Kelas 3 10 10 20
4. Kelas 4 11 11 22
5. Kelas 5 9 12 21
6. Kelas 6 8 13 21
Jumlah 56 70 126
39
Tabel 3.4 Keadaan Tenaga Pendidik dan Kependidikan
IJAZAH STATUS
NO NAMA/NIP GOL/RUANG JENIS GURU
TERAKHIR GURU
Dra. DINNA AMRIYATI
1 S1 Pembina, IV/a PNS Kepala Sekolah
NIP. 196704051988102001
HARSIWI, S.Pd
2 S1 Penata Muda Tk. I, III/b PNS Guru Kelas 3
NIP 196902112006042006
SUTIKNO, S.Pd
3 S1 Penata Muda Tk. I, III/b PNS Guru Kelas 5
NIP. 197907202014061007
ALI ZUSRON, S.Pd
4 S1 Penata Tk. I, III/d PNS Guru Kelas 6
NIP. 197101132008011002
SUDIRNO, A.Ma.Pd.SD
5 DII Pengatur Tingkat I, II/d PNS Guru Penjaskes
NIP. 196506292006041002
DIDIK EKO P.,S.Pd
6 S1 Pengatur Tingkat I, II/d PNS Guru Kelas 4
NIP. 196804142006042006
TRIANINGTYAS MARTHA D, S.Pd
7 S1 Penata Muda, III / a PNS Guru Kelas 2
NIP. 198909302019032008
ZULFAIDA, S.Pd
8 S1 Penata Muda, III / a PNS Guru Agama Islam
NIP. 199401292019032017
7 SITI ALIYAH, S.Pd.I S1 - GTT Guru Bhs. Arab
8 SRI WAHYUNI, S.Pd S1 - GTT Guru Kelas 1
9 DWI F, S.Pd S1 - GTT Guru Bahasa Inggris
10 HENRY HANDOYO SLTA - PTT Pelatih Pramuka
11 DYAH SULISTYOWATI, S.Pd S1 - PTT TU & Guru SBK
12 MUHAMMADUN SLTA - PTT Penjaga
13 KARTIKA ANGGITA F., A.Ma, Pust DII Pust - PTT Pustakawan
40
B. Tugas Jabatan Peserta Diklat
Rincian kegiatan tugas jabatan guru mata pelajaran dimuat pada
Permenpan RB No. 16 Tahun 2009 pasal 13 ayat 2, yaitu :
1. menyusun kurikulum pembelajaran pada satuan pendidikan;
2. menyusun silabus pembelajaran;
3. menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran;
4. melaksanakan kegiatan pembelajaran;
5. menyusun alat ukur/soal sesuai mata pelajaran;
6. menilai dan mengevaluasi proses dan hasil belajar pada mata
pelajaran yang diampunya;
7. menganalisis hasil penilaian pembelajaran;
8. melaksanakan pembelajaran/perbaikan dan pengayaan dengan
memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi;
9. menjadi pengawas penilaian dan evaluasi terhadap proses dan hasil
belajar tingkat sekolah dan nasional;
10. membimbing guru pemula dalam program induksi;
11. membimbing siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler proses
pembelajaran;
12. melaksanakan pengembangan diri;
13. melaksanakan publikasi ilmiah;
14. membuat karya inovatif.
41
8. Membuat alat pelajaran/alat peraga
9. Menumbuh kembangkan sikap menghargai karya seni
10. Mengikuti kegiatan pengembangan dan pemasyarakatan kurikulum
11. Melaksanakan tugas tertentu di sekolah
12. Mengadakan pengembangan program pembelajaran
13. Membuat catatan tentang kemajuan hasil belajar anak didik
14. Mengisi dan meneliti daftar hadir sebelum memulai pelajaran
15. Mengatur kebersihan ruang kelas dan sekitarnya
16. Mengumpulkan dan menghitung angka kredit untuk kenaikan
pangkat
C. Role Model
42
usul atau berpendapat selalu ditanggapi dengan baik dan bijaksana.
Sebagai kepala sekolah dapat mengayomi para guru yang ada di
bawahnya. Ibu tiga anak ini selalu memberikan pesan-pesan positif
terhadap para guru dan staf agar selalu mengutamakan kerjasama dan
koordinasi di semua bagian pekerjaan.
Kedisiplinan, penampilan, kepedulian terhadap lingkungan
sekitar yang beliau tunjukkan mencerminkan sikap aparatur sipil
negara yang berintegritas dan penerapan nilai-nilai dasar ANEKA
dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, beliau merupakan figur
yang cocok untuk penulis jadikan role model.
43
BAB IV
44
Daftar rancangan kegiatan aktualisasi Nilai-Nilai Dasar Profesi PNS yang penulis buat dapat digambarkan
kedalam tabel di bawah ini :
45
No Kegiatan Tahapan Output/hasil Keterkaitan Kontribusi Pen
Kegiatan Kegiatan terhadap gua
dengan Visi Misi tan
Materi Organisasi Nila
ANEKA i-
Nila
i
Org
anis
asi
2 3 4 5 6 7
kepada siswa untuk 3. Pemahaman 3. Memberikan sekolah grita
melaksanakan siswa terhadap informasi kepada yaitu s
kegiatan 5 S kegiatan 5 S siswa dengan mengemba dan
transparan dan ng-kan tanp
jelas potensi a
(Akuntabilitas) peserta pam
didik rih.
4. Membuat dan 4. Desain Slogan 5 4. Inovatif dalam melalui
pemasangan slogan 5 S membuat slogan muatan
S (Komitmen Mutu) lokal dan
serta siap kerja pengemban
keras gan diri.
menempelkan
slogan (anti
korupsi)
5. Menyambut 5. Guru dan siswa 5. Terciptanya
kedatangan siswa di terbiasa kedisiplinan warga
pintu gerbang dan melaksanakan sekolah agar tidak
membudaya kegiatan 5 S (Anti Korupsi),
46
No Kegiatan Tahapan Output/hasil Keterkaitan Kontribusi Pen
Kegiatan Kegiatan terhadap gua
dengan Visi Misi tan
Materi Organisasi Nila
ANEKA i-
Nila
i
Org
anis
asi
2 3 4 5 6 7
kan siswa bersalaman budaya sopan
dengan guru santun wujud
kepedulian sosial
di sekolah
(Etika Publik),
Konsistensi
budaya 5 S bagi
perilaku warga
sekolah
(Akuntabilitas)
6. Mendokumentasikan 6. Dokumentasi 6. Mendokumentasi-
kegiatan 5 S berupa foto dan kan kegiatan
video dengan sopan
(Etika Publik)
Membaca 1. Mengkonsultasikan 1. Arahan dari 1. Dalam melakukan Dilaksanak Me
asmaul kegiatan dengan kepala sekolah konsultasi annya mba
husna di kepala sekolah dicatat di notulen bersikap sopan kegiatan ca
halaman ii. dan santun dan membaca asm
sekolah penuh asmaul aul
47
No Kegiatan Tahapan Output/hasil Keterkaitan Kontribusi Pen
Kegiatan Kegiatan terhadap gua
dengan Visi Misi tan
Materi Organisasi Nila
ANEKA i-
Nila
i
Org
anis
asi
2 3 4 5 6 7
sebelum tanggungjawab husna akan hus
pembelaja (Etika meningkatk na
ran 2. Mencetak leaflet 2. Leaflet asmaul Publik) an nilai-nilai dap
asmaul husna husna 2. Mencetak leaflet religius at
(sumber: asmaul husna siswa men
inovasi) secara efisien sehingga ingk
sesuai jumlah sesuai at-
yang dibutuhkan dengan kan
3. Bekerjasama dengan 3. Siswa menjadi (Komitmen Mutu) misi nilai
guru kelas untuk tertib dan rapi 3. Kegiatan sekolah -
membariskan siswa di bekerjasama yaitu nilai
halaman sekolah dengan guru kelas mengkondi relig
merupakan bentuk sikan ius,
musyawarah peserta inte
untuk mencapai didik agar grita
kesepakatan selalu s,
(Nasionalisme: beriman terli
4. Membagikan leaflet 4. Leaflet asmaul Sila ke empat) dan bat
asmaul husna kepada husna 4. Membagikan bertaqwa aktif
48
No Kegiatan Tahapan Output/hasil Keterkaitan Kontribusi Pen
Kegiatan Kegiatan terhadap gua
dengan Visi Misi tan
Materi Organisasi Nila
ANEKA i-
Nila
i
Org
anis
asi
2 3 4 5 6 7
siswa leaflet asmaul terhadap dan
husna secara Tuhan tanp
tanggungjawab Yang Maha a
5. Menunjuk salah satu 5. Siswa berani (Anti Korupsi) Esa. pam
siswa untuk memimpin tampil kedepan 5. Mengajarkan rih.
pembacaan asmaul siswa untuk berani
husna tampil sebagai
pemimpin
(Akuntabilitas)
6. Siswa membaca 6. Siswa mampu
asmaul husna membaca 6. Pembacaan
asmaul husna asmaul husna
dengan baik dengan konsisten
7. Memberikan apresiasi 7. Apresiasi ucapan (Akuntabilitas)
kepada siswa yang terimakasih dan 7. Memberikan
memimpin pembacaan tepuk tangan apresiasi kepada
asmaul husna siswa merupakan
bentuk respect
dan integritas
49
No Kegiatan Tahapan Output/hasil Keterkaitan Kontribusi Pen
Kegiatan Kegiatan terhadap gua
dengan Visi Misi tan
Materi Organisasi Nila
ANEKA i-
Nila
i
Org
anis
asi
2 3 4 5 6 7
8. Foto kegiatan (Komitmen Mutu)
dan video 8. Mendokumentasi-
8. Mendokumentasikan kegiatan kan kegiatan
kegiatan pembacaan dengan sopan
asmaul husna (Etika Publik)
60
B. Jadwal Rancangan Aktualisasi
Dalam pelaksanaan kegiatan aktualisasi penulis berencana menjadwalkan kegiatan aktualisasi sebagai berikut:
Tabel 4.2 Jadwal Rancangan Aktualisasi
JULI AGUSTUS
PORTOFOLIO/BUKTI
NO KEGIATAN 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 KEGIATAN
6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 Membiasakan 5 Lembarkonsultasi,
S (Senyum, Foto, video
sapa, Salam,
Sopan, Santun)
2 Membaca Lembarkonsultasi,
asmaul husna di Produk, Foto, video
halaman
sekolah
3 Membiasakan Lembarkonsultasi,
hafalan surat Produk, Foto, video
pendek Al-
Quran
4 Membuat Lembarkonsultasi,
poster edukasi Produk, Foto, video
religius
5 Membuat Lembarkonsultasi,
puzzle wudhu Produk, Foto, video
dan salat
61
JULI AGUSTUS
PORTOFOLIO/BUKTI
NO KEGIATAN 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 KEGIATAN
6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
6 Membiasakan Lembarkonsultasi,
salat dhuha Foto, video
berjamaah
7 Membiasakan Lembarkonsultasi,
membaca Foto, video
shalawat
nariyah setiap
hari Jum’at
Keterangan
= Libur Hari Minggu = Pelaksanaan Kegiatan = Hari Besar Keagamaan = HUT RI
62
63
C. Antisipasi dan Strategi Menghadapi Kendala
Dalam pelaksanaan 7 (tujuh) kegiatan aktualisasi dan habituasi
ANEKA, terdapat kemungkinan kegiatan-kegiatan tersebut mengalami
kendala sehingga rancangan kegiatan ini tidak dapat direalisasikan
secara optimal atau tidak tercapai aktualisasinya. Oleh karena itu perlu
disampaikan kendala-kendala yang mungkin terjadi, langkah-langkah
antisipasi menghadapi kendala dan perlu dicari secara cermat strategi
untuk menghadapi kendala tersebut. Kendala, resiko dan solusi
tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini:
64
(Inovasi)
6. Membiasakan salat Siswa lupa Guru menyediakan
dhuha berjamaah membawa perlengkapan salat
(Inovasi) perlengkapan
salat
7. Membiasakan Siswa belum Guru membiasakan
membaca shalawat terbiasa siswa untuk membaca
nariyah setiap hari memabaca shalawat nariyah
Jum’at (Inovasi) shalawat
nariyah
65
BAB V
PENUTUP
A. SIMPULAN
Pegawai Negeri Sipil (PNS) merupakan bagian dari Aparatur
Sipil Negara (ASN) yang memiliki peranan penting dalam menentukan
keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan di
Indonesia saat ini. Dalam Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014
tentang ASN, terdapat 3 fungsi ASN yaitu sebagai pelaksana
kebijakan publik, pelayan publik, perekat dan pemersatu bangsa.
Terdapat beberapa nilai-nilai dasar yang harus dikuasai oleh ASN
yaitu ANEKA (akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu
dan anti korupsi). Kelima nilai-nilai dasar tersebut harus dimiliki oleh
ASN yang profesional.
Dalam rangka mengaktualisasikan dan habituasi nilai-nilai dasar
ASN tersebut dan juga dalam melaksanakan tugas sebagai guru di
SD 3 Klaling, penulis mengangkat isu “kurangnya penanaman nilai-
nilai religius pada siswa di SD 3 Klaling Kecamatan Jekulo Kabupaten
Kudus” sehingga penulis mengangkat judul “Peningkatan Nilai-Nilai
Religius pada Siswa di SD 3 Klaling Kecamatan Jekulo Kabupaten
Kudus”.
Penulis akan menyelesaikan isu tersebut dengan beberapa
kegiatan sebagai berikut:
1. Membiasakan 5 S (Senyum, Sapa, Salam, Sopan, Santun)
2. Membaca asmaul husna di halaman sekolah
3. Membiasakan hafalan surat pendek Al Qur’an
4. Membuat poster edukasi religius
5. Membuat puzzle wudhu dan salat
6. Membiasakan salat dhuha berjamaah
7. Membiasakan membaca shalawat nariyah setiap hari Jum’at
66
Rancangan aktualisasi ini penting dilaksanakan karena dengan
meningkatkan implementasi nilai-nilai religius di sekolah diharapkan
siswa memiliki kepribadian religius dan berakhlak mulia.
.
B. DAMPAK APABILA KEGIATAN TIDAK DILAKSANAKAN
Apabila kegiatan dalam rancangan aktualisasi ini tidak terlaksana
maka akan berdampak terhadap rendahnya pemahaman siswa dalam
penerapan nilai-nilai religius yang penting bagi kehidupan mereka.
Sehingga siswa tidak terbiasa menerapkan pendidikan agama dalam
kehidupannya sehari-hari.
Kurangnya pemahaman nilai-nilai tersebut juga menjadikan
siswa semakin terlena dengan gaya hidup di zaman globalisai ini yang
serba praktis dan mereka pun mudah terpengaruh oleh hadirnya
teknologi terbaru. Dikhawatirkan jika semakin berlanjut siswa akan
kehilangan jati diri mereka sebagai orang Islam dan tergerus oleh
nilai-nilai kurang baik yang berkembang di masyarakat baik melalui
pergaulan mereka, media televisi maupun melalui media internet yang
kini semakin sulit untuk dikendalikan. Dengan demikian, penulis
memerlukan dukungan dari berbagai pihak terkait untuk mewujudkan
terlaksananya kegiatan-kegiatan di atas yang diharapkan mampu
meningkatkan nilai-nilai religius dalam kehidupan sehari-hari siswa.
67
DAFTAR PUSTAKA
Http://eprints.ums.ac.id/20373/9/11._NASKAH_PUBLIKASI.pdf
Https://m.merdeka.com/amp/peristiwa/kronologi-lengkap-kasus-siswa-
tantang-guru-honorer-karena-ditegur-saat-merokok.html
69
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. DATA DIRI
Nama : ZULFAIDA, S.Pd
NIP : 19940129 201903 2 017
Formasi Jabatan : Guru Pendidikan Agama Islam
Unit Kerja : SD 3 KLALING
Tempat/Tgl. Lahir : Kudus, 29 Januari 1994
Alamat Rumah : Honggosoco Rt. 06/02 Jekulo
Kudus
Nomor HP : 085640971965
Alamat e-mail : zulfaida29@gmail.com
B. RIWAYAT PENDIDIKAN
LULUS TAHUN 2006 : MI NU MIFTAHUL ULUM 01
LULUS TAHUN 2009 : MTs NU HASYIM ASY’ARI 03
LULUS TAHUN 2012 : MA NU NURUL ULUM
LULUS TAHUN 2018 : IAIN KUDUS (TARBIYAH PAI)
70