SKENARIO 1
“FERTILISASI”
DISUSUN OLEH :
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS GUNUNG JATI
CIREBON
2020
Skenario 1
Fertilisasi
Fertilisasi merupakan sebuah kisah epik satu sperma yang menghadapi peluang luar
biasa. Selama senggama, sekitar 300 juta sperma masuk ke dalam vagina. Segera
setelah itu, jutaan sperma akan keluar dari vagina atau mati karena lingkungan yang
asam. Pada proses selanjutnya sel-sel normal dari sistem reproduksi wanita akan
menganggap sperma sebagai antigen, dan menghancurkan ribuan lainnya. Akhir dari
proses pembuahan ini adalah munculnya kode genetik yang unik, yang dapat langsung
menentukan jenis kelamin, warna rambut, warna mata, dan ratusan karakteristik lainnya.
Kemudian sel tunggal baru ini adalah zigot, yaitu awal mula manusia baru dan sekarang
silia dan tuba fallopi dengan lembut menyapu zigot ke arah rahim, di mana ia akan
ditanamkan di lapisan rahim yang lebih kaya akan nutrisi. Tahap selanjutnya adalah
pertumbuhan dan pematangan selama sembilan bulan ke depan hingga siap untuk lahir.
pembentukan
sperma ovum
fertilisasi infertilisasi
zigot menstruasi
Refleksi
Alhamdulilah saya sudah mengetahui tentang bagaimana cara fertilisasi, siklus
pembentukan sel dan bagaimana organel dalam sel manusia. Saya akan lebih memahami
cara fertilisasi pada manusi secara lengkap dan urut, yang akan lebih di pahamkan lagi
tentang fertilisasi dalah bagaimana cara sperma bisa masuk ke dalam ovum. Strategi
yang akan saya ambil adalah banyak membaca ebook maupun buku embriologi. Dan
juga akan mencari jurnal tentang ferrilisasi.
STEP7 Pembahasan
1. Fertilisasi adalah proses terjadinya pembuahan sel telur (ovum) oleh sel sperma.
Proses fertilisasi terjadi pada tuba fallopi (oviduk) tepatnya pada bagian atas
oviduk. Fertilisasi diawali dengan proses kopulasi (persetubuhan) ejakulasi
kedalam saluran reproduksi wanita, sperma akan tetap hidup selama beberapa
hari, sedangkan ovum akan tetap fertil selama 24 jam proses penyatuan gamet
pria dan wanita, terjadi di ampula tuba uterine Sel telur mamalia diselubungi
oleh sel-sel folikel yang dilepaskan bersamaan dengan sel telur selama ovulasi.
Sperma harus berjalan melalui lapisanlapisan sel folikel ini sebelum mencapai
zona pelusida (zona pellucida), matriks ekstraseluler sel telur. Salah satu
komponen zona pelusida berfungsi sebagai reseptor sperma. Pengikatan sperma
ke reseptor ini menginduksi rekasi akrosomal, yang memfasilitasi perjalanan
sperma menuju zona pelusida menuju ke sel telur dan memaparkan sejenis
protein pada sperma yang berikatan dengan membran plasma sel telur. Pada titik
ini, kedua sel-sel tersebut menyatu (Campbell, 2008, hlm. 194). Setelah sperma
bertemu dengan sel telur, akan muncul bukaan di bagian akrosom sperma.
Bukaan tersebut akan mengeluarkan enzim pelarut zona pelusida pada oosit
sekunder. Sperma yang memasuki ovum, akan segera terjadi perubahan, dengan
tujuan untuk mencegah sperma lain masuk (Pratiwi, 2012, hlm. 230). Proses 32
masuknya sperma akan merangsang oosit sekunder menyelesaikan pembelahan
meiosis keduanya. Kepala sperma yang bersifat haploid membengkak dan
membentuk pronukleus betina, kemudia membentuk nukleus zigot yang diploid
Fertilisasi terjadi pada oosit sekunder yang mengandung ovum yang dibuahi
oleh sperma dan terjadi di tuba falopii.
Oosit sekunder memgeluarkan fertilizin untuk menarik sperma agar mendekati.
Sperma harus menembus lapisan-lapisan yang mengelilingi oosit (telur yang
belum matang) sekunder dengan cara mengeluarkan enzim hialuronidase untuk
melarutkan senyawa hialuronid pada corona radiata. Kemudian pengerluarkan
akrosin untuk menghancurkan glikoprotein pada zona pelusida dan anti fertilizin
agar dapat melekata pada oosit sekunder Proses di sel telur Sel-sel granulosit di
bagian korteks oosit sekunder mengeluarkan senyawa tertentu. Itu terjadi agar
zona pelusida tidak dapat ditembuh soleh sperma yang lainnya. Nantinya
penetrasi sperma akan merangsang sel telur. Itu dilakukan untuk menyelesaikan
proses meiosis II yang menghasilkan tiga badan polar dan ovum. Setelah
penetrasi Setelah sperma memasuki oosit sekunder, inti atau nukleus pada
kepala sperma akan membesar dan ekor sperma akan berdegradasi.
Penggabunagsan inti Selanjutnya penggabungan ini sperma yang mengandung
23 kromosom dengan inti ovum yang mengandung 23 kromosom. Baca juga:
Sistem Peredarah Darah Manusia Proses tersebut kemudian sehingga
menghasilkan zigot. Pematangan adalah langkah terakhir dalam produksi telur
fungsional (oogenesis) yang dapat berasosiasi dengan spermatozoon dan
mengembangkan reaksi mencegah masuknya lebih dari satu spermatozoon.
Selain itu, sitoplasma telur yang matang dapat mendukung perubahan yang
mengarah pada fusi spermatozoal dan inti telur dan memulai perkembangan
embrionik.
2. Siklus sel adalah proses duplikasi untuk menghasilkan jumlah DNA kromosom
yang cukup banyak dan mendukung segrenerasi untuk menghasilkan 2 sel
anakan yang identic secara genetic.
a. Interphase di bagi menjadi 3 fase yaitu G1, S, dan G2
Fase G1 dimana mulai dari sel muda hasil pembelahan dan
terjadinya sintesis RNA diikuti sintesis protein.
Fase S dimana terjadi sintesis DNA, DNA terbentuk melalui
replikasi.
Fase G2 dimana tahap akhir sel interphase, memiliki kromosom
diploid dan sepasang sentriol sebagai kutub pembelahan.
b. Mitosis adalah proses pembelahan satu sel untuk menghasilkan dua sel
anak yang secara genetic identic dengan sel induk. Mitosis di bagi
menjadi 4 tahapan yaitu
1) Profase 1
Membran inti mulai rusak menjadi bagian-bagian kecil
(fragmen) dan terbentuk gelendong pembelahan
Benang-benang kromatin memadat menjadi kromosom
dan kromosom homolog berpasangan
Terjadi pindah silang (pertukaran segemen molekul DNA
yang sesuai di antara kromatid non saudara).
2) Metaphase 1
Kromosom berjejer pada bidang pembelahan.
3) Anaphase 1
Kromosom homolog memisah dan bergerak ke kutub-
kutub yang berlawanan.
4) Telofase 1
Kromosom homolog memisah dan bergerak ke kutub-
kutub yang berlawanan
Membran inti mulai terbentuk kembali
Sitokinesis menyebabkan terbentuknya dua sel anakan
yang bersifat haploid.
5) Profase II
Nukleolus dan membran inti mulai menghilang dan
kromatid mulai menebal. Sentrosom mulai bergerak ke arah
kutub berlawanan dan mulai mengatur benang spindle untuk
mempersiapkan pembelahan pada meiosis II
6) Metafase II
sentromer yang memiliki dua kinetokor akan menempel
pada benang spindel yang terhubung pada sentromer di kutub
yang berlainan. Bidang metafase yang baru akan terbentuk dan
dirotasi 90 derajat dibandingkan meiosis pertama.
7) Anafase II
yaitu kohensin sentromer tidak lagi dilindungi oleh
Shugoshin, sehingga kromatid bersaudara sekarang dapat
berpisah. Kromatid bersaudara sekarang sudah dapat disebut
dengan kromosom karena mereka berpisah ke kutub yang
berlainan
8) Telofase II
Proses ini mirip dengan telofase I, yaitu kromosom mulai
berkondensasi kembali dan benang spindel mulai terurai.
Membran inti mulai terbentuk kembali dan sel mencubit sehingga
membentuk dua sel baru. Sehingga proses ini berakir dengan total
empat sel anakan yang haploid.
3. Organel sel adalah satuan yang terdapat dalam sel.
Berdasarkan keberadaan inti sel dibedakan menjadi 2 yaitu sel prokariotik dan
eukariotik. Sel eukariotik yaitu sel yang miliki inti sedangkankan prokariotik
yaitu sel yang tidak memiliki inti sel. Sel prokariotik misalnya dapat di temukan
pada sel bakteri, sedangkan sel eukariotik dapat ditemukan pada sel hewan,
manusia.
Inti sel nucleus
merupakan organel paling besar dalam sel nucleus sebagai
pengatur seluruh aktifitas sel dan organel sel.selput inti terbangun dari
selaput ganda yang berfungsi sebagai pelindung inti selaput inti bersifat
semu permiabel dan mengandung banyak pori.celah pori membrane inti
digunakan keluar masuknya ARN,ribosom,asam amino,dan molokul
nmolekul lain.selaput ini berfungsi mengatur keseimbang antar
nucleusplasma. Nukleusplasma merupakan cairan serupa sitoplasma
yang berada dalam nucleus.
Retikulum Endoplasma
Merupakan struktur luar berdinding membaran yang saling
berhubungan membentuk ayaman. RE menghubungan anatar inti dengan
sitoplasma. RE kasar dalam menampung protein atau enzim yang
menghasilakan ribosom.
Ribosom
Ribosom terdapat di dalam sitoplasma secara bebas dan terikat
paada RE. ribosom tersusun dari protein dan ARN dengan perbandingan
sama banyak. Fungsinya yaitu sintesis protein.
Lisosom
Lisososm merupakan organel terkecil yang terbungkus oleh
selapis membaran, berisi ezim hidrolitik yang disebut lisozim. Ezim
lisozim berfungsi untuk mecerna zat-zat yang masuk ke dalam sel.
Lisosom mempunyai fungsi yaitu lisosom melakukan pencernaan intrasel
antara lain dengan fagositosis atau pinositosis. Fatagotosis merupakan
proses memasukkan bahan di luar sel dengan cara melingkupi dengan
menggunakan membaran sel, sedangkan pinosirosis memasukan bahan
berupa cairan kedalam lisosom.
Mitokondria
Membran Plasma
Dinding Sel
4. Fase embrionik adalah fase yang dimulai dari terbentuknya zigot sampai
berkembang menjadi embrio. Awal perkembangan manusia karena adanya
peleburan atau pertemuan yang terjadi antara sel sperma dengan sel ovum,
sehingga terjadinya fertilasi atau pembuhan di dalam Rahim. Pembuhan yang
dihasilkan sel zygot atau sel individu baru kemudian, zigot akan
melakukanpembelahan sel untuk menuju suatu perkembangandan juga
pertumbuhan sehingga menjadi embrio. Sel telur mengalami pertambahan
jumlah sel akibat pembelahan secara mitosis dalam fase embriologi di bagi
menjadi 4 tahapan yaitu
a) Tahap morula
Pada fase ini zigot mengalami pembelahan. Pembelahan sel
dimulai dari satu menjadi dua, dua menjadi empat, dan seterusnya. Pada
saat pembelahan sel terjadi pembelahan yang tidak bersamaan.
Pembelahan yang cepat terjadi pada bagian vertikal yang memiliki kutub
fungsional atau kutub hewan (animal pole) dan kutub vegetatif (vegetal
pole). Antara dua kutub ini dibatasi oleh daerah sabit kelabu (grey
crescent).setelah pembelahan terjadi pada bagian vertikal, kemudian
dilanjutkan dengan bagian horizontal yang membelah secara aktif sampai
terbentuk 8 sel. Pembelahan sel berlanjut sampai terbentuk 16-64 sel.
Embrio yang terdiri dari 16-64 sel inilah yang disebut morula.
b) Tahap blastula
Pada fase blastula terjadi pembagian sitoplasma ke dalam dua
kutub yang dibentuk pada fase moruta. Konsentrasi sitoplasma pada
kedua kutub tersebut berbeda. Pada kutub fungsional terdapat sitoplasma
yang lebih sedikit dibandingkan dengan kutub vegetatif. Konsentrasi
sitoplasma yang berbeda menentukan arah pertumbuhan dan
perkembangan hewan selanjutnya. Pada fase ini kutub fungsional dan
kutub vegetatif telah selesai dibentuk. Hal ini ditandai dengan
dibentuknya rongga di antara kedua kutub yang berisi caftan dan disebut
blastosol. Embrio yang memiliki blastosol disebut blastula.
c) Tahap gastrula
Pada fase gastrula, embrio mengalami proses diferensiasi dengan
mulai menghilangkan blastosol. Sel-sel pada kutub fungsional akan
membelah dengan cepat. Pada akhir fase gastrula telah terbentuk bagian
endoderm, mesoderm, dan ektoderm.
1. Lapisan Ektoderm akan berdiferensiasi menjadi cor (jantung), otak
(sistem saraf), integumen (kulit), rambut dan alat indera.
2. Lapisan Mesoderm akan berdiferensiasi menjadi otot, rangka
(tulang/osteon), alat reproduksi (testis dan ovarium), alat peredaran
darah dan alat ekskresi seperti ren.
3. Lapisan Endoderm akan berdiferensiasi menjadi alat pencernaan,
kelenjar pencernaan, dan alat respirasi seperti pulmo
DAFTAR PUSTAKA
1. Yuli Atmaji. Ketakjuban Sebutir Sel. Surakarta, kekata publisher; 2019. 11-13
2. T.W.Sadler, Ph.D. Longman's Embriology Kedokteran. Ed ke13. Thomas W;
2012. 11 P
3. Ii BAB, Teori AD, Persepsi H. Kajian Teori Persepsi. 2010;(c):7–22.
4. Lisin. Embriologi Manusia Dalam Perspektif Kitab Tafsir Mafatih Al Ghaib.
2019;
5. Safar S, Permadi J, Utomo HS. Aplikasi Augmented Reality (AR) Sebagai Media
Pembelajaran Siklus Embrio Manusia Berbasis Android. J Hum Teknol.
2018;4(1):7–12.