Anda di halaman 1dari 28

LETAK

LINTANG
DAN LETAK
SUNGSANG
Agung Adi Saputra

10542049513

Pembimbing : dr. Hj. Andi Fatimah Arsyad,


Sp.OG (K)
PENDAHULUAN

– Letak sungsang merupakan keadaan dimana janin terletak memanjang dengan


kepala di fundus uteri dan bokong berada di bagian bawah kavum uteri.
Kejadiannya sekitar 40% pada 20 minggu, 25% pada 32 minggu dan hanya 3-4%
pada aterm. Kemungkinan presentasi sungsang berubah secara spontan setelah
38 minggu adalah <4%.
– Letak lintang adalah letak janin dengan posisi sumbu panjang tubuh janin
memotong atau tegak lurus dengan sumbu panjang Ibu. Pada letak oblik
biasanya hanya bersifat sementara, sebab hal ini merupakan perpindahan letak
janin menjadi letak lintang atau memanjang pada persalinan
LETAK SUNGSANG

Defenisi :
Letak sungsang merupakan keadaan dimana janin terletak memanjang dengan
kepala di fundus uteri dan bokong berada di bagian bawah kavum uteri.
Klasifikasi :
1. Frank breech
2. Incomplete breech
3. Complete breech
KLASIFIKASI LETAK
SUNGSANG
ETIOLOGI LETAK SUNGSANG

– . Faktor-faktor selain usia kehamilan yang cenderung mengalami presentasi sungsang


termasuk
– paritas tinggi dengan relaksasi uterus
– oligohidramnion,
– hidrosefali,
– anensefali,
– pengiriman sungsang sebelumnya,
– anomali uterus,
– plasenta previa,
– implantasi plasenta fundus
– tumor pelvis
INSIDENSI LETAK
SUNGSANG

Berat Lahir Usia Kehamilan Insiden


(g) (minggu) (%)

1000 28 35

1000–1499 28–32 25

1500–1999 32–34 20

2000–2499 34–36 8

2500 36 2–3

All weights 3–4


DIAGNOSIS LETAK
SUNGSANG
– Manuver leopold
– Pemeriksaan dalam vagina
– Pencitraan dengan USG
MEKANISME PERSALINAN
SUNGSANG
Persalinan spontan (spontaneous breech delivery).
Janin dilahirkan dengan kekuatan dan tenaga ibu sendiri, tanpa tarikan ataupun
manipulasi selain menyangga bayi.
– Tahap pertama: fase lambat, yaitu mulai lahirnya bokong sampai pusar (skapula
yaitu mulai depan). Disebut fase lambat karena fase ini hanya untuk melahirkan
bokong yaitu bagian janin yang tidak berbahaya.
– Tahap kedua : fase cepat, yaitu mulai dari lahirnya pusar sampai lahirnya mulut.
Disebut fase cepat karena pada fase ini kepala janin mulai masuk pintu atas
panggul, sehingga kemungkinan tali pusat terjepit. Oleh karena itu fase ini harus
segera diselesaikan dan tali pusat segera dilonggarkan. Bila mulut sudah lahir,
janin dapat bernapas lewat mulut.
– Tahap ketiga : fase lambat, yaitu mulai lahirnya mulut sampai seluruh kepada
lahir. Disebut fase lambat karena kepala akan keluar dari ruangan yang
bertekanan tinggi (uterus), ke dunia luar yang tekanannya lebih rendah, sehingga
kepala harus dilahirkan secara perlahan-lahan untuk menghindari terjadinya
perdarahn intrakranial (adanya ruptura tentorium serebelli)
Prosedur Manual Aid
– Tahap pertama :lahirnya bokong sampai pusar yang dilahirkan dengan kekuatan dan tenaga
ibu sendiri.
– Tahap kedua : lahirnya bahu dan lengan yang memakai tenaga penolong. Cara/teknik untuk
melahirkan bahu dan lengan ialah secara:

– Klasik (Deventer)
– Mueller
– Lovset
– Bickenbach.
– Tahap ketiga : lahirnya kepala, dapat dengan, cara
– Mauriceau (Veit-Smellie)
– Najouks
– Wigand Martin-Winckel
– Parague terbalik
– Cunam piper
TEKHNIK KLASIK (DEVENTER)

Kedua kaki janin dibawa ke atas perut ibu, Kaki janin didekatkan ke arah
kemudian lengan belakang dilahirkan punggung ibu, kemudian lengan
depan dilahirkan
CARA MUELER

Prinsip melahirkan bahu dan lengan secara Mueller ialah


melahirkan bahu dan lengan depan lebih dulu dengan ekstraksi,
baru kemudian melahirkan bahu dan lengan belakang.
CARA LOVSET

Prinsip melahirkan persalinan secara Lovset ialah memutar


badan janin dalam setengah lingkaran bolak-balik sambil
dilakukan traksi curam ke bawah sehingga bahu yang
sebelumnya berada di belakang akhirnya lahir dibawah simpisis
dan lengan dapat dilahirkan
MELAHIRKAN KEPALA YANG MENYUSUL (AFTER
COMING HEAD)
CARA MAURICEAU

Tangan penolong yang sesuai dengan muka janin


dimasukkan ke dalam jalan lahir. Jari tengah
dimasukkan ke dalam mulut dan jari telunjuk dan jari
keempat mencengkeram fossa kanina, sedang jari lain
mencengkeram leher. Badan anak diletakkan diatas
lengan bawah penolong seolah-olah janin menunggang
kuda. Jari telunjuk dan jari ketiga penolong yang lain
mencengkeram leher janin dari punggung
CARA NAUJOKS

Teknik ini dilakukan apabila kepala masih tinggi sehingga jari


penolong tidak dimasukkan ke dalam mulut janin. Kedua tangan
penolong yang mencengkeram leher janin menarik bahu curam
kebawah dan bersamaan dengan itu seorang asisten mendorong
kepala janin kearah bawah
CARA PRAGUE TERBALIK

Teknik ini dipakai bila oksiput dengan ubun-ubun kecil


berada di belakang dekat sacrum dan muka janin
menghadap simpisis. Satu tangan penolong mencengkeram
leher dari bawah dan punggung janin diletakkan pada
telapak tangan penolong. Tangan penolong yang lain
memegang kedua pergelangan kaki, kemudian ditarik
keatas bersamaan dengan tarikan pada bahu janin sehingga
perut janin mendekati perut ibu. Dengan laring sebagai
hipomoklion, kepala janin dapat dilahirkan.
CARA CUNAM PIPER

Seorang asisten memegang badan janin pada kedua


kaki dan kedua lengan janin diletakkan dipunggung
janin. Kemudian badan janin dielevasi ke atas
sehingga punggung janin mendekati punggung ibu.
Pemasangan cunam piper sama prinsipnya dengan
pemasangan pada letak belakang kepala. Hanya saja
cunam dimasukkan dari arah bawah sejajar dengan
pelipatan paha belakang. Setelah oksiput tampak
dibawah simpisis, cunam dielevasi ke atas dan dengan
suboksiput sebagai hipomoklion berturut-turut lahir
dagu, mulut, muka, dahi dan akhirnya seluruh kepala
lahir
Prosedur ekstraksi sungsang

– Tekhnik ekstraksi kaki tekhnik ekstraksi bokong


Zatuchni dan Andros telah membuat suatu indeks prognosis
untuk menilai lebih tepat apakah persalinan dapat
dilahirkan pervaginam atau perabdominam , sebagai
berikut
0 1 2

Paritas Primi Multi


Arti nilai:
Umur kehamilan > 39 minggu 38 minggu < 37minggu
≤ 3: persalinan per abdominam
Taksiran berat janin >3600 g 3200-3600 g <3200 g
4 : evaluasi kembali secara cermat ,
Pernah letak sungsang (2500 gram) Tidak 1 Kali 2 Kali
khususnya berat badan janin ; bila
nilai tetap dapat dilahirkan per Pembukaan serviks 2 cm 3 cm 4 cm

vaginam Station <-3 cm -2 -1 atau lebih rendah


(mengapung) (menurun) (enganged)
>5 : dilahirkan per vaginam
LETAK LINTANG

– Letak lintang adalah bila dalam kehamilan atau dalam persalinan sumbu
panjang janin melintang terhadap sumbu panjang ibu (termasuk di dalamnya
bila janin dalam posisi oblique). Letak lintang kasep adalah letak lintang kepala
janin tidak dapat didorong ke atas tanpa merobekkan uterus.
– Letak lintang (transverse lie) adalah bila sumbu memanjang janin menyilang
sumbu memanjang ibu secara tegak lurus atau mendekati 90°. Jika sudut yang
dibentuk kedua sumbu ini tajam disebut oblique lie, yang terdiri dari deviated
head presentasion (letak kepala mengolak) dan deviated breech presentation
(letak bokong mengolak). Karena biasanya yang paling rendah adalah bahu,
maka dalam hal ini disebut juga shoulder presentation.
INSIDENSI

Angka kejadian letak lintang berkisar antara 0,5 – 2 %. Dari beberapa rumah sakit
pendidikan di Indonesia dilaporkan : Medan 0,6 %, Jakarta 0,1 % (1948), Bandung
1,9 %. Grenhill melaporkan 0,3 %. Letak lintang terjadi pada satu dari 322 kelahiran
tunggal (0,3%) baik dari Mayo Clinic maupun di University of Town Hospital. Di
Parkland Hospital ,dijumpai letak lintang pada 1 dari 355 janin tunggal yang lahir
selama lebih dari 4 tahun.
ETIOLOGI

– Relaksasi berlebihan dinding abdomen akibat multiparitas yang tinggi.


– Janin yang premature.
– Plasenta previa.
– Uterus abnormal.
– Cairan amnion berlebih
– Panggul sempit.
DIAGNOSA

– Mudah ditegakkan bahkan dengan pemeriksaan inspeksi saja. Abdomen


biasanya melebar kearah samping dan pundus uteri melebar di atas umbilicus.
– 1. PEMERIKSAAN LEOPOLD
2. Pada pemeriksaan dalam teraba bagian yang bergerigi yaitu tulang rusuk pada
dada janin diatas pintu atas panggul pada awal persalinan. Pada persalinan lebih
lanjut teraba klavikula.posisi aksilla menunjukkan kemana arah bahu janin
menghadap tubuh ibu. Bila persalinan terus berlanjut bahu janin akan masuk
rongga panggul dan salah satu lengan sering menumbun (lahir terlebih dahulu)
kedalam vagina dan vulva.
3. Pencitraan dengan USG abdominal.
MEKANISME PERSALINAN

– Pada letak lintang presistenul (letak lintang yang menetap) dengan umur
kehamilan aterm, persalinan tidak mungkin dapat terjadi secara normal
pervaginam, kecuali badan dan kepala janin dapat masuk kedalam rongga
panggul secara bersamaan. Apabila tidak dilakukan tindakan yang tepat, janin
dan ibu dapat meninggal.2
– Pada saat ketuban sudah pecah, bila ibu tidak ditolong dengan tepat, maka
bahu janin akan masuk kedalam panggul dan tangan yang sesuai akan
menumbung. Kemudian terjadi penurunan panggul sebatas PAP. Sedangkan
bokong dan kepala tedapat pada fosailiaka
Kontraksi uterus semakin kuat dalam upayanya mengatasi halangan pada PAP. Namun usaha
uterus dalam meningkatkan kontraksi tidak membuahkan hasil. Semakin meningkat
kontraksi uterus maka lama kelamaan terbentuk cincin retraksi yang semakin lama semakin
tinggi, akhirnya terjadi lingkaran bandl sebagai tanda akan terjadi ruptura uteri. Keadaan ini
disebut letak lintang kasep. Apabila penanganan ini tidak mendapatkan penanganan gawat
darurat semestinya maka akan terjadi ruptura uteri, ibu dan janin dapat meninggal.
Apabila panggul ibu cukup besar dan janin sangat kecil, meskipun kelainan letak lintang
menetap, persalinan spontan dapat terjadi. Pada keadaan ini kepala terdorong keperut ibu
dengan adanya tekanan pada janin. Tampak di vulva bagian dinding dada dibawah bahu
menjadi bagian yang bergantung. Kepala dan dada secara bersamaan melewati rongga
panggul. Dalam keadaan terlipat (conduplication corpore) janin dilahirkan.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai