Anda di halaman 1dari 34

BAB III

KONDISI OBJEKTIF MASYARAKAT KECAMATAN SUMBER

Kecamatan Sumber adalah Pusat Pemerintahan sekaligus sebagai Ibu kota


Kabupaten Cirebon. Di Kecamatan inilah terdapat kantor Bupati Cirebon, kantor
DPRD, Pengadilan Negeri, Kejaksaan, Pengadilan Agama, kantor Polres, dan
kantor dinas-dinas lainnya. Di wilayah Kecamatan Sumber juga terdapat stadion
bola dan GOR Ranggajati. Stadion dan lapangan Ranggajati sering dipakai
upacara hari peringatan besar nasional yang dilakukan Kabupaten Cirebon yang
dipimpin oleh Bupati Cirebon.
Dua desa yang berada di Kecamatan Sumber bergabung dengan Kecamatan
Talun, kedua desa tersebut adalah desa Kubang dan desa Sarwadadi. Empat desa
yang ada dibagian barat Kecamatan Talun bergabung dengan Kecamatan Sumber.
Keempat desa tersebut adalah desa Kematren, Sendang, Pejambon, dan
Gegunung. Setelah bergabung bersama Kecamatan Sumber keempat desa tersebut
statusnya berubah menjadi kelurahan. 1
Secara keseluruhan, Kecamatan Sumber mempunyai 14 (empat belas)
desa/kelurahan. Desa-desa itu antara lain: Gegunung, Babakan, Matangaji,
Perbutulan, Sidawangi, Sumber, Watubelah, Pasalakan, Kaliwadas, Tukmudal,
Kenanga, Pejambon, Sendang, dan Kemantren. Oleh karena dalam penelitian
skripsi yang penulis susun ini berada dalam wilayah kajian di Kecamatan Sumber
yang membahas tentang “Perspektif Masyarakat Kecamatan Sumber tentang
Biaya Pencatatan Pernikahan (Komparasi antara PP No. 47 tahun 2004 dengan
PP No. 48 tahun 2014)”, maka untuk keperluan penelitian ini, penulis mengambil
sample masyarakat Kecamatan Sumber yang berada di desa Matangaji,
Sidawangi, Sumber, Kemantren. Pengambilan sample tersebut dikarenakan lokasi
desa/kelurahan tersebut terdekat dari domisili penulis.

1
Sumber pendataan dari papan selayang pandang di kantor Kecamatan Sumber Kabupaten
Cirebon, tanggal 7 November 2014

30
A. Profil Desa Matangaji
1. Sejarah Desa Matangaji
Pada jaman dahulu ada sesuatu daerah yang sebagian besar berupa hutan
belantara hanya beberapa meter persegi saja yang tanahnya sudah dihuni berkisar
tahun 1870 M. Karena desa Sidawangi letaknya dipinggir jalan yang mudah
dijangkau Belanda, Sultan Syaefudin merasa tidak aman. Akhirnya sepakat untuk
meninggalkan Desa Sidawangi untuk mencari tempat yang lebih aman dengan
menyusuri hutan ke sebelah barat hingga sampai ke suatu daerah yang sekarang
disebut desa Matangaji. Oleh karena daerah ini dirasa lebih aman, segeralah
dibuat sebuah pesanggrahan kecil tempat beristirahat. Tempat itu sekarang disebut
blok Padaleman, artinya tempat istirahat para abdi dalem atau keraton antara lain
sultan.2
Di daerah ini ada dua orang Sultan yang berasal dari tanah Pejawen
keduanya bernama Sultan Mangku Buana dan Sultan Yusup Ashari. Secara
kebetulan mereka datang bersama sehingga mereka berebut kekuasaan melalui
pertarungan bahwa siapa yang menang itulah yang berhak mendudukinya. Pada
pertarungan tersebut tidak ada yang kalah akhirnya mengadakan kesepakatan
Daerah itu diberi nama Padamatang dan diserahkan kepada sultan Mangku Buana
sedangkan Sultan Yusup Ashari di beri daerah baru sebelah timur yang diberi
nama “Matangaji”3 yang mengandung arti matang dalam ilmu.4

2. Peninggalan Sejarah Desa Matangaji


Di Matangaji ada beberapa peninggalan sejarah atau situs ada 28 petilasan
yaitu: Sultan Matangaji di Padaleman, Buyut Bodas, Buyut Jenek, Buyut landung,
Nyi Mas Cakrawati, Buyut Jambet, Buyut Bangkong, Buyut Temenggung,

2
Proyek Penyusunan Inventarisasi Ceritera Rakyat/Legenda, Asal Usul Desa Di Kabupaten
Cirebon, Bagian Pertama, Pemerintah Kabupaten Cirebon Kantor Pariwisata Seni dan Budaya,
2004, hlm 169
3
Untuk pendataan Desa Matangaji di dapatkan melalui pengambilan Dokumenasi Data dan
Wawancara di desa tersebut dengan bantuan Bapak Casmita (Jurutulis), Bapak Udin (Lebe),
Bapak Jono (Mandor). Sebagai tambahan data yang diperlukan, maka mengambil sumber acuan
dari buku “Data Profil Desa/Kelurahan Pemerintahan Kabupaten Cirebon: Badan Pemberdayaan
Masyarakat dan Pemerintahan Desa Tahun 2014” dan “Buku Catatan Kehendak Nikah: Model
N10”.
4
Ibid, hlm. 170

31
Patilasan Aria Calingcingan, Lawang Gede, Goa Lawet, Hulu Dayeuh/Bujal
Dayeuh/Birit Dayeuh, Balong Kambang, Sumur Kajayaan, Sumur Panyipuhan,
Sumur Kapandean, Sumur Bandung, Gunung Jejar Pawayangan, Pancuran Emas,
Pancuran Curug, Pancuran Cijambu, Pancuran Simpur, Gunung Pugag, Gunung
Geleseran, Tanah Pangoragan, Cibelentuk, Cipataunan, Cibadak.5
Peninggalan tersebut merupakan suatu bukti bahwa desa Matangaji,
termasuk desa yang bersejarah, baik dalam penyebaran agama Islam yang
termasuk benteng pertahanan dalam jaman kolenial Belanda. Pada tahun 1870 M
kampung desa Matangaji masih menggabung dengan desa Cimara dan kantor
kewadannya bertempat di Mandirancan setelah itu dengan keputusan, bahwa
kampung Matangaji dimasukan ke wilayah Cirebon sedangkan Cimara Masuk
wilayah Kuningan. Dalam masa pemerintahan yang tercantum dalam sejarah
antara lain yang menjadi pepayung agung desa adalah Buyut Sinjang atau Buyut
Lurah atau Buyut Sideang kurang lebih pada tahun 1870 M.
Pada jaman pemerintahan desa dipegang oleh Kuwu H. Salab (H. Nur)
Matangaji di jadikan pos pertahanan dan pengatur siasat pada jaman penjajahan
Belanda dan penjajahan Jepang yang diantaranya ada pasuka tentara yaitu
dibawah kepala pasukan Cipto, Budiarjo, Paryono Purbadi, dan Usman,SE. Dan
pada waktu itu korban yang meninggal dua orang pasukan yaitu Cele dan Arsad
setelah aman dari penjajah, pada jaman pemerintahan desa dipegang oleh kuwu
D.Umar timbul gerombolan DI/TII sekitar kurang lebih tahun 1958.M .
Di desa mulai memebentuk PD (Pagar Desa) lantas tak lama kemudian
diganti istilah menjadi OKD (Organisasi Kader Desa). Organisasi ini sebagai
tentara desa dipersenjatai oleh TNI untuk mengusir gerombolan DI/TII. Dalam
pertempuran sengit melawan serangan DI TII jatuhlah korban daro OKD yaitu
Sarkadi, Tahir, Reja dan Rawan dari masyarakat adalah Sumar dan Santana.
Lantas ada komando dari pusat, bahwa semua masyarakat yang ada di desa
Matangaji (terutama laki-laki desa) diwajibkan melaksanakan Pager Betis dan
berangkat ke gunung Ciremai tepatnya di wilayah panyusupan dan sekitarnya.

5
Wawancara dengan Bapak Casmita (Jurutulis Desa Matangaji) di Kantor Desa Matangaji,
tanggal 10 November 2014.

32
Setelah aman dari DI/TII Timbul pemeberontakan G 30 S/PKI tahun 1965
namun berkat lindungan Tuhan, di Matangaji tidak ada satu pun masyarakat yang
ikut campur baik langsung atau tidak langsung dengan gerakan tersebut
(G30S/PKI). Karena jaman telah dimakan usia pemerintahan D.Umar diganti oleh
Kuwu Sanawi pada jaman pemerintahan Kuwu Sanawi sampai Kuwu yang masih
menjabat barulah di Matangaji, banyak pembangunan-pembangunan disegala
sektor.
Sampai sekarang ada 27 Kuwu yang pernah menjabat di pemerintahan Desa
Matangaji diantaranya: Kuwu Sinjang, Kuwu Antijah, Kuwu Damis, Kuwu
Marijah, Kuwu Marjani (Buyut sanyaman), Lapian, Kastam, Nasipah (Buyut
Kudung), Samikar, Kialim, Mihidin, Laniyah, Asidam, Lapian, Karti, Laya Pan,
Manggis, Murati, H.Saleh, H.Sidik, H.Salab (H.Nur), Sanawi, Ohim, Sukardi DS,
D. Umar, Ade Darya, Juansih.6

3. Kondisi Geografis Desa Matangaji


Desa Matangaji merupakan kategori swasembada, terletak disebelah selatan
wilayah Kecamatan Sumber Kabupaten Cirebon, luas wilayahnya tercatat ±
248.17 Ha, dengan batas-batasnya:
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Sidawangi Kabupaten Cirebon
2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Cirea Kabupaten Kuningan
3. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Nanggela Kabupaten Kuningan
4. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Cimara Kabupaten Kuningan 7

Pada peta rupa bumi terletak dalam koordinat antara 108º27¹44¹¹ (6.7956º)
Bujur Timur dan 6º47¹44¹¹ (-108.4622º) Lintang Selatan, dengan hamparan
bidang wilayahnya berada pada elevasi antara 312 meter di atas permukaan laut
(m.dpl). Secara fisik sekitar 90% berupa dataran, dan sekitar 10% berupa
perbukitan dan dengan keadaan lahannya 112,968 ha berupa lahan kering dan
135,203 ha lahan basah. Sedangkan tanah kekayaan Desa Matangaji seluas 58,874

6
Sumber pendataan dari papan sejarah pemerintahan kuwu Desa Matangaji, tanggal 10
November 2014.
7
Data Profil Desa/Kelurahan Pemerintahan Kabupaten Cirebon: Badan Pemberdayaan
Masyarakat dan Pemerintahan Desa Tahun 2014. Data Profil Desa Matangaji.

33
ha yang terdiri dari: tanah Bengkok 28,2286 ha, tanah Titisara 15,5488 ha dan
tanah Pangonan 14,9100 ha.
Adapun jarak Ibukota dari Desa Matangaji ke Ibukota Kecamatan sekitar 5
Km, ke Ibukota Kabupaten sekitar 5 Km, dan ke Ibukota Propinsi Jawa Barat 130
Km. Keadaan luas jalan di Desa Matangaji yaitu: Jalan Protokol + 1.500 meter,
Jalan Blok + 6.300 meter. Terbentang hulu sungai, yaitu sungai Cipaniis,
umumnya lebih dominan dimanfaatkan untuk sumber pengairan bagi sawah dan
kolam/empang. Terdapat bukit yang berfungsi sebagai perkebunan dan lebih
akrab disebut gunung, yaitu Gunung Pugag. 8

4. Administrasi Kewilayahan Desa Matangaji


Wilayah Desa Matangaji Kecamatan Sumber secara administrasi
kewilayahan meliputi: 3 Dusun, 6 Rukun Warga (RW), dan 21 Rukun Tetangga
(RT). Berikut gambaran terperinci mengenai administrasi kewilayahan. Dari enam
RW tersebut ditangani oleh tiga orang KADUS (Kepala Dusun). Dimana masing-
masing Kadus tersebut memiliki tanggung jawab dan peran aktif yang sangat
sentral dalam memajukan RW yang menjadi tanggung jawabnya. Kadus 1
bertanggung jawab terhadap RW 1 dan 2. Kadus II bertanggung jawab terhadap
RW 3 dan 4. Dan Kadus III bertanggung jawab terhadap RW 5 dan 6.9

No Wilayah Nama Blok Dusun Rukun Tetangga


1. RW. 01 Desa I 4
2. RW. 02 Sijambu I 4
3. RW. 03 Sigendang II 3
4. RW. 04 Ciwareng II 3
5. RW. 05 Sipetir III 3
6. RW. 06 Padaleman III 4
TOTAL 21
5. Kondisi Demografi Desa Matangaji
Penduduk Desa Matangaji Kecamatan Sumber hingga akhir bulan
November tahun 2014 tercatat berjumlah 4.363 jiwa, terdiri dari pria sebanyak

8
Sumber pendataan dari papan monografi Desa Matangaji tahun 2014, tanggal 10
November 2014
9
Sumber pendataan dari bagan struktur RT/RW Desa Matangaji Kecamatan Sumber
Kabupaten Cirebon, tahun 2014, tanggal 10 November 2014

34
2.350 jiwa (53.86%) dan wanita sebanyak 2.013 jiwa (46.14%), seks rasio pria
dengan wanita 101: 99. Banyaknya rumah tangga 1.311 keluarga, dan jumlah rata-
rata anggota keluarga 4 jiwa/keluarga. Dari angka-angka kependudukan tersebut
selalu memungkinkan untuk terjadinya penambahan jumlah penduduk dari tahun
ke tahun. Dan dari tahun 2013 sampai tahun 2014/bulan November tercatat
peningkatan penduduk sebesar 79 jiwa, terdiri pria sebanyak dari 48 jiwa dan
wanita sebanyak 31 jiwa. 10
a. Kedaan Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
JUMLAH
No. Jenis Kelamin
2013 2014
1. Jumlah laki-laki 2.302 2.350
2. Jumlah perempuan 1.982 2.013
3. Jumlah 4.284 4.363
4. Jumlah Kepala Keluarga 1.246 1.311

b. Kedaan Penduduk Berdasarkan Kategori Umur


Jumlah
No. Kelompok Umur
2013 2014
1. 00 - 12 Thn 92 72
2. 1 - 5 Thn 565 621
3. 5 - 7 Thn 227 172
4. 7 - 15 Thn 464 493
5. 15 - 56 Thn 2.435 2.475
5. 56 Thn ke atas 501 530
Total 4,284 4,363

6. Kondisi Sosial Budaya Desa Matangaji


Kondisi sosial budaya penduduk Desa Matangaji Kecamatan Sumber ini
cenderung masih menunjukkan profil masyarakat pedesaan (rural community),
sifat gotong royong masih melekat kental dalam masyarakat desa Matangaji. Hal
itu juga yang menjadi salah satu faktor yang sangat mendukung dalam
peningkatan pembangunan desa. Selain itu kondisi sosial budaya masyarakat desa
Matangaji dapat dicirikan sebagai berikut:
a. Usaha ekonomi masyarakat umumnya dibidang pertanian yang sifatnya
masih konvensional.
10
Data Profil Desa/Kelurahan Pemerintahan Kabupaten Cirebon: Badan Pemberdayaan
Masyarakat dan Pemerintahan Desa Tahun 2014. Data Profil Desa Matangaji.

35
b. Karakteristik sosial budayanya relatif masih homogen dengan masih
cukup terpeliharanya ikatan hubungan kekeluargaan dan kekerabatan.
c. Sosial agama penduduk mayoritas atau sekitar 100 % adalah muslim.11

7. Kondisi Sosial Pendidikan Desa Matangaji


Pendidikan merupakan salah satu faktor untuk menentukan IPM (indeks
Pembangunan Manusia), yaitu dilihat dari angka rata-rata lama sekolah dan angka
melek huruf. Kondisi sosial pendidikan masyarakat tahun 2014 cenderung
meningkat, sebagaimana ditunjukkan antara lain sebagian besar tamatan SD 510
(11,68%), tamatan SLP sebanyak 160 (12,00%) tamatan SLA sekitar 160
(12,00%) dan tamatan Perguruan Tinggi sebanyak 19 (1,42%) (Diploma dan S.1).
Berikut kondisi pendidikan untuk usia 15 tahun ke atas.12
TAHUN TAHUN
No URAIAN
2013 2014
1 Jumlah Penduduk tamat SD/sederajat 504 Orang 510 Orang
2 Jumlah Penduduk tamat SLTP/sederajat 165 Orang 160 Orang
3 Jumlah Penduduk tamat SLTA/sederajat 151 Orang 160 Orang
4 Jumlah Penduduk tamat D-1 1 Orang ... Orang
5 Jumlah penduduk tamat D-2 1 Orang ... Orang
6 Jumlah Penduduk tamat D-3 dan S1 19 Orang 6 Orang

8. Kondisi Sosial Ekonomi Desa Matangaji


Kondisi sosial ekonomi menunjukkan, pekerjaan penduduk kebanyakan
menjadi petani (33,50%), pedagang (12,53%) dan buruh (33,41%), yang bekerja
pada sektor jasa dan industri masih sangat sedikit. Selain dari tiga
matapencaharian penduduk desa Matangaji tersebut, ada beberapa
matapencaharian lain yang ada dalam masyarakat Matangaji. Namun jumlah
matapencaharian itu relatif sedikit. Matapencaharian itu antara lain sebagai PNS,
pegawai swasta, peternak, pensiunan. Berikut matapencaharian masyarakat desa
Matangaji.13

11
Ibid.
12
Sumber pendatatan dari monografi kependudukan Desa Matangaji berdasarkan
pendidikan tahun 2014, tanggal 10 November 2014
13
Sumber pendatatan dari monografi kependudukan Desa Matangaji berdasarkan mata
pencaharian penduduk tahun 2014 , tanggal 10 November 2014.

36
MATA
No TAHUN 2013 TAHUN 2014
PENCAHARIAN
1. PNS 49 orang 22 orang
2. Pegawai Swasta 102 orang 107 orang
3. TNI/Polri 9 orang 9 orang
4. Petani 379 orang 401 orang
5. Pedagang 89 orang 150 orang
6. Peternak 46 orang 51 orang
7. Buruh 285 orang 400 orang
8. Pensiunan 13 orang 57 orang
9. Jasa 10 orang - orang
10. IRT dan lain-lain 982orang 1.197orang

9. Struktur Pemerintahan Desa Matangaji


Perangkat Desa Matangaji Kecamatan Sumber saat ini sebanyak 9 orang,
terdiri 9 orang Non PNS. Kondisi sumber daya perangkat desa Matangaji sesuai
dengan jabatannya. Keseharian para pejabat pemerintahan desa Matangaji selain
mengurusi kepentingan desa juga sebagai petani atau memiliki usaha pribadi.
Oleh karena sekarang adanya kekosongan yang menjabat sebagai Kuwu, maka
untuk sementara waktu jabatan Kuwu dialihkan kepada Pengganti Jabatan
Sementara (PJS) yaitu bapak Karsa, yang merupakan mantan kuwu desa
Sidawangi. 14

No. Nama Jabatan


1 Casmita Penjabat Kuwu
2 Jono Plh Sekdes
3 Rusnadi Kaur Ekbang
4 Kamdani Kaur pemerintahan
5 Mahudin Kaur Kesra
6 Moh. Cecep Jaenudin Kaur Trantib
7 H. Emod Muhammad Kadus I
8 Sahrudin Kadus II
9 Titin Sutini Kadus III

14
Sumber pendataan dari bagan struktur pemerintahan Desa Matangaji, tahun 2014, tanggal
10 November 2014.

37
10. Daftar Data Pelaksanaan Pernikahan di Desa Matangaji yang
Pembiayaan Nikahnya Mengacu Pada PP No. 47 Tahun 2004

Pendataan terhadap masyarakat yang telah melangsungkan akad pernikahan


dengan menggunakan biaya yang tercantum dalam PP No. 47 Tahun 2004 ini
dimulai dari bulan Januari 2014 sampai dengan bulan Juni khusunya sebelum
tanggal 27 Juni 2014. Karena setelah tanggal 27 Juni 2014 itu mulai berlaku
peraturan baru. Berikut daftar nama-nama pasangan yangtelah melangsungkan
pernikahan. Dalam pendataan ini juga dicantumkan tempat berlangsungnya akad
dan pencatatan pernikahan yang telah dilakukan oleh para pihak yang telah
melangsungkan proses pernikahan. 15
Tanggal Akad
No Nama Mempelai Nikah Tempat
Dilangsungkan
1 Ukin Salukin/ Damayanti 20 Januari 2014 Blok Desa
2 Kusmadi / Aay Asmiasih 02 Februari 2014 Blok Desa
3 Yana / Ipah Anipah 09 Februari 2014 Blok Desa
4 Ayip Saripudin / Rositi 07 Februari 2014 Sigendang
5 Rohman Suciadi / Esin 23 Februari 2014 Sigendang
6 Abdul Aris / Nur Asih 05 Maret 2014 Sijambu
7 Ihsan / Wiwi Widiyanti 26 Maret 2014 Ciwareng
8 Karta Yuda / Rodatul Janah 04 April 2014 Blok Desa
9 Romli / Iis Siti Nur’aisyah 03 Mei 2014 -
10 Bambang / Nurul Windi S 08 Mei 2014 Ciwareng
11 Ahmad Apandi / Iip Pratiwi 18 Mei 2014 Sijambu
12 Sahuri / Siti Maya Maesaroh 03 Juni 2014 Blok Desa
13 Saliya / Rosriyanti 08 Juni 2014 Ciwareng
14 Jamroni / Ratnawati 09 Juni 2014 Sijambu
15 Ucup Supriyadi / Juneni 06 Juni 2014 Sijambu
16 Iskandar / Teti Maryati 13 Juni 2014 Ciwareng
17 Ahmad / Uslina 17 Juni 2014 Sigendang

11. Daftar Data Pelaksanaan Pernikahan di Desa Matangaji yang


Pembiayaan Nikahnya Mengacu Pada PP No. 48 Tahun 2014

Jika melihat kepada waktu pemberlakuan PP No. 48 Tahun 2014, dimana


peraturan ini mulai diberlakukan sejak tanggal 27 Juni 2014 yang menggantikan
peraturan sebelumnya yaitu PP No. 47 Tahun 2004. Untuk pendataan terhadap

15
Sumber pendataan dari buku Kehendak Pencatatan Nikah: Model N10 P3N Desa
Matangaji tahun 2014, tanggal 10 November 2014

38
pelaksanaan pernikahan yang menggunakan PP No. 48 Tahun 2014 ini dimulai
dengan acuan tanggal 27 Juni. Berikut hasil pendataannya.16
Tanggal Akad
No Nama Mempelai Nikah Tempat
Dilangsungkan
1 Karta Rusman/Ayu Rahayu 03 Agustus 2014 Sijambu
2 Iman / Rokayah 06 Agustus 2014 Sipetir
3 Ismail / Indah Mayangsari 07 Agustus 2014 Padaleman
4 Hulom / Sri Sulastri 11 Agustus 2014 Sijambu
5 Rohman Hidayat / Roslia 13 Agustus 2014 Sigendang
6 Ladin / Sri Ayu Wahyu 28 September 2014 Ciwareng
7 Ruswa / Acah 01 Oktober 2014 Ciwareng
8 Jaenudin / Aryati 07 Oktober 2014 Padaleman
9 Dadang Sofian / Teti Kurnia 11 oktober 2014 Sijambu
10 Suhana / Marnisah 13 Oktober 2014 Padaleman
11 Murnasih / Santi 14 Oktober 2014 Sijambu
12 Kusen / Eni Suheni 15 Oktober 2014 Sigendang
13 Andiwan / Dedeh Kurniasih 15 Oktober 2014 Sijambu
14 Jajat Teguh/ Fitri Romadoni 20 Oktober 2014 Blok Desa
15 Jai / Ida Susilawati 22 Oktober 2014 Sijambu
16 Ukat Sukatma / Eneng Fitri 22 Oktober 2014 Sijambu
17 Sumarna / Nur Inayah 19 November 2014 Padaleman

B. Profil Desa Sidawangi


1. Sejarah Desa Sidawangi
Pada jaman dahulu di kaki bukit gunung Ciremai tepatnya sebelah selatan
situs Plangon terdapat sebuah cantilan atau blok yang bernama Blok Capar yang
termasuk ke dalam wilayah desa Kubang Kecamatan Sumber Kabupaten Cirebon.
Antara blok Capar dengan desa Kubang dipisahkan oleh sebuah sungai yang
cukup besar bernama sungai Cipager, yang apabila di musim penghujan orang
tidak dapat menyebrangi sungai karena banjir, sampai sekarang tidak ada
jembatan yang menghubungkan antara Blok Capar dengan Desa Kubang,
sehingga apabila ada pertemuan atau rapat desa seringkali tidak bisa hadir karena
terjegat banjir. Oleh karena itu, akhirnya blok Capar memisahkan diri dari Desa
Kubang menjadi sebuah desa kecil yang pada waktu itu jumlah hak pilih di Blok

16
Sumber pendataan dari buku Kehendak Pencatatan Nikah: Model N10 P3N Desa
Matangaji tahun 2014, tanggal 10 November 2014

39
Capar baru ada 110 orang. Yang menjadi kuwu pertama di Desa Capar adalah
Bapak Jenol Putra Buyut Kejah kelahiran Desa Kubang. Setelah kuwu Jenol
berhenti, diganti oleh kuwu Marsati, kemudian diganti oleh kuwu Karna dan
setelah kuwu Karna berhenti diganti oleh kuwu Sarya dan yang terakhir yaitu
kuwu Sarkawi.17
Di sebelah selatan desa Capar juga terdapat sebuah cantilan bernama Blok
Cikadu yang termasuk wilayah Desa Tenjolayar Kecamatan Mandirancan
Kabupaten Kuningan. Blok Cikadu dan Desa Tenjolayar juga dipisahkan oleh
sungai yang sama yaitu sungai Cipager. Keluhan masyarakat Blok Cikadu juga
sama dengan masyarakat Blok Capar sebelum memisahkan diri dari Desa Kubang,
yaitu tidak dapat menyebrangi sungai Cipager diwaktu musim penghujan.
Akhirnya blok Cikadu juga memisahkan diri dari desa induknya yaitu Desa
Tenjolayar menjadi sebuah desa kecil bernama Desa Cikadu. Orang yang pertama
menjadi kuwu di Desa Cikadu yaitu bapak Along atau Ahlan dan setelah Along
berhenti diganti oleh kuwu Shaleh dan kemudian kuwu yang terakhir yaitu kuwu
Angga Kariya.18
Pada waktu pemerintahan Belanda mengadakan penertiban wilayah, kedua
desa kecil itu yakni Desa Capar dan Desa Cikadu akhirnya dijadikan satu dan
penyatuan kedua desa itu diberi nama “Desa Sidawangi”. Kuwu dari kedua desa
kecil itu pun diberhentikan, kemudian diadakan pemilihan kuwu yang baru. Calon
kuwu ada dua orang yaitu bapak Sarkawi dan Angga Kariya mantan kuwu Desa
Cikadu yang diberhentikan. Setelah diadakan pemilihan kuwu, akhirnya
dimenangkan oleh bapak Angga Kariya. Dan bapak Angga Kariya adalah orang
pertama yang menjadi kuwu Desa Sidawangi, namun nama Blok Capar dan Blok
Cikadu hingga sekarang masih ada sebagaimana dahulu.19
Sampai sekarang ada 9 Kuwu yang pernah menjabat di pemerintahan Desa
Sidawangi di antaranya: Angga Karya (1927 -1935), Sarkawi (1936 – 1948),

17
Proyek Penyusunan Inventarisasi Ceritera Rakyat/Legenda, Asal Usul Desa Di
Kabupaten Cirebon, Edisi Keempat, Pemerintah Kabupaten Cirebon Kantor Pariwisata Seni dan
Budaya, 2004, hlm 141
18
Ibid.
19
Ibid.

40
Abdul Rojak (1949 – 1961), Sajum (1962 – 1973), H. Muhyidin (1973 – 1987),
H. Mukam (1987 – 1994), Asmirah (1994 – 2000), Karsa (2001 – 2010), H. Alfan
Nasuha (2011 – sekarang).20

2. Peninggalan Sejarah Desa Sidawangi


Di Sidawangi terdapat beberapa peninggalan karuhun atau Ki Buyut, antara
lain yaitu:
a. Buyut Putih, yaitu berupa kuburan keramat yang terletak di Blok Capar
b. Sabuk Halu juga terdapat di Blok Capar
c. Sumur Urug yang merupakan sebuah sumber air yang dapat mencukupi
kebutuhan air di Blok Capar dan tidak pernah kering walaupun di musim
kemarau
d. Dua buah Pesantren, tempat santri menuntut ilmu agama Islam, yang
kemudian tempat itu dikenal dengan nama Blok Pesantren.
e. Terdapat Gereja di blok Capar sebagai tempat ibadah warga Desa
Sidawangi yang beragama Kristen Katholik yang jumlahnya relatif
sedikit.21
f. Batu Si Pendil
g. Batu Combong Si Lalakina
h. Batu Tuak
i. Buyut Capar
j. Waru Gede 22

Di Desa Sidawangi, tepatnya di sebelah selatan desa terdapat sebuah rumah


sakit yang dikenal dengan sebutan Sanatorium yaitu rumah sakit penderita paru-
paru. Di bidang pendidikan, Desa sidawangi memiliki tiga buah SD Negeri yang
salah satunya terletak di sebuah cantilan di sebelah barat yaitu Blok Seureuh
Beureum yang berbatasan dengan Desa Cisaat, selain itu juga mempunyai sebuah

20
Wawancara dengan Bapak Moh. Rohmanullah/Roy (Sekdes Desa Sidawangi) di Kantor
Desa Sidawangi, tanggal 10 November 2014.
21
Proyek Penyusunan Inventarisasi Ceritera Rakyat/Legenda, Asal Usul Desa Di
Kabupaten Cirebon, hlm. 142
22
Wawancara dengan Bapak Kasmudi (Kaur Umum Desa Sidawangi) di Kantor Desa
Sidawangi, tanggal 19 November 2014.

41
madrasah dan TK. Mayoritas penduduk Desa Sidawangi adalah petani dan buruh
tani, namun banyak juga masyarakat desa Sidawangi yang mencari nafkah di
kota-kota besar terutama di Jakarta, baik sebagai pedagang atau buruh lainnya.23

3. Kondisi Geografis Desa Sidawangi


Desa Sidawangi24 merupakan kategori swasembada, terletak disebelah
selatan wilayah Kecamatan Sumber Kabupaten Cirebon, luas wilayahnya tercatat
± 464.335 Ha, dengan batas-batasnya:
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Babakan Kecamatan Sumber
b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Nangela Kecamatan
Mandirancan
c. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Kubang Kecamatan Talun
d. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Cisaat Kecamatan Dukupuntang

Pada peta rupa bumi terletak dalam koordinat antara 108.469971º Bujur
Timur dan -6.785956º Lintang Selatan, dengan hamparan bidang wilayahnya
berada pada elevasi antara 121 meter di atas permukaan laut (m.dpl). Secara fisik
sekitar 70% berupa perbukitan, dan sekitar 30% berupa dataran dengan keadaan
lahannya 150,952 ha berupa lahan kering dan 229,591 ha lahan sawah. Adapun
Jarak Ibukota dari Desa Sidawangi ke Ibukota Kecamatan sekitar 3 Km, ke
Ibukota Kabupaten sekitar 3 Km, dan ke Ibukota Propinsi Jawa Barat 120 Km.
Keadaan luas jalan di Desa Sidawangi yaitu: Jalan Aspal + 330.105 meter, Jalan
Tanah + 13.100 meter, Jalan Makadam + 1.500 meter.25

23
Proyek Penyusunan Inventarisasi Ceritera Rakyat/Legenda, Asal Usul Desa Di
Kabupaten Cirebon, hlm. 143
24
Untuk pendataan Desa Sidawangi di dapatkan melalui pengambilan Dokumenasi Data
dan Wawancara di desa tersebut dengan bantuan Bapak Roy(Jurutulis), Bapak Sukmana (Lebe).
Sebagai tambahan data yang diperlukan, maka mengambil sumber acuan dari buku “Data Profil
Desa/Kelurahan Pemerintahan Kabupaten Cirebon: Badan Pemberdayaan Masyarakat dan
Pemerintahan Desa Tahun 2014” dan “Buku Catatan Kehendak Nikah: Model N10”.
25
Sumber pendataan dari monografi wilayah Desa Sidawangi tahun 2014, tanggal 10
November 2014

42
4. Administrasi Kewilayahan Desa Sidawangi
Wilayah Desa Sidawangi Kecamatan Sumber secara administrasi
kewilayahan meliputi: 5 Dusun, 10 Rukun Warga (RW), dan 20 Rukun Tetangga
(RT). Berikut gambaran terperinci mengenai administrasi kewilayahan. Dari
sepuluh RW tersebut ditangani oleh lima orang KADUS (Kepala Dusun). Dimana
masing-masing Kadus tersebut memiliki tanggung jawab dan peran aktif yang
sangat sentral dalam memajukan RW yang menjadi tanggung jawabnya. Kadus 1
bertanggung jawab terhadap RW 1 dan 3. Kadus II bertanggung jawab terhadap
RW 2 dan 4. Kadus III bertanggung jawab terhadap RW 5 dan 6. Kadus IV
bertanggung jawab dalam menangani RW 7 dan 8. Sedangkan untuk RW 9 dan 10
ditangani oleh Kadus V.26
Rukun
No Wilayah Nama Blok Dusun
Tetangga
1. RW. 01 Blok Cikadu I 2
2. RW. 02 Blok Cikadu II 2
3. RW. 03 Blok Cikadu I 2
4. RW. 04 Blok Cikadu II 2
5. RW. 05 Blok Capar III 2
6. RW. 06 Blok Capar III 2
7. RW. 07 Blok Capar IV 2
8. RW. 08 Blok Capar IV 2
9. RW. 09 Blok Sirehbeureum V 2
10. RW. 10 Blok Sirehbeureum V 2
TOTAL 20

5. Kondisi Demografi Desa Sidawangi


Penduduk Desa Sidawangi Kecamatan Sumber hingga akhir 2014 tercatat
berjumlah 6.638 jiwa, terdiri dari pria sebanyak 3.141 jiwa dan wanita sebanyak
3.497 jiwa. Banyaknya rumah tangga 1.734 keluarga, dan jumlah rata-rata
anggota keluarga 4 jiwa/keluarga. Dari angka-angka kependudukan tersebut selalu
memungkinkan untuk terjadinya penambahan jumlah penduduk dari tahun ke
tahun. Dan dari tahun 2013 sampai tahun 2014/bulan November tercatat
peningkatan penduduk sebesar 79 jiwa, terdiri pria sebanyak dari 39 jiwa,

26
Sumber pendataan dari bagan struktur kepengurusan RT/RW Desa Sidawangi tahun
2014, tanggal 10 November 2014

43
sedangkan untuk jumlah wanita sebanyak -31 jiwa pada tahun 2014/bulan
November dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
a. Kedaan Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
Jumlah
No. Jenis Kelamin
2013 2014
1. Jumlah laki-laki 3.102 3.141
2. Jumlah perempuan 3.528 3.497
3. Jumlah 6.630 6.638
4. Jumlah Kepala Keluarga 1.706 1.734

b. Kedaan Penduduk Berdasarkan Kategori Umur 27


Jumlah
No. Kelompok Umur
2013 2014
1. 0 – 5 tahun 568 534
2. 6 – 10 tahun 929 391
3. 11 – 15 tahun 847 444
4. 16 – 20 tahun 846 523
5. 21 – 25 tahun 542 538
6. 26 – 30 tahun 389 494
7. 31 – 35 tahun 422 515
8. 36 – 40 tahun 353 492
9. 41 – 45 tahun 272 545
10. 46 – 50 tahun 218 445
11 51 – 55 tahun 161 389
12 56 > ke atas 1.083 1.279
Total 6.630 6.638

6. Kondisi Sosial Budaya Desa Sidawangi


Kondisi sosial budaya penduduk Desa Sidawangi Kecamatan Sumber ini
cenderung masih menunjukkan profil masyarakat pedesaan (rural community),
sifat gotong royong masih melekat kental dalam masyarakat desa Matangaji. Hal
itu juga yang menjadi salah satu faktor yang sangat mendukung dalam
peningkatan pembangunan desa. Selain itu kondisi sosial budaya masyarakat desa
Matangaji dapat dicirikan sebagai berikut:
a. Usaha ekonomi masyarakat umumnya dibidang pertanian yang sifatnya
masih konvensional.

27
Sumber pendataan dari jumlah kependudukan Desa Sidawangi pada tahun 2014 per-
bulan November, tanggal 10 November 2014

44
b. Karakteristik sosial budayanya relatif masih homogen dengan masih
cukup terpeliharanya ikatan hubungan kekeluargaan dan kekerabatan.
c. Sosial agama penduduknya mayoritas muslim sebanyak 6.498 orang,
kristen 10 orang, khatolik 85 orang, dan kepercayaan 45 orang.

7. Kondisi Sosial Pendidikan Desa Sidawangi


Pendidikan merupakan salah satu faktor untuk menentukan IPM (indeks
Pembangunan Manusia), yaitu dilihat dari angka rata-rata lama sekolah dan angka
melek huruf. Kondisi sosial pendidikan masyarakat tahun 2014 cenderung
meningkat. Dalam pendataan ini tercatat masih ada penduduk desa Sidawangi
yang belum sekolah, penduduk yang tidak pernah sekolah, penduduk yang tidak
tamat SD sampai penduduk yang sampai mencapai pendidikan akdemia. Berikut
kondisi pendidikan di desa Sidawangi Kecamatan Sumber pada tahun 2014.28
TAHUN
No URAIAN
2014
1 Jumlah Penduduk belum sekolah 534 Orang
2 Jumlah Penduduk tidak pernah sekolah 39 Orang
3 Jumlah Penduduk tidak tamat SD 318 Orang
4 Jumlah Penduduk tamat SD/Sederajat 2.699 Orang
5 Jumlah Penduduk tamat SMP/Sederajat 1904 Orang
6 Jumlah Penduduk tamat SMA/Sederajat 924 Orang
7 Akademi 231 Orang

8. Kondisi Sosial Ekonomi Desa Sidawangi


Kondisi sosial ekonomi desa Sidawangi menunjukkan, pekerjaan penduduk
kebanyakan menjadi petani, buruh tani, dan pedagang yang bekerja pada sektor
jasa dan industri masih sangat sedikit. Selain dari tiga matapencaharian penduduk
desa Sidawangi tersebut, ada beberapa matapencaharian lain yang ada dalam
masyarakat Sidawangi. Namun jumlah matapencaharian itu relatif sedikit.
Matapencaharian itu antara lain sebagai PNS, pegawai swasta, peternak,

28
Sumber pendatatan dari monografi kependudukan Desa Sidawangi berdasarkan
pendidikan tahun 2014, tanggal 10 November 2014

45
pertukangan, pengrajin, dan pensiunan. Berikut mata pencaharian masyarakat desa
Sidawangi pada tahun 2014.29
MATA
No TAHUN 2014
PENCAHARIAN
1. Petani 415 orang
2. Buruh Tani 701 orang
3. PNS 87 orang
4. TNI 2 orang
5. Polri 3 orang
6. Pedagang 320 orang
7. Peternak 78 orang
8. Pensiunan 58 orang
9. Pertukangan 41 orang
10 Pengrajin 4 orang
11 IRT dan lain-lain 2.175 orang
12 Belum bekerja 2.754 orang

9. Struktur Pemerintahan Desa Sidawangi


Perangkat Desa Sidawangi Kecamatan Sumber saat ini sebanyak 13 orang,
terdiri 13 orang Non PNS. Keseharian para pejabat pemerintahan desa Matangaji
selain mengurusi kepentingan desa juga sebagai petani atau memiliki usaha
pribadi. Dalam perputaran yang memegang jabatan ini relatif lama menjabatnya,
karena dari masa pemerintahan dari kuwu yang satu dengan kuwu yang lainnya,
ada pejabat yang masih menjabat dengan jabatan yang sama. Lama nya menjabat
tersebut dikarenakan salah satu faktornya adalah kinerjanya yang baik. Berikut
Kondisi sumber daya perangkat desa Sidawangi menurut jabatannya.30

No. Nama Jabatan


1 H. Alfan Nasuha Penjabat Kuwu
2 Moh. Rohmanullah Sekdes
3 Kasmudi Kaur Umum
4 Ayip Kaur Keuangan
5 Ronimin Kaur Pemerintahan
6 Rohmat Kaur Trantib
7 Sukmana Kaur Kesra
8 Kurnen Kaur Ekbang

29
Sumber pendataan dari monografi kependudukan Desa Sidawangi berdasarkan
matapencaharian tahun 2014, tanggal 10 November 2014
30
Sumber pendataan dari bagan struktur pemerintahan Desa Sidawangi, tanggal 10
November 2014

46
9 Masuri Kadus I
10 Didi RP Kadus II
11 Sarjana Kadus III
12 Ajat Sudrajat Kadus IV
13 Sarta Kadus V

10. Daftar Data Pelaksanaan Pernikahan di Desa Sidawangi yang


Pembiayaan Nikahnya Masih Mengacu Pada PP No. 47 Tahun 2004

Pendataan terhadap masyarakat yang telah melangsungkan akad pernikahan


dengan menggunakan biaya yang tercantum dalam PP No. 47 Tahun 2004 ini
dimulai dari bulan Januari 2014 sampai dengan bulan Juni khusunya sebelum
tanggal 27 Juni 2014. Karena setelah tanggal 27 Juni 2014 itu mulai berlaku
peraturan baru. Dalam pendataan ini juga dicantumkan tempat berlangsungnya
akad dan pencatatan pernikahan yang telah dilakukan oleh para pihak yang telah
melangsungkan proses pernikahan. Berikut daftar nama-nama pasangan yangtelah
melangsungkan pernikahan. 31
Tanggal Akad
No Nama Mempelai Nikah Tempat
Dilangsungkan
1 Juharyadi / Siti Maryam 21 Januari 2014 Capar
2 Andi Subandi / Nok Setiani 08 Februari 2014 Capar
3 Musa / Anah 09 Februari 2014 Capar
4 Samsul Anwar / Sri Sutari 15 Februari 2014 Capar
5 Rusmana / Alimah 12 Februari 2014 Sirehberem
6 Kusmanadi / Euis Kamelia 02 Maret 2014 Capar
7 Adif / Royani O5 Maret 2014 Capar
8 Murita / Desi Rohayanti 23 April 2014 Sirehberem
9 Marim / Romlah 20 April 2014 Sirehberem
10 Herman / Heli 24 Mei 2014 Cikadu
11 Zaki / Siti Yani 26 April 2014 Capar
12 Abdullah / Mamah Fatimah 26 Mei 2014 Cikadu
13 Masykawi / Siti 24 Mei 2014 Capar
14 Sumardi / Aam 30 Mei 2014 Capar
15 Suhenda / Sukanti 07 Juni 2014 Capar
16 Sutana / Fitri Susanti 09 Juni 2014 Capar
17 Ajis / Sri Mulyani 23 juni 2014 Capar

31
Sumber pendataan dari buku Catatan Kehendak Nikah: Model N10 P3N Desa Sidawangi
pada tahun 2014, tanggal 10 November 2014

47
11. Daftar Data Pelaksanaan Pernikahan di Desa Sidawangi yang
Pembiayaan Nikahnya Mengacu Pada PP No. 48 Tahun 2014

Jika melihat kepada waktu pemberlakuan PP No. 48 Tahun 2014, dimana


peraturan ini mulai diberlakukan sejak tanggal 27 Juni 2014 yang menggantikan
peraturan sebelumnya yaitu PP No. 47 Tahun 2004. Untuk pendataan terhadap
pelaksanaan pernikahan yang menggunakan PP No. 48 Tahun ini dimulai dengan
acuan tanggal 27 Juni. Berikut hasil pendataannya.32
Tanggal Akad
No Nama Mempelai Nikah Tempat
Dilangsungkan
1 Joni / Sarinah 30 Juni 2014 KUA
2 Adiyanto / Kursinah 29 Juli 2014 Capar
3 Ajat Sudrajat / Patonah 03 Agustus 2014 Cikadu
4 Dudi Dwaja / Neneng Laela 31 Agustus 2014 Cikadu
5 Joko Susanto / Tuti H 07 Oktober 2014 Capar
6 Muhamad Anik / Suciyanti 21 Oktober 2014 Capar
7 Rohmansah / Suciantini 15 Oktober 2014 Sirehberem
8 Abas Hidayat / Elviyana 11 Oktober 2014 Sirehberem
9 Agus Rohiman / Sri Anteni 16 Oktober 2014 Capar
10 Feri Tarmansah /Nur Istiana 05 November 2014 Sirehberem
11 Hengki / Tuti Suharti 06 November 2014 Capar
12 Haryono / Erna Okta 17 November 2014 Capar
13 Hartono / Junesih 15 Oktober 2014 Sirehberem
14 Carmedi / Nurlela 01 Oktober 2014 Sirehberem
15 Jumarka / Aam 03 Oktober 2014 Sirehberem
16 Aan Kusnandar / Kusminah 30 Oktober 2014 Capar
17 Jamaludin / Fitriyani 21 Agustus 2014 Capar

C. Profil Kelurahan Sumber


1. Sejarah Kelurahan Sumber
Sekitar abad XV di suatu daerah yang sekarang dinamakan Desa/Kelurahan
Sumber, terdapat sekelompok masyarakat yang menganut agama sanghiang di
bawah kekuasaan Kerajaan Galuh. Namun setelah tokoh-tokoh dari Cirebon
datang ke daerah ini untuk menyebarkan agama Islam, sebagian dari mereka

32
Sumber pendataan dari buku Catatan Kehendak Nikah: Model N10 P3N Desa Sidawangi
pada tahun 2014, tanggal 10 November 2014.

48
tertarik, dan kemudian menganut Islam. Sementara yang tidak tertarik pergi
meninggalkan Sumber.
Para wali sering kali mengadakan ceramah atau musyawarah di puncak
Gunung Ciremai. Gunung tertinggi di Jawa Barat ini dikatakan Gunung Ciremai
karena sering dijadikan tempat ceramah para wali. Ketika berangkat ke gunung
Ciremai atau kembalinya, para wali selalu singgah-singgah berlama-lama di
daerah Sumber untuk memantau perkembangan agama Islam. Oleh karena itu di
daerah Sumber pernah direncanakan untuk mendirikan sebuah pesanggrahan atau
keraton kecil, namun dibatalkan karena salah seorang wali yang tidak
menyutujuinya.
Meskipun tembok/dinding atau kuta kosong telah mulai dibangun. Itulah
sebabnya disebelah selatan Polsek Sumber sekarang terdapat nama blok
Pesanggrahan, Kuta Kosod, dan Perwatalan. Disekitar tempat peristirahatan para
wali itu dibuat sebuah taman (Taman Sari) yang di dalamnya terdapat kolam atau
balong, yang sekarang menjadi Situs Balong Sumber.
Setiap tahun ketika musim kemarau, masyarakat sering kesulitan air. Salah
seorang wali mencoba mancari air dengan mendongkel tanah, kemudian keluarlah
air bersih yang berlimpah-limpah. Maka dibuatlah sebuah tuk, yang sekarang
disebut Tuk Melanse, Tuk Mudal, Tuk Gumer, dan Tuk Luak. Setelah
ditemukannya mata air yang sangat dibutuhkan masyarakat, maka daerah ini
semakin ramai dan banyak dikunjungi dan akhirnya daerah tersebut disebut
dengan nama “Sumber”.
Tersebutlah seorang perempuan bernama Nyi Mas Rarakuning, yang sangat
sabar dan patuh serta setia mengabdi kepada para wali dalam perjuangannya.
Sebagai imbalan jasa atau tanda jasa terhadap Nyi Mas Rarakuning, para wali
mengangkatnya sebagai pimpinan dengan julukan Nyi Gede Sumber. Pada suatu
saat Kerajaan Rajagaluh berusaha menghambat perkembangan agama Islam di
daerah Sumber, bahkan ia ingin menghancurkan Kesultanan Cirebon. Atas
kesigapan serta kewaspadaan Nyi Gede Sumber dengan tokoh-tokoh Islam
lainnya, pasukan Rajagaluh dapat dipatahkan, dan banyak yang ditawan sehingga

49
akhirnya menganut agama Islam. Diantara tawanan itu adalah Kencana Wungu
seorang perempuan mata-mata dari Rajagaluh.
Sebagai imbalan kepada Kencana Wungu yang kemudian membantu
perjuangan Nyi Gede Sumber dalam mengembangkan agama Islam, maka
Kencana Wungu diserahi tugas untuk merawat atau memelihara taman sari.
Dalam membangun Desa Sumber, Nyi Gede Sumber dibantu oleh tokoh-tokoh
Islam seperti: Pangeran Panjul, Pangeran Sampiran, Pangeran Panjang, Pangeran
Parakamuncang, Ki Gede Dermayu, Ki Gede Siwalan, Ki Gede Semu, Ki Gede
Jaka Karti, Ki Gede Cikuya, Ki Gede Ranggajati, Ki Gede Jatijajar, Ki Gede
Agus, Ki Gede Patih Jongkara, Ki Gede Sawud/Nyi Gede Sawud, Ki Gede
Pataraksa, Ki Gede Anderwangu.
Nyi Mas Rarakuning menikah dengan Ki Gede Wanakerta, dan dikaruniai
putri yang bernama Nyi Mas Rara Sakti. Ki Gede Wanakerta adalah seorang ahli
bercocok tanam, seperti di Sungai Cipager ia menanam manggis dan hingga
sekarang daerah tersebut bernama blok Pemanggisan. Disebelah utaranya
menanam salak, hingga daerah tersebut terkenal dengan nama desa Pasalakan.
Mulai tahun 1981 desa Sumber berubah status menjadi kelurahan. Lurah yang
pertama adalah Ahmad Mista. 33
Sampai sekarang untuk pergantian kepemimpinan pemerintahan kelurahan
Sumber baru dilakukan 21 kali pergantian kepemimpinan lurah. Pergantian
tersebut antara lain: Waskida (1913 – 1924), Arsani (1925 – 1930), Kamar (1931
– 1951), Yais (1951 – 1952), Sumira (1952 – 1965), Tapsari (1965 – 1966),
Ahmad Mista (1967 – 1985), Sutikno (1986 – 1990), Azhar Riyadi (1990 – 1995),
Kusdiono (1995 – 1996), Dedi Susilo (1996 – 2001), Kadia Siswono (2001 –
2005), Sus Subarto (2005 – 2007), Mukhlas (2007 – 2009), Hardjo Siswono (2009
– 2009), Utien Masruchin (2009 – 2009), Iwan R. Hardiawan (2009 – 2010), Iiz
Riza Raki Putra (2010 – 2011), Daryono (2011 -2013), dan Budi Kuswara (2013 –

33
Seluruh data sejarah tentang Kelurahan Sumber ini didapat dari buku: Proyek
Penyusunan Inventarisasi Ceritera Rakyat/Legenda, Asal Usul Desa Di Kabupaten Cirebon, Edisi
Kedua, Pemerintah Kabupaten Cirebon Kantor Pariwisata Seni dan Budaya, 2004, hlm 154

50
sekarang). Untuk lurah Ahmad Mista mejabat sebanyak 2 periode
34
kepemimpinan.

2. Peninggalan Sejarah Kelurahan Sumber


Di kelurahan Sumber terdapat beberapa peninggalan karuhun atau Ki Buyut,
antara lain yaitu:
a. Situs Balong Sumber (Taman Sari)
b. Pesanggrahan
c. Kuta Kosod
d. Perwatalan
e. Makam kramat Cikuya35

3. Kondisi Geografis Kelurahan Sumber


Kelurahan Sumber36 merupakan kategori swasembada, terletak disebelah
selatan wilayah Kecamatan Sumber Kabupaten Cirebon, luas wilayahnya tercatat
± 250.335 Km2, dengan batas-batasnya:
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Perbutulan - Kaliwadas
b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Babakan dan Desa Sidawangi
c. Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Kematren
d. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Tukmudal

Hamparan bidang wilayah kelurahan Sumber berada pada elevasi antara 98


meter di atas permukaan laut (m.dpl). Secara fisik sekitar 90% berupa dataran, dan
sekitar 10% berupa perbukitan dengan keadaan lahannya 220,335 ha berupa lahan
kering/pemukiman dan 20 ha lahan sawah irigasi, 10 ha lahan sawah noirigasi.
Adapun Jarak Ibukota dari Kelurahan Sumber ke Ibukota Kecamatan sekitar 0,5

34
Wawancara dengan bapak Budi Kuswara (Lurah Sumber) di Kantor Kelurahan Sumber
pada tanggal 2 Desember 2014
35
Wawancara dengan Bapak Samsudin,SH (Sekretaris Lurah Kelurahan Sumber) di Kantor
Kelurahan Sumber, tanggal 2 Desember 2014
36
Untuk pendataan Kelurahan Sumber di dapatkan melalui pengambilan Dokumenasi Data
dan Wawancara di desa tersebut dengan bantuan Bapak Samsudin,SH (Seklur Kelurahan Sumber),
dan Bapak H.Suyuti (Lebe Kelurahan Sumber). Sebagai tambahan data yang diperlukan, maka
mengambil sumber acuan dari buku “Data Profil Desa/Kelurahan Pemerintahan Kabupaten
Cirebon: Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Tahun 2014” dan “Buku
Catatan Kehendak Nikah: Model N10”.

51
Km, ke Ibukota Kabupaten sekitar 1 Km, dan ke Ibukota Propinsi Jawa Barat 238
Km. 37

4. Administrasi Kewilayahan Kelurahan Sumber


Wilayah Kelurahan Sumber Kecamatan Sumber secara administrasi
kewilayahan meliputi: 09 Rukun Warga (RW), dan 46 Rukun Tetangga (RT).
Berikut gambaran terperinci mengenai administrasi kewilayahan. Berbeda dengan
desa Matangaji dan Desa Sidawangi, untuk Kelurahan Sumber sendiri tidak
terdapat Kadus dikarenakan otoritas wilayahnya sudah berganti menjadi
kelurahan. Dari sembilan RW tersebut masing-masing RW memiliki tanggung
jawab dan peran aktif yang sangat sentral dalam memajukan RW yang menjadi
tanggung jawabnya. Untuk memajukan wilayah RW yang ditanganinya, maka
seriap RW melakukan koordinasi dengan RT yang berada di bawah naungannya.
Untuk RW 1 berkoordinasi dengan 4 RT. RW 2 berkoordinasi dengan 5 RT. RW
3 berkoordinasi dengan 5 RT. RW 4 berkoordinasi dengan 5 RT. RW 5
berkoordinasi dengan 6 RT. RW 6 berkoordinasi dengan 6 RT. RW 7
berkoordinasi dengan 5 RT. RW 8 berkoordinasi dengan 6 RT. Dan RW 9
berkoordinasi dengan 5 RT.38

No Wilayah Nama Ketua RW Rukun Tetangga


1. RW. 01 Suparta 4
2. RW. 02 Bagus. S 5
3. RW. 03 Ismail, SH 5
4. RW. 04 Suwano, SPd 5
5. RW. 05 Kameri 6
6. RW. 06 Drs. Hamdan 5
7. RW. 07 Warma 5
8. RW. 08 Saefudin 6
9. RW. 09 Nasuka 5
TOTAL 46

37
Sumber data dari papan monografi Kelurahan Sumber pada tahun 2014, tanggal 2
Desember 2014
38
Sumber pendataan dari bagan struktur RT/RW kelurahan Sumber tahun 2014, tanggal 2
Desember 2014

52
5. Kondisi Demografi Kelurahan Sumber
Penduduk Kelurahan Sumber Kecamatan Sumber hingga akhir bulan
November 2014 tercatat berjumlah 8.199 jiwa, terdiri dari pria sebanyak 4.177
jiwa dan wanita sebanyak 4.022 jiwa. Banyaknya rumah tangga 2.065 keluarga,
dan jumlah rata-rata anggota keluarga 4 jiwa/keluarga. Jumlah penduduk miskin
3.736 jiwa orang. Jumlah penduduk dari tahun 2013 sampai 2014 khususnya di
kelurahan Sumber mengalami penurunan, yakni mengalami penurunan penduduk
sebanyak 56 jiwa.
a. Kedaan Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
Jumlah
No. Jenis Kelamin
2013 2014
1. Jumlah laki-laki 4.206 4.177
2. Jumlah perempuan 4.019 4.022
3. Jumlah 8.255 8.199
4. Jumlah Kepala Keluarga 2.625 2.586

b. Kedaan Penduduk Berdasarkan Kategori Umur39


Jumlah
No. Kelompok Umur
2013 2014
1. 0 – 15 tahun 2.403 2.325
2. 15 – 65 tahun 5.293 5.391
3 65 > ke atas 479 583
Total 8.255 8.199

6. Kondisi Sosial Budaya Kelurahan Sumber


Kondisi sosial budaya penduduk Kelurahan Sumber Kecamatan Sumber ini
cenderung masih menunjukkan profil masyarakat perkotaan, dicirikan antara lain:
Usaha ekonomi masyarakat umumnya dibidang perdagangan yang sifatnya masih
konvensional, karena kebetulan di wilayah Sumber ini terdapat Pasar Induk
Kecamatan. Karakteristik sosial budayanya relatif masih homogen dengan masih
cukup terpeliharanya ikatan hubungan kekeluargaan dan kekerabatan. Sosial
agama penduduknya mayoritas muslim sebanyak 11.634 orang, terdiri dari 6.162
orang laki-laki, 5.472 orang perempuan.

39
Sumber pendataan dari papan monografi Kelurahan Sumber per bulan November tahun
2014, tanggal 2 Desember 2014

53
7. Kondisi Sosial Pendidikan Kelurahan Sumber
Pendidikan merupakan salah satu faktor untuk menentukan IPM (Indeks
Pembangunan Manusia), yaitu dilihat dari angka rata-rata lama sekolah dan angka
melek huruf. Kondisi sosial pendidikan masyarakat tahun 2014 cenderung
meningkat. Dalam pendataan ini tercatat jenjang pendidikan penduduk masyarakat
Kecamatan Sumber yang cukup signifikan. Jenjang pendidikan tersebut dari mulai
Taman Kanak-kanak (TK), SD, SMP, SMA, Akademia, bahkan sampai program
S3. Berikut kondisi pendidikan di kelurahan Sumber Kecamatan Sumber pada
tahun 2014.40
TAHUN
No URAIAN
2014
1 Taman Kanak-Kanak 856 Orang
2 Sekolah Dasar 2.985 Orang
3 SMP 1.634 Orang
4 SMA/SMU 2.369 Orang
5 Akademi/D1-D3 574 Orang
6 S1 215 Orang
7 Pascasarjana 39 Orang
8 Pondok Pesantren 786 Orang
9 Kursus Keterampilan 428 Orang

8. Kondisi Sosial Ekonomi Kelurahan Sumber


Kondisi sosial ekonomi kelurahan Sumber menunjukkan, pekerjaan
penduduk kebanyakan menjadi pedagang, pegawai kantor, dan PNS. Sedangkan
yang bekerja pada sektor jasa dan industri masih sangat sedikit. Selain dari tiga
matapencaharian penduduk kelurahan Sumber tersebut, ada beberapa
matapencaharian lain yang ada dalam masyarakat Sumber. Namun jumlah
matapencaharian itu relatif sedikit. Matapencaharian itu antara lain sebagai Polri,
TNI, Guru Swasta, Bidan, Montir, pegawai swasta, peternak, dan pensiunan.

40
Sumber pendataan dari papan monografi pendidikan Kelurahan Sumber tahun 2014,
tanggal 2 Desember 2014

54
Upah Minimum untuk Kabupaten Cirebon sendiri sebesar Rp. 1.300.000. Berikut
mata pencaharian masyarakat kelurahan Sumber pada tahun 2014.41
MATA
No TAHUN 2014
PENCAHARIAN
1. Petani 78 orang
2. Buruh Tani 157 orang
3. PNS 246 orang
4. TNI 10 orang
5. Polri 27 orang
6. Pedagang Keliling 94 orang
7 Montir 34 orang
8 Peternak 30 orang
9 Dokter Swasta 3 orang
10 Pensiunan 88 orang
11 Bidan Swasta 6 orang
12 Perawat Swasta 342 orang
13 Guru Swasta 12 orang
14 Karyawan Swasta 4 orang
15 Karyawan Pemerintah 22 orang
16 Wiraswasta 243 orang

9. Struktur Pemerintahan Kelurahan Sumber


Perangkat Kelurahan Sumber Kecamatan Sumber saat ini sebanyak 13
orang, terdiri 8 orang. Dari keseluruhan pejabat pemerintahan kelurahan Sumber
berstatus sebagai PNS. Namun ada dua pejabat yang bukan berstatus sebagai
PNS, melainkan sebagai pegawai kelurahan biasa. Dimana dua orang tersebut
bertugas untuk menjaga keamanan dan klebersihan kantor kelurahan. Untuk dua
orang itu pun tetap di gaji oleh Pemda. Berikut gambaran struktur pemerintahan
kelurahan Sumber.42

No. Nama Jabatan


1 Budi Kuswara Lurah Sumber
2 Samsudin, SH Seklur
3 Sriyana, SE Kasi Pemerintahan
4 H. Supendi Kasi Tribtram
5 Ida Nurhaen, SPd Kasi Ekbangsos

41
Sumber pendataan dari papan monografi matapencaharian penduduk masyarakat
Kelurahan Sumber tahun 2014, tanggal 2 Desember 2014
42
Sumber data dari bagan struktur pemerintahan Kelurahan Sumber Kecamatan Sumber
tahun 2014, tanggal 2 Desember 2014

55
6 Endang Retnowati Kasi Yan Um
7 Samaun Staf Pemerintahan
8 Eti Yusdiati Staf Ekbangsos

10. Daftar Data Pelaksanaan di Kelurahan Sumber yang Pembiayaan


Nikahnya Masih Mengacu Pada PP No. 47 Tahun 2004

Pendataan terhadap masyarakat yang telah melangsungkan akad pernikahan


dengan menggunakan biaya yang tercantum dalam PP No. 47 Tahun 2004 ini
dimulai dari bulan April 2014 sampai dengan bulan Juni khusunya sebelum
tanggal 27 Juni 2014. Karena setelah tanggal 27 Juni 2014 itu mulai berlaku
peraturan baru. Dalam pendataan ini juga dicantumkan tempat berlangsungnya
akad dan pencatatan pernikahan yang telah dilakukan oleh para pihak yang telah
melangsungkan proses pernikahan Berikut daftar nama-nama pasangan yangtelah
melangsungkan pernikahan.43
Tanggal Akad
No Nama Mempelai Nikah Tempat
Dilangsungkan
1 Sugandi / Elina 20 Mei 2014 RT 03/08
2 Suheriyanto / Nuresi 24 Mei 2014 RT 01/06
3 Sunanto / Eliyah 26 April 2014 RT 04 /08
4 Arif Kurniawan / Nurmiasih 26 Mei 2014 RT 01 /06
5 Andriyan Subarjo / Siska N 21 Juni 2014 G. PGRI
6 Deni Verdiansyah / Siska A 07 Juni 2014 RT 03 /04
7 Gunawan / Siti Umayah 09 Juni 2014 RT 05 /05
8 Nana Supriyatna / Noer Apri 5 juni 2014 RT 03 /05
9 Rustandi / Puri Brian Putri 23 juni 2014 Gedung
10 Saeful Bahri / Ita Indah 21 Juni 2014 RT 01/02
11 Kadima / Kaeriyah 12 Juni 2014 RT 05 /05
12 Yaya Wijaya / Tarsini 22 Juni 2014 RT 03 /06
13 Ali Firdaus / Uslinawati 23 April 2014 RT 01 /06
14 Moh Imron / Suswinda 20 April 2014 RT 02 /01
15 Suswandi / Nur Aeni 24 Mei 2014 RT 01 /02
16 Hadi Marhadi / Ani Anisah 21 Juni 2014 RT 03 /08
17 Eka Jatika / Rusi Ulfiyani 12 Juni 2014 RT 03 /07

43
Sumber pendataan dari buku Catatan Kehendak Nikah: Model N10 Kelurahan Sumber
tahun 2014, tanggal 4 Desember 2014

56
11. Daftar Data Pelaksanaan di Kelurahan Sumber yang Pembiayaan
Nikahnya Masih Mengacu Pada PP No. 48 Tahun 2014

Jika melihat kepada waktu pemberlakuan PP No. 48 Tahun 2014, dimana


peraturan ini mulai diberlakukan sejak tanggal 27 Juni 2014 yang menggantikan
peraturan sebelumnya yaitu PP No. 47 Tahun 2004. Untuk pendataan terhadap
pelaksanaan pernikahan yang menggunakan PP No. 48 Tahun 2014 ini dimulai
dengan acuan tanggal 27 Juni. Berikut hasil pendataannya.44
Tanggal Akad Tempat
No Nama Mempelai Nikah
Dilangsungkan
1 Yopi Parera / Siti Maryati 13 Oktober 2014 RT 05 /05
2 Yuda Prasetya / Amelia 14 Oktober 2014 RT 05 /02
3 Sigit Umbara / Novi 02 November 2014 RT 04 /04
4 Agus Rohyadi / Siti Salamah 02 November 2014 RT 04 /04
5 Saprudi / Siti Nur Rohmah 14 Agustus 2014 RT 05 /06
6 Ngabas / Ari Nindiyawati 08 Oktober 2014 RT 05 /04
7 Hendri Dwi / Siska Isabela 09 Oktober 2014 RT 05 /08
8 Teguh Trianto / Lili S 12 Oktober 2014 RT 01 /04
9 Supriyadi / Nasiti 01 Oktober 2014 RT 01 /06
10 Lambang / Dian Indriyani 27 Oktober 2014 RT 05 /02
11 Nasori / Nur Hayatun 28 Oktober 2014 RT 05 /02
12 Ahmad Jazuli / Yayah 09 Oktober 2014 RT 01 /06
13 Erwin Gunawan / Sinta 09 Oktober 2014 RT 05 /04
14 Muhamad Baraja / Linda D 18 Oktober 2014 RT 04 /03
15 Adhi Pribadi / Eka Yani KS 12 Oktober 2014 RT 06 /05
16 Abdel Karim / Dian Irawati 30 Oktober 2014 RT 02 /07
17 Wowol Sugianto / Susanti 07 Oktober 2014 RT 05 /09

D. Kelurahan Kemantren
1. Kondisi Geografis Kelurahan Kemantren
Kelurahan Kemantren45 merupakan kategori swasembada, terletak disebelah
selatan wilayah Kecamatan Sumber Kabupaten Cirebon, luas wilayahnya tercatat
± 350.345 Km2, dengan batas-batasnya:

44
Sumber pendataan dari buku Catatan Kehendak Nikah: Model N1o Kelurahan Sumber
tahun 2014, tanggal 4 Desember 2014
45
Untuk pendataan Kelurahan Kemantren di dapatkan melalui pengambilan Dokumenasi
Data dan Wawancara di desa/kelurahan tersebut dengan bantuan Bapak Wahyu (Seklur Kelurahan
Kemantren), dan Bapak H.Suyud (Lebe Kelurahan Kemantren). Sebagai tambahan data yang
diperlukan, maka mengambil sumber acuan dari buku “Data Profil Desa/Kelurahan Pemerintahan

57
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kaliwadas
b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Wanasaba
c. Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Sendang
d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Sumber

Hamparan bidang wilayah kelurahan Kemantren berada pada elevasi antara


89 meter di atas permukaan laut (m.dpl). Secara fisik sekitar 90% berupa dataran,
dan sekitar 10% berupa perbukitan dengan keadaan lahannya 350,345 ha berupa
lahan kering/pemukiman dan 26 ha lahan sawah irigasi, 15 ha lahan sawah
noirigasi. Adapun Jarak Ibukota dari Kelurahan Sumber ke Ibukota Kecamatan
sekitar 1 Km, ke Ibukota Kabupaten sekitar 1 Km, dan ke Ibukota Propinsi Jawa
Barat 240 Km. 46

2. Administrasi Kewilayahan Kelurahan Kemantren


Wilayah Kelurahan Kemantren Kecamatan Sumber secara administrasi
kewilayahan meliputi: 07 Rukun Warga (RW), dan 35 Rukun Tetangga (RT).
Berikut gambaran terperinci mengenai administrasi kewilayahan. Dari sembilan
RW tersebut masing-masing RW memiliki tanggung jawab dan peran aktif yang
sangat sentral dalam memajukan RW yang menjadi tanggung jawabnya. Untuk
memajukan wilayah RW yang ditanganinya, maka seriap RW melakukan
koordinasi dengan RT yang berada di bawah naungannya. Untuk RW 1
berkoordinasi dengan 5 RT. RW 2 berkoordinasi dengan 5 RT. RW 3
berkoordinasi dengan 5 RT. RW 4 berkoordinasi dengan 5 RT. RW 6
berkoordinasi dengan 5 RT. RW 7 berkoordinasi dengan 5 RT.47

No Wilayah Nama Ketua RW Rukun Tetangga


1. RW. 01 Sujono 5
2. RW. 02 Enda 5
3. RW. 03 Ade Rusta 5

Kabupaten Cirebon: Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Tahun 2014” dan
“Buku Catatan Kehendak Nikah: Model N10”.
46
Sumber data dari papan monografi Kelurahan Kemantren pada tahun 2014, tanggal 27
Februari 2015
47
Sumber pendataan dari bagan struktur RT/RW kelurahan Kemantren tahun 2014, tanggal
27 Februari 2015

58
4. RW. 04 Abdul Komar 5
5. RW. 05 Drs. Tata Sutarno 5
6. RW. 06 Mahfudin 5
7. RW. 07 Ardisah 5
TOTAL 35

3. Kondisi Demografi Kelurahan Kemantren


Penduduk Kelurahan Sumber Kecamatan Sumber hingga akhir bulan
Desember 2014 tercatat berjumlah 8.157 jiwa, terdiri dari pria sebanyak 4.135
jiwa dan wanita sebanyak 4.022 jiwa. Banyaknya rumah tangga 2.025 keluarga,
dan jumlah rata-rata anggota keluarga 4 jiwa/keluarga. Jumlah penduduk miskin
3.541 jiwa orang. Jumlah penduduk dari tahun 2013 sampai 2014 khususnya di
kelurahan Kemantren mengalami penurunan, yakni mengalami penurunan
penduduk sebanyak 45 jiwa. Kedaan Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
Jumlah
No. Jenis Kelamin
2013 2014
1. Jumlah laki-laki 4.105 4.135
2. Jumlah perempuan 3. 985 4.022
3. Jumlah 8.085 8.157
4. Jumlah Kepala Keluarga 2.025 2.050

4. Kondisi Sosial Budaya Kelurahan Kemantren


Kondisi sosial budaya penduduk Kelurahan Kemantren Kecamatan Sumber
ini cenderung masih menunjukkan profil masyarakat perkotaan, dicirikan antara
lain: Usaha ekonomi masyarakat umumnya dibidang perdagangan yang sudah
semi modern, karena kebetulan di wilayah Kemantren ini terdapat ruko-ruko dan
gedung pusat pembelanjaan seperti Yogya Toserba. Karakteristik sosial
budayanya relatif masih homogen dengan masih cukup terpeliharanya ikatan
hubungan kekeluargaan dan kekerabatan. Sosial agama penduduknya mayoritas
muslim.

5. Kondisi Sosial Pendidikan Kelurahan Kemantren


Pendidikan merupakan salah satu faktor untuk menentukan IPM (Indeks
Pembangunan Manusia), yaitu dilihat dari angka rata-rata lama sekolah dan angka
melek huruf. Kondisi sosial pendidikan masyarakat tahun 2014 cenderung

59
meningkat. Dalam pendataan ini tercatat jenjang pendidikan penduduk masyarakat
Kecamatan Sumber yang cukup signifikan. Jenjang pendidikan tersebut dari mulai
Taman Kanak-kanak (TK), SD, SMP, SMA, Akademia, bahkan sampai program
S3. Berikut kondisi pendidikan di kelurahan Kemantren Kecamatan Sumber pada
tahun 2014.48
TAHUN
No URAIAN
2014
1 Taman Kanak-Kanak 746 Orang
2 Sekolah Dasar 2.985 Orang
3 SMP 1. 348 Orang
4 SMA/SMU 2.574 Orang
5 Akademi/D1-D3 465 Orang
6 S1 315 Orang
7 Pascasarjana 69 Orang
8 Pondok Pesantren 586 Orang
9 Kursus Keterampilan 458 Orang

6. Kondisi Sosial Ekonomi Kelurahan Kemantren


Kondisi sosial ekonomi kelurahan Kemantren menunjukkan, pekerjaan
penduduk kebanyakan menjadi pedagang, pegawai kantor, dan PNS. Sedangkan
yang bekerja pada sektor jasa dan industri masih sangat sedikit. Selain dari tiga
matapencaharian penduduk kelurahan Kemantren tersebut, ada beberapa
matapencaharian lain yang ada dalam masyarakat Kemantren. Namun jumlah
matapencaharian itu relatif sedikit. Matapencaharian itu antara lain sebagai Polri,
TNI, Guru Swasta, Bidan, Montir, pegawai swasta, peternak, dan pensiunan.
Upah Minimum untuk Kabupaten Cirebon sendiri sebesar Rp. 1.300.000 sama
seperti UM di Kelurahan Sumber. Berikut mata pencaharian masyarakat
kelurahan Kemantren pada tahun 2014.49
MATA
No TAHUN 2014
PENCAHARIAN
1. Petani 68 orang
2. Buruh Tani 167 orang
48
Sumber pendataan dari papan monografi pendidikan Kelurahan Kemantren tahun 2014,
tanggal 27 Februari 2015
49
Sumber pendataan dari papan monografi matapencaharian penduduk masyarakat
Kelurahan Kemantren tahun 2014, tanggal 27 Februari 2015

60
3. PNS 346 orang
4. TNI 10 orang
5. Polri 27 orang
6. Pedagang Keliling 84 orang
7 Montir 34 orang
8 Peternak 30 orang
9 Dokter Swasta 13 orang
10 Pensiunan 78 orang
11 Bidan Swasta 26 orang
12 Perawat Swasta 242 orang
13 Guru Swasta 22 orang
14 Karyawan Swasta 104 orang
15 Karyawan Pemerintah 62 orang
16 Wiraswasta 43 orang

7. Struktur Pemerintahan Kelurahan Kemantren


Perangkat Kelurahan Kemantren Kecamatan Sumber saat ini sebanyak 13
orang, terdiri 8 orang. Dari keseluruhan pejabat pemerintahan kelurahan
Kemantren berstatus sebagai PNS. Namun ada dua pejabat yang bukan berstatus
sebagai PNS, melainkan sebagai pegawai kelurahan biasa. Dimana dua orang
tersebut bertugas untuk menjaga keamanan dan klebersihan kantor kelurahan.
Untuk dua orang itu pun tetap di gaji oleh Pemda. Berikut gambaran struktur
pemerintahan kelurahan Kemantren.50

No. Nama Jabatan


1 Bambang Wijaya Lurah Kemantren
2 Wahyu Seklur
3 Ade Saefudin, SE Kasi Pemerintahan
4 H. Toni Adhari Kasi Tribtram
5 Lili, SPd Kasi Ekbangsos
6 Didi. S Kasi Yan Um
7 Cecep Staf Pemerintahan
8 Mery Staf Ekbangsos

50
Sumber data dari bagan struktur pemerintahan Kelurahan Kemantren Kecamatan Sumber
tahun 2014, tanggal 27 Februari 2015

61
8. Daftar Data Pelaksanaan di Kelurahan Kemantren yang Pembiayaan
Nikahnya Masih Mengacu Pada PP No. 47 Tahun 2004

Pendataan terhadap masyarakat yang telah melangsungkan akad pernikahan


dengan menggunakan biaya yang tercantum dalam PP No. 47 Tahun 2004 ini
dimulai dari bulan April 2014 sampai dengan bulan Juni khusunya sebelum
tanggal 27 Juni 2014. Karena setelah tanggal 27 Juni 2014 itu mulai berlaku
peraturan baru. Dalam pendataan ini juga dicantumkan tempat berlangsungnya
akad dan pencatatan pernikahan yang telah dilakukan oleh para pihak yang telah
melangsungkan proses pernikahan Berikut daftar nama-nama pasangan yangtelah
melangsungkan pernikahan.51
Tanggal Akad
No Nama Mempelai Nikah Tempat
Dilangsungkan
1 Abdul Komar / Irma 20 Mei 2014 RT 03/07
2 Her / Nur 24 Mei 2014 RT 01/06
3 Anto / Lia 26 April 2014 RT 04 /07
4 Arif Susilo/ Nur Ajizah 26 Mei 2014 RT 01 /06
5 Andriyanto / Ninda 21 Juni 2014 RT 02/05
6 Harun / Nunung 07 Juni 2014 RT 03 /04
7 Yanto / Meri 09 Juni 2014 RT 05 /05
8 Januardi / Atin 5 juni 2014 RT 03 /05
9 Zaky / Dian 23 juni 2014 Gedung
10 Sandi / Kinanti 21 Juni 2014 RT 01/02
11 Deni / Iis Ismayah 12 Juni 2014 RT 05 /05
12 Yahya / Ningrum 22 Juni 2014 RT 03 /06
13 Daus / Wati 23 April 2014 RT 01 /06
14 Fadli / Nina 20 April 2014 RT 02 /01
15 Wandi / Titin 24 Mei 2014 RT 01 /02
16 Fadlan / Anisa 21 Juni 2014 RT 03 /06
17 Gilang / Risa 12 Juni 2014 RT 03 /07

9. Daftar Data Pelaksanaan di Kelurahan Kemantren yang Pembiayaan


Nikahnya Masih Mengacu Pada PP No. 48 Tahun 2014

Jika melihat kepada waktu pemberlakuan PP No. 48 Tahun 2014, dimana


peraturan ini mulai diberlakukan sejak tanggal 27 Juni 2014 yang menggantikan
peraturan sebelumnya yaitu PP No. 47 Tahun 2004. Untuk pendataan terhadap

51
Sumber pendataan dari buku Catatan Kehendak Nikah: Model N10 Kelurahan
Kemantren tahun 2014, tanggal 27 Februari 2015

62
pelaksanaan pernikahan yang menggunakan PP No. 48 Tahun 2014 ini dimulai
dengan acuan tanggal 27 Juni. Berikut hasil pendataannya.52
Tanggal Akad Tempat
No Nama Mempelai Nikah
Dilangsungkan
1 Suhardi / Neneng 13 Oktober 2014 RT 02 /05
2 Yogi / Devi 14 Oktober 2014 RT 05 /02
3 Hasan / Novi 02 November 2014 RT 05 /04
4 Taufik Hidayat / Ismayati 02 November 2014 RT 05 /04
5 Sahudin/ Rohmahwati 14 Agustus 2014 RT 05 /06
6 Saefudin/ Windi 08 Oktober 2014 RT 05 /04
7 Irfan / Siti Umayah 09 Oktober 2014 RT 05 /07
8 Teguh / Lili S 12 Oktober 2014 RT 01 /04
9 Yandi / Ningsih 01 Oktober 2014 RT 01 /06
10 Umar / Indri 27 Oktober 2014 RT 05 /02
11 Asep / Nur 28 Oktober 2014 RT 05 /02
12 Ahmad Arifin / Yayah 09 Oktober 2014 RT 01 /06
13 Saputra / Sintya 09 Oktober 2014 RT 05 /04
14 Muhamad Bagja / Indah 18 Oktober 2014 RT 04 /03
15 Agus / Yuni 12 Oktober 2014 RT 06 /05
16 Yusuf / Nisa 30 Oktober 2014 RT 02 /07
17 Edy / Rani 07 Oktober 2014 RT 05 /06

52
Sumber pendataan dari buku Catatan Kehendak Nikah: Model N10 Kelurahan
Kemantren tahun 2014, tanggal 27 Februari 2015

63

Anda mungkin juga menyukai