Anda di halaman 1dari 5

SOAL SISTEM REPRODUKSI

Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan memanfaatkan sumber-sumber


informasi dari internet yang dapat dipercaya kebenarannya. Tuliskan sumber
yang Anda gunakan untuk menjawab setiap pertanyaan.

1. Jelaskan perbedaan antara spermatogenesis dan oogenesis pada manusia! Buatlah


dalam bentuk tabel.

2. Mengapa spermatogenesis dapat berlangsung seumur hidup, sedangkan oogenesis


hanya terbatas samapi menopause? Jealaskan!

3. Oogonium, oosit primer, oosit sekunder, dan ootid semuanya dapat ditemukan di
dalam ovarium.
Bagaimana pendapat Anda terhadap pernyataan di atas? Jealaskan jawaban Anda!

4. Kedua ovarium seorang wanita terkena kanker sehingga harus diangkat


(ovariektomi). Bagaimana pengaruh hal tersebut terhadap bagian sistem reproduksi
lainnya? Jelaskan jawaban Anda!

5. Pada katak, kadal, dan merati betina juga terdapat uterus. Samakah fungsi uterus
pada hewan-hewan tersebut dengan uterus pada wanita? Jelaskan jawaban Anda!
Jawab
1. Perbadaan spermatogenesi dan oogenesis
spermatogenesis oogenesis
Pembentukan sperma Pembentukan ovum
Testis Ovarium
Pembelahan meiosis terjadi secara simetris Pembelahan meiosis terjadi secara asimetris
Terjadi terus menerus Memiliki periode istirahat yang panjang
Sel-sel asal sperma akan membelah terus Ovarium mengandung semua sel yang akan
menerus sepanjang hidup, sehingga berkembang menjadi sel telur, sehingga
jumlahnya akan bertambah jumlahnya kan selau berkurang
Dimulai dari spermatogonium kemudian Dimulai dari oogonium kemudian oosit
spermatosit primer primer
Menghasilkan 4 spermatozoa fungsional Menghasilkan 1 ovum dan 3 badan polar
Sperma berukuran jauh lebih kecil Ovum berukuran lebih besar
Sel perma motil Ovum immotile
Dimulai sejak masa pubertas Dimulai sebelum kelahiran, masa
perkembangan embrio
Terjadi terus menerus setelah pubertas Terjadi pada pola siklik
Sperma lebih kecil dari spermatosit Ovum lebih besar dari oosit
Mengalami pemadatan nukleus Tidak terjadi pemadatan nukleus
Sedikit menyimpan makanan Banyak menyimpan makanan dan biokimia
Spermatosit primermembelah membentuk Oosit primer membelah membentuk satu
dua spermatosit skunder berukuran sama oosit skunder dan 1 badan polar
1 spermatosit skunder membelah menbentuk 1 oosit skunder membenlah mebentuk 1
2 spermatid ovum dan 1 badan polar
Spermatid mengalami diferensiasi menjadi Ovum hanya mengalami perkembangan
spermatozoa (sperma)
Spermatogenesis selesai pada testis dan Oogenesis selesai pada tuba falopi, ovarium
sperma dilepaskan dari testis melepaskan oosit
Menghasilkan banyak sel sperma menghasilkan 1 ovum sebulan
Dipengaruhi hormon testosteron FSH dan LH

2. Pada proses spermatogenesis akan dihasilkan sel sperma secara terus menerus
dimulai dari masa puber hingga meninggal. Hal ini dapat terjadi karena testis pria
dapat memproduksi sel sperma terus menerus setiap detik. Produksi sperma
terjadi pada tubulus seminiferus, dimana pada lapisan dasarnya terdapat
spermatogonia yang terus bermitosis (diploid). poliferasi ini menghasilkan sel
germinativum baru secara terus menerus. Salah satu spermatogonium
akanbergerak menuju lumen tubulus seminiferus sambil menjalani berbagai tahap
hingga menjadi sperma. Sementara spermatogonium yang laian akan tetap
sebagai spermatogonium tak berdiferensiasi hingga sel germinativum tetap
terpelihara. Meskipun testis mampu menghasilkan sel sperma secara terus
menerus tetapi dibutuhkan waktu sekitar 72 hari hingga menjadi sperma yang
bisa dilepaskan.
Sedangkan pada wanita, oogonium / oogonia telah terbentuk sejak bayi masih
dalam kandungan atau sejak embrio. Pada kahir bulan ketiga kehamilan telah
tebentuk 6- 7 juta oogonium, yang jumlahnya akan terus berkurang selama masa
kehamilan. Menjelang kelahiran oogonium akan memasuki pembelahan mitosis I
(tahap profase) membentuk oosit primer dan akan memasuki tahap diktioten
(masa istirahat) yang disebabkan zat PPO yang dikeluarkan folikuler, berjumlah
500.000 - 1000.000 oosit primer. Oosit primer (300.000 yang masih tersimpan)
ini akan aktif lagi pada masa pubertas. Dari semua oosit primer yang tersimpan
hanya 300 - 400 telur matang saja yang akan dilepaskan secara bergantian oleh
ovarium setiap bulannya. Oleh karena oogonium pada wanita tidak di produksi
secara terus menerus, sehingga reproduksi wanita terbatas hingga masa
menopause (Rafiqua, 2020)

3. Saya tidak sependapat dengan pernyataan tersebut, sebab tidak semuanya dapat
dijumpai di ovarium.
a) Oogonium, telah terbentuk bahkan sejak 9 minggu usia janin dalam
kandungan, oogonium akan mengalami perbanyakan hingga mencapai 7 juta
oogonia, yang jumlahnya kan terus berkurang hingga kelahiran. Saat
dilahirkan oogonia telah mencapai tahap meiosis I (profase) yang akan
menjadi oosit primer . sehingga oogonium hanya ditemukan pada ovarium
bayi dalam kandungan. (Anisyah, 2019)
b) Oosit primer, tahap inilah yang dapat diamati pada ovarium wanita, karena
oosit primer akan dibungkus oleh folikel pada ovarium. Didalam ovarium
oosit primer mengalami pertumbuhan dan kemudian pembelahan meiosis I
dan menghasilkan oosit skunder dan badan polar. Meskipun biasanya dalam
1 siklus akan terbentuk 12 folikel tetapi hanya oosit primer yang sehat saja
yang akan membelah menjadi oosit skunder dan dilepaskan oleh ovarium
(ovulasi).(Swari, 2018)
c) Oosit skunder, dapat ditemukan pada tuba falopi (oviduk), oosit skunder akan
mengalami fertilisasi sehingga merangsang meiosis II yang akan membentuk
ootid dan badan polar

4. Pada sistem reproduksi wanita ovarium merupakan organ utama, apabila ovarium
diangkat maka otomatis tidak akan mampu menghasilkan ovum lagi, hal ini
berpengaruh pada menstruasi. Apabila ovarium diangkan makan tidak akan
terbentuk hormon FSH dan LH yang merupakan hormon yang berperan penting
pada reproduksi wanita, karena prosuksi dormon ini terhenti, maka otomatis
sistem reproduksi juga akan terhenti. Dinding uterus akan berhenti menebal dan
tidak akan luluh, sehingga tidak mengalami siklus menstruasi. Dapat disimpulkan
bahwa pengangkatan kedua ovarium akan menyebabkan berhentinya sistem
reproduksi.

5. Pada dasarnya uterus pada katak, kadal dan burung bukan merupakan uterus yang
sebenarnya, karena uterus pada hewan ovipar (bertelur) merupakan bagian dari
oviduk yang melebar dan berperan sebagai kelanjar. Pada aves / merpati, telur
yang memasuki uterus akan mendapat kerabang keras yang terbentuk dari
kalsium. Selain penambahan kerabang keras pada uterus aves juga terjadi
penyempurnaan telur dengan menambahkan ambumen cair, mineral, vitamin, dan
air melalui dinding uterus (Kementrian Pendidikan. 2016). sama halnya pada
aves, uterus pada katak dan kadal juga bukan uterus sebenarnya, melainkan hanya
bagian atau posterior oviduk yang berfungsi sebagai kelanjar . pada amphibi
karena pembuahan terjadi secara ekterna, maka telur tidak memiliki cangkang
dari kalsium untuk memudahkan sel sperma. Uterus amphibi digunakan untuk
menyimpan telur sebelum terjadi pemijahan (Tanzer, Amy).Pada reptil
hampirsama denngan amphibi, hanya saja telur telah dilapisis oleh lapisan
kalsium.
Jadi dapat disimpulkan bahwa fungsi uterus pada katak, kadal, dan merpati
berbeda dengan uterus pada manusia.
Daftar Pustaka

Anisyah, Ninda. 2019. Apa Itu Oogenesis dan Fase Tahapannya pada Bayi
Perempuan. (Online),
(https://today.line.me/id/pc/article/Apa+Itu+Oogenesis+dan+Fase+Tahapann
ya+Pada+Bayi+Perempuan-v6RmNE), diakses pada 2 April 2020
Kementrian Pendidikan. 2016. Reproduksi Hewan. Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia
Rafiqua, Nurul. 2020. Spermatogenesis dan Oogenesis, Kisah Perjalanan Sperma
dan Sel Telur. (Online), (https://www.sehatq.com/artikel/spermatogonesis-
dan-oogenesis), diakses pada 2 April 2020
Sukada, I K. Gametogenesis Oogenesis Spermatogenesis. Laboraturium Reproduksi
Fakultas Peternakan Universitas Udayana
Swari, R. C. 2018. Serba-serbi Oogenesis, Pembentukan Sel Telur Wanita. (Online),
(https://hellosehat.com/hidup-sehat/fakta-unik/proses-oogenesis-adalah/),
diakses pada 2 April 2020
Tanzer, A., Lestari, U., Gofur, A., Rahayu, S. E., Handayani, N., Wulandari, N.,
Maslikah, A. I. Struktur Perkembangan Hewan 1, Bagian 2. Malang: UM
Tenzer, Amy. 2003. Struktur Perkembangan Hewan  II. Malang : Universitas Negeri
Malang

Anda mungkin juga menyukai