3. Buyut Sangkin
4. Buyut Simah
5. Buyut Kimbar
6. Buyut Kinayu
7. Buyut Samidin
8. Buyut Jati
9. Buyut Amal
Dalam catatan yang merupakan arsip berharga yang disimpan di kantor Desa
Sindanghaji Wilayah Sindanghaji dalam kepemimpinan Demang Eon mengalami
kemajuan yang pesat. Pusat Pemerintahan diberi nama Dayeuh (bhs.sunda) yang
berarti pusat pemerintahan, lokasinya antara Dukuh Bak dan Dusun Tegalmerak
sekarang. Hal ini diperkuat dengan adanya tempat yang dinamai Sawah Alun.
“Alun” (bhs.sunda) artinya suatu lapangan atau lahan yang berada di sekitar pusat
pemerintahan. Lokasinya berada sekitar 500 meter arah utara dari Pusat
Pemerintahan Desa Sindanghaji saat ini. Bukti lainnya adanya suatu tempat
yang dinamai Telar Dayeuh. Telar dari kata “tetelar” (bhs.Sunda) artinya tegalan,
“dayeuh” (bhs.sunda) artinya pusat pemerintahan. Lokasinya sekitar satu
kilometer ke arah utara dari sawah alun. Masa kepemimpinannya berakhir pada
tahun 1814, sedangkan tidak ada catatan yang menyatakan kapan awal
Pemerintahan Demang Eon, dan tidak ada bukti juga keterangan kalau Demang
Eon dimakamkan di Desa Sindanghaji.
Lokasi makam para pengembara dari Cirebon itu diantaranya: Buyut Pernata
Kusuma dimakamkan di bagian timur – selatan Desa Patuanan, yaitu tetangga
Desa Sindanghaji sebelah timur. Buyut Suramenggala, dimakamkan di
perbatasan Desa Patuanan dan Desa Nanggerang. Menurut letak geografisnya
separoh Wilayah Desa Patuanan Bagian Selatan dan Bagian Timur berbatasan
dengan Desa Nanggerang. Buyut Sangkin, dimakamkan di Kampung
Cikawah,ujung timur dan selatan Desa Sindanghaji yang berbatasan dengan Desa
Parakan. Buyut Simah dimakamkan di lokasi yang sama dengan Buyut Pernata
Kusuma. Buyut Winayu dimakamkan di Dukuh Duwur, wilayah Desa Patuanan
bagian tengah perbatasan Sindanghaji. Buyut Jati dimakamkan di Dukuh Luhur
Desa Patuanan, sekitar limaratus meter ke arah utara dari letak makam Buyut
Winayu. Buyut Girang Panganten, Buyut Rangga Kamasan terletak di
Pemakaman Kabuyutan yang terletak di Desa Sindanghaji tapi agak terpisah dari
komplek pemakaman umum. Buyut Rangga Kamasan terletak di Pemakaman
(astana) Hulu Dayeuh yang sekarang menjadi wilayah Desa Tarikolot. Dalam
keterangan selanjutnya dijelaskan, bahwa Desa Tarikolot merupakan pemekaran
dari Desa Sindanghaji pada tahun 1901 dimasa kepemimpinan Haji Mansur
(1880-1919).
Beliau atas persetujuan LKMD membuat Peraturan Desa tentang iuran desa
yang disebut Padi Adat Desa. Sutrisno menjadi kuwu selama dua periode, dan dua
tahun sebagai Pejabat Kepala Desa. Kepemimpinan beliau berakhir tahun 1998.
Kuwu Sutrisno meninggal pada tahun 2011 dan dimakamkan di pemakaman yang
sama dengan pamannya Kuwu Atori..