Anda di halaman 1dari 71

Embriologi manusia

Gametogenesis,ovulasi
&Implantasi
Lydia Febri
Kurniatin
1420332010

MAGISTER KEBIDANAN FAKULTAS KEDOKTERAN


UNIVERSITAS ANDALAS PADANG
TAHUN 2015

EMBRIOLOGI
MANUSIA
Gametogenesis : Konversi Sel-Sel Benih Menjadi
Gamet Pria Dan Gamet Wanita

Minggu Pertama Perkembangan : Ovulasi Hingga


Implantasi

GAMETOGENESIS
Gametogenesis adalah proses perubahan
sel germinativum menjadi gamet pria dan
gamet wanita melalui proses meiosis

WANITA

OOGENESIS

PRIA

SPERMATOGENESIS

Sel Germativum Primordial


Gamet berasal dari sel germativum
primordial
(SGP; primordial germ cells)
yang terbentuk di epiblas selama
minggu kedua dan yang bergerak
menuju
dinding yolk sac
Mudigah pada akhir minggu ketiga yang
memperlihatkan posisi sel
germinativum primordial di dinding yolk
sac, dekat dengan perlekatan bakal tali
pusat. Dari lokasi ini, sel-sel tersebut
bermigrasi ke gonad yang sedang
terbentuk
Lydia Febri Kurniatin 1420332010

Parents with diploid (46 chr) somatic cells

Mother

Father
Meiotic division
of germ cells

Meiotic division
of germ cells

Haploid Sperm

Haploid Ovum
Fertilization

Diploid fertilized Ovum


Mitosis

Offspring of diploid somatic cells

Ovum with X sex chromosome


Sperm with Y sc
Embryo with XY sc

Fertilized by

Genetic sex

Sex-determining region
of Y chr (SRY) stimulates
Production of H-Y antigen
In plasma membrane of
undifferentiated gonad
H-Y antigen directs
differentiation
of gonads into testes

Gonadal
sex

Sperm with X sc
Embryo with XX sc
No Y chr, so no SRY
and no H-Y antigen

With no H-Y antigen,


undifferentiated gonads
develop into ovaries

MITOSIS
Mitosis adalah proses pembelahan satu sel anak untuk
menghasilkan dua sel anak yang secara genetis identik dengan
sel induk.
Setiap Sel anak menerima komplemen lengkap 46 kromosom.
Sebelum suatu sel mengalami mitosis, setiap kromosom
mereplikasi asam deoksiribunukleatnya (DNA).
Selama fase replikasi ini, kromosom menjadi sangat panjang,
tersebar difus keseluruh nucleus, dan tidak dapat dikenali
dengan mikroskop cahaya.

Lydia Febri Kurniatin 1420332010

TAHAP MITOSIS

Lydia Febri Kurniatin 1420332010

TAHAP MITOSIS

Profase

Ket : kromosom ayah (biru) ; kromosom ibu (merah)

a. Kromosom mulai bergelung,


memendek, dan menebal.
b. Setiap kromosom terdiri dari
dua subunit sejajar
(kromatid) yang saling
menyatu pada sebuah
daerah menyempit milik
bersama yang disebut
sentromer.
c. Sepanjang masa profase,
kromosom terus menebal,
menjadi lebih pendek dan
lebih tebal

Lydia Febri Kurniatin 1420332010

TAHAP MITOSIS

Ket : kromosom ayah (biru) ; kromosom ibu (merah)

Prometafase
kromatid menjadi mudah dibedakan
Lydia Febri Kurniatin 1420332010

10

TAHAP MITOSIS

Metafase
a. Kromosom berderet pada
bidang khatulistiwa dan
bentuk rangkapnya jelas
terlihat.
b. Masing-masing
dihubungkan oleh
mikrotubulus (gelendong
mitosis) yang keluar dari
sentromer ke sentriol
Ket : kromosom ayah (biru) ; kromosom ibu (merah)
Lydia Febri Kurniatin 1420332010

11

TAHAP MITOSIS

Anafase
Sentromer pada setiap
kromosom membelah, yang
diikuti dengan migrasi kromatid
ke kutub-kutub gelendong

Ket : kromosom ayah (biru) ; kromosom ibu (merah)


Lydia Febri Kurniatin 1420332010

12

TAHAP MITOSIS

Telofase
kromosom mengendorkan
gelungannya dan menjadi
panjang, selubung inti
terbentuk kembali, dan terjadi
pembagian sitoplasma

Ket : kromosom ayah (biru) ; kromosom ibu (merah)


Lydia Febri Kurniatin 1420332010

13

TAHAP MITOSIS

Setiap sel anak menerima


separuh dari semua materi
kromosom yang telah berlipat
dua tersebut mempertahankan
jumlah kromosom yang sama
seperti sel induknya.

Ket : kromosom ayah (biru) ; kromosom ibu (merah)


Lydia Febri Kurniatin 1420332010

14

MEIOSIS
Meiosis adalah pembelahan sel yang terjadi pada sel germativum untuk
menghasilkan gamet pria dan wanita, yaitu masing-masing sperma dan
sel telur.
Meiosis memerlukan dua pembelahan sel yaitu meiosis I dan meiosis II
untuk mengurangi jumlah kromosom menjadi haploid 23.
Seperti pada mitosis, sel germativum pria dan wanita (spermatosit dan
oosit primer) pada awal meiosis I mereplikasi DNA mereka shingga ke-46
kromosom tersebut digandakan menjadi sister chromatid.
Namun, berbeda dengan mitosis, kromosom- kromosom homolog
kemudian bergabung membentuk pasangan-pasangan, suatu proses yang
disebut sinapsis
Lydia Febri Kurniatin 1420332010

15

Pembelahan meiosis
pertama dan kedua

Lydia Febri Kurniatin 1420332010

16

A.
B.

C.

D.
E.

F.

kromosom homolog saling mendekati.


Kromosom homolog berpasangan, dan
setiap anggota dari satu pasangan terdiri
atas dua kromatid.
Kromosom-kromosom homolog yang
berpasangan secara erat saling bertukar
fragmen kromatid (crossover, tukar-silang).
Kromosom berstruktur ganda mulai
terpisah.
Anafase dari pembelahan, kromosom di
masing-masing dari empat sel anak
tersebut berbeda satu sama lain.
Selama pembelahan meiosis yang kedua,
kromosom-kromosom yang bersusun
rangkap putus pada sentromernya. Pada
akhir pembelahan, kromosom di dalam
tiap-tiap sel anak berbeda satu sama lain
Lydia Febri Kurniatin 1420332010

17

Proses-proses yang terjadi selama


pembelahan maturasi pertama dan
kedua.
A. Sel germativum primitif pada
wanita (oosit primer) menghasilkan
hanya satu gamet matang, oosit matur.
B. Sel germativum primitive pada pria
(spermatosit primer) menghasilkan
empat spermatid yang semuanya
berkembang menjadi spermatozoa

SPERMATOGENESIS

SPERMATOGENESIS
Spermatogenesis

Lydia Febri Kurniatin 1420332010

20

Spermatogenesis
Spermatogenesis Lanjutan
Lanjutan 3
3

Sel benih primordial berkembang menjadi spermatogonia,


yang terdiri dari dua jenis:
spermatogonia jenis A, yang membelah secara mitosis
untuk terus-menerus menyediakan sel induk,
beberapa sel jenis A meninggalkan populasi sel induk dan
berkembang menjadi generasi spermatogonia berikutnya,
yang lebih terdiferensiasi daripada generasi sebelumnya;

spermatogonia jenis B, yang selanjutnya mengalami


mitosis, sehingga terbentuklah spermatosit primer.

Lydia Febri Kurniatin 1420332010

21

Spermatogenesis
Spermatogenesis Lanjutan
Lanjutan 4
4

Spermatosit primer kemudian


memasuki masa profase yang
panjang (22 hari), diikuti dengan
selesainya meiosis I dengan cepat
dan pembentukan spermatosit
sekunder.
Spermatosit sekunder membentuk
spermatid pada pembelahan
meiosis kedua.
Spermatid mengandung jumlah haploid
23 kromosom.
Lydia Febri Kurniatin 1420332010
22

Meiosis selama
Spermatogenesis pada
Manusia

Lydia Febri Kurniatin 1420332010

23

SPERMATOGENESIS
spermatogonia
tipe A, yang
berasal dari
populasi sel tunas
spermatogonia,
adalah sel-sel
pertama dalam
proses
spermatogenesis

Spermiogenesis
Serangkaian perubahan yang
menimbulkan transformasi spermatid
menjadi spermatozoa.
Perubahan ini adalah:
pembentukan akrosom, yang
menutupi lebih dari setengah
permukaan inti;
kondensasi inti;
pembentukan leher, bagian
tengah, dan ekor; dan
peluruhanLydiasebagian
besar 26
Febri Kurniatin 1420332010
sitoplasma.

Spermiogenesis
Spermiogenesis Lanjutan
Lanjutan 2
2

Pada manusia, waktu yang


diperlukan oleh spermatogonium
untuk berkembang menjadi
spermatozoa matang adalah sekitar
64 hari.
Pada mulanya gerakannya lambat,
namun spermatozoa mendapatkan
kemampuan gerak penuhnya di
dalam epididimis.
Lydia Febri Kurniatin 1420332010

27

Gambar 1.16. Gambar-gambar skematik yang memperlihatkan tahap-tahap penting dalam


transformasi spermatid manusia menjadi spermatozoon.

Lydia Febri Kurniatin 1420332010

28

A mature human
Spermatozoon

Lydia Febri Kurniatin 1420332010

29

OOGENESIS

Oogenesis

Pematangan Pranatal

Begitu tiba di kelenjar kelamin yang secara genetik


wanita, sel-sel benih primordial berdiferensiasi
menjadi oogonia.
Sel-sel ini mengalami sejumlah pembelahan mitosis
dan, menjelang akhir bulan ketiga, mereka tersusun
dalam kelompok-kelompok yang dkelilingi selapis
sel epitel gepeng (sel folikel), berasal dari
permukaan yang membungkus ovarium.
Lydia Febri Kurniatin 1420332010

31

Pematangan
Pematangan Pranatal
Pranatal Lanjutan
Lanjutan 2
2

Sebagian besar oogonia membelah terus dengan


mitosis, beberapa di antaranya berdiferensiasi
menjadi oosit primer.
Sel ini melipatgandakan DNA-nya dan memasuki tahap
profase pembelahan meiosis pertama.

Menjelang bulan ke-5 perkembangan, jumlah


keseluruhan sel benih di dalam ovarium mencapai
puncaknya ( 7 juta).
Pada saat ini, mulai terjadi kematian sel, dan banyak
oogonia maupun oosit primer menjadi atretik.

Lydia Febri Kurniatin 1420332010

32

Pematangan
Pematangan Pranatal
Pranatal Lanjutan
Lanjutan 3
3

Menjelang bulan ke-7, sebagian besar oogonia


berdegenerasi, kecuali beberapa yang letaknya
dekat dengan permukaan.
Semua oosit primer yang masih bertahan hidup
sudah memasuki pembelahan meiosis pertama, dan
kini sebagian besar di antaranya dikelilingi oleh
selapis sel epitel gepeng.

Sebuah oosit primer, bersama dengan sel epitel


gepeng yang mengelilinginya, dikenal sebagai
folikel primordial.

Lydia Febri Kurniatin 1420332010

33

Gambar 1.8. Diferensiasi sel benih primordial menjadi oogonia mulai segera
setelah mereka tiba di ovarium. Menjelang bulan ke-3 masa perkembangan,
beberapa oogonia menjadi oosit primer yang masuk ke profase pembelahan
meiosis pertama.
Lydia Febri Kurniatin 1420332010

34

Oogenesis
Pematangan Pascanatal
Menjelang saat kelahiran, semua
oosit primer telah memulai profase
pembelahan meiosis pertama tahap
diploten.
Oosit primer tetap berada dalam
tahap profase dan tidak
menyelesaikan pembelahan meiosis
pertamanya sebelum mencapai masa
pubertas disebabkan oleh zat
Lydiapematangan
Febri Kurniatin 1420332010
35
penghambat
oosit
(PPO)

Pematangan
Pematangan Pascanatal
Pascanatal Lanjutan
Lanjutan 2
2

JUMLAH OOSIT PRIMER


pada waktu bayi lahir 700.000-2 juta;
selama dua tahun masa kanak-kanak berikutnya,
tinggal 40.000;
sejak awal masa pubertas <500 yang akan
mengalami ovulasi sepanjang masa reproduksi
seorang wanita.

Lydia Febri Kurniatin 1420332010

36

Pematangan
Pematangan Pascanatal
Pascanatal Lanjutan
Lanjutan 3
3

Memasuki pubertas, 5-15 folikel primordial mulai


mencapai kematangan pada setiap daur
ovarium.
Oosit primer (tetap dalam tahap diploten) mulai
membesar, sementara sel folikuler yang
mengelilinginya berubah bentuk dari gepeng
menjadi kuboid dan berproliferasi membentuk
epitel bertingkat (sel-sel granulosa).
Folikel ini sekarang disebut folikel primer.
Lydia Febri Kurniatin 1420332010

37

Potongan ovarium pada berbagai


tahap perkembangan

Lydia Febri Kurniatin 1420332010

38

Gambar 1.10. A. Gambaran skematis folikel primordial, terdiri atas satu oosit primer yang dikelilingi
selapis sel epitel gepeng. B. Dengan makin berlanjutnya pematangan folikel, sel folikuler menjadi
kuboid. Pada saat ini sel folikuler mulai mengeluarkan getah yang membentuk zona pelusida, yang
nampak sebagai permukaan yang tidak rata pada permukaan oosit. C. Dalam proses pematangan
selanjutnya, sel folikuler membentuk lapisan bertingkat sel granulose di sekitar oosit, sehingga
39
mengubah bentuk folikel primordial menjadi folikel primer, dan zona pelusida
menjadi berbatas
jelas.

Gambar 1.11. Gambaran skematis folikel yang sedang tumbuh menjadi matang. A. Oosit
yang dikelilingi oleh zona pelusida, terletak di tepi; antrum folikuli terbentuk karena
penggabungan ruang-ruang antar sel. Perhatikan susunan sel teka interna dan teka
eksterna. B. Folikel vesikuler atau folikel Graaf matang. Antrum sudah sangat besar, berisi
cairan folikel, dan dikelilingi lapisan sel granulose bertingkat. Oosit terbenam di dalam
sekelompok sel granulosa, yang dikenal sebagai kumulus ooforus.
Lydia Febri Kurniatin 1420332010

40

TAHAPAN OOGENESIS

Lydia Febri Kurniatin 1420332010

41

OVULASI, FERTILISASI
DAN IMPLANTASI

SIKLUS OVARIUM
Wanita mulai mengalami daur bulanan/siklus
menstruasi pada masa pubertas.
Siklus ini diatur oleh hipothalamus.
Hipothalamus menghasilkan gonadotropin releasing
hormon (GnRH) yang memicu hipofisis anterior
untuk menghasilkan hormon-hormon gonadotropin:
follicle stimulating hormon (FSH) dan luteinizing
hormon (LH).

Lydia Febri Kurniatin 1420332010

43

OVULASI
Pada hari-hari menjelang ovulasi:
folikel de Graff membesar cepat
oocyt primer menyelesaikan meiosis
pertamanya
muncul tonjolan setempat dan degenerasi
permukaan ovarium dan pada apeksnya
tampak titik avaskuler, stigma
Kelemahan daerah penonjolan tersebut,
peningkatan tekanan intrafolikuler, dan kontraksi
dinding ovarium akan mendorong oosit keluar
Lydia Febri Kurniatin 1420332010

44

OVULASI
Oosit bersama sel granulosa di sekelilingnya dari daerah
kumulus ooforus, terlepas dan hanyut meninggalkan
ovarium (ovulasi).
Beberapa sel kumulus ooforus menyusun diri di sekeliling
zona pelusida membentuk korona radiata.
Pada saat ovulasi ini pembelahan meiosis pertama selesai,
dan oosit sekunder memulai pembelahan meiosis ke-2
Ovulasi terjadi secara konstan 14+1 hari sebelum haid
yang akan datang
Apabila tidak terjadi conceptio maka oocyt akan mati.
Lydia Febri Kurniatin 1420332010

45

OVARIAN CYCLE

Lydia Febri Kurniatin 1420332010

46

OVARIAN CYCLE, UTERINE CYCLE


& OVARIAN HORMONES

Lydia Febri Kurniatin 1420332010

49

Korpus Luteum
Setelah ovulasi, sisa sel folikuler pada dinding
folikel yang pecah mendapatkan vaskularisasi dari
pembuluh darah di sekitarnya corpus rubrum.
Dibawah pengaruh LH, sel ini akan mengalami
reorganisasi menjadi sel-sel luteal yang pada
akhirnya membentuk corpus luteum dan
menghasilkan progesteron.
Progesteron bersama-sama estrogen menyebabkan
mukosa uteri memasuki tahap progestasi sebagai
persiapan implantasi mudigah (nidasi).
Lydia Febri Kurniatin 1420332010

50

Bila terjadi fertilisasi corpus luteum bertahan 3-4


bulan dan akan berkembang corpus luteum
kehamilan (graviditas)
Sel luteal akan mengasilkan progesteron
Fungsi progesteron mempertahankan kehamilan
hingga akhir bulan ke-4, saat komponen
trofoblas dari plasenta dirasa cukup untuk
mengambil alih peran sel luteal.

Lydia Febri Kurniatin 1420332010

51

Bila tidak terjadi kehamilan maka corpus


luteum hanya dapat bertahan selama 9 hari.
Kemudian korpus luteum akan degenerasi,
disebut korpus luteum menstruasi (corpus
albicans).
Pada saat ini progesterone melonjak turun
yang menyebabkan pendarahan haid menjadi
cepat.
Lydia Febri Kurniatin 1420332010

52

Sesaat sebelum ovulasi, fimbrae tuba


fallopi (tuba uterina) mulai menutupi
permukaaan ovarium dan tuba fallopi
mulai berkontraksi secara ritmik.
Oocyt masuk ke dalam tuba oleh usapan
fimbrae dan oleh gerakan bulu-bulu getar
pada lapisan epitel.
Setelah berada dalam tuba, oocyt dengan
segera terdorong ke rongga rahim oleh
kontraksi dinding otot.
Oocyt akan sampai
Lydia Febri Kurniatin
1420332010
53
di rongga
rahim
dalam

Hubungan fimbrae dan ovarium. Fimbrae mengambil


oosit dan menyapunya kedalam tuba uterina

Lydia Febri Kurniatin 1420332010

54

Fertilisasi
Terjadi dalam ampula tuba fallopi.
Sebelum terjadi fertilisasi spermatozoa
yang telah sampai di saluran kelamin
wanita harus mengalami reaksi-reaksi
presepsis yaitu:
Kapasitasi,
Reaksi akrosom

Lydia Febri Kurniatin 1420332010

55

Fase fertilisasi (sepsis) terdiri


dari: 1. Penembusan corona
2. Penembusan zona pellusida,
3. Penyatuan oosit dan membrane sel
sperma.

Lydia Febri Kurniatin 1420332010

56

Tanggapan sel telur setelah


sperma memasuki oocyt:
Reaksi kortikal dan zona, terlepasnya butirbutir kortikal oocyt
Melanjutkan pembelahan meiosis II,oocyt
menyelesaikan meiosisII-nya segera setelah
spermatozoa masuk.
Penggiatan metabolik sel telur, faktor yang
diperkirakan dibawa oleh spermatogenesis
yang berhubungan dengan awal
embryogenesis.
Lydia Febri Kurniatin 1420332010

57

Hasil utama dari fertilisasi


adalah:

Lydia Febri Kurniatin 1420332010

58

Lydia Febri Kurniatin 1420332010

59

Cleavage (Pembelahan)

Jika telah mencapai stadium dua-sel, zigot akan


mengalami serangkaian pembelahan mitotic
sehingga jumlah selnya bertambah.
Sel-sel ini yang semakin kecil pada setiap kali
pembelahan, dikenal sebagai blastomer.
Setelah 3 hari pembelahan, sel-sel mudigah
kembali membelah membentuk morula dan
kemudian membentuk massa sel dalam (sel di
bagian dalam) dan massa sel luar (sel-sel
disekitarnya).
Massa sel dalam akan menghasilkan mudigah
sebenarnya dan massa luar membentuk trofoblas
yang kemudian berkembang menjadi plasenta.
60

Pembentukan Blastokista
Ketika morulla memasuki rahimcairan
mulai menembus zona pellusida dan masuk
ke dalam ruang antarsel yang ada di massa
sel dalam berangsur-angsur ruang antarsel
menyatu sehingga terbentuklah rongga
disebut juga blastocoel ,mudigah pada saat
ini dikenal dengan blastokista.
Massa sel dalam embrioblast
Massa sel luar trofoblast
Zona pellusida pada saat ini sudah
menghilang sehingga implantasi dapat
dimulai.

Tahap pembelahan zigot

Transport zigot ke uterus


Dalam perjalannya ke uterus, zigot membelah secara
mitosis berkali-kali. Hasil pembelahan tersebut berupa
sekelompok sel yang sama besarnya, dengan bentuk
seperti buah arbei yang disebut tahap morula.
Morula akan terus membelah sampai terbentuk blastosit.
Tahap ini disebut blastula, dengan rongga di dalamnya
yang disebut blastocoel (blastosol).
Blastosit terdiri dari sel-sel bagian luar (trofoblas) yang
akan menjadi plasenta dan sel-sel bagian dalam (inner
cell mass) yang menjadi cikal bakal janin.
Pergerakan zigot ke uterus dipengaruhi oleh silia dan
kontraksi dari tuba uteri

Persiapan endometrium
Endometrium dalam fase sekresi (endometrium
menjadi lebih tebal dan lunak)
Jika terjadi sentuhan blastokis, yang
menyebabkan peningkatan permeabilitas kapiler
pembuluh darah sehingga terjadi sekresi dan
timbunan nutrisi diantaranya glukosa, protein,
lemak dan vitamin dalam sel endometrium.
Dalam situasi gembur demikian, kemungkinan
nidasi (implantasi) lebih besar.

Proses Implantasi
1. Apposisi
Proses ini dimulai dengan di
tembusnya zona pelusida oleh
sitoplasma dari trofektoderm,sebagai
cikal bakal dari trofoblas sel.

Lanjutan
Perubahan pada endometrium dijumpai paling sedikit
terdapat sitokinin (bahan yang dapat merangsang
pembelahan sel) diantaranya:
Colony stimulating factor-1 (CSF-1)
Leukimia Inhibitory Factor (LIF)
Diduga dipengaruhi oleh HCG dari blastokis
Interleukin-1 (IL-1)
Merangsang aktivasi molekul adhesi (integrin),
COX-2 dan induksi metalloproteinase (MMP)
Blastokis juga akan berikatan dengan HB-EGF
(Heparin-Binding Epidermal growth factor) yang banyak
terdapat pada permukaan epitelium >> trofokderm
semakin tumbuh, zona pelusida semakin berlubang

2) Adhesi
Mulai melekatnya blastokis pada
endometrium
Dihasilkannya integrin (molekul perlekatan)
oleh blastokis sehingga memungkinkan
terjadinya adhesi antara blastokis dengan
endometrium
3) Invasi
Terjadinya destruksi jaringan ikat di
endometrium sehingga blatokis dapat
tertanam

REFERENSI

Cunningham, Leveno, Bloom, Hauth, Rouse, Spong. 2014. Obstetri


Williams Volume 1, Edisi 24. Jakarta : EGC

Ganong, W. F. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta : EGC

Guyton, AC & Hall, JE. (2008). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11.
Jakarta : EGC.

Rohen, JW. (2009). Funktionelle Embryologie. New York : Schattauer


GmbH

Sadler, TW. (2012). Langmans Medical Embryology. 10th Edition. USA :


Lippincott Williams.

Sherwood, L. (2012). Fisiologi Manusia Dari Sel Ke Sistem. Jakarta :


EGC.

Manuaba, Ida Bagus Gede. 2007. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta:


EGC
Lydia Febri Kurniatin 1420332010

70

ALHAMDULILLAH
SEMOGA BERMANFAAT

Anda mungkin juga menyukai