Anda di halaman 1dari 14

GAMETOGENESIS (Spermatogenesis Dan Oogenesis)

(Dibuat untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Struktur Perkembangan Hewan 2


Dosen Pengampuh Ibu Dr. Djuna Lamondo, M.Si)

DisusunOleh:

Nama : Cindi Ahaya

Nim : 432421045

PROGRAM STUDI BIOLOGI

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

2022
Gametogenesis (Spermatogenesis Dan Oogenesis)
Gametogenesis merupakan proses pembentukan gamet di gonad jantan atau betina.
Gametogenesis melibatkan proses pembelahan sel-sel gamet melalui mitosis dan meiosis.
Sel gamet terdiri dari gamet jantan (spermatozoa) yang dihasilkan di testis dan gamet betina
(ovum) yang dihasilkan di ovarium. Melalui pembelahan meiosis, sel benih akhirnya
membentuk sel gamet yang haploid. Pada hewan jantan gametogenesis disebut sebagai
spermatogenesis sedangkan pada betina disebut oogenesis. Tujuan dari gametogenesis
adalah menghasilkan material genetik yang dibutuhkan selama proses replikasi melalui
proses mitosis dan meiosis.
 Mitosis yaitu pembelahan sel dari induk menjadi 2 anakan tetapi tidak terjadi
reduksi kromosom contoh apabila ada sel tubuh kita yang rusak maka akan terjadi
proses penggantian dengan sel baru melalui proses pembelahan mitosis,
 pembelahan meiosis yaitu pembelahan sel dari induk menjadi 2 anakan dengan
adanya reduksi kromosom, contohnya pembelahan sel kelamin atau gamet sebagai
agen utama dalam proses reproduksi manusia. Pada pembelahan mitosis
menghasilkan sel baru yang jumlah kromosomnya sama persis dengan sel induk
yang bersifat diploid (2n) yaitu 23 pasang/ 46 kromosom, sedangkan pada meiosis
jumlah kromosom pada sel baru hanya bersifat haploid (n) yaitu 23 kromosom.
Gametogenesis terdiri 4 tahap : perbanyakan, pertumbuhan, pematangan dan perubahan
bentuk. Gametogenesis ada dua yaitu spermatogenesis dan oogenesis.
1. Spermatogenesis

2
Spermatogenesis adalah proses pembentukan sel spermatozoa (tunggal :
spermatozoon) yang terjadi di organ kelamin (gonad) jantan yaitu testis tepatnya di
tubulus seminiferus. Sel spermatozoa, disingkat sperma yang bersifat haploid (n)
dibentuk di dalam testis melewati sebuah proses kompleks. Spermatogenesis mencakup
pematangan sel epitel germinal dengan melalui proses pembelahan dan diferensiasi sel.
Pematangan sel terjadi di tubulus seminiferus yang kemudian disimpan dalam
epididimis. Tubulus seminiferus terdiri dari sejumlah besar sel germinal yang disebut
spermatogonia (jamak). Spermatogonia terletak di dua sampai tiga lapis luar sel-sel
epitel tubulus seminiferus. Spermatogonia berdiferensiasi melalui tahap-tahap
perkembangan tertentu untuk membentuk sperma.
a. Tahap spermatositogenesis

Tahap spermatositogenesis merupakan tahap awal proses pembentukan


spermatozoa. Tahap ini dipengaruhi oleh sel sertoli, yaitu sel yang memberi nutrisi-
nutrisi kepada spermatogonia, sehingga dapat berkembang menjadi spermatosit. Di
dalam spermatositogenesis, spermatogonia bermitosis menjadi spermatid primer.
Dalam tahap ini terjadi diferensiasi sel-sel germinal primordial menjadi
spermatogonium. Spermatogonium mempunyai jumlah kromosom diploid (2n).
Spermatogonia sebagai cikal bakal spermatozoa, menempati bagian paling dasar di

3
membrana basalis, diikuti dengan spermatosit primer, spermatosit sekunder dan
spermatid yang sudah mengarah ke bagian lumen.
Terdapat tiga jenis spermatogonium yaitu:
a) Tipe A(d)/dark: Dengan inti gelap, sel spermatogonium ini akan menggandakan diri
dan merupakan cadangan spermatogonium yang konstan dalam proses
psermatogenesis.
b) Tipe A(p)/pale: Inti pucat, sel tipe ini akan mengalami mitosis untuk menghasilkan
tipe B
c) Tipe B: spermatogonium ini akan membelah diri menghasilkan spermatosit primer
Dalam pembentukan spermatosit primer, spermatogonia akan bermitosis berkali-
kali.
Tahap profase di mitosis pertama ini waktunya cukup lama dan spermatosit primer
mempunyai masa hidup paling lama dibandingkan tipe-tipe sel gamet jantan lainnya.. Satu
spermatosit primer akan menghasilkan dua set anakan spermatosit sekunder. Spermatosit
sekunder merupakan tipe sel gamet jantan yang mempunyai masa hidup terpendek.
Tahap meiosis, merupakan tahapan spermatosit primer bermiosis I membentuk
spermatosis sekunder dan langsung terjadi meiosis II yaitu pembentukan spermatid, dari
spermatosit sekunder. Proses ini terjadi saat spermatosit primer menjauhi lamina basalis,
dan sitoplasma semakin banyak. Spermatosit primer awalnya masih mengandung
kromosom diploid (2n) yang kemudian akan mengalami meiosis. Di dalam proses
pembentukan spermatosit sekunder, spermatosit primer akan menjauh dari lamina basalis,
sitoplasma bertambah banyak, dan terjadi pembelahan meiosis pertama membentuk dua
spermatosit sekunder dengan jumlah kromososm haploid (1n). Pada proses meiosis pertama
akan langsung diikuti dengan pembelahan meiosis kedua yang membentuk empat spermatid
masing-masing dengan kromosom haploid.
b. Tahap spermiogenesis
Round spermatid yang berubah menjadi spermatoza yang melalui perubahan secara seri
yang bersama-sama disebut dengan spermiogenesis. Perubahan meliputi kondensasi
kromatin inti, pembentukan ekor spermatozoa atau lagear apparatus dan perkembangan

4
acrosome cap. peristiwa perubahan spermatid menjadi sperma yang dewasa.
Spermiogenesis terjadi di dalam epididimis dan membutuhkan waktu selama 2 hari.
Tahapan perubahan bentuk spermatid dibagi menjadi 4 fase yaitu fase golgi, Cap,
Akrosom dan fase maturasi.
1) Fase Golgi
Fase golgi pada tahap spermiogenesis adalah ditandai dengan pembentukan
granul (butiran) proakrosomal dengan golgiaparatus, peleburan granul kedalam single
granule acrosome sehingga menghasilkan penutup inti (nuclear envelope) dan tahap
awal pertumbuhan ekor pada bagian ujung lain dari akrosom. Sentriol bagian
proksimal menghilang dari inti sebagai dasar pembentukan ekor dari kepala.
2) Fase Cap
Fase ‘cap’ ditandai dengan menyebarnya granul ke permukaan nukleus
spermatid, proses dilanjutkan menuju ke bagian 2/3 bagian enterior pada masing-
masing inti spermatid tertutup oleh lapisan tipis doble layer. Selama fase ‘cap’ ini
terjadi perkembangan komponen axonema pada bagian ekor yang dibentuk dari
elemen-elemen pada distal sentriol mengalami pemanjangan di bagian sitoplasma sel.
Selama awal perkembangan struktur axonema irip dengan silia yang didalamnya
terdapat 2 tubulus di tengah yang dikelilingi bagian tepinya dengan 9 pasang tubulus.
3) Fase akrosom
Fase akrosom pada proses spermiogenesis secara umum ditandai dengan
perubahan inti, akrosom dan pertumbuhan ekor spermatid. Pertumbuhan difasilitasi
oleh pemutaran pada masing-masing spermatid, akroom menuju ke bagian ujung
sedangkan ekornya menuju ke bagian lumen. Perubahan inti meliputi kondensasi
kromosom pada butiran tebal dibagian kepala menjadi pipih, saat ini terjadi
pertumbuhan histon secara progresif diganti dengan protein yang bentuknya ikut
memanjang. Modiikasi bentuk kepala dan akrosom ini berada di sekitar sel sertoli.
Proses ini berbeda-beda pada masing-masing spesies.
Perubahan morfologi inti seiring dengan menghilangnya sitoplasma di bagian
kepala juga bagian cauda dan bagian proximal tumbuh ekor yang bagian
sitoplasmanya tumbuh silinder sheat. Metochondria yang awalnya terdistribusi di

5
spermatid mulai terkonsentrasi di bagian axonema yang membentuk sheat di bagian
midle piace pada ekor.
4) Fase Maturasi
Fase maturasi pada spermiogenesis ini adalah suatu tahap akhir dari proses
peanjangan dan menuju lumen tubulus seminiferus. Pemanjangan spermatid ini
mempunyai proses yang bervariasi sehingga bentuk pada berbagai spesies menjadi
berbeda. Di dalam intinya terdapat granula kromatin yang secara progressif mengalami
kondensasi merubah protein menjadi protamin dan membentuk materi homogenous
yang seragam pada inti spermatozoa.
Selama fase maturasi ibrous sheeth dan 9 course iber (serabut kasar)
membentuk lingkaran axonema dan terus menerus kolom ini mejadi leher. 9 serabut
kasar yang dikelilingi axonema terbentuk mulai leher sampai ujung ekor. Mitokondria
secara kuat dan terus menerus berkembang di bagian ekor.

Struktur sperma matang terdiri dari :


1) Kepala (caput)
Secara umum bagian kepala spermatozoa yang telah masak, terdapat akrosoma
yang terbentuk dari badan golgi dan mengandung enzim hialuronidase dan proteinase
yang berfungsi untuk menembus lapisan pelindung ovum. Pada bagian ini juga terdapat
inti spermatozoa yang menyimpan sejumlah informasi genetik yang akan diwariskan
kepada keturunannya. Pada bagian ini sperma mengandung suau lapisan tipis
sitoplasma dan sebuah inti berbentuk lonjong dan dan hampi mengisi seluruh bagian
dari kepala sperma. Bagian depan disebut acrosom( memiliki enzim hydrolytic yang

6
terdiri dari acrosin dan hyaluronidase yang dibutuhkan saat fertilisasi ) dan bagian
belakang dinamakan sentriol.
2) Leher (Servix)
Bagian leher spermatozoa, banyak mengandung mitokondria. Leher spermatozoa
merupakan tempat oksidasi sel untuk membentuk energi, sehingga sperma dapat
bergerak aktif. Daerah ini merupakan bagian yang genting dan mengandung sentriol
depan dan bagian depan filament poros.
3) Badan (Corpus)
Bagian badan dari sperma mengandung filament poros mitochondria dan sentriol
belakang berbentuk cincin, sehingga sering disebut bagian badan ini sebagai tenaga
pusat sperma karena mitokondria memiliki enzim yang menggerakkan asam
trikakboksilat dan transport electron serta fosfolirasi oksidatif, yang menghasilkan
energi dalam bentuk ATP.
4) Ekor (Cauda)
Ekor sperma memeiliki 2 bagian : bagian utama dan bagian ujung. Ekor ini
mengandung banyak sekali filament poros / flagellum tetapi sedikit mengandung
sitoplasma.terdapat 2 sentriol terletak di bagian tengah dari. Fibril-fibril yang seperti
cilia tersebar dalam ekor dan dikelilingi oleh cincin yang terdiri dari 9 pasangan fibril
perifer. Fibril ini berfungsi menimbulkan gerakan ekor sperma. Bagian ekor
spermatozoa, merupakan alat gerak mendorong
spermatozoa masuk ke dalam vas deferen dan
duktus ejakulatorius dan menuju ovum untuk
proses fertiliasi.
 Hormon yang Berperan dalam Proses
Spermatogenesis
Hormon-hormon utama yang berperan
dalam proses Spermatogenesis, yaitu:
a) Hormon LH akan merangsang sel leydig
untuk menghasilkan hormon testosteron.

7
a) Hormon Testosteron akan mempengaruhi sel Sertoli dengan cara meningkatkan tingkat
responsifitasnya terhadap FSH dan secara simultan akan menghambat sekresi LH
dengan cara mekanisme umpan balik negatif melalui poros hipotalamo-hipofiseos.
b) Hormon FSH menghasilkan ABP (Androgen Binding Protein) dengan mengontrol
pematangan epitelium germinal dengan mempengaruhi langsung sel Sertoli dan
menginduksi sel Sertoli untuk memproduksi protein yang akan memacu
spermatogonium untuk memulai spermatogenesis
2. Oogenesis
Oogenesis adalah proses pembentukan sel telur (ovum) di dalam ovarium. Oogenesis
dimulai dengan pembentukan bakal sel-sel telur yang disebut oogonia 29 (tunggal:
oogonium). Pembentukan sel telur pada manusia sudah diawali sejak di dalam
kandungan, yaitu di dalam ovari fetus perempuan. Pada usia akhir bulan ketiga fetus,
semua oogonia yang bersifat diploid telah terbentuk dan siap memasuki tahap
pembelahan.

Ada 5 tahapan pada oogenesis, yaitu :


a. Oogonium
Oogonium awalnya berada di dalam ektoderm embrional dari saccus
vitellinus (kantung kuning telur), dan berpindah ke epitelium germinativum kira-
kira pada minggu ke 6 dalam kandungan. Tiap oogonium dikelilingi oleh sel-sel
pregranulosa yang melindungi dan memberi nutrisi oogonium dan sekaligus
membentuk folikel primordial.
b. Folikel Primordial

8
Folikel primordial yang terbentuk akan berpindah ke bagian stroma cortex
ovarium dan folikel ini dihasilkan sebanyak 200.000 buah. Sejumlah folikel
primordial berupaya berkembang selama dalam kandungan dan selama masa anak-
anak, namun tidak satupun mencapai maturasi (masak). Saat pubertas, tiap folikel
menyelesaikan proses pemasakan dan disebut folikel de Graaf. Di di folikel de
Graff terdapat sel kelamin yang disebut oosit primer.
c. Oosit Primer
Inti (nukleus) dari oosit primer mengandung 23 pasang kromosom (2n). Tiap
satu pasang kromosom merupakan kromosom menentukan jenis kelamin.
Sementara kromosom-kromosom yang lain disebut autosom. Tiap kromosom terdiri
dari dua kromatin. Kromatin membawa gen-gen yang disebut DNA.
d. Pembelahan Meiosis Pertama
Pembelahan meiosis terjadi di ovarium pada saat folikel de Graaf mengalami
maturasi dan selesai sebelum terjadi ovulasi. Inti oosit atau sel telur akan membelah
sehingga kromosom terpisah dan membentuk dua set yang masing-masing
mengandung 23 kromosom. Tiap set tetap lebih besar dibanding yang lain karena
mengandung seluruh sitoplasma, sel ini disebut oosit sekunder. Sel yang ukurannya
lebih kecil disebut badan kutub atau badan polar pertama. Badan polar primer
kadang-kadang dapat membelah diri, namun secara normal akan mengalami
degenerasi. Pembelahan meiosis pertama ini menghasilkan kromosom haploid pada
oosit sekunder dan badan polar primer. Pertukaran kromatid dan bahan genetiknya
juga terjadi dalam proses meiosis ini.
e. Oosit Sekunder
Pada saat pembelahan meiosis kedua, umumnya terjadi apabila ada
fertilisasi, yaitu saat kepala spermatozoa menembus zona pellucida oosit. Oosit
sekunder kemudian membelah membentuk ootid yang kemudian berdiferensiasi
menjadi ovum dan satu badan polar lagi kedua. ampai tahap ini terbentuk tiga badan
polar serta satu ovum masak, baik badan polar dan ovum mengandung bahan
genetik yang berbeda. Ketiga badan mengalami degenerasi. Ovum yang masak yang

9
telah mengalami fertilisasi mulai mengalami perkembangan embrional menjadi
zigot dan pembelahan lebih lanjut.
 Hormon yang Berperan dalam Proses Oogenesis
Beberapa hormon yang berperanan dalam proses pembentukan oogenesis
yaitu : Gonadotropin Releasing Hormone (GnRH), Follicle Stimulating Hormone
(FSH) dan Lutinuezing Hormone (LH).

a) Hipothalamus menghasilkan hormon GnRH (Gonadotropin Releasing Hormone) yang


menstimulasi hipofisis mensekresi hormon FSH (Follicle Stimulating Hormone) dan
LH (Lutinuezing Hormone). FSH dan LH akan menyebabkan terjadi sekresi hormon
estrogen dan progesteron.
b) Hormon LH akan merangsang korpus luteum untuk menghasilkan hormon progesteron
dan merangsang terjadinya ovulasi.
c) hormon FSH akan merangsang ovulasi dan memicu folikel untuk membentuk estrogen,
memacu perkembangan folikel.

10
 Struktur Ovum (Sel Telur)

1. Oocyte adalah ukuran besar, sebenarnya itu adalah satu-satunya sel yang bisa kita
lihat dengan mata telanjang. Sel telur itu berlapis-lapis, memiliki sitoplasma dan
nukleus.
2. Sitoplasma sel telur mengandung semua bahan untuk membentuk individu baru,
seperti protein, ribosom, tRNA, mRNA, dan bahan lainnya. Sitoplasma sel telur
sering disebut ooplasma. Ovum juga memiliki membran yang disebut vitelline,
sama seperti membran di sel lain.
3. Membran ini memiliki fungsi melindungi sel telur dan mengatur pertukaran zat
antara sel dengan lingkungan di luar sel. Lalu ada zona pelusida, yang merupakan
bagian pelindung dari sitoplasma sel dan melindungi sel telur.
4. Zona pelusida juga mencegah lebih dari satu sperma membuahi sel telur. Jadi jika
ada sel sperma yang membuahi sel telur, zona pellucida tidak akan membiarkan sel
sperma lainnya menyerang.
 Siklus Reproduksi Betina
Siklus reproduksi merupakan rangkaian kejadian biologik kelamin yang
berlangsung secara terus menerus sehingga lahir generasi baru dari suatu makhluk
hidup. Jika siklus reproduksi dari suatu makhluk terputus, maka kehadiran makhluk
tersebut didunia menjadi terancam, pada suatu saat makhluk tersebut mati tanpa
generasi penerus dan selanjutnya akan punah (Partodihardjo, 1987).
Siklus reproduksi adalah suatu siklus perkembangbiakan hewan betina yang
telah mencapai masa pubertas dan akan berulang tiap satu jangka waktu tertentu.
Jadi siklus reproduksi meliputi kurun waktu dari beranak sampai beranak

11
berikutnya. Dalam satu siklus reproduksi dibagi menjadi tiga fase, yaitu : Fase pra
graviditas, meliputi proses-proses birahi, ovulasi, kopulasi dan fertilisasi; Fase
graviditas, meliputi proses-proses implantasi, plasentasi, kebuntingan; Fase post
graviditas, meliputi proses-proses pengeluaran foetus, pengeluaran sekundinae dan
laktasi (Hardjopranjoto, 1987).
 Siklus Estrus

Siklus estrus adalah perubahan fisiologis yang


terjadi secara berkala pada kebanyakan mamalia
betina dari ordo Theria akibat hormon-hormon
reproduksi. Siklus estrus umumnya terdiri dari empat
fase, yaitu proestrus, estrus, metestrus, dan diestrus.
Namun ada juga yang membagi siklus estrus hanya menjadi dua fase, yaitu fase
folikuler atau estrogenik yang meliputi proestrus-estrus, dan fase luteal yang terdiri dari
metestrus-diestrus (Toelihere, 1979).

12
Referensi:
Adnan.2008.Perkembangan hewan. UNM, Jurusan Biologi FMIPA UNM, Makasar.
Carlson, B. M.1988.Patten’s Foundation of Embryology. McGraw Hill New York.
Rudy Agung Nugroho.2010.Reproduksi dan perkembangan hewan
Dr. Irdalisa, S.Si., M.Pd.2021.Perkembangan hewan;Jakarta
Agung, R. 2015. Reproduksi Perkembangan Hewan.
Tim Penulis. (2015). BUKU AJAR REPRODUKSI PERKEMBANGAN HEWAN.
Universitas Atma Jaya Yogyakarta.

13
Nama: Cindi Ahaya
Nim: 432421045
Kelas: A/Biologi nondik

Tugas: membuat pertanyaan spermatogenesis dan oogenesis


1. Bagaimanakah hasil akhir spermatogenesis berdasarkan jumlah kromosomnya?
Jawaban:
Spermatogenesis merupakan proses pembentukan sperma yang ada di dalam testis.
Proses ini ialah proses pembelahan sel secara meiosis sehingga hasil akhirnya akan
menghasilkan gamet dengan jumlah kromosom setengah dari induknya yaitu (n),
dimana 1 spermatosit primer menghasilkan 4 spermatozoa. Proses ini berlangsung di
dalam testis lebih kurang selama 64 hari, dimana sebenarnya spermatozoa yang
berbentuk adalah sekitar 300 juta sel spermatozoa baru setiap hari.
2. Mengapa oogenesis hanya menghasilkan 1 ovum dan 3 badan polar?
Jawaban:
Karena pada tahapan oogenesis: Sel germinal (2n) => Oosit primer => Oosit sekunder
(n) dan badan polar. Oosit sekunder (n) inilah yang menjadi ovum (n) dan badan Polar
II sedangkan badan polar I menjadi badan polar terdisintegrasi. Sehingga dihasilkan 1
ovum dan 3 badan polar.

14

Anda mungkin juga menyukai