Gametogenesis 1
Gambar 1.13. A. Potongan melintang melalui tali benih primitif pada seorang neonatus laki-
laki, yang memperlihatkan sel-sel benih primordial dan sel penunjang. B dan C. Dua segmen
tubuli seminiferi pada potongan melintang. Perhatikan berbagai tingkatan dalam
spermatogenesis.
Gametogenesis 2
Spermatogenesis – Lanjutan 3
Gametogenesis 3
Spermatogenesis – Lanjutan 4
Gametogenesis 4
Spermatogenesis – Lanjutan 5
Gametogenesis 5
• Spematogonia dan spermatid tetap tertanam di lekukan-lekukan sel-
sel sertoli yang dalam di sepanjang masa perkembangan mereka.
• Dengan cara ini, sel-sel sertoli memberikan sokongan dan
perlindungan bagi sel-sel benih tersebut, ikut menunjang nutrisi
mereka, dan membantu dalam pelepasan spermatozoa matang.
Gambar 1.17. Pembesaran tinggi sebuah sel Sertoli, yang memperlihatkan hubungannya
dengan sel-sel benih. Spematosit dan spermtid dini menduduki lekukan-lekukan di aspek
terletak di lekuk-lekuk dalam di dekat apeks. 6
Gametogenesis
basal sel Sertoli, sementara spermatid tua
Gambar 1.14. Menggambarkan ilustrasi asal klon sel-sel benih pria. Hanya spermatogonia
jenis A yang paling primitif yang mengalami sitokenesis mengisi kembali populasi sel induk.
Begitu sel jenis A meninggalkan populasi sel induk, sel-sel dalam setiap pembelahan
berikutnya dihubungkan oleh jembatan sitoplasma sampai masing-masing sperma
dipisahkan dari badan sisa. Sebenarnya, jumah sel-sel yang saling dihubungkan ini jauh
lebih besar daripada yang digambarkan di dalam gambar ini. 7
Gambar 1.15. Gambaran skematik spermatogenesis pada manusia.
Gametogenesis 8
Spermiogenesis
• Serangkaian perubahan yang menimbulkan transformasi spermatid
menjadi spermatozoa.
• Perubahan ini adalah:
– pembentukan akrosom, yang menutupi lebih dari setengah
permukaan inti;
– kondensasi inti;
– pembentukan leher, bagian tengah, dan ekor; dan
– peluruhan sebagian besar sitoplasma.
Gametogenesis 9
Spermiogenesis – Lanjutan 2
Gametogenesis 11
Kaitan Klinis
• Pada manusia dan pada kebanyakan mamalia, satu folikel ovarium
kadangkala mengandung dua atau tiga oosit primer yang jelas-jelas
berlainan.
– Biasanya oosit-oosit ini mengalami degenerasi sebelum menjadi matang
atau bisa juga menghasilkan kembar dua/tiga.
• Pada kasus yang jarang, satu oosit primer mengandung dua atau
bahkan tiga nuklei.
– Tetapi oosit berinti dua atau tiga semacam itu, mati sebelum mencapai
kematangan.
Gametogenesis 12
Kaitan Klinis – Lanjutan 2
Gametogenesis 13
Gambar 1.18. Gambar-gambar sel benih abnormal pada wanita dan pria. A. Folikel
primordial dengan dua oosit. B. Oosit berinti tiga. C. Berbagai jenis spermatozoa abnormal.
Gametogenesis 14