Komptensi Dasar
Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti proses pembelajaran, peserta didik diharapkan dapat:
1. Menjelaskan proses pembelahan sel
2. Menjelaskan sistem reproduksi manusia
3. Menjelaskan berbagai kelainan dan penyakit pada sistem reproduksi
4. Menjelakan pola hidup yang menunjang kesehatan reproduksi
5. Membuat laporan tertulis tentang kesehatan dan upaya pencegahan gangguan pada
organ reproduksi
6. Menyajikan hasil penelusuran informasi dari berbagai sumber terkait kesehatan dan
upaya pencegahan gangguan pada organ reproduksi
URAIAN MATERI
A. PEMBELAHAN SEL
Dalam masa pertumbuhan, tubuh makhluk hidup bertambah tinggi dan besar.
Mengapa demikian ? Ketika masa pertumbuhan, sel – sel penyusun tubuh makhluk
hidup mengalami pembelahan dan bertambah banyak sehingga menyebabkan
tubuh menjadi bertambah tinggi dan besar. Sel yang membelah disebut sebagai sel
induk dan keturunan yang dihasilkan disebut sel anakan. Pada proses pembelahan
sel, sel induk yang memiliki sejumlah kromosom yang berisi informasi genetik
akan memindahkan salinan informasi genetiknya kepada sel anakan yang menjadi
generasi berikutnya. Karena proses pembelahan sel inilah, makhluk hidup
memperoleh penurunan sifat dari kedua orang tuanya. Pembelahan sel terjadi
melalui tahap- tahap tertentu. Tujuan adanya tahap – tahap pembelahan sel adalah
untuk mengatur dan menjamin bahwa sel anakan menerima informasi genetik yang
sama persis dengan sel induknya. Karena jika tidak demikian, akan terjadi kelainan
pada sel – sel anakan yang dihasilkan. Berdasarkan ada atau tidaknya tahap – tahap
tertentu pada pembelahan sel, pembelahan sel dibedakan menjadi pembelahan sel
secara amitosis atau biner, pembelahan sel secara mitosis, dan pembelahan sel
secara meiosis (Aryulina, 2006).
Mitosis terjadi pada proses perbanyakan sel atau proses pertumbuhan suatu jaringan.
Mitosis merupakan periode pembelahan sel yang menghasilkan sel anak dengan
jumlah kromosom sama seperti induknya, yaitu 2n. Mitosis dapat dibagi menjadi 4
tahap, yaitu:
a. Profase
1) Nukleolus tidak tampak lagi dan membran nukleolus telah melebur.
2) Kromatin mengalami penebalan dan memendek menjadi kromosom.
3) Kromosom menggandakan diri membentuk kromatid.
4) Sepasang sentriol yang memisahkan diri ke kutub-kutub yang berlawanan.
Setelah sampai di kutub, sentriol membentuk benang-benang spindel yang
melekat pada sentromer di setiap kromatid.
b. Metafase
Kromosom terletak pada bidang tengah (bidang equator).
c. Anafase Kedua kromatid terlepas dari ikatan sentromer menuju kutub masing-
masing menjadi 2 kromosom baru.
d. Telofase
1) Kromosom telah berkumpul di kutub masing-masing.
2) Membran inti muncul dan membungkus dua kelompok kromosom yang telah
terpisah tersebut menjadi dua inti baru.
3) Kromosom kemudian menjadi benang-benang kromatin kembali.
4) Nukleolus dapat dilihat kembali
e. Sitokinesis
Setelah terbentuk dua inti sel, kemudian akan terjadi perpisahan sitoplasma
dengan pembentukkan dinding yang terbentuk dimulai dari pinggir sel menuju ke
tengah memisahkan kedua inti menjadi 2 sel baru.
B. Meiosis II
a. Profase II, selaput inti dan nekleus dalam sel mulai menghilang dan benang-
benang spindel menarik sentromer kedua kutub yang berbeda.
b. Metafase II, kromsosm terletak pada bidang equator.
c. Anafase II, kromatid berpisah bergerak ke arah berlawanan menuju kutub.
d. Telofase II, kromosom berkumpul pada kutub yang berbeda dan membran inti
muncul dan membran inti muncul membungkus kelompok kromsom tersebut.
Setelah melewati 2 kali pembelahan, maka dari satu sel akan dihasilkan 4 sel
dengan masing-masing sel mengandung kromosom separuh jumlah sel induknya.
4. Gametogenesis
A. Spermatogenesis
Merupakan pembentukan sel kelamin jantan atau sperma yang terjadi di dalam
testis spermatogenesis dihasilkan empat sperma haploid yang fungsional.
B. Oogenesis
Merupaka proses pembentukan gamet betina atau oogenesis, berlangsung didalam
ovarium organ kelamin betina. Pada oogenesis dihasilkan satu ovum haploid yang
berfungsional dan tiga polost sekunder non fungsional.
1. Testes
a) Testes ( buah sakar ) adalah suatu alat dengan dua fungsi,selain membuat
sperma juga merupakn organ endokrin,
b) Sebagai kelenjar endokrin menghasilkan hormon testosteroron yang merupakn
hormon kelamin jantan yang utama.
c) Hormon ini bertanggung jawab untuk perkembangan yang disebut ciri- ciri
kelamin sekunder dari laki – laki, seperti janggut, membesarnya suara, dan
bentuk badan jantan: hal ini perlu untuk produksi sperma.
d) Testosteron dibuat oleh sel- sel yang disebut sel interstisium, yang terdapat
ditubulus seminifer.
e) Sebaliknya sel – sel intertisium ini merupakan sel target hormon LH , yang di
hasilkan oleh lobus anterior kelnjar pituitari atau hipofisis, yang terletak didasar
otak.
f) Hormon kelenjar hipofisis,FSH bekerja langsung pada spermatogonia, untuk
merangsang produksi sperma tetapi LH secara tidak langsung dibutuhkan untuk
produksi sperma, karena testosteron juga penting untuk proses tersebut.
g) Pada seorang laki – laki dewasa setiap hari menghasilkan lebih dari seratus juta
sel sperma.
h) Sel ini berangsur – angsur bergerak melalui vasa eferensia yang bermuara
ketubulus seminifer dan ke epididmis, merupakan tempat pendewasaan lebih
lanjut dan penyimpanan.
i) Walaupun laju produksi sperma tak dikwatirkan kehabisan persediaan
spermatogonia, karena spermatogonia juga membelah diri secara mitosis dan
oleh karenanya memelihara populasinya.
j) Jika kekurangan testosteron, semua alat reproduksi laki – laki akan turun sesuai
dengan aktifitasnya.
k) Dalam kebanyakan kasus baik ereksi penis dan volume ejakulasi akan berkurang
juga.
l) Ini belum tentu bagaimana jika efek tingkah laku testosteron akan menghasilkan
penurunan testosteron laki – laki pada umumnya, tetapi ini dikenal apa bila
kekurangan testosteron akan menghasilkan penurunan tingkah laku seksual.
m) Laki – laki yang secara kebetulan sebelum masa pubertas berakhir akan
memperoleh ciri yang sama seperti wanita yaitu: memiliki timbunan lemak pada
payu dara dan pinggul, tidak tumbuh kumis atau jenggot serta kulitnya halus.
n) Jika pada laki – laki secara kebetulan, biasanya akan kehilangan/ rontok bulu
kumis dan jenggot, dan tulang ototnya akan lemah dan ukurannya kecil, akan
tetapi wanita atau anak – anak ciri- cirinya akan berkurang.
2. Saluran – saluran Reproduksi
a) Saluran reproduksi terdiri dari atas duktus epididimis, yaitu tempat pematangan
dan tempat penyimpanan sementara sperma.
b) Selanjutnya terdapat vasa deferensia yang merupakan suatu saluran untuk
mengangkat sperma ke vesika seminalis ( kantong sperma ).
c) Arah vasa deferensia ini keatas kemudian melingkar dan salah satunya berakhir
pada kelenjar prostat, dan dibelakang kantong kemih saluran ini bersatu
membentuk duktus ejakulatorius pendek yang berakhir di uretra.
d) Uretra dan duktus ejakulatorius sama- sama berakhir di ujung penis.
3. Kelenjar – kelenjar kelamin
Saluran kelamin dilengkapi dengan tiga kelenjar yang dapat mengeluarkan getah
/ secret / semen.
1. Vesikula seminalis berjumlah sepasang dan terletak diatas dan dibawah
kandung kemih.
a) Vesikula seminalis menghasilkan 60% dari volume total semen. cairan dari
vesikula seminalis berwarna jernih, kental mengandung lendir,asam amino
dan fruktosa.
b) Cairan ini berfungsi untuk memberi makanan pada sperma.
c) Selain itu vesikula seminalis juga mengeksresikan progtaglandin yang
berfungsi membuat otot uterin berkontraksi untuk mendorong semen
mencapai uterus.
2. Kelenjar prostat berukuran lebih besar bila dibandingkan dengan dua
kelenjar lainnya.
a) Cairan yang dihasilkan encer seperti susu dan bersifat alkalis sehingga
dapat menyeimbangkan keasaman residu urin di uretra dan keasaman
vagina.
b)Cairan ini langsung bernuara ke uretra lewat beberapa saluran kecil.
3. Kelenjar bulbouretral / cowper.
Kelenjar ini kecil, berjumlah sepasang terletak disepanjang uretra. Cairan
kelenjar ini pekat dan disekresikan sebelum penis mengeluarkan sperma
dan semen
B. Alat Kelamin Luar
a) Alat kelamin luar pada laki – laki adalah penis yang berfungsi untuk sebagai
alat kopulasi ( persetubuhan ).
b) Jadi penis merupakan organ yang didalamnya berisi saluran pembuluh darah
berupa kantong ( sinus ).
c) Pada keadaan normal kantung ini sedikit berisi darah, tetapi pada saat
mengalami rangsangan seksual atau pada saat kedinginan, kantong itu akan
berisi banyak darah..
d) Sebagai akibat pengisian itu penis menjadi lebih tegang.
e) Jadi lebih banyak darah dan efisien darah dialirkan dan mengisi kantong
tersebut,makin besar dan semakin tegang pula penis itu.
f) Panjang penis bervariasi dan sedikit banyak di pengaruhi oleh faktor rasial.
g) Ukuran pendek pada anak – anak dan mencapai ukuran panjang ketika
dewasa, yaitu setelah pubertas.
h) Panjang pada keadaan biasa tidak selalu mempengaruhi panjang pada
keadaan tegang atau ereksi.
Spermatogenesis
Tanda bahwa sistem reproduksi pada laki-laki telah matang adalah keluarnya air mani
dari penis. Biasanya, air mani tersebut keluar pada saat anak laki-laki mengalami mimpi
basah. Mimpi basah pada umumnya terjadi saat berumur antara 10 sampai dengan 14
tahun.
Air mani merupakan campuran sel-sel sperma dengan getah-getah yang dikeluarkan
oleh kelenjar reproduksi. Proses pembentukan sperma terjadi di dalam testis. Proses
pembentukan sperma disebut dengan spermatogenesis.
Pembentukan sel sperma terjadi di dalam tubulus seminiferus. Kata “tubulus” berasal
dari kata “tubula” yang artinya saluran, sedangkan kata “seminiferus” berasal dari kata
“semen” yang artinya sperma.
Diawali dari sel induk sperma atau spermatogonium yang bersifat diploid (2n).
Selanjutnya, sel spermatogonium mengalami pembelahan secara mitosis maupun
meiosis dan mengalami diferensiasi atau perkembangan, sehingga terbentuk sel sperma
atau spermatozoa yang memiliki ekor. Sel sperma yang terbentuk tersebut bersifat
haploid (n).
Alat Reproduksi Wanita
Alat kelamin luar dari pada wanita terdiri atas sebagai berikut:
1. Labia mayora ( bibir luar vagiana yang tampak tebal ), berlapis lemak.
2. Labia Minora ( vivir kecil ), yaitu sapasang lipatan kulit yang halus dan tipis serta
tidak berlapis lemak.
3. Clítoris, merupakan tonjolan kecil yang disebut juga kelentit.
4. Orificium urethrae ( Muara saluran kecing ) yang terdapat dibawah clítoris.
5. Himen ( selaput dara ), yang berlokasi dibawah salura kencing yang mengelilingi
temapat masuknya ke vagina.
Alat kelamin dalam
a) Pada manusia rahim hanya terdapat satu ruang atau simplek, berotot
b) Pada wanita yang belum pernah melahirkan, biasa panjangnya 7 cm dan
lebarnya 4-5 cm.
c) Rahim bawah mengecil yang dinamakan leher rahim ( serviks uteri ), sedangkan
bagian besar disebut badan rahim (corpus uteri ).
d) Rahim tersusun atas tiga lapisan yaitu, perimetrium, miometrium, dan
endometrium. Endometrium menghasilkan banyak dan mengandung banyak
pembuluh darah.
e) Lapisan inilah yang mengalami penebalan, dan akan mengelupas tiap bulannya
bila tidak ada zigot ( sel telur yang dibuahi) yang dinamakan (implantasi ).
f) Uterus merupakan ruangan untuk pertumbuhan untuk pertumbuhan dan
perkemba ngan janin.
Vagina
a) Vagina merupakan sebuah lubang berlapis otot yang membujur kerah belakang
dan atas.
b) Dinding vagin lebih tipis dari pada rahim dan banyak lipatan, hal ini untuk
memper mudah jalannya kelahiran bayi.
c) Disamping itu juga terdapat lendir yang dihasilkan oleh suatu kelenjar yaitu
kelenjar Bartholini.
Oogenesis
Oogenesis merupakan proses pembentukan sel kelamin perempuan yaitu sel telur atau
ovum dan terjadi di dalam organ yang disebut ovarium.
Pada saat baru lahir, anak perempuan sudah memiliki bakal sel ovum (sel primordial)
sebanyak 200.000 hingga 2.000.000.
Akan tetapi hanya sekitar 40.000 yang tersisa saat anak perempuan puber dan hanya 400
yang akan matang atau berkembang sempurna.
Sel telur yang matang diovulasikan (dikeluarkan dari ovarium) selama siklus reproduksi
perempuan.
Di dalam ovarium terdapat folikel yang berukuran kecil dengan calon bakal sel telur di
dalamnya.
Folikel dan bakal sel telur tersebut berkembang semakin besar. Setelah matang,sel telur
akan dikeluarkan dari ovarium.
Oogenesis dimulai saat seorang perempuan berada dalam kandungan. Sel primordial
akan membelah secara mitosis membentuk oogonium atau sel induk telur yang bersifat
diploid (2n).
Selanjutnya, akan terjadi pembelahan secara bertahap baik pembelahan mitosis maupun
meiosis.
Pada akhir peristiwa oogenesis, dari satu sel induk telur (oogonium) akan dihasilkan
satu sel telur (ovum) yang bersifat haploid (n) dan tiga badan polar (polosit).
C. SIKLUS MENSTRUASI
Menstruasi merupakan suatu keadaan keluarnya darah, cairan jaringan, lendir,
dan sel-sel epitel yang menyusun dinding rahim.
Apabila seorang perempuan mengalami menstruasi, maka akan keluar darah
melalui organ vitalnya.
Menstruasi ini biasanya terjadi satu bulan sekali. Siklus menstruasi akan terjadi
apabila sel telur yang dihasilkan oleh ovarium, tidak dibuahi oleh sel sperma.
Pada umumnya satu siklus menstruasi berlangsung selama 28 hari. Akan tetapi,
ada perempuan yang mengalami siklus menstruasi pendek dan panjang.
Seorang perempuan yang mengalami siklus menstruasi pendek, siklus
menstruasinya akan berlangsung sekitar 18 hari.
Sedangkan seorang perempuan yang mengalami siklus menstruasi panjang, siklus
menstruasinya akan berlangsung selama kurang lebih 40 hari.
Siklus yang terjadi pada Dinding Rahim
Fase-fase Menstruasi
Siklus menstruasi dapat dibagi menjadi beberapa fase. Fase pertama adalah fase
menstruasi, pada fase ini hormon FSH (Follicle Stimulating Hormone) memicu
berkembangya folikel dalam ovarium. Hormon FSH adalah hormon yang
dihasilkan oleh kelenjar pituitari atau hiofisis.
Kelenjar tersebut terletak di otak bagian depan. Pada fase ini, dinding rahim luruh
dan seorang perempuan mengalami menstruasi.
Pada proses perkembangan folikel, ada beberapa folikel yang berkembang, tetapi
hanya ada satu folikel yang dapat terus berkembang tiap bulannya.
Pada awal perkembangannya, folikel menghasilkan hormon estrogen dan hormon
progesteron.
Hormon estrogen dan progesteron ini akan memicu dinding rahim untuk
menebal. Pada saat ini dinding rahim sedang mengalami fase proliferasi.
Tujuan dari menebalnya dinding rahim adalah untuk mempersiapkan tempat
melekatnya embrio apabila sel telur dibuahi oleh sperma.
Fungsi lain dari hormon estrogen adalah memicu kembali kelenjar pituitari untuk
menghasilkan hormon FSH dan hormon LH (Leuteinizing Hormone).
Hormon LH terus diproduksi dan meningkat secara mendadak. Peningkatan
hormon LH ini akan memicu pengeluaran sel telur dari folikel yang telah matang,
proses ini disebut ovulasi.
Tingginya sisa metabolisme hormon LH (leuteinizing hormone) pada urine
digunakan sebagai bahan uji atau tes untuk mengetahui kapan terjadi ovulasi.
Alat tes untuk mengetahui waktu ovulasi tersebut mengandung suatu jenis
antibodi monoklonal yang dapat menimbulkan perubahan warna ketika bereaksi
dengan zat sisa metabolisme hormon LH.
Fase ketiga adalah fase sekretori. Folikel yang telah melepaskan sel telur akan
berubah menjadi korpus luteum.
Sel telur yang telah diovulasikan akan ditangkap oleh fimbriae dan bergerak
menuju ke tuba fallopi.
Jika pada saat itu sel telur tidak dibuahi oleh sperma (tidak terjadi fertilisasi),
maka akan dikirimkan sinyal tertentu pada korpus luteum untuk tidak
memproduksi hormon estrogen dan hormon progesteron lagi.
Dengan demikian, pada fase ini jumlah hormon estrogen dan hormon progesteron
pada perempuan rendah.
Rendahnya hormon estrogen dan hormon progesteron menyebabkan jaringan
penyusun dinding rahim rusak dan pembuluh darah yang ada pada dinding rahim
pecah, sehingga perempuan akan mengalami menstruasi.
Berikut ini uraian materi Struktur dan Fungsi Sistem Reproduksi pada submateri
Fertilisasi dan Kehamilan.
D. FERTILISASI
Apabila ada sel sperma yang masuk ke dalam saluran reproduksi perempuan, sel
sperma tersebut akan bergerak menuju sel telur.
Apabila telah bertemu dengan sel telur, bagian kepala sperma akan masuk ke
dalam sel telur dan meninggalkan bagian ekornya di luar sel telur.
Proses inilah yang mengawali terjadinya fertilisasi. Fertilisasi merupakan proses
peleburan inti sel sperma dengan inti sel telur, sehingga membentuk zigot. Proses
fertilisasi ini terjadi di dalam tuba fallopi. Sel sperma menggunakan flagela yang
bergerak memutar sebagai baling-baling untuk menggerakan tubuh dalam cairan
yang ada pada tuba fallopi menuju ke sel telur. Gerakan flagela ini dianalogikan
dengan baling-baling untuk mendorong perahu.
Skema Pergerakan Flagela sel Sperma
Ada beberapa mekanisme sel sperma dapat menemui sel telur. Sel sperma dapat
menemukan lokasi sel telur karena sel telur menghasilkan senyawa kimia berupa
hormon progesteron. Selain itu, juga karena adanya sensor panas (suhu tuba fallopi
atau tempat sel telur berada, lebih tinggi dibandingkan suhu tempat penyimpanan
sperma). lebih tinggi dibandingkan suhu tempat penyimpanan sperma). Zigot yang
terbentuk setelah terjadinya fertilisasi akan melakukan pembelahan, selanjutnya
berkembang menjadi embrio yang akan menuju ke rahim kemudian tertanam
(implantasi) ke dalam endometrium. Pada kondisi ini sese orang mengalami
kehamilan.
Contoh Soal