Anda di halaman 1dari 4

GAMETOGENESIS

1. Pengertian (Sherwood, edisi 9)


Gametogenesis adalah proses pembentukan gamet yang terjadi
melalui pembelahan meiosis. Gametogenesis meliputi spermatogenesis
(pembentukan spermatozoa atau sperma) pada pria dan oogenesis
(pembentukan ovum) pada wanita.
2. Sel Germinativum Primordial
Sel benih primordial akan menjadi sel benih pria dan wanita yang
matang. Pada mudigah manusia, sel benih primordial mulai nampak di
dinding kantung telur pada akhir minggu ke 3 perkembangan. Sel-sel ini
akan berpindah dari kuning telur menuju ke gonad yang sedang
berkembang (kelenjar kelamin primitif).
3. Pewarisan Kromosom (Sadler,2010)
a. Kromosom selama pembelahan mitosis
Mitosis adalah proses pembelahan satu sel untuk menghasilkan dua
sel anak dengan komplemen lengkap 46 kromosom yang secara
genetis identik dengan sel induk. Adapun tahap-tahapnya yaitu :
1) Profase : ketika kromosom mulai memadat,
memendek dan menebal, dimana setiap kromosom terdiri dari dua
subunit sejajar (kromatid) yang saling menyatu pada sebuah daerah
menyempit (sentromer) yang terdapat pada keduanya.
2) Prometafase : Kromatid dapat dibedakan.
3) Metaphase : kromosom berjajar dalam suatu bidang ekuator
dan struktur gandanya jelas terlihat. Masing-masing kromosom
dihubungkan oleh mikrotubulus (gelendong mitotik) yang keluar
dari sentromer ke sentriol.
4) Anafase : diawali dengan sentromer masing-masing
kromosom membelah kemudian diikuti oleh migrasi kromatid ke
kutub gelendong yang berlawanan.
5) Telofase : kromosom mengendurkan gelungannya dan
menjadi panjang selubung inti terbentuk kembali dan terjadi
pembagian sitoplasma. Setiap sel anak menerima separuh dari
bahan kromosom ganda sehingga mempertahankan jumlah
kromosom yang sama seperti induknya.
b. Kromosom selama pembelahan meiosis
Meiosis adalah pembelahan sel yang terjadi pada sel germinativum
untuk menghasilkan gamet pria dan wanita yaitu masing-masing
sperma dan sel telur. Meiosis memerlukan dua pembelahan sel yaitu
Meiosis I dan Meiosis II untuk mengurangi jumlah kromosom menjadi
jumlah haploid 23.
Selama meiosis, satu oosit primer menghasilkan empat sel anak,
masing-masing dengan 22 kromosom plus 1 kromosom X. Namun
hanya satu sel anak yang bisa berkembang menjadi gamet dewasa
(oosit), tiga anak sisanya (badan polar) hanya mendapat sedikit
sitoplasma dan mengalami degenerasi pada perkembangan selanjutnya.
Demikian juga satu spermatosit primer menghasilkan empat sel
anak, dua anak dengan 22 kromosom plus 1 kromosom X, sedangkan
sisanya dengan 22 kromosom plus 1 kromosom Y dan keempat sel
tersebut berkembang menjadi gamet matang.
4. Perubahan morfologis selama pematangan gamet
a. Oogenesis (Sadler,2010)
1) Pematangan oosit dimulai sebelum lahir
Pada wanita, sel-sel benih primordial yang tiba di kelenjar
kelamin (gonad) berdiferensiasi menjadi oogonia. Sebagian besar
oogonia membelah secara mitosis dan berdiferensiasi menjadi oosit
primer (pada tahap profase meiosis I). Selama beberapa bulan
kemudian, jumlah oogonia meningkat pesat dan pada akhir bulan
kelima perkembangan pranatal, jumlah total sel germinativum di
ovarium mencapai maksimal (7 juta). Kemudian terjadi kematian
sel dan banyak oogonia maupun oosit primer menjadi atretik. Pada
akhirnya, semua oosit primer yang masih bertahan hidup akan
dikelilingi oleh selapis sel epitel pipih, kemudian mereka akan
dikenal sebagai folikel primordial.
2) Pematangan oosit berlanjut saat pubertas
Menjelang saat kelahiran, semua oosit primer telah
memulai profase pembelahan meiosis I namun tidak melanjutkan
hingga ke tahap metafase melainkan masuk ke dalam tahap
diploten yaitu suatu tahap istirahat selama profase yang ditandai
oleh adanya jala-jala kromatin.
Jumlah total oosit primer pada saat lahir diperkirakan
bervariasi dari 600.000-800.000. Selama masa anak-anak sebagian
oosit menjadi atretik, hanya sekitar 400.000 yang ada pada
permulaan pubertas dan kurang dari 500 yang akan diovulasikan.
Saat pubertas terbentuk cadangan folikel yang terus tumbuh
dan dipertahankan oleh pasokan folikel primordial. Setiap bulan,
15-20 folikel yang terpilih dari cadangan tersebut memulai proses
pematangan melewati 3 stadium yaitu primer (pre-antral), sekunder
(antral) merupakan stadium yang paling lama, dan pre-ovulasi
(folikel degraaf) berlangsung selama sekitar 37 jam sebelum
ovulasi.
Pada setiap siklus ovarium, sejumlah folikel mulai
berkembang tapi hanya satu yang mencapai kematangan sempurna.
Meiosis I akan terbentuk dua sel anak yaitu oosit sekunder dan
badan polar pertama. Kemudian oosit sekunder masuk ke ruang
perivitelina. Sel kemudian masuk ke meiosis II tetapi terhenti pada
tahap metaphase sekitar 3 jam sebelum ovulasi. Meiosis II
diselesaikan hanya jika oosit dibuahi. Jika tidak, sel telur akan
berdegenerasi sekitar 24 jam setelah ovulasi.
b. Spermatogenesis
Saat lahir sel-sel germinativum pada bayi pria dapat
dikenali di korda seks (genjel seks) testis sebagai sel besar pucat
yang dikelilingi oleh sel penunjang. Segera sebelum pubertas,
genjel seks membentuk suatu lumen dan menjadi tubulus
seminiferous bersamaan dengan sel-sel germinativum primordial
membentuk sel tunas spermatogonia. (Sadler,2010)
Spermatogenesis memerlukan waktu 64 hari untuk
pembentukan dari spermatogonium menjadi sperma matang.
Spermatogenesis mencakup tiga tahap utama yaitu : (Sherwood,
Edisi 9)
1. Proliferasi Mitosis
Spermatogonium yang terletak di lapisan terluar tubulus
membelah secara mitosis sehingga menghasilkan 2 sel anak
yang mengandung 46 kromosom yang identik dengan sel
induknya. Salah satu sel anak tetap berada di tepi luar tubulus
sebagai spermatogonium tak berdiferensiasi, sehingga turunan
spermatogonium tetap ada. Sedangkan sel anak yang lain mulai
bergerak kearah lumen untuk menghasilkan spermatozoa
Sel anak yang bergerak kearah lumen itu membelah secara
mitosis dua kali lagi untuk menghasilkan 4 spermatosit primer
yang identik. Setelah pembelahan mitosis terakhir, spermatosit
primer akan masuk ke fase istirahat. (Sherwood, Edisi 9)
2. Meiosis
Kemudian spermatosit primer akan mengalami pembelahan
meiosis pertama dimana setiap satu spermatosit primer dengan
jumlah 46 kromosom membentuk 2 spermatosit sekunder dengan
jumlah 23 kromosom. Selanjutnya spermatosit sekunder
mengalami pembelahan meiosis kedua menghasilkan 2 sel anak
spermatid. (Sherwood, Edisi 9)
3. Pengemasan / Remodeling
Kemudian setiap spermatid mengalami remodeling menjadi
spermatozoa. Biasanya, satu sel spermatogonium bisa terbentuk
menjadi 16 spermatozoa, namun dapat kurang karena hilangnya
beberapa sel pada tahap-tahap tertentu. (Sherwood, Edisi 9)

DAFTAR PUSTAKA
1. Langman, T.W. Sadler., 2010.Embriologi Kedokteran. Jakarta:
EGC
2. Sherwood, L. 20?., Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem Edisi
9. Jakarta:EGC

Anda mungkin juga menyukai