Anda di halaman 1dari 4

Dasar teori

Saluran pencernaan pada ikan dimulai dari mulut (cavum oris). Di dalam rongga mulut terdapat gigi-gigi
kecil yang berbentuk kerucut pada geraham bawah dan lidah pada dasar mulut yang tidak dapat
digerakkan serta banyak menghasilkan lender, tetapi tidak menghasilkan air ludah (enzim). Dari rongga
mulut makanan masuk ke esophagus melalui faring yang terdapat di daerah sekitar insang. Esofagus
berbentuk kerucut, pendek, terdapat dibelakang insang dan bila tidak dilalui makanan lumennya
menyempit. Dari kerongkongan makanan di dorong masuk ke lambung, lambung pada umunya
membesar, tidak jelas batasnya dengan usus. Dari lambung makanan masuk ke usus melalui pipa
panjang berkelok-kelok dan sama besarnya, usus bermuara di anus. Kelenjar pencernaan pada ikan ,
meliputi hati dan pankreas (Syarifuddin, 2006: 155).

Pada reptilia tidak memiliki bibir atau lengan depan yang fleksibel, seperti halnya pada burung, kelompok
reptil menggunakan rahang, dan kadang-kadang lidah, untuk menangkap makanan. Banyak spesies ular
telah memodifikasi kelenjar ini menjadi kelenjar racun seperti kelenjar Duvernoy untuk membantu
melumpuhkan mangsa dan mencegah kerusakan kecil pada tengkorak (O’Malley, 2005).

Seperti pada vertebrata pada umumnya, reptil memiliki saluran pencernaan yang dimulai dari esofagus,
lambung, usus halus, usus besar, dan bermuara ke kloaka (anus pada mamalia).

Esofagus merupakan saluran pencernaan yang menghubungkan faring dengan lambung yang berfungsi
sebagai jalannya makanan ke lambung. Sebelum masuk ke dalam esofagus, menggunakan rahang untuk
menangkap makanan dan memodifikasi kelenjar ludah menjadi kelenjar racun untuk membantu
melumpuhkan mangsa dan mencegah kerusakan kecil pada tengkorak (O’Malley, 2005).

Dari rongga mulut, makanan tidak dikunyah lagi, langsung ditelan dan diteruskan ke lambung melalui
esofagus.Lambung terdiri atas tiga bagian yaitu kardiaka, fundika dan pilorika (Kararli, 1995; Irwanto,
2014). Lambung biawak air memiliki struktur saluran lurus, sehingga secara makroanatomi tidak dapat
menentukan bagian kardiaka, fundika dan pilorika. Panjang lambung biawak air relatif lebih pendek
dibandingkan esofagus, usus halus dan usus besar. Hal demikian umumnya terdapat pada reptil
karnivora, yaitu untuk mencegah pembusukan, mematikan mangsa hidup yang ditelan dan membantu
pencernaan dalam menghilangkan pengerasan pada tulang hewan mangsa yang telah ditelan (Kardong,
2008). Lambung merupakan bagian saluran pencernaan yang mengalami dilatasi khusus untuk mencerna
makanan secara enzimatik dan hidrolitik menjadi bahan nutrisi atau sari makanan (Eurell, 2004). Proses
ini dilakukan dengan gerakan peristaltik pada dinding lambung untuk membantu proses pencernaan.
Lambung mempunyai dua bentuk yang umum dikenal yaitu lambung tunggal dan lambung majemuk
(seperti pada ruminansia) (Kardong, 2008). Biawak air sebagai karnivora memiliki bentuk lambung
tunggal. Pada lambung tunggal, waktu untuk melakukan proses pencernaan umumnya lebih cepat
dibandingkan dengan lambung majemuk (Eroschenko, 2008).

Dari lambung makanan yang telah tercerna diteruskan ke usus. Secara umum usus dibedakan menjadi
usus halus dan usus besar. Usus halus terdiri atas duodenum, yeyenum dan ileum (Eurell, 2004), namun
secara makroanatomi usus halus pada biawak air sulit dibedakan antara duodenum, yeyenum dan ileum
(Wahyuni et. al., 2015). Pada duodenum terdapat permuaraan ductus choledochus dan ductus
pancreaticus. Yeyunum ditandai dengan adanya peritoneum yang banyak terdapat anyaman-anyaman
pembuluh darah yang biasa disebut Aa. jejunales. Ileum ukurannya relatif pendek dan langsung
berbatasan dengan usus besar.

Pada biawak air sulit dibedakan antara usus halus dan usus besar. Biasanya secara makroanatomi untuk
membedakan usus halus dan usus besar adalah dengan melihat adanya sekum yang dijadikan sebagai
pembatas keduanya (Stannard and Julie, 2013). Akan tetapi pada biawak air (Hamny et al., 2015) dan
komodo (V. komodoensis) (Surahya, 1989) tidak ditemukannya ada sekum, sehingga cukup sulit
membedakan antara usus halus dan usus besar. Sekum biasanya ditemukan pada Reptil Herbivora
(O’Malley, 2005) dan mamalia (Kararli, 1995). Jenis makanan dari tumbuhan sangat sulit tercerna dengan
sempurna di lambung, sehingga hewan herbivora termasuk reptil herbivora memiliki sekum untuk
menyimpan sementara makanan yang tidak tercerna sempurna dari lambung dan dicerna kembali. Jenis
makanan yang sulit dicerna adalah dari jeni tanaman.

Proses pencernaan yang terjadi di usus adalah pemecahan ingesta menjadi bentuk yang siap untuk
diserap, dimulai dengan bekerjanya enzim pankreas, empedu dan hati dan sekreta kelenjar usus
(Eroschenko, 2008). Usus besar pada biawak air terdiri atas kolon dan kloaka, tidak ditemukan adanya
sekum. Usus besar merupakan tempat aktivitas mikroba yang bereaksi pada ingesta, penyerapan air,
vitamin, elektrolit serta sekresi mucous. Fungsi usus besar adalah absorpsi cairan, mengubah chyme
(bahan setengah cair) menjadi feses (bahan setengah padat), menghasilkan mukous sebagai pelumas,
melumasi feses agar tidak merusak mukosa usus besar, dan tempat pembusukan sisa makanan oleh
bakteri normal usus (Eroschenko, 2008). Sisa makanan tersebut akan menjadi feses dan dikeluarkan
melalui kloaka. Kloaka merupakan terminal dari saluran pencernaan biawak air. Selain tempat keluarnya
feses dari tubuh, kloaka juga merupakan terminal saluran ekskresi berupa urin.

Pembahasan

a. Sistem pencernaan Pisces pada Ikan

Saluran pencernaan pada ikan dimulai dari rongga mulut. Di dalam rongga mulut terdapat gigi-gigi kecil
yang berbentuk kerucut pada geraham bawah dan lidah pada dasar mulut yang tidak dapat digerakan
serta banyak menghasilkan lendir, tetapi tidak menghasilkan ludah (enzim). Dari rongga mulut makanan
masuk ke esophagus melalui faring yang terdapat di daerah sekitar insang. Esofagus berbentuk kerucut,
pendek, terdapat di belakang insang, dan bila tidak dilalui makanan lumennya menyempit. Dari
kerongkongan makanan di dorong masuk ke lambung, lambung pada umumnya membesar, tidak jelas
batasnya dengan usus. Pada beberapa jenis ikan, terdapat tonjolan buntu untuk memperluas bidang
penyerapan makanan. Dari lambung, makanan masuk ke usus yang berupa pipa panjang berkelok-kelok
dan sama besarnya bermuara pada anus(Gunarso, 1979: 225).

Kelenjar pencernaan pada ikan, meliputi hati dan pankreas. Hati merupakan kelenjar yang berukuran
besar, berwarna merah kecoklatan, terletak di bagian depan rongga badan dan mengelilingi usus. Fungsi
hati menghasilkan empedu yang disimpan dalam kantung empedu untuk membantu proses pencernaan
lemak. Kantung empedu berbentuk bulat, berwarna kehijauan terletak di sebelah kanan hati, dan
salurannya bermuara pada lambung. Kantung empedu berfungsi untuk menyimpan empedu. Fungsi
pankreas, antara lain menghasilkan enzim-enzim pencernaan dan hormon insulin (Gunarso, 1979: 226).

System pencernaan pada reptile terdiri atas saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan.
Reptile pada umumnya terdiri atas saluran pencernaan dan kelnejar pencernaan. Pada umumnya reptile
adalah karnivora (pemakan daging). Saluran pencernaannya terdiri dari mulut, kerongkongan, lambung,
usus dan kloaka. Dan kelenjar pencernaannya terdiri atas kelenjar ludah, pancreas dan hati.
Rongga Mulut. Disokong oleh rahang atas dan rahang bawah. Pada masing-masing rahang terdapat gigi-
gigi yang berbentuk kerucut. Gigi menempel pada gusi dan sedikit melengkung kea rah rongga mulut.
Pada umumnya retil tidak mengunyah makanannya jadi giginya berfungsi sebagai penangkap mangsa.
Pada rongga mulut terdapat lidah yang melekat pada tulang lidah dengan ujung bercabang dua. Lidah
Kadal berbentuk pembuluh yang terbungkus oleh selaput dan terletak di bagian rahang bawah.
Memiliki kelenjar mukoid yang sekretnya berfungsi agar rongga mulut tetap basah dan dapat dengan
mudah menelan mangsanya.Pada ular Kelenjar labia bermodifikasi menjadi kelenjar poison yang
bermuara di kantung yang terletak di daerah gigi taring dan dikeluarkan melalui gigi tersebut.
Kerongkongan (esophagus) merupakan saluran di belakang rongga mulut yang menyalurkan makanan
dari rongga mulut ke lambung. Di dalam esophagus tidak terjadi proses pencernaan
Lambung (ventrikulus) merupakan tempat penampungan makanan dan pencernaan makanan berupa
saluran pencernaan yang membesar dibelakang esophagus. Disini makanan baru mengalami proses
pencernaan. Pada bagian fundus pylorus makanan dicerna secara mekanik dan kimia.
Intestinum terdiri dari usus halus dan usus tebal yang bermuara pada anus. Dalam usus halus terjadi
proses penyerapan dan sisanya menuju ke rectum, kemudian diteruskan ke kloaka untuk dibuang.
Ukuran usus disesuaikan dengan bentuk tubuhnya.
Kelenjar pencernaan, terdiri atas hati dan pancreas. Empedu yang dihasilkan oleh hati ditampung di
dalam kantong yang disebut vesica fellea. Hati tediri dari dua lobus yaitu sinister dan dexter yang
berwarna coklat kemerahan. Kantong empedu terletak pada tepi sebelah kanan hati. Pancreas pada
reptile terletak diantara lambung dan duodenum. Pancreas berbentuk pipih dan berwarna kekuning-
kuningan

Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang didapat pada praktikum ini yaitu sistem pencernaan pada pisces,
dimulai dari rongga mulut, kemudian ke esopagus melalui faring, kemudian makanan di dorong ke
lambung, masuk ke usus dan bermuara pada anus. Sistem pencernaan pada amphibi, dimulai dari
rongga mulut, kemudian ke esopagus, menuju ke lambung dank usus bermuara di kloaka. Kemudian
sistem pencenaan pada aves, dimulai dari paruh kemudian rongga mulut, kemudian faring, pada faring
terdapat pelebaran pada bagain ini yang disebut tembolok, kemudian ke lambung, usus dan bermuara
pada kloaka. Dan terakhir sistem pencernaan pada mamalia dalam sampel yaitu marmut makanan di
kunyah kemudian masuk ke dalam mulut, kemudian menuju kerongkongan dari kerongkongan makanan
menuju lambung, pada lambung proses fermentasi atau pembusukanan makanan dilakukan oleh bakteri
terjadi pada sekum yang banyak mengandung bakteri. Kemudian menuju ke usus dan bermuara pada
anus. Dan pada sistem pencernaan pada reptile terdiri atas saluran pencernaan dan kelenjar
pencernaan. Reptile pada umumnya terdiri atas saluran pencernaan dan kelnejar pencernaan. Pada
umumnya reptile adalah karnivora (pemakan daging). Saluran pencernaannya terdiri dari mulut,
kerongkongan, lambung, usus dan kloaka. Dan kelenjar pencernaannya terdiri atas kelenjar ludah,
pancreas dan hati.

Gunarso, Wisnu. Dasar-Dasar Histologi. Jakarta: Erlangga, 1979.

Kardong, K.V. 2008. Vertebrates: Comparative Anatomy, Function, Evolution, 5th Edition. McGraw−Hill
Primis, USA.

O’Malley. 2005. OMalley Clinical Anatomy and Physiology of Exotic Species. Elsevier Suanders, Germany.

Stannard HJ, Julie MO. 2013. “Descriptions of the gasstrointestinal tract and associated organs of the
kultarr (Antechinomys laniger)”. Australian mammalogy, Vol. 35, 39-42.

Surahya, S. 1989. Atlas Komodo Studi Anatomi dan Kedudukannya dalam Sistematika Hewan . Gadjah
Mada Univeristy Press, Yogyakarta

Syarifuddin. Anatomi Fisiologi. Jakarta: Buku Kedokteran, 2006.

Anda mungkin juga menyukai