Anda di halaman 1dari 19

GAMETOGENESIS

MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Struktur Perkembangan Hewan II
(SPH II)
Yang dibimbing oleh Ibu Amy Tenzer

Oleh :
Kelompok 1 Offering A
Alfiani nanda indrayanti ()
Amien fadly ()
Desnaeni Wahyuningtyas (140341606222)
Fina mustika dewi (140341601824)

The Learning University

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI
Agustus 2015

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan
karuniaNya sehingga saya mampu menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
Sistem Reproduksi Betina yang disusun secara seksama dan sungguh-sungguh.
Makalah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas matakuliah
Struktur Perkembangan Hewan I serta mengkaji lebih dalam mengenai sistem
reproduksi betina.
Dalam peyusunan makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu,
diharapkan kritik dan saran yang membangun agar makalah ini dapat lebih baik ke
depannya.
Tak lupa kami menyampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang
bekerja sama untuk membantu menyelesaikan makalah ini. Akhir kata penulis
berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.

Malang, 24 Agustus2015

Penyusun

DAFTAR ISI
Kata Pengantar..
Daftar Isi..
BAB I
LatarBelakang..
Rumusanmasalah ..
Tujuan..
manfaat..
BAB II
Spermatogenesis..
Oogenesis..
Tipe-tipetelur..
Siklusreproduksi..
BAB III
Kesimpulan..
Saran..

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Reproduksi
menghasilkan

adalah

keturunan

kemampuan
yang

makhlukhidup

baru.Tujuannya

adalah

untuk
untuk

mempertahankan jenisnyad a n m e l e s t a r i k a n j e n i s a g a r t i d a k p u n a h .
P a d a manusia dan mamalia lainnya untuk mengahasilkank e t u r u n a n y a n g
b a r u d i a w a l i d e n g a n p e r i s t i w a fertilisasi. Sehingga dengan demikian
reproduksipada manusia dan mamalia lain dilakukan dengancara
generatif atau seksual. Setiapgenerasibaru/individubarumemilikiduajenissel,
yaitusel soma danselkelamin.Sel-selkelamin yang ada di dalam gonad
padamulanyamengadakanpembelahansecara
soma,

mitosis,

sepertihalnyapadasel-sel

karenaitusetiapkromosommembelahsecaramemanjangmenjadiduabagian

yang ekuivalensehinggamasing-masingselanaknyamenerimasatu set kromosom


yang

identic

antara

yang

satudengan

yang

lainnya.

Jadimasing-

masingnukleusnyamengandungjumlahkromosominduknya (2n).
Menjelang matangnya kelamin, sel-selkelamin itu memperbanyakdengan
cepat, yang dikenal dengan nama spermatogenia pada jantan dan oogonia pada
betina. Sebelum sel-sel kelamin itu dapat digunakan untuk reproduksi, terlebih
dulu mengalami perubahan-perubahan fisik dan fisiologis.
Perubahan-perubahantersebutterjadikarenaadanya proses pemasakan yang
disebut gametogenesis. Gametogenesis adalah proses pembentukangamet
(selkelamin).

Proses

pembentukangametjantandisebut

spermatogenesis,

sedangkan proses pembentukangametbetinadisebut oogenesis. Keseluruhan


gametogenesis dibagimenjadiempattahapyaitu :asal-usulbakalselkelamin (BSK),
tahapperbanyakan (poliferasi), pembelahansel germinal dengancara meiosis
dantahappematanganataudiferensiasi.

B. Rumusan Masalah
1) Bagaimana proses spermatogenesis?
2) Bagaimana proses oogenesis?
3) Apa saja macam-macam tipe telur?
4) Bagaimana siklus reproduksi pada mamalia?
C. Tujuan Makalah
1) Mengetahui proses spermatogensis.
2) Mengetahui proses oogenesis.
3) Mengetahui macam-macam tipe telur.
4) Mengetahui siklus reproduksi pada mamalia.
D. Manfaat Makalah
1) Untuk mengetahui proses spermatogensis.
2) Untuk mengetahui proses oogenesis.
3) Untuk mengetahui macam-macam tipe telur.
4) Untuk mengetahui siklus reproduksi pada mamalia.

BAB II
PEMBASAHAN
A. Spermatogenesis
Spermatogenesis

adalah

suatu

rangkaian

perkembangan

sel

spermatogonia dari epitel tubulus seminiferus yang mengadakan proliferasi dan


selanjutnya berubah menjadi spermatozoa yang bebas. Rangkaian perkembangan
ini dapat dibagi menjadi tiga tahap. Tahap pertama, sel spermatogonia
mengadakan pembelahan mitosis

menghasilkan spermatosit dan sel induk

spermatogonia. Tahap kedua, pembelahan meiosis (reduksi) spermatosit primer


dan sekunder menghasilkan spermatid yang haploid. Tahap ketiga, perkembangan
spermatid menjadi spermatozoa melalui serangkaian metamorfosa yang panjang
dan kompleks disebut spermiogenesis (Syahrum, 1994).

Spermatogenesis terjadi di dalam testis, tepatnya di dalam tubulus


seminiferous. Proses ini akan dimulai ketika masuk masa puber, yaitu masa ketika
sudah mencapai masa dewasa kelaminnya. Spermatogenesis dimulai ketika
kalenjar hipofisi anterior mulai mengsekresikan hormon FSH (Follicle
Stimulating Hormone). Hormon ini memicu terjadinya pembesaran testis sehingga
sekresi endrogen oleh sel Leydig meningkat, dan sel germa mulai melakukan
pembelahan mitosis. FSH dianggap sebagai starter spermatogenesis.

Tubulus seminiferous memiliki epitel germinal yang terdiri dari dua


macam sel, yaitu sel germa dan sel sertoli. Proses spermatogenesis berlangsung
dari dasar menuju lumen tubulus seminiferous. Spermatogonium yang berada di
lapisan paling dasar dari tubulus seminiferous mengalami mitosis beberapa kali
yang disebut dengan tahap spermatositogenesis. Selanjutnya spermatogonium
akan tumbuh dan menjadi spermatosit primer. Spermatosit primer adalah sel
germa dengan ukuran terbesar.
Spermatosit primer kemudian akan memasuki masa maturasi dan
mengalami pembelahan meiosis yang akan menghasilkan spermatosit sekunder
yang dilanjutkan dengan meiosis II yang akan menghasilkan spermatid. Spermatid
kemudian akan mengalami spermiogenesis, yaitu proses transformasi menjadi
bentuk seperti kecebong dan pelengkapan struktur menjadi spermatozoid. Proses
spermiogenesis meliputi : 1) Pembentukan golgi, axonema dan kondensasi DNA,
2) Pembentukan cap akrosom, 3) pembentukan bagian ekor, 4) Maturasi, reduksi
sitoplasma difagosit oleh sel Sertoli. Proses Spermiogenesis akan memberikan
gambaran sebagai berikut:Proses spermatogenesis pada hewan jantan dapat terjadi
seumur hidup.

Spermiasis (Spermiation) adalah peristiwa pelepasan sperma matur dari


Sel Sertoli ke lumen tubulus seminiferus selanjutnya ke epididimidis. Sperma
belum memiliki kemampuan bergerak sendiri (non-motil). Sperma non motil ini
ditranspor dalam cairan testicular hasil sekresi sel Sertoli dan bergerak menuju
epididimis karena kontraksi otot peritubuler. Sperma baru mampu bergerak dalam
saluran epidimis namun pergerakan sperma dalam saluran reproduksi pria bukan
karena motilitas sperma sendiri melainkan karena kontraksi peristaltik otot
saluran.
B. Oogenesis
Oogenesis adalah proses pembentukan sel telur dari oogonia di dalam
ovarium hewan betina. Berbeda dengan spermatogenesis, tahap perbanyakan
oogonia melalui pembelahan mitosis terjadi pada masa embrio. Kemudian
masing-masing oogonium akan tumbuh menjadi oosit primer (I). Dalam
perkembangannya, oosit selalu berkembang dalam folikel telur. Oosit primer
kemudian memasuki tahap pemasakan. Setiap oosit primer mengalami
pembelahan meiosis I menghasilkan sebuah oosit sekunder (II) dan sebuah polosit

I. selanjutnya oosit sekunder (II) mengalami meiosis II dan menghasilkan ootid


(ovum) dan satu polosit II, polosit I juga ikut membelah menjadi dua polosit II.
Jadi dalam tahap pemasakan, dari satu oosit I melalui pembelahan meiosis, hanya
dihasilkan satu telur yang fungsional.
Pada ovarium embrio manusia yang berumur 8 minggu terdapat sekitar
600.000 oogonia, kemudian oogonia mengalami perbanyakan, sehingga pada
embrio umur 5 bulan jumlahnya mencapai sekitar 7.000.000. Oogonia selanjutnya
tumbuh menjadi oosit I, tetapi banyak oogonia yang gagal tumbuh, dan akan
berdegenarasi. Menjelang kelahiran, oosit I memasuki tahap pemasakan.
Perkembangan oosit I dalam folikel primer terhenti pada tahap diploten profase
meiosis I (perkembangan tersebut baru akan dilanjutkan kembali ketika tercapai
masa puber, yaitu setelah hipofisis aktif menghasilkan FSH yang merangsang
perkembangan folikel telur). Seperti halnya oogonium, dalam perkembangannya
banyak oosit I yang mengalami degenerasi, sehingga pada waktu lahirdalam
ovarium bayi hanya terkandung sekitar 2.000.000 oosit I. folikel yang tidak dapat
melanjutkan perkembangannya

disebut

folikel

atresia,

selanjutnya

akan

berdegenerasi. Atresia dan degenarasi folikel berlangsung terus sepanjang hidup


wanita.
Ketika masa puber tercapai, oosit yang terdapat dalam ovarium hanya
sekitar 300.000. Sejak saat itu perkembangan dan pematangan folkiel (folikel
primer folikel sekunder folikel tersier folikel Graaf) terjadi secara
berkala, dikenal sebagai siklus reproduksi. Lamanya siklus reproduksi pada
manusia 24-32 hari. Masa produktif wanita dimulai saat menarche (haid pertama
kali) sampai menopause. Pada setiap siklus reproduksi, oosit I menuntaskan
meiosis I nya, sehingga terbentuk oosit II dan polosit I. Kemudian terjadi meiosis
II yang akan terhenti pada tahap metafase, dan oosit II diovulasikan oleh folikel
Graaf. Dari sekitar 20 folikel primer yang berkembang dalam setiap siklus hanya
ada satu yang berhasil menjadi folikel matang (folikel graaf) dan mengovulasikan
sebuah oosit II, oosit II kemudian ditangkap oleh infundibulum dan dibawa ke
ampula (oviduk anterior). Selama masa produktif manusia hanya 400 500 oosit
yang dilepaskan ke ovarium, berarti jumlah folikel yang mengalami atresia dan
degenerasi sangat banyak.

Penuntasan meiosis II baru akan berlangsung apabila ada penetrasi sperma


ke dalam ovum (tahap awal fertilisasi), di dalam oviduk anterior. Dengan
berakhirnya meiosis II, oosit II berkembang menjadi satu ootid, satu polosit II,
polosit I berkembang menjadai dua polosit. Jika tidak terjadi ovulasi, maka akan
berdegenerasi dalam 24 jam setelah diovulasikan. Jadi proses oogenesis yang
terjadi di dalam ovarium belum tuntas, berbeda dengan spermatogenesis yang
seluruh tahapannya terjadi dalam testis. Hewan yang fertilisasinya eksterna
umumnya melepaskan sel telur dalam jumlah besar setiap ovulasi. Sedangkan
yang fertilisasinya interna jumlah sel telur yang dilepaskan setiap ovulasi
jumlahnya sedikit (Tenzer dkk., tanpa tahun).
Oogenesis berbeda dengan spermatogenesis dalam tiga hal penting.
Pertama, selama pembelahan meiosis oogenesis, sitokinesis bersifat tidak sama,
dengan hampir semua sitoplasma dimonopoli oleh satu sel anak, yaitu oosit
sekunder. Sel besar tersebut dapat terus berkembang menjadi ovum, hasil lain
meiosis yaitu polosit yang nantinya akan berdegenerasi. Hal tersebut berbeda
dengan spermatogenesis, keempat produk meiosis I dan II berkembang menjadi
sperma dewasa. Kedua, sementara sel-sel asal sperma berkembang terus
membelah melalui mitosis sepanjang hidup laki-laki, hal ini tidak berlaku pada
oogenesis. Saat lahir, ovarium telah mengandung semua sel yang akan
berkembang menjadi ovum. Ketiga, oogenesis mempunyai periode istirahat
yang panjang, berlawanan dengan spermatogenesis, yang menghasilkan sperma
dewasa dari sel prekursor dalam urutan yang tidak terhenti (Campbell et al.,
2004).

Gambar Oogenesis
Sumber: Campbell et al., 2004

Di dalam ovarium terdapat banyak folikel yang merupakan pelindung dan


pemberi nutrisi bagi sel telur yang sedang dibentuk. Pada proses ovulasi, folikel
akan mengeluarkan sel telur. Folikel yang telah mengeluarkan sel telurnya disebut
corpus luteum. Corpus luteum menyekresikan hormon estrogen dan progesteron.
C. Macam-macam sel telur
Yolk merupakan cadangan makanan untuk perkembagan embrio spesies
hewan tertentu. Kandungan yolk adalah protein, lipida, fosfolipida, dengan
komposisi yang sangat bervariasi.
Tipe telur dibedakan berdasarkan jumlah dan letak yolk atau cadangan
makanannya dan dibedakan menjadi 4 jenis yaitu:
1. Isolesithal:
Tipe telur ini disebut juga Homolesital. Tipe telur ini, penyebaran yolk
atau cadangan makanannya tersebar merata diseluruh ovum dan jumlahnya sedikit
dengan nukleus atau intiselnya berada ditengah. Jadi inti selnya dikelilingi oleh
cadangan makanannya. Tipe telur ini terdapat pada Amphioxus, Echinodermata,
Mollusca, Annelida dan Mamalia.

2. Telolesithal/Mesolesital
Tipe telur dengan letak dari yolk dan inti sel berada di dua kutub yang
berlawanan dengan jumlah yolk yang sedikit. Kutub dengan konsentrasi yolk
disebut kutub vegetatif sedangkan kutub dengan inti sel disebut kutub animalia.
Jenis telur ini terdapat pada Amphibia, Lamprey dan Lungfish.

3. Telo-ekstrimlesithal (Megalesithal)
Yolk banyak sekali yang tersebar hampir semua bagian telur, sehingga inti
sel berada terdesak dibagian ujung/atas dari ovum dan sitoplasmanya sedikit.
Kutub vegetatifnya besar sedangkan kutub animalnya sangat kecil. Tipe telur ini
terdapat pada Reptilia dan Aves.

4. Centrolesithal
Merupakan tipe telur dengan yolk dan inti sel berada di tengah-tengah
telur. Tipe telur ini terdapat pada Insecta
D. Siklus reproduksi
Siklus reproduksi pada mamalia umumnya hanya terlihat nyata pada
hewan betina.siklus reproduksi pada hewan jantan mumnya tidak Nampak, karena
pengaruh hormonal di dalam tubuhnya relative konstan.Namun siklus reproduksi
pada jantan ada, walau tak begitu nyata, misalnya pada kebanyakan karnivora di
mana sperma banyak dibentuk hanya pada musim kawin saja.Lain halnya dengan
keadaan hormonal didalam tbuh hewan (mamalia) betina yang tampak berflktuasi
membentuk siklus tertentu. Hal ini tentu saja berpengaruh terhadap

fungsi

reproduksinya. Ada saat-saat tertentu dimana tubuh hewan betina tersebut siap
bereprodksi, sedangkan saat yang lain tidak.Sementara hewan jantan umumnya
siap bereproduksi kapan saja diperlukan(Surjono, 2001).
1. Siklus reproduksi padamamalia primata
Ada

dua

siklus

reproduksi

yang

terikat

erat

pada

primata

betina.Perubahan-perubahan yang terjadi di dalam uterus didefinisikan sebagai


siklus menstruasi atau siklus uterus yang rata-rata berlangsung 28 hari.Peristiwaperistiwa siklis yang terjadi didalam ovarium disebut siklus ovarium.Aktivitas
hormon

menautkan

kedua

siklus

tersebut,

sehingga

mensingkronisasi

pertumbuhan folikel ovarium dan ovulasi dengan pembentukan lapisan uterus


yang dapat mendukung perkembangan embrio.
a) Siklus Ovarium
i

Siklus reproduksi dimulai dengan pelepasan GnRH dari hipotalamus yang


merangsang pituitari antrerior untuk menyekresikan FSH dan LH dalam jumlah
kecil.Hormon perangsang folikel merangsang pertumbuhan folikel, dibantu oleh
LH, dan sel-sel dari folikel yang sedang tumbh mulai membuat estradiol.Estradiol
disekresikan sebagian besar pada fase folikular secara lambat. Kadar estradiol
yang rendah menghambat sekresi hormon-hormon pituitari, menjaga kadar FSH
dan LH relative rendah. Ketika sekresi estradiol oleh folikel yang sedang tumbuh
mulai naik secara tajam, kadar FSH dan LH meningkat secara mencolok.
Konsentrasi estradiol yang tinggi meningkatkan sensitivitas GnRH dari sel-sel
pelepas LH di dalam pituitari.Selain itu, folikel-folikel merespon lebih kuat
terhadap LH pada tahap ini karena lebih banyak sel-selnya yang memiliki reseptor
reseptor untuk hormon ini.
Peningkatan konsentrasi LH yang disebabkan oleh peningkatan sekresi
estradiol dari folikel yang sedang tumbuh merupakan contoh umpan balik positif.
Hasilnya adalah pematangan akhir folikel.Folikel yang matang, yang mengandng
rongga internal berisi cairan dan tumbuh sangat besar. Fase folikular berakhir
pada ovulasi, sekitar sehari setelah peningkatan kadar LH yang tajam. Sebagai
respon kadar LH yang memuncak, folikel dan dinding ovarium disampingnya
pecah, melepaskan oosit sekunder .
Fase luteal dari siklus ovarium terjadi setelah ovulasi.LH merangsang
jaringan folikel yang tersisa di dalam ovarium untuk bertransformasi menjadi
korpus luteum progesterone dan estradiol. Seiring naiknya kadar progesteron dan
estradiol, kombinasi hormon-hormon steroid ini memberikan umpan balik negatif
pada hipotalamus dan pituitari, sehingga mengurangi sekresi LH dan FSH hingga
kadar yang sangat rendah. Di dekat akhir fase luteal, kadar gonadotropin yang
rendah menyebabkan korpus luteum berdisintegrasi, sehingga memicu penurunan
tajam pada konsentrasi estradiol dan progesterone. Penurunan kadar hormonhormon steroid ovarium membebaskan hipotalamus dan pituitari dari efek umpan
balik negative hormon-hormon ini. Pituitari kemudian dapat mulai menyekresikan
FSH dalam jumlah yang cukup untuk merangsang pertumbuhan folikel-folikel
baru di dalam ovarium, sehingga memlai siklus ovarium berikutnya

b) SiklusMenstruasi
Sebelum ovulasi, hormon-hormon steroid ovaruim merangsang uterus
untuk bersiap-siap mendukung embrio.Estradiol yang disekresikan dalam jumlah
yang meningkat oleh folikel-folikel yang sedang tumbuh mensinyal endometrium
untuk menebal. Dengan cara ini, fase folikular siklus ovarium dikoordinasikan
dengan fase proliferative dari siklus uterus. Setelah ovulasi, estradiol dan
progesterone yang disekresikan oleh korpus luteum merangsang perkembangan
dan pemeliharaan lanjutan lapisan uterus, termasuk pembesaran arteri-arteri dan
pertumbuhan kelenjar-kelenjar endometrium. Kelenjar-kelenjar ini menyekresikan
cairan nutrient yang dapat mempertahankan embrio awal bahkan sebelum
tertanam didalam lapisan uterus (Campbellat all,.2008 )
Fase menstruasi berlangsung kurang lebih 5 hari. Darah yang keluar
selama menstruasi berkisar antara 50 - 150 mili liter. Siklus menstruasi wanita
berbeda-beda, namun rata-rata berkisar 28 hari.Hari pertama menstruasi
dinyatakan sebagai hari pertama siklus menstruasi.Siklus menstruasi dapat dibagi
menjadi 3 fase, yaitu (1) fase menses, (2) fase ploriferasi, (3) fase sekretoli

Fase menses
fase ini terjadi pengikisan ketebalan dinding uterus yang ditandai dengan

adanya pendarahan pada hari 1-5. Bila ovum tidak dibuahi sperma, korpus luteum
menghentikan produksi hormon estrogen dan progesteron. Kemerosotan kadar
hormon ovarium dengan cepat menyebabkan arteri didalam endometrium
menyempit. Karena tidak memperoleh sirkulasi yang cukup, kebanyakan lapisan
uterus berdisintegrasi.Pembluh darah kecil di endometrium menyempit,
melepaskan darah yang terbuang bersama jaringan dan cairan endometrim,
sehingga terjadi pendarahan.

Fase proliferase
Pada hari kelima endometrium ini mulai memperbaiki diri, dengan jelas

poliferasi sel-sel dari bagian dalam kelenjar yang masih tersisa pada lapisan
basal.Hormon pembebas gonadotropin yang disekresikan hipotalamus akan
memacu hipofise untuk mensekresikan FSH. FSH memacu pematangan folikel
dan merangsang folikel untuk mensekresikan hormon estrogen. Adanya estrogen
menyebabkan

pembentukan

kembali

(poliferasi)

dinding

endometrium.

Peningkatan kadar estrogen juga menyebabkan seviks (leher rahim) untuk


mensekresikan lendir yang bersifat basa. Lendir ini berfungsi untuk menetralkan
suasana asam pada vagina sehingga mendukung kehidupan sperma. Kelenjarkelenjar uterus ini bertambah panjang, sedangkan endometrium semakin
tebal.Namun, pada fase ini kelenjar tersebut masih relative langsing, lurus dan
belum bersekresi.
Fase ovulasi,
Dinding kelenjar uterus tidak beraturan dan ukuran lumennya membesar,
serta terjadi sekresi. Pada fase ini terjadi peningkatan jumlah arteri kecil pada
endometrium sampai mendekati permukaan.Arteri-arteri ini cenderng berbentuk
spiral.Seminggu setelah ovulasi menunjukkan terjadi peningkatan aktifitas
histologi.Kelenjar-kelenjar mengembang dan terjadi penambahan ketebalan
jaringan mukosa, yang semula kurang lebih 1 mm menjadi 4-5 mm. Pada fase ini
uterus telah siap menerima embrio dan memberi nutrisi pada embrio muda
tersebut.Jika embrio tidak berimplantasi, maka aktivitas fase sekretoli berakhir
dan segera terjadi menstrasi. Dengan demikian siklus menstruasi akan berjalan
terus. Sebaliknya, jika terjadi implantasi maka dinding uterus akan tetap
dipertahankan sampai kehamilan berakhir (Surjono,2001).
Setelah sekitar 500 siklus, perempuan mengalami menopause, terhentinya
ovulasi dan menstruasi. Menopause biasanya terjadi antara usia 46-54. Selama
tahun-tahun ini, ovarium kehilangan keresponsifannya terhadap FSH dan LH,
sehingga mengakibatkan penurnan produksi estradiol oleh ovarium.

Sumber : intanriani.wordpress.com

1. Siklus reproduksi pada mamalia non primata


Semua mamalia betina mengalami penebalan endometrium sebelum
ovulasi, namun hanya manusia dan primata lain yang memiliki siklus menstruasi.
Mamalia lain memiliki siklus estrus, yang jika tidak terjadi kehamilan, uterus
mereabsorbsi endometrim sehingga tidak terjadi aliran cairan ekstensif. Sementara
perempuan bisa terlibat aktivitas seksal kapan pun dalam siklus menstruasi,
mamalia dengan siklus estrus biasanya hanya berkopulasi selama periode sekitar
ovulasi. Periode aktivitas seksual ini, disebut estrus (dari bahasa latin estrus:
tergila-gila, gairah), adalah satu-satunya masa betina reseptif terhadap
perkawinan. Panjang dan frekuensi siklus reproduksi sangat bervariasi diantara

mamalia (Campbellat all, 2008).Siklus estrus terbagi atas beberapa fase yaitu
proestrus, estruus, metestrus, dan dietrus
a) Proestrus
Pada fase ini terjadi penebalan endometrium dan mukosa vagina. Pada
saat ini dinding uterus lebih tebal, halus dan lebih berglandular. kelenjarkelenjarnya tumbuh maksimal, serta terjadi pengeluaran cairan yang disebut uterin
milk. Pada fase ini folikel telur dalam ovarium telah matang dan menghasilkan
hormon estrogen dan progesteron.Perubahan-perubahan tersebut dirangsang oleh
hormon yang dihasilkan hipofisis yaitu FSH (Surjono, 2001).
a) Estrus
Estrus adalah masa keinginan kawin yang ditandai dengan keadaaan
hewan tidak tenang, keluar lendir dari dalam vulva, pada fase ini pertumbuhan
folikel meningkat dengan cepat, dan sel-sel epitelnya mengalami akhir
perkembangan/terjadi dengan cepat.Pada fase ini produksi estrogen bertambah
dan terjadi ovulasi.Mukosa mukosa uterus menebal dan banyak mengandung
pembuluh darah, pada waktu inilah hewan betina siap menerima hewan jantan
untuk melakukan kopulasi.
b) Metestrus
Terjadi pembentukan korpus luteum dari sel-sel folikel.Pada saat ini
korpus luteum aktif memproduksi progesterone yang berfngsi mempersiapkan
uterus untuk menerima zigot.Pada fase ini estrogen dalam tubuh hewan
berkurang. Pada saat ini hewan betina tidak responsive terhadap jantan untuk
berkembang biak, bahkan kadang-kadang menentang jika ada jantan yang
mendekat. Jika ovum tidak dibuahi, maka dinding uterus yang sedah dipersiapkan
akan menyusut kembali atau luruh tetapi tidak terjadi pendarahan.
c) Diestrus
Merupakan periode istirahat, dimana uterus kembali lagi ke struktur
semula, korpus luteum bergenerasi menjadi korpus albikan dan akan menghilang
sebelum terjadi ovulasi berikutnya. Jika terjadi pembuahan dan kehamilan maka
korpus luteum ini akan dipertahankan (Surjono, 2001).

BAB III
Penutup
Simpulan
1) Spermatogenesis adalah suatu rangkaian perkembangan sel spermatogonia
dari epitel tubulus seminiferus yang mengadakan proliferasi dan selanjutnya
berubah menjadi spermatozoa yang bebas.
2) Oogenesis adalah proses pembentukan sel telur dari oogonia di dalam
ovarium hewan betina
3) Tipe telur dibedakan berdasarkan jumlah dan letak yolk atau cadangan
makanannya

dan

dibedakan

Telolesithal/Mesolesital,

menjadi

jenis

Telo-ekstrimlesithal

yaituIsolesithal,
(Megalesithal),

danCentrolesithal.
4) Padamamaliaprimatasiklusreproduksinyaterdiridarisiklusovariumdansiklus
uterus

(siklusmenstruasi)

sedangkanpadamamalia

non

primate,

siklusreproduksinyaberupasiklus estrus.

DaftarRujukan
Arief, amirudin,1984, PengantarReproduksidanPertumbhanHewan,Malang:

IKIP Malang
Campbell, Neil A et all, 2008. Biologi Edisi Kelima Jilid 3. Jakarta:Erlangga
Tenzer, A., dkk. ______. Struktur Perkembangan Hewan I (Bagian 2). Malang:
Biologi UM

Anda mungkin juga menyukai