Anda di halaman 1dari 7

Ovarium merupakan organ utama pada wanita.

Berjumlah sepasang dan terletak


di dalam rongga perut pada daerah pinggang sebelah kiri dan kanan. Berfungsi untuk
menghasilkan sel ovum dan hormon wanita seperti estrogen yang berfungsi untuk
mempertahankan sifat sekunder pada wanita, serta juga membantu dalam prosers
pematangan sel ovum. Sedangkan progesterone yang berfungsi dalam memelihara
masa kehamilan (Sumiati, 2013: 6). Gonad perempuan adalah sepasang ovarium yang
mengapit uterus dan dipertahankan pada posisi didalam rongga abdominal oleh
ligamen. Lapisan luar dari setiap ovarium disarati oleh folikel, yang masing-masing
terdiri atas satu oosit, sel telur yang berkembang sebagian, dikelilingi oleh
sekelompok sel-sel penyokong (Campbell , 2008: 171).
Kemudian selnjutnya fimbrae berfungsi menangkap ovum yang dilepaskan oleh
ovarium. Ovum yang ditangkap oleh infundibulum akan masuk ke oviduk. Oviduk
berfungsi untuk menyalurkan ovum dari ovarium menuju uterus (Setiadi, 2007).
Fimbriae merupakan serabut/silia lembut yang terdapat di bagian pangkal ovarium
berdekatan dengan ujung saluran oviduct. Berfungsi untuk menangkap sel ovum yang
telah matang yang dikeluarkan oleh ovarium (Sumiati, 2013: 6). Sedangkan
Infundibulum merupakan bagian ujung oviduct yang berbentuk corong/membesar dan
berdekatan dengan fimbriae. Berfungsi menampung sel ovum yang telah ditangkap
oleh fimbriae (Sumiati, 2013: 6).
Tuba fallopi merupakan saluran memanjang setelah infundibulum yang
bertugas sebagai tempat fertilisasi dan jalan bagi sel ovum menuju uterus dengan
bantuan silia pada dindingnya. Kemudian oviduct merupakan saluran panjang
kelanjutan dari tuba fallopi. Berfungsi sebagai tempat fertilisasi dan jalan bagi sel
ovum menuju uterus dengan bantuan silia pada dindingnya (Sumiati, 2013: 7). Uterus
(kantung peranakan) atau rahim merupakan ronggs pertemuan oviduk kanan dan kiri
yang berbentuk seperti buah pir dan bagian bawahnya mengecil yang disebut serviks
(leher rahim). Uterus manusia berfungsi sebagai tempat perkembangan zigot apabila
terjadi fertilisasi. Uterus terdiri dari dinding berupa lapisan jaringan yang tersusun
dari beberapa lapis otot polos dan lapisan endometrium. Lapisan endometrium
(dinding rahim) tersusun dari sel-sel epitel dan membatasi uterus. Lapisan
endometrium menghasilkan banyak lendir dan pembuluh darah. Lapisan
endometrium akan menebal pada saat ovulasi (pelepasan ovum dari ovarium) dan
akan meluruh pada saat menstruasi (Pearce, 2009). Bentuk rahim seperti buah pir,
dengan berat sekitar 30 gr. Terletak di panggul kecildi antara rectum (bagian usus
sebelum dubur) dan didepannya terletak kandung kemih.. Lapisan otot rahim
terdiri dari tiga lapis, yang mempunyai kemampuan untuk tumbuh kembang,
sehingga dapat memelihara dan mempertahankan kehamilan selama sembilan
bulan (Indrawati, 2012 : 4).
Selanjutnya cervix merupakan bagian dasar dari uterus yang bentuknya
menyempit sehingga disebut juga sebagai leher rahim. Menghubungkan uterus
dengan saluran vagina dan sebagai jalan keluarnya janin dari uterus menuju saluran
vagina. Saluran vagina merupakan saluran lanjutan dari cervic dan sampai pada
vagina (Sumiati, 2013: 8). Setelah itu klitoris merupakan organ erektil yang dapat
disamakan dengan penis pada pria. Meskipun klitoris tidak sama percis dengan
penis,namun klitoris juga mengandung korpus kavernosa (Sloane, 2010 : 109).Pada
klitoris terdapat banyak pembuluh darah dan ujung-ujung saraf perasa. Pada vulva
bermuara dua saluran,yaitu saluran uretra (saluran kencing) dan saluran kelamin
(vagina). Pada daerah dekat saluran ujung vagina terdapat hirmen atau selaput dara.
Hymen merupakan selaput mukosa yang banyak mengandung pembuluh darah.
Pada wanita memiliki siklus reproduktif, yaitu terdapat siklus yang di
namakan siklus menstruasi yaitu pelepasan ovum yang menempel pada dinding
endometrium dan tidak di buahi oleh sel sperma mengakibatkan runtuhnya dinding
rahim. Siklus menstruasi terdiri dari 4 fase, yang pertama adalah fase menstruasi
yaitu peristiwa luruhnya sel ovum matang yang tidak dibuahi bersamaan dengan
dinding endometrium yang robek. Dapat diakibatkan juga karena berhentinya sekresi
hormone estrogen dan progresteron. Yang kedua adalah fase proliferasi/fase Folikuler
ditandai dengan menurunnya hormon progesteron sehingga memacu kelenjar
hipofisis untuk mensekresikan FSH dan merangsang folikel dalam ovarium, serta
dapat membuat hormone estrogen diproduksi kembali. Sel folikel berkembang
menjadi folikel de Graaf yang masak dan menghasilkan hormone estrogern yang
merangsangnya keluarnya LH dari hipofisis. Estrogen dapat menghambat sekersei
FSH tetapi dapat memperbaiki dinding endometrium yang robek (Snell, 2006: 198).
Yang ketiga adalah fase ovulasi/fase Luteal ditandai dengan sekresi LH yang
memacu matangnya sel ovum pada hari ke-14 sesudah mentruasi 1. Sel ovum yang
matang akan meninggalkan folikel dan folikel aka mengkerut dan berubah menjadi
corpus luteum (Snell, 2006: 198). Dan selanjutnya yang ke empat adalah fase pasca
ovulasi/fase Sekresi ditandai dengan Corpus luteum yang mengecil dan menghilang
dan berubah menjadi Corpus albicans yang berfungsi untuk menghambat sekresi
hormone estrogen dan progesteron sehingga hipofisis aktif mensekresikan FSH dan
LH. Dengan terhentinya sekresi progesteron maka penebalan dinding endometrium
akan terhenti sehingga menyebabkan endometrium mengering dan robek. Terjadilah
fase pendarahan/menstruasi (Snell, 2006: 198).
Campbell, Neil A. 2008. Biologi Edisi Kedelapan Jilid III. Jakarta: Erlangga

Ekarini, Sri Madya Bhakti. 2008. Analisis Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap
Partisipasi Pria dalam Keluarga Berencana di Kecamatan Selo Kabupaten
Boyolali. Tesis. Semarang : Universitas Diponegoro

Indrawati, Koes. 2012. Upaya Meningkatkan Pengetahuan Tentang Kebersihan Organ


Reproduksi Siswi Kelas Viii Smpn 10 Surabaya Melalui Metode Tutor Sebaya. E-
Jurnal Dinas Pendidikan Kota Surabaya. Vol 5 (1)

Pearce. E. 2004. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: PT Gramedia


Pustaka Utama.

Setiadi. 2007. Anatomi dan Fisiologi Manusia. Jogyakarta: Penerbit Graha Ilmu

Sumiati. 2013. Sistem Reproduksi Manusia. Jurnal biologi. Vol 2 (2) : 1-13

Sloane, E. L. 2010. Anatomi dan Fisiologi Untuk Pemula. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Snell, Richard S. 2006. Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran Edisi 6.
Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

Waluyo dan Wahono. 2016. Penuntun Praktikum Anatomi Fisiologi Manusia. Jember
: Universitas Jember.

Sistem reproduksi adalah suatu rangkaian dan interaksi organ dan zat dalam
organisme yang dipergunakan untuk berkembang biak. Sistem reproduksi pada suatu
organisme berbeda antara jantan dan betina. Sistem reproduksi pada perempuan
berpusat di ovarium. Alat reproduksi pada pria a. Sepasang testis, yang terbungkus
dalam kantong skrotum, testis berfungsi sebagai penghasil sperma dan hormon
testosteron b. Sepasang epididimis, saluran panjang berkelok-kelok terdapat di dalam
skrotum. Pada wanita ovarium berfungsi menghasilkan ovum dan hormon (estrogen
dan progestron) jika sel telur pada ovarium telah masak, akan dilepaskan dari
ovarium, pelepasan telur dari ovarium disebut ovulasi, (Sembiring,2005).

Pada laki-laki dewasa pubertas dimulai dengan perubahan suara lebih berat,
pembesaran genitalia eksterna, tampilnya bulu di atas tubuh dan muka. Pada wanita
ditandai dengan menstruasi pertama (menarke), uterus dan vagina membesar, buah
dada membesar, serta jaringan ikat dan salurn darah bertambah, sifat kelamin
sekunder tampil, lengkung tubuh berkembang, adanya bulu ketiak dan pubis pelvis
melebar (Syaifuddin, 2006: 250).
Alat perkembangan pria:
1) Sepasang testis, terletak di dalam skortum dan merupakan penghasil sperma
2) Epididmis, merupakan pembuluh yang berliku-liku tempat pemyimpanan dan
pematangan sperma
3) Skortum, disebut juga kandung petir
4) Ves deferen, meruapakan lanjutan dan epididimis
5) Penis untuk memasukan sperma dalam alat perkembangan wanita.
Alat perkembangan wanita:
1) Sepasang ovarium, merupakan penghasilan sel telur(ovum)
2) Saluran telur, terdiri atas otesum tuba dan tuba falopii (Oviduk)
3) Uterus (rahim), tempat perkembangbiakan sel telur yang telah dibuahi dan
selanjutnya akan berkembangan menjadi embrio
4) Vagina, merupakan muara dari rahim berfungsi untuk kopulasi wanita dan jalan
janin ketika melahirkan. Pada vagina dekat muara terdapat sepasang kelanjer yang
menghasilkan lendir.

Syaifuddin, 2006. Anatomi dan Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan. Buku


Kedokteran EGC. Jakarta.

Sistem reproduksi adalah sistem yang berfungsi


unuk berkembangbiak. Organreproduksi
pria dirancang untuk menghasilkan, menyimpan dan mengirimkan
sperma.Sperma tersimpan dalam cairan yang terlindung dan bergizi yaitu air mani.
Alat
kelamin pria mempunyai dua fungsi reproduksi yaitu untuk reproduksi sel kelamin da
n pelepasan sel sel ini ke saluran sel kelamin wanita !(syaifuddin, 2006) . Organ
reproduksi pria terdiri atas organ reproduksi dalam dan organ
reproduksiluar. Organ reproduksi dalam pria terdiri atas testis, saluran
pengeluaran dan kelenjar asesoris. Selama sperma melalui saluran
pengeluaran, terjadi penambahan berbagaigetah kelamin yang dihasilkan
oleh kelenjar asesoris. Getah getah ini berfungsi untuk mempertahankan
kelangsungan hidup dan pergerakakan sperma. Saluran
pengeluarant e r d i r i a t a s e p i d i d i m i s , v a s d e f e r e n s , s a l u r a n e j a k u l a s i
d a n u r e t r a . k e l e n j a r a s e s o r i s merupakan kelenjar kelamin yang terdiri
dari vesikula seminalis, kelen&ar prostat dan kelenjar cowper. Organ
reproduksi luar pria terdiri dari penis dan skrotum(Campbell, 2008). Organ
reproduksi wanita terdiri dari organ eksternal dan internal, yang
sebagian besar terletak dalam rongga panggul. Organ eksternal !sampai vagina
berfungsi
sebagaia l a t k o p u l a s i . S e d a n g k a n o r g a n i n t e r n a l b e r f u n g s i u n t u k o v
u l a s i , f e r t i l i s a s i o v u m , t r a n s p o r t a s i b a s t o c ys t , i m p l a n t a s i , p e r t u m b
u h a n f e t u s , k e l a h i r a n . f u n g s i s ys t e m reproduksi wanita dikendalikan
oleh hormonhormon gonadotropin steroid dari poroshormonal thalamus -
hypothalamus - hipofisis - adrenal - ovarium. Selain itu terdapatorgan sistem
ekstragenital yang &uga dipengaruhi oleh siklus reproduksi, yaitu
payudara, kulit daerah tertentu, pigmen dan sebagainya. Organ genitalia
eksternal tersusunatas vulva dan vagina sedangkan organ reproduksi wanita bagian
dalam yaitu ovarium,fimbriae, infundibulum, tuba falopi, oviduct, rahim
uterus, serviks, saluran vagina danklitoris (slolane, 2004)

Prosedur

1. Anatomi Sistem Reproduksi


a. Sistem reproduksi tikus
Satu ekor tikus jantan dan satu ekor tikus betina dibedah, kemudian organ-
organ yang terlibat dalam sistem reproduksi diamati.
b. Sistem reproduksi manusia
 Sistem reproduksi laki-laki
Berdasarkan literature, organ-organ yang terlibat dalam sistem
reproduksi dipelajari serta fungsi masing-masing organ
 Sistem reproduksi perempuan
Berdasarkan literature, organ-organ yang terlibat dalam sistem
reproduksi dipelajari serta fungsi masing-masing organ
2. Fisiologi Sistem Reproduksi
Pembuatan apusan vagina tikus betina
Vagina tikus dibilas beberapa kali dengan menggunakan pipet yang berisi NaCl
fisiologis, kemudian dua tetes suspense cairan vagina ditempatkan pada kaca objek
secara terpisah. Setelah itu, dibiarkan kering di udara. Lalu difiksasi selama 3 menit
dengan methanol, kemudia sisa methanol dibuang. Diwarnai dengan metilen biru
selama 2 menit. Setelah itu apusan siap diamati dan diamati pula kemugkinan adanya
sperma jika hewan tersebut sebelumnya telah berkopulasi.

Alat dan Bahan


Alat Bahan
 Alat bedah  Larutan NaCl fisiologis 0,9%
 Papan bedah  Metanol
 Tali  Metilen biru dalam etanol
 Gambar-gambar anatomi sistem (1:1.000)
reproduksi manusia
 Mikroskop
 Kaca objek
 Pipet tetes

Anda mungkin juga menyukai