PENDAHULUAN
Salah satu hal yang harus diperhatikan adalah Keselamatan dan kesehatan
kerja (K3) yang merupakan instrumen yang digunakan untuk memproteksi
pekerja, perusahaan, lingkungan hidup, dan masyarakat sekitar dari bahaya akibat
kecelakaan kerja. Karena perlindungan tersebut merupakan hak asasi yang wajib
dipenuhi oleh perusahaan kepada karyawannya.
Kesehatan kerja merupakan suatu kondisi yang bebas dari gangguan
secara fisik dan psikis yang disebabkan oleh lingkungan kerja. Resiko kesehatan
dapatterjadi karena adanya faktor-faktor dalam lingkungan kerja yang bekerja
melebihi periode waktu yang ditentukan dan lingkungan yang menimbulkan stress
atau gangguan fisik.
1
Faktor fisik tersebut diantaranya gerakan dengan kekuatan dan berulang,
tekanan statis pada otot dan tekanan oleh mesin atau getaran, dan suhu yang
terlalu panas atau dingin, serta postur kerja yang tidak ergonomis, yang
dipengaruhi oleh desain perlengkapan, alat-alat atau tempat kerja. Faktor tersebut
akan semakin mempengaruhi dan dirasakan sebagai pemicu penyakit akibat kerja
setelah masa kerja tertentu. Faktor-faktor pengaturan kerja seperti waktu kerja,
arah gerak kerja, waktu istirahat yang kurang dan pekerjaan yang monoton dapat
meningkatkan resiko terjadinya Carpal Tunnel Syndrome(CTS).
Berikut ini akan dijabarkan beberapa permasalahan dan upaya pencegahan
dalam mengurangi kecelakaan kerja pada Glora Cake di Sudiang, Makassar,
Sulawesi Selatan.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Penyakit Akibat Kerja
1. Definisi
ditimbulkan oleh penyakit tersebut. Oleh karena itu, penyakit akibat kerja
adalah penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan, alat kerja, bahan, proses
sebagai berikut:
pekerjaan, yang pada umumnya terdiri dari satu agen penyebab yang
sudah diakui.
3
risiko lainnya dalam berkembangnya penyakit yang mempunyai
etiologi kompleks.
Akibat Kerja :
a. Golongan fisik
sampai dengan
dan kulit
4
4) Suhu udara yang tinggi dapat mengakibatkan heat stroke, heat
kecelakaan
b. Golongan kimia
telanjang (> 1/20 mm) sampai pada tidak kelihatan. Debu yang
paru-paru
keracunan.
dioksida dalam bentuk gas pada suhu dan tekanan normal, dapat
5
dirubah bentuknya hanya dengan kombinasi penurunan suhu
pekerjaan
penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan atau lingkungan kerja (pasal 1).
6
diantaranya berkaitan dengan pulmonologi termasuk pneumokoniosis
logam keras, penyakit paru dan saluran nafas akibat debu kapas, vals,
henep dan sisal (bissinosis), asma akibat kerja, dan alveolitis alergika.
yang terjadi dalam perjalanan berangkat dari rumah menuju tempat kerja,
yaitu:
Pneumoconiosis.
Karsinoma Bronkhogenik.
7
c. Penyakit dengan pekerjaan merupakan salah satu penyebab di antara
dengan pekerjaannya.
tersebut.
mempengaruhi
penyakit
8
g. Membuat keputusan apakah penyakit tersebut disebabkan oleh
pekerjaannya
PAK pada saluran pernafasan dapat bersifat akut maupun kronis. Akut
9
Seperti gejala Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD). Edema
paru akut. Dapat disebabkan oleh bahan kimia seperti nitrogen oksida.
b. Penyakit Kulit
c. Kerusakan Pendengaran
Tidak ada tes atau prosedur yang dapat membedakan penyakit pada
e. Kanker
10
kerja, karsinogen sering kali didapat dari laporan klinis individu dari
g. Penyakit Liver
h. Masalah Neuropsikiatrik
tidak baik mungkin merupakan gejala awal dari stres yang berhubungan
dengan pekerjaan. Lebih dari 100 bahan kimia (a.I solven) dapat
11
5. Pencegahan
diantaranya:
12
alat pelindung pernapasan ini harusdisesuaikan dengan jenis
terkontamina di atmosfir.
b) Sarung tangan.
c) Kaca mata
d) .Penutup Kepala.
e) Sepatu pelindung
Seperti sepatu biasa, tapi dari terbuat dari bahan kulit dilapisi
kimia, dsb.
lanjut.
berkelanjutan.
13
Selain itu terdapat juga beberapa pencegahan lain yang dapat
diantaranya:
3) Pencegahan Tersier
b) Terapi okupasia
1. Definisi
Carpal tunnel syndrome adalah kumpulan gejala khas dan tanda-tanda yang
yang termasuk adalah mati rasa, parestesia, dan nyeri pada distribusi saraf
medianus. Gejala ini mungkin atau tidak disertai dengan perubahan obyektif
Sindroma ini juga dulu dikenal sebagai acroparesthesia, median thenar neuritis,
atau partial thenar atrophy. Diagnosis carpal tunnel syndrome berupa adanya
nyeri, mati rasa dan kesemutan yang dapat menjalar hingga pundak dan leher,
14
gangguan ini sering terjadi di malam hari saat tidur dengan posisi tidur
2. Epidemiologi
Epidemiologi carpal tunnel syndrome di USA 1-3 kasus dari 100 populasi per
tahun. Insiden mungkin meningkat menjadi 150 per 1000 subyek per tahun
dengan prevalensi rata-rata 500 kasus per 1000 subyek di populasi yang resiko
dengan konsekuensi kehilangan fungsi tangan yang berat dan tidak bisa
Berdasarkan usia, carpal tunnel syndrome rentan terjadi pada usia 4560 tahun.
Hanya 10% pasien yang menderita CTS pada umur di bawah 30 tahun.
3. Etiologi
Terowongan karpal yang sempit selain dilalui oleh saraf medianus juga dilalui
termasuk carpal tunnel syndrome. Pada kasus yang lain, etiologinya adalah:
15
Trauma : dislokasi, fraktur atau hematom pada lengan bawah,
pekerjaan kasar yang sering mengangkat benda berat dan pemain musik
syndrome.
dan kehamilan.
Degeneratif : osteoartritis.
Faktor stress
4. Patogenesis
16
penebalan fleksor retinakulum yang menyebabkan tekanan terhadap nervus
diikuti oleh anoksia yang merusak endotel. Kerusakan endotel ini akan
ini menyebabkan keluhan nyeri dan bengkak yang terutama timbul pada malam
hari. Pada pagi hari akan terasa berkurang setelah tangan digerak-gerakan atau
di urut. Apabila keadaan ini terus berlanjut maka akan terjadi fibrosis epineural
yang merusak serabut saraf. Lalu saraf menjadi atrofi dan digantikan oleh
menyeluruh.
timbul iskemik saraf. Keadaan iskemik ini diperberat lagi oleh peningkatan
langsung pada saraf perifer dapat pula menimbulkan invaginasi nodus ranvier
5. Diagnosis
17
Pemeriksaan fisik
thenar
f. Tinel’s sign Tes ini mendukung diagnosis bila timbul parestesia atau
18
perkusi pada terowongan karpal dengan posisi tangan sedikit
dorsofleksi.
menggunakan ibu jari. Bila dalam waktu kurang dari 120 detik timbul
h. Luthy’s sign Penderita diminta melingkari ibu jari dan jari telunjuk
pada botol atau gelas. Bila kulit tangan penderita tidak dapat
diagnosa.
keringat, kulit yang kering atau licin yang terbatas pada daerah
Pemeriksaan Neurofisiologis
Pemeriksaan Radiologi
Pemeriksaan Laboratorium
6. Terapi
bidai pada posisi netral pergelangan tangan. Bidai dapat dipasang terus-menerus
19
BAB III
LAPORAN KASUS
A. Profil Perusahaan
Perusahaan yang kami kunjungi adalah Glora Cake yang terletak di Kota
usia
dan 47
tahun
Syndrome (Adonan)
talenan, adonan)
22 tahun
20
Untuk mendiagnosis penyakit akibat kerja pada individu dilakukan suatu
minggu.
mengalami sensasi kesemutan, mati rasa, atau nyeri. Bagian yang paling
sering terpengaruh adalah jempol, jari tengah, dan telunjuk. Gejala yang
pada malam hari. Carpal tunnel atau lorong lorong sempit pada
melalui lorong ini untuk memberikan sensasi perasa atau sentuhan pada
telapak ibu jari, jari telunjuk, jari tengah, dan setengah dari jari manis.
21
Selain itu, saraf median juga memberikan tenaga pada otot tangan untuk
menjepit atau mencubit benda oleh ibu jari dan ujung jari-jari yang lain.
besar, karena pada gejala Carpal Tunnel Syndome yang dialami oleh
pasien muncul pada saat ia bekerja dan memberat saat malam hari setelah
bekerja.
tempat lain.
C. Keselamatan kerja
proses produksi tetap berjalan dengan baik dan aman. Pada kunjungan di
22
Glora Cake terdapat beberapa risiko yang dapat membahayakan
keselamatan kerja.
biasa dilihat dari lama bekerja. Hal ini merupakan hasil akumulasi
yang sering.
pernapasan (masker).
23
Tabel 1. Jenis bahaya dan APD yang diperlukan
D. Identitas Pasien
Nama : Ny. N
Agama : Islam
24
E. Anamnesis (Autoanamnesis)
1. Keluhan Utama
beberapa bulan yang lalu. Kesemutan terutama dirasakan pada sisi dalam jari
tengah, telunjuk dan ibu jari. Pasien mengeluhkan rasa sedikit tebal pada jari
tengah, telunjuk dan ibu jari. Keluhan muncul bersamaan dengan rasa
pasien tangan yang sakit masih tetap digunakan untuk beraktifitas sehari-hari.
3. Anamnesis Okupasi
a. Uraian Tugas/Pekerjaan
delapan tahun. Pasien bekerja dari hari senin sampai sabtu (jam kerja 60
jam/minggu), sejak pukul 07.00 sampai pukul 17.00 WITA (10 jam kerja
25
b. Potensial Hazard
Bahaya Tempat
Masalah Kesehatan Lama Kerja
Potensial Kerja
yang berulang.
d. Riwayat Pekerjaan
Tidak Ada
f. Riwayat Pengobatan
Tidak Ada
g. Riwayat Alergi
Tidak ada
26
F. Pemeriksaan Fisik
1. Status Generalis
Keadaan Umum : Tampak baik
Kesadaran : Compos mentis
Tekanan darah : 130/80 mmHg
Nadi : 86x/menit
Pernapasan : 20x/menit
Suhu : 36,7oC
BB : 64 Kg
TB : 157 cm
IMT : 25,96 kg/m2
Status Gizi : Obes I
h. Kepala
Bentuk : Tidak ada kelainan
Rambut : Tidak ada kelainan
Mata : Sklera ikterik (-/-), konjungtiva pucat (-/-)
Telinga : Liang lapang (+/+), serumen (-/-)
Hidung : Deviasi septum (-), sekret (-/-)
Mulut : Bibir lembab, sianosis (-)
i. Leher
Bentuk : Simetris
Trakhea : Di tengah
KGB : Tidak teraba pembesaran KGB
JVP : Tidak meningkat
j. Thorax
Paru
Inspeksi : Bentuk normal, pergerakan napas simetris kanan
dan kiri
Palpasi : Vocal fremitus simestris kanan dan kiri
Perkusi : Sonor pada kedua lapangan paru
Auskultasi : Vesikuler pada seluruh lapangan paru, rhonki (-/-),
27
wheezing (-/-)
Jantung
Inspeksi : Iktus kordisss tidak terlihat
Palpasi : Iktus Kordis teraba di sela iga V linea
midklavikularis kiri
Perkusi : Pekak
Auskultasi : Bunyi Jantung I-II reguler, murmur (-), gallop (-)
k. Abdomen
Inspeksi : Perut datar, simetris, eritema (-)
Palpasi : Nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba
Perkusi : Timpani, nyeri ketuk (-)
Auskultasi : Peristaktik (+) normal
l. Ekstremitas
Superior : Tidak ada kelainan
Inferior : Sensibilitas (+/+), parestesi (-/-)
m. Status Lokalis
Inspeksi statis : tidak ada kolaps otot thenar yang terlihat
Inspeksi dinamis : pasien terlihat mengurut-urut jarinya,
gerakan normal
Tes orientasi : normal
Pemeriksaan gerak dasar : Aktif : full ROM tanpa nyeri
Pasif : full ROM tanpa nyeri
TIMT : bisa melawan tahanan
Restricted :
ROM : dalam batas normal
ADL : tidak ada keterbatasan ADL
Pekerjaan : pasien masih mampu melakukan pekerjaannya
Spesific test :
Phalen’s test : negatif
Tinel’s sign : positif
Tes motorik : 5 untuk semua otot wrist dan hand
28
Tes sensoris : Tes tajam tumpul (normal)
Arah gerak : normal
Rasa gerak dan rasa posisi : normal
Beda dua titik : normal
Tes koordinasi finger to nose; finger to finger : normal
Palpasi tonus : tonus thenar dan hypothenar muscles normal
G. Diagnosis Kerja
Carpal Tunnel Syndrome
H. Diagnosis Banding
De Quervein Syndrom
I. Terapi
Meloxicam 7,5 mg tab 1 x 1
Vitamin B6 1 x 1
J. Edukasi
1. Diminta untuk mengompres dengan air hangat pada kedua pergelangan
sampai telapak tangan kanan dan kiri sekitar 10 menit,
2. menggerakkan kedua pergelangan tangan sebatas nyeri pasien secara
aktif dengan tujuan pemperlancar peredaran darah dan mengistirahatkan
kedua tangan saat timbul nyeri dan juga jangan mengangkat beban berat
yang menimbulkan nyeri,
3. Jangan mengangkat beban berat yang menimbulkan nyeri
4. Jangan memaksakan bekerja secara berlebihan saat tangan merasa nyeri.
29
BAB IV
PEMBAHASAN
pekerja, didapatkan berturut- turut dengan diagnosis low back pain 2 orang, 1
common cold, 2 orang dengan cephalgi dan sisanya tidak ada keluhan. Berkaitan
dengan adanya pekerja yang mengalami carpal tunnel syndrome yang dialami
oleh pekerja, terutama pada bagian dapur yang mencampur dan memindahkan
yang berulang maka diambil sampel observasi yaitu pekerja dengan diagnosa
didiagnosa carpal tunnel syndrome dan ditemukan adanya penyakit lain yaitu
kesemutan di telapak tangan kanan yang dirasakan sejak beberapa bulan yang
lalu. Kesemutan terutama dirasakan pada sisi dalam jari tengah, telunjuk dan ibu
jari. Pasien mengeluhkan rasa sedikit tebal pada jari tengah, telunjuk dan ibu jari.
bersifat hilang timbul dan dirasakan terutama pada malam hari. Nyeri berkurang
bila dikebas-kebaskan. oleh pasien tangan yang sakit masih tetap digunakan untuk
30
sama sekali, pasien hanya mengebaskan tangannya. Pasien telah bekerja selama
kurang lebih 8 bulan yang lalu. Pasien bekerja dari hari senin sampai sabtu (jam
kerja 60 jam/minggu), sejak pukul 07.00 sampai pukul 17.00 WITA (10 jam kerja
dalam sehari).
Tapi umumnya carpal tunnel syndrome ini terjadi secara kronis dimana terjadi
melambat. Kongesti yang terjadi ini akan mengganggu nutrisi intrafasikuler lalu
diikuti anoxia, yang akan merusak endotel. Kerusakan endotel ini akan
kondisi ini terus berlanjut akan terjadi fibrosis epineural yang merusak serabut
saraf. Lama-kelamaan saraf menjadi atrofi dan akan digantikan oleh jaringan ikat
tab 1x1. Terapi nonmedikamentosa yang dilakukan adalah diberikan edukasi yaitu
31
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Faktor fisik dan kondisi lingkungan kerja, dapat menjadi pendorong resiko
terjadinya cidera atau sakit pada sistem neuromuscular. Faktor fisik tersebut
diantaranya gerakan dengan kekuatan dan berulang, tekanan statis pada otot dan
tekanan oleh mesin atau getaran, dan suhu yang terlalu panas atau dingin, serta
postur kerja yang tidak ergonomis, yang dipengaruhi oleh desain perlengkapan,
alat-alat atau tempat kerja. Faktor tersebut akan semakin mempengaruhi dan
dirasakan sebagai pemicu penyakit akibat kerja setelah masa kerja tertentu.
Faktor-faktor pengaturan kerja seperti waktu kerja, arah gerak kerja, waktu
istirahat yang kurang dan pekerjaan yang monoton dapat meningkatkan resiko
terjadinya Carpal Tunnel Syndrome(CTS).
B. SARAN
Untuk Pekerja
tangan saat timbul nyeri dan juga jangan mengangkat beban berat yang
Untuk Perusahaan
tidak melakukan pekerjaan yang berulang secara terus menerus setiap harinya
Untuk Puskesmas
32
Melakukan penyuluhan tentang keselamatan kerja dan kesehatan kerja pada
33
DAFTAR PUSTAKA
1. Jeffrey n. Katz, et al. Carpal Tunnel Syndrome. N Engl J Med, 2002. Vol. 346,
No. 23.
4. Simpson MA, Day B, et al. Clinical Focus : Painful Numb Hands. Practical
Neurology – 2. 2011.
5. Durkan JA. A New Diagnostic Test For Carpal Tunnel Syndrome. J Bone Joint
34
LAMPIRAN
35