0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
22 tayangan4 halaman
Dokumen tersebut membahas proses gametogenesis yang meliputi pembentukan gamet melalui pembelahan meiosis. Gametogenesis terdiri dari spermatogenesis pada pria dan oogenesis pada wanita, dimulai dari sel germinativum primordial hingga membentuk gamet dewasa. Proses ini melibatkan perubahan morfologi sel melalui mitosis dan meiosis untuk menghasilkan gamet haploid.
Dokumen tersebut membahas proses gametogenesis yang meliputi pembentukan gamet melalui pembelahan meiosis. Gametogenesis terdiri dari spermatogenesis pada pria dan oogenesis pada wanita, dimulai dari sel germinativum primordial hingga membentuk gamet dewasa. Proses ini melibatkan perubahan morfologi sel melalui mitosis dan meiosis untuk menghasilkan gamet haploid.
Dokumen tersebut membahas proses gametogenesis yang meliputi pembentukan gamet melalui pembelahan meiosis. Gametogenesis terdiri dari spermatogenesis pada pria dan oogenesis pada wanita, dimulai dari sel germinativum primordial hingga membentuk gamet dewasa. Proses ini melibatkan perubahan morfologi sel melalui mitosis dan meiosis untuk menghasilkan gamet haploid.
Gametogenesis adalah proses pembentukan gamet yang terjadi melalui pembelahan meiosis. Gametogenesis meliputi spermatogenesis (pembentukan spermatozoa atau sperma) pada pria dan oogenesis (pembentukan ovum) pada wanita. 2. Sel Germinativum Primordial Sel benih primordial akan menjadi sel benih pria dan wanita yang matang. Pada mudigah manusia, sel benih primordial mulai nampak di dinding kantung telur pada akhir minggu ke 3 perkembangan. Sel-sel ini akan berpindah dari kuning telur menuju ke gonad yang sedang berkembang (kelenjar kelamin primitif). 3. Pewarisan Kromosom (Sadler,2010) a. Kromosom selama pembelahan mitosis Mitosis adalah proses pembelahan satu sel untuk menghasilkan dua sel anak dengan komplemen lengkap 46 kromosom yang secara genetis identik dengan sel induk. Adapun tahap-tahapnya yaitu : 1) Profase : ketika kromosom mulai memadat, memendek dan menebal, dimana setiap kromosom terdiri dari dua subunit sejajar (kromatid) yang saling menyatu pada sebuah daerah menyempit (sentromer) yang terdapat pada keduanya. 2) Prometafase : Kromatid dapat dibedakan. 3) Metaphase : kromosom berjajar dalam suatu bidang ekuator dan struktur gandanya jelas terlihat. Masing-masing kromosom dihubungkan oleh mikrotubulus (gelendong mitotik) yang keluar dari sentromer ke sentriol. 4) Anafase : diawali dengan sentromer masing-masing kromosom membelah kemudian diikuti oleh migrasi kromatid ke kutub gelendong yang berlawanan. 5) Telofase : kromosom mengendurkan gelungannya dan menjadi panjang selubung inti terbentuk kembali dan terjadi pembagian sitoplasma. Setiap sel anak menerima separuh dari bahan kromosom ganda sehingga mempertahankan jumlah kromosom yang sama seperti induknya. b. Kromosom selama pembelahan meiosis Meiosis adalah pembelahan sel yang terjadi pada sel germinativum untuk menghasilkan gamet pria dan wanita yaitu masing-masing sperma dan sel telur. Meiosis memerlukan dua pembelahan sel yaitu Meiosis I dan Meiosis II untuk mengurangi jumlah kromosom menjadi jumlah haploid 23. Selama meiosis, satu oosit primer menghasilkan empat sel anak, masing-masing dengan 22 kromosom plus 1 kromosom X. Namun hanya satu sel anak yang bisa berkembang menjadi gamet dewasa (oosit), tiga anak sisanya (badan polar) hanya mendapat sedikit sitoplasma dan mengalami degenerasi pada perkembangan selanjutnya. Demikian juga satu spermatosit primer menghasilkan empat sel anak, dua anak dengan 22 kromosom plus 1 kromosom X, sedangkan sisanya dengan 22 kromosom plus 1 kromosom Y dan keempat sel tersebut berkembang menjadi gamet matang. 4. Perubahan morfologis selama pematangan gamet a. Oogenesis (Sadler,2010) 1) Pematangan oosit dimulai sebelum lahir Pada wanita, sel-sel benih primordial yang tiba di kelenjar kelamin (gonad) berdiferensiasi menjadi oogonia. Sebagian besar oogonia membelah secara mitosis dan berdiferensiasi menjadi oosit primer (pada tahap profase meiosis I). Selama beberapa bulan kemudian, jumlah oogonia meningkat pesat dan pada akhir bulan kelima perkembangan pranatal, jumlah total sel germinativum di ovarium mencapai maksimal (7 juta). Kemudian terjadi kematian sel dan banyak oogonia maupun oosit primer menjadi atretik. Pada akhirnya, semua oosit primer yang masih bertahan hidup akan dikelilingi oleh selapis sel epitel pipih, kemudian mereka akan dikenal sebagai folikel primordial. 2) Pematangan oosit berlanjut saat pubertas Menjelang saat kelahiran, semua oosit primer telah memulai profase pembelahan meiosis I namun tidak melanjutkan hingga ke tahap metafase melainkan masuk ke dalam tahap diploten yaitu suatu tahap istirahat selama profase yang ditandai oleh adanya jala-jala kromatin. Jumlah total oosit primer pada saat lahir diperkirakan bervariasi dari 600.000-800.000. Selama masa anak-anak sebagian oosit menjadi atretik, hanya sekitar 400.000 yang ada pada permulaan pubertas dan kurang dari 500 yang akan diovulasikan. Saat pubertas terbentuk cadangan folikel yang terus tumbuh dan dipertahankan oleh pasokan folikel primordial. Setiap bulan, 15-20 folikel yang terpilih dari cadangan tersebut memulai proses pematangan melewati 3 stadium yaitu primer (pre-antral), sekunder (antral) merupakan stadium yang paling lama, dan pre-ovulasi (folikel degraaf) berlangsung selama sekitar 37 jam sebelum ovulasi. Pada setiap siklus ovarium, sejumlah folikel mulai berkembang tapi hanya satu yang mencapai kematangan sempurna. Meiosis I akan terbentuk dua sel anak yaitu oosit sekunder dan badan polar pertama. Kemudian oosit sekunder masuk ke ruang perivitelina. Sel kemudian masuk ke meiosis II tetapi terhenti pada tahap metaphase sekitar 3 jam sebelum ovulasi. Meiosis II diselesaikan hanya jika oosit dibuahi. Jika tidak, sel telur akan berdegenerasi sekitar 24 jam setelah ovulasi. b. Spermatogenesis Saat lahir sel-sel germinativum pada bayi pria dapat dikenali di korda seks (genjel seks) testis sebagai sel besar pucat yang dikelilingi oleh sel penunjang. Segera sebelum pubertas, genjel seks membentuk suatu lumen dan menjadi tubulus seminiferous bersamaan dengan sel-sel germinativum primordial membentuk sel tunas spermatogonia. (Sadler,2010) Spermatogenesis memerlukan waktu 64 hari untuk pembentukan dari spermatogonium menjadi sperma matang. Spermatogenesis mencakup tiga tahap utama yaitu : (Sherwood, Edisi 9) 1. Proliferasi Mitosis Spermatogonium yang terletak di lapisan terluar tubulus membelah secara mitosis sehingga menghasilkan 2 sel anak yang mengandung 46 kromosom yang identik dengan sel induknya. Salah satu sel anak tetap berada di tepi luar tubulus sebagai spermatogonium tak berdiferensiasi, sehingga turunan spermatogonium tetap ada. Sedangkan sel anak yang lain mulai bergerak kearah lumen untuk menghasilkan spermatozoa Sel anak yang bergerak kearah lumen itu membelah secara mitosis dua kali lagi untuk menghasilkan 4 spermatosit primer yang identik. Setelah pembelahan mitosis terakhir, spermatosit primer akan masuk ke fase istirahat. (Sherwood, Edisi 9) 2. Meiosis Kemudian spermatosit primer akan mengalami pembelahan meiosis pertama dimana setiap satu spermatosit primer dengan jumlah 46 kromosom membentuk 2 spermatosit sekunder dengan jumlah 23 kromosom. Selanjutnya spermatosit sekunder mengalami pembelahan meiosis kedua menghasilkan 2 sel anak spermatid. (Sherwood, Edisi 9) 3. Pengemasan / Remodeling Kemudian setiap spermatid mengalami remodeling menjadi spermatozoa. Biasanya, satu sel spermatogonium bisa terbentuk menjadi 16 spermatozoa, namun dapat kurang karena hilangnya beberapa sel pada tahap-tahap tertentu. (Sherwood, Edisi 9)
DAFTAR PUSTAKA 1. Langman, T.W. Sadler., 2010.Embriologi Kedokteran. Jakarta: EGC 2. Sherwood, L. 20?., Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem Edisi 9. Jakarta:EGC