ALKES PENSI
(ALARM KESEHATAN PENDERITA HIPERTENSI)
DI UPTD PUSKESMAS MANIANGPAJO
KABUPATEN WAJO
OLEH :
Dr. Hj. USWATUN HASANAH,S.Sos., M.Pd INDO ASSE TENGNGE, SKM,M. Adm. Kes
NIP. 19730915 200003 2 002 NIP. 19790421 200502 2 006
Mengetahui,
Kepala BKPSDM Kabupaten Wajo
NAMA
NIP.
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat
limpahan rahmat dan berkah-Nya, penyusun mampu menyelesaikan tugas
“Rancangan Aktualisasi ALKES PENSI (ALARM KESEHATAN
PENDERITA HIPERTENSI) DI UPTD PUSKESMAS MANIANGPAJO
KABUPATEN WAJO” guna menunjang implementasi aktualisasi.
Dalam kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih yang
sedalam- dalamnya kepada :
1. Bapak … sebagai Bupati Kabupaten Wajo atas izinnya untuk
mengikuti Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Daerah.
2. Bapak … sebagai Kepala BPSDM Pemerintah Provinsi Sulawesi
Selatan.
3. Bapak … sebagai Kepala Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten
Wajo.
4. Ibu Dr. Hj. Uswatun Hasanah,S.Sos., M.Pd sebagai Coach yang
telah senantiasa membimbing penulis selama proses rancangan
aktualisasi sehingga terselesaikan dengan baik.
5. Ibu Indo Asse Tengnge, SKM,M. Adm. Kes sebagai Kepala
UPTD Puskesmas Maniangpajo dan Mentor bagi penulis.
6. Seluruh tim pengajar dari Widyaiswara yang telah membimbing dan
mendidik selama Pelatihan Dasar CPNS Daerah Kabupaten Wajo
7. Seluruh Panitia Pelatihan Dasar CPNS Daerah Kabupaten Wajo
yang telah berkontribusi dalam terselenggaranya pelatihan ini.
8. Bapak / Ibu Pegawai dan Staf BKPSDM Kabupaten Wajo yang
telah membantu penulis dalam proses administrasi saat akan
mengikuti Pelatihan Dasar
9. Kepada Kedua Orang Tua yang selalu memberikan motivasi dan
doanya setiap saat.
iii
10. Teman-teman seperjuangan Pelatihan Dasar CPNS Daerah
Kabupaten Wajo Tahun 2022 Angkatan XXXIV untuk
kebersamaannya yang luar biasa.
Dalam penyusunan proposal rancangan ini, tidak sedikit hambatan
yang dihadapi oleh penulis. Namun dengan penuh kesabaran, kerja keras,
dan pertolongan dari Allah akhirnya proposal ini dapat diselesaikan.
Semoga proposal rancangan ini dapat menjadi panduan dalam
implementasi aktualisasi di Instansi penulis. Saya sadar bahwa proposal
rancangan ini masih memiliki banyak kekurangan dan juga jauh dari
sempurna. Untuk itu, kami memohon masukan demi perbaikan dimasa
yang akan datang dan memohon kritik dan saran dari para pembaca.
iv
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN...........................................................................ii
KATA PENGANTAR....................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................2
1.2 TUJUAN..............................................................................................9
1.3 MANFAAT...........................................................................................9
....................................................................................................28
2.3.1 MANAJEMEN ASN..............................................................28
2.3.2 SMART ASN........................................................................29
1
BAB I
PENDAHULUAN
2
bagi CPNS bertujuan menginternalisasikan dan mengimplementasikan
Core Values BerAKHLAK dalam mendukung Employer Branding ASN
“Bangga Melayani Bangsa”
3
Hipertensi adalah isu kesehatan masyarakat yang penting dimana
jarang menyebabkan gejala atau keterbatasan nyata pada kesehatan
fungsional pasien. Hipertensi adalah faktor resiko utama pada penyakit
jantung koroner, gagal jantung, serta stroke. Hipertensi di klasifikasikan
menjadi dua, yaitu Hipertensi Primer (Esensial) dan Hipertensi sekunder.
Kasus hipertensi menurut data WHO 2015 menunjukkan sekitar 1,13
miliar orang di dunia menderita hipertensi, yang berarti setiap 1 dari 3
orang di dunia terdiagnosis menderita hipertensi, hanya 36,8% di
antaranya yang minum obat. Jumlah penderita hipertensi di dunia terus
meningkat setiap tahunnya. Diperkirakan pada 2025 akan ada 1,5 miliar
orang yang terkena hipertensi serta setiap tahun ada 9,4 juta orang
meninggal akibat hipertensi dan komplikasi. Prevalensi penderita
Hipertensi di Indonesia menurut Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan (BalitBanKes) melalui data hasil Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) 2018 saat ini sebanyak 34,1% dimana mengalami kenaikan
dari angka sebelumnya di tahun 2013 yaitu sebanyak 25,8%. Berdasarkan
laporan Departemen Kesehatan Republik Indonesia kasus tertinggi
hipertensi adalah provinsi Sulawesi Utara dengan presentasi sebanyak
13,2 %. Provinsi Papua menjadi provinsi dengan penderita Hipertensi
paling rendah di Indonesia yaitu sebanyak 4.4 %. Pada tahun 2019,
4
jumlah estimasi penderita hipertensi di atas 15 tahun di Sulawesi Selatan
berkisar 1.520.659 penderita dengan pelayanan sebanyak 381.133 orang
atau hanya berkisar 25,6% dari seluruh jumlah estimasi.
5
Di Indonesia, PTM merupakan penyakit dengan beban biaya
pengobatan yang tertinggi, data BPJS menyatakan bahwa dalam enam
bulan pertama pelaksanaan dana Jaminan Kesehatan Nasional (JKN),
beban ekonomi akibat Penyakit Tidak Menular (PTM) menduduki
peringkat teratas klaim biaya rawat inap, seperti penyakit jantung stroke,
gagal ginjal, diabetes, dan kanker.
6
lingkungan hidup, keuangan, kominfo, olah raga, perdagangan,
perindustrian dan perhubungan. Hal ini perlu diperkuat dengan
keterlibatan para pemangku kepentingan termasuk pemerintah,
organisasi masyarakat sipil, akademia, swasta, dunia usaha dan
organisasi internasional. Peran lintas sektor sangat penting dan
mempunyai peran kunci dalam menentukan keberhasilan upaya
penanggulangan penyakit tidak menular, terutama terkait faktor
risiko bersama. Untuk itu pemerintah sudah mencanangkan
penguatan paradigma sehat dengan medorong promotif preventif
melalui pendekatan multisektor “Gerakan Masyarakat Hidup Sehat
(GERMAS)”.
3. Pendekatan pada setiap tahapan kehidupan (life-course approach)
merupakan kunci dalam penanggulangan penyakit tidak menular,
yang dimulai dari kesehatan ibu, sebelum kehamilan, antenatal,
dan post natal, dan gizi ibu; yang berlanjut dengan pemberian
makanan pada bayi secara benar, termasuk pemberian air susu ibu
dan kesehatan bagi anak remaja; diikuti dengan promosi kesehatan
agar tercapai kelompok usia kerja yang sehat, usia lanjut yang
sehat dan dilengkapi dengan pelayanan dan rehabilitasi bagi
penderita penyakit tidak menular. Pendekatan pada setiap tahap
kehidupan harus bersinergi dan terintegrasi dengan lintas program
melalui pendekatan keluarga.
4. Keseimbangan Antara Pendekatan Pada Tingkat Populasi Dan
Individu Strategi penanggulangan penyakit tidak menular yang
komprehensif membutuhkan keseimbangan antara pendekatan/
intervensi yang ditujukan untuk mengurangi tingkat faktor risiko
populasi secara keseluruhan dengan pendekatan yang ditujukan
secara khusus bagi individu-individu berisiko tinggi.
5. Pemberdayaan Masyarakat Penduduk dan masyarakat harus
diberdayakan untuk meningkatkan kesehatannya dan menjadi mitra
pemerintah yang aktif dalam penanggulangan penyakit.
7
6. Penguatan Sistem Kesehatan Revitalisasi dan reorientasi
pelayanan kesehatan terutama pada fasilitas pelayanan kesehatan
primer terhadap upaya-upaya promosi kesehatan, pencegahan
penyakit, deteksi dini dan pelayanan penyakit tidak menular yang
terintegrasi.
7. Cakupan Kesehatan Semesta (Universal Health Coverage) Seluruh
penduduk, terutama keluarga miskin dan rentan harus memiliki
akses pelayanan kesehatan yang terstandar secara nasional yang
meliputi pelayanan promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif dan
paliatif serta akses terhadap obat-obatan yang esensial, aman,
terjangkau, efektif dan berkualitas tanpa hambatan pembiayaan.
8. Strategi Berbasis Bukti (Evidence Based Strategies)
Pengembangan kebijakan dan program harus berdasarkan bukti
ilmiah, best practices, cost-effectiveness, keterjangkauan, dan
prinsipprinsip kesehatan masyarakat serta kebutuhan di
masyarakat.
9. Pengelolaan Conflicts of Interest Kebijakan kesehatan publik untuk
penanggulangan penyakit tidak menular harus terbebas dari
adanya vested interest pihak-pihak tertentu. Oleh karena itu,
conflict of interest harus dikenali dan dikelola sebaik-baiknya.
8
prevalensi pasien hipertensi yang tidak terkontrol sehingga komplikasi
bisa diminimalisir.
Namun penerapan D.O.E (Diagnosis, Obati, Evaluasi) ini saja
masih memiliki kekurangan, karena masih banyaknya penderita hipertensi
yang tidak mau ke fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) karena
merasa tidak ada gejala. Hal ini kemungkinan disebabkan masih
kurangnya sosialisasi kepada masyarakat mengenai bahaya hipertensi,
jarak ke pusat pelayanan kesehatan yang jauh, serta paradigma
masyarakat yang menganggap minum obat hipertensi hanya pada saat
ada gejala saja. Untuk mengatasi hal ini, penulis menawarkan inovasi
baru berupa metode ALKES PENSI (ALARM KESEHATAN PENDERITA
HIPERTENSI), yakni mengingatkan waktu minum obat bagi pasien
hipertensi dan mengingatkan kapan mereka harus datang kontrol. Adapun
metode yang digunakan adalah membuat grup online (WA), untuk
mengingatkan pasien , dan sebagai wadah saling berkomuniakasi dengan
dokter ataupun sesama pasien hipertensi lainnya
9
1.2. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Tujuan dari aktualisasi adalah agar setelah mengikuti latihan dasar
seorang calon pegawai negeri sipil mampu mengaktualisasikan nilai-
nilai dasar profesi PNS di tempat kerja dan membuat analisis dampak
apabila nilai- nilai dasar tersebut tidak diaplikasikan.
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasikan nilai-nilai dasar Profesi PNS yaitu indikator-
indikator pada BerAKHLAK (Berorientasi Pelayanan, Akuntabel,
Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif) yang
terkandung dalam setiap tugas pokok dan fungsi sebagai Ahli
Pertama Dokter..
b. Mengaktualisasikan nilai-nilai dasar profesi PNS yaitu indikator-
indikator pada BerAKHLAK (Berorientasi Pelayanan, Akuntabel,
Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif) pada setiap
pekerjaan yang dilakukan di tempat kerja.
c. Menganalisis dampak jika nilai-nilai dasar BerAKHLAK
(Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal,
Adaptif, dan Kolaboratif) tidak diterapkan pada tempat kerja.
d. Menurunkan angka kejadian hipertensi dengan meningkatkan
kepatuhan minum obat anti hipertensi di wilayah kerja Puskesmas
Maniangpajo.
1.3. MANFAAT
Manfaat dari penulisan laporan aktualisasi ini terdiri dari tiga
manfaat, yaitu manfaat untuk penulis, organisasi, dan masyarakat.
Manfaat-manfaat tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:
a. Manfaat bagi peserta
Dalam hal ini manfaat yang dapat diberikan dari penulisan
laporan rancangan aktualisasi adalah penulis akan dapat
10
mengidentifikasikan nilai-nilai dasar profesi PNS pada setiap
kegiatan yang dilakukan di tempat kerja. Sehingga penulis bisa
memberikan output yang berkualitas bagi instansi dan masyarakat.
b. Manfaat bagi Organisasi (Unit Kerja)
Organisasi yang berhasil dapat dinilai dari tercapainya visi misi
organisasi. Dengan adanya laporan rancangan aktualisasi ini, maka
penulis berharap akan terlaksananya tata kelola organisasi yang
baik yang bersumber dari nilai-nilai BerAKHLAK (Berorientasi
Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan
Kolaboratif).
c. Manfaat bagi Masyarakat
Dengan menerapkan nilai-nilai yang terkandung dalam
BerAKHLAK (Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten,
Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif) dalam setiap kegiatan
atau pekerjaan yang dilakukan maka dapat mengembalikan
kepercayaan masyarakat kepada ASN khususnya petugas
kesehatan.
1.4. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup kegaitan ini meliputi aktualisasi untuk
pembelajaran agenda Sikap Perilaku Bela Negara, pembelajaran
agenda Nilai-Nilai Dasar ASN, aktualisasi mata pelatihan untuk
pembelajaran agenda Kedudukan dan Peran ASN dalam NKRI serta
mata pelatihan untuk agenda Habituasi yang dilaksanakan selama 30
hari kerja di UPTD Puskesmas Maniangpajo.
11
1.5. WAKTU PELAKSANAAN
Pelaksanaan Pelatihan Dasar CPNS Angkatan XXXIV Kabupaten
Wajo berlangsung mulai tanggal 18 September 2022 sampai dengan
17 November 2022, dengan tahapan kegiatan :
1. Tahapan internalisasi nilai – nilai dasar BerAKHLAK serta peran dan
kedudukan PNS menuju Smart Governance, dilaksanakan tanggal
18 September 2022 sampai dengan 10 Oktober 2022 bertempat di
kampus II BPSDM Provinsi Sulawesi Selatan
2. Tahapan aktualisasi dilaksanakan tanggal 11 Oktober 2022 sampai
14 November 2022 di UPTD Puskesmas Maniangpajo.
3. Tahapan evaluasi kegiatan aktualisasi, dilaksanakan tanggal 15
November 2022 sampai 17 November 2022 bertempat di BKPSDM
Kab Wajo Provinsi Sulawesi Selatan.
12
BAB II
GAMBARAN UMUM ORGANISASI DAN KONSEPSI NILAI–NILAI
DASAR, KEDUDUKAN DAN PERAN ASN
13
Sebagian besar daerahnya adalah dataran rendah dan
sebagian kecil perbukitan. Adapun Wilayahnya berbatasan
dengan :
A. Sebelah Utara : Kabupaten Sidrap
B. Sebelah Timur : Kecamatan Gilireng
C. Sebelah Selatan : Kecamatan Tanasitolo
D. Sebelah Barat : Kecamatan Belawa
Menurut data dari BPS Kabupaten Wajo tahun 2020 penduduk
di wilayah Puskesmas Maniangpajo berjumlah 16.366 jiwa yang
terdiri laki-laki 7.997 jiwa dan perempuan 8.369 jiwa, dengan jumlah
penduduk terbanyak berada pada kelurahan Anabanua.
Secara keseluruhan jumlah penduduk berjenis kelamin
perempuan lebih banyak dari pada laki – laki, hal ini terlihat dari
angka rasio jenis kelamin yang lebih kecil dari 100, yaitu 95.
14
Dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, maka
ditetapkan Nilai-Nilai dari UPTD PUSKESMAS MANIANGPAJO
sebagai berikut :
15
d. Struktur Organisasi
KEPALA PUSKESMAS
KTU
UKM
UKP (KEFARMASIAN UKM
ESENSI
& LABORATORIUM) PENGEMBANGAN
AL
JARINGAN
PUSKESMAS
PUSTU POSKESDES
16
9
e. Tugas Pokok Jabatan Peserta Latsar (Dokter Ahli Pertama)
Sesuai Permenkes no 73 tahun 2013 Jabatan fungsional : Dokter Umum
Kedudukan Dalam Struktur Organisasi :
1). Ikhtisar Jabatan :
Melaksanakan pelayanan medis baik rawat jalan, rawat inap,
kegawatdaruratan, pelayanan gizi dan KIA, menyusun catatan medis
pasien, menyusun draft visum et repertum, melaksanakan tugas jaga
sesuai dengan petunjuk kerja dan arahan pimpinan dalam memberikan
pelayanan kesehatan pada sarana kesehatan kepada masyarakat.
2). Uraian Tugas :
a) Melaksanakan pelayanan medis rawat jalan
b) Melaksanakan pelayanan medis rawat inap
c) Melaksanakan pelayanan kegawatdaruratan medis
d) Melaksanakan pelayanan gizi dan KIA
e) Menganalisis data dan hasil pemeriksaan pasien sesuai dengan
pedoman kerja untuk menyusun catatan medis pasien
f) Menyusun draft visum et repertum
g) Melaksanakan tugas jaga
h) Menyusun Draft laporan pelaksanaan tugas
i) Menyusun Laporan pelaksanaan tugas
j) Menyusun laporan lain-lain
10
pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif.
Adapun Employer Branding yaitu Bangga Melayani Bangsa.
a. Berorientasi Pelayanan
Pelayanan publik sebagaimana tercantum dalam UU No. 25
tahun 2009 tentang Pelayanan Publik adalah kegiatan atau
rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan
pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi
setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau
pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara
pelayanan publik.
Agus Dwiyanto (2010:21) menawarkan alternatif definisi
pelayanan publik sebagai semua jenis pelayanan untuk
menyediakan barang/jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat yang
memenuhi kriteria yaitu merupakan jenis barang atau jasa yang
memiliki eksternalitas tinggi dan sangat diperlukan masyarakat
serta penyediaannya terkait dengan upaya mewujudkan tujuan
bersama yang tercantum dalam konstitusi maupun dokumen
perencanaan pemerintah, baik dalam rangka memenuhi hak dan
kebutuhan dasar warga, mencapai tujuan strategis pemerintah, dan
memenuhi komitmen dunia internasional.
Pelayanan publik yang baik juga didasarkan pada prinsip-
prinsip yang digunakan untuk merespons berbagai kebutuhan
dalam penyelenggaraan pelayanan publik di lingkungan birokrasi.
dan mengevaluasi hasilnya, membangun budaya dalam pelayanan
prima
Terdapat enam elemen untuk menghasilkan pelayanan publik
yang berkualitas yaitu :
1) Komitmen pimpinan yang merupakan kunci untuk membangun
pelayanan yang berkualitas;
2) Penyediaan layanan sesuai dengan sasaran dan kebutuhan
11
masyarakat;
3) Penerapan dan penyesuaian Standar Pelayanan di dalam
penyelenggaraan pelayanan publik;
4) Memberikan perlindungan bagi internal pegawai, serta
5) Menindaklanjuti pengaduan masyarakat;
6) Pengembangan kompetensi SDM, jaminan keamanan dan
keselamatan kerja, fleksibilitas kerja, penyediaan infrastruktur
teknologi informasi dan sarana prasarana; dan
7) Secara berkala melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap
kinerja penyelenggara pelayanan publik.
Sebagaimana kita ketahui dalam Pasal 10 UU ASN, pegawai
ASN berfungsi sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik,
serta sebagai perekat dan pemersatu bangsa. Untuk menjalankan
fungsi tersebut, pegawai ASN bertugas untuk :
1) Melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat
Pembina Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
2) Memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas
3) Mempererat persatuan dan kesatuan negara Republik Idonesia.
b. Akuntabel
Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setlap Individu, kelompok
atau institust untuk memenuhi tanggung jawab kepadanya. Amanah
seorang ASN menurut SE Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 20 Tahun 2021 adalah
12
menjamin terwujudnya perilaku yang sesual dengan Core Values
ASN BerAKHLAK.
Dalam konteks Akuntabilitas, perilaku tersebut adalah:
1) Kemampuan melaksanaan tugas dengan jujur, bertanggung
jawab, cermat, disiplin dan berintegritas tinggi
2) Kemampuan menggunakan kekayaan dan barang milik negara
secara bertanggung jawab, efektif, dan efisien
3) Kemampuan menggunakan Kewenangan jabatannya dengan
berintegritas tinggi.
Akuntabilitas publik memiliki tiga fungsi utama (bovens,2007),
yaitu :
1) Untuk menyediakan kontrol demokrasi;
2) Untuk mencegah korupsi dan penyalagunaan kekuasaan (peran
konstitusional);
3) Untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas (peran belajar).
c. Kompeten
Sesuai Peraturan Menteri PANRB Nomor 38 Tahun 2017
tentang Standar Kompetensi ASN, kompetensi meliputi (8):
a. Kompetensi Teknis adalah pengetahuan, keterampilan, dan
sikap/perilaku yang dapat diamati, diukur dan dikembangkan
yang spesifik berkaitan dengan bidang teknis jabatan;
b. Kompetensi Manajerial adalah pengetahuan, keterampilan, dan
sikap/perilaku yang dapat diamati, diukur, dikembangkan untuk
memimpin dan/atau mengelola unit organisasi; dan
c. Kompetensi Sosial Kultural adalah pengetahuan, keterampilan,
dan sikap/perilaku yang dapat diamati, diukur, dan
dikembangkan terkait dengan pengalaman berinteraksi dengan
masyarakat majemuk dalam hal agama, suku dan budaya,
perilaku, wawasan kebangsaan, etika, nilai-nilai, moral , emosi
13
dan prinsip, yang harus dipenuhi setiap pemegang Jabatan,
untuk memperoleh hasil kerja sesuai dengan peran, fungsi dan
Jabatan.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 11 Tahun 2017, Pasal
210 sampai dengan pasal 212, Pengembangan kompetensi dapat
dilaksanakan sebagai berikut (8):
1) Mandiri oleh internal instansi pemerintah yang bersangkutan.
2) Bersama dengan instansi pemerintah lain yang memiliki
akreditasi untuk melaksanakan pengembangan kompetensi
tertentu.
3) Bersama dengan lembaga pengembangan kompetensi yang
independen.
4) Terdapat dua pendekatan pengembangan yang dapat
dimanfaatkan pegawal untuk meningkatkan kompetensinya,
yaltu klasikal dan non klasikal. Optimalisasi hak akses
pengembangan kompetensi dapat dilakukan dengan
pendekatan pelatihan non klasikal, diantaranya e-learning, job
enrichment dan Job enlargement termasuk coaching dan
mentoring.
Coaching dan Mentoring selain efesien karena dapat dilakukan
secara masif, dengan melibatkan antara lain atasan peserta
pelatihan sebagal mentor sekaligus sebagai coach. Selain itu
coaching dan mentoring juga penting terkait beberapa hal, yaitu (8):
1) Meningkatan kinerja individu dan kinerja organisasi;
2) Membangun komitmen dan motivasi yang lebih tinggi;
3) Menumbuhkan kesadaran dan refleksi diri dalam
pengembangan potensi diri;
4) Menumbuhkan kemampuan kepemimpinan yang lebih baik;
5) Membuat proses manajemen perubahan yang lebih baik;
6) Memperbaiki hubungan komunikasi dan hubungan antara
atasan –bawahan.
14
7) Mengimplementasikan keterampilan yang lebih baik ;dan
8) Menumbuhkan budaya kerja yang lebih terbuka dan produktif.
d. Harmonis
Dalam bidang filsafat, harmoni adalah kerja sama antara berbagai
faktor dengan sedemikian rupa hingga faktor-faktor tersebut dapat
menghasilkan suatu kesatuan yang luhur. Sebagai contoh, seharusnya
terdapat harmoni antara jiwa jasad seseorang manusia, kalau tidak, maka
belum tentu orang itu dapat disebut sebagai satu pribadi. Dapat
dicontohkan, pada bidang musik, sejak abad pertengahan pengertian
harmoni tidak mengikut pengretian yang pernah ada sebelumnya, harmoni
tidak lagi menekankan pada urutan bunyi dan nada yang serasi, tetapi
keserasian nada secara bersamaan.
Hal ini diterapkan pada hubungan-hubungan sosial ekonomi untuk
menunjukkan bahwa kebijaksanaan sosial ekonomi yang sempurna hanya
dapat tercapai dengan meningkatkan permusyawaratan antara anggota
masyarakat. Pola ini juga disebut sebagai pola integrasi. suasana harmoni
dalam lingkungan bekerja akan membuatkan kita secara individu tenang,
menciptakan kondisi vane memungkinkan untuk saling kolaborasi dan
bekerja sama meningkatkan produktifitas bekerja dan kualitas layanan
kepada pelanggan.
Brian Scudamore (seorang Founder dan CEO sebuah peruahaan
Brand) menyatakan beberapa hal tentang bagaimana membangun kultur
tempat kerja yang harmonis. Suasana tempat kerja yang positif dan
kondusif juga berdampak bagi berbagai bentuk organisasi. Ada tiga hal
15
yang dapat menjadi acuan untuk membangun budaya tempat kerja
nyaman dan berenergi positif. Ketiga hal tersebut adalah :
1) Membuat tempat kerja yang berenergi
Sebagian besar karyawan atau orang dalam organisasi menghabiskan
separuh hidupnya di tempat kerja. Untuk itu tempat kerja harus dibuat
sedemikian rupa agar karyawan tetap senang dan nyaman saat
bekerja. Tata ruang yang baik dan keberadaan ruang terbuka sangat
disarankan. Desain ruang terbuka dapat meningkatkan komunikasi,
hubungan interpersonal dan kepuasan kerja, sekaligus optimal
Mengurangi terjadinya kurangnya komunikasi. Disharmonis yang
disebabkan kurangnya komunikasi
2) Memberikan keleluasaan untuk belajar dan memberikan kontribusi
Selalu ingat dalam sebuah organisasi Anda bukan satu-satunya orang
yang menjalankan alur produktivitas, Ketika Anda sudah “mentok", ada
baiknya Anda mencari ide dari orang-orang yang berada dalam tim.
Hal tersebut mampu meningkatkan keterlibatan dan rasa memiliki
karyawan dalam sebuah bisnis atau organisasi.
3) Berbagi kebahaglaan bersama seluruh anggota organisasi
Tak dapat dielakkan jika pendapatan adalah salah satu motivator
terbaik di lingkungan kerja. Demikian juga rasa memiliki. dengan
membagi kebahaglaan dalam organisasi kepada seluruh karyawan
dapat meningkatkan kepemilikan dan meningkatkan antusiasme para
karyawan.
e. Loyal
Secara etimologis, istilah "loyal" diadaptasi dari bahasa Prancis yaitu
16
"Loial yang artinya mutu dari sikap setia. Secara harfiah loyal berarti setia,
atau suatu kesetiaan. Kesetiaan ini timbul tanpa adanya paksaan, tetapi
timbul dari kesadaran sendiri pada masa lalu. Dalam Kamus Oxford
Dictionary kata Loyal didefinisikan sebagai "giving or showing firm and
constant support or allegiance to a person or institution (tindakan memberi
atau menunjukkan dukungan dan kepatuhan yang teguh dan konstan
kepada seseorang atau institusi)". Sedangkan beberapa ahli
mendefinisikan makna "loyalitas" sebagai berikut (10):
1) Kepatuhan atau kesetiaan.
2) Tindakan menunjukkan dukungan dan kepatuhan yang konstan
kepada organisasi tempatnya bekerja.
3) Kualitas kesetiaan atau kepatuhan seseorang kepada orang lain atau
sesuatu (misalnya organisasi) yang ditunjukkan melalui sikap dan
tindakan orang tersebut.
4) Mutu dari kesetiaan seseorang terhadap pihak lain yang ditunjukkan
dengan memberikan dukungan dan kepatuhan yang teguh dan
konstan kepada seseorang atau sesuatu.
5) Merupakan sesuatu yang berhubungan dengan emosional manusia,
sehingga untuk mendapatkan kesetiaan seseorang maka kita harus
dapat mempengaruhi sisi emosional orang tersebut.
6) Suatu manifestasi dari kebutuhan fundamental manusia untuk
memiliki, mendukung, merasa aman, membangun keterikatan, dan
menciptakan keterikatan emosional.
7) Merupakan kondisi internal dalam bentuk komitmen dari pekerja
untuk mengikuti pihak yang mempekerjakannva
17
1) Taat pada Peraturan
Seorang pegawai yang loyal akan selalu taat pada peraturan. Sesuai
dengan pengertian loyalitas, ketaatan ini timbul dari kesadaran amggota
jika peraturan yang dibuat oleh organisasi semata-mata disusun untuk
memperlancar jalanhya pelaksanaan kerja organisasi. Kesadaran ini
membuat pegawai akan bersikap taat tanpa merasa terpaksa atau takut
terhadap sanksi yang akan diterimanya apabila melanggar peraturan
tersebut.
2) Bekerja dengan Integritas
Banyak asumsi menyebutkan bahwa kesetiaan seorang pegawal
dilihat dari seberapa besar ketaatan mereka di organisasi. Pegawai yang
taat dengan peraturan dan gaya kerja organisasi, punya rasa lovalitas
yang besar pula. Sesungguhnya seorang pegawai yang loyal dapat dilihat
dari seberapa dia menunjukkan integritas mereka saat bekerja. Integritas
yang sesungguhnya adalah "melakukan hal yang benar, dengan
mengetahui bahwa orang lain tidak mengetahuinya apakah Anda
melakukannya atau tidak". Secara konsisten mereka bekerja dengan
melakukan hal yang benar, tidak hanya sekedar mengikuti
paham/kepercayaan pribadi dan tanpa peduli orang lain tahu atau tidak.
3) Tanggung Jawab pada Organisasi
Ketika seorang pegawai memiliki sikap sesuai dengan pengertian
loyalitas, maka secara otomatis ia akan merasa memiliki tanggung jawab
yang besar terhadap organisasinya. Pegawai akan berhati-hati dalam
mengerjakan tugas-tugasnya, namun sekaligus berani untuk
mengembangkan berbagai inovasi demi kepentingan organisasi.
4) Kemauan untuk Bekerja Sama
Pegawai yang memiliki sikap sesuai dengan pengertian loyalitas,
tidak segan untuk bekerja sama dengan anggota lain. Bekerja sama
dengan orang lain dalam suatu kelompok memungkinkan seorang
anggota mampu mewujudkan impian perusahaan untuk dapat mencapai
tujuan yang tidak mungkin dicapai oleh seorang anggota secara invidual.
18
5) Rasa Memiliki yang Tinggi
Adanya rasa ikut memiliki pegawai terhadap organisasi akan
membuat pegawai memiliki sikap untuk ikut menjaga dan bertanggung
jawab terhadap organisasi sehingga pada akhirnya akan menimbulkan
sikap sesuai dengan pengertian loyalitas demi tercapainya tujuan
organisasi.
6) Hubungan Antar Pribadi
Pegawai yang memiliki loyalitas tinggi akan mempunyai hubungan
antar pribadi yang baik terhadap pegawai lain dan juga terhadap
pemimpinnya. Sesuai dengan pengertian loyalitas, hubungan antar pribadi
ini meliputi hubungan sosial dalam pergaulan sehari-hari, baik yang
menyangkut hubungan kerja maupun kehidupan pribadi.
7) Kesukaan Terhadap Pekerjaan
Sebagai manusia, seorang pegawai pasti akan mengalami masa-
masa jenuh terhadap pekerjaan yang dilakukannya setiap hari. Seorang
pegawai yang memiliki sikap sesuai dengan pengertian loyalitas akan
mampu menghadapi permasalahan ini dengan bijaksana.
8) Keberanian Mengutarakan Ketidaksetujuan
Setiap organisasi yang besar dan ingin maju pasti menciptakan
suasana debat dalam internalnya. Debat dalam hal ini kondisi dimana
pegawai dapat mengutarakan opini mereka masing-masing. Pemimpin
yang hebat pasti ingin pegawainya aktif bertanya, aktif
beropini/berpendapat, dan berhati-hati dalam bekerja. Bahkan tidak jarang
mengijinkan pegawai untuk mengutarakan ketidaksetujuan mereka
terhadap hal apapun di tempat kerja. "Sebuah ketidaksetujuan
(dissagreement) adalah baik untuk organisasi. Justru itu dapat membantu
organisasi dalam mengambil sebuah keputusan Pegawai yang loyal akan
berusaha untuk senatiasa men-Sharing-kan opini mereka, bahkan saat
mereka tahu bahwa pimpinan tidak mengapresiasi opini mereka, untuk
kemajuan organisasinya, Bahkan, terkadang mereka "berani melawan"
19
akan sebuah keputusan yang memang dirasa kurang baik dengan Cara
yang arit dan bijaksana.
9) Menjadi Teladan bagi Pegawai Lain
Salah satu ciri loyalitas berikutnya adalah pegawai yang bisa
memberikan contoh bagi pegawai lain, karena mereka yang bisa menjadi
teladan biasanya akan selalu berpegang teguh pada nilai organisasi,
berorientasi pada target, kemampuan interpersonal yang kuat, cepat
adaptasi, selalu berinisiatif, dan memiliki kemampuan memecahkan
masalah dengan baik.
f. Adaptif
Adaptif adalah karakteristik alami yang dimiliki makhluk hidup untuk
bertahan hidup dan menghadapi segala perubahan lingkungan atau
ancaman yang timbul. Dengan demikian adaptasi merupakan kemampuan
mengubah diri sesuai dengan keadaan lingkungan tetapl juga mengubah
lingkungan sesuai dengan keadaan (keinginan din Sejatinya tanpa
beradaptasi akan menyebabkan makhluk hidup tidak dapat
mempertahankan diri dan musnah pada akhirnya olen perubahan
lingkungan. Sehingga kemampuan adaptif merupakan syarat penting bagi
terjaminnya keberlangsungan kehidupan.
Setidaknya terdapat 9 elemen budaya adaptif menurut Management
Advisory Service UK yang perlu menjadi fondasi ketika sebuah organisasi
akan mempraktekkannya, yaitu:
1) Purpose
20
Organisasi beradaptasi karena memiliki tujuan yang hendak dicapai.
Demikian pula aengan organisasi pemerintah, yang mempunyai tujuan-
tujuan penyelenggaraan fungsinya yang sudah ditetapkan oleh peraturan
perundangan. Penetapan tujuan organisast menjadi elemen budaya
adaptit pertama yang diperlukan, di mana pencapaiannya akan sangat
dipengaruhi oleh variabel lingkungan. Perubahan lingkungan tidak serta
merta mengubah tujuan organisasi, tetapi adaptasi akan menyesuaikan
cara organisasi bekerja agar pencapaian tetap dilakukan.
2) Cultural values
Organisasi pemerintah mengemban nilai-nilai budaya organisasional
yang sesuai dengan karakteristik tugas dan fungsinya. Demikian pula
dengan ASN sebagai individu yang mempunyai nilai-nilaí yang tersemat
dalam budaya kerjanya, sehingga dituntut untuk mengaplikasikannya agar
dapat memberikan pelayanan yang maksimal dan berkualitas.
3) Vision
Menjelaskan apa yang hendak dituju yang tergambar dalam Kerangka
piker dan diterjemahkan dalam kerangka kerja yang digunakan dalam
organisasi.
4) Corporate values
Seperti halnya nilai budaya organisasi di atas, maka nilai-nilai korporat
juga menjadi fodasi penting dalam membangun budaya adaptif dalam
organisasi.
5) Coporate strategy
Visi dan values menjadi landasan untuk dibangunnya strategl-strategi
yang lebih operasional untuk menjalankan tugas dan fungsi organisasi
secara terstruktur, efisien dan efektif
6) Structure
Struktur menjadi penting dalam mendukung budaya adaptif dapat
diterapkan di organisasi. Tanpa dukungan struktur, akan sulit budaya
adaptif dapat berkembang dan tumbuh di sebuah organisasi.
7) Problem solving
21
Budaya adaptif ditujukan untuk menyelesaikan persoalan yang timbul
dalam organisasi, bukan sekedar untuk mengadaptasi perubahan.
Penyelesaian masalah harus menjadi tujuan besar dari proses adaptasi
yang dilakukan oleh organisasi.
8) Partnership working
Partnership memiliki peran penguatan budaya adaptif, karena dengan
partnership maka organisasi dapat belajar, bermitra dan saling
menguatkan dalam penerapan budaya adaptif
9) Rules
Aturan main menjadi salah satu framework budaya adaptif yang
penting dan tidak bisa dihindari
g. Kolaboratif
Berkaitan dengan definisi, akan dijelaskan mengenai beberapa definisi
kolaborasi dan collaborative governance. Dyer and Singh (1998, dalam
Celik et al, 2019) mengungkapkan bahwa kolaborasi adalah “value
generated from an alliance between two or more firms aiming to become
more competitive by developing shared routines”.
Ansen dan gash (2012 p 550) mengungkapkan beberapa proses yang
harus dilalui dalam menjalin kolaborasi yaitu:
1) Trust building : membangun kepercayaan dengan stakeholdermitra
kolaborasi.
2) Face tof face Dialogue: melakukan negosiasi dan baik dan
bersungguh-sungguh;
22
3) Komitmen terhadap proses: pengakuan saling ketergantungan; sharing
ownership dalam proses; serta keterbukaan terkait keuntungan
bersama;
4) Pemahaman bersama: berkaitan dengan kejelasan misi, definisi
bersama terkait permasalahan, serta mengidentifikasi nilai bersama;
dan
5) Menetapkan outcome.
23
sistem birokrasi selama ini dianggap belum sempurna.
Berdasarkan jenisnya ASN terdiri atas pegawai negeri sipil dan
pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja.
Pegawai Negeri Sipil merupakan warga negara Indonesia
yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai pegawai ASN
secara tetap oleh pejabat Pembina kepegawaian untuk menduduki
jabatan pemerintahan, memiliki nomor induk pegawai secara
nasional. Sedangkan PPPK adalah warga negara Indonesia yang
memenuhi syarat tertentu, yang diangkat oleh pejabat Pembina
kepegawaian berdasarkan perjanjian kerja sesuai kebutuhan
instansi pemerintah untuk jangka waktu tertentu dalam rangka
melaksanakan tugas pemerintahan. Kedudukan ASN berada di
pusat, daerah, dan luar negeri. Namun pegawai ASN merupakan
satu kesatuan menciptakan birokrasi yang profesional.
Untuk menjalankan kedudukannya tersebut, maka Pegawai
ASN berfungsi sebagai berikut: 1) Pelaksana kebijakan public; 2)
Pelayan public; dan 3) Perekat dan pemersatu bangsa Selanjutnya
Pegawai ASN bertugas: 1) Melaksanakan kebijakan yang dibuat
oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan 2) Memberikan pelayanan public
yang professional dan berkualitas, dan 3) Mempererat persatuan
dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Agar dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya
dengan baik dapat meningkatkan produktivitas, menjamin
kesejahteraan ASN dan akuntabel, maka setiap ASN diberikan hak.
Setelah mendapatkan haknya maka ASN juga berkewajiban sesuai
dengan tugas dan tanggungjawabnya. ASN sebagai profesi
berlandaskan pada kode etik dan kode perilaku. Kode etik dan
kode perilaku ASN bertujuan untuk menjaga martabat dan
kehormatan ASN. Kode etik dan kode perilaku yang diatur dalam
24
UU ASN menjadi acuan bagi para ASN dalam penyelenggaraan
birokrasi pemerintah.
2.3.2 Smart ASN
Membekali Peserta dengan kemampuan kecakapan digital
dasar pada perspektif literasi digital smart ASN. Literasi digital
adalah lingkungan yang kaya akan informasi. Transformasi digital
disektor pendidikan Indonesia muncul berbagai perbincangan ,
regulasi pendukung dan upaya konkret menerapkan transormasi
digital dilingkungan perguruan tinggi dan semua tingkat sekolah di
Indonesia. Terjadinya pandemi COVID-19 justru memberikan
dampak yang sangat luar biasa dalam aspek ini .
Masyarakat yang modern saat ini hidupnya sangat
dipengaruhi oleh internet. Perubahan media komunikasi yang
digunakan dalam masyarakat Indonesia tidak terlepas dengan
perubahan tekhnologi komunikasi. ASN dituntut tidak Gaptek
(Gagap Teknologi) dan informasi yakni dapat mengoperasikan dan
memanfaatkan aplikasi-aplikasi produk IT termasuk dapat dengan
bijak memanfaatkan internet yang digunakan dalamn meningkatkan
efektifitas dan efisiensi untuk meningkatlkan kinerja dalam rangka
meningkatkan kualitas tugas dan fungsinya dalam pelayanan dan
pengabdian kepada masyarakat.
Nilai – Nilai dalam Smart ASN sebagai berikut :
a. Integritas
Integritas Pegawai ASN yang dimaksud adalah “konsistensi
Pegawai ASN dalam berperilaku yang selaras dengan nilai,
norma dan/atau etika organisasi, dan jujur dalam hubungan
dengan atasan, rekan kerja, bawahan langsung, dan pemangku
kepentingan, serta mampu mendorong terciptanya budaya etika
tinggi dan bertanggung jawab
b. Nasionalisme
25
Nasionalisme adalah pemahaman mengenai nilai-nilai
kebangsaan. Nasionalisme memiliki pokok kekuatan dalam
menilai kecintaan individu terhadap bangsanya. Salah satu cara
untuk menumbuhkan semangat nasionalisme adalah dengan
menanamkan dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila.
Pengamalan nilai-nilai luhur yang terkandung didalamnya oleh
setiap penyelenggara negara, baik di pusat maupun di daerah.
Seorang PNS dituntut untuk memiliki perilaku mencintai tanah
air Indonesia (nasionalisme) dan mengedepankan kepentingan
nasional. Nasionalisme merupakan salah satu perwujudan dari
fungsi PNS sebagai perekat dan pemersatu bangsa. Dalam
menjalankan tugas, seorang ASN senantiasa harus
mengutamakan dan mementingkan persatuan dan kesatuan
bangsa. Kepentingan kelompok, individu, golongan harus
disingkirkan demi kepentingan yang lebih besar yaitu
kepentingan bangsa dan Negara diatas segalanya.
c. Profesionalisme
Pegawai Negeri Sipil adalah terpenuhinya kecocokan antara
kemampuan aparatur dengan kebutuhan tugas merupakan
syarat terbentuknya aparatur yang profesional. Artinya,
keahlian dan kemampuan aparat merefleksikan arah dan tujuan
yang dicapai oleh sebuah organisasi.
d. Berwawasan global
Merupakan suatu proses pendidikan yang dirancang untuk
mempersdiapkan anak didik dengan kemampuan dasar
intelektual dan tanggung jawab guna memasuki kehidupan yang
bersifat kompetitif dan dengan derajat saling menggantungkan
antar bangsa yang sangat tinggi
e. Mengusai IT dan bahasa asing
ASN dituntut tidak Gaptek ( Gagap Tekhnologi ) dan informasi
yakni dapat mengoprasikan dan memanfaatkan aplikasi –
26
aplikasi produk IT( informasi Tekhnology) termasuk dapat
dengan bijak memanfaatkan internet yang digunakan dalam
meningkatkan kualitas tugas dan fungsinya dalam pelayanan
dan pengabdian kepada masyarakat. Seorang ASN selain
menguasai Bahasa Indonesia dengan baik dan benar juga
memiliki kemampuan menguasai bahasa Asing seperti bahasa
Inggris, Mandarin dan lain sebagainya.
27
28
BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI
29
isu ditentukan dengan mengukur mendesak tidaknya masalah
(Urgency), keseriusan masalah (Seriousness), dan potensi
perkembangan masalah tersebut jika tidak dipecahkan (Growth) atau
USG. Prioritas isu yang telah ditentukan kemudian diidentifikasi
berdasarkan sumber isu, aktor yang terlibat, peran masing-masing
aktor yang terlibat dan keterkaitan dengan mata pelatihan, dan
kegiatan-kegiatan yang digagas untuk menyelesaikan permasalahan
yang ada di Puskesmas
Tabel 3.1 Bobot Penetapan Kriteria Kualiatas Isu APKL dan USG
Bobot Keterangan
5 Sangat kuat pengaruhnya
4 Kuat pengaruhnya
3 Sedang pengaruhnya
2 Kurang pengaruhnya
1 Sangat kurang pengaruhnya
30
Tabel 3.2 Analisis Kriteria Isu dengan Alat Analisis APKL
A P K L
No ISU Jml Peringkat
(1-5) (1-5) (1-5) (1-5)
1. Kurangnya pengetahuan 4 4 2 4 14 V
steril petugas dalam
penanganan kasus bedah di
UGD Puskesmas
Maniangpajo.
2. Kurang tersedianya 5 4 3 3 15 IV
peralatan emergency di
UGD Puskesmas
Maniangpajo.
3. Rendahnya kesadaran 5 5 5 5 20 I
pasien hipertensi untuk
melakukan kontrol tekanan
darahnya yang
menyebabkan kepatuhan
minum obat anti hipertensi
juga menurun
4. Rendahnya kesadaran 5 5 4 4 18 II
pasien TBC untuk datang
kontrol ke Puskesmas
sehingga meningkatkan
angka putus obat
31
untuk datang ke Posbindu
PTM
Dari analisis kriteria isu dengan alat analisis APKL tersebut maka
munculah peringkat isu:
32
Puskesmas sehingga
meningkatkan angka putus
obat
33
Berdasarkan penentuan kualitas isu menggunakan alat analisis isu USG maka tergambar ranking tertinggi yang
merupakan isu final yang perlu dicarikan pemecahan masalahnya: Rendahnya kesadaran pasien hipertensi untuk
melakukan kontrol tekanan darahnya yang menyebabkan kepatuhan minum obat anti hipertensi juga menurun
Fishbone analysis
MATERIAL METHOD TIdak adanya media
atau metode yang
dapat membantu
mengingatkan pasien
Kurangnya publikasi
Alat media promosi mengenai untuk berobat
Kesehatan mengenai
hipertensi belum maksimal
penyakit hipertensi Kurangnya
penyuluhan
Belum maksimalnya penggunaan Rendahnya kesadaran
media sebagai pengingat dalam
kepatuhan pasien untuk berobat pasien hipertensi untuk
melakukan kontrol tekanan
Kurangnya dorongan keluarga
darahnya yang
untuk minum obat teratur Kurangnya kesadaran
dan pengetahuan pasien menyebabkan kepatuhan
mengenai penyakit
Tidak patuh hipertensi terutama minum obat anti hipertensi
Anggapan bahwa jika tidak ada minum obat dan mengenai komplikasi
jarang control penyakit juga menurun
keluhan , tidak perlu minum obat
berobat
34
3.2.2 Gagasan Kreatif
35
3.3 RANCANGAN AKTUALISASI
36
datang kontrol ke Puskesmas sehingga
meningkatkan angka putus obat
5. Kurangnya atensi penduduk untuk datang
ke Posbindu PTM
6. Rendahnya kesadaran pasien TBC untuk
datang kontrol ke Puskesmas sehingga
meningkatkan angka putus obat
7. Kurangnya atensi penduduk untuk datang
ke Posbindu PTM
37
bahaya penyakit hipertensi
5. Mencatat dan mendata pasien terdiagnosis
hipertensi dan membuat kategorinya
6. Membentuk grup konsultasi online
(WhatsApp), telepon seluler, untuk
mengontrol pasien hipertensi
7. Melakukan evaluasi laporan hasil kegiatan
aktualisasi
38
3.4 MATRIKS RANCANGAN KEGIATAN AKTUALISASI
Unit kerja : UPTD Puskesmas Maniangpajo
Isu yang diangkat : Rendahnya kesadaran pasien hipertensi untuk melakukan kontrol tekanan darahnya yang
menyebabkan kepatuhan minum anti hipertensi juga menurun
Gagasan Pemecah isu : “D.O.E (Diagnosis, Obati, Evaluasi) pasien Hipertensi untuk memastikan kepatuhan
minum obat dengan inovasi ALKES PENSI (ALARM KESEHATAN PENDERITA
HIPERTENSI) “
Tujuan Pemecah isu : Untuk meningkatkan penemuan pasien hipertensi, pengobatan, dan kontrol pasien hipertensi
guna meningkatkan tingkat kepatuhan minum obat dan menurunkan komplikasi pada pasien
hipertensi
Manfaat pemecah isu : Meningkatkan penerapan D.O.E (Diagnosis, Obati, Evaluasi) pada kasus hipertensi untuk
memastikan kepatuhan minum obat dengan inovasi ALKES PENSI (ALARM KESEHATAN
PENDERITA HIPERTENSI)
39
Keterkaitan Substansi Kontribusi Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Output Hasil Mata Pelatihan Terhadap Visi dan ASN Terhadap
Kegiatan Agenda 2 dan 3 Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
1. Melakukan Manajemen ASN Kegiatan ini sejalan Kegiatan ini
konsultasi dan melakukan konsultasi dengan : sesuai dengan
meminta dengan menerapkan Visi Puskesmas yaitu nilai dasar
persetujuan kode etik dan kode dengan layanan organisasi yaitu
mentor terkait perilaku ASN seperti prima menuju disiplin, ramah,
rencana sikap hormat, sopan masyarakat sehat sopan dan
kegiatan serta melaksanakan dan mandiri dalam peduli.
aktualisasi tugas dengan cermat kesehatan
dan disiplin,dan serta ; Misi
melaksanakan tugas Puskesmas yaitu
sesuai dengan perintah Meningkatkan mutu
atasan, jujur, pelayanan dan
bertanggung jawab dan manajemen
berintegritas tinggi, puskesmas
memberikan informasi
40
Keterkaitan Substansi Kontribusi Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Output Hasil Mata Pelatihan Terhadap Visi dan ASN Terhadap
Kegiatan Agenda 2 dan 3 Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
secara benar dan tidak
menyesatkan.
41
Keterkaitan Substansi Kontribusi Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Output Hasil Mata Pelatihan Terhadap Visi dan ASN Terhadap
Kegiatan Agenda 2 dan 3 Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
atas kegiatan yang
akan dilaksanakan ,
jujur , serta disiplin
3. Kompeten : Berusaha
melakukan pekerjaan
dengan kualitas
terbaik
4. Adaptif :
Menunjukkan sikap
inovasi dan kreatifitas
kepada mentor
42
Keterkaitan Substansi Kontribusi Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Output Hasil Mata Pelatihan Terhadap Visi dan ASN Terhadap
Kegiatan Agenda 2 dan 3 Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
2. Menetapkan jadwal senantiasa terbuka
jadwal rancangan rancangan dalam bekerja sama
kegiatan kegiatan dengan mentor
aktualisasi aktualisasi
berhasil dibuat 1. Akuntabel : Dalam
membuat jadwal
kegiatan harus dapat
mempertanggungjawa
3. Adanya bkan apa yang telah
3. Melakukan catatan hasil direncanakan
pencatatan hasil diskusi dan
diskusi dan dokumentasi 1. Akuntabel : Dalam
dokumentasi pertemuan mencatat hasil harus jujur
pertemuan dan bertanggung jawab
sesuai dengan hasil
43
Keterkaitan Substansi Kontribusi Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Output Hasil Mata Pelatihan Terhadap Visi dan ASN Terhadap
Kegiatan Agenda 2 dan 3 Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
pertemuan dengan
mentor
2. Adaptif : Pencatatan
dan dokumentasi
pertemuan dilakukan
dengan memanfaatkan
teknologi berupa
Smartphone, jadi kita
dilatih untuk
menyusuaikan diri
dengan kemajuan
teknologi
44
Keterkaitan Substansi Kontribusi Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Output Hasil Mata Pelatihan Terhadap Visi dan ASN Terhadap
Kegiatan Agenda 2 dan 3 Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
pasien pasien hipertensi Visi Puskesmas yaitu nilai dasar
hipertensi membutuhkan keahlian layanan prima organisasi yaitu
dengan dan kemampuan secara menuju masyarakat Disiplin ,
melakukan profesional agar pasien sehat dan mandiri Ramah, Sopan ,
pemeriksaan dapat terdiagnosis dalam kesehatan, dan Peduli
tekanan darah dengan tepat, serta Misi Puskesmas
terstandar di Hospitality / Keramahan yaitu Meningkatkan
poli umum dan yaitu memiliki sifat baik mutu pelayanan dan
posbindu PTM. hati dan bermanis tutur manajemen
kata dan sikap dalam puskesmas ,lebih
memberikan pelayanan mengaktifkan
kepada masyarakat, kegiatan di luar
Networking dimana gedung terutama
menjalin hubungan promotif dan preventif
Kerjasama dengan
45
Keterkaitan Substansi Kontribusi Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Output Hasil Mata Pelatihan Terhadap Visi dan ASN Terhadap
Kegiatan Agenda 2 dan 3 Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
profesi lain seperti
perawat , bidan desa , dll
2. Kolaboratif : Diskusi
46
Keterkaitan Substansi Kontribusi Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Output Hasil Mata Pelatihan Terhadap Visi dan ASN Terhadap
Kegiatan Agenda 2 dan 3 Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
dengan petugas lain
dalam rangka menjalin
kerjasama yang baik
dan menunjukkan sifaf
terbuka untuk
mencapai tujuan yang
telah ditetapkan
47
Keterkaitan Substansi Kontribusi Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Output Hasil Mata Pelatihan Terhadap Visi dan ASN Terhadap
Kegiatan Agenda 2 dan 3 Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
hipertensi yang 2. Berorientasi
dapat Pelayanan : Dengan
ditegakkan dan melakukan
adanya pemeriksaan pada
dokumentasi pasien hipertensi
kegiatan maka kita telah
memberikan
pelayanan akan
kesehatan yang
optima, bersikap
3. ramah, cekatan.
3. Memberikan Terlaksananya
edukasi tentang edukasi kepada
penyakit hipertensi pasien 1. Kompeten :
kepada pasien hipertensi serta memberikan edukasi
48
Keterkaitan Substansi Kontribusi Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Output Hasil Mata Pelatihan Terhadap Visi dan ASN Terhadap
Kegiatan Agenda 2 dan 3 Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
adanya hasil memerlukan skill
dokumentasi untuk bisa
kegatan memberikan
pemahaman tentang
hipertensi kepada
pasien
2. Harmonis : dalam
memberikan edukasi
diperlukan hubungan
yang baik dengan
pasien.
3. Berorientasi
Pelayanan :Ramah
49
Keterkaitan Substansi Kontribusi Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Output Hasil Mata Pelatihan Terhadap Visi dan ASN Terhadap
Kegiatan Agenda 2 dan 3 Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
dalam memberikan
edukasi kesehatan
50
Keterkaitan Substansi Kontribusi Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Output Hasil Mata Pelatihan Terhadap Visi dan ASN Terhadap
Kegiatan Agenda 2 dan 3 Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
menggunakan manajemen
pengetahuan dalam puskesmas
penentuan diagnosis
pasien.
1. Mendata 1. Adanya data 1. Akuntabel : Mendata
identitas pasien identitas dan dengan penuh tanggung
terdiagnosis kategori pasien jawab, jujur dan
hipertensi dan hipertensi yang berintegritas tinggi.
membuat berhasil dibuat 2. Kompeten :
kategorinya dalam bentuk Melakukan pendataan
Microsoft Excel merupakan keahlian yang
membutuhkan ketelitian
sehingga meningkatkan
kompetensi dan disiplin
51
Keterkaitan Substansi Kontribusi Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Output Hasil Mata Pelatihan Terhadap Visi dan ASN Terhadap
Kegiatan Agenda 2 dan 3 Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
2. Membuat data 2. Adanya hasil 1. Akuntabel :
print out yang print out data Menggunakan sarana
berisi identitas dan identitas dan prasarana kantor dnegan
kategori pasien kategori pasien penuh rasa tanggung
hipertensi hipertensi jawab
berhasil dibuat 2. Kompeten :
Melakukan print data
merupakan keahlian yang
membutuhkan ketelitian
dan pengetahuan
52
Keterkaitan Substansi Kontribusi Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Output Hasil Mata Pelatihan Terhadap Visi dan ASN Terhadap
Kegiatan Agenda 2 dan 3 Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
memenuhi kriteria berhasil dibuat. penuh tanggung jawab
untuk dilampirkan 2. Kompeten : membuat
di laporan arsip data memerlukan
pegetahuan dan ketelitian
agar data tersusun
secara rapi.
53
Keterkaitan Substansi Kontribusi Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Output Hasil Mata Pelatihan Terhadap Visi dan ASN Terhadap
Kegiatan Agenda 2 dan 3 Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
seperti profesional, dan mandiri dalam dan Peduli
bertanggung jawab, kesehatan, serta ;
sopan, memberikan Misi Puskesmas yaitu
informasi secara benar Meningkatkan mutu
dan tidak menyesatkan, pelayanan dan
memegang teguh nilai manajemen
dasar ASN dan bebas puskesmas,
dari intervensi politik Memotivasi
1. Berkolaborasi 1. Adanya 1. Harmonis : masyarakat agar
dengan kader kesepakatan Menghargai kader dan mampu mandiri untuk
posbindu PTM kerjasama pihak yang berperilaku hidup
dengan kader bekerjasama,apapun bersih dan sehat
posbindu serta latar belakangnya.
adanya 2.Kolaboratif :
dokumentasi kerjasama ini
54
Keterkaitan Substansi Kontribusi Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Output Hasil Mata Pelatihan Terhadap Visi dan ASN Terhadap
Kegiatan Agenda 2 dan 3 Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
kegiatan menunjukkan sikap
memberi kesempatan
kepada berbagai pihak
untuk berkontribusi dan
terbuka dalam
2. Adanya file bekerjasama
2. Membuat PPT materi
materi penyuluhan penyuluhan, 1. Adaptif : kita
dan senantiasa berinovasi
dokumentasi dan mengembangkan
dalam mencari kreatifitas dalam
materi membuat materi
penyuluhan penyuluhan yang menarik
dan mudah dipahami
3. Melakukan
55
Keterkaitan Substansi Kontribusi Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Output Hasil Mata Pelatihan Terhadap Visi dan ASN Terhadap
Kegiatan Agenda 2 dan 3 Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
penyuluhan 3. 1.Berorientasi
kepada Terlaksananya Pelayanan : Dalam
masyarakat kegiatan memberikan materi
penyuluhan penyuluhan harus
serta adanya memahami kebutuhan
dokumentasi masyarakat,
dan absensi membawakan
kegiatan penyuluhan dengan
ramah dan sopan, mudah
dipahami oleh
masyarakat.
2. Kompoten :
Penyuluhan kepada
masyarakat merupakan
56
Keterkaitan Substansi Kontribusi Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Output Hasil Mata Pelatihan Terhadap Visi dan ASN Terhadap
Kegiatan Agenda 2 dan 3 Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
Tupoksi saya selaku
dokter berupa promosi
kesehatan dan akan saya
lakukan dengan kualitas
terbaik sehingga dapat
meningkatkan
pengetahuan dan
pemahaman masyarakat
tentang penyakit
Hipertensi
57
Keterkaitan Substansi Kontribusi Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Output Hasil Mata Pelatihan Terhadap Visi dan ASN Terhadap
Kegiatan Agenda 2 dan 3 Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
penyakit teknologi berupa laptop / prima menuju Disiplin ,
hipertensi komputer dan aplikasi masyarakat sehat Ramah, Sopan ,
desain grafis berupa dan mandiri dalam dan Peduli
corel draw atau adobe kesehatan, serta ;
photoshop, sehingga Misi Puskesmas yaitu
harus menguasai IT dan Meningkatkan mutu
Bahasa asing pelayanan dan
1. Mencari 1. Adanya 1. Berorientasi manajemen
sumber, brosur pelayanan : Membuat puskesmas.
mendesain dan hipertensi yang brosur dengan cekatan
membuat brosur dihasilkan dan solutif
tentang penyakit 2. Akuntabel :
hipertensi Bertanggung jawab
penuh terkait pembuatan
brosur, harus cermat dan
58
Keterkaitan Substansi Kontribusi Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Output Hasil Mata Pelatihan Terhadap Visi dan ASN Terhadap
Kegiatan Agenda 2 dan 3 Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
teliti sesuai dengan
referensi yang akurat
3. Kompeten : Terus
belajar dan meningkatkan
pengetahuan, dan
melakukan yang terbaik
2. Adanya 1. Kolaboratif :
2. Mencetak brosur yang Diperlukan Kerjasama
brosur tentang sudah tercetak dengan pihak lain untuk
penyakit hipertensi dan siap bisa mencetak brosur
dibagikan dalam jumlah banyak
59
Keterkaitan Substansi Kontribusi Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Output Hasil Mata Pelatihan Terhadap Visi dan ASN Terhadap
Kegiatan Agenda 2 dan 3 Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
3. Membagikan 3. 1. Berorientasi
brosur tentang Terlaksananya Pelayanan : Memberikan
penyakit hipertensi kegiatan brosur berisi edukasi
pembagian hipertensi kepada
brosur tentang masyarakat berarti kita
penyakit telah melayani
hipertensi serta masyarakat melalui media
adanya cetak
dokumentasi 2. Harmonis : Menolong
kegiatan orang lain dengan
pembagian memberikan poster
brosur berupa edukasi hipertensi
agar masyarakat paham
akan bahaya hipertensi
Membentuk Kegiatan ini sejalan Kegiatan ini
60
Keterkaitan Substansi Kontribusi Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Output Hasil Mata Pelatihan Terhadap Visi dan ASN Terhadap
Kegiatan Agenda 2 dan 3 Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
6. grup konsultasi Smart ASN dengan : sesuai dengan
online (WA), Harus menguasai IT, Visi Puskesmas yaitu nilai dasar
telepon seluler dimana proses membuat dengan layanan organisasi yaitu
untuk grup konsultasi online prima menuju Disiplin ,
mengontrol (WA) memerlukan digital masyarakat sehat Ramah, Sopan ,
pasien skill dengan dan mandiri dalam dan Peduli
hipertensi memanfaatkan aplikasi kesehatan, serta ;
Whatapp sebagai media Misi Puskesmas yaitu
berbagi informasi dengan Meningkatkan mutu
tetap memperhatikan pelayanan dan
etika dalam bermedsos manajemen
(netiquette), serta puskesmas,
Networking yaitu Mengupayakan
membangun/menjalin fasilitas/alat
hubungan yang baik kesehatan yang lebih
61
Keterkaitan Substansi Kontribusi Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Output Hasil Mata Pelatihan Terhadap Visi dan ASN Terhadap
Kegiatan Agenda 2 dan 3 Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
dengan pasien, serta baik.
Hospitality/ ramah
dalam memberi layanan
konsultasi online
1.Menginventaris 1. Adanya 1. Akuntabel :
identitas pasien nomor telpon Pengumpulan nomor
dan nomor telepon pasien yang telepon dilakukan dengan
berhasil penuh tanggung jawab
terkumpul serta dengan tidak
dokumen fisik menyalahgunakan atau
membocorkan nomor
telepon pasien ke orang
banyak
1. Berorientasi
62
Keterkaitan Substansi Kontribusi Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Output Hasil Mata Pelatihan Terhadap Visi dan ASN Terhadap
Kegiatan Agenda 2 dan 3 Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
2. Membuat Grup 2. Terbentuknya Pelayanan : Dapat
Whatsapp ALKES Grup Whatsapp memahami dan
PENSI(ALARM “ALKES PENSI memenuhi kebutuhan
KESEHATAN (ALARM masyarakat dengan
PENDERITA KESEHATAN pembuatan grup
HIPERTENSI) PENDERITA konsultasi online
HIPERTENSI” 2. Adaptif :kita
senantiasa berinovasi
dan antusias menghadapi
era digital dengan
memanfaatkannya untuk
hal positif
1. Kompoten :
63
Keterkaitan Substansi Kontribusi Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Output Hasil Mata Pelatihan Terhadap Visi dan ASN Terhadap
Kegiatan Agenda 2 dan 3 Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
3. Mengingatkan 3. Berdiskusi dengan
pasien untuk Kterlaksananya anggota group dengan
minum obat teratur kegiatan control menjawab permasalahan
melalui WA atau pasien melalui member group sesuai
SMS WA serta dengan kompentensi
adanya bukti yang kita miliki
screenshot 2. Harmonis :
mengingatkan Menolong pasien yang
pasien melalui membutuhkan bantuan,
WA atau SMS menghargai pasien.
7. Melakukan Manajemen ASN : Kegiatan ini sejalan Kegiatan ini
evaluasi Setiap hasil evaluasi dari dengan : sesuai dengan
laporan hasil kegiatan dilaporkan Visi Puskesmas yaitu nilai dasar
kegiatan kepada pimpinan dengan dengan layanan organisasi yaitu
tetap memperhatikan prima menuju Disiplin ,
64
Keterkaitan Substansi Kontribusi Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Output Hasil Mata Pelatihan Terhadap Visi dan ASN Terhadap
Kegiatan Agenda 2 dan 3 Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
aktualisasi kode etik dan kode masyarakat sehat Sopan , dan
perilaku ASN seperti dan mandiri dalam Peduli
jujur, bertanggung kesehatan, serta ;
jawab dan berintegritas Misi Puskesmas yaitu
tinggi, cermat dan Meningkatkan mutu
disiplin, menjaga pelayanan dan
kerahasiaan identitas manajemen
pasien. puskesmas.
65
Keterkaitan Substansi Kontribusi Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Output Hasil Mata Pelatihan Terhadap Visi dan ASN Terhadap
Kegiatan Agenda 2 dan 3 Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
Masyarakat) Melaksanakan tugas
Yaitu berupa dengan kualitas terbaik
dokumentasi
66
Keterkaitan Substansi Kontribusi Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Output Hasil Mata Pelatihan Terhadap Visi dan ASN Terhadap
Kegiatan Agenda 2 dan 3 Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
dan berintegritas tinggi
dalam membuat laporan
4. Adanya
4. Melaporkan pelaporan 1. Akuntabel :
laporan akhir kegiatan Bertanggung jawab
aktualisasi kepada aktualisasi dan jujur dalam
pimpinan melaporkan hasil
kegiatan kepada
pimpinan
67
c.5 JADWAL KEGIATAN
Tabel 3.5 Jadwal Kegiatan Aktualisasi
Minggu
No. Kegiatan
1 2 3 4
1 Melakukan konsultasi dan meminta persetujuan mentor terkait rencana kegiatan aktualisasi.
68
69