Anda di halaman 1dari 14

ABSTRACT

Reproduksi pada manusia merupakan reproduksi


seksual dengan fertilisasi internal (pembuahan
terjadi di dalam tubuh induk).

SISTEM Pada manusia, reproduksi dimulai dari proses


pembentukan sel gamet (pada wanita berupa ovum
dan pada pria berupa spermatozoa), fertilisasi hingga

REPRODUKSI persalinan.

MANUSIA
Anggraini Irawadi, M. Pd.
I. Organ-Organ Reproduksi Manusia
A. Organ Reproduksi Perempuan

Gambar 1. Organ Reproduksi Perempuan


1. Ovarium, merupakan tempat pembentukan dan pematangan folikel menjadi
ovum (sel telur)
2. Tuba fallopi, berfungsi sebagai tempat terjadinya fertilisasi
3. Infudibulum, berfungsi menangkap sel telur yang dikeluarkan oleh ovarium
4. Uterus/Rahim, berfungsi untuk memelihara sel telur yang sudah dibuahi oleh
sperma hingga berkembang menjadi janin dan bayi yang siap dilahirkan
5. Endometrium, sebagai tempat menempelnya sel telur yang sudah dibuahi. Bila
sel telur tidak dibuahi, maka sel telur dan endometrikum akan luruh, keadaan
tersebut dinamakan menstruasi.
6. Serviks merupakan bagian bawah Rahim yang terhubung ke vagina, berfungsi
untuk menghasilkan lender/mukus.
7. Vagina berfungsi untuk mengeluarkan darah saat haid dan sebagai jalan lahir
bayi
B. Organ Reproduksi Laki-laki

Gambar 2. Organ Reproduksi Laki-laki


1. Penis berfungsi sebagai saluran keluarnya air mani dan air seni (urin)
2. Uretra digunakan sebagai saluran air mani ketika pria berejakulasi
3. Skrotum bertindak sebagai sistem kontrol suhu pada testis
4. Testis berfungsi sebagai tempat memproduksi sperma dan hormon testosteron
5. Epididimis berfungsi sebagai tempat penyimpanan dan pematangan sperma
6. Vas deferens sebagai tempat penyimpanan spermatozoa sebelum dikeluarkan
7. Kelenjar prostat bertugas untuk mengeluarkan cairan yang melindungi dan
menutrisi sperma
8. Duktus Ejakulatorius merupakan saluran untuk mengeluarkan air mani yang
berisi sperma yang telah matang menuju uretra pada saat ejakulasi
9. Vesika seminalis bertugas untuk membuat air mani yang bersifat lengket,
sehingga air mani mampu menempel lebih lama di dalam saluran reproduksi
wanita.
II. Gametogenesis dan Struktur Sel Gamet
A. Gametogenesis
Merupakan proses menghasilkan gamet (spermatozoa/ovum) matang
sehingga mampu melakukan pembuahan. Gametogenesis pada perempuan
dinamakan Oogenesis, sedangkan pada laki-laki Spermatogenesis. Oogenesis
merupakan proses pembentukan ovum (sel telur) di ovarium. Spermatogenesis
merupakan proses pembentukan spermatozoa pada testis.

Gambar 3. Proses Oogenesis dan Spermatogenesis

Secara garis besar, proses gametogenesis terdiri dari empat taha, yaitu:

1. Perbanyakan (proliferasi), spermatogonium dan oogonium membelah menjadi 2,


4, 8 dan seterusnya.
2. Pertumbuhan, perubahan sel menjadi spermatodit 1 dan oosit 1.
3. Pematangan, perubahan menjadi spermatid dan ootid.
4. Perubahan bentuk, menjadi sperma dan ovum.
B. Struktur Sel Gamet
1. Sel Telur (Ovum)
Ovum atau sel telur ialah gamet yang ada pada wanita yang digunakan dalam
proses reproduksi untuk menghasilkan individu yang baru yang ditemukan
dalam ovarium.

Gambar 4. Sel Telur (Ovum)


a. Nucleus, berfungsi sebagai pembawa materi genetic yang akan diwariskan.
b. Sitoplasma pada ovum berisi seluruh objek yang berperan dalam proses
reproduksi, misalnya seperti protein, ribosom, tRNA, mRNA serta objek
lainnya
c. Granula Kortikal merupakan sel-sel granulose yang berada disekitar oosit
pecah dan mengeluarkan dairan yang berfungsi melapisi oosit, sehingga
menghalangi sperma lain untuk masuk ke dalam oosit
d. Zona Pelusida membungkus oosit dan embrio hingga menjelang
implantasi. Zona pelusida melindungi sel telur dan embrio dari kerusakan
mekanik selama ovulasi dan perjalanan sepanjang saluran reproduksi
perempuan.
e. Korona Radiata menyediakan sel telur dengan protein esensial dan
bertindak seperti pembungkus gelembung, melindunginya saat berjalan
menuruni tuba falopi.
2. Sel Sperma
Sperma merupakan sel reproduksi pada laki-laki yang berukuran sangat kecil
sehingga tidak bisa dilihat dengan mata telanjang.

Gambar 5. Sel Sperma

a. Kepala, terdiri dari nucleus dan akrosom. Nuklues berfungsi membawa


materi dan informasi genetic yang akan diwariskan. Akrosom berisikan
akrosin, hyaluronidase dan beberapa enzim yang berperan dalam proses
fertilisasi yakni untuk menembus dinding sel telur.
b. Bagian tengah, terdiri dari mitokondria yang berperan menghasilkan energi
atau ATP untuk kelangsungan hidup serta alat gerak sperma yang bekerja
sama dengan ekor dalam pergerakannya.
c. Ekor, berfungsi sebagai alat gerak sperma dengan enrgi yang dihasilkan oleh
mitokondria. Gerakan yang dihasilkan secara normal adalah 1-4 mm/menit.
III. Pembuahan/Fertilisasi dan Menstruasi
A. Pembuahan/Fertilisasi

Fertilisasi adalah proses peleburan antara sel telur dengan sperma yang
terjadi di saluran tuba falopi pada perempuan. Sperma yang dikeluarkan akan
bergerak dengan bantuan ekornya serta bantuan dari mulut Rahim yang
mengeluarkan lendir atau mukus yang membantu sperma menuju tuba falopi
untuk menemui dan membuahi sel telur. Kejadian ini dapat digamberkan seperti
seseorang yang sedang berenang di sungai yang searah dengan arus sungai
tersebut.

Gambar 6. Proses Fertilisasi


1. Penetrasi korona radiata, untuk mempenetrasinya, tentu sperma berlomba-
lomba dengan ratusan juta sperma lainnya (sekitar 200-300 juta sperma)
karena hanya satu sperma yang dapat menembus korona radiata.
2. Penetrasi zona pelusida dengan cara pelepasan enzim akrosom (akrosin) akan
memudahkan sperma menembus zona pelusida. Permeabilitas sperma ini akan
berubah ketika spermatozoa berkontak dengan permukaan oosit. Kontak ini
akan memacu oosit mensekresikan enzim lisosim yang akan mengubah sifat
zona pelusida untuk mencegah penetrasi sperma dan menginaktifkan tempat-
tempat reseptro spesifik untuk sperma lain di permukaan ini. Dapat dikatakan,
saat satu sperma telah menembus zona pelusida, ovum akan mengondisikan
agar tak ada sperma lain yang masuk.
3. Terbentuknya lintasan spermatozoa menuju sitoplasma sel telur tempat
beradanya inti sel telur yang akan dibuahi.
4. Mulai terjadinya penggabungan inti sperma dengan inti ovum yang selanjutnya
akan mengalami pembelahan pertama yang ditandai dengan terbentuknya
amfiaster pembelahan.
B. Menstruasi

Siklus menstruasi adalah proses perubahan hormon yang terus-menerus dan


mengarah pada pembentukan endometrium, ovulasi, serta peluruhan dinding jika
kehamilan tidak terjadi. Pendarahan menstruasi dimulai menjelang akhir pubertas.
Saat itu anak gadis mulai melepaskan sel telur sebagai bagian dari periode bulanan
yang disebut dengan siklus menstruasi. Siklus menstruasi dipicu oleh berbagai
hormone, seperti FSH, LH, estrogen dan progesterone. Berikut ini fase-fase yang
terjadi saat siklus menstruasi:

Gambar 7. Siklus Menstruasi


1. Fase menstruasi
Fase Ini adalah fase pertama dalam siklus menstruasi yang terjadi
selama 3–7 hari. Pada fase ini, terjadi peluruhan lapisan dinding Rahim
(endometrium) yang kemudian menghasilkan darah menstruasi. Jumlah
darah yang keluar bisa berbeda-beda, tetapi biasanya darah akan lebih banyak
keluar pada hari pertama hingga hari ketiga menstruasi. Di fase ini juga,
perempuan akan merasakan nyeri atau kram pada beberapa bagian tubuh.
Umumnya, nyeri muncul di bagian panggul, kaki, dan punggung. Nyeri yang
dirasakan pada awal masa haid terjadi karena adanya kontraksi otot rahim.
Kontraksi menyebabkan suplai oksigen ke rahim tidak lancar, sehingga
menyebabkan kram dan nyeri perut selama menstruasi.
2. Fase proliferasi
Berlangsung bersamaan dengan bagian akhir fase folikular ovarium.
Ketika darah haid berhenti, endometrium mulai memperbaiki diri dan
berproliferasi di bawah pengaruh estrogen dari folikel-folikel yang baru
berkembang. Estrogen memacu proliferasi sel epitel, kelenjar, dan vaskular
endometrium. Fase ini berlangsung dari akhir menstruasi hingga ovulasi,
kadar puncak estrogen memicu lonjakan LH yang menjadi penyebab ovulasi.
3. Fase sekretorik
Fase selanjutnya disebut dengan fase sekresi. Saat fase ini terjadi, rahim
atau uterus sedang mempersiapkan diri agar bisa menampung sel telur atau
ovum yang sudah mendapatkan pembuahan oleh sperma. Setelah ovulasi,
terbentuk korpus luteum baru yang mengeluarkan sejumlah besar
progesteron dan estrogen. Progesteron mengubah endometrium menjadi
kaya vaskular dan glikogen yang mana dipersiapkan untuk implantasi.
Dalam fase sekresi ini, dinding rahim atau bisa juga disebut endometrium
menjadi lebih tebal. Tujuannya adalah untuk menjadikannya sebagai
cadangan darah serta jaringan guna bisa dimanfaatkan oleh sel telur yang
sudah dibuahi sebagai sumber nutrisi. Pada umumnya, fase sekresi
berlangsung selama kurang lebih 14 hari.
IV. Kehamilan dan Persalinan
A. Kehamilan

Kehamilan adalah proses yang terjadi dari pembuahan sampai kelahiran.


Proses ini dimulai dari sel telur yang dibuahi oleh sperma, lalu tertanam di dalam
lapisan rahim, dan kemudian menjadi janin. Berikut ini anatomi janin salam Rahim
perempuan:

Gambar 8. Anatomi Janin

1. Karion, yaitu selaput yang terdapat diluar amnion. Korion tumbuh keluar
membentuk jonjot yang terdiri atas mesoderma dan tropoblas yang
berhubungan dengan rahim. Di dalamnya terdapat pembuluh-pembuluh darah
yang berhubungan dengan peredaran darah induknya melalui perantaraan
plasenta.
2. Amnion, yaitu selaput yang berhubungan langsung dengan embrio dan
menghasilkan cairan ketuban yang berguna untuk menjaga agar embrio tetap
basah dan tahan goncangan.
3. Embrio/janin merupakan perkembangan dari zigot hasil penggabungan inti sel
sperma dengan ovum.
4. Allantois, yaitu jaringan yang terdapat di dalam tali pusat. Di dalam alantois
berkembang banyak pembuluh darah yang berfungsi sebagai pengatur sirkulasi
embrio dengan plasenta, mengangkut sari makanan dan O 2, zat sisa, dan CO2.
5. Tali pusar berfungsi untuk melancarkan sirkulasi darah ibu yang kaya nutrisi dan
oksigen masuk ke janin yang sedang tumbuh.
6. Sakus virelinus (kantung kuning telur/yolksack), yaitu selaput yang terletak
diantara plasenta dan amnion. Merupakan tempat munculnya sel-sel darah dan
pembuluh darah yang pertama. Bagian ini berfungsi menyediakan makanan
utama bagi embrio.
7. Plasenta fetus dan plasenta ibu berfungsi untuk memasok nutrisi dan oksigen
kepada janin. Plasenta juga berfungsi untuk membuang sisa metabolisme yang
sudah tidak dibutuhkan oleh janin.

Kehamilan pada umumnya terjadi selama 40 minggu, yang terbagi ke dalam


tiga trimester yaitu:

1. Trimester pertama (0-13 minggu): struktur tubuh dan sistem organ bayi
berkembang. Kebanyakan keguguran dan kecacatan lahir muncul selama periode
ini.
2. Trimester kedua (14-26 minggu): tubuh bayi terus berkembang dan Anda dapat
merasakan pergerakan pertama bayi.
3. Trimester ketiga (27-40 minggu): bayi berkembang seutuhnya.

Pada beberapa kasus, bayi bisa bertahan di dalam rahim sampai minggu ke-42.
Namun janin harus segera dikeluarkan karena bisa menimbulkan masalah kesehatan,
seperti bayi menelan air ketuban (aspirasi mekonium).

B. Persalinan

Setelah embrio tumbuh dan berkembang menjadi sempurna, maka proses


selanjutnya adala proses persalinan yaitu suatu proses dimana seorang wanita
melahirkan bayi yang diawali dengan kontraksi uterus yang teratur dan memuncak
pada saat pengeluaran bayi sampai dengan pengeluaran plasenta dan selaputnya.
Proses persalinan terjadi dalam tiga tahap se[erti yang digambarkan pada ilustrasi di
bawah ini:
Gambar 9. Proses Persalinan

Tahap pertama dimulai dengan pembukaan serviks (leher Rahim) yang


kemudian dilanjutkan sampai dengan dilatasi (pembukaan sempurna). Tahap kedua
yakni ekspulsi atau pengeluaran bayi melalui vagina. Adanya kontraksi yang kuat dan
terjadi secara terus-menerus mengakibatkan bayi mulai turun dari uterus menuju
vagina. Tahap ketiga merupakan tahap keluarnya bayi Bersama dengan plasenta.
V. Hormon-hormon pada Sistem Reproduksi
A. Hormon pada Sistem Reproduksi Laki-laki
1. FSH (Follicle Stimulating Hormone), berfungsi untuk menstimulasi sel-sel Sertoli
yang dapat mengubah spermatid menjadi sperma.
2. LH (Luteinizing Hormone), berfungsi menstimulasi sel-sel Leydig untuk
menghasilkan testosterone.
3. Testosteron, bertanggung jawab terhadap perubahan fisik laki-laki terutama
organ seks sekundernya.
4. Estrogen , bertanggung jawab pada proses pematangan sperma Bersama
dengan hormon testosterone.
B. Hormon pada Sistem Reproduksi Perempuan
1. GnRH (Gonadotrophin Releasing Hormone), berfungsi menstimulasi hipofisis
anterior untuk memproduksi dan melepaskan hormon FSH/LH.
2. FSH (Follicle Stimulating Hormone), berfungsi memicu pertumbuhan dan
pematangan folikel dan sel-sel granulosa pada ovarium perempuan.
3. LH (Luteinizing Hormone) / ICSH (Interstitial Cell Stimulating Hormone),
Bersama-sama denga FSH berfungsi memicu perkembangan folikel dan sel-sel
granulosa serta mencetuskan terjadinya ovulasi di pertengahan siklus.
4. Estrogen, berfungsi menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan pada
berbagai organ reproduksi Wanita. Saat persalinan hormone estrogen akan
menekan jumlah hormon progesterone sehingga kontraksi dinding Rahim
dapat berlangsung.
5. Progesteron, menyebabkan terjadinya proses perubahan sekretorik (fase
sekresi) pada endometrium uterus, yang mempersiapkan endometrium uterus
berada pada keaddan yang optimal untuk implantasi hasil fertilisasi.
6. HCG (Human Chorionic Gonadotrophin), berfungsi meningkatkan dan
mempertahankan fungsi korpus luteum dan produksi hormon-hormon steroid
terutama pada masa-mada kehamilan awal.
7. LTH (Lactotropic Hormon) / Prolaktin, bertugas untuk melakukan pematangan
sel telur dan mempengaruhi fungsi korpus luteum. Hormon ini juga memiliki
aktivitas memicu/meningkatkan produksi dan sekresi air susu oleh kelenjar
payudara.
VI. Gangguan Sistem Reproduksi
A. Gangguan Sistem Reproduksi Perempuan
1. Kanker serviks, merupakan peradangan yang disebabkan oleh virus yang Bernama
Human Papilloma Virus (HPV).
2. Endometriosis adalah kondisi ketika jaringan yang membentuk lapisan dalam
dinding rahim tumbuh di luar rahim. Jaringan yang disebut endometrium ini dapat
tumbuh di indung telur, usus, tuba falopi (saluran telur), vagina, atau di rektum
(bagian akhir usus yang terhubung ke anus).
3. Mioma uteri merupakan tumor jinak yang terdapat pada lapisan dinding rahim yang
terdiri dari otot dan jaringan fibrosa. Wanita pada usia subur biasanya mengalami
kondisi ini. Ukuran pada mioma uteri ini sangat bervariasi, mulai dari tidak terlihat
hingga sebesar buah semangka
B. Gangguan Sistem Reproduksi Laki-laki
1. Sifilis atau Raja singa adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh
bakteri. Gejala sifilis diawali dengan munculnya luka yang tidak terasa sakit di area
kelamin, mulut, atau dubur.
2. Kencing nanah atau gonore adalah salah satu penyakit menular seksual. Pada pria,
gonore akan menimbulkan gejala berupa keluarnya nanah dari penis. Selain itu,
penderita gonore akan merasakan perih saat buang air kecil.
3. Disfungsi ereksi atau impotensi adalah kondisi ketika penis tidak mampu ereksi atau
mempertahankan ereksi, walaupun terdapat rangsangan seksual. Meskipun tidak
berbahaya, kondisi ini sangat mengganggu penderita maupun pasangannya.
4. Kanker prostat umumnya terjadi pada pria di atas 40 tahun, terutama pada mereka
yang memiliki keluarga dengan riwayat gangguan kesehatan serupa. Dalam
menangani kanker prostat bisa dilakukan terapi hormon, terapi radiasi,
kemoterapi, dan operasi tergantung kepada tingkat keparahan kanker.

Anda mungkin juga menyukai