Anda di halaman 1dari 81

RANCANGAN AKTUALISASI

ALKES PENSI
(ALARM KESEHATAN PENDERITA HIPERTENSI)
DI UPTD PUSKESMAS MANIANGPAJO
KABUPATEN WAJO

OLEH :

NAMA : RINI VIRLIANA


NIP : 19960831 202203 2 003
JABATAN : AHLI PERTAMA-DOKTER
UNIT KERJA : PUSKESMAS MANIANGPAJO
NDH : 02

PELATIHAN DASAR CPNS ANGKATAN XXXIV


PEMERINTAH KABUPATEN WAJO BEKERJASAMA DENGAN BADAN
PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PROVINSI SULAWESI
SELATAN
TAHUN 2022
PERSETUJUAN

NAMA : RINI VIRLIANA


NIP : 199608312022032003
JABATAN : AHLI PERTAMA – DOKTER
UNIT KERJA : UPTD PUSKESMAS MANIANGPAJO

JUDUL RANCANGAN AKTUALISASI


ALKES PENSI (ALARM KESEHATAN PENDERITA HIPERTENSI) DI
UPTD PUSKESMAS MANIANGPAJO KABUPATEN WAJO

Disetujui untuk diseminarkan pada Seminar Rancangan Aktualisasi


Pelatihan Dasar CPNS Pemerintah Kabupaten Wajo Angkatan XXXIV
Tahun 2022
Makassar, 6 Oktober 2022
Menyetujui,
Coach Mentor

Dr. Hj. USWATUN HASANAH,S.Sos., M.Pd INDO ASSE TENGNGE, SKM,M. Adm. Kes
NIP. 19730915 200003 2 002 NIP. 19790421 200502 2 006

Mengetahui,
Kepala BKPSDM Kabupaten Wajo

NAMA
NIP.

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat
limpahan rahmat dan berkah-Nya, penyusun mampu menyelesaikan tugas
“Rancangan Aktualisasi ALKES PENSI (ALARM KESEHATAN
PENDERITA HIPERTENSI) DI UPTD PUSKESMAS MANIANGPAJO
KABUPATEN WAJO” guna menunjang implementasi aktualisasi.
Dalam kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih yang
sedalam- dalamnya kepada :
1. Bapak … sebagai Bupati Kabupaten Wajo atas izinnya untuk
mengikuti Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Daerah.
2. Bapak … sebagai Kepala BPSDM Pemerintah Provinsi Sulawesi
Selatan.
3. Bapak … sebagai Kepala Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten
Wajo.
4. Ibu Dr. Hj. Uswatun Hasanah,S.Sos., M.Pd sebagai Coach yang
telah senantiasa membimbing penulis selama proses rancangan
aktualisasi sehingga terselesaikan dengan baik.
5. Ibu Indo Asse Tengnge, SKM,M. Adm. Kes sebagai Kepala
UPTD Puskesmas Maniangpajo dan Mentor bagi penulis.
6. Seluruh tim pengajar dari Widyaiswara yang telah membimbing dan
mendidik selama Pelatihan Dasar CPNS Daerah Kabupaten Wajo
7. Seluruh Panitia Pelatihan Dasar CPNS Daerah Kabupaten Wajo
yang telah berkontribusi dalam terselenggaranya pelatihan ini.
8. Bapak / Ibu Pegawai dan Staf BKPSDM Kabupaten Wajo yang
telah membantu penulis dalam proses administrasi saat akan
mengikuti Pelatihan Dasar
9. Kepada Kedua Orang Tua yang selalu memberikan motivasi dan
doanya setiap saat.

iii
10. Teman-teman seperjuangan Pelatihan Dasar CPNS Daerah
Kabupaten Wajo Tahun 2022 Angkatan XXXIV untuk
kebersamaannya yang luar biasa.
Dalam penyusunan proposal rancangan ini, tidak sedikit hambatan
yang dihadapi oleh penulis. Namun dengan penuh kesabaran, kerja keras,
dan pertolongan dari Allah akhirnya proposal ini dapat diselesaikan.
Semoga proposal rancangan ini dapat menjadi panduan dalam
implementasi aktualisasi di Instansi penulis. Saya sadar bahwa proposal
rancangan ini masih memiliki banyak kekurangan dan juga jauh dari
sempurna. Untuk itu, kami memohon masukan demi perbaikan dimasa
yang akan datang dan memohon kritik dan saran dari para pembaca.

iv
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN...........................................................................ii

KATA PENGANTAR....................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................2

1.1 LATAR BELAKANG............................................................................2

1.2 TUJUAN..............................................................................................9

1.3 MANFAAT...........................................................................................9

1.4 RUANG LINGKUP............................................................................10

1.5 WAKTU PELAKSANAAN.................................................................11


BAB II GAMBARAN UMUM ORGANISASI DAN KONSEPSI NILAI–NILAI
DASAR, KEDUDUKAN DAN PERAN ASN ..............................................12
2.1 GAMBARAN UMUM ORGANISASI.................................................12

2.2 KONSEPSI NILAI-NILAI DASAR PNS.............................................16

2.3 KEDUDUKAN DAN PERAN ASN MENUJU SMART GOVERNANCE

....................................................................................................28
2.3.1 MANAJEMEN ASN..............................................................28
2.3.2 SMART ASN........................................................................29

BAB III RANCANGAN AKTUALISASI........................................................33

3.1 IDENTIFIKASI ISU............................................................................33

3.2 PENETAPAN ISU.............................................................................34


3.2.2 GAGASAN KREATIF...........................................................37

3.3 RANCANGAN AKTUALISASI..........................................................38

3.4 MATRIKS RANCANGAN KEGIATAN AKTUALISASI.....................40

3.5 JADWAL KEGIATAN........................................................................52

1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Undang-undang No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
(UU ASN) dan merujuk pada ketentua Pasal 63 ayat (3) menyebutkan
Calon PNS wajib menjalani masa percobaan selanjutnya pada ayat (4)
menyebutkan bahwa Masa percobaan dilaksanakan melalui proses
pendidikan dan pelatihan terintegrasi untuk membangun integritas moral,
kejujuran, semangat dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan ,
karakter pribadi yang unggul dan bertanggungjawab dan memperkuat
profesionalisme serta kompetensi bidang.

Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah profesi bagi pegawai negeri


sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada
instansi pemerintah. ASN diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian
dan diserahi tugas dalam suatu jabatan pemerintahan atau diserahi tugas
negara lainnya dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan.
Calon Pegawai Negeri Sipil atau CPNS adalah warga negara Indonesia
yang lolos seleksi pengadaan PNS, diangkat oleh PPK, serta telah
mendapat persetujuan teknis dan penetapan nomor induk pegawai.

Untuk menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS), seluruh CPNS


diwajibkan untuk mengikuti dan lulus dalam Latihan Dasar (Latsar) CPNS.
Adapun dasar hukum pelaksanaan Latsar CPNS didasarkan pada
Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara (Perkalan) Nomor 14
Tahun 2022 tentang Kurikulum Latsar CPNS menetapkan kurikulum nilai-
nilai dasar (core values) BerAKHLAK sebagai dasar penguatan budaya
kerja di instansi pemerintah untuk mendukung pencapaian kerja
individu/instansi. Pelatihan Dasar CPNS sebagai pelatihan terintegrasi

2
bagi CPNS bertujuan menginternalisasikan dan mengimplementasikan
Core Values BerAKHLAK dalam mendukung Employer Branding ASN
“Bangga Melayani Bangsa”

3
Hipertensi adalah isu kesehatan masyarakat yang penting dimana
jarang menyebabkan gejala atau keterbatasan nyata pada kesehatan
fungsional pasien. Hipertensi adalah faktor resiko utama pada penyakit
jantung koroner, gagal jantung, serta stroke. Hipertensi di klasifikasikan
menjadi dua, yaitu Hipertensi Primer (Esensial) dan Hipertensi sekunder.
Kasus hipertensi menurut data WHO 2015 menunjukkan sekitar 1,13
miliar orang di dunia menderita hipertensi, yang berarti setiap 1 dari 3
orang di dunia terdiagnosis menderita hipertensi, hanya 36,8% di
antaranya yang minum obat. Jumlah penderita hipertensi di dunia terus
meningkat setiap tahunnya. Diperkirakan pada 2025 akan ada 1,5 miliar
orang yang terkena hipertensi serta setiap tahun ada 9,4 juta orang
meninggal akibat hipertensi dan komplikasi. Prevalensi penderita
Hipertensi di Indonesia menurut Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan (BalitBanKes) melalui data hasil Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) 2018 saat ini sebanyak 34,1% dimana mengalami kenaikan
dari angka sebelumnya di tahun 2013 yaitu sebanyak 25,8%. Berdasarkan
laporan Departemen Kesehatan Republik Indonesia kasus tertinggi
hipertensi adalah provinsi Sulawesi Utara dengan presentasi sebanyak
13,2 %. Provinsi Papua menjadi provinsi dengan penderita Hipertensi
paling rendah di Indonesia yaitu sebanyak 4.4 %. Pada tahun 2019,

4
jumlah estimasi penderita hipertensi di atas 15 tahun di Sulawesi Selatan
berkisar 1.520.659 penderita dengan pelayanan sebanyak 381.133 orang
atau hanya berkisar 25,6% dari seluruh jumlah estimasi.

5
Di Indonesia, PTM merupakan penyakit dengan beban biaya
pengobatan yang tertinggi, data BPJS menyatakan bahwa dalam enam
bulan pertama pelaksanaan dana Jaminan Kesehatan Nasional (JKN),
beban ekonomi akibat Penyakit Tidak Menular (PTM) menduduki
peringkat teratas klaim biaya rawat inap, seperti penyakit jantung stroke,
gagal ginjal, diabetes, dan kanker.

Strategi pemerintah untuk menurunkan angka mortalitas dan


morbiditas pada pasien hipertensi telah dituangkan dalam PERMENKES
No. 5 Tahun 2017 tentang Rencana Aksi Nasional Penanggulangan
Penyakit Tidak Menular 2015 – 2019. Rencana Aksi Nasional
Penanggulangan Penyakit Tidak Menular ini dimaksudkan sebagai peta
jalan bagi pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam
mengembangkan dan mengimplementasikan upaya-upaya untuk
menurunkan beban penyakit tidak menular bagi penduduk di setiap
tingkatan administrasi. Dokumen ini juga akan menjadi sumber informasi
bagi kementerian/lembaga dan sektor serta stakeholders terkait tentang
strategi nasional penanggulangan penyakit tidak menular, sehingga dapat
memberikan dukungan optimal sesuai dengan peran dan tanggung
jawabnya. Pendekatan intervensi penanggulangan penyakit tidak menular
di Indonesia, mengacu pada kesepakatan global dan regional yang
menerapkan beberapa prinsip dasar sebagai berikut:

1. Berfokus Pada Kesetaraan (Equity). Kebijakan dan program


penanggulangan penyakit tidak menular harus ditujukan untuk
mengurangi kesenjangan dalam penyediaan layanan penyakit tidak
menular terkait determinan sosial seperti pendidikan, gender, status
sosial ekonomi, dan etnis.
2. Keterlibatan Lintas Sektor dan Para Pemangku Kepentingan Untuk
mengendalikan penyakit tidak menular dan faktor risikonya
diperlukan kerja sama di dalam sektor kesehatan dan juga dengan
sektor lain, seperti pertanian, pendidikan, agama, dalam negeri,

6
lingkungan hidup, keuangan, kominfo, olah raga, perdagangan,
perindustrian dan perhubungan. Hal ini perlu diperkuat dengan
keterlibatan para pemangku kepentingan termasuk pemerintah,
organisasi masyarakat sipil, akademia, swasta, dunia usaha dan
organisasi internasional. Peran lintas sektor sangat penting dan
mempunyai peran kunci dalam menentukan keberhasilan upaya
penanggulangan penyakit tidak menular, terutama terkait faktor
risiko bersama. Untuk itu pemerintah sudah mencanangkan
penguatan paradigma sehat dengan medorong promotif preventif
melalui pendekatan multisektor “Gerakan Masyarakat Hidup Sehat
(GERMAS)”.
3. Pendekatan pada setiap tahapan kehidupan (life-course approach)
merupakan kunci dalam penanggulangan penyakit tidak menular,
yang dimulai dari kesehatan ibu, sebelum kehamilan, antenatal,
dan post natal, dan gizi ibu; yang berlanjut dengan pemberian
makanan pada bayi secara benar, termasuk pemberian air susu ibu
dan kesehatan bagi anak remaja; diikuti dengan promosi kesehatan
agar tercapai kelompok usia kerja yang sehat, usia lanjut yang
sehat dan dilengkapi dengan pelayanan dan rehabilitasi bagi
penderita penyakit tidak menular. Pendekatan pada setiap tahap
kehidupan harus bersinergi dan terintegrasi dengan lintas program
melalui pendekatan keluarga.
4. Keseimbangan Antara Pendekatan Pada Tingkat Populasi Dan
Individu Strategi penanggulangan penyakit tidak menular yang
komprehensif membutuhkan keseimbangan antara pendekatan/
intervensi yang ditujukan untuk mengurangi tingkat faktor risiko
populasi secara keseluruhan dengan pendekatan yang ditujukan
secara khusus bagi individu-individu berisiko tinggi.
5. Pemberdayaan Masyarakat Penduduk dan masyarakat harus
diberdayakan untuk meningkatkan kesehatannya dan menjadi mitra
pemerintah yang aktif dalam penanggulangan penyakit.

7
6. Penguatan Sistem Kesehatan Revitalisasi dan reorientasi
pelayanan kesehatan terutama pada fasilitas pelayanan kesehatan
primer terhadap upaya-upaya promosi kesehatan, pencegahan
penyakit, deteksi dini dan pelayanan penyakit tidak menular yang
terintegrasi.
7. Cakupan Kesehatan Semesta (Universal Health Coverage) Seluruh
penduduk, terutama keluarga miskin dan rentan harus memiliki
akses pelayanan kesehatan yang terstandar secara nasional yang
meliputi pelayanan promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif dan
paliatif serta akses terhadap obat-obatan yang esensial, aman,
terjangkau, efektif dan berkualitas tanpa hambatan pembiayaan.
8. Strategi Berbasis Bukti (Evidence Based Strategies)
Pengembangan kebijakan dan program harus berdasarkan bukti
ilmiah, best practices, cost-effectiveness, keterjangkauan, dan
prinsipprinsip kesehatan masyarakat serta kebutuhan di
masyarakat.
9. Pengelolaan Conflicts of Interest Kebijakan kesehatan publik untuk
penanggulangan penyakit tidak menular harus terbebas dari
adanya vested interest pihak-pihak tertentu. Oleh karena itu,
conflict of interest harus dikenali dan dikelola sebaik-baiknya.

Dalam mencegah penyakit hipertensi pemerintah mencanangkan


program dengan memaksimalkan peran tenaga kesehatan sebagai garda
utama dan memberdayakan masyarakat dalam upaya saling membantu
mencegah hingga mengontrol penyakit hipertensi. Salah satu upaya yang
dapat dilakukan dengan mengguankan strategi D.O.E (Diagnosis, Obati,
Evaluasi) dengan inovasi ALKES PENSI (ALARM KESEHATAN
PENDERITA HIPERTENSI). Penerapan mudah dan tidak membutuhkan
biaya yang besar, dan ideal untuk diterapkan. Dengan menggunakan
strategi D.O.E (Diagnosis, Obati, Evaluasi) dengan inovasi ALKES PENSI
(ALARM KESEHATAN PENDERITA HIPERTENSI) akan mengurangi

8
prevalensi pasien hipertensi yang tidak terkontrol sehingga komplikasi
bisa diminimalisir.
Namun penerapan D.O.E (Diagnosis, Obati, Evaluasi) ini saja
masih memiliki kekurangan, karena masih banyaknya penderita hipertensi
yang tidak mau ke fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) karena
merasa tidak ada gejala. Hal ini kemungkinan disebabkan masih
kurangnya sosialisasi kepada masyarakat mengenai bahaya hipertensi,
jarak ke pusat pelayanan kesehatan yang jauh, serta paradigma
masyarakat yang menganggap minum obat hipertensi hanya pada saat
ada gejala saja. Untuk mengatasi hal ini, penulis menawarkan inovasi
baru berupa metode ALKES PENSI (ALARM KESEHATAN PENDERITA
HIPERTENSI), yakni mengingatkan waktu minum obat bagi pasien
hipertensi dan mengingatkan kapan mereka harus datang kontrol. Adapun
metode yang digunakan adalah membuat grup online (WA), untuk
mengingatkan pasien , dan sebagai wadah saling berkomuniakasi dengan
dokter ataupun sesama pasien hipertensi lainnya

9
1.2. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Tujuan dari aktualisasi adalah agar setelah mengikuti latihan dasar
seorang calon pegawai negeri sipil mampu mengaktualisasikan nilai-
nilai dasar profesi PNS di tempat kerja dan membuat analisis dampak
apabila nilai- nilai dasar tersebut tidak diaplikasikan.
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasikan nilai-nilai dasar Profesi PNS yaitu indikator-
indikator pada BerAKHLAK (Berorientasi Pelayanan, Akuntabel,
Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif) yang
terkandung dalam setiap tugas pokok dan fungsi sebagai Ahli
Pertama Dokter..
b. Mengaktualisasikan nilai-nilai dasar profesi PNS yaitu indikator-
indikator pada BerAKHLAK (Berorientasi Pelayanan, Akuntabel,
Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif) pada setiap
pekerjaan yang dilakukan di tempat kerja.
c. Menganalisis dampak jika nilai-nilai dasar BerAKHLAK
(Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal,
Adaptif, dan Kolaboratif) tidak diterapkan pada tempat kerja.
d. Menurunkan angka kejadian hipertensi dengan meningkatkan
kepatuhan minum obat anti hipertensi di wilayah kerja Puskesmas
Maniangpajo.

1.3. MANFAAT
Manfaat dari penulisan laporan aktualisasi ini terdiri dari tiga
manfaat, yaitu manfaat untuk penulis, organisasi, dan masyarakat.
Manfaat-manfaat tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:
a. Manfaat bagi peserta
Dalam hal ini manfaat yang dapat diberikan dari penulisan
laporan rancangan aktualisasi adalah penulis akan dapat

10
mengidentifikasikan nilai-nilai dasar profesi PNS pada setiap
kegiatan yang dilakukan di tempat kerja. Sehingga penulis bisa
memberikan output yang berkualitas bagi instansi dan masyarakat.
b. Manfaat bagi Organisasi (Unit Kerja)
Organisasi yang berhasil dapat dinilai dari tercapainya visi misi
organisasi. Dengan adanya laporan rancangan aktualisasi ini, maka
penulis berharap akan terlaksananya tata kelola organisasi yang
baik yang bersumber dari nilai-nilai BerAKHLAK (Berorientasi
Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan
Kolaboratif).
c. Manfaat bagi Masyarakat
Dengan menerapkan nilai-nilai yang terkandung dalam
BerAKHLAK (Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten,
Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif) dalam setiap kegiatan
atau pekerjaan yang dilakukan maka dapat mengembalikan
kepercayaan masyarakat kepada ASN khususnya petugas
kesehatan.
1.4. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup kegaitan ini meliputi aktualisasi untuk
pembelajaran agenda Sikap Perilaku Bela Negara, pembelajaran
agenda Nilai-Nilai Dasar ASN, aktualisasi mata pelatihan untuk
pembelajaran agenda Kedudukan dan Peran ASN dalam NKRI serta
mata pelatihan untuk agenda Habituasi yang dilaksanakan selama 30
hari kerja di UPTD Puskesmas Maniangpajo.

11
1.5. WAKTU PELAKSANAAN
Pelaksanaan Pelatihan Dasar CPNS Angkatan XXXIV Kabupaten
Wajo berlangsung mulai tanggal 18 September 2022 sampai dengan
17 November 2022, dengan tahapan kegiatan :
1. Tahapan internalisasi nilai – nilai dasar BerAKHLAK serta peran dan
kedudukan PNS menuju Smart Governance, dilaksanakan tanggal
18 September 2022 sampai dengan 10 Oktober 2022 bertempat di
kampus II BPSDM Provinsi Sulawesi Selatan
2. Tahapan aktualisasi dilaksanakan tanggal 11 Oktober 2022 sampai
14 November 2022 di UPTD Puskesmas Maniangpajo.
3. Tahapan evaluasi kegiatan aktualisasi, dilaksanakan tanggal 15
November 2022 sampai 17 November 2022 bertempat di BKPSDM
Kab Wajo Provinsi Sulawesi Selatan.

12
BAB II
GAMBARAN UMUM ORGANISASI DAN KONSEPSI NILAI–NILAI
DASAR, KEDUDUKAN DAN PERAN ASN

2.1 GAMBARAN UMUM ORGANISASI


a. Lokasi, Luas Wilayah dan Iklim
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis UPTD dari Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab
menyelenggarakan pembangunan kesehatan disatu atau sebagian
wilayah kecamatan sesuai yang tertera pada Kepmenkes RI No.
128 MenkesSKII2004.
Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi fungsional yang
merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga
membina peran serta masyarakat disamping memberikan
pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada
masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok
Depkes RI 1991
Puskesmas Maniangpajo terletak di sebelah utara kota
Kabupaten Wajo, dengan jarak ±22 km dari kota Sengkang. Luas
wilayah yaitu ±17.596 km² yang terdiri dari 6 Desa dan 2 Kelurahan
yaitu :
1. Kelurahan Anabanua
2. Desa Dualimpoe
3. Kelurahan Tangkoli
4. Desa Mattirowalie
5. Desa Kalola
6. Desa Sogi
7. Desa Abanuangnge
8. Desa Minangatellue

13
Sebagian besar daerahnya adalah dataran rendah dan
sebagian kecil perbukitan. Adapun Wilayahnya berbatasan
dengan :
A. Sebelah Utara : Kabupaten Sidrap
B. Sebelah Timur : Kecamatan Gilireng
C. Sebelah Selatan : Kecamatan Tanasitolo
D. Sebelah Barat : Kecamatan Belawa
Menurut data dari BPS Kabupaten Wajo tahun 2020 penduduk
di wilayah Puskesmas Maniangpajo berjumlah 16.366 jiwa yang
terdiri laki-laki 7.997 jiwa dan perempuan 8.369 jiwa, dengan jumlah
penduduk terbanyak berada pada kelurahan Anabanua.
Secara keseluruhan jumlah penduduk berjenis kelamin
perempuan lebih banyak dari pada laki – laki, hal ini terlihat dari
angka rasio jenis kelamin yang lebih kecil dari 100, yaitu 95.

b. Visi dan Misi


Visi Puskesmas Maniangpajo adalah Puskesmas dengan layanan
prima menuju masyarakat Maniangpajo sehat dan mandiri dalam
kesehatan
Misi Puskesmas Maniangpajo adalah :
a. Melaksanakan pembangunan berwawasan kesehatan
b. Memotivasi masyarakat agar mampu mandiri untuk
berperilaku hidup bersih dan sehat
c. Meningkatkan mutu pelayanan dan manajemen puskesmas
d. Lebih mengaktifkan kegiatan di luar gedung terutama
promotif dan preventif
e. Meningkatkan kerjasama lintas sektoral dalam
pembangunan kesehatan
f. Mengupayakan fasilitas/alat kesehatan yang lebih baik

c. Nilai – Nilai Dasar Organisasi

14
Dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, maka
ditetapkan Nilai-Nilai dari UPTD PUSKESMAS MANIANGPAJO
sebagai berikut :

1) Disiplin : Melaksanakan tugas dengan penuh tanggung jawab


dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku
2) Ramah : Sikap, tindakan, dan tutur kata yang membuat orang
yang
dilayani merasa nyaman
3) Sopan : Memperlihatkan rasa hormat, tidak sombong dan
tidak
angkuh terhadap orang lain (pasien, keluarga
pasien,
maupun sesama petugas)
4) Peduli : Tanggap terhadap situasi dan dapat mengerti
dengan
mudah terhadap harapan masyarakat / pasien

15
d. Struktur Organisasi

KEPALA PUSKESMAS

KTU

UKM
UKP (KEFARMASIAN UKM
ESENSI
& LABORATORIUM) PENGEMBANGAN
AL

PROMKES KESEHATAN JIWA


KESLING UKGM/UKGS RAWAT JALAN KIA-KB /
PERSALINAN
KIA-KB KESTRAD GIGI DAN UGD
GIZI KOMPLEMENTER
KESEHATAN INDERA MULUT RAWAT INAP
FARMASI
P2P KESEHATAN OLAHRAGA LABORATORIU RUJUKAN
PERKESMAS KESEHATAN LANSIA M
IMUNISASI GIZI
SSSSSSSSSSS
UKS
SSSS UKK

JARINGAN
PUSKESMAS

PUSTU POSKESDES
16
9
e. Tugas Pokok Jabatan Peserta Latsar (Dokter Ahli Pertama)
Sesuai Permenkes no 73 tahun 2013 Jabatan fungsional : Dokter Umum
Kedudukan Dalam Struktur Organisasi :
1). Ikhtisar Jabatan :
Melaksanakan pelayanan medis baik rawat jalan, rawat inap,
kegawatdaruratan, pelayanan gizi dan KIA, menyusun catatan medis
pasien, menyusun draft visum et repertum, melaksanakan tugas jaga
sesuai dengan petunjuk kerja dan arahan pimpinan dalam memberikan
pelayanan kesehatan pada sarana kesehatan kepada masyarakat.
2). Uraian Tugas :
a) Melaksanakan pelayanan medis rawat jalan
b) Melaksanakan pelayanan medis rawat inap
c) Melaksanakan pelayanan kegawatdaruratan medis
d) Melaksanakan pelayanan gizi dan KIA
e) Menganalisis data dan hasil pemeriksaan pasien sesuai dengan
pedoman kerja untuk menyusun catatan medis pasien
f) Menyusun draft visum et repertum
g) Melaksanakan tugas jaga
h) Menyusun Draft laporan pelaksanaan tugas
i) Menyusun Laporan pelaksanaan tugas
j) Menyusun laporan lain-lain

2.2 KONSEPSI NILAI-NILAI DASAR PNS


Berdasarkan Surat Edaran (SE) Menteri PANRB Nomor 20 tahun
2021 tanggal 26 Agustus 2021 tentang implementasi Core values dan
Employer Branding Aparatur Sipil Negara (ASN), disebutkan bahwa dalam
rangka penguatan budaya kerja sebagai salah satu strategi transformasi
pengelolaan ASN menuju pemerintahan berkelas dunia (World Class
Government), Pemerintah telah meluncurkan Core Values (Nilai-nilai
dasar) ASN BerAKHLAK yang merupakan akronim dari Berorientasi

10
pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif.
Adapun Employer Branding yaitu Bangga Melayani Bangsa.

a. Berorientasi Pelayanan
Pelayanan publik sebagaimana tercantum dalam UU No. 25
tahun 2009 tentang Pelayanan Publik adalah kegiatan atau
rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan
pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi
setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau
pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara
pelayanan publik.
Agus Dwiyanto (2010:21) menawarkan alternatif definisi
pelayanan publik sebagai semua jenis pelayanan untuk
menyediakan barang/jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat yang
memenuhi kriteria yaitu merupakan jenis barang atau jasa yang
memiliki eksternalitas tinggi dan sangat diperlukan masyarakat
serta penyediaannya terkait dengan upaya mewujudkan tujuan
bersama yang tercantum dalam konstitusi maupun dokumen
perencanaan pemerintah, baik dalam rangka memenuhi hak dan
kebutuhan dasar warga, mencapai tujuan strategis pemerintah, dan
memenuhi komitmen dunia internasional.
Pelayanan publik yang baik juga didasarkan pada prinsip-
prinsip yang digunakan untuk merespons berbagai kebutuhan
dalam penyelenggaraan pelayanan publik di lingkungan birokrasi.
dan mengevaluasi hasilnya, membangun budaya dalam pelayanan
prima
Terdapat enam elemen untuk menghasilkan pelayanan publik
yang berkualitas yaitu :
1) Komitmen pimpinan yang merupakan kunci untuk membangun
pelayanan yang berkualitas;
2) Penyediaan layanan sesuai dengan sasaran dan kebutuhan

11
masyarakat;
3) Penerapan dan penyesuaian Standar Pelayanan di dalam
penyelenggaraan pelayanan publik;
4) Memberikan perlindungan bagi internal pegawai, serta
5) Menindaklanjuti pengaduan masyarakat;
6) Pengembangan kompetensi SDM, jaminan keamanan dan
keselamatan kerja, fleksibilitas kerja, penyediaan infrastruktur
teknologi informasi dan sarana prasarana; dan
7) Secara berkala melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap
kinerja penyelenggara pelayanan publik.
Sebagaimana kita ketahui dalam Pasal 10 UU ASN, pegawai
ASN berfungsi sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik,
serta sebagai perekat dan pemersatu bangsa. Untuk menjalankan
fungsi tersebut, pegawai ASN bertugas untuk :
1) Melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat
Pembina Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
2) Memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas
3) Mempererat persatuan dan kesatuan negara Republik Idonesia.

Panduan perilaku berorientasi pelayanan:


1. Memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat
2. Ramah, cekatan, solutif, dan dapat diandalkan
3. Melakukan perbaikan tiada henti

b. Akuntabel
Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setlap Individu, kelompok
atau institust untuk memenuhi tanggung jawab kepadanya. Amanah
seorang ASN menurut SE Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 20 Tahun 2021 adalah

12
menjamin terwujudnya perilaku yang sesual dengan Core Values
ASN BerAKHLAK.
Dalam konteks Akuntabilitas, perilaku tersebut adalah:
1) Kemampuan melaksanaan tugas dengan jujur, bertanggung
jawab, cermat, disiplin dan berintegritas tinggi
2) Kemampuan menggunakan kekayaan dan barang milik negara
secara bertanggung jawab, efektif, dan efisien
3) Kemampuan menggunakan Kewenangan jabatannya dengan
berintegritas tinggi.
Akuntabilitas publik memiliki tiga fungsi utama (bovens,2007),
yaitu :
1) Untuk menyediakan kontrol demokrasi;
2) Untuk mencegah korupsi dan penyalagunaan kekuasaan (peran
konstitusional);
3) Untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas (peran belajar).

c. Kompeten
Sesuai Peraturan Menteri PANRB Nomor 38 Tahun 2017
tentang Standar Kompetensi ASN, kompetensi meliputi (8):
a. Kompetensi Teknis adalah pengetahuan, keterampilan, dan
sikap/perilaku yang dapat diamati, diukur dan dikembangkan
yang spesifik berkaitan dengan bidang teknis jabatan;
b. Kompetensi Manajerial adalah pengetahuan, keterampilan, dan
sikap/perilaku yang dapat diamati, diukur, dikembangkan untuk
memimpin dan/atau mengelola unit organisasi; dan
c. Kompetensi Sosial Kultural adalah pengetahuan, keterampilan,
dan sikap/perilaku yang dapat diamati, diukur, dan
dikembangkan terkait dengan pengalaman berinteraksi dengan
masyarakat majemuk dalam hal agama, suku dan budaya,
perilaku, wawasan kebangsaan, etika, nilai-nilai, moral , emosi

13
dan prinsip, yang harus dipenuhi setiap pemegang Jabatan,
untuk memperoleh hasil kerja sesuai dengan peran, fungsi dan
Jabatan.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 11 Tahun 2017, Pasal
210 sampai dengan pasal 212, Pengembangan kompetensi dapat
dilaksanakan sebagai berikut (8):
1) Mandiri oleh internal instansi pemerintah yang bersangkutan.
2) Bersama dengan instansi pemerintah lain yang memiliki
akreditasi untuk melaksanakan pengembangan kompetensi
tertentu.
3) Bersama dengan lembaga pengembangan kompetensi yang
independen.
4) Terdapat dua pendekatan pengembangan yang dapat
dimanfaatkan pegawal untuk meningkatkan kompetensinya,
yaltu klasikal dan non klasikal. Optimalisasi hak akses
pengembangan kompetensi dapat dilakukan dengan
pendekatan pelatihan non klasikal, diantaranya e-learning, job
enrichment dan Job enlargement termasuk coaching dan
mentoring.
Coaching dan Mentoring selain efesien karena dapat dilakukan
secara masif, dengan melibatkan antara lain atasan peserta
pelatihan sebagal mentor sekaligus sebagai coach. Selain itu
coaching dan mentoring juga penting terkait beberapa hal, yaitu (8):
1) Meningkatan kinerja individu dan kinerja organisasi;
2) Membangun komitmen dan motivasi yang lebih tinggi;
3) Menumbuhkan kesadaran dan refleksi diri dalam
pengembangan potensi diri;
4) Menumbuhkan kemampuan kepemimpinan yang lebih baik;
5) Membuat proses manajemen perubahan yang lebih baik;
6) Memperbaiki hubungan komunikasi dan hubungan antara
atasan –bawahan.

14
7) Mengimplementasikan keterampilan yang lebih baik ;dan
8) Menumbuhkan budaya kerja yang lebih terbuka dan produktif.

Panduan perilaku kompeten :


1. Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan
yang selalu berubah
2. Membantu orang lain belajar
3. Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik

d. Harmonis
Dalam bidang filsafat, harmoni adalah kerja sama antara berbagai
faktor dengan sedemikian rupa hingga faktor-faktor tersebut dapat
menghasilkan suatu kesatuan yang luhur. Sebagai contoh, seharusnya
terdapat harmoni antara jiwa jasad seseorang manusia, kalau tidak, maka
belum tentu orang itu dapat disebut sebagai satu pribadi. Dapat
dicontohkan, pada bidang musik, sejak abad pertengahan pengertian
harmoni tidak mengikut pengretian yang pernah ada sebelumnya, harmoni
tidak lagi menekankan pada urutan bunyi dan nada yang serasi, tetapi
keserasian nada secara bersamaan.
Hal ini diterapkan pada hubungan-hubungan sosial ekonomi untuk
menunjukkan bahwa kebijaksanaan sosial ekonomi yang sempurna hanya
dapat tercapai dengan meningkatkan permusyawaratan antara anggota
masyarakat. Pola ini juga disebut sebagai pola integrasi. suasana harmoni
dalam lingkungan bekerja akan membuatkan kita secara individu tenang,
menciptakan kondisi vane memungkinkan untuk saling kolaborasi dan
bekerja sama meningkatkan produktifitas bekerja dan kualitas layanan
kepada pelanggan.
Brian Scudamore (seorang Founder dan CEO sebuah peruahaan
Brand) menyatakan beberapa hal tentang bagaimana membangun kultur
tempat kerja yang harmonis. Suasana tempat kerja yang positif dan
kondusif juga berdampak bagi berbagai bentuk organisasi. Ada tiga hal

15
yang dapat menjadi acuan untuk membangun budaya tempat kerja
nyaman dan berenergi positif. Ketiga hal tersebut adalah :
1) Membuat tempat kerja yang berenergi
Sebagian besar karyawan atau orang dalam organisasi menghabiskan
separuh hidupnya di tempat kerja. Untuk itu tempat kerja harus dibuat
sedemikian rupa agar karyawan tetap senang dan nyaman saat
bekerja. Tata ruang yang baik dan keberadaan ruang terbuka sangat
disarankan. Desain ruang terbuka dapat meningkatkan komunikasi,
hubungan interpersonal dan kepuasan kerja, sekaligus optimal
Mengurangi terjadinya kurangnya komunikasi. Disharmonis yang
disebabkan kurangnya komunikasi
2) Memberikan keleluasaan untuk belajar dan memberikan kontribusi
Selalu ingat dalam sebuah organisasi Anda bukan satu-satunya orang
yang menjalankan alur produktivitas, Ketika Anda sudah “mentok", ada
baiknya Anda mencari ide dari orang-orang yang berada dalam tim.
Hal tersebut mampu meningkatkan keterlibatan dan rasa memiliki
karyawan dalam sebuah bisnis atau organisasi.
3) Berbagi kebahaglaan bersama seluruh anggota organisasi
Tak dapat dielakkan jika pendapatan adalah salah satu motivator
terbaik di lingkungan kerja. Demikian juga rasa memiliki. dengan
membagi kebahaglaan dalam organisasi kepada seluruh karyawan
dapat meningkatkan kepemilikan dan meningkatkan antusiasme para
karyawan.

Panduan perilaku harmonis :


1. Menghargai setiap orang apapun latar belakangnya
2. Suka menolong orang lain
3. Membangun lingkungan kerja yang kondusif

e. Loyal
Secara etimologis, istilah "loyal" diadaptasi dari bahasa Prancis yaitu

16
"Loial yang artinya mutu dari sikap setia. Secara harfiah loyal berarti setia,
atau suatu kesetiaan. Kesetiaan ini timbul tanpa adanya paksaan, tetapi
timbul dari kesadaran sendiri pada masa lalu. Dalam Kamus Oxford
Dictionary kata Loyal didefinisikan sebagai "giving or showing firm and
constant support or allegiance to a person or institution (tindakan memberi
atau menunjukkan dukungan dan kepatuhan yang teguh dan konstan
kepada seseorang atau institusi)". Sedangkan beberapa ahli
mendefinisikan makna "loyalitas" sebagai berikut (10):
1) Kepatuhan atau kesetiaan.
2) Tindakan menunjukkan dukungan dan kepatuhan yang konstan
kepada organisasi tempatnya bekerja.
3) Kualitas kesetiaan atau kepatuhan seseorang kepada orang lain atau
sesuatu (misalnya organisasi) yang ditunjukkan melalui sikap dan
tindakan orang tersebut.
4) Mutu dari kesetiaan seseorang terhadap pihak lain yang ditunjukkan
dengan memberikan dukungan dan kepatuhan yang teguh dan
konstan kepada seseorang atau sesuatu.
5) Merupakan sesuatu yang berhubungan dengan emosional manusia,
sehingga untuk mendapatkan kesetiaan seseorang maka kita harus
dapat mempengaruhi sisi emosional orang tersebut.
6) Suatu manifestasi dari kebutuhan fundamental manusia untuk
memiliki, mendukung, merasa aman, membangun keterikatan, dan
menciptakan keterikatan emosional.
7) Merupakan kondisi internal dalam bentuk komitmen dari pekerja
untuk mengikuti pihak yang mempekerjakannva

Loyalitas merupakan suatu hal yang bersitat emosional untuk bisa


mendapatkan sikap loyal seseorang, terdapat banyak faktor yang akan
memengaruhinya. Terdapat beberapa ciri/karakteristik yang dapat
digunakan oleh organisasi untuk mengukur loyalitas pegawainya, antara
lain (10):

17
1) Taat pada Peraturan
Seorang pegawai yang loyal akan selalu taat pada peraturan. Sesuai
dengan pengertian loyalitas, ketaatan ini timbul dari kesadaran amggota
jika peraturan yang dibuat oleh organisasi semata-mata disusun untuk
memperlancar jalanhya pelaksanaan kerja organisasi. Kesadaran ini
membuat pegawai akan bersikap taat tanpa merasa terpaksa atau takut
terhadap sanksi yang akan diterimanya apabila melanggar peraturan
tersebut.
2) Bekerja dengan Integritas
Banyak asumsi menyebutkan bahwa kesetiaan seorang pegawal
dilihat dari seberapa besar ketaatan mereka di organisasi. Pegawai yang
taat dengan peraturan dan gaya kerja organisasi, punya rasa lovalitas
yang besar pula. Sesungguhnya seorang pegawai yang loyal dapat dilihat
dari seberapa dia menunjukkan integritas mereka saat bekerja. Integritas
yang sesungguhnya adalah "melakukan hal yang benar, dengan
mengetahui bahwa orang lain tidak mengetahuinya apakah Anda
melakukannya atau tidak". Secara konsisten mereka bekerja dengan
melakukan hal yang benar, tidak hanya sekedar mengikuti
paham/kepercayaan pribadi dan tanpa peduli orang lain tahu atau tidak.
3) Tanggung Jawab pada Organisasi
Ketika seorang pegawai memiliki sikap sesuai dengan pengertian
loyalitas, maka secara otomatis ia akan merasa memiliki tanggung jawab
yang besar terhadap organisasinya. Pegawai akan berhati-hati dalam
mengerjakan tugas-tugasnya, namun sekaligus berani untuk
mengembangkan berbagai inovasi demi kepentingan organisasi.
4) Kemauan untuk Bekerja Sama
Pegawai yang memiliki sikap sesuai dengan pengertian loyalitas,
tidak segan untuk bekerja sama dengan anggota lain. Bekerja sama
dengan orang lain dalam suatu kelompok memungkinkan seorang
anggota mampu mewujudkan impian perusahaan untuk dapat mencapai
tujuan yang tidak mungkin dicapai oleh seorang anggota secara invidual.

18
5) Rasa Memiliki yang Tinggi
Adanya rasa ikut memiliki pegawai terhadap organisasi akan
membuat pegawai memiliki sikap untuk ikut menjaga dan bertanggung
jawab terhadap organisasi sehingga pada akhirnya akan menimbulkan
sikap sesuai dengan pengertian loyalitas demi tercapainya tujuan
organisasi.
6) Hubungan Antar Pribadi
Pegawai yang memiliki loyalitas tinggi akan mempunyai hubungan
antar pribadi yang baik terhadap pegawai lain dan juga terhadap
pemimpinnya. Sesuai dengan pengertian loyalitas, hubungan antar pribadi
ini meliputi hubungan sosial dalam pergaulan sehari-hari, baik yang
menyangkut hubungan kerja maupun kehidupan pribadi.
7) Kesukaan Terhadap Pekerjaan
Sebagai manusia, seorang pegawai pasti akan mengalami masa-
masa jenuh terhadap pekerjaan yang dilakukannya setiap hari. Seorang
pegawai yang memiliki sikap sesuai dengan pengertian loyalitas akan
mampu menghadapi permasalahan ini dengan bijaksana.
8) Keberanian Mengutarakan Ketidaksetujuan
Setiap organisasi yang besar dan ingin maju pasti menciptakan
suasana debat dalam internalnya. Debat dalam hal ini kondisi dimana
pegawai dapat mengutarakan opini mereka masing-masing. Pemimpin
yang hebat pasti ingin pegawainya aktif bertanya, aktif
beropini/berpendapat, dan berhati-hati dalam bekerja. Bahkan tidak jarang
mengijinkan pegawai untuk mengutarakan ketidaksetujuan mereka
terhadap hal apapun di tempat kerja. "Sebuah ketidaksetujuan
(dissagreement) adalah baik untuk organisasi. Justru itu dapat membantu
organisasi dalam mengambil sebuah keputusan Pegawai yang loyal akan
berusaha untuk senatiasa men-Sharing-kan opini mereka, bahkan saat
mereka tahu bahwa pimpinan tidak mengapresiasi opini mereka, untuk
kemajuan organisasinya, Bahkan, terkadang mereka "berani melawan"

19
akan sebuah keputusan yang memang dirasa kurang baik dengan Cara
yang arit dan bijaksana.
9) Menjadi Teladan bagi Pegawai Lain
Salah satu ciri loyalitas berikutnya adalah pegawai yang bisa
memberikan contoh bagi pegawai lain, karena mereka yang bisa menjadi
teladan biasanya akan selalu berpegang teguh pada nilai organisasi,
berorientasi pada target, kemampuan interpersonal yang kuat, cepat
adaptasi, selalu berinisiatif, dan memiliki kemampuan memecahkan
masalah dengan baik.

Panduan perilaku loyal :


1. Memegang teguh ideologi Pancasila, Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945, NKRI, serta pemerintahan
yang sah
2. Menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan, Instansi, dan Negara
3. Menjaga rahasia jabatan dan negara

f. Adaptif
Adaptif adalah karakteristik alami yang dimiliki makhluk hidup untuk
bertahan hidup dan menghadapi segala perubahan lingkungan atau
ancaman yang timbul. Dengan demikian adaptasi merupakan kemampuan
mengubah diri sesuai dengan keadaan lingkungan tetapl juga mengubah
lingkungan sesuai dengan keadaan (keinginan din Sejatinya tanpa
beradaptasi akan menyebabkan makhluk hidup tidak dapat
mempertahankan diri dan musnah pada akhirnya olen perubahan
lingkungan. Sehingga kemampuan adaptif merupakan syarat penting bagi
terjaminnya keberlangsungan kehidupan.
Setidaknya terdapat 9 elemen budaya adaptif menurut Management
Advisory Service UK yang perlu menjadi fondasi ketika sebuah organisasi
akan mempraktekkannya, yaitu:
1) Purpose

20
Organisasi beradaptasi karena memiliki tujuan yang hendak dicapai.
Demikian pula aengan organisasi pemerintah, yang mempunyai tujuan-
tujuan penyelenggaraan fungsinya yang sudah ditetapkan oleh peraturan
perundangan. Penetapan tujuan organisast menjadi elemen budaya
adaptit pertama yang diperlukan, di mana pencapaiannya akan sangat
dipengaruhi oleh variabel lingkungan. Perubahan lingkungan tidak serta
merta mengubah tujuan organisasi, tetapi adaptasi akan menyesuaikan
cara organisasi bekerja agar pencapaian tetap dilakukan.
2) Cultural values
Organisasi pemerintah mengemban nilai-nilai budaya organisasional
yang sesuai dengan karakteristik tugas dan fungsinya. Demikian pula
dengan ASN sebagai individu yang mempunyai nilai-nilaí yang tersemat
dalam budaya kerjanya, sehingga dituntut untuk mengaplikasikannya agar
dapat memberikan pelayanan yang maksimal dan berkualitas.
3) Vision
Menjelaskan apa yang hendak dituju yang tergambar dalam Kerangka
piker dan diterjemahkan dalam kerangka kerja yang digunakan dalam
organisasi.
4) Corporate values
Seperti halnya nilai budaya organisasi di atas, maka nilai-nilai korporat
juga menjadi fodasi penting dalam membangun budaya adaptif dalam
organisasi.
5) Coporate strategy
Visi dan values menjadi landasan untuk dibangunnya strategl-strategi
yang lebih operasional untuk menjalankan tugas dan fungsi organisasi
secara terstruktur, efisien dan efektif
6) Structure
Struktur menjadi penting dalam mendukung budaya adaptif dapat
diterapkan di organisasi. Tanpa dukungan struktur, akan sulit budaya
adaptif dapat berkembang dan tumbuh di sebuah organisasi.
7) Problem solving

21
Budaya adaptif ditujukan untuk menyelesaikan persoalan yang timbul
dalam organisasi, bukan sekedar untuk mengadaptasi perubahan.
Penyelesaian masalah harus menjadi tujuan besar dari proses adaptasi
yang dilakukan oleh organisasi.
8) Partnership working
Partnership memiliki peran penguatan budaya adaptif, karena dengan
partnership maka organisasi dapat belajar, bermitra dan saling
menguatkan dalam penerapan budaya adaptif
9) Rules
Aturan main menjadi salah satu framework budaya adaptif yang
penting dan tidak bisa dihindari

Panduan perilaku Adaptif :


1. Cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan
2. Terus berinovasi dan mengembangkan kreativitas
3. Bertindak positif

g. Kolaboratif
Berkaitan dengan definisi, akan dijelaskan mengenai beberapa definisi
kolaborasi dan collaborative governance. Dyer and Singh (1998, dalam
Celik et al, 2019) mengungkapkan bahwa kolaborasi adalah “value
generated from an alliance between two or more firms aiming to become
more competitive by developing shared routines”.
Ansen dan gash (2012 p 550) mengungkapkan beberapa proses yang
harus dilalui dalam menjalin kolaborasi yaitu:
1) Trust building : membangun kepercayaan dengan stakeholdermitra
kolaborasi.
2) Face tof face Dialogue: melakukan negosiasi dan baik dan
bersungguh-sungguh;

22
3) Komitmen terhadap proses: pengakuan saling ketergantungan; sharing
ownership dalam proses; serta keterbukaan terkait keuntungan
bersama;
4) Pemahaman bersama: berkaitan dengan kejelasan misi, definisi
bersama terkait permasalahan, serta mengidentifikasi nilai bersama;
dan
5) Menetapkan outcome.

Panduan perilaku Kolaboratif:

1. Memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi


2. Terbuka dalam bekerja sama untuk menghasilkan nilai tambah
3. Menggerakkan pemanfaatan berbagai sumber daya untuk tujuan
bersama

2.3 KEDUDUKAN DAN PERAN ASN MENUJU SMART GOVERNANCE


2.3.1 Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah : pengelolaan ASN untuk
menghasilkan pegawai ASN yang profesional , memiliki dasar, etika
profesi , bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi,
kolusi, dan nepotisme. Membekali peserta pelatihan dengan
pengetahuan tentang kedudukan, peran, hak dan kewajiban, kode
etik ASN, sistem merit dalam pengelolaan ASN, dan pengelolaan
ASN. Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur negara yang
menjalankan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi
pemerintah serta harus bebas dari pengaruh dan intervensi semua
golongan dan partai politik.
Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan
profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber
daya aparatur sipil negara yang unggul selaras dengan
perkembangan jaman. Kedudukan atau status jabatan PNS dalam

23
sistem birokrasi selama ini dianggap belum sempurna.
Berdasarkan jenisnya ASN terdiri atas pegawai negeri sipil dan
pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja.
Pegawai Negeri Sipil merupakan warga negara Indonesia
yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai pegawai ASN
secara tetap oleh pejabat Pembina kepegawaian untuk menduduki
jabatan pemerintahan, memiliki nomor induk pegawai secara
nasional. Sedangkan PPPK adalah warga negara Indonesia yang
memenuhi syarat tertentu, yang diangkat oleh pejabat Pembina
kepegawaian berdasarkan perjanjian kerja sesuai kebutuhan
instansi pemerintah untuk jangka waktu tertentu dalam rangka
melaksanakan tugas pemerintahan. Kedudukan ASN berada di
pusat, daerah, dan luar negeri. Namun pegawai ASN merupakan
satu kesatuan menciptakan birokrasi yang profesional.
Untuk menjalankan kedudukannya tersebut, maka Pegawai
ASN berfungsi sebagai berikut: 1) Pelaksana kebijakan public; 2)
Pelayan public; dan 3) Perekat dan pemersatu bangsa Selanjutnya
Pegawai ASN bertugas: 1) Melaksanakan kebijakan yang dibuat
oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan 2) Memberikan pelayanan public
yang professional dan berkualitas, dan 3) Mempererat persatuan
dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Agar dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya
dengan baik dapat meningkatkan produktivitas, menjamin
kesejahteraan ASN dan akuntabel, maka setiap ASN diberikan hak.
Setelah mendapatkan haknya maka ASN juga berkewajiban sesuai
dengan tugas dan tanggungjawabnya. ASN sebagai profesi
berlandaskan pada kode etik dan kode perilaku. Kode etik dan
kode perilaku ASN bertujuan untuk menjaga martabat dan
kehormatan ASN. Kode etik dan kode perilaku yang diatur dalam

24
UU ASN menjadi acuan bagi para ASN dalam penyelenggaraan
birokrasi pemerintah.
2.3.2 Smart ASN
Membekali Peserta dengan kemampuan kecakapan digital
dasar pada perspektif literasi digital smart ASN. Literasi digital
adalah lingkungan yang kaya akan informasi. Transformasi digital
disektor pendidikan Indonesia muncul berbagai perbincangan ,
regulasi pendukung dan upaya konkret menerapkan transormasi
digital dilingkungan perguruan tinggi dan semua tingkat sekolah di
Indonesia. Terjadinya pandemi COVID-19 justru memberikan
dampak yang sangat luar biasa dalam aspek ini .
Masyarakat yang modern saat ini hidupnya sangat
dipengaruhi oleh internet. Perubahan media komunikasi yang
digunakan dalam masyarakat Indonesia tidak terlepas dengan
perubahan tekhnologi komunikasi. ASN dituntut tidak Gaptek
(Gagap Teknologi) dan informasi yakni dapat mengoperasikan dan
memanfaatkan aplikasi-aplikasi produk IT termasuk dapat dengan
bijak memanfaatkan internet yang digunakan dalamn meningkatkan
efektifitas dan efisiensi untuk meningkatlkan kinerja dalam rangka
meningkatkan kualitas tugas dan fungsinya dalam pelayanan dan
pengabdian kepada masyarakat.
Nilai – Nilai dalam Smart ASN sebagai berikut :
a. Integritas
 Integritas Pegawai ASN yang dimaksud adalah “konsistensi
Pegawai ASN dalam berperilaku yang selaras dengan nilai,
norma dan/atau etika organisasi, dan jujur dalam hubungan
dengan atasan, rekan kerja, bawahan langsung, dan pemangku
kepentingan, serta mampu mendorong terciptanya budaya etika
tinggi dan bertanggung jawab
b. Nasionalisme

25
Nasionalisme adalah pemahaman mengenai nilai-nilai
kebangsaan. Nasionalisme memiliki pokok kekuatan dalam
menilai kecintaan individu terhadap bangsanya. Salah satu cara
untuk menumbuhkan semangat nasionalisme adalah dengan
menanamkan dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila.
Pengamalan nilai-nilai luhur yang terkandung didalamnya oleh
setiap penyelenggara negara, baik di pusat maupun di daerah.
Seorang PNS dituntut untuk memiliki perilaku mencintai tanah
air Indonesia (nasionalisme) dan mengedepankan kepentingan
nasional. Nasionalisme merupakan salah satu perwujudan dari
fungsi PNS sebagai perekat dan pemersatu bangsa. Dalam
menjalankan tugas, seorang ASN senantiasa harus
mengutamakan dan mementingkan persatuan dan kesatuan
bangsa. Kepentingan kelompok, individu, golongan harus
disingkirkan demi kepentingan yang lebih besar yaitu
kepentingan bangsa dan Negara diatas segalanya.
c. Profesionalisme
Pegawai Negeri Sipil adalah terpenuhinya kecocokan antara
kemampuan aparatur dengan kebutuhan tugas merupakan
syarat terbentuknya aparatur yang profesional. Artinya,
keahlian dan kemampuan aparat merefleksikan arah dan tujuan
yang dicapai oleh sebuah organisasi.
d. Berwawasan global
Merupakan suatu proses pendidikan yang dirancang untuk
mempersdiapkan anak didik dengan kemampuan dasar
intelektual dan tanggung jawab guna memasuki kehidupan yang
bersifat kompetitif dan dengan derajat saling menggantungkan
antar bangsa yang sangat tinggi
e. Mengusai IT dan bahasa asing
ASN dituntut tidak Gaptek ( Gagap Tekhnologi ) dan informasi
yakni dapat mengoprasikan dan memanfaatkan aplikasi –

26
aplikasi produk IT( informasi Tekhnology) termasuk dapat
dengan bijak memanfaatkan internet yang digunakan dalam
meningkatkan kualitas tugas dan fungsinya dalam pelayanan
dan pengabdian kepada masyarakat. Seorang ASN selain
menguasai Bahasa Indonesia dengan baik dan benar juga
memiliki kemampuan menguasai bahasa Asing seperti bahasa
Inggris, Mandarin dan lain sebagainya.

f. Berjiwa hospitality ( Keramahan )


Hospitality / Keramahan adalah memiliki sifat baik hati
danmenarik budi bahasanya , manis tutur kata dan sikapnya
dalam setiap menjalankan aktivitas pelaksanaan tugas dan
pekerjaan khususnya dalam menampilkan pelayanan prima
kepada masyarakat
g. ASN memiliki kemampuan Networking
Networking adalah membangunmenjalin hubungan dengan
orang lain atau organisasi yang berpengaruh positif pada
kesuksesan profesional maupun personal
h. ASN memiliki jiwa Enterpeneurship
ASN dituntut memiliki kemampuan Enterpeneurship yakni
berjiwa kewirausahaan yang ditandai dengan dimilikinya
keberanian, kreativitas, inovatif, pantang menyerah, dan cerdas
dalam menangkap dan menciptakan peluang serta
bertanggung jawab. Enterpeneurship juga dapat diartikan
berpikir tentang masa depan orang banyak. Kehidupan orang
banyak , kesejahteraan masyarakat dan bagaimana cara
membantu mereka yang membutuhkan . Dan dengan
dimilikinya kemampuan Enterpeneurship ini maka seorang
ASN akan mampu meningkatkan kinerja dalam setiap
waktunya.

27
28
BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI

3.1 IDENTIFIKASI ISU


Isu atau masalah ditemukan dari adanya kesenjangan antara
kondisi yang terjadi di Puskesmas Polebunging dengan kondisi yang
diharapkan. Beberapa isu yang ditemukan oleh penulis terkait dengan
manajemen ASN dan smart ASN.
Penetapan Isu dilakukan melalui analisis isu dengan
menggunakan alat bantu penetapan kriteria kualitas isu. Analisis isu
ini bertujuan untuk menetapkan kualitas isu dan menentukan prioritas
isu yang perlu diangkat untuk diselesaikan melalui gagasan kegiatan-
kegiatan yang akan dilakukan. Analisis isu dilakukan dengan
menggunakan alat bantu APKL (Aktual, Problematik, Kekhalayakan,
Layak) dan USG (Urgency, Seriousness, dan Growth).
Dalam rancangan aktualisasi ini, ada beberapa isu yang
teridentifikasi di UPTD Puskesmas Maniangpajo dan wilayahnya, isu
tersebut antara lain :
a. Kurangnya pengetahuan steril petugas dalam penanganan kasus
bedah di UGD Puskesmas Maniangpajo
b. Kurang tersedianya peralatan emergensi di UGD Puskesmas
Maniangpajo
c. Rendahnya kesadaran pasien hipertensi untuk melakukan kontrol
tekanan darahnya yang menyebabkan kepatuhan minum obat anti
hipertensi juga menurun
d. Rendahnya kesadaran pasien TBC untuk datang kontrol ke
Puskesmas sehingga meningkatkan angka putus obat
e. Kurangnya atensi penduduk untuk datang ke Posbindu PTM

Isu yang telah diidentifikasi dengan pertimbangan seberapa


aktual, problematik, kekhalayakan dan kelayakan. Kemudian prioritas

29
isu ditentukan dengan mengukur mendesak tidaknya masalah
(Urgency), keseriusan masalah (Seriousness), dan potensi
perkembangan masalah tersebut jika tidak dipecahkan (Growth) atau
USG. Prioritas isu yang telah ditentukan kemudian diidentifikasi
berdasarkan sumber isu, aktor yang terlibat, peran masing-masing
aktor yang terlibat dan keterkaitan dengan mata pelatihan, dan
kegiatan-kegiatan yang digagas untuk menyelesaikan permasalahan
yang ada di Puskesmas

3.2 PENETAPAN ISU


3.2.1 Penetepan Isu Utama

Penetapan isu dilakukan melalui analisis isu dengan menggunakan


alat bantu penetapan kriteria kualitas isu. Analisis isu ini bertujuan untuk
menetapkan kualitas isu dan menentukan prioritas isu yang perlu diangkat
untuk diselesaikan melalui gagasan kegiatan-kegiatan yang akan
dilakukan. Analisis isu APKL (Aktual, Problematik, Kekhalayakan, dan
Kelayakan) dan USG (Urgency, Seriousness, dan Growth). Identifikasi
penentuan kelayakan isu dilihat dari APKL dapat disajikan pada tabel 3.3.
Setelah itu menggunakan alat bantu tapisan menggunakan kriteria USG
( Urgency, Seriousness, Growth).

Tabel 3.1 Bobot Penetapan Kriteria Kualiatas Isu APKL dan USG
Bobot Keterangan
5 Sangat kuat pengaruhnya
4 Kuat pengaruhnya
3 Sedang pengaruhnya
2 Kurang pengaruhnya
1 Sangat kurang pengaruhnya

30
Tabel 3.2 Analisis Kriteria Isu dengan Alat Analisis APKL

A P K L
No ISU Jml Peringkat
(1-5) (1-5) (1-5) (1-5)
1. Kurangnya pengetahuan 4 4 2 4 14 V
steril petugas dalam
penanganan kasus bedah di
UGD Puskesmas
Maniangpajo.

2. Kurang tersedianya 5 4 3 3 15 IV
peralatan emergency di
UGD Puskesmas
Maniangpajo.

3. Rendahnya kesadaran 5 5 5 5 20 I
pasien hipertensi untuk
melakukan kontrol tekanan
darahnya yang
menyebabkan kepatuhan
minum obat anti hipertensi
juga menurun

4. Rendahnya kesadaran 5 5 4 4 18 II
pasien TBC untuk datang
kontrol ke Puskesmas
sehingga meningkatkan
angka putus obat

5. Kurangnya atensi penduduk 5 3 4 4 16 III

31
untuk datang ke Posbindu
PTM

Dari analisis kriteria isu dengan alat analisis APKL tersebut maka
munculah peringkat isu:

1. Rendahnya kesadaran pasien hipertensi untuk melakukan kontrol


tekanan darahnya yang menyebabkan kepatuhan minum anti
hipertensi juga menurun
2. Rendahnya kesadaran pasien TBC untuk datang kontrol ke
Puskesmas sehingga meningkatkan angka putus obat
3. Kurangnya atensi penduduk untuk datang ke Posbindu PTM

Selanjutnya penentuan kualitas isu dilakukan dengan menggunakan


alat analisis USG (Urgency, Seriousness, Growth).

Tabel 3.3 Analisis Kriteria Isu dengan Alat Analisis USG


S G
U Jm Peringka
No ISU (1- (1-
(1-5) l t
5) 5)
1. Rendahnya kesadaran pasien 5 5 5 15 I
hipertensi untuk melakukan
kontrol tekanan darahnya
yang menyebabkan kepatuhan
minum obat anti hipertensi
juga menurun

2. Rendahnya kesadaran pasien 5 4 4 13 II


TBC untuk datang kontrol ke

32
Puskesmas sehingga
meningkatkan angka putus
obat

3. Kurangnya atensi penduduk 3 3 4 10 III


untuk datang ke Posbindu
PTM

33
Berdasarkan penentuan kualitas isu menggunakan alat analisis isu USG maka tergambar ranking tertinggi yang
merupakan isu final yang perlu dicarikan pemecahan masalahnya: Rendahnya kesadaran pasien hipertensi untuk
melakukan kontrol tekanan darahnya yang menyebabkan kepatuhan minum obat anti hipertensi juga menurun
Fishbone analysis
MATERIAL METHOD TIdak adanya media
atau metode yang
dapat membantu
mengingatkan pasien
Kurangnya publikasi
Alat media promosi mengenai untuk berobat
Kesehatan mengenai
hipertensi belum maksimal
penyakit hipertensi Kurangnya
penyuluhan
Belum maksimalnya penggunaan Rendahnya kesadaran
media sebagai pengingat dalam
kepatuhan pasien untuk berobat pasien hipertensi untuk
melakukan kontrol tekanan
Kurangnya dorongan keluarga
darahnya yang
untuk minum obat teratur Kurangnya kesadaran
dan pengetahuan pasien menyebabkan kepatuhan
mengenai penyakit
Tidak patuh hipertensi terutama minum obat anti hipertensi
Anggapan bahwa jika tidak ada minum obat dan mengenai komplikasi
jarang control penyakit juga menurun
keluhan , tidak perlu minum obat
berobat

Gaya hidup tidak sehat


Budaya makan asin seperti merokok ,
minum alcohol, kurang
aktivitas fisik
MILIEU MAN

34
3.2.2 Gagasan Kreatif

Berdasarkan hasil analisis kriteria dengan alat analisis APKL


dan USG maka dapat disimpulkan bahwa Core Issue yang diambil
adalah “Rendahnya kesadaran pasien hipertensi untuk
melakukan kontrol tekanan darahnya yang menyebabkan
kepatuhan minum obat anti hipertensi juga menurun ”
Dan Gagasan Kreatif yang diangkat untuk menyelesaikan
permasalahan tersebut adalah “ D.O.E (Diagnosis, Obati,
Evaluasi) pasien Hipertensi untuk memastikan kepatuhan
minum obat dengan inovasi ALKES PENSI (ALARM
KESEHATAN PENDERITA HIPERTENSI) “

35
3.3 RANCANGAN AKTUALISASI

Unit Kerja UPTD Puskesmas Maniangpajo

Visi Puskesmas dengan layanan prima menuju


masyarakat Maniangpajo sehat dan mandiri
dalam kesehatan

Misi 1. Melaksanakan pembangunan


berwawasan kesehatan
2. Memotivasi masyarakat agar mampu
mandiri untuk berperilaku hidup bersih dan
sehat
3. Meningkatkan mutu pelayanan dan
manajemen puskesmas
4. Lebih mengaktifkan kegiatan di luar
gedung terutama promotif dan preventif
5. Meningkatkan kerjasama lintas sektoral
dalam pembangunan kesehatan
6. Mengupayakan fasilitas/alat kesehatan
yang lebih baik

Identifikasi Isu 1. Kurangnya pengetahuan steril petugas


dalam penanganan kasus bedah di UGD
Puskesmas Maniangpajo
2. Kurang tersedianya peralatan emergensi
di UGD Puskesmas Maniangpajo
3. Rendahnya kesadaran pasien hipertensi
untuk melakukan kontrol tekanan
darahnya yang menyebabkan kepatuhan
minum obat anti hipertensi juga menurun
4. Rendahnya kesadaran pasien TBC untuk

36
datang kontrol ke Puskesmas sehingga
meningkatkan angka putus obat
5. Kurangnya atensi penduduk untuk datang
ke Posbindu PTM
6. Rendahnya kesadaran pasien TBC untuk
datang kontrol ke Puskesmas sehingga
meningkatkan angka putus obat
7. Kurangnya atensi penduduk untuk datang
ke Posbindu PTM

Core Issue Rendahnya kesadaran pasien hipertensi


untuk melakukan kontrol tekanan darahnya
yang menyebabkan kepatuhan minum obat
anti hipertensi juga menurun

Gagasan Pemecah “D.O.E (Diagnosis, Obati, Evaluasi) pasien


Isu Hipertensi untuk memastikan kepatuhan
minum obat dengan inovasi ALKES PENSI
(ALARM KESEHATAN PENDERITA
HIPERTENSI) “
Kegiatan :
1. Melakukan konsultasi dan meminta
persetujuan mentor terkait rencana
kegiatan aktualisasi
2. Melakukan screening pasien hipertensi
dengan melakukan pemeriksaan terkanan
darah terstandar di poli umum dan
Posbindu PTM.
3. Melakukan penyuluhan tentang bahaya
penyakit hipertensi
4. Membuat dan membagikan brosur tentang

37
bahaya penyakit hipertensi
5. Mencatat dan mendata pasien terdiagnosis
hipertensi dan membuat kategorinya
6. Membentuk grup konsultasi online
(WhatsApp), telepon seluler, untuk
mengontrol pasien hipertensi
7. Melakukan evaluasi laporan hasil kegiatan
aktualisasi

38
3.4 MATRIKS RANCANGAN KEGIATAN AKTUALISASI
Unit kerja : UPTD Puskesmas Maniangpajo
Isu yang diangkat : Rendahnya kesadaran pasien hipertensi untuk melakukan kontrol tekanan darahnya yang
menyebabkan kepatuhan minum anti hipertensi juga menurun

Gagasan Pemecah isu : “D.O.E (Diagnosis, Obati, Evaluasi) pasien Hipertensi untuk memastikan kepatuhan
minum obat dengan inovasi ALKES PENSI (ALARM KESEHATAN PENDERITA
HIPERTENSI) “
Tujuan Pemecah isu : Untuk meningkatkan penemuan pasien hipertensi, pengobatan, dan kontrol pasien hipertensi
guna meningkatkan tingkat kepatuhan minum obat dan menurunkan komplikasi pada pasien
hipertensi
Manfaat pemecah isu : Meningkatkan penerapan D.O.E (Diagnosis, Obati, Evaluasi) pada kasus hipertensi untuk
memastikan kepatuhan minum obat dengan inovasi ALKES PENSI (ALARM KESEHATAN
PENDERITA HIPERTENSI)

39
Keterkaitan Substansi Kontribusi Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Output Hasil Mata Pelatihan Terhadap Visi dan ASN Terhadap
Kegiatan Agenda 2 dan 3 Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
1. Melakukan Manajemen ASN Kegiatan ini sejalan Kegiatan ini
konsultasi dan melakukan konsultasi dengan : sesuai dengan
meminta dengan menerapkan Visi Puskesmas yaitu nilai dasar
persetujuan kode etik dan kode dengan layanan organisasi yaitu
mentor terkait perilaku ASN seperti prima menuju disiplin, ramah,
rencana sikap hormat, sopan masyarakat sehat sopan dan
kegiatan serta melaksanakan dan mandiri dalam peduli.
aktualisasi tugas dengan cermat kesehatan
dan disiplin,dan serta ; Misi
melaksanakan tugas Puskesmas yaitu
sesuai dengan perintah Meningkatkan mutu
atasan, jujur, pelayanan dan
bertanggung jawab dan manajemen
berintegritas tinggi, puskesmas
memberikan informasi

40
Keterkaitan Substansi Kontribusi Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Output Hasil Mata Pelatihan Terhadap Visi dan ASN Terhadap
Kegiatan Agenda 2 dan 3 Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
secara benar dan tidak
menyesatkan.

1. Berkonsultasi 1. Adanya 1. Loyal : Pertemuan


dengan Kepala lembar dengan mentor
Puskesmas persetujuan untuk berkonsultasi
(mentor) dan kegiatan menggambarkan
meminta kesetiaan kepada
persetujuan atasan / pimpinan,
serta merupakan
bentuk komitmen
dan dedikasi
terhadap organisasi
2. Akuntabel :
Bertanggung jawab

41
Keterkaitan Substansi Kontribusi Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Output Hasil Mata Pelatihan Terhadap Visi dan ASN Terhadap
Kegiatan Agenda 2 dan 3 Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
atas kegiatan yang
akan dilaksanakan ,
jujur , serta disiplin

3. Kompeten : Berusaha
melakukan pekerjaan
dengan kualitas
terbaik

4. Adaptif :
Menunjukkan sikap
inovasi dan kreatifitas
kepada mentor

2.Ditetapkannya 5. Kolaboratif : Saya

42
Keterkaitan Substansi Kontribusi Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Output Hasil Mata Pelatihan Terhadap Visi dan ASN Terhadap
Kegiatan Agenda 2 dan 3 Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
2. Menetapkan jadwal senantiasa terbuka
jadwal rancangan rancangan dalam bekerja sama
kegiatan kegiatan dengan mentor
aktualisasi aktualisasi
berhasil dibuat 1. Akuntabel : Dalam
membuat jadwal
kegiatan harus dapat
mempertanggungjawa
3. Adanya bkan apa yang telah
3. Melakukan catatan hasil direncanakan
pencatatan hasil diskusi dan
diskusi dan dokumentasi 1. Akuntabel : Dalam
dokumentasi pertemuan mencatat hasil harus jujur
pertemuan dan bertanggung jawab
sesuai dengan hasil

43
Keterkaitan Substansi Kontribusi Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Output Hasil Mata Pelatihan Terhadap Visi dan ASN Terhadap
Kegiatan Agenda 2 dan 3 Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
pertemuan dengan
mentor
2. Adaptif : Pencatatan
dan dokumentasi
pertemuan dilakukan
dengan memanfaatkan
teknologi berupa
Smartphone, jadi kita
dilatih untuk
menyusuaikan diri
dengan kemajuan
teknologi

2. Melakukan Smart ASN Kegiatan ini sejalan Kegiatan ini


screening Melakukan screening dengan : sesuai dengan

44
Keterkaitan Substansi Kontribusi Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Output Hasil Mata Pelatihan Terhadap Visi dan ASN Terhadap
Kegiatan Agenda 2 dan 3 Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
pasien pasien hipertensi Visi Puskesmas yaitu nilai dasar
hipertensi membutuhkan keahlian layanan prima organisasi yaitu
dengan dan kemampuan secara menuju masyarakat Disiplin ,
melakukan profesional agar pasien sehat dan mandiri Ramah, Sopan ,
pemeriksaan dapat terdiagnosis dalam kesehatan, dan Peduli
tekanan darah dengan tepat, serta Misi Puskesmas
terstandar di Hospitality / Keramahan yaitu Meningkatkan
poli umum dan yaitu memiliki sifat baik mutu pelayanan dan
posbindu PTM. hati dan bermanis tutur manajemen
kata dan sikap dalam puskesmas ,lebih
memberikan pelayanan mengaktifkan
kepada masyarakat, kegiatan di luar
Networking dimana gedung terutama
menjalin hubungan promotif dan preventif
Kerjasama dengan

45
Keterkaitan Substansi Kontribusi Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Output Hasil Mata Pelatihan Terhadap Visi dan ASN Terhadap
Kegiatan Agenda 2 dan 3 Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
profesi lain seperti
perawat , bidan desa , dll

1. Berdiskusi 1. Adanya hasil 1. Kompeten :


dengan petugas diskusi terkait Melakukan screening
yang melakukan pengukuran hipertensi
pemeriksaan tanda tekanan darah membutuhkan
vital mengenai yang terstandar keahlian dan
standarisasi dan adanya kemampuan secara
pengukuran dokumentasi profesional agar
tekanan darah video cara didapatkan hasil yang
pengukurannya baik

2. Kolaboratif : Diskusi

46
Keterkaitan Substansi Kontribusi Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Output Hasil Mata Pelatihan Terhadap Visi dan ASN Terhadap
Kegiatan Agenda 2 dan 3 Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
dengan petugas lain
dalam rangka menjalin
kerjasama yang baik
dan menunjukkan sifaf
terbuka untuk
mencapai tujuan yang
telah ditetapkan

2. Melakukan 2.Terlaksanany 2. Kompeten :


anamnesis dan a kegiatan Melakukan anamnesis
pemeriksaan fisik anamnesis dan dan pemeriksaan fisik
pada pasien pemeriksaan merupakan skill yang
hipertensi di poli fisik, adanya harus dimiliki dokter
umum diagnosis secara profesional
pasien

47
Keterkaitan Substansi Kontribusi Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Output Hasil Mata Pelatihan Terhadap Visi dan ASN Terhadap
Kegiatan Agenda 2 dan 3 Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
hipertensi yang 2. Berorientasi
dapat Pelayanan : Dengan
ditegakkan dan melakukan
adanya pemeriksaan pada
dokumentasi pasien hipertensi
kegiatan maka kita telah
memberikan
pelayanan akan
kesehatan yang
optima, bersikap
3. ramah, cekatan.
3. Memberikan Terlaksananya
edukasi tentang edukasi kepada
penyakit hipertensi pasien 1. Kompeten :
kepada pasien hipertensi serta memberikan edukasi

48
Keterkaitan Substansi Kontribusi Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Output Hasil Mata Pelatihan Terhadap Visi dan ASN Terhadap
Kegiatan Agenda 2 dan 3 Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
adanya hasil memerlukan skill
dokumentasi untuk bisa
kegatan memberikan
pemahaman tentang
hipertensi kepada
pasien

2. Harmonis : dalam
memberikan edukasi
diperlukan hubungan
yang baik dengan
pasien.

3. Berorientasi
Pelayanan :Ramah

49
Keterkaitan Substansi Kontribusi Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Output Hasil Mata Pelatihan Terhadap Visi dan ASN Terhadap
Kegiatan Agenda 2 dan 3 Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
dalam memberikan
edukasi kesehatan

3. Mencatat dan Smart ASN Kegiatan ini sejalan Kegiatan ini


mendata proses mendata pasien dengan : sesuai dengan
pasien memerlukan keahlian dan Visi Puskesmas yaitu nilai dasar
terdiagnosis ketelitian serta dengan layanan organisasi yaitu
hipertensi dan pemanfaatan olah data prima menuju Disiplin
membuat menggunakan Microsoft masyarakat sehat
kategorinya excel sehingga dan mandiri dalam
diperlukan Penguasaan kesehatan
IT, Berintegritas yaitu serta ; Misi
harus jujur dalam Puskesmas yaitu
mencatat hasil, Meningkatkan mutu
Profesional, pelayanan dan

50
Keterkaitan Substansi Kontribusi Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Output Hasil Mata Pelatihan Terhadap Visi dan ASN Terhadap
Kegiatan Agenda 2 dan 3 Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
menggunakan manajemen
pengetahuan dalam puskesmas
penentuan diagnosis
pasien.
1. Mendata 1. Adanya data 1. Akuntabel : Mendata
identitas pasien identitas dan dengan penuh tanggung
terdiagnosis kategori pasien jawab, jujur dan
hipertensi dan hipertensi yang berintegritas tinggi.
membuat berhasil dibuat 2. Kompeten :
kategorinya dalam bentuk Melakukan pendataan
Microsoft Excel merupakan keahlian yang
membutuhkan ketelitian
sehingga meningkatkan
kompetensi dan disiplin

51
Keterkaitan Substansi Kontribusi Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Output Hasil Mata Pelatihan Terhadap Visi dan ASN Terhadap
Kegiatan Agenda 2 dan 3 Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
2. Membuat data 2. Adanya hasil 1. Akuntabel :
print out yang print out data Menggunakan sarana
berisi identitas dan identitas dan prasarana kantor dnegan
kategori pasien kategori pasien penuh rasa tanggung
hipertensi hipertensi jawab
berhasil dibuat 2. Kompeten :
Melakukan print data
merupakan keahlian yang
membutuhkan ketelitian
dan pengetahuan

3. Mengarsipkan 3. Adanya 1. Akuntabel :


data hasil lampiran data Melakukan arsip data
screening yang yang valid dengan cermat dan

52
Keterkaitan Substansi Kontribusi Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Output Hasil Mata Pelatihan Terhadap Visi dan ASN Terhadap
Kegiatan Agenda 2 dan 3 Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
memenuhi kriteria berhasil dibuat. penuh tanggung jawab
untuk dilampirkan 2. Kompeten : membuat
di laporan arsip data memerlukan
pegetahuan dan ketelitian
agar data tersusun
secara rapi.

4. Melakukan Manajemen ASN Kegiatan ini sejalan Kegiatan ini


penyuluhan Dalam melaksanakan dengan : sesuai dengan
tentang bahaya kegiatan sosialisasi Visi Puskesmas yaitu nilai dasar
penyakit dilakukan dengan dengan layanan organisasi yaitu
hipertensi menerapkan kode etik prima menuju Disiplin ,
dan kode perilaku ASN masyarakat sehat Ramah, Sopan ,

53
Keterkaitan Substansi Kontribusi Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Output Hasil Mata Pelatihan Terhadap Visi dan ASN Terhadap
Kegiatan Agenda 2 dan 3 Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
seperti profesional, dan mandiri dalam dan Peduli
bertanggung jawab, kesehatan, serta ;
sopan, memberikan Misi Puskesmas yaitu
informasi secara benar Meningkatkan mutu
dan tidak menyesatkan, pelayanan dan
memegang teguh nilai manajemen
dasar ASN dan bebas puskesmas,
dari intervensi politik Memotivasi
1. Berkolaborasi 1. Adanya 1. Harmonis : masyarakat agar
dengan kader kesepakatan Menghargai kader dan mampu mandiri untuk
posbindu PTM kerjasama pihak yang berperilaku hidup
dengan kader bekerjasama,apapun bersih dan sehat
posbindu serta latar belakangnya.
adanya 2.Kolaboratif :
dokumentasi kerjasama ini

54
Keterkaitan Substansi Kontribusi Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Output Hasil Mata Pelatihan Terhadap Visi dan ASN Terhadap
Kegiatan Agenda 2 dan 3 Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
kegiatan menunjukkan sikap
memberi kesempatan
kepada berbagai pihak
untuk berkontribusi dan
terbuka dalam
2. Adanya file bekerjasama
2. Membuat PPT materi
materi penyuluhan penyuluhan, 1. Adaptif : kita
dan senantiasa berinovasi
dokumentasi dan mengembangkan
dalam mencari kreatifitas dalam
materi membuat materi
penyuluhan penyuluhan yang menarik
dan mudah dipahami
3. Melakukan

55
Keterkaitan Substansi Kontribusi Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Output Hasil Mata Pelatihan Terhadap Visi dan ASN Terhadap
Kegiatan Agenda 2 dan 3 Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
penyuluhan 3. 1.Berorientasi
kepada Terlaksananya Pelayanan : Dalam
masyarakat kegiatan memberikan materi
penyuluhan penyuluhan harus
serta adanya memahami kebutuhan
dokumentasi masyarakat,
dan absensi membawakan
kegiatan penyuluhan dengan
ramah dan sopan, mudah
dipahami oleh
masyarakat.

2. Kompoten :
Penyuluhan kepada
masyarakat merupakan

56
Keterkaitan Substansi Kontribusi Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Output Hasil Mata Pelatihan Terhadap Visi dan ASN Terhadap
Kegiatan Agenda 2 dan 3 Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
Tupoksi saya selaku
dokter berupa promosi
kesehatan dan akan saya
lakukan dengan kualitas
terbaik sehingga dapat
meningkatkan
pengetahuan dan
pemahaman masyarakat
tentang penyakit
Hipertensi

Membuat dan Smart ASN Kegiatan ini sejalan Kegiatan ini


5. membagikan Proses membuat brosur dengan : sesuai dengan
brosur tentang memerlukan digital skill Visi Puskesmas yaitu nilai dasar
bahaya dengan memanfaatkan dengan layanan organisasi yaitu

57
Keterkaitan Substansi Kontribusi Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Output Hasil Mata Pelatihan Terhadap Visi dan ASN Terhadap
Kegiatan Agenda 2 dan 3 Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
penyakit teknologi berupa laptop / prima menuju Disiplin ,
hipertensi komputer dan aplikasi masyarakat sehat Ramah, Sopan ,
desain grafis berupa dan mandiri dalam dan Peduli
corel draw atau adobe kesehatan, serta ;
photoshop, sehingga Misi Puskesmas yaitu
harus menguasai IT dan Meningkatkan mutu
Bahasa asing pelayanan dan
1. Mencari 1. Adanya 1. Berorientasi manajemen
sumber, brosur pelayanan : Membuat puskesmas.
mendesain dan hipertensi yang brosur dengan cekatan
membuat brosur dihasilkan dan solutif
tentang penyakit 2. Akuntabel :
hipertensi Bertanggung jawab
penuh terkait pembuatan
brosur, harus cermat dan

58
Keterkaitan Substansi Kontribusi Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Output Hasil Mata Pelatihan Terhadap Visi dan ASN Terhadap
Kegiatan Agenda 2 dan 3 Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
teliti sesuai dengan
referensi yang akurat
3. Kompeten : Terus
belajar dan meningkatkan
pengetahuan, dan
melakukan yang terbaik

2. Adanya 1. Kolaboratif :
2. Mencetak brosur yang Diperlukan Kerjasama
brosur tentang sudah tercetak dengan pihak lain untuk
penyakit hipertensi dan siap bisa mencetak brosur
dibagikan dalam jumlah banyak

59
Keterkaitan Substansi Kontribusi Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Output Hasil Mata Pelatihan Terhadap Visi dan ASN Terhadap
Kegiatan Agenda 2 dan 3 Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
3. Membagikan 3. 1. Berorientasi
brosur tentang Terlaksananya Pelayanan : Memberikan
penyakit hipertensi kegiatan brosur berisi edukasi
pembagian hipertensi kepada
brosur tentang masyarakat berarti kita
penyakit telah melayani
hipertensi serta masyarakat melalui media
adanya cetak
dokumentasi 2. Harmonis : Menolong
kegiatan orang lain dengan
pembagian memberikan poster
brosur berupa edukasi hipertensi
agar masyarakat paham
akan bahaya hipertensi
Membentuk Kegiatan ini sejalan Kegiatan ini

60
Keterkaitan Substansi Kontribusi Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Output Hasil Mata Pelatihan Terhadap Visi dan ASN Terhadap
Kegiatan Agenda 2 dan 3 Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
6. grup konsultasi Smart ASN dengan : sesuai dengan
online (WA), Harus menguasai IT, Visi Puskesmas yaitu nilai dasar
telepon seluler dimana proses membuat dengan layanan organisasi yaitu
untuk grup konsultasi online prima menuju Disiplin ,
mengontrol (WA) memerlukan digital masyarakat sehat Ramah, Sopan ,
pasien skill dengan dan mandiri dalam dan Peduli
hipertensi memanfaatkan aplikasi kesehatan, serta ;
Whatapp sebagai media Misi Puskesmas yaitu
berbagi informasi dengan Meningkatkan mutu
tetap memperhatikan pelayanan dan
etika dalam bermedsos manajemen
(netiquette), serta puskesmas,
Networking yaitu Mengupayakan
membangun/menjalin fasilitas/alat
hubungan yang baik kesehatan yang lebih

61
Keterkaitan Substansi Kontribusi Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Output Hasil Mata Pelatihan Terhadap Visi dan ASN Terhadap
Kegiatan Agenda 2 dan 3 Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
dengan pasien, serta baik.
Hospitality/ ramah
dalam memberi layanan
konsultasi online
1.Menginventaris 1. Adanya 1. Akuntabel :
identitas pasien nomor telpon Pengumpulan nomor
dan nomor telepon pasien yang telepon dilakukan dengan
berhasil penuh tanggung jawab
terkumpul serta dengan tidak
dokumen fisik menyalahgunakan atau
membocorkan nomor
telepon pasien ke orang
banyak

1. Berorientasi

62
Keterkaitan Substansi Kontribusi Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Output Hasil Mata Pelatihan Terhadap Visi dan ASN Terhadap
Kegiatan Agenda 2 dan 3 Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
2. Membuat Grup 2. Terbentuknya Pelayanan : Dapat
Whatsapp ALKES Grup Whatsapp memahami dan
PENSI(ALARM “ALKES PENSI memenuhi kebutuhan
KESEHATAN (ALARM masyarakat dengan
PENDERITA KESEHATAN pembuatan grup
HIPERTENSI) PENDERITA konsultasi online
HIPERTENSI” 2. Adaptif :kita
senantiasa berinovasi
dan antusias menghadapi
era digital dengan
memanfaatkannya untuk
hal positif

1. Kompoten :

63
Keterkaitan Substansi Kontribusi Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Output Hasil Mata Pelatihan Terhadap Visi dan ASN Terhadap
Kegiatan Agenda 2 dan 3 Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
3. Mengingatkan 3. Berdiskusi dengan
pasien untuk Kterlaksananya anggota group dengan
minum obat teratur kegiatan control menjawab permasalahan
melalui WA atau pasien melalui member group sesuai
SMS WA serta dengan kompentensi
adanya bukti yang kita miliki
screenshot 2. Harmonis :
mengingatkan Menolong pasien yang
pasien melalui membutuhkan bantuan,
WA atau SMS menghargai pasien.
7. Melakukan Manajemen ASN : Kegiatan ini sejalan Kegiatan ini
evaluasi Setiap hasil evaluasi dari dengan : sesuai dengan
laporan hasil kegiatan dilaporkan Visi Puskesmas yaitu nilai dasar
kegiatan kepada pimpinan dengan dengan layanan organisasi yaitu
tetap memperhatikan prima menuju Disiplin ,

64
Keterkaitan Substansi Kontribusi Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Output Hasil Mata Pelatihan Terhadap Visi dan ASN Terhadap
Kegiatan Agenda 2 dan 3 Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
aktualisasi kode etik dan kode masyarakat sehat Sopan , dan
perilaku ASN seperti dan mandiri dalam Peduli
jujur, bertanggung kesehatan, serta ;
jawab dan berintegritas Misi Puskesmas yaitu
tinggi, cermat dan Meningkatkan mutu
disiplin, menjaga pelayanan dan
kerahasiaan identitas manajemen
pasien. puskesmas.

1. Melakukan 1.Adanya 1. Akuntabel :


evaluasi dengan testimoni dari Bertanggung jawab
melakukan sasaran melakukan evaluasi
wawancara Aktualisasi tentang kegiatan yang
dengan pasien. (Pimpinan, Staf telah dilakukan
PKM, dan 2. Kompeten :

65
Keterkaitan Substansi Kontribusi Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Output Hasil Mata Pelatihan Terhadap Visi dan ASN Terhadap
Kegiatan Agenda 2 dan 3 Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
Masyarakat) Melaksanakan tugas
Yaitu berupa dengan kualitas terbaik
dokumentasi

2. Membuat grafik 2. Adanya grafik 1. Akuntabel : Laporan


data perbandingan data yang hasil kegiatan dilaporkan
sebelum dan berhasil dibuat secara jujur dan sesuai
sesudah kegiatan dan print outnya fakta yang ada dan setiap
terhadap pasien laporan capaian hasil
hipertensi kegiatan harus mampu
dipertanggungjawabkan
3. Adanya
3. Menyusun laporan 1. Akuntabel : ASN
laporan aktualisasi aktualisasi harus bertanggung jawab

66
Keterkaitan Substansi Kontribusi Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Output Hasil Mata Pelatihan Terhadap Visi dan ASN Terhadap
Kegiatan Agenda 2 dan 3 Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
dan berintegritas tinggi
dalam membuat laporan
4. Adanya
4. Melaporkan pelaporan 1. Akuntabel :
laporan akhir kegiatan Bertanggung jawab
aktualisasi kepada aktualisasi dan jujur dalam
pimpinan melaporkan hasil
kegiatan kepada
pimpinan

67
c.5 JADWAL KEGIATAN
Tabel 3.5 Jadwal Kegiatan Aktualisasi

Minggu
No. Kegiatan
1 2 3 4

1 Melakukan konsultasi dan meminta persetujuan mentor terkait rencana kegiatan aktualisasi.

Melakukan screening pasien hipertensi dengan melakukan pemeriksaan tekanan darah


2 terstandar di poli umum & posbindu PTM.

3 Mencatat dan mendata pasien terdiagnosis hipertensi dan membuat kategorinya.

4 Melakukan penyuluhan tentang bahaya penyakit hipertensi

5 Membuat dan membagikan brosur bahaya hipertensi

6 Membentuk grup konsultasi online (WA) untuk mengontrol pasien hipertensi.

7 Melakukan evaluasi laporan hasil kegiatan aktualisasi.

68
69

Anda mungkin juga menyukai