Gametogenesis,ovulasi
&Implantasi
Lydia Febri
Kurniatin
1420332010
EMBRIOLOGI
MANUSIA
Gametogenesis : Konversi Sel-Sel Benih Menjadi
Gamet Pria Dan Gamet Wanita
GAMETOGENESIS
Gametogenesis adalah proses perubahan
sel germinativum menjadi gamet pria dan
gamet wanita melalui proses meiosis
WANITA
OOGENESIS
PRIA
SPERMATOGENESIS
Mother
Father
Meiotic division
of germ cells
Meiotic division
of germ cells
Haploid Sperm
Haploid Ovum
Fertilization
Fertilized by
Genetic sex
Sex-determining region
of Y chr (SRY) stimulates
Production of H-Y antigen
In plasma membrane of
undifferentiated gonad
H-Y antigen directs
differentiation
of gonads into testes
Gonadal
sex
Sperm with X sc
Embryo with XX sc
No Y chr, so no SRY
and no H-Y antigen
MITOSIS
Mitosis adalah proses pembelahan satu sel anak untuk
menghasilkan dua sel anak yang secara genetis identik dengan
sel induk.
Setiap Sel anak menerima komplemen lengkap 46 kromosom.
Sebelum suatu sel mengalami mitosis, setiap kromosom
mereplikasi asam deoksiribunukleatnya (DNA).
Selama fase replikasi ini, kromosom menjadi sangat panjang,
tersebar difus keseluruh nucleus, dan tidak dapat dikenali
dengan mikroskop cahaya.
TAHAP MITOSIS
TAHAP MITOSIS
Profase
TAHAP MITOSIS
Prometafase
kromatid menjadi mudah dibedakan
Lydia Febri Kurniatin 1420332010
10
TAHAP MITOSIS
Metafase
a. Kromosom berderet pada
bidang khatulistiwa dan
bentuk rangkapnya jelas
terlihat.
b. Masing-masing
dihubungkan oleh
mikrotubulus (gelendong
mitosis) yang keluar dari
sentromer ke sentriol
Ket : kromosom ayah (biru) ; kromosom ibu (merah)
Lydia Febri Kurniatin 1420332010
11
TAHAP MITOSIS
Anafase
Sentromer pada setiap
kromosom membelah, yang
diikuti dengan migrasi kromatid
ke kutub-kutub gelendong
12
TAHAP MITOSIS
Telofase
kromosom mengendorkan
gelungannya dan menjadi
panjang, selubung inti
terbentuk kembali, dan terjadi
pembagian sitoplasma
13
TAHAP MITOSIS
14
MEIOSIS
Meiosis adalah pembelahan sel yang terjadi pada sel germativum untuk
menghasilkan gamet pria dan wanita, yaitu masing-masing sperma dan
sel telur.
Meiosis memerlukan dua pembelahan sel yaitu meiosis I dan meiosis II
untuk mengurangi jumlah kromosom menjadi haploid 23.
Seperti pada mitosis, sel germativum pria dan wanita (spermatosit dan
oosit primer) pada awal meiosis I mereplikasi DNA mereka shingga ke-46
kromosom tersebut digandakan menjadi sister chromatid.
Namun, berbeda dengan mitosis, kromosom- kromosom homolog
kemudian bergabung membentuk pasangan-pasangan, suatu proses yang
disebut sinapsis
Lydia Febri Kurniatin 1420332010
15
Pembelahan meiosis
pertama dan kedua
16
A.
B.
C.
D.
E.
F.
17
SPERMATOGENESIS
SPERMATOGENESIS
Spermatogenesis
20
Spermatogenesis
Spermatogenesis Lanjutan
Lanjutan 3
3
21
Spermatogenesis
Spermatogenesis Lanjutan
Lanjutan 4
4
Meiosis selama
Spermatogenesis pada
Manusia
23
SPERMATOGENESIS
spermatogonia
tipe A, yang
berasal dari
populasi sel tunas
spermatogonia,
adalah sel-sel
pertama dalam
proses
spermatogenesis
Spermiogenesis
Serangkaian perubahan yang
menimbulkan transformasi spermatid
menjadi spermatozoa.
Perubahan ini adalah:
pembentukan akrosom, yang
menutupi lebih dari setengah
permukaan inti;
kondensasi inti;
pembentukan leher, bagian
tengah, dan ekor; dan
peluruhanLydiasebagian
besar 26
Febri Kurniatin 1420332010
sitoplasma.
Spermiogenesis
Spermiogenesis Lanjutan
Lanjutan 2
2
27
28
A mature human
Spermatozoon
29
OOGENESIS
Oogenesis
Pematangan Pranatal
31
Pematangan
Pematangan Pranatal
Pranatal Lanjutan
Lanjutan 2
2
32
Pematangan
Pematangan Pranatal
Pranatal Lanjutan
Lanjutan 3
3
33
Gambar 1.8. Diferensiasi sel benih primordial menjadi oogonia mulai segera
setelah mereka tiba di ovarium. Menjelang bulan ke-3 masa perkembangan,
beberapa oogonia menjadi oosit primer yang masuk ke profase pembelahan
meiosis pertama.
Lydia Febri Kurniatin 1420332010
34
Oogenesis
Pematangan Pascanatal
Menjelang saat kelahiran, semua
oosit primer telah memulai profase
pembelahan meiosis pertama tahap
diploten.
Oosit primer tetap berada dalam
tahap profase dan tidak
menyelesaikan pembelahan meiosis
pertamanya sebelum mencapai masa
pubertas disebabkan oleh zat
Lydiapematangan
Febri Kurniatin 1420332010
35
penghambat
oosit
(PPO)
Pematangan
Pematangan Pascanatal
Pascanatal Lanjutan
Lanjutan 2
2
36
Pematangan
Pematangan Pascanatal
Pascanatal Lanjutan
Lanjutan 3
3
37
38
Gambar 1.10. A. Gambaran skematis folikel primordial, terdiri atas satu oosit primer yang dikelilingi
selapis sel epitel gepeng. B. Dengan makin berlanjutnya pematangan folikel, sel folikuler menjadi
kuboid. Pada saat ini sel folikuler mulai mengeluarkan getah yang membentuk zona pelusida, yang
nampak sebagai permukaan yang tidak rata pada permukaan oosit. C. Dalam proses pematangan
selanjutnya, sel folikuler membentuk lapisan bertingkat sel granulose di sekitar oosit, sehingga
39
mengubah bentuk folikel primordial menjadi folikel primer, dan zona pelusida
menjadi berbatas
jelas.
Gambar 1.11. Gambaran skematis folikel yang sedang tumbuh menjadi matang. A. Oosit
yang dikelilingi oleh zona pelusida, terletak di tepi; antrum folikuli terbentuk karena
penggabungan ruang-ruang antar sel. Perhatikan susunan sel teka interna dan teka
eksterna. B. Folikel vesikuler atau folikel Graaf matang. Antrum sudah sangat besar, berisi
cairan folikel, dan dikelilingi lapisan sel granulose bertingkat. Oosit terbenam di dalam
sekelompok sel granulosa, yang dikenal sebagai kumulus ooforus.
Lydia Febri Kurniatin 1420332010
40
TAHAPAN OOGENESIS
41
OVULASI, FERTILISASI
DAN IMPLANTASI
SIKLUS OVARIUM
Wanita mulai mengalami daur bulanan/siklus
menstruasi pada masa pubertas.
Siklus ini diatur oleh hipothalamus.
Hipothalamus menghasilkan gonadotropin releasing
hormon (GnRH) yang memicu hipofisis anterior
untuk menghasilkan hormon-hormon gonadotropin:
follicle stimulating hormon (FSH) dan luteinizing
hormon (LH).
43
OVULASI
Pada hari-hari menjelang ovulasi:
folikel de Graff membesar cepat
oocyt primer menyelesaikan meiosis
pertamanya
muncul tonjolan setempat dan degenerasi
permukaan ovarium dan pada apeksnya
tampak titik avaskuler, stigma
Kelemahan daerah penonjolan tersebut,
peningkatan tekanan intrafolikuler, dan kontraksi
dinding ovarium akan mendorong oosit keluar
Lydia Febri Kurniatin 1420332010
44
OVULASI
Oosit bersama sel granulosa di sekelilingnya dari daerah
kumulus ooforus, terlepas dan hanyut meninggalkan
ovarium (ovulasi).
Beberapa sel kumulus ooforus menyusun diri di sekeliling
zona pelusida membentuk korona radiata.
Pada saat ovulasi ini pembelahan meiosis pertama selesai,
dan oosit sekunder memulai pembelahan meiosis ke-2
Ovulasi terjadi secara konstan 14+1 hari sebelum haid
yang akan datang
Apabila tidak terjadi conceptio maka oocyt akan mati.
Lydia Febri Kurniatin 1420332010
45
OVARIAN CYCLE
46
49
Korpus Luteum
Setelah ovulasi, sisa sel folikuler pada dinding
folikel yang pecah mendapatkan vaskularisasi dari
pembuluh darah di sekitarnya corpus rubrum.
Dibawah pengaruh LH, sel ini akan mengalami
reorganisasi menjadi sel-sel luteal yang pada
akhirnya membentuk corpus luteum dan
menghasilkan progesteron.
Progesteron bersama-sama estrogen menyebabkan
mukosa uteri memasuki tahap progestasi sebagai
persiapan implantasi mudigah (nidasi).
Lydia Febri Kurniatin 1420332010
50
51
52
54
Fertilisasi
Terjadi dalam ampula tuba fallopi.
Sebelum terjadi fertilisasi spermatozoa
yang telah sampai di saluran kelamin
wanita harus mengalami reaksi-reaksi
presepsis yaitu:
Kapasitasi,
Reaksi akrosom
55
56
57
58
59
Cleavage (Pembelahan)
Pembentukan Blastokista
Ketika morulla memasuki rahimcairan
mulai menembus zona pellusida dan masuk
ke dalam ruang antarsel yang ada di massa
sel dalam berangsur-angsur ruang antarsel
menyatu sehingga terbentuklah rongga
disebut juga blastocoel ,mudigah pada saat
ini dikenal dengan blastokista.
Massa sel dalam embrioblast
Massa sel luar trofoblast
Zona pellusida pada saat ini sudah
menghilang sehingga implantasi dapat
dimulai.
Persiapan endometrium
Endometrium dalam fase sekresi (endometrium
menjadi lebih tebal dan lunak)
Jika terjadi sentuhan blastokis, yang
menyebabkan peningkatan permeabilitas kapiler
pembuluh darah sehingga terjadi sekresi dan
timbunan nutrisi diantaranya glukosa, protein,
lemak dan vitamin dalam sel endometrium.
Dalam situasi gembur demikian, kemungkinan
nidasi (implantasi) lebih besar.
Proses Implantasi
1. Apposisi
Proses ini dimulai dengan di
tembusnya zona pelusida oleh
sitoplasma dari trofektoderm,sebagai
cikal bakal dari trofoblas sel.
Lanjutan
Perubahan pada endometrium dijumpai paling sedikit
terdapat sitokinin (bahan yang dapat merangsang
pembelahan sel) diantaranya:
Colony stimulating factor-1 (CSF-1)
Leukimia Inhibitory Factor (LIF)
Diduga dipengaruhi oleh HCG dari blastokis
Interleukin-1 (IL-1)
Merangsang aktivasi molekul adhesi (integrin),
COX-2 dan induksi metalloproteinase (MMP)
Blastokis juga akan berikatan dengan HB-EGF
(Heparin-Binding Epidermal growth factor) yang banyak
terdapat pada permukaan epitelium >> trofokderm
semakin tumbuh, zona pelusida semakin berlubang
2) Adhesi
Mulai melekatnya blastokis pada
endometrium
Dihasilkannya integrin (molekul perlekatan)
oleh blastokis sehingga memungkinkan
terjadinya adhesi antara blastokis dengan
endometrium
3) Invasi
Terjadinya destruksi jaringan ikat di
endometrium sehingga blatokis dapat
tertanam
REFERENSI
Guyton, AC & Hall, JE. (2008). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11.
Jakarta : EGC.
70
ALHAMDULILLAH
SEMOGA BERMANFAAT