Pada jaman dahulu, sepanjang sungai Ciwaringin masih berupa hutan. Pada suatu hari
datang 2 orang kesatria di tanah timur, yang bernama Tubagus Ismail Sakar Kedaton dengan
Tubagus H. Duliman, kedua kesatria itu adalah keturunan kesultanan Cirebon di subang
Khairudin.
Maksud dan tujuan kedua kesatria itu datang ke hutan Gonggong itu untuk
menjauhkan tekanan - tekanan pemerintah Belanda, ketika itu kesultanan Cirebon di pimpin
oleh Sultan Matangaji, kemudian kedua kesatria membuka hutan dengan cara menebang
pepohonan di sepanjang sungai Ciwaringin dan membuat pedukuhan untuk tempat tinggal.
Disebut Ciwaringin karena di ujung sungai ada salah satu pohon Ciwaringin yang besar,
tinggi dan rindang. Pada waktu itu Tubagus Ismail dan Tubagus H. Duliman menebang pohon
di hutan Ciwaringin, di situ ada tembok tebeng yang sampai sekarang masih ada
petilasannya.