Anda di halaman 1dari 16

RESUM PROBLEM BASED LEARNING

SKENARIO 1
“FERTILISASI”

DISUSUN OLEH :

ANGGUN HUBERTHA WIDYA


120170026

TUTOR : dr. Kati Sriwiyati, M.BioMed

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS GUNUNG JATI
CIREBON
2020
Skenario 1

Fertilisasi

Fertilisasi merupakan sebuah kisah epik satu sperma yang menghadapi peluang luar
biasa. Selama senggama, sekitar 300 juta sperma masuk ke dalam vagina. Segera
setelah itu, jutaan sperma akan keluar dari vagina atau mati karena lingkungan yang
asam. Pada proses selanjutnya sel-sel normal dari sistem reproduksi wanita akan
menganggap sperma sebagai antigen, dan menghancurkan ribuan lainnya. Akhir dari
proses pembuahan ini adalah munculnya kode genetik yang unik, yang dapat langsung
menentukan jenis kelamin, warna rambut, warna mata, dan ratusan karakteristik lainnya.
Kemudian sel tunggal baru ini adalah zigot, yaitu awal mula manusia baru dan sekarang
silia dan tuba fallopi dengan lembut menyapu zigot ke arah rahim, di mana ia akan
ditanamkan di lapisan rahim yang lebih kaya akan nutrisi. Tahap selanjutnya adalah
pertumbuhan dan pematangan selama sembilan bulan ke depan hingga siap untuk lahir.

STEP 1- klarifikasi masalah


1. Fertilisasi : proses pembuahan sel telur dan sel sperma
2. Senggama : suatu proses hubungan badan antara pria dan wanita
3. Antigen : zat yang dapat merangsang sistem imunitas tubuh untuk
menghasilkan antibody sebagai bentuk perlawanan
4. Zigot : sel yang terbentuk sebagai hasil bersatunya sperma dan ovum
5. Silia : organel sel sebagai bentuk membantu pergerakan yang
menonjol
6. Tubafolopi : saluran yang menghubungkan antara ovarium dan rahim
7. Sperma : sel mikroskopis yang menyerupai kecebong yang merupakan
bagian dari cairan semen
STEP 2- Rumusan masalah

1. Bagaimana mekanisme pembentukan sperma dan ovum?


2. Berapa lama sel sperma dapat bertahan?
3. Karakteristik sperma yang seperti apa yang bisa bertahan sampai ke ovum?
4. Bagaimana proses fertilisasi?
5. Apa saja hambatan sperma menuju ovum?
6. Apa yang menyebabkan infertilitas? Dan mengapa hal itu bisa terjadi?

STEP 3- Analisis Masalah


1. Spermatogenesis-spermatogonium-spermatositprimer-spermatositekunder-
spermatid-spermatozoa
Ovum: oogenesis-oosit primer-oosit sekunder-badan polar primer-badan polar
sekunder- ovum
2. Sel sperma mampu bertahan dalam kurun waktu satu jam
3. Sperma yang baik, normal, dan juga kuat
4. Proses Berfungsinya pronuklesus jantan pada sperma dengan pronuklesus pada
betina, dan juga pada ovarium atau sel telur
5. Kurangnya energy yang dihasilkan mitakondria
6. Karena wanita tersebut tidak mengalami okulasi yang teratur.sedangkan pada
pria, tidak ada sel sperma yang diproduksi.
STEP 4- Sistematika Masalah
1. Pembentukan sperma dan ovum
a) Proses spermatogenesis (pembentukan sperma)
Sel sperma diproduksi pada tubulus seminiferus di dalam testis.
Di dalam dinding tubulus, banyak sel yang tersebar secara acak, yang
disebut sel sertoli. Ketika sel sperma telah matang (spermatogonia),
spermatogonium (sel induk sperma) memperbanyak diri dengan cara
mitosis dan meiosis. Dari spermatogonium, sel sperma akan berubah
menjadi spermatosit primer secara mitosis. Setelahnya, spermatosit
primer membelah secara meiosis menjadi spermatosit sekunder yang
berukuran sama. Melalui tahap meiosis kedua, spermatosit sekunder
membelah diri lagi menjadi empat spermatid yang sama bentuk dan
ukuran. Spermatid merupakan tahap akhir sebelum akhirnya berubah
menjadi sel sperma yang matang (spermatozoa) dan siap dikeluarkan
bersama dengan air mani ketika seorang pria mengalami ejakulasi.
b) Untuk pembentukan ovum atau oogenesis terjadi di ovarium.
Ovarium mengandung banyak sel oognium yang bersifat diploid.
Oognium akan membelah secara sitosit primer membelah secara meiosis
menjadi satu oosit sekunder dan satu badan polar primer. Kemudian oosit
sekunder membelah secara meiosis menjadi satu ootid dan satu badan
polar sekunder. Ootid akan mengalami pematangan dan menjadi sel telur
atau ovum.
2. Masa hidup sperma diluar tubuh sekitar 20-60 menit. Maka dari itu sperma tidak
akan bertahan lama ketika air mani mulai mongering. Berapa lama masa hidup
sperma atau bertahan juga tergantung pada cahaya, udara, factor lingkungan.
Meskipun dikeluarkan dari dalam tubuh sperma akan disimpan di tempat
yang sesuai sehingga tidak akan membuatnya mati. Di dalam sistem reproduksi
wanita, sel sperma dapat bertahan selama 48 jam.
3. Sperma yang dikeluarkan oleh pria adalah sekitar 2 ml. cairan sperma yang baik
adalah yang tidak kental dan juga tidak cair. Sperma yang memiliki bentuk
normal : berbentuk oval dan memiliki ekor yang panjang. Sehingga dapat
bergerak dengan optimal.
4. Proses fasilitasi
 Ovulasi : Sebelum proses pembuahan berlangsung, harus terjadi ovulasi
terlebih dahulu. Ovulasi yaitu keluarnya sel telur dari ovarium (indung
telur) yang normalnya terjadi setiap bulan. Di dalam ovarium wanita, ada
banyak sel telur, namun dalam setiap bulannya ada satu sel telur yang
berada dalam sebuah kantung (folikel) yang dipersiapkan untuk menjadi
matang. Proses pematangan ini terutama dipengaruhi oleh hormon FSH
(folikel stimulating hormone). Setelah matang, sel telur keluar dari
folikel sehingga terjadilah ovulasi yang dicetuskan oleh hormon LH
(Leutenizing hormone).
 Setelah keluar dari indung telu tadir, sel telur berada di tuba falopi dan
perlahan menuju rahim.
 Meningkatnya Hormon : Setelah sel telur meninggalkan folikel, folikel
dalam ovarium kemudian berkembang menjadi korpus luteum. Korpus
luteum ini menghasilkan hormon progesteron yang bertugas menebalkan
lapisan dinding rahim dengan nutrisi dan aliran darah sehingga siap
sebagai ‘rumah' bagi sel telur yang sudah dibuahi.
 Jika sel telur tidak dibuahi, maka sel telur akan berpindah ke rahim dan
hancur. Pada saat ini, korpus luteum mengecil dan kadar hormon dalam
tubuh kembali normal seperti biasanya. Lapisan dinding rahim yang
menebal tadi mulai mengalami proses peluruhan sehingga keluarlah yang
namanya darah haid.
 Jika ada proses fertilisasi (konsepsi), Sel telur akan mengalami
perubahan sehingga tak ada sperma lain yang dapat masuk.
 Tahapan dalam proses fertilisasi selanjutnya adalah implantasi. Namun
sebelumnya, sel telur yang telah dibuahi biasanya masih menetap di
saluran tuba falopi selama 3-4 hari.
5. Terlalu banya zat koagulasi dalam semen sehingga menghalangi gerakan
spermatozoa dan kerusakan struktur norma, terutama pada ekor atau flagel yang
merupakan satu-satunya alat gerak spermatozoa. Kerusakan pada ekor yang
dimaksud dapat berupa, kerusakan tingkat ultrastructural seperti kerussakan
membrane, pembungkus spermatozoa, dan kerusakan absomen
6. Penyebab paling umum dari ketidaksuburan laki-laki meliputi:
a. jumlah sperma, kemampuan sperma bergerak (motilitas) atau
kemampuan untuk membuahi sel telur.
b. produksi sperma yang abnormal karena berbagai hal, seperti testis tidak
turun, cacat genetik atau infeksi berulang
c. ada masalah dengan pengiriman sperma karena masalah seksual, seperti
ejakulasi dini atau hubungan seksual yang menyakitkan (dispareunia),
seperti ejakulasi retrograde, penyakit genetik tertentu, seperti cystic
fibrosis, atau masalah struktural, seperti penyumbatan bagian dari testis
yang berisi sperma (epididimis).
d. faktor gaya hidup yang tidak sehat, seperti gizi buruk, obesitas,
penggunaan alkohol, tembakau, dan obat-obatan.
e. overexposure faktor lingkungan tertentu, seperti pestisida dan bahan
kimia lainnya. Selain itu, apabila Anda sering terpapar panas, seperti di
sauna atau bak air panas, dapat meningkatkan suhu tubuh inti Anda. Hal
ini dapat mengganggu produksi sperma dan menurunkan jumlah sperma
Anda.
f. kerusakan yang terkait dengan kanker dan pengobatannya. Kedua radiasi
dan kemoterapi untuk kanker dapat mengganggu produksi sperma.
Semakin sering menjalani pengobatan radiasi maka semakin tinggi risiko
infertilitas. Penghapusan salah satu atau kedua testis akibat kanker juga
dapat mempengaruhi kesuburan pria.
g. usia. Semakin tua usia seseorang maka kesuburan juga menjadi
berkurang.

Sedangkan penyebab paling umum dari ketidaksuburan wanita meliputi:

a. kerusakan tuba falopii atau penyumbatan, yang biasanya dihasilkan dari


radang tuba fallopi (salpingitis).
b. Chlamydia, infeksi menular seksual, adalah penyebab yang paling sering
dijumpai.
c. Endometriosis, yaitu ketika jaringan implan rahim tumbuh di luar rahim
akan mempengaruhi fungsi dari tabung sperma, telur dan indung telur,
rahim, dan tuba.
d. Gangguan ovulasi dapat mencegah indung telur dari pelepasan sel telur
(anovulasi).
e. Cedera, tumor, olahraga berlebihan, dan kelaparan, penggunaan obat-
obatan tertentu dapat menyebabkan gangguan ovulasi.
f. Peningkatan prolaktin (hyperprolactinemia), hormon yang merangsang
produksi ASI. Tingkat tinggi prolaktin pada perempuan yang tidak
hamil atau menyusui dapat mempengaruhi ovulasi.
g. Sindrom ovarium polikistik (PCOS), yaitu suatu kondisi di mana tubuh
Anda memproduksi terlalu banyak hormon androgen sehingga
menyebabkan masalah ovulasi. PCOS juga berhubungan dengan
resistensi insulin dan obesitas.
h. Menopause dini, yaitu ketika Anda telah berhenti menstruasi, penipisan
folikel ovarium sebelum usia 40. Penyebab menopause masih belum
diketahui pasti, namun menopause dini dikaitkan dengan sistem
kekebalan tubuh, radiasi atau pengobatan kemoterapi, dan kebiasaan
merokok.
i. Fibroid rahim, tumor jinak pada dinding rahim dan sering terjadi pada
wanita di usia 30-an dan 40-an. Mereka dapat menyebabkan infertilitas
dengan menghalangi saluran tuba dan mengganggu implantasi
pembuahan sel telur.
j. Adhesi pelvis, pita jaringan parut yang mengikat organ setelah infeksi
panggul, usus buntu, atau operasi perut atau panggul. Pembentukan
jaringan parut ini dapat mengganggu kesuburan.
k. Penggunaan obat-obatan tertentu dapat memengaruhi kesuburan.
l. Gangguan kelenjar tiroid. Terlalu banyak hormon tiroid
(hipertiroidisme) atau terlalu sedikit (hypothyroidism) dapat
mengganggu siklus menstruasi dan menyebabkan kemandulan.
m. Kanker dan pengobatannya. Beberapa kanker
n. kanker reproduksi terutama perempuan
o. seringkali sangat mengganggu kesuburan perempuan. Pengobatan
kanker yaitu radiasi dan kemoterapi dapat mempengaruhi kemampuan
wanita untuk bereproduksi. Kemoterapi dapat merusak fungsi
reproduksi dan kesuburan pada pria dan wanita
MIND MAP

pembentukan

sperma ovum

fertilisasi infertilisasi

zigot menstruasi

STEP 5 Sasaran Belajar


1. Bagaimana proses fertilisasi ?
2. Apakah yang dimaksud dengan siklus sel, jelaskan!
3. Apa yang di maksud dengan organel sel dan jelaskan organel sel!
4. Jelaskan tahapan embrio

Refleksi
Alhamdulilah saya sudah mengetahui tentang bagaimana cara fertilisasi, siklus
pembentukan sel dan bagaimana organel dalam sel manusia. Saya akan lebih memahami
cara fertilisasi pada manusi secara lengkap dan urut, yang akan lebih di pahamkan lagi
tentang fertilisasi dalah bagaimana cara sperma bisa masuk ke dalam ovum. Strategi
yang akan saya ambil adalah banyak membaca ebook maupun buku embriologi. Dan
juga akan mencari jurnal tentang ferrilisasi.

STEP 6 Belajar Mandiri


Belajar mandiri

STEP7 Pembahasan

1. Fertilisasi adalah proses terjadinya pembuahan sel telur (ovum) oleh sel sperma.
Proses fertilisasi terjadi pada tuba fallopi (oviduk) tepatnya pada bagian atas
oviduk. Fertilisasi diawali dengan proses kopulasi (persetubuhan) ejakulasi
kedalam saluran reproduksi wanita, sperma akan tetap hidup selama beberapa
hari, sedangkan ovum akan tetap fertil selama 24 jam proses penyatuan gamet
pria dan wanita, terjadi di ampula tuba uterine Sel telur mamalia diselubungi
oleh sel-sel folikel yang dilepaskan bersamaan dengan sel telur selama ovulasi.
Sperma harus berjalan melalui lapisanlapisan sel folikel ini sebelum mencapai
zona pelusida (zona pellucida), matriks ekstraseluler sel telur. Salah satu
komponen zona pelusida berfungsi sebagai reseptor sperma. Pengikatan sperma
ke reseptor ini menginduksi rekasi akrosomal, yang memfasilitasi perjalanan
sperma menuju zona pelusida menuju ke sel telur dan memaparkan sejenis
protein pada sperma yang berikatan dengan membran plasma sel telur. Pada titik
ini, kedua sel-sel tersebut menyatu (Campbell, 2008, hlm. 194). Setelah sperma
bertemu dengan sel telur, akan muncul bukaan di bagian akrosom sperma.
Bukaan tersebut akan mengeluarkan enzim pelarut zona pelusida pada oosit
sekunder. Sperma yang memasuki ovum, akan segera terjadi perubahan, dengan
tujuan untuk mencegah sperma lain masuk (Pratiwi, 2012, hlm. 230). Proses 32
masuknya sperma akan merangsang oosit sekunder menyelesaikan pembelahan
meiosis keduanya. Kepala sperma yang bersifat haploid membengkak dan
membentuk pronukleus betina, kemudia membentuk nukleus zigot yang diploid
Fertilisasi terjadi pada oosit sekunder yang mengandung ovum yang dibuahi
oleh sperma dan terjadi di tuba falopii.
Oosit sekunder memgeluarkan fertilizin untuk menarik sperma agar mendekati.
Sperma harus menembus lapisan-lapisan yang mengelilingi oosit (telur yang
belum matang) sekunder dengan cara mengeluarkan enzim hialuronidase untuk
melarutkan senyawa hialuronid pada corona radiata. Kemudian pengerluarkan
akrosin untuk menghancurkan glikoprotein pada zona pelusida dan anti fertilizin
agar dapat melekata pada oosit sekunder Proses di sel telur Sel-sel granulosit di
bagian korteks oosit sekunder mengeluarkan senyawa tertentu. Itu terjadi agar
zona pelusida tidak dapat ditembuh soleh sperma yang lainnya. Nantinya
penetrasi sperma akan merangsang sel telur. Itu dilakukan untuk menyelesaikan
proses meiosis II yang menghasilkan tiga badan polar dan ovum. Setelah
penetrasi Setelah sperma memasuki oosit sekunder, inti atau nukleus pada
kepala sperma akan membesar dan ekor sperma akan berdegradasi.
Penggabunagsan inti Selanjutnya penggabungan ini sperma yang mengandung
23 kromosom dengan inti ovum yang mengandung 23 kromosom. Baca juga:
Sistem Peredarah Darah Manusia Proses tersebut kemudian sehingga
menghasilkan zigot. Pematangan adalah langkah terakhir dalam produksi telur
fungsional (oogenesis) yang dapat berasosiasi dengan spermatozoon dan
mengembangkan reaksi mencegah masuknya lebih dari satu spermatozoon.
Selain itu, sitoplasma telur yang matang dapat mendukung perubahan yang
mengarah pada fusi spermatozoal dan inti telur dan memulai perkembangan
embrionik.

2. Siklus sel adalah proses duplikasi untuk menghasilkan jumlah DNA kromosom
yang cukup banyak dan mendukung segrenerasi untuk menghasilkan 2 sel
anakan yang identic secara genetic.
a. Interphase di bagi menjadi 3 fase yaitu G1, S, dan G2
 Fase G1 dimana mulai dari sel muda hasil pembelahan dan
terjadinya sintesis RNA diikuti sintesis protein.
 Fase S dimana terjadi sintesis DNA, DNA terbentuk melalui
replikasi.
 Fase G2 dimana tahap akhir sel interphase, memiliki kromosom
diploid dan sepasang sentriol sebagai kutub pembelahan.
b. Mitosis adalah proses pembelahan satu sel untuk menghasilkan dua sel
anak yang secara genetic identic dengan sel induk. Mitosis di bagi
menjadi 4 tahapan yaitu

1) Profase : Membran sel menghilang, nucleus mengilang dan


sentriol mencapai kutub pembelahan sel
2) Anaphase : terjadinya pemisahan lengan kromosom, bergerak ke
kutub pembelahan sel dan kromosom berada pada masing-masing
kutub.
3) Metaphase : Kromosom di bidang equator
4) Telofase : Terbentuk inti

c. Meiosis adalah pembelahan yang terjadi di dalam sel germinativum.


Meiosis di bagi menjadi 8 tahapan yaitu

1) Profase 1
 Membran inti mulai rusak menjadi bagian-bagian kecil
(fragmen) dan terbentuk gelendong pembelahan
 Benang-benang kromatin memadat menjadi kromosom
dan kromosom homolog berpasangan
 Terjadi pindah silang (pertukaran segemen molekul DNA
yang sesuai di antara kromatid non saudara).
2) Metaphase 1
 Kromosom berjejer pada bidang pembelahan.
3) Anaphase 1
 Kromosom homolog memisah dan bergerak ke kutub-
kutub yang berlawanan.
4) Telofase 1
 Kromosom homolog memisah dan bergerak ke kutub-
kutub yang berlawanan
 Membran inti mulai terbentuk kembali
 Sitokinesis menyebabkan terbentuknya dua sel anakan
yang bersifat haploid.
5) Profase II
Nukleolus dan membran inti mulai menghilang dan
kromatid mulai menebal. Sentrosom mulai bergerak ke arah
kutub berlawanan dan mulai mengatur benang spindle untuk
mempersiapkan pembelahan pada meiosis II
6) Metafase II
sentromer yang memiliki dua kinetokor akan menempel
pada benang spindel yang terhubung pada sentromer di kutub
yang berlainan. Bidang metafase yang baru akan terbentuk dan
dirotasi 90 derajat dibandingkan meiosis pertama.
7) Anafase II
yaitu kohensin sentromer tidak lagi dilindungi oleh
Shugoshin, sehingga kromatid bersaudara sekarang dapat
berpisah. Kromatid bersaudara sekarang sudah dapat disebut
dengan kromosom karena mereka berpisah ke kutub yang
berlainan
8) Telofase II
Proses ini mirip dengan telofase I, yaitu kromosom mulai
berkondensasi kembali dan benang spindel mulai terurai.
Membran inti mulai terbentuk kembali dan sel mencubit sehingga
membentuk dua sel baru. Sehingga proses ini berakir dengan total
empat sel anakan yang haploid.
3. Organel sel adalah satuan yang terdapat dalam sel.
Berdasarkan keberadaan inti sel dibedakan menjadi 2 yaitu sel prokariotik dan
eukariotik. Sel eukariotik yaitu sel yang miliki inti sedangkankan prokariotik
yaitu sel yang tidak memiliki inti sel. Sel prokariotik misalnya dapat di temukan
pada sel bakteri, sedangkan sel eukariotik dapat ditemukan pada sel hewan,
manusia.
 Inti sel nucleus
merupakan organel paling besar dalam sel nucleus sebagai
pengatur seluruh aktifitas sel dan organel sel.selput inti terbangun dari
selaput ganda yang berfungsi sebagai pelindung inti selaput inti bersifat
semu permiabel dan mengandung banyak pori.celah pori membrane inti
digunakan keluar masuknya ARN,ribosom,asam amino,dan molokul
nmolekul lain.selaput ini berfungsi mengatur keseimbang antar
nucleusplasma. Nukleusplasma merupakan cairan serupa sitoplasma
yang berada dalam nucleus.
 Retikulum Endoplasma
Merupakan struktur luar berdinding membaran yang saling
berhubungan membentuk ayaman. RE menghubungan anatar inti dengan
sitoplasma. RE kasar dalam menampung protein atau enzim yang
menghasilakan ribosom.
 Ribosom
Ribosom terdapat di dalam sitoplasma secara bebas dan terikat
paada RE. ribosom tersusun dari protein dan ARN dengan perbandingan
sama banyak. Fungsinya yaitu sintesis protein.
 Lisosom
Lisososm merupakan organel terkecil yang terbungkus oleh
selapis membaran, berisi ezim hidrolitik yang disebut lisozim. Ezim
lisozim berfungsi untuk mecerna zat-zat yang masuk ke dalam sel.
Lisosom mempunyai fungsi yaitu lisosom melakukan pencernaan intrasel
antara lain dengan fagositosis atau pinositosis. Fatagotosis merupakan
proses memasukkan bahan di luar sel dengan cara melingkupi dengan
menggunakan membaran sel, sedangkan pinosirosis memasukan bahan
berupa cairan kedalam lisosom.

 Mitokondria

mitokondria yang memiliki peran serta fungsi sebagai pusat


energi. Dalam organel sel mitokondria, adanya glukosa yang masuk ke
dalam tubuh akan diolah sehingga membentuk molekul energy. Molekul
energi tersebut juga dikenal dengan nama adenosine trisofat atau ATP.
Adenosine trisofat (ATP) inilah yang nantinya akan menjadi bahan bakar
sel guna menjalankan segala fungsinya.

 Membran Plasma

Membran plasma sendiri merupakan lapisan yang berguna


memisahkan sel dari lingkungan sekitar. Adanya lapisan ini juga
memiliki fungsi sebagai pelindung sel serta menjadi sarana pindah keluar
dan masuknya material sel. Membran plasma memiliki sitoplasma atau
cairan tempat organel-organel sel lainnya berada. Sitoplasma tersebut
terdapat di dalam membran plasma itu sendiri, yang juga merupakan
tempat aktivitas sel secara mayoritas.

 Dinding Sel

Dinding sel adalah bagian yang berada di luar membran sel.


Organel sel ini begitu khas pada sebuah tumbuhan. Dinding sel sendiri
merupakan organel sel yang memiliki fungsi untuk mencegah sel agar
tak terlalu menyerap banyak air.
 Sitoskeleton
Sitoskeleton adalah serat protein yang berada di sitoplasma.
Organel sel ini memiliki fungsi mengatur geraknya dan stabilitas sel itu
sendiri. Sitoskeleton terdiri dari tiga komponen utama yakni
mikrotubulus, intermediate filamen dan mikrofilamen.
 Vakuola
Organel sel selanjutnya yang begitu khas pada tumbuhan adalah
vakuola. Organel sel ini berisi cairan yang didalamnya terdapat mineral,
asam, gula hingga bahan lainnya yang dibutuhkan oleh sel.

4. Fase embrionik adalah fase yang dimulai dari terbentuknya zigot sampai
berkembang menjadi embrio. Awal perkembangan manusia karena adanya
peleburan atau pertemuan yang terjadi antara sel sperma dengan sel ovum,
sehingga terjadinya fertilasi atau pembuhan di dalam Rahim. Pembuhan yang
dihasilkan sel zygot atau sel individu baru kemudian, zigot akan
melakukanpembelahan sel untuk menuju suatu perkembangandan juga
pertumbuhan sehingga menjadi embrio. Sel telur mengalami pertambahan
jumlah sel akibat pembelahan secara mitosis dalam fase embriologi di bagi
menjadi 4 tahapan yaitu
a) Tahap morula
Pada fase ini zigot mengalami pembelahan. Pembelahan sel
dimulai dari satu menjadi dua, dua menjadi empat, dan seterusnya. Pada
saat pembelahan sel terjadi pembelahan yang tidak bersamaan.
Pembelahan yang cepat terjadi pada bagian vertikal yang memiliki kutub
fungsional atau kutub hewan (animal pole) dan kutub vegetatif (vegetal
pole). Antara dua kutub ini dibatasi oleh daerah sabit kelabu (grey
crescent).setelah pembelahan terjadi pada bagian vertikal, kemudian
dilanjutkan dengan bagian horizontal yang membelah secara aktif sampai
terbentuk 8 sel. Pembelahan sel berlanjut sampai terbentuk 16-64 sel.
Embrio yang terdiri dari 16-64 sel inilah yang disebut morula.
b) Tahap blastula
Pada fase blastula terjadi pembagian sitoplasma ke dalam dua
kutub yang dibentuk pada fase moruta. Konsentrasi sitoplasma pada
kedua kutub tersebut berbeda. Pada kutub fungsional terdapat sitoplasma
yang lebih sedikit dibandingkan dengan kutub vegetatif. Konsentrasi
sitoplasma yang berbeda menentukan arah pertumbuhan dan
perkembangan hewan selanjutnya. Pada fase ini kutub fungsional dan
kutub vegetatif telah selesai dibentuk. Hal ini ditandai dengan
dibentuknya rongga di antara kedua kutub yang berisi caftan dan disebut
blastosol. Embrio yang memiliki blastosol disebut blastula.
c) Tahap gastrula
Pada fase gastrula, embrio mengalami proses diferensiasi dengan
mulai menghilangkan blastosol. Sel-sel pada kutub fungsional akan
membelah dengan cepat. Pada akhir fase gastrula telah terbentuk bagian
endoderm, mesoderm, dan ektoderm.
1. Lapisan Ektoderm akan berdiferensiasi menjadi cor (jantung), otak
(sistem saraf), integumen (kulit), rambut dan alat indera.
2. Lapisan Mesoderm akan berdiferensiasi menjadi otot, rangka
(tulang/osteon), alat reproduksi (testis dan ovarium), alat peredaran
darah dan alat ekskresi seperti ren.
3. Lapisan Endoderm akan berdiferensiasi menjadi alat pencernaan,
kelenjar pencernaan, dan alat respirasi seperti pulmo
DAFTAR PUSTAKA

1. Yuli Atmaji. Ketakjuban Sebutir Sel. Surakarta, kekata publisher; 2019. 11-13
2. T.W.Sadler, Ph.D. Longman's Embriology Kedokteran. Ed ke13. Thomas W;
2012. 11 P
3. Ii BAB, Teori AD, Persepsi H. Kajian Teori Persepsi. 2010;(c):7–22.
4. Lisin. Embriologi Manusia Dalam Perspektif Kitab Tafsir Mafatih Al Ghaib.
2019;
5. Safar S, Permadi J, Utomo HS. Aplikasi Augmented Reality (AR) Sebagai Media
Pembelajaran Siklus Embrio Manusia Berbasis Android. J Hum Teknol.
2018;4(1):7–12.

Anda mungkin juga menyukai