Anda di halaman 1dari 2

Nama : Renanda Shaka Pramuditya/26/XI MIPA 2

1. Mengidentifikai tahapan proses gametogenesis pada manusia:


a. Tahap-tahap Spermatogesis dan hormon yang mempengaruhi
b. Tahap-tahap oogenesis dan hormon yang mempengaruhi
2. Penjelasan tahapan gametogenesis menggunakan gambar

1. a. Spermatogenesis adalah awal dari proses pembentukan sel spermatozoa yang biasa kita kenal
sebagai sperma. Proses ini terjadi di organ kelamin jantan yang disebut testis, tepatnya di bagian
tubulus seminiferous.

Tubulus seminiferous berperan penting pada proses pembentukan sperma karena pada dindingnya
terdapat calon sperma (spermatogonium/spermatogonia) yang berjumlah ribuan. Benih-benih sperma
ini diberi nutrisi oleh sel Sertoli, yang juga terdapat di tubulus seminiferous, untuk bisa melakukan
pembelahan sel yang terdiri dari mitosis dan meiosis, hingga pada akhirnya terbentuk menjadi
sperma yang matang.

Sperma yang matang kemudian disimpan di suatu saluran yang terletak di belakang testis, yakni
epididimis. Dari epididimis, sperma bergerak ke bagian lain yang dinamakan vas deferens dan duktus
ejakulatorius.

Di dalam duktus ejakulatorius, cairan yang dihasilkan oleh organ reproduksi lainnya, seperti vesikula
seminalis, kelenjar prostat, dan bulbo uretra, ditambahkan pada sperma hingga membentuk cairan
yang biasa disebut sebagai semen atau air mani. Cairan ini kemudian mengalir menuju uretra dan
dikeluarkan ketika ejakulasi.
Hormon – Hormon yang memengaruhi spermatogonesis

LH (Luteinizing Hormone)
LH berfungsi untuk merangsang sel Leydig yang terdapat di testis untuk menghasilkan hormon
testosteron yang dapat mendorong proses spermatogenesis terjadi.

FSH (Folicle Stimulating Hormone)


FSH merupakan hormon yang dapat merangsang sel Sertoli untuk menghasilkan ABP (Androgen
Binding Protein), yang berfungsi untuk melindungi, menunjang, dan memberi makan benih sperma
hingga menjadi sperma yang matang.

Testosteron
Hormon testosteron dihasilkan oleh testis yang berfungsi merangsang perkembangan organ seks
untuk melakukan spermatogenesis.

Keseimbangan hormon-hormon di atas akan membantu pembentukan sperma yang berkualitas.


Sebaliknya, jika terdapat ketidakseimbangan dalam jumlahnya, maka sperma akan mengalami
penurunan kualitas hingga dapat menyebabkan gagalnya sperma dalam membuahi sel telur.

b.. Oogenesis adalah proses pembentukan sel telur (ovum) di dalam indung telur yang disebut
ovarium. Oogenesis dimulai dengan pembentukan benih sel-sel telur yang disebut oogonia.
Pembentukan sel telur pada perempuan dimulai sejak di dalam kandungan ibu, ketika masih
berbentuk janin yang sudah memiliki organ reproduksi.

Sama seperti pembentukan sperma, sel telur juga mengalami proses pembelahan yang disebut
mitosis dan meiosis. DI akhir bulan ketiga usia janin, semua oogonia telah selesai dibentuk dan siap
memasuki tahap pembelahan. Seluruh oogonia tersebut akan membelah hingga menjadi sel telur.
Pembelahan ini baru berhenti hingga bayi perempuan dilahirkan.
Selama proses tersebut berlangsung, akan terbentuk 6-7 juta sel telur dan akan berkurang hingga
sekitar 1 juta sel telur pada saat bayi dilahirkan. Sel telur tersebut terus mengalami penurunan jumlah
hingga sekitar 300.000 sel telur yang disimpan hingga masa pubertas tiba.

Usai masa pubertas, seorang wanita akan memasuki masa aktif reproduksi di mana oogenesis
kembali terjadi dalam waktu satu bulan sekali, yang diatur dalam siklus menstruasi. Selama masa
aktif reproduksinya, hanya sekitar 300-400 telur matang yang akan dilepaskan untuk selanjutnya
dibuahi. Jumlah dan kualitas telur ini akan terus menurun seiring berjalannya usia seorang wanita.

Selama siklus menstruasi berlangsung, indung telur akan menghasilkan 5-20 kantong kecil yang
disebut dengan folikel. Setiap folikel ini mengandung sel telur yang belum matang. Namun, hanya sel
telur paling sehatlah yang pada akhirnya akan matang. Telur-telur yang sudah matang tersebut akan
dilepaskan oleh indung telur ke saluran telur bernama tuba falopi.

Selanjutnya, jika sel telur tersebut bertemu dengan sel sperma dan berhasil dibuahi, sel telur tersebut
akan menetap di tuba falopi dan menempel di dinding rahim. Jika tidak terjadi pembuahan, maka sel
telur akan dikeluarkan dari dalam tubuh sekitar 14 hari kemudian dalam bentuk darah menstruasi.

Hormon-Hormon yang memengaruhi oogenesis


Proses pembentukan oogenesis dipengaruhi oleh kerja beberapa hormon, seperti FSH dan LH. Pada
saat terjadi siklus menstruasi, bagian otak yang disebut hipotalamus menghasilkan hormon GnRH
(gonadotropin releasing hormone) yang menstimulasi kelenjar penghasil hormon (pituitari) untuk
mengeluarkan hormon FSH dan LH.

Kejadian ini menyebabkan serangkaian proses di ovarium sehingga terjadi sekresi hormon estrogen
dan progesteron yang akhirnya merangsang ovulasi terjadi. Jika terjadi ketidakseimbangan pada
hormon-hormon tersebut, ovulasi pun akan ikut terganggu.

               2. Tahapan gametosis dalam bentuk gambar dan keterangannya

Anda mungkin juga menyukai