Anda di halaman 1dari 35

JUMLAH KOLONI BAKTERI ASAM LAKTAT PADA KULIT SEKITAR

AREOLA PAYUDARA, KOLOSTRUM DAN FESES BAYI


YANG DI INISIASI MENYUSU DINI

Oleh:
LYDIA FEBRI KURNIATIN
BP 1420332010

PROGRAM PASCASARJANA ILMU KEBIDANAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2016
1. PENELITI
Lydia Febri Kurniatin
UTAMA

Jumlah Koloni Bakteri Asam


Laktat pada Kulit Sekitar
2. JUDUL
Areola Payudara, Kolostrum
PENELITIAN
dan Feses Bayi Yang di Inisiasi
Menyusu Dini

SUBYEK Non Penderita


4. Perkiraan waktu penelitian yang dapat diselesaikan
untuk tiap subyek

Waktu penelitian
Penelitian akan dilaksanakan pada bulan Januari 2017 hingga Maret
2017 dengan perincian sebagai berikut :
a. Setelah izin penelitian dari dinas kesehatan hingga BPS tempat
penelitian diperoleh, penelitian dapat langsung dilakukan dengan
pengambilan 38 sampel usapan kulit payudara, kolostrum ibu dan
feses bayi setelah proses IMD selesai.
b. Sampel segera dibawa ke laboratorium mikrobiologi Teknologi Hasil
Ternak (THT) Fakultas Peternakan Universitas Andalas Padang untuk
pemeriksaan koloni bakteri asam laktat.
5. Ringkasan usulan penelitian yang mencakup tujuan penelitian,
manfaat/relevansi dari hasil penelitian, dan alasan/motivasi untuk
melakukan penelitian (ditulis dalam bahasa yang mudah dipahami
oleh orang yang bukan dokter)

Ringkasan usulan penelitian


JUMLAH KOLONI BAKTERI ASAM LAKTAT PADA USAPAN
KULIT SEKITAR AREOLA PAYUDARA, KOLOSTRUM DAN
FESES BAYI YANG DI INISIASI MENYUSU DINI
LATAR BELAKANG

sekitar 1 juta bayi lahir mati dan hampir 2


juta bayi meninggal pada minggu pertama
WHO kehidupannya
penyakit infeksi sebagai penyebab utama

22,23 per 1000 kelahiran hidup


Indonesia Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) tahun
2015

Provinsi 392 kasus


(Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat,
Sumatera Barat 2015)

62 kasus kematian neonatal serta 96 kasus


Kota Padang kematian bayi
Dinas Kesehatan Kota Padang, 2016).
AKB masih tinggi IMD mencegah diare dan pneumonia
Penyebab : Penyakit (Nkemjika & Demissie, 2015).
Infeksi
IMD dapat menekan angka kematian bayi
Memerlukan Intervensi hingga 22% (Edmond et al., 2006)
Kunci
Kolostrum Kolonisasi Bakteri baik
Interaksi antara ibu dan bayi dalam pencernaan
selama IMD sangat membantu
dalam proses awal Skin Contact
pembentukan sistem imunitas
Lactobacillus sp, Streptococcus,
bayi
dan Bifidobacteria merupakan
beberapa genus bakteri baik

Probiotik,antimikroba, terapi dan


pencegahan diare, memproduksi enzim bakteri asam laktat
pencernaan dan vitamin ,membantu (BAL)
penyerapan kalsium, antikarsinogenik
Persentase IMD untuk wilayah sumatera barat
adalah sebesar 44,2%
(RISKESDAS, 2013)

Sedangkan untuk wilayah Kota Padang


terhitung dari Bulan Januari hingga Bulan
Agustus Tahun 2016 sebesar 51,3 %
(Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat,
2016).
SURVEI AWAL
6 bidan di Kecamatan Koto Tangah
pada Bulan Oktober 2016

5 BPS selalu melakukan IMD saat proses persalinan


namun tidak mencapai 1 jam dengan beberapa alasan,
diantaranya adalah kurangnya motivasi ibu atau keluarga untuk
melaksanakan IMD dan keingininan bidan untuk segera
memberikan perawatan bayi baru lahir
1 BPS menyatakan sudah melaksanaan IMD secara rutin dan
sesuai standar yaitu minimal 1 jam jika ibu dan bayi sehat.
Rumusan Masalah
1. Apakah terdapat bakteri asam laktat pada kulit sekitar
areola payudara yang berhasil inisiasi menyusu dini?
2. Apakah terdapat bakteri asam laktat pada kulit sekitar
areola payudara yang tidak berhasil inisiasi menyusu dini?
3. Apakah terdapat perbedaan jumlah koloni bakteri asam
laktat pada kulit sekitar areola payudara yang berhasil
inisiasi menyusu dini dan tidak berhasil inisiasi menyusu
dini?
4. Apakah terdapat bakteri asam laktat pada kolostrum yang
berhasil inisiasi menyusu dini?
Rumusan Masalah
5. Apakah terdapat bakteri asam laktat pada kolostrum yang tidak
berhasil inisiasi menyusu dini?
6. Apakah terdapat perbedaan jumlah koloni bakteri asam laktat pada
kolostrum yang berhasil inisiasi menyusu dini dan tidak berhasil
inisiasi menyusu dini?
7. Apakah terdapat bakteri asam laktat pada feses bayi yang berhasil
inisiasi menyusu dini?
8. Apakah terdapat bakteri asam laktat pada feses bayi yang tidak
berhasil inisiasi menyusu dini?
9. Apakah terdapat perbedaan jumlah koloni bakteri asam laktat pada
feses bayi yang tidak berhasil inisiasi menyusu dini dan tidak berhasil
inisiasi menyusu dini?
Tujuan Umum
Untuk menganalisis perbedaan jumlah koloni bakteri asam laktat
pada kulit sekitar areola payudara, kolostrum dan feses bayi yang
berhasil inisiasi menyusu dini dan tidak berhasil inisiasi menyusu
dini.

Tujuan Khusus
Untuk mengetahui adanya koloni bakteri asam laktat pada kulit
sekitar areola payudara yang berhasil inisiasi menyusu dini
Untuk mengetahui adanya koloni bakteri asam laktat pada kulit
sekitar areola payudara yang tidak berhasil inisiasi menyusu dini
Untuk mengetahui perbedaan jumlah koloni bakteri asam laktat pada
kulit sekitar areola payudara yang berhasil inisiasi menyusu dini dan
tidak berhasil inisiasi menyusu dini
Untuk mengetahui adanya koloni bakteri asam laktat pada kolostrum
yang berhasil inisiasi menyusu dini
Lanjutan

Tujuan Khusus
Untuk mengetahui adanya koloni bakteri asam laktat pada kolostrum
yang tidak berhasil inisiasi menyusu dini
Untuk mengetahui perbedaan jumlah koloni bakteri asam laktat pada
kolostrum yang berhasil inisiasi menyusu dini dan tidak berhasil
inisiasi menyusu dini
Untuk mengetahui adanya koloni bakteri asam laktat pada feses bayi
yang berhasil inisiasi menyusu dini
Untuk mengetahui adanya koloni bakteri asam laktat pada feses bayi
yang tidak berhasil inisiasi menyusu dini
Untuk mengetahui perbedaan jumlah koloni bakteri asam laktat pada
feses bayi yang tidak berhasil inisiasi menyusu dini dan tidak berhasil
inisiasi menyusu dini.
HIPOTESIS
Terdapat perbedaan jumlah koloni bakteri asam laktat pada
kulit sekitar areola payudara yang berhasil inisiasi menyusu
dini dan tidak berhasil inisiasi menyusu dini.
Terdapat perbedaan jumlah koloni bakteri asam laktat pada
kolostrum yang berhasil inisiasi menyusu dini dan tidak
berhasil inisiasi menyusu dini.
Terdapat perbedaan jumlah koloni bakteri asam laktat pada
feses bayi yang berhasil inisiasi menyusu dini dan tidak
berhasil inisiasi menyusu dini.
METODE PENELITIAN

Tempat Penelitian
Bidan Praktek Swasta (BPS) yang mewakili
wilayah kerja puskesmas di Kecamatan Koto
Tangah dan Kecamatan Kuranji, yaitu:
BPS. Mariani, wilayah kerja Puskemas Iko Koto
BPS. Eli Fambo, wilayah kerja Puskemas Anak
Air
BPS. Rika Hardi, wilayah kerja Puskemas
Ambacang Kuranji
BPS. Netti, wilayah kerja Puskemas Belimbing
Laboratorium Mikrobiologi Teknologi Hasil
Ternak (THT) Fakultas Peternakan Universitas
Andalas Padang
SAMPEL PENELITIAN
Sebagai sampel penilitian adalah kulit sekitar
areola payudara dan kolostrum ibu serta feses
bayi yang telah diinisiasi Menyusu Dini (IMD) yang
kemudian dikelompokkan menjadi 2 yaitu berhasil
IMD (selama 1 jam atau lebih) dan tidak berhasil
IMD (kurang dari 1 jam) berdasarkan wawancara
pada bidan dan ibu bersalin tersebut.
Adapun teknik pengambilan sampel dilakukan
dengan metode consecutive sampling.
PENGUMPULAN DATA
Tahapan Kegiatan Pengumpulan Data
Pada penelitian ini diperlukan perijinan yaitu dari Dinas
Kesehatan Kota Padang dan 4 BPS yang mewakili
Puskesmas yag ada di Kecamatan Koto Tangah dan
Kecamatan Kuranji serta Laboratorium Mikrobiologi
Teknologi Hasil Ternak (THT) Fakultas Peternakan
Universitas Andalas Padang.
Rekruitmen Pelaksana dan Pembaca
Dibutuhkan 1 orang petugas laboratorium
mikrobiologi untuk memeriksa dan membaca
hasil jumlah koloni bakteri asam laktat pada
sampel. Untuk pengambilan sampel dilakukan
oleh peneliti sendiri.

Pelatihan
Tidak perlu dilakukan karena petugas di
laboratorium mikrobiologi sudah terlatih
sebelumnya.
Prosedur kerja
1. Meminta izin penelitian kepada Dinas Kesehatan kota Padang,
kemudian tembusannya dikirim kepada 4 Puskesmas yang ada di
wilayah Kecamatan Kuranji dan Kecamatan Koto Tangah serta BPS
yang berada di wilayah Puskesmas
2. Menghubungi tenaga laboratorium mikrobiologi Teknologi Hasil
Ternak (THT) Fakultas Peternakan Universitas Andalas Padang
yang akan membantu untuk pemeriksaan koloni bakteri asam
laktat.
3. Meminta bantuan pihak BPS untuk menghubungi peneliti ketika
ada persalinan normal pervaginam
4. Meminta persetujuan (informed consent) untuk mengikuti
penelitian dari calon sampel
5. Melakukan pengambilan sampel dan selanjutnya dilakukan
wawancara pada bidan dan ibu bersalin tentang proses IMD
Pengambilan sampel dilakukan oleh peneliti.
Adapun langkah pengambilan dari tiap sampel
sebagi berikut :
Sampel Usapan Kulit Sekitar Areola Payudara
Ibu dijelaskan tentang tujuan dan alur penelitian serta cara
pengambilan sampel usapan kulit sekitar areola payudara
Sampel usapan kulit sekitar areola payudara diambil segera
setelah proses IMD selesai
Kulit sekitar areola payudara di bersihkan dengan swab alkohol
dan dibiarkan selama 15 menit
Sampel usapan kulit diambil menggunakan kapas lidi steril pada
kedua payudara ibu dan selanjutnya dimasukkan ke dalam wadah
yang telah berisi media de Mann Rogosa Sharpe (MRS) Broth
Sampel disimpan di dalam cooler bag (tahan 6 jam) dan dibawa
ke laboratorium mikrobiologi untuk segara dilakukan pemeriksaan
jumlah koloni bakteri asam laktat
Sampel ASI (kolostrum)
Ibu dijelaskan tentang alur dan tujuan penelitian serta
mengisi informed consent yang disediakan peneliti apabila
bersedia mengikuti penelitian.
Sampel kolostrum diambil segera setelah proses IMD
selesai (saat ibu merasa siap)
Ibu dijelaskan tentang cara memerah ASI yang benar
dengan menggunakan tangan
Sampel ASI diambil sebanyak 2 ml dan ditampung dengan
menggunakan wadah steril
Sampel disimpan di dalam cooler bag (tahan 6 jam) dan
dibawa ke laboratorium mikrobiologi untuk segera
dilakukan pemeriksaan koloni bakteri asam laktat
Feses Bayi
Sampel feses bayi diambil 12 jam setelah dilakukan
IMD
Sampel diambil sebanyak 2 gram dan disimpan di
dalam cooler bag (tahan 6 jam) dan dibawa ke
laboratorium mikrobiologi untuk pemeriksaan jumlah
koloni bakteri asam laktat
Menganalisa hasil pengukuran dengan
menggunakan indenpenden t test (jika berdistribusi
normal) dan Mann whitney (jika tidak berdistribusi
normal)
6. Masalah Etik yang mungkin timbul:
Rasa tidak nyaman pada saat pengambilan sampel
kolostrum dan usapan kulit payudara ibu

7. Prosedur eksperimen (frekuensi, interval, dan jumlah


total segala tindakan invasive yang akan dilakukan,
dosis dan cara pemberian obat, isotop, radiasi, atau
tindakan lain)
Melakukan pengambilan sampel dan selanjutnya
dilakukan wawancara pada bidan dan ibu bersalin
tentang proses IMD
Melakukan pemeriksaan koloni BAL pada ketiga jenis sampel di
Laboratorium mikrobiologi Fakultas Peternakan Universitas
Andalas dengan langkah diantaranya sebagai berikut :
Mensterilkan semua peralatan dengan autoclave
Mempersiapkan media de Mann Rogosa Sharpe (MRS) Broth
Mempersiapkan media de Mann Rogosa Sharpe (MRS) Agar
sampel ditimbang sebanyak 1 gram untuk feses dan 1 ml
untuk kolostrum, kemudian masing-masing dilarutkan dalam
tabung reaksi yang berisi 9 ml larutan deMann Rogosa
Sharpe (MRS) Broth, lalu divortex sampai homogen. Hasil ini
disebut pengenceran 10.
Hasil pengenceran tersebut diambil 100 l dan dimasukan
kedalam tabung eppendorf yang telah berisi 900 l de Mann
Rogosa Sharpe (MRS) Broth, lalu divortex sampai homogen.
Hasil pengenceran ini disebut dengan pengenceran 10,
begitu seterusnya sampai pada pengenceran 106
Dari pengenceran 106 diambil 100 l sampel dan ditanam
dengan metode spread pada petridish yang telah berisi
media MRS Agar
Inokulum disimpan dalam anaerob jar lalu dimasukkan
dalam inkubator selama 48 jam pada suhu 37C dan
dilakukan pengkodean petridish
Melakukan pemurnian koloni dengan metode streak
Melakukan pewarnaan Gram bakteri
Menghitung jumlah koloni bakteri asam laktat (BAL)
8. Bahaya potensial yang langsung atau tidak langsung,
segera atau kemudian dan cara mencegah atau
mengatasi kejadian (termasuk rasa nyeri dan keluhan)
Rasa tidak nyaman pada saat pengambilan sampel
kolostrum dan usapan kulit sekitar areola payduara.
Cara mengatasinya adalah dengan menjaga privasi ibu
serta mengajarkan teknik memerah yang benar dengan
menggunakan tangan sehingga meminimalkan rasa
nyeri.
Waktu pemerahan kolostrum dan pengambilan sampel
usapan kulit sekitar areola payudara dilakukan segera
setelah IMD selesai, namun apabila ibu masih merasa
kurang nyaman karena baru selesai melahirkan,
pengambilan sampel dapat dilakukan dalam 24 jam
pertama postpartum.
9. Pengalaman yang terdahulu (sendiri atau orang lain)
dari tindakan yang akan diterapkan.
bakteri pada usapan kulit sekitar areola payudara,
kolostrum dan feses bayi sudah pernah dilakukan
sebelumnya dan tidak ditemukan bahaya potensial dari
penelitian tersebut

10. Bila penelitian ini menggunakan orang sakit dan


dapat memberi manfaat untuk subyek yang
bersangkutan, uraikan manfaat itu.
Penelitian tidak menggunakan orang sakit
11. Bagaimana cara memilih penderita/ sukarelawan
sehat?
Seluruh ibu post partum dan bayinya pada hari pertama yang
lahir secara normal pervaginam di 4 BPS yang ada di wilayah
puskesmas di Kecamatan Koto Tangah dan Kecamatan Kuranji
dipilih secara consecutive sampling berdasarkan kriteria
inklusi dan eksklusi yang ada.
Beberapa kriteria inklusi tersebut diantaranya adalah bayi
lahir dengan persalinan normal pervaginam, cukup bulan
(dinilai dari HPHT), bayi dan ibu dengan keadaan umum baik,
telah di IMD 1 jam/ < 1 jam dan orang tua bayi
memberikan izin penelitian.
Adapun kriteria eksklusi adalah bayi yang memiliki kelainan
kongenital berdasarkan pemeriksaan fisik yang segera
dilakukan saat bayi lahir.
12. Bila penelitian menggunakan subyek manusia,
jelaskan hubungan antara peneliti utama dengan
subyek yang diteliti
Subyek penelitian adalah ibu post partum dan bayinya
pada hari pertama yang lahir secara normal pervaginam
dan hubungan antara subyek dengan peneliti adalah
independen.
13. Bila penelitian ini menggunakan orang sakit, jelaskan
diagnosis dan nama dokter yang bertanggung jawab
merawatnya. Bila menggunakan orang sehat jelaskan
cara pengecekan kesehatannya
Penelitian tidak menggunakan orang sakit sebagai subyek.
Subyek penelitian ini adalah ibu post partum dan bayinya
pada hari pertama yang lahir secara normal pervaginam
dengan keadaan umum baik.
Ibu post partum dinilai normal dengan pemeriksaan fisik
masa nifas diantaranya adalah tekanan darah, nadi,
respirasi, tinggi fundus dan kontraksi uterus serta
perkiraan jumlah perdarahan yang terjadi sedangkan untuk
bayi dinilai dengan pemeriksaan fisik awal seperti
menangis spontan atau tidak, tonus otot dan dapat pula
menggunakan APGAR Skor.
14. Jelaskan cara pencatatan selama penelitian,
termasuk efek samping dan komplikasi bila ada
Pencatatan dilakukan dari hasil pemeriksaan dan
wawancara langsung di lakukan oleh peneliti sendiri
pada bidan dan ibu bersalin tentang proses IMD
Keluhan yang mungkin dirasakan ibu adalah rasa tidak
nyaman pada saat pengambilan sampel kolostrum.
Peneliti memperkirakan tidak ada komplikasi yang
kemungkinan dapat terjadi karena tidak ada intervensi.
15. Bila penelitian ini menggunakan subyek manusia, jelaskan
bagaimana cara memberitahukan dan mengajak subyek
(lampirkan surat persetujuan penderita)
Sebelum di lakukan penelitian subjek akan di terangkan tentang
tujuan,manfaat serta alur penelitian ini.

16. Bila penelitian menggunakan subyek manusia, apakah


subyek dapat ganti rugi bila ada gejala efek samping?
Ada, berupa pemberian paket susu ibu menyusui setelah
pengambilan sampel kolostrum ibu

17. Bila penelitian menggunakan subyek manusia, apakah


subyek diasuransikan?
Tidak
18. Nama tim peneliti:
Organisasi Pelaksana
Penelitian ini merupakan persyaratan untuk
menyelesaikan studi Program Pascasarjana Ilmu Kebidanan
di Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang dengan
peneliti sebagai berikut.
Peneliti : Lydia Febri Kurniatin
Pembimbing I : Dr.dr.Netti Suharti, M.Kes
Pembimbing II : dr. Eny Yantri, Sp. A (K)
19. Tempat dan Waktu penelitian
Penelitian ini akan dilakukan pada beberapa tempat yaitu:
Bidan Praktek Swasta (BPS) yang mewakili wilayah kerja
puskesmas di Kecamatan Koto Tangah dan Kecamatan
Kuranji.
Laboratorium Mikrobiologi Teknologi Hasil Ternak (THT)
Fakultas Peternakan Universitas Andalas Padang untuk
pemeriksaan koloni bakteri asam laktat.
Waktu penelitian
Penelitian akan dilaksanakan pada bulan Januari
2017 hingga Maret 2017 dengan perincian sebagai
berikut
Setelah izin penelitian dari dinas kesehatan hingga BPS
tempat penelitian diperoleh, penelitian dapat langsung
dilakukan dengan pengambilan 38 sampel usapan kulit
payudara, kolostrum ibu dan feses bayi setelah proses
IMD selesai.
Sampel segera dibawa ke laboratorium mikrobiologi
Teknologi Hasil Ternak (THT) Fakultas Peternakan
Universitas Andalas Padang untuk pemeriksaan koloni
bakteri asam laktat.
LOGO

Anda mungkin juga menyukai