Anda di halaman 1dari 6

Nama : Hermalia Andra Ristanti

NIM : 152211137

Tugas : Biologi Reproduksi

N Gambar Keterangan
O
1. Spermatogenesis Spermatogenesis adalah proses
pembentukan sel spermatozoa
(tunggal : spermatozoon) yang terjadi di
organ kelamin (gonad) jantan yaitu
testis tepatnya di tubulus seminiferus.
Sel spermatozoa, disingkat sperma yang
bersifat haploid (n) dibentuk di dalam
testis melewati sebuah proses
kompleks. Spermatogenesis mencakup
pematangan sel epitel germinal dengan
melalui proses pembelahan dan
diferensiasi sel. Pematangan sel terjadi
di tubulus seminiferus yang kemudian
disimpan dalam epididimis. Tubulus
seminiferus terdiri dari sejumlah besar
sel germinal yang disebut
spermatogonia (jamak). Spermatogonia
terletak di dua sampai tiga lapis luar
sel-sel epitel tubulus seminiferus.
Spermatogonia berdiferensiasi melalui
tahap-tahap perkembangan tertentu
untuk membentuk sperma.
Proses Spermatogenesis :
Tahap pembentukan spermatozoa
dibagi atas tiga tahap yaitu :
1. Spermatocytogenesis
Merupakan spermatogonia yang
mengalami mitosis berkali-kali yang
akan menjadi spermatosit primer.
Spermatogonia merupakan struktur
primitif dan dapat melakukan
reproduksi (membelah) dengan cara
mitosis. Spermatogonia ini
mendapatkan nutrisi dari sel-sel
sertoli dan berkembang menjadi
spermatosit primer. Spermatogonia
yang bersifat diploid (2n atau
mengandung 23 kromosom
berpasangan), berkumpul di tepi
membran epitel germinal yang
disebut spermatogonia tipe A.
Spermatogonia tipe A membelah
secara mitosis menjadi
spermatogonia tipe B. Kemudian,
setelah beberapa kali membelah, sel-
sel ini akhirnya menjadi spermatosit
primer yang masih bersifat diploid
Spermatosit primer mengandung
kromosom diploid (2n) pada inti
selnya dan mengalami meiosis. Satu
spermatosit akan menghasilkan dua
sel anak, yaitu spermatosit sekunder.
2. Tahapan meiosis
Spermatosit primer menjauh dari
lamina basalis, sitoplasma makin
banyak dan segera mengalami
meiosis I menghasilkan spermatosit
sekunder yang n kromosom
(haploid). Spermatosit sekunder
kemudian membelah lagi secara
meiosis II membentuk empat buah
spermatid yang haploid juga.
Sitokenesis pada meiosis I dan II
ternyata tidak membagi sel benih
yang lengkap terpisah, tapi masih
berhubungan lewat suatu jembatan
(Interceluler bridge). Dibandingkan
dengan spermatosit I, spermatosit II
memiliki inti yang gelap.
3. Tahapan Spermiogenesis
Merupakan transformasi spermatid
menjadi spermatozoa yang meliputi
4 fase yaitu fase
golgi, fase tutup, fase akrosom dan
fase pematangan. Hasil akhir berupa
empat spermatozoa (sperma) masak.
Ketika spermatid dibentuk pertama
kali, spermatid memiliki bentuk
seperti selsel epitel. Namun, setelah
spermatid mulai memanjang
menjadi sperma, akan terlihat bentuk
yang terdiri dari kepala dan ekor.
2. Oogenesis Oogenesis, terjadi di lapisan terluar
ovarium. Seperti halnya produksi
sperma, oogenesis dimulai dengan sel
germinal, yang disebut oogonium atau
bentuk jamaknya adalah oogonia.
Namun, sel ini mengalami mitosis
untuk bertambah jumlahnya, yang
akhirnya menghasilkan sekitar 1-2 juta
sel dalam embrio. Perlu dipahami,
bahwa sel telur sudah berada di dalam
tubuh wanita sejak Moms masih
berusia 8 hingga 20 minggu di dalam
kandungan.
Sementara itu, ovarium yang ada di
embrio memiliki sekitar 600 ribu sel
oogonium. Sel-sel telur ini akan
berhenti berkembang sampai ketika
Moms memasuki masa pubertas, yaitu
mengalami menstruasi. Setelah
terjadinya masa puber, oogonium atau
sel induk telur akan aktif bekerja lagi
mengikuti siklus menstruasi setiap
bulannya. Atau dapat dijelaskan dalam
3 tahapan proses oogenesis berikut ini:
1. Tahap Penggandaan
Tahan penggandaan terjadi dalam
ovarium janin ketika masih dalam
kandungan. Pada tahapan ini, sel
primordial mengalami pembelahan
mitosis membentuk oogonium yang
bersifat diploid.
2. Tahap Pertumbuhan
Tahapan pertumbuhan pada
oogensis terjadi pada ovarium. Pada
tahap pertumbuhan, oogonium
mengalami pembelahan mitosis
membentuk oosit primer yang
bersifat diploid. Oosit primer berada
dalam keadaan dorman (istirahat)
sampai anak perempuan mengalami
masa puber yang ditandai dengan
menstruasi.
3. Tahap Pematangan
Tahapan yang terakhir adalah tahap
pematangan, tahapan ini dimulai
pada masa puber. Pada tahapan
pematangan terjadi perubahan
hormonal dalam tubuh anak
perempuan. Perubahan ini
mengakibatkan oosit primer
membelah secara meiosis
menghasilkan oosit sekunder.
Dilansir dari Fertilitypedia, proses
oogenesis dimulai di ovarium janin
dengan perkembangan oogonia dari
sel germinal primordial (PGCs).
Oogonia terbentuk selama
perkembangan janin, yang dalam
proses yang disebut oositogenesis,
dan membelah melalui mitosis,
seperti halnya spermatogonia di
testis.
Dengan kata lain, oosit primer
mencapai perkembangan
maksimalnya pada usia kehamilan
20 minggu, ketika sekitar tujuh juta
oosit primer telah dibuat. Namun,
saat lahir, jumlah ini telah berkurang
menjadi sekitar 1-2 juta. Proses
oogenesis/folikulogenesis sangat
diatur oleh hormon dan zat lain.
Oogenesis adalah apa yang dilalui
oosit saat berkembang menjadi sel
telur yang matang. Sel telur yang
matang ini terdapat dalam kantong
kecil yang memiliki dinding sel,
disebut dengan folikel matang.

3. Fertilisasi Fertilisasi adalah bersatunya dua gamet


(sel sperma dan sel ovum) untuk
membentuk organisme baru yang
sejenis.
Tahap pada Fertilisasi
1. Tahap penembusan korona radiata
Dari 200-300 juta hanya 300-500
yang sampai di tubafaloppi yang
bisa menembuh korona radiata
karena sudah mengalami proses
kapasitasi.
2. Penembusan zona pellusida
Spermatozoa lain ternyata bisa
menempel di zona pellusida, tetapi
hanya satu terlihat mampu
menembus oosit.
3. Tahap penyatuan oosit dan
membran sel sperma
Setelah menyatu maka akan
dihasilkan zigot yang mempunyai
kromosom diploid (44 autosom dan
2 gonosom) dan terbentuk jenis
kelamin baru (XX untuk wanita
dan XY untuk laki-laki.
Pembelahan
Setelah itu zigot akan membelah
menjadi tingkat 2 sel (dalam 30 jam), 4
sel, 8 sel, sampai dengan 16 sel disebut
blastomer (3 hari) dan membentuk
sebuah gumpalan bersusun longgar.
Setelah 3 hari sel-sel tersebut
membelah membentuk morula (dalam
14 hari) . saat morula masuk rongga
rahim, cairan mulai menembus zona
pellusida masuk kedalam ruang antar
sel menyatu dan akhirnya terbentuklah
sebuah rongga/blastokel sehingga
disebut blastokista (dalam 4-5hari). Sel
bagian dalam disebut embrioblas dan
sel luar disebut trofoblast. Zona
pellusda akhirnya menghilang sehingga
trofoblasat akhirnya bisa masuk ke
endometrium dan siap berimplantasi (5-
6 hari) dalam bentuk balstoksta tingkat
lanjut.

4. Konsepsi Menurut Manuaba (2010:77-79),


keseluruhan proses konsepsi
berlangsung seperti uraian dibawah ini:
1. Ovum yang dilepaskan dalam
proses ovulasi, diliputi oleh karena
radiata yang mengandung
persediaan nutrisi.
2. Pada ovum dijumpai inti dalam
bentuk metafase ditengan
sitoplasma yang disebut vitelus.
3. Dalam perjalanan, korona radiata
makin berkurang pada zona
pellusida. Nutrisi dialirkan kedalam
vitelus, melalui saluran pada zona
pelusida.
4. Konsepsi terjadi pada pars
ampularis tuba, tempat yang palimg
luas yang dindingnya penuh jonjot
dan tertutup sel yang mempunyai
silia. Ovum mempunyai waktu
hidup terlama di ampulla tuba.
5. Ovum siap dibuahi setelah 12 jam
dan hidup selama 48 jam.
Spermatozoa menyebar, masuk
melalui kanallis servikalis dengan
kekuatan sendiri. Pada kavum uteri,
terjadi proses kapasitasi, yaitu
pelepasan lipoprotein dari sperma
sehingga mampu mengadakan
fertilisasi. Spermatozoa
melanjutkan perjalanan menuju
tuba fallopi. Spermatozoa hidup
selama tiga hari di dalam genetalia
interna. Spermatozoa akan
mengelilingi ovum yang telah siap
dibuahi serta mengikis korona
radiata dan zona pellusida demean
proses enzimatik: hialuronise.
Melalui “stomata”, spermatozoa
memasuki ovum. Setelah kepala
spermatozoa masuk kedalam ovum,
ekornya lepas dan tertinggal diluar.
Kedua inti ovum dan inti
spermatozoa bertemu dengan
membentuk zigot.

Anda mungkin juga menyukai